MAKALAH
diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pembelajaran Mikro
Oleh :
Kelompok 3
PROGRAM STUDI
2021
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Keterampilan Bertanya”.
Shalawat serta salam semoga tercurah limpahkan kepada junjunan kita Nabi
Muhammad Shalallahualaihi wa sallam kepada keluarganya, para sahabatnya dan
mudah-mudahan sampai kepada kita semua selaku umatnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
Kedudukan guru mempunyai arti penting dalam pendidikan. Hal ini bertolak
dari tugas dan tanggung jawab guru yang cukup berat untuk mencerdaskan anak
didiknya. Kerangka berpikir yang demikian menghendaki seorang guru untak
melengkapi dirinya dengan berbagai keterampilan yang diharapkan dapat membantu
dalam menjalankan tugasnya dalam interaksi deduktif. Keterampilan dasar mengajar
adalah keterampilan yang mutlak harus guru punyai. Keterampilan dasar mengajar yang
harus dikuasai oleh guru salah satunya adalah keterampilan bertanya. (Djamarah, 2005)
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, sebagai
berikut:
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Pendidikan Inklusif. Selain itu, juga bertujuan agar megetahui mengenai:
1.4 Manfaat
PEMBAHASAAN
“Wina Sanjaya mengutip penjelasan dari Marno & M. Idris yang mengungkapkan
dasarnya pertanyaan yang baik akan menuntun kita pada jawaban yang sesungguhnya.
Demikian juga sebaliknya, pertanyaan yang jelek akan menjauhkan kita dari jawaban
yang memuaskan. Hal ini senada dengan istilah question is knowlegde, pengetahuan
dibangun dari rasa ingin tahu manusia yang berwujud pertanyaan. Guru harus
menciptakan kegiatan bertanya. Guru juga harus melakukan berbagai macam cara dan
pendekatan agar peserta didik mau menjawab pertanyaan guru. Para ahli percaya,
pertanyaan yang baik memiliki dampak yang positif terhadap siswa.”
Pertanyaan yang dirumuskan dan digunakan dengan tepat merupakan suatu alat
komunikasi yang ampuh antara guru dan siswa .Karena guru menguasai berbagai teknik
bertanya. Selain itu guru juga hendaknya mendengarkan dengan sunguh-sungguh apa
yang dikemukakan siswa, kemudian memberikan tanggapan yang positif terhadapnya.
Penguasaan berbagai teknik bertanya harus disertai dengan keinginan dan kemampuan
untuk mendengarkan dengan baik serta dilandasi sikap terbuka dan positif . Penguasaan
teknik bertanya merupakan suatu wahana penunjang terlaksananya cara belajar siswa
aktif. Dalam mengajukan pertanyaan dapat digunakan teknik sebagai berikut :
1. Guru bertanya kepada semua siswa, lalu memberikan giliran kepada seseorang.
2. Siswa memberikan jawaban yang tepat dan dapat mendorong siswa lainnya
untuk memberikan tanggapan dan mengajukan pertanyaan.
3. Setelah beberapa tanggapan dan jawaban siswa, guru mengemukakan
pertanyaan lagi dan akhirnya siswa bersama guru membuat kesimpulan jawaban.
Secara etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua suku kata
yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Bertanya” berasal
dari kata “tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata
“terampil” memiliki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”.
Dengan demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat dirumuskan adalah
kecakapan atau kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari
orang lain, atau pihak yang menjadi lawan bicara.
Menurut John I. Bolla, dalam proses pembelajaran setiap pertanyaan baik berupa
kalimat tanya atau suruhan yang menuntut respon siswa sehingga siswa memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir, dimasukkan dalam pertanyaan.
Pendapat serupa dikemukakan G.A Brown dan R. Edmonson dalam Siti Julaeha,
pertanyaan adalah “segala pernyataan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan)”.
Merujuk pada dua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang
diajukan tidak selalu dalam rumusan kalimat tanya, melainkan dalam bentuk suruhan
atau pernyataan, selama itu dimaksudkan adanya respon dari siswa, dikategorikan
sebagai pertanyaan.
Dalam perkembangannya keterampilan bertanya diklasifikasikan kedalam dua
jenis, yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjut. Dalam
kegiatan pembelajaran dua ini, kita memfokuskan bahasannya pada keterampilan
bertanya dasar, sedangkan keterampilan bertanya lanjut akan dibahas dalam kegiatan
pembelajaran tiga.
1. Tujuan
Adapun secara terperinci tujuan pertanyaan, seperti dikemukakan Turney (1979) dalam
Siti Julaeha diidentifikasi dalam beberapa aspek sebagai berikut:
Tipe atau bentuk pertanyaan sangat beragam, penggunaan setiap bentuk pertanyaan
tergantung pada tujuan yang diharapkan. Jika diidentifikasi paling tidak ada enam tipe
atau bentuk pertanyaan, yaitu:
3. Syarat-syarat pertanyaan
Agar pertanyaan yang diajukan mendapat respon yang baik sesuai dengan apa yang
diharapkan, maka ketika menyampaikan pertanyaan untuk tipe atau bentuk pertanyaan
manapun hendaknya memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
Pertanyaan yang diajukan harus jelas, singkat dan dapat dipahami oleh yang
diharapkan dapat memberikan jawaban (siswa). Pertanyaan dengan kalimat yang
panjang dan berbelit- belit akan mempersulit memahami isi pertanyaan yang diajukan.
b. Pemberian acuan
c. Pemusatan
d. Pemindahan giliran
Melalui pertanyaan diharapkan mengaktipkan belajar seluruh siswa. Oleh karena itu
pemindahan giliran (redirecting) sangat penting agar jawaban tidak didominasi oleh
siswa- siswa tertentu saja. Disamping itu melalui pemindahan giliran dimaksudkan
untuk lebih memperjelas jawaban.
e. Penyebaran
Setelah pertanyaan diajukan kepada siswa, tidak secara langsung menyuruh siswa
untuk menjawabnya, akan tetapi terlebih dahulu beri kesempatan kepada siswa untuk
berpikir dan mermuskan jawabannya, sehingga jawaban yang dikemukakan siswa
merupakan hasil berpikir secara maksimal.
g. Pemberian tuntunan
Prinsip-prinsip pokok yang harus diperhatikan oleh para guru, calon guru dalam
menggunakan keterampilan bertanya antara lain:
Pertanyaan yang diajukan oleh guru dimaksudkan untuk dijawab atau direspon oleh
siswa. Oleh karena itu guru tidak perlu menjawab sendiri atas pertanyaan yang
diajukannya, walaupun siswa belum menemukan jawabannya. Lebih baik guru
menerapkan pertanyaan tuntunan terhadap pertanyaan pertama yang diajukan sehingga
siswa terdorong untuk menjawabnya.
Pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan pertama (dasar) yaitu untuk
mengorek atau mengungkap kemampuan berpikir yang lebih dalam, analitis dan
komprehensif dari pihak yang diberi pertanyaan (Sukirman, D. & Kasmad, M., 2006,
hlm. 186). Keberhasilan mengembangkan kemampuan berpikir yang dilakukan melalui
bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil pembelajaran yang dikembangkan
melalui penggunaan pertanyaan dasar. Oleh karena itu sebagai kegiatan awal, beberapa
persyaratan ketentuan dan prinsip dalam keterampilan bertanya dasar harus benar-benar
diperhatikan agar membuka jalan untuk kegiatan pembelajaran berikutnya, yaitu melalui
penerapan keterampilan bertanya lanjut.
Melalui bertanya lanjut setiap peserta didik dirangsang untuk aktif berpikir,
melakukan berbagai ativitas belajar, sehingga proses dan hasil pembelajaran akan lebih
dinamis dan berkualitas. Oleh karena itu, bagi setiap calon guru atau para guru,
keterampilan menerapkan bertanya baik dasar maupun bertanya lanjut harus dilatih dan
dikembangkan sehingga akan menjadi daya kekuatan untuk menunjang kemampuan
sebagai tenaga guru yang lebih profesional.
Tujuan dan manfaat dari keterampilan bertanya dasar masih relevan dan berlaku
pula untuk kepentingan bertanya lanjut. Namun untuk kepentingan pertanyaan lanjut,
tujuan dan manfaat itu lebih luas lagi dan ada hal-hal yang belum terjangkau oleh tujuan
dan manfaat dari pertanyaan dasar. Tujuan dan manfaat dari pertanyaan lanjut yang
dimaksud yaitu untuk memungkinkan peserta didik dapat mengembangkan
kemampuannya dalam mengatasi masalah, atau mengembangkan kemampuan berpikir
secara lebih tajam, analitis dan komprehensif.
Secara lebih spesifik tujuan dan manfaat dari bertanya lanjut (Sukirman, D. & Kasmad,
M., 2006, hlm. 187) adalah sebagai sebagai berikut:
Sebagai penutun bagi calon guru atau para guru dalam menerapkan keterampilan
bertanya lanjut, dapat digunakan klasifikasi tingkatan belajar yang disampaikan oleh
Bloom (taksonomi Bloom). Berdasarkan taksonomi dari Bloom, pertanyaan dapat
digolongkan kedalam enam kelompok atau jenis (Sukirman, D. & Kasmad, M., 2006,
hlm. 187), yaitu:
Pertanyaan ingatan adalah jenis pertanyaan yang mengharapkan peserta didik dapat
mengenal atau mengingat informasi. Peserta didik tidak diminta untuk memanipulasi
informasi, tetapi hanya diminta untuk mengingat informasi tersebut seperti yang mereka
pernah pelajari sebelumnya.
Kata-kata yang sering digunakan untuk jenis pertanyaan ini, seperti siapa, apa,
dimana, kapan, definisi, ingat, kenal dan lain sebagainya yang sejenis. Sebagai contoh
dapat digunakan pertanyaan-pertanyaan berikut :
Sebagai contoh kata-kata yang sering digunakan untuk menerapkan jenis pertanyaan
evaluasi misalnya: putusan, argumentasi, memutuskan, mengevaluasi, beri pendapatmu,
yang mana gambar yang paling balik, mana pemecahan yang paling baik, apakah anda
setuju, apakah hal itu akan lebih baik, dan lain sebagainya.
Peserta didik akan mengalami kesulitan untuk menjawab secara analitis dan
memusatkan pada satu pertanyaan, apabila pertanyaan yang diajukan oleh guru memuat
beberapa pertanyaan. Misalnya jelaskan apa yang dimaksud dengan banjir, apa
penyebabnya, bagaimana dampaknya terhadap lingkungan, dan seterusnya. Pertanyaan
demikian akan membingungkan dan mempersulit peserta didik untuk mengkaji secara
lebih mendalam, sehingga tidak akan didapatkan hasil belajar yang maksimal.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keterampilan dasar mengajar adalah keterampilan yang mutlak harus
guru punyai. Keterampilan dasar mengajar yang harus dikuasai oleh guru salah
satunya adalah keterampilan bertanya. keterampilan bertanya merupakan
kemampuan guru merangsang siswa untuk mendorong siswa supaya dapat lebih
berfikir kritis dan dapat memperluas wawasannya. Maka dari itu keterampilan
bertanya yang dimiliki oleh guru berperan penting dalam proses pembelajaran.
Dengan kemampuan bertanya menggunakan berbagai jenis pertanyaan dapat
merangsang siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran
3.2 Saran
Dari pembahasan yang telah dijelaskan, penulis menyarankan kepada
pembaca yang berprofesi sebagai guru dan calon guru agar dapat menguasai
keterampilan bertanya ini karena ini merupakan satu komponen [enting didalam
memotifasi minat belajar pendidik
DAFTAR PUSTAKA
https://www.tripven.com/keterampilan-bertanya/
Indriyani, Dini, dkk. (2015). Analisis Keterampilan Bertanya Guru Ilmu Pengetahuan
Sosial di SMP Negeri 27 OKU. Jurnal Profit Vol. 2 No. 2. 2015
Taufik, Ramadhani, dkk. (2013). Kemampuan Guru Menerapkan Keterampilan
Bertanya Pada Pelajaran Sosiologi di Kelas XI SMA Islamiyah Pontianak.
Djamarah, S. B. (2005). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif. Jakarta : PT.
Rineka Cipta