Anda di halaman 1dari 26

KETERAMPILAN BERTANYA

MAKALAH

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Mikro

Dosen Pengampu : Taopik Rahman, M.Pd.

Nuraly Masum Aprily, M.Pd.

Oleh :

Kelompok 3

06 Anis Fitria Sundari 1801769 4C PGPAUD


17 Vina Iswahyuni 1805519 4C PGPAUD
23 Megawati Windi Safitri 1806153 4C PGPAUD
37 Liska Rahmi Novianti 1807640 4C PGPAUD

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA KAMPUS TASIKMALAYA

2021

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Keterampilan Bertanya”.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjunan kita Nabi
Muhammad Shalallahualaihi wa sallam kepada keluarganya, para sahabatnya dan
mudah-mudahan sampai kepada kita semua selaku umatnya.

Harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman penyusun yakin masih


banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tasikmalaya, 5 Oktober 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................ i


DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 1
1.3 Tujuan ................................................................................... 1
1.4 Manfaat ................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 3
2.1 Pengertian Keterampilan Bertanya ...................................... 3
2.2 Tujuan, Dasar-Dasar dan Teknik Keterampilan Bertanya ... 3
2.4 Jenis – Jenis Keterampilan Bertanya ................................... 6
2.3 Komponen Keterampilan Bertanya ..................................... 7
2.3.1 Keterampilan Bertanya Dasar ......................................... 11
2.3.2 Keterampilan Bertanya Lanjutan ................................... 15
BAB III PENUTUP ............................................................................ 21
3.1 Kesimpulan .......................................................................... 21
3.2 Saran ..................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Hal ini bertolak
dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak
didiknya. Kerangka berpikir yang demikian menghendaki seorang guru untak
melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu
dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi deduktif. Keterampilan dasar mengajar
adalah keterampilan yang mutlak harus guru punyai. Keterampilan dasar mengajar yang
harus dikuasai oleh guru salah satunya adalah keterampilan bertanya. (Djamarah, 2005)

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, sebagai
berikut:

1. Apa yang dimaksud keterampilan bertanya ?


2. Bagaimana Tujuan, dasar-dasar dan teknik pertanyaan yang baik itu ?
3. Apa saja jenis jenis keterampilan bertanya ?
4. Apa saja komponen-komponen keterampilan bertanya dasar ?
5. Apa saja komponen komponen Kerterampilan bertanya lanjut ?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Inklusif. Selain itu, juga bertujuan agar megetahui mengenai:

1) Definisi keterampilan bertanya,

2) Tujuan, Dasar-dasar dan teknik Keterampilan Bertanya

3) Jenis Jenis keterampilan Bertanya

4) Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar


5) Komponen-komponen keterampilan bertanya lanjut

1.4 Manfaat

Adapun manfaat penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1.Bagi penulis, belajar menyusun laporan dan lebih mengetahui tentang


keterampilan bertanya dasar dan lanjut

2. Bagi kalangan akademik,diharapkan penyusunan laporan ini dapat dijadikan


sebagai bahan studi perbandingan serta sebagai bahan pertimbangan untuk
penelitian dan pengembangan lebih lanjut.

3. Bagi kalangan umum, diharapkan penyusunan laporan ini nantinya dapat


bermanfaat dan dapat dipertimbangkan pengembangannya.Jenis-Jenis
Pertanyaan
BAB II

PEMBAHASAAN

2.1 Pengertian keterampilan bertanya

Udin Syaefudin Saud menyatakan bahwa keterampilan bertanya adalah setiap


pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri peserta didik. Hal senada
juga dikemukakan oleh Bukhari Alma bahwaketerampilan bertanya adalah cara-cara
yang dapat digunakan guru untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa. Pada
hakikatnya bertanya dan menjawab pertanyaan itu adalah belajar.

“Wina Sanjaya mengutip penjelasan dari Marno & M. Idris yang mengungkapkan
dasarnya pertanyaan yang baik akan menuntun kita pada jawaban yang sesungguhnya.
Demikian juga sebaliknya, pertanyaan yang jelek akan menjauhkan kita dari jawaban
yang memuaskan. Hal ini senada dengan istilah question is knowlegde, pengetahuan
dibangun dari rasa ingin tahu manusia yang berwujud pertanyaan. Guru harus
menciptakan kegiatan bertanya. Guru juga harus melakukan berbagai macam cara dan
pendekatan agar peserta didik mau menjawab pertanyaan guru. Para ahli percaya,
pertanyaan yang baik memiliki dampak yang positif terhadap siswa.”

Berdasarkan pendapat beberapa para ahli terserbut dapat disimpulkan bahwa


keterampilan bertanya merupakan kemampuan guru merangsang siswa untuk
mendorong siswa supaya dapat lebih berfikir kritis dan dapat memperluas wawasannya.
Maka dari itu keterampilan bertanya yang dimiliki oleh guru berperan penting dalam
proses pembelajaran. Dengan kemampuan bertanya menggunakan berbagai jenis
pertanyaan dapat merangsang siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran.

2.2 Tujuan, Dasar-Dasar Dan Teknik Keterampilan Bertanya

Menurut Mufarokah (2009:154) keterampilan bertanya bertujuan untuk :

a) Merangsang dan meningkatkan kemampuan berpikir siswa


Pemberian pertanyaan kepada siswa dalam kegiatan mengajar dapat
membangkitkan rasa ingin tahu siswa terhadap jawaban dari pertanyaan yang
diberikan.
b) Memotivasi siswa agar terlibat dalam interaksi
Melalui komunikasi bertanya secara efektif guru dapat memberikan
pesan-pesan edukatif kepada siswa tanpa ada suatu tekanan, sehingga dapat
menggunggah integrasi dan motivasi belajar siswa untuk dapat membelajarkan
siswa secara efektif dan kontinyu.
c) Melatih siswa berpikir divergen
Karakteristik pola pikir divergen umumnya spontan dalam
menyampaikan ide, sedangkan anak punya rasa ingin tahu yang tinggi, sehingga
dapat melatih mencari ide-ide baru walau sudah ada solusi yang standar untuk
memecahkan masalah tersebut.
d) Melatih kemampuan mengutarakan pendapat
Berikan siswa kesempatan untuk menyampaikan gagasan dan
perasaannya. Hal ini bermanfaat dalam kemampuan berkomunikasi anak.
e) Mencapai tujuan belajar
Dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa terkait materi
pelajaran yang diberikan, guru dan murid menciptakan suasana belajar mengajar
yang lebih aktif karena adanya partisipasi aktif dari siswa untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan. Selain itu, dengan melontarkan beberapa pertanyaan
kepada siswa, guru dan murid pada akhirnya menjalin komunikasi dua arah
dalam kegiatan belajar mengajar.
Dasar-dasar keterampilan bertanya

Menurut uzer (2011:75) dasar-dasar pertanyaan baik dalam keterampilan


bertanya, antara lain : a) Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa, b) Berikan informasi
yang cukup untuk menjawab pertanyaan, c) Difokuskan pada suatu masalah atau tugas
tertentu, d) Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab
pertanyaan, e) Bagikan semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata, f)
Berikan respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul kebeneranian siswa
untuk menjawab atau bertanya, g) Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat
menemukan sendiri jawaban yang benar.

Teknik Keterampilan Bertanya

Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan tepat merupakan suatu alat
komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa .Karena guru menguasai berbagai teknik
bertanya. Selain itu guru juga hendaknya mendengarkan dengan sunguh-sungguh apa
yang dikemukakan siswa, kemudian memberikan tanggapan yang positif terhadapnya.
Penguasaan berbagai teknik bertanya harus disertai dengan keinginan dan kemampuan
untuk mendengarkan dengan baik serta dilandasi sikap terbuka dan positif . Penguasaan
teknik bertanya merupakan suatu wahana penunjang terlaksananya cara belajar siswa
aktif. Dalam mengajukan pertanyaan dapat digunakan teknik sebagai berikut :

1. Guru bertanya kepada semua siswa, lalu memberikan giliran kepada seseorang.
2. Siswa memberikan jawaban yang tepat dan dapat mendorong siswa lainnya
untuk memberikan tanggapan dan mengajukan pertanyaan.
3. Setelah beberapa tanggapan dan jawaban siswa, guru mengemukakan
pertanyaan lagi dan akhirnya siswa bersama guru membuat kesimpulan jawaban.

Selain itu, dapat pula digunakan teknik sebagai berikut:

a) Semua siswa dalam kelas secara serentak member tanggapan terhadap


pertanyaan
b) Pertanyaan diajukan kepada seluruh kelas, kemudian beberapa siswa diminta
untuk menjawab
c) Masing-masing siswa ditanya secara langsung
d) Dengan cara berkompetisi sehat, misalnya antara siswa wanita dengan laki-laki
atau antara kelompok pertama dengan kelompok kedua, dan seterusnya.
Beberapa petunjuk teknis yaitu:

a) Tunjukkan keantusiasan dan kehangatan


b) Berikan waktu secukupnya kepada siswa untu berpikir
c) Atur lalu lintas bertanya jawab
d) Hindari pertanyaan ganda
e) Berikan pertanyaan berjenjang
f) Gunakan pertanyaan-pertanyaan melacak
2.3 Jenis-Jenis Keterampilan Bertanya
Terdapat beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis pertanyaan. Menurut
Usman, M. U (2006, 75-76), terdapat beberapa cara untuk menggolongkan jenis-jenis
pertanyaan, terdiri atas jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya dan jenis-jenis
pertanyaan menurut Taksonomi Bloom.

Jenis-jenis pertanyaan menurut maksudnya, meliputi:

1. Pertanyaan Permintaan (Compliance Question), yaitu pertanyaan yang


mengharapkan agar siswa mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk
pertanyaan. Contoh: Amir, maukah kamu menutupkan jendela yang di sebelah
sana?
2. Pertanyaan Retoris (Rhetorical Question), yaitu pertanyaan yang tidak
menghendaki jawaban, melainkan akan dijawab sendiri oleh guru. Hal itu
merupakan teknik penyampaian informasi kepada murid. Contoh: Mengapa
beriman kepada malaikat akan berdampak positif bagi kehidupan kita sehari-
hari? Karena, dengan mengingat adanya malaikat kita akan menyadari bahwa
kehidupan di dunia ini ternyata ada yang mengawasi setiap perbuatan kita.
3. Pertanyaan Mengarahkan/Menuntun (Prompting Question), yaitu pertanyaan
yang diajukan untuk memberi arah kepada murid dalam proses berpikirnya.
Apabila siswa tidak menjawab pertanyaan atau salah menjawab, hendaknya guru
mengajukan pertanyaan lanjutan yang akan mengarahkan/menuntun proses
berpikir siswa sehingga pada akhirnya siswa dapat menemukan jawaban dari
pertanyaan pertama tadi.
4. Pertanyaan Menggali (Probing Question), yaitu pertanyaan yang akan
mendorong siswa untuk lebih mendalami jawabannya terhadap pertanyaan
pertama. Dengan pertanyaan menggali ini, siswa didorong untuk meningkatkan
kualitas ataupun kuantitas jawaban yang telah diberikan pada pertanyaan
sebelumnya.
Jenis-jenis pertanyaan menurut Taksonomi Bloom, meliputi:

1. Pertanyaan Pengetahuan (Precall Question atau Legde Question). Pertanyaan


yang mengharapkan jawaban sifatnya hafalan atau ingatan terhadap apa yang
telah dipelajari siswa. Kata-kata yang sering digunakan dalam menyusun
pertanyaan pengetahuan adalah apa, dimana, kapan, siapa, atau sebutkan.
Contoh: Apa nama ibukota negara Indonesia?
2. Pertanyaan Pemahaman (Comprehension Question). Pertanyaan yang
menghendaki jawaban yang bersifat pemahaman dengan kata-kata sendiri. Kata-
kata yang sering digunakan untuk menyusun pemahaman adalah
jelaskan/uraikan dengan kata-katamu sendiri, bandingkan. Contoh: Jelaskan
dengan kata-katamu sendiri tentang pertumbuhan dan perkembangan!
3. Pertanyaan Penerapan (Aplication Question). Pertanyaan yang menghendaki
jawaban untuk menerapkan pengetahuan atau informasi yang diterimanya.
Contoh: Tunjukkan bukti bahwa islam sangat memperhatikan kebersihan!
4. Pertanyaan Sintesis (Synthesis Question). Ciri dari pertanyaan ini jawabannya
yang benar, tidak tunggal, tetapi lebih dari satu dan menuntut siswa untuk untuk
membuat ramalan/prediksi, memecahkan masalah dan mencari komunikasi.
Contoh: Apa yang terjadi jika seorang manusia tidak memiliki agama?
5. Pertanyaan Evaluasi (Evaluation Question). Pertanyaan yang menghendaki
siswa dengan cara memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu
yang ditampilkan. Contoh: Bagaimana penilaianmu tentang politik di Indonesia?

2.4 Komponen Keterampilan Bertanya

2.4.1 Komponen Keterampilan Bertanya Dasar

Secara etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua suku kata
yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Bertanya” berasal
dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata
“terampil” memiliki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”.
Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat dirumuskan adalah
kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari
orang lain, atau pihak yang menjadi lawan bicara.

Salah satu bentuk konkrit dari seseorang yang memiliki keterampilan


mengembangkan pertanyaan, yaitu akan melahirkan pertanyaan-pertanyaan yang cukup
baik. Dengan pertanyaan yang baik akan dapat menggali wawasan dan pengetahuan
serta kemampuan berpikir pihak yang ditanya. Pertanyaan adalah alat untuk
mendapatkan jawaban atau respon dari seseorang. Pengertian itu menunjukan betapa
pentingnya sebuah rumusan pertanyaan karena merupakan kunci untuk mendapatkan
respon yang sesuai harapan dari pihak yang bertanya.

Kegiatan bertanya dalam proses pembelajaran dimaksudkan untuk memfasilitasi


terjadinya belajar, yaitu perubahan perilaku yang menyeluruh (pengetahuan, sikap,
keterampilan) pada siswa. Upaya mendapatkan informasi merupakan salah satu tujuan
dari pembelajaran, tujuan lain yang lebih mendalam adalah bagaimana agar setiap
informasi pembelajaran yang diperolehnya itu dikaji, diproses dan diolah, melalui
pertanyaan-pertanyaan sehingga dipahami dan dapat meningkatkan kemampuan
berpikir siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Apakah pertanyaan yang diajukan
selalu harus dalam kalimat tanya, seperti “siapakah presiden RI yang ke empat ?”.
Sementara kalimat dalam bentuk suruhan atau pernyataan yang mengharapkan respon
dari siswa, seperti “coba jelaskan bagaimana pendapatmu jika sampah bertumpuk di
tempat pemukiman tidak dibuang ke tempatnya”, tidak termasuk kedalam pertanyaan.

Menurut John I. Bolla, dalam proses pembelajaran setiap pertanyaan baik berupa
kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respon siswa sehingga siswa memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir, dimasukkan dalam pertanyaan.
Pendapat serupa dikemukakan G.A Brown dan R. Edmonson dalam Siti Julaeha,
pertanyaan adalah “segala pernyataan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan)”.

Merujuk pada dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang
diajukan tidak selalu dalam rumusan kalimat tanya, melainkan dalam bentuk suruhan
atau pernyataan, selama itu dimaksudkan adanya respon dari siswa, dikategorikan
sebagai pertanyaan.
Dalam perkembangannya keterampilan bertanya diklasifikasikan kedalam dua
jenis, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Dalam
kegiatan pembelajaran dua ini, kita memfokuskan bahasannya pada keterampilan
bertanya dasar, sedangkan keterampilan bertanya lanjut akan dibahas dalam kegiatan
pembelajaran tiga.

Keterampilan bertanya dasar merupakan pertanyaan pertama dan pembuka. Jadi


merupakan kunci awal untuk menggali informasi atau meminta penjelasan sebelum
melanjutkan komunikasi atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan selanjutnya. Dengan
demikian bertanya dasar adalah pertanyaan pokok atau dasar yang berfungsi sebagai
stimulus untuk merangsang munculnya jawaban atau respon dari siswa.

Tujuan, Tipe dan Syarat-syarat Bertanya

1. Tujuan

Dalam pembelajaran pertanyaan kadang-kadang menjadi unsur yang paling sering


digunakan oleh guru untuk mengolah informasi pembelajaran. Pertanyaan dalam
pembelajaran pada dasaranya adalah untuk membelajarkan siswa, yaitu
mengkomunikasikan materi dan lingkungan pembelajaran lainnya untuk mencapai
tujuan pembelajaran.

Adapun secara terperinci tujuan pertanyaan, seperti dikemukakan Turney (1979) dalam
Siti Julaeha diidentifikasi dalam beberapa aspek sebagai berikut:

a. Membangkitkan minat dan keingintahuan siswa tentang suatu topik


b. Memusatkan perhatian pada masalah tertentu
c. Menggalakkan penerapan belajar aktif
d. Merangsang siswa mengajukan pertanyaan sendiri
e. Menstrukturkan tugas-tugas hingga kegiatan belajar dapat berlangsung
secara maksimal
f. Mendiagnosis kesulitan belajar siswa
g. Mengkomunikan dan merealisasikan bahwa semua siswa harus terlibat
secara aktif dalam pembelajaran
h. Menyediakan kesempatan bagi siswa untuk mendemonstrasikan
pemahamannya tentang informasi yang diberikan
i. Melibatkan siswa dalam memanfaatkan kesimpulan yang dapat
mendorong mengembangkan proses berpikir
j. Mengembangkan kebiasaan menanggapi pernyataan teman atau
pernyataan guru
k. Memberi kesempatan untuk belajar berdiskusi
l. Menyatakan perasaan dan pikiran yang murni kepada siswa
2. Tipe pertanyaan

Tipe atau bentuk pertanyaan sangat beragam, penggunaan setiap bentuk pertanyaan
tergantung pada tujuan yang diharapkan. Jika diidentifikasi paling tidak ada enam tipe
atau bentuk pertanyaan, yaitu:

a. Pertanyaan yang menuntut fakta-fakat; yaitu pertanyan untuk


mengembangkan atau melatih daya ingat siswa terhadap sesuatu yang
pernah dipelajarinya. Misalnya “Kapan pemilihan presiden Republik
Indonesia pertama kali yang langung dipilih oleh rakyat”.
b. Pertanyaan yang menuntut kemampuan membandingkan; yaitu
pertanyaan untuk mengembangkan atau melatih daya pikir khususnya
kemampuan berpikir analisis dan sintesis. Misalnya “Bandingkan antara
perjalanan dengan menggunakan kereta api dan Bis ?”.
c. Pertanyaan yang menutut kemampuan analisis; yaitu pertanyaan untuk
mengembangkan dan melatih kemampuan atau daya analisis. Misalnya
“Apa yang menyebabkan terjadinya bencana Tsunami”
d. Pertanyaan yang menutut kemampuan memperkirakan (judgment); yaitu
pertanyaan untuk mengembangkan atau melatih kemampuan
meramalkan atau membuat perkiraan-perkiraan. Misalnya sambil
menunjuk buah pepaya “Berapa kg kah berat buah pepaya ini ?”
e. Pertanyaan yang menutut pengorganisasian; yaitu pertanyaan untuk
mengembangkan atau melatih kemampuan berpikir secara teratur,logis,
sistematis dan komprehensif. Misalnya “Jelaskan bagaimana upaya
untuk menyelamatkan diri dari bencana alam gempa bumi ?”
f. Pertanyaan yang tidak perlu dikemukakan jawabannya; yaitu pertanyaan
untuk memberikan penegasan atau meyakinkan tentang sesuatu kepada
siswa. Pertanyaan semacam ini digolongkan kedalam jenis pertanyaan
retorika yang tidak perlu mendapatkan jawaban. Misalnya, setelah guru
menjelaskan tentang cara-cara darurat untuk menyelamatkan diri dari
bahaya gempa bumi, kemudian guru bertanya “Apakah perlu informasi
ini diketahui pula oleh teman-taman kalian yang lain ?”

3. Syarat-syarat pertanyaan

Agar pertanyaan yang diajukan mendapat respon yang baik sesuai dengan apa yang
diharapkan, maka ketika menyampaikan pertanyaan untuk tipe atau bentuk pertanyaan
manapun hendaknya memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:

a. Pertanyaan disampaikan dengan menggunakan kalimat atau bahasa


yang mudah ditangkap oleh pihak yang ditanya
b. Pertanyaan diajukan secara klasikal, berikan waktu untuk berpikir
kemudian baru ditunjuk salah seorang yang diminta untuk
menjawabnya
c. Beri kesempatan secara adil dan merata kepada setiap siswa untuk
mendapatkan pertanyaan
d. Penunjukan siswa yang diminta jawaban tidak dilakukan secara
berurutan atau sistematis, akan tetapi harus diusahakan secara acak
agar setiap siswa memusatkan perhatian dan memiliki kesiapan untuk
menjawab (belajar).

Komponen Keterampilan Bertanya Dasar

Keterampilan bertanya memiliki beberapa komponen yang harus diperhatikan


oleh guru. Kemampuan guru menguasai terhadap setiap komponen keterampilan
bertanya dan menerapkannya dalam pembelajaran akan sangat menentukan kualitas
pembelajaran. Komponen-komponen tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat

Pertanyaan yang diajukan harus jelas, singkat dan dapat dipahami oleh yang
diharapkan dapat memberikan jawaban (siswa). Pertanyaan dengan kalimat yang
panjang dan berbelit- belit akan mempersulit memahami isi pertanyaan yang diajukan.

b. Pemberian acuan

Pemberian acuan (structuring) dimaksudkan untuk membantu siswa mengolah


informasi pembelajaran dan menemukan jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan
dengan tetap memfokuskan perhatian pada topik pembelajaran.

c. Pemusatan

Pertanyaan berdasarkan cakupannya dapat dibedakan kedalam dua jenis yaitu:


pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Keduanya memiliki peluang yang sama untuk
digunakan, tergantung pada tujuan dari pertanyaan itu sendiri. Pertanyaan luas
memungkinkan jawaban yang didapatkan masih bersifat umum dan cukup luas. Adapun
pertanyaan sempit, jawaban atas pertanyaan itu sudah lebih khusus, spesifik. Oleh
karena itu atas pertanyaan yang menghendaki jawaban khusus, penggunaan pemusatan
sangat diperlukan agar lebih mengarahkan jawaban yang diharapkan.

d. Pemindahan giliran

Melalui pertanyaan diharapkan mengaktipkan belajar seluruh siswa. Oleh karena itu
pemindahan giliran (redirecting) sangat penting agar jawaban tidak didominasi oleh
siswa- siswa tertentu saja. Disamping itu melalui pemindahan giliran dimaksudkan
untuk lebih memperjelas jawaban.

e. Penyebaran

Hampir sama dengan pemindahan giliran, melalui penyebaran dimaksudkan untuk


memberi kesempatan kepada semua siswa aktif dan mendapatkan kesempatan yang
sama untuk menjawab atau mengemukakan pendapatnya.
f. Pemberian waktu berpikir

Setelah pertanyaan diajukan kepada siswa, tidak secara langsung menyuruh siswa
untuk menjawabnya, akan tetapi terlebih dahulu beri kesempatan kepada siswa untuk
berpikir dan mermuskan jawabannya, sehingga jawaban yang dikemukakan siswa
merupakan hasil berpikir secara maksimal.

g. Pemberian tuntunan

Kadang-kadang siswa mengalami kesulitan untuk mengemukakan jawaban yang


tepat atas pertanyaan yang diajukan oleh guru. Disinilah guru perlu memberikan
tuntunan (prompting), sehingga siswa mempunyai gambaran yang jelas dan dapat
memberikan jawaban secara tepat. Misalnya dengan cara mengulang kembali
pertanyaan, lebih menyederhanakan lagi kalimat pertanyaan, atau memberikan
penjelasan singkat terhadap materi yang ditanyakan.

E. Prinsip-prinsip Keterampilan Bertanya Dasar

Kegiatan bertanya hampir tidak pernah terlewatkan dalam setiap pembelajaran di


setiap jenjang dan jenis satuan pendidikan dimanapun. Oleh karena itu keterampilan
bertanya harus dilatih, dikembangkan sehingga dapat memfasilitasi untuk terjadinya
pembelajaran secara lebih aktip dan produktif.

Prinsip-prinsip pokok yang harus diperhatikan oleh para guru, calon guru dalam
menggunakan keterampilan bertanya antara lain:

1. Kehangatan dan keantusiasan

Suasana pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang menyenangkan


sehingga siswa merasa aman dan betah dalam belajar. Salah satu upaya
mengembangkan suasana pembelajaran yang menyenangkan antara lain bagaimana
pertanyaan yang diajukan memiliki nuansa psikologis yang hangat dan mendorong
sipirit belajar yang tinggi. Melalui penciptaan kondisi yang hangat siswa bebas dan
aman untuk mengembangkan kemampuan berpkir melalui jawaban-jawaban yang
disampaikannya.
2. Memberikan waktu berpikir

Disamping kedua prinsip tersebut di atas, untuk mengefektipkan keterampilan


bertanya, hendaknya menghindari hal-hal sebagai berikut:

1. Mengulangi pertanyaan sendiri

Kebiasaan mengulang-ulang pertanyaan yang dianggap sudah jelas akan


mengganggu konsentrasi siswa untuk menjawabnya. Oleh karena itu apabila pertanyaan
yang diajukan sudah dimengerti oleh siswa, guru tidak perlu mengulang lagi pertanyaan
tersebut.

2. Mengulangi jawaban siswa

Memberikan penguatan terhadap jawaban siswa termasuk prinsip pembelajaran


yang harus dilakukan oleh guru. Namun apabila penguatan tersebut dilakukan dengan
cara mengulangi lagi jawaban siswa bukan terknik penguatan yang baik dan harus
dihindari, karena tidak akan mengembangkan pemikiran siswa.

3. Menjawab pertanyaan sendiri

Pertanyaan yang diajukan oleh guru dimaksudkan untuk dijawab atau direspon oleh
siswa. Oleh karena itu guru tidak perlu menjawab sendiri atas pertanyaan yang
diajukannya, walaupun siswa belum menemukan jawabannya. Lebih baik guru
menerapkan pertanyaan tuntunan terhadap pertanyaan pertama yang diajukan sehingga
siswa terdorong untuk menjawabnya.

4. Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak

Kebiasaan mengajukan pertanyaan yang secara spontan memancing siswa bersama-


sama menjawabanya harus dihindari. Misalnya apakah kalian setuju dengan pendapat
dari teman kalian tadi ?. Pertanyaan seperti itu secara spontan siswa akan menjawab
setuju atau tidak. Sebaiknya pertanyaan diajukan kepada seluruh kelas, kemudian secara
acak tunjuk salah seorang untuk menjawabnya, sehingga setiap siswa berusaha untuk
berpikir.

5. Mengajukan pertanyaan ganda


Siswa akan mengalami kesulitan untuk menjawab secara analitis dan memusatkan
pada satu pertanyaan, apabila pertanyaan yang diajukan oleh guru memuat beberapa
pertanyaan. Misalnya jelaskan apa yang dimaksud dengan gempa tektonik, apa
penyebabnya, bagaimana dampaknya terhadap lingkungan, dan seterusnya. Pertanyaan
demikian akan membingungkan dan mempersulit siswa untuk mengkaji secara lebih
mendalam, sehingga tidak akan didapatkan hasil belajar yang maksimal.

6. Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan

Seperti dijelaskan sebelumnya, bahwa dengan pertanyaan yang diajukan


dimaksudkan untuk mengaktifkan belajar siswa, dan aktivitas belajar ditujukan bagi
seluruh siswa. Oleh karena itu sebelum pertanyaan diajukan harus dihindari menyebut
atau menentukan siswa tertentu terlebih dahulu yang harus menjawabnya. Bila terlebih
dahulu sudah ditentukan salah seorang siswa yang harus menjawab, dikhawatirkan
siswa yang lain tidak akan ikut berpikir.

2.4.2 Komponen Keterampilan Bertanya Lanjut

Pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan pertama (dasar) yaitu untuk
mengorek atau mengungkap kemampuan berpikir yang lebih dalam, analitis dan
komprehensif dari pihak yang diberi pertanyaan (Sukirman, D. & Kasmad, M., 2006,
hlm. 186). Keberhasilan mengembangkan kemampuan berpikir yang dilakukan melalui
bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil pembelajaran yang dikembangkan
melalui penggunaan pertanyaan dasar. Oleh karena itu sebagai kegiatan awal, beberapa
persyaratan ketentuan dan prinsip dalam keterampilan bertanya dasar harus benar-benar
diperhatikan agar membuka jalan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya, yaitu melalui
penerapan keterampilan bertanya lanjut.

Indriyani, S. & Rohita (2019, hlm. 3) mengemukakan bahwa keterampilan


bertanya lanjut adalah kecakapan guru dalam mengajukan pertanyaan kepada peserta
didik untuk lebih mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir peserta
didik, memperbesar partisipasi dan mendorong peserta didik agar dapat berinisiatif
sendiri dengan cara 1) melakukan perubahan tuntunan tingkat kognitif pada pertanyaan
yang diajukan, 2) mengatur urutan pertanyaan, 3) menggunakan pertanyaan
pelacakapabila jawaban yang diberikan peserta didik masih kurang tepat, dan 4)
meningkatkan terjadinya interaksi.

Keterampilan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya dasar, lebih


mengutamakan usaha mengembangkan kemampuan berpikir, memperbesar partisipasi
dan mendorong lawan bicara agar lebih aktif dan kritis mengembangkan kemampuan
berpikirnya. Dalam pembelajaran, yang menjadi lawan bicara adalah peserta didik. Oleh
karena itu, keterampilan bertanya lanjut akan sangat membantu mengembangkan
kemampuan berpikir, serta memotivasi para peserta didik untuk menyampaikan
gagasan, ide, wawasan, dan pengalaman belajar lainnya.

Melalui bertanya lanjut setiap peserta didik dirangsang untuk aktif berpikir,
melakukan berbagai ativitas belajar, sehingga proses dan hasil pembelajaran akan lebih
dinamis dan berkualitas. Oleh karena itu, bagi setiap calon guru atau para guru,
keterampilan menerapkan bertanya baik dasar maupun bertanya lanjut harus dilatih dan
dikembangkan sehingga akan menjadi daya kekuatan untuk menunjang kemampuan
sebagai tenaga guru yang lebih profesional.

Tujuan dan Manfaat Bertanya Lanjut

Tujuan dan manfaat dari keterampilan bertanya dasar masih relevan dan berlaku
pula untuk kepentingan bertanya lanjut. Namun untuk kepentingan pertanyaan lanjut,
tujuan dan manfaat itu lebih luas lagi dan ada hal-hal yang belum terjangkau oleh tujuan
dan manfaat dari pertanyaan dasar. Tujuan dan manfaat dari pertanyaan lanjut yang
dimaksud yaitu untuk memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan
kemampuannya dalam mengatasi masalah, atau mengembangkan kemampuan berpikir
secara lebih tajam, analitis dan komprehensif.

Secara lebih spesifik tujuan dan manfaat dari bertanya lanjut (Sukirman, D. & Kasmad,
M., 2006, hlm. 187) adalah sebagai sebagai berikut:

1. Mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik untuk menemukan,


mengorganisasi, atau menilai atas informasi yang diperoleh.
2. Meningkatkan kemampuan peserta didik dalam membentuk dan
mengungkapkan pertanyaan- pertanyaan yang didasarkan atas informasi
yang lebih lengkap dan relavan.
3. Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan memunculkan ide-
ide yang lebih kreatif dan inovatif.
4. Memberi kesempatan untuk melakukan proses pembelajaran kepada hal-
hal yang lebih analitis, rumit dan kompleks.

Penggolongan Pertanyaan Lanjut

Sebagai penutun bagi calon guru atau para guru dalam menerapkan keterampilan
bertanya lanjut, dapat digunakan klasifikasi tingkatan belajar yang disampaikan oleh
Bloom (taksonomi Bloom). Berdasarkan taksonomi dari Bloom, pertanyaan dapat
digolongkan kedalam enam kelompok atau jenis (Sukirman, D. & Kasmad, M., 2006,
hlm. 187), yaitu:

a. Pertanyaan ingatan (knowledge)

Pertanyaan ingatan adalah jenis pertanyaan yang mengharapkan peserta didik dapat
mengenal atau mengingat informasi. Peserta didik tidak diminta untuk memanipulasi
informasi, tetapi hanya diminta untuk mengingat informasi tersebut seperti yang mereka
pernah pelajari sebelumnya.

Kata-kata yang sering digunakan untuk jenis pertanyaan ini, seperti siapa, apa,
dimana, kapan, definisi, ingat, kenal dan lain sebagainya yang sejenis. Sebagai contoh
dapat digunakan pertanyaan-pertanyaan berikut :

1) Apa nama sekolah kita?


2) Siapa nama guru kelas B TK Islam Nueul Huda?
3) Dimana rumahmu?
4) Kapan sholat subuh dilaksanakan?
b. Pertanyaan pemahaman (comprehension)

Pertanyaan yang diarahkan untuk membuktikan bahwa peserta didik telah


mempunyai pengertian yang cukup untuk mengorganisasikan dan menyusun materi-
materi yang telah diketahui sebelumnya. Dalam menjawab pertanyaan ini peserta didik
harus mampu memilih fakta-fakta yang cocok, sehingga dalam menyampaikan jawaban
harus berpikir lebih dari sekedar mengingat kembali informasi- informasi.

Contoh kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pemahaman:


deskripsikan, uraikan, bandingkan, cari perbedaannya, sederhanakan, katakan dengan
bahasamu sendiri, jelaskan ide pokok dari tulisan tersebut, dan lain sebagainya.
Jawaban atas jenis pertanyaan pemahaman seperti dalam contoh tersebut adalah
merupakan deskripsi dengan menggunakan kata-kata sendiri. Oleh karena itu, pihak
yang menjawab dituntut memiliki pengetahuan, wawasan yang cukup dari kegiatan
belajar sebelumnya, untuk dapat memberi tanggapan atau menjawab dengan nalar
sendiri.

c. Pertanyaan penerapan (aplication)

Kemampuan mengingat, menginterpretasikan atau mendeskripsikan diperlukan dan


menjadi salah satu indikator dari hasil pembelajaran. Namun dengan kemampuan itu
saja masih belum cukup, peserta didik harus dibimbing agar mampu menerapkan
informasi atau pengetahuan yang telah dimilikinya dalam memecahkan masalah-
masalah aktual. Pertanyaan yang meminta peserta didik menerapkan informasi-
informasi yang telah mereka pelajari agar dapat memecahkan suatu masalah dinamakan
pertanyaan penerapan.

Pertanyaan penerapan menghendaki peserta didik untuk menerapkan pengetahuan


yang berpa suatu aturan, generalisasi, aksioma, atau proses pada suatu masalah dan
menemukan satu jawaban yang benar terhadap masalah itu. Kata-kata yang sering
digunakan dalam mengembangkan pertanyaan jenis ini pada umumnya seperti:
terapkan, klasifikasikan, gunakan, pilih, manfaatkan, tulis suatu conoth, pecahkan, dan
lain sebagaina yang sejenis.

d. Pertanyaan analisis (analysis)

Pertanyaan lanjut untuk mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara


lebih rinci, kritis dan mendalam yaitu pertanyaan analisis. Pertanyaan jenis ini biasanya
dilakukan untuk mengidentifikasi, mempertimbangkan, menganalisis, dan lain
sebagainya. Adapun kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan analisis ini
antara lain: identifikasi motif atau sebab-sebab, membuat kesimpulan, menemukan
kejadian, dukungan, analisis, mengapa, dan lain sebagainya.

e. Pertanyaan sintesis (sintesis)

Pertanyaan sintesis digolongkan kedalam pertanyaan tingkat tinggi yang meminta


peserta didik menampilkan pikiran yang original dan kreatif. Melalui pertanyaan
sintesis hasil yang diharapkan antara lain: menghasilkan komunikasi-komunikasi yang
asli, membuat ramalan, memecahkan masalah, dan lain sebagainya.

Dalam pertanyaan sintesis pemecahan mendalam yang dikehendaki bukan untuk


memperoleh satu cara pemecahan masalah seperti pada pertanyaan penerapan. Akan
tetapi pertanyaan yang memungkinkan peserta didik menemukan jawaban-jawaban
yang kreatif dan bervariasi. Sebagai contoh kata-kata yang sering digunakan untuk
pertanyaan jenis sintesis antara lain: memperkirakan, menghasilkan, menulis, rencana,
mengembangkan, mengkonstruksi, bagaimana kita bisa meningkatkan, apa yang akan
terjadi jika ..., bagaimana kita bisa memecahkan, dan lain sebagainya.

f. Pertanyaan evaluasi (evaluation)

Pertanyaan evaluasi digolongkan kedalam jenis pertanyaan tinggi bahkan


merupakan puncaknya. Pertanyaan evaluasi menuntut kemampuan berpikir dan proses
mental yang tinggi pula dari peserta didik. Pertanyaan evaluasi tidak mempunyai suatu
jawaban benar tunggal, akan tetapi pertanyaan evaluasi menghendaki peserta didik
dapat membuat keputusan baik tidaknya suatu ide, pemecahan masalah.

Sebagai contoh kata-kata yang sering digunakan untuk menerapkan jenis pertanyaan
evaluasi misalnya: putusan, argumentasi, memutuskan, mengevaluasi, beri pendapatmu,
yang mana gambar yang paling balik, mana pemecahan yang paling baik, apakah anda
setuju, apakah hal itu akan lebih baik, dan lain sebagainya.

Prinsip Penggunaan Bertanya Lanjut


Prinsip-prinsip yang berlaku pada keterampilan bertanya dasar berlaku pula
sebagai prinsip bertanya lanjut. Prinsir-prinsip tersebut (Sukirman, D. & Kasmad, M.,
2006, hlm. 189), yaitu antara lain: kehangatan dan keantusiasan, menghindari kebiasaan
mengulangi pertanyaan sendiri, mengulangi jawaban peserta didik, menjawab
pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaan ganda, dan pertanyaan yang memancing
jawaban serentak.

 Kehangatan dan keantusiasan

Suasana pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang menyenangkan sehingga


peserta didik merasa aman dan betah dalam belajar. Salah satu upaya mengembangkan
suasana pembelajaran yang menyenangkan antara lain bagaimana pertanyaan yang
diajukan memiliki nuansa psikologis yang hangat dan mendorong sipirit belajar yang
tinggi. Melalui penciptaan kondisi yang hangat peserta didik bebas dan aman untuk
mengembangkan kemampuan berpkir melalui jawaban-jawaban yang disampaikannya.

Disamping prinsip di atas, untuk mengefektipkan keterampilan bertanya, hendaknya


menghindari hal-hal sebagai berikut :

a. Mengulangi pertanyaan sendiri

Kebiasaan mengulang-ulang pertanyaan yang dianggap sudah jelas akan


mengganggu konsentrasi peserta didik untuk menjawabnya. Oleh karena itu, apabila
pertanyaan yang diajukan sudah dimengerti oleh peserta didik, guru tidak perlu
mengulang lagi pertanyaan tersebut.

b. Mengulangi jawaban peserta didik

Memberikan penguatan terhadap jawaban peserta didik termasuk prinsip


pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru. Namun, apabila penguatan tersebut
dilakukan dengan cara mengulangi lagi jawaban peserta didik bukan terknik penguatan
yang baik dan harus dihindari, karena tidak akan mengembangkan pemikiran peserta
didik.

c. Menjawab pertanyaan sendiri


Pertanyaan yang diajukan oleh guru dimaksudkan untuk dijawab atau direspon oleh
peserta didik. Oleh karena itu, guru tidak perlu menjawab sendiri atas pertanyaan yang
diajukannya, walaupun peserta didik belum menemukan jawabannya. Lebih baik guru
menerapkan pertanyaan tuntunan terhadap pertanyaan pertama yang diajukan sehingga
peserta didik terdorong untuk menjawabnya.

d. Mengajukan pertanyaan ganda

Peserta didik akan mengalami kesulitan untuk menjawab secara analitis dan
memusatkan pada satu pertanyaan, apabila pertanyaan yang diajukan oleh guru memuat
beberapa pertanyaan. Misalnya jelaskan apa yang dimaksud dengan banjir, apa
penyebabnya, bagaimana dampaknya terhadap lingkungan, dan seterusnya. Pertanyaan
demikian akan membingungkan dan mempersulit peserta didik untuk mengkaji secara
lebih mendalam, sehingga tidak akan didapatkan hasil belajar yang maksimal.

e. Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak

Kebiasaan mengajukan pertanyaan yang secara spontan memancing peserta didik


bersama-sama menjawabanya harus dihindari. Misalnya apakah kalian setuju dengan
pendapat dari teman kalian tadi? Pertanyaan seperti itu secara spontan peserta didik
akan menjawab setuju atau tidak. Sebaiknya pertanyaan diajukan kepada seluruh kelas,
kemudian secara acak tunjuk salah seorang untuk menjawabnya, sehingga setiap peserta
didik berusaha untuk berpikir.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus
guru punyai. Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru salah
satunya adalah keterampilan bertanya. keterampilan bertanya merupakan
kemampuan guru merangsang siswa untuk mendorong siswa supaya dapat lebih
berfikir kritis dan dapat memperluas wawasannya. Maka dari itu keterampilan
bertanya yang dimiliki oleh guru berperan penting dalam proses pembelajaran.
Dengan kemampuan bertanya menggunakan berbagai jenis pertanyaan dapat
merangsang siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
3.2 Saran
Dari pembahasan yang telah dijelaskan, penulis menyarankan kepada
pembaca yang berprofesi sebagai guru dan calon guru agar dapat menguasai
keterampilan bertanya ini karena ini merupakan satu komponen [enting didalam
memotifasi minat belajar pendidik
DAFTAR PUSTAKA

Sukirman, D. & Kasmad, M. (2006). Pembelajaran Mikro. Bandung: UPI Press.


Indriyani, S. & Rohita. (2019). Penguasaan Keterampilan Bertanya Dasar di TK
Baiturrahman. Jurnal AUDHI, II (1), 1-11. doi:
https://jurnal.uai.ac.id/index.php/AUDHI/article/download/575/442
Anis, Harisah. (2020). Keterampilan Bertanya. Diakses [Online]

https://www.tripven.com/keterampilan-bertanya/
Indriyani, Dini, dkk. (2015). Analisis Keterampilan Bertanya Guru Ilmu Pengetahuan
Sosial di SMP Negeri 27 OKU. Jurnal Profit Vol. 2 No. 2. 2015
Taufik, Ramadhani, dkk. (2013). Kemampuan Guru Menerapkan Keterampilan
Bertanya Pada Pelajaran Sosiologi di Kelas XI SMA Islamiyah Pontianak.
Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT.
Rineka Cipta

Usman, M. U. (2006). menjadiGuru profesional. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai