Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

MEDIA PEMBELAJARAN SEJARAH

KARAKTERISTIK MEDIA CETAK (PRINTED) DAN NON CETAK


(ELEKTRONIS) / MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIO/ MEDIA
PEMBELAJARAN BERBASIS MEDIA PROYEKSI

Disusun Oleh:

Ajelita Winda Kesuma(1506101020010)


Maulida Fitria (1506101020013)
Muhammad Haikal (1506101020016)
Ulfa Yanti (1506101020028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
BANDA ACEH
2017
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang maha pengasih lagi Maha Penyayang, shalawat dan
salam kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabat beliau, serta pengikut beliau hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, atas karunia dan rahmat yang diberikan kepada kami, sehingga
makalah ini dapat disusun dan diselesaikan berdasarkan waktu yang telah diberikan untuk
memenuhi salah satu tugas kami. Makalah ini berjudul “Karakteristik Media Cetak
(Printed) dan Non Cetak (Elektronis) / Media Pembelajaran Berbasis Audio/ Media
Pembelajaran Berbasis Media Proyeksi”
Dalam kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen
pengasuh mata kuliah Media Pembelajaran Sejarah yang telah memberikan pengetahuan
kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami berharap pembaca bisa memberikan kritik dan saran-saran yang membangun dan
memotivasi tim penyusun untuk lebih baik lagi dalam membuat makalah. Semoga makalah
ini bermanfaat bagi pembaca maupun yang menulis. Amin yarabbal a’lamiin.

Banda Aceh, 12 November 2017

Tim Penyusun

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................................................... 1
C. Tujuan ......................................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 3
A. Karakteristik Media Cetak(Printed) ............................................................................................ 3
B. Konsep Media Non Cetak(Elektronis) ........................................................................................ 4
C. Jenis-jenis Kemasan Media Audio .............................................................................................. 6
D. Format Media Audio ................................................................................................................... 8
E. Bahasa Media Audio ................................................................................................................... 9
F. Musik dan Sound Effect dalam Media Audio ............................................................................. 9
G. Jenis-jenis Media Proyeksi.................................................................................................... 12
H. Format-format Media Proyeksi ............................................................................................. 13
I. Visual dalam Media Proyeksi ................................................................................................... 14
J. Audio dalam Media Proyeksi .................................................................................................... 16
BAB III PENUTUP .............................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ............................................................................................................................... 17
B. Saran ......................................................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai penyalur pesan guna
mencapai tujuan pengajaran (Djamarah, 2002:137). Sedangkan pembelajaran merupakan
proses, cara, perbuatan yang menjadikan orang atau makhluk hidup belajar (Kamus Besar
Bahasa Indonesia). Jadi, media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses
pembelajaran sebagai penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai.
Media pembelajaran yanng baik harus memenuhi beberapa syarat. Penggunaan media
mempunyai tujuan memberikan motivasi kepada siswa. Selain itu media juga harus
merangsang siswa mengingat apa yanng sudah dipelajari selain memebrikan rangsangan
belajar baru. Rudi Bretz (1977) mengklasifikasikan ciri utama media pada tiga unsur pokok
yaitu suara, visual dan gerak. Bentuk visual itu sendiri dibedakan lagi menjadi tiga bentuk
yaitu gambar visual, garis, dan simbol. Disamping itu ia juga membedakan media menjadi
media siar dan media rekam, sehingga terdapat 8 klasifikasi media: (1) media audio visual
gerak, (2) media audio visual diam (3) media audio semi gerak (4)media visual gerak (5)
media visual diam (6) media visual semi gerak (7) media audio dan, (8) media cetak.
Menurut Oemar Hamalik (1989:63) ada 4 klasifikasi media pengajaran yaitu: (1) alat-
alat visual yang dapat dilihat, (2) alat-alat bersifat auditif (3) alat-alat yang dapat dilihat dan
didengar (4) Dramatisasi, bermain peranan, sosiodrama, sandiwara dan sebagainya.
Dengan demikian seiring berjalannya waktu, pendidikan juga dituntut untuk mampu
memberikan pelayanan yang terbaik sesuai dengan situasi dan kondisi pemakainya. Dari
banyaknya jenis media pembelajaran akan dibahas mengenai media cetak, non cetak, media
audio, dan media proyeksi. Ke-empat media tersebut akan digunakan oleh pendidik untuk
membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana karakteristik media cetak (printed)?
2. Bagaimana konsep media non cetak (elektronis)?
3. Bagaimana media pembelajaran berbasis audio?
4. Bagaimana media pembelajaran berbasis media proyektor?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui karakteristik media cetak (printed)
2. Mengetahui konsep media no cetak (elektronis)
3. Mengetahui bentuk media pembelajaran berbasis ausio
4. Mengetahui media pembelajaran berbasis proyektor

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Karakteristik Media Cetak(Printed)


Media cetak adalah jenis media yang paling banyak digunakan dalam proses belajar.
Media bahan cetak merupakan media visual yang pembuatannya melalui proses
percetakan/printing atau offset. Media bahan cetak ini menyajikan pesannya melalui huruf
dan gambar-gambar yang diilustrasikan untuk lebih memperjelas pesan atau informasi yang
disajikan. Jenis media cetak ini diantaranya adalah: Buku teks, modul, bahan pengajaran
terpogram dan lain-lainnya.
Buku teks yaitu buku tentang suatu bidang studi atau ilmu tertentu yang disusun untuk
memudahkan para guru dan siswa dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran. Modul,
adalah suatu paket program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu dan didesain
sedemikian rupa guna kepentingan belajar siswa. Satu paket modul biasanya memiliki
komponen petunjuk guru, lembaran kegiatan siswa, lembaran kerja siswa, kunci lembaran
kerja, lembaran tes, dan knci lembaran tes. Bahan pengajaran terprogram, yaitu paket
program pengajaran individual, hampir sama dengan modul. Materi media berbasis cetak
merupakan dasar pengembangan dan penggunaan kebanyakan materi pembelajaran lainnya.
Dalam media berbasis cetakan terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan saat
merancang, yaitu: konsistensi, format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf, dan penggunaan
spasi kosong. Karakteristik media berbasis cetakan yaitu:
1. Harus mampu membelajarkan sendiri para siswa (self-instructional). Artinya bahan
ajar cetak harus mempunyai kemampuan menjelaskanyang sejelas- jelasnya untuk
membantu siswa dalam proses pembelajaran, baik dalam bimbingan guru maupun
secara mandiri. Proses pembelajaran yang baik adalah bukan hanya
menyampaikanmateri yang harus dikuasai siswa, tetapi juga merangsang siswa agar
termotivasi untuk belajar mandiri, karena kemampuan belajar mandiriadalah
kemampuan yang harus dimiliki SDM masa mendatang agar dapat selalu
meningkatkan kualitas dirinya dan keberadaan bahan pembelajaran cetak mampu
mengakomodasi hal tersebut.
2. Bahan ajar cetak bersifat lengkap (self-contained) artinya memuat hal-hal yang sangat
diperlukan dalam proses pembelajaran. Hal-haltersebut adalah tujuan pembelajaran
atau kompetensi, prasyarat yaitumateri-materi pelajaran yang mendukung atau perlu
dipelajari terlebihdahulu sebelumnya, prosedur pembelajaran, materi pembelajaran

3
yangtersusun sistematis, latihan atau tugas-tugas, soal-soal evaluasi besertakunci
jawaban dan tindak lanjut yang harus dikerjakan oleh siswa.
3. Selain karakteristik yang telah disebutkan di atas, bahan ajar cetak jugamemiliki
karakteristik mampu membelajarkan peserta didik (self-instructional material), artinya
dalam bahan pembelajaran cetak harusmampu memicu siswa untuk aktif dalam proses
belajarnya bahkan membelajarkan siswa untuk dapat menilai kemampuan
belajarnyasendiri.

B. Konsep Media Non Cetak(Elektronis)


Pengembangan Bahan Ajar Non-Cetak menjadi hal yang sangat penting berkaitan dengan
upaya membantu peserta didik meraih kompetensinya dengan lebih cepat. Bahan Ajar Cetak
yang digunakan dalam pembelajaran sejauh ini dinilai belum mampu mengakomodasi seluruh
upaya penyampaian materi pembelajaran. Ketidakmampuan ini dapat ditemukan pada
berkembangnya materi pembelajaran yang pada kondisi tertentu sulit direpresentasikan
secara tertulis, pada akhirnya bisa dilakukan dengan bantuan teknologi informasi dan
komunikasi. Berdasarkan peran teknologi yang digunakan, Bahan Ajar Non-Cetak
dikelompokkan ke dalam beberapa kategori, antara lain :
1. Technology Based Learning Material (Bahan Ajar berbasis Teknologi) yang meliputi
Bahan ajar dengar atau Audio Information Technologies (radio, audio tape /kaset,
piringan hitam, Audio Compact Disc, voice mail telephone, dan sebagainya) dan
Bahan ajar pandang dengar atau Video Information Technologies (video tape, video
text, video compact disc, film, dan sebagainya).
2. Computer Assisted Learning (CAL) material yaitu bahan ajar yangmenggunakan
komputer sebagai alat bantu, misalnya penggunaankomputer dalam menyampaikan
Media Pembelajaran Presentasi (Presentation Slide), penggunaan komputer dalam
mengelolalaboratorium bahasa, dan sebagainya.
3. Computer Based Learning (CBL) material yaitu bahan ajar yangsepenuhnya
menggunakan komputer secara terintegrasi, misalnya Bahanajar interaktif (interactive
teaching material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compac disk (CD)
multimedia, software pembelajaran interaktif, dan sebagainya.
4. Information and Communication Technology (ICT) based learning material atau lebih
dikenal dengan Bahan Ajar berbasis TIK/ICT, yaitu bahan ajar yang memanfaatkan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan telah mengacu pada Technology e-
learning dan Data Information Technologies. Contoh : Internet based tutorial,

4
distancelearning, e-library, bulletin board, e-book, jurnal online, online module dan
sebagainya).
Peran penting Bahan Ajar berbasis TIK/ICT dalam proses pembelajaran didasari oleh
karakteristik Bahan Ajar yang lebih kompleks dibanding jenis bahan ajar lain. Beberapa
karakteristik Bahan Ajar berbasisTIK/ICT dapat dikemukakan antara lain :
1. Memanfaatkan teknologi elektronik; di mana guru dan siswa, siswa dansesama siswa
atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi denganrelatif mudah dengan tanpa
dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
2. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media ataupun teknologi jaringan atau
computer network).
3. Memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaranmenjadi menarik,
tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasisiswa untuk belajar mandiri
4. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapansaja dan di mana saja bila
yang bersangkutan memerlukannya.
5. Memanfaatkan Pertukaran Data (Information sharing) yang secarainteraktif dapat
dilihat setiap saat di komputer.
Kelebihan bahan ajar non-cetak secara umum adalah :
1. Dapat menampilkan kombinasi antara gambar dengan gerakan.
2. Dapat menggabungkan semua unsur media seperti teks, video, animasi, image, grafik,
sound menjadi satu kesatuan penyajian.
3. Memanfaatkan keunggulan komputer (diigital media ataupun teknologi jaringan atau
computer network).
4. Memanfaatkan teknologi multimedia, sehingga suasana pembelajaran menjadi
menarik, tidak membosankan dan pada akhirnya memotivasi siswa untuk belajar
mandiri.
5. Menggunakan bahan ajar yang bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di
komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa kapan saja dan dan dimana saja
bila yang bersangkutan memerlukannya.
6. Memanfaatkan pertukaran data (Information sharing) yang secara interaktif dapat
dilihat setiap saaat di komputer.
Kekurangan bahan ajar non-cetak secara umum adalah :
1. Membutuhkan alat yang lengkap untuk menggunakannya.
2. Membutuhkan biaya yang relatif mahal untuk pengadaaan alat bahan ajar non-cetak.

5
3. Penggunanya harus mempunyai skill yang sesuai dengan bahan ajar yang digunakan.
4. Adanya virus yang akan membuat file hilang.
C. Jenis-jenis Kemasan Media Audio
Menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (2005: 129), pemanfaatan bahan ajar audio dalam
kegiatan pembelajaran, terutama digunakan dalam:
a. Pengajaran music literary (pembacaan sajak) dan kegiatan dokumentasi.
b. Pengajaran berbahasa asing, baik secara audio ataupun audio visual.
c. Pengajaran melalui radio atau radio pendidikan.
d. Paket-paket belajar untuk berbagai jenis materi yang memungkinkan peserta didik
dapat melatih daya tafsirnya dalam suatu bidang studi.
Nana Sudjana dan Ahmad Rivai (Azhar Arsyad, 2009: 45), mengemukakan fungsi media
audio adalah untuk melatih segala kegiatan pengembangan keterampilan terutama yang
berhubungan dengan aspekaspek keterampilan mendengarkan. Keterampilan yang dapat
dicapai dengan penggunaan media audio meliputi :
a. Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
b. Mengikuti pengarahan.
c. Melatih daya analisis.
d. Memilah-milih informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak relevan.
e. Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi.
Adapun jenis media pembelajaran dapat dikelompokkan dalam media audio ini antara
lain:
1. Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan untuk mendengarkan
berita yang bagus dan aktual, dapat mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa
penting dan baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio juga dapat dijadikan
sebagai media pendidikan dan pengajaran yang cukup efektif. Oemar Hamalik
mengemukakan “Radio is a power full education tool; teacher can use it effectively at all
educational levels and in nearly all phase of education”. Radio banyak digemari
pendengarnya karena: Pesan yang disampaikan dapat diterima langsung, beritanya aktual dan
muktahir. Informasi yang disampaikan bersifat konprehensif meliputi ekonomi, politik,
sosial, budaya, dan aktivitas pembangunan masyarakat lainnya. Informasi-informasi tersebut
memungkinkan terdapat informasi yang tidak atau belum diajarkan di sekolah. Informasi
yang disampaikan aktual dan realistik dapat mempengaruhi emosi dan imajinasi.

6
2. Program Audio Kaset Tape Recorder
Sejak ditemukannya alat perekam suara oleh Thomas A. Edison tahun 1877,
berkembanglah alat perekam suara berupa piringan hitam. Akibat perkembangan teknologi di
bidang elektronik, optik dan magnetik sehingga diketemukan alat perekam suara yang lebih
praktis, yaitu melalui pita magnetik yang disebut kaset. Karena dalam merekam
menggunakan kaset sehingga alat tersebut dinamakan Audio Cassette Tape Recorder
(ACTR). Tape recorder adalah sumber suara yang didengar dari pita/kaset rekaman yang
suaranya dapat kita ulang-ulang menurut kemauan penggunanya. Lewat tape recorder dapat
merekam, memutar kembali/ mengulang, serta menghapus suara pada pita/ kaset dengan
mudah.
Materi rekaman audio tape adalah cara ekonomis untuk menyiapkan isi pelajaran atau
jenis informasi tertentu. Rekaman dapat disiapkan untuk sekelompok siswa, dan sekarang ini
sudah lumrah rekaman dipersiapkan untuk penggunaan perorangan. Sudjana dan Rivai (1991
: 130) mengemukakan hubungan media audio dengan pengembangan keterampilan yang
berkaitan dengan aspek-aspek keterampilan mendengarkan. Keterampilan yang dapat dicapai
dengan penggunaan media audio meliputi:
a. Pemusatan perhatian dan mempertahankan perhatian.
b. Mengikuti pengarahan
c. Melatih daya analisis
d. Menentukan arti dari konteks
e. Memilah-milah informasi atau gagasan yang relevan dan informasi yang tidak
relevan.
f. Merangkum, mengemukakan kembali, atau mengingat kembali informasi.
3. Laboratorium bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa untuk mendengar dan berbicara
dalam bahasa asing dengan jalan menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya.
Laboratorium bahasa merupakan variasi mesin mengajar yang juga menggunakan sejumlah
alat audio-visual lainnya, misalnya tape recorder, film strip, pelajaran berprogram dan
sebagainya. Dalam laboratorium bahasa siswa duduk sendiri-sendiri pada bilik akuistik dan
kotak suara yang telah tersedia. Siswa atau mahasiswa mendengarkan suara guru atau suara
radio cassete melalui headphone. Pada saat siswa menirukan ucapan guru, dia juga
mendengar suaranya sendiri lewat head phonenya, sehingga ia bisa membandingkan

7
ucapannya dengan guru. Dengan jalan demikian siswa dapat dengan segera memperbaiki
kesalahan-kesalahan yang dibuatnya.
Laboratorium yang sederhana terdiri atas sejumlah “booth” atau “kotak” tempat anak
belajar secara individual. Dengan memutar rekaman berisi pelajaran ia menjawab pertanyaan
atau mengulangi kalimat atau lafal kata-kata, kemudian mendengarkannya kembali dan
membandingkannya dengan ‘master tape’. Rekaman jawabannya dapat dihapusnya untuk
mengulangi pelajaran yang belum dikuasainya, sampai benar-benar diketahuinya.

D. Format Media Audio


Audio adalah Suara/bunyi yang dihasilkan oleh getaran suatu benda. Agar dapat
tertangkap telinga manusia, getaran tersebut harus cukup kuat yaitu minimal 20 kali per detik.
Jika kurang dari jumlah itu, telinga manusia tidak akan mendengarnya sebagai suatu bunyi.
Banyaknya getaran suatu benda diukur dengan satuan cycles per second atau cps. Pengukuran
ini juga dikenal dengan sebutan Hertz (disingkat Hz). Daya tangkap pendengaran manusia
secara teoritis adalah mulai dari 20Hz sampai 20 kHz.
Banyak format media audio yang dapat digunakan, berikut beberapa format media audio:
1. WMA (Windows Media Audio) adalah format yang ditawarkan oleh Microsoft.
Format ini di desain khusus untuk digunakan pada Windows Media Player yang ada
pada sistem operasi windows. File WMA bisa dijalankan pada media player lain juga
walaupun berada pada sistem operasi yang lain. sangat disukai vendor musik online
karena dukungannya terhadap Digital Rights Management (DRM). DRM (Digital
Rights Management ) adalah fitur yang mendukung pencegahan terhadap pembajakan
musik.
2. Format CD adalah proses mengubah amplitudo gelombang bunyi ke dalam waktu
interval tertentu (disebut juga sampling) sehingga menghasilkan representasi digital
dari suara presentasi suara. File dengan format cda ini dapat langsung dijalankan
dengan melalui CD-ROM. Namun file cda sendiri tidak mempunyai informasi kode
modulasi apapun sehingga jika dicopy ke harddisk, file tersebut akan menjadi tidak
dapat di-play atau dimainkan. Dibutuhkan software khusus untuk mengubah dari
format .cda menjadi format lain yang dapat disimpan di komputer.
3. Format Advanced Audio Coding (AAC) Format ini merupakan bagian standar Motion
Picture Experts Group (MPEG), sejak standar MPEG-2 diberlakukan pada tahun
1997. Sample rate yang ditawarkan sampai 96 KHz dua kali MP3.

8
4. Format Waveform Audio (WAV) merupakan format file audio yang dikembangkan
oleh Microsoft dan IBM sebagai standar untuk menyimpan file audio pada PC,
dengan menggunakan coding PCM (Pulse Code Modulation. File WAV adalah file
audio yang tidak terkompres sehingga seluruh sampel audio disimpan semuanya di
media penyimpanan dalam bentuk digital. Karena ukurannya yang besar, file WAV
jarang digunakan sebagai file audio di Internet. Kelebihan dari format ini suara bagus,
karena tidak dikompres, format WAV mudah untuk diubah dan dikompresi ke format
MP3 atau lainnya jika diperlukan, Mampu dimainkan pada semua operasi seperti
Windows atau Mac, serta browser populer dan lain-lain. Namun, Ukuran memori
Besar, sehingga memakan storeage hadisk, susah dishare melalui internet karena
ukurannya yang besar.
5. Format Audio Interchange File Format (AIFF) merupakan format file audio standar
yang digunakan untuk menyimpan data suara untuk PC dan perangkat audio
elektronik lainnya, yang dikembangkan oleh Apple pada tahun 1988. Standar dari file
AIFF adalah uncompressed code pulse-modulation (PCM), namun juga ada varian
terkompresi yang dikenal sebagai AIFF AIFF-C atau aifc, dengan berbagai kompresi
codec.

E. Bahasa Media Audio


Karakteristik pembelajaran keterampilan menyimak dan berbicara adalah yang
penggunaan bahasa Indonesia secara lisan. Oleh sebab itu, media pembelajaran yang sesuai
adalah media-media yang berbasis media bahasa lisan atau yang disebut dengan media audio.
Media audio dapat digunakan untuk dua jenis keterampilan berbahasa secara lisan.
Penggunaan media audio dimaksudkan untuk memberikan pengalaman melalui
rangsangan yang bersifat lisan. Karakteristik pengetahuan yang disampaikan tidak bersifat
umum, tetapi lebih mengkhususkan pada materi-materi lisan. Inilah kelebihan sekaligus
kelemahan media audio. Dianggap kelebihan karena dapat merangsang dan melatih daya
pendengaran dan daya wicara siswa dengan lebih maksimal. Kelemahannya, tidak semua
materi pelajaran dapat diwujudkan secara lisan. Pada umumnya media yang sering digunakan
dalam pembelajaran adalah radio dan tape recorder.

F. Musik dan Sound Effect dalam Media Audio


musik merupakan perpaduan bunyi yang mempunyai arti dan memiliki nilai artistic tinggi.
Dalam siaran radio/program audio, musik mempunyai peranan yang cukup penting. Memilih

9
musik bukanlah pekerjaan yang mudah, hal ini menuntut suatu kecakapan dan pengertian
yang khusus. Musik biasanya kegunaan seperti menjadi tanda pengenal suatu acara, memberi
warna pada suatu acara, mempengaruhi secara psikologi dan lain-lain. Sehubungan dengan
penggunaan musik dalam audio Daniel Handoyo Sunyoto (1978:31-40) memebrikan
pedoman sebagai berikut:
1. Musik yang baik dalam sebuah produksi adalah yang mampu menciptakan
suasana yang tepat sesuai dengan tujuan program.
2. Terdapat beberapa aspek yang dapat mengaburkan pesan bila: musik tidak
sesuai dengan tema, melodinya sangat terkenal, terlalu banyak musik dan lain-
lain.
3. Untuk memudahkan pilihan musik, kita dapat menggolongkan komponis
dalam dua kelompok, yaitu introvert dan ekstrovet.
Musik dalam program audio dapat dibagikan menjadi beberapa jenis yaitu:
1. Musik tema (theme music) yaitu musik yang menggabarkan watak atau situasi
sesuatu program. Musik ini sering juga digunakan sebagai musik pengenal
studio (stune), yaitu musik yang digunakan setiap kali studio itu akan
melakukan siaran/mengudara dan menutup studio.
2. Musik Pembukaan (intro music) yaitu music yang memiliki fungsi sebagai
pembuka acara. Oleh karena itu musik pembukaan perlu menarik perhatian
pendengar, sehingga pendengar akan terkesan bahwa program audio akan
dimulai bila medengarkan musik tersebut.
3. Musik Transisi (Transition music) atau musik penyeling merupakan musik
yang menghubungkan dua adegang yaitu adegang terdahulu ke adegang
berikutnya dalam suatu program.
4. Musik jembatan (bridge music) Musik ini merupakan bentuk khusus dari musik
transisi, yaitu potongan musik yang berfungsi untuk menjembatani adegang
yang satu ke adegang berikutnya.
5. Musik smash (smash music) adalah suatu musik atau suara lainnya yang
datangnya secara tiba-tiba, yang dimaksudkan untuk memberikan kejutan.
6. Musik latar belakang (background music) yaitu musik yang berfungsi untuk
melatar belakangi/mengiringi materi program yang sedang disiarkan.
Mengingat fungsinya sebagai latar bnelakang, maka dalam
memilih/menggunakan musik ini., harus betul-betul sesuai dengan materi yang

10
tengah disajikan. Penggunaan musik ini setidaknya akan menghidupkan dan
mewarnai suasana.
7. Musik penutup (extro music) yaitu musik yang digunakan untuk mengakhiri
program. Musik ini harus memberikan kesan kerpada pendengar bahwa setelah
musik ini berakhir, maka program yang disajikan telah usai.
Selain kata dan musik, unsure program audio yang lain yaitu efek suara atau sound effect
yang sering disingkat (FX). Efek suara yaitu suara-suara tiruan atau sebenarnya yang
menampilkan daya imajinasi dan penafsiran pengalaman tentang situasi yang sedang
ditampilkan. Ada beberapa fungsi efek suara yaitu untuk:
1. Menetapkan lokasi atau setting. Suara-suara ayam, itik, kambing, akan
menggambarkan lokasi pembicaraan di tempat perkampungan petani.
2. menunjukkan waktu dalam setting. Misalnya suara burung hantu, jengkerik
menunjukkan waktu malam hari.
3. Memberikan tekanan pada bagian program dalam suatu adegan, seperti tegang,
dan tenang,
4. Memberikan cita rasa atau kesenangan pada seseorang. Misalnya suara angin
sepoi-sepoi dengan ombak di pantai akan menggambarkan dua remaja yang
saling merayu karena asmara.
5. memberi arti pada pemunculan atau berakhirnya suatu adegan atau kejadian.
Pada dasarnya efek suara dapat dibedakan menjadi efek langsung (spot effect), actuality
recorded effect, dan library record effect. Untuk lebih jelasnya ketiga jenis jenis itu akan
diuraikan sebagai berikut:
1. Spot Effect (efek langsung) yaitu efek suara yang dibuat secara langsung di
studio, maksudnya suara efek ini dibuat secara langsung pada saat rekaman
berlangsung.
2. Actuality recorded effect, Efek suara ini merupakan efek suara yang diperoleh
/direkam langsung di kancah/lokasi kejadian, dan dimanfaatkan sebagai efek
suara pada saat rekaman. Misalnya suara kebisingan kendaraan, suara
keramaian pasar, bunyi/suara hewan seperti ayam berkokok, anjing
menggonggong, dsb.
3. Libarary recorded effect, merupakan efek suara buatan, yaitu efek suara yang
secara khusus dibuat di studio dalam suatu piringan hitam atau pita magnetic
untuk keperluan tertentu.

11
G. Jenis-jenis Media Proyeksi
Dengan menggunakan proyektor, informasi yang akan disampaikan dapat diproyeksikan
ke layar, sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan, dan lain-lain akan menjadi lebih
besar dan lebih jelas dilihat oleh siswa. Penggunaan media proyeksi ini lebih
menguntungkan, sebab indera pendengaran dan penglihatan akan sama-sama diaktifkan
melalui sebuah media transparansi yang telah disiapkan.
Jenis-jenis bahan yang ada pada media proyeksi ini adalah:
1. Media OHP Dan OHT
OHT (Overhead Transparency) adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat
proyeksi yang disebut OHP (Overhead Projector). OHT terbuat dari bahan transparan
yang biasanya berukuran 8,5 X 11 inci. Ada 3 jenis bahan yang dapat digunakan
sebagai OHT, yaitu, Write on film (plastik transparansi), yaitu jenis transparansi yang
dapat ditulisi atau digambari secara langsung dengan menggunakan spidol, PPC
transparency film (PPC= Plain Paper Copier), yaitu jenis transparansi yang dapat
diberi tulisan atau gambar dengan menggunakan mesin photocopy dan, Infrared
transparency film, yaitu jenis transparansi yang dapat diberi tulisan atau gambar
dengan menggunakan mesin thermofax. OHP (Overhead Projector) adalah media
yang digunakan untuk memproyeksikan program-program transparansi pada sebuah
layar. Kelebihannya dapat menyajikan pesan di semua ukuran ruangan kelas.
Menarik, karena memungkinkan penyajian yang variatif dan disertai dengan warna-
warna yang menarik. Tatap muka dengan siswa selalu terjaga dan memungkinkan
siswa untuk mencatat hal-hal yang penting. Tidak memerlukan operator secara khusus
dan tidak pula memerlukan penggelapan ruangan. Dapat menyajikan pesan yang
banyak dalam waktu yang relatif singkat. Program OHT dapat digunakan berulang-
ulang. Namun kelemahannya memerlukan perencanaan yang matang dalam
pembuatan dan penyajiannya. OHT dan OHP merupakan hal yang tak dapat
dipisahkan, karena sebuah gambar dalam kertas biasa tidak bisa diproyeksikan
melalui OHP. Dan Urutan OHT mudah kacau, karena merupakan urutan yang lepas.
2. Media Opaque Projektor atau proyektor tak tembus pandang adalah media yang
digunakan untuk memproyeksikan bahan dan benda-benda yang tidak tembus
pandang, seperti buku, foto, dan model-model baik yang dua dimensi maupun yang
tiga dimensi. Berbeda dengan OHP, opaque projector ini tak memerlukan
transparansi, tapi memerlukan penggelapan ruangan.

12
3. Media slide atau film bingkai adalah media visual yang diproyeksikan melalui alat
yang disebut dengan proyektor slide. Slide atau film bingkai terbuat dari film positif
yang kemudian diberi bingkai yang terbuat dari karton atau plastik. Kelebihannya
mampu membantu menimbulkan pengertian dan ingatan yang kuat pada pesan yang
disampaikan dan dapat dipadukan dengan unsur suara. Merangsang minat dan
perhatian siswa dengan warna dan gambar yang kongkrit. Program slide mudah
direvisi sesuai dengan kebutuhan, karena filmnya terpisah-pisah. Namun
Penyimpanannya mudah karena ukurannya kecil, Kelemahan Media Slide dan lain-
lain.
4. Media Filmstriprangkai atau film gelang adalah media visual proyeksi diam, yang
pada dasarnya hampir sama dengan media slide. Hanya filmstrip ini terdiri atas
beberapa film yang merupakan satu kesatuan. Kelebihan filmstrip dibanding film
slide. Media filmstrip mudah penggandaannya karena tidak memerlukan bingkai, juga
frame-frame filmstrip tidak akan tertukar karena merupakan satu kesatuan. Akan
tetapi pengeditan dan perbaikan/ revisi filmstrip relatif agak sukar, karena harus
dilakukan di laboratorium khusus.

H. Format-format Media Proyeksi


Dalam media proyeksi terdapat beberapa jenis, seperti yang telah dijelaskan di atas. Salah
satunya adalah OHP, guru dapat melakukannya sambil berdiri. Cara menggunakan OHP,
pertama-tama perlu diperhatikan situasi ruangan yang akan dipergunakan. Ini berarti harus
memperhatikan situasi ruangan yang akan dipakai, antara lain adanya aliran listrik yang
memadai, sesuai dengan kebutuhan alat tersebut. Proyektor Overhead mempunyai bermacam-
macam tipe. di antaranya:
 Overhead Projector Model 5088 (portable)
 Overhead Projector Model 213 (large body)
 Overhead Projector Model 213 (semi portabel)
 Overhead Projector Model 6202 (portable)
Alat ini tidak bersuara tapi membutuhkan tegangan listrik antara 110/220 volt dengan daya
480 watt/50Hz. Berat keseluruhan 9,07 kg, dengan panjang kabel 4,5 m. Alat ini hampir tidak
bersuara (suara kipas sangat halus) Tegangan listrik yang diperlukan 220 Volt/5011z, dengan
daya yang dibutuhkan sekitar 360 Watt. Berat keseluruhan 13,9 kg; panjang kabel 5 m,
dengan tempat penyimpanan secara khusus. Ukuran badan 380 x 405 x 240 mm, juga dapat

13
ditambah dengan memasang roll attachment. Sistem penyinaran dan pendinginan tidak
langsung dari lampu ke atas transparansi film. Panas ruangan dinetralisasi oleh adanya kipas
angin. Penyinaran menggunakan sistem articulate head optic yang menghasilkan cahaya
terang dan rata, dengan focal length 355 mm (14,2"). Terangnya cahaya sekitar 2300 lumens.
Pengaturan cahaya dapat memproyeksikan transparansi film Bari 0°- 30° dengan jarak antara
1,5 m 3,5 m. Projection stage 267 x 267 mm dengan sistem pengaman ganda. Kipas angin
sebagai alat pendinginan dilengkapi dengan thermostat otomatis, dan dilengkapi pula dengan
switch pengaman lampu sewaktu penggantian lampu. Penggantian lampu mudah dilakukan
serta kontak ON – OFF juga mudah dijangkau.
Alat ini tidak bersuara. Menggunakan aliran listrik sebesar 220 Volt, 360 Watt, 50 Hz,
panjang kabel 5 m dan ada tempat penyimpanan khusus, berat 13,3 kg, ukuran 355 x 400 x
200 mm dengan tambahan dipasang roll attachernent. Sistem pendinginan lampu tidak
langsung ke alas transparansi, ruang panas dilokalisasi, pada ruangan tersebut ada kipas
angin.
Standard doublet optic yang menghasilkan cahaya terang dan rata. Focal length 355 mm
(14,2"), terang cahaya 2300 lumens, dan rata. Ada pengatur cahaya yang dapat
memproyeksikan trans aransi film 0 - 25° proyeksi amat baik antara 1,5 sampai dengan 4,5
m. Alat ini membutuhkan tegangan listrik.-220 Volt, daya 200 watt, dengan berat 10,4 kg.
Panjang kabel = 3,05 m. Sistem pendinginan tidak diperlukan sebab lampu langsung
berhubungan dengan udara luar dan pernakaian daya kecil. Triplet optical projection head
317 ram, projection stage 255 x 285 mm, terang 2100 lumens. Berbagai macam overhead ini
harus diproyeksikan setelah sinar menyala dari overhead projector. Sinar dari overhead
projector akan diterima oleh layar atau yang disebut layar portable matte white, dan akan
tampak jelas bahàn-bahan yang ditulis dalam transparansi.

I. Visual dalam Media Proyeksi


Media visual, yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan dalam wujud
visual. Konotasi media visual dalam pengajaran memiliki pengertian yang sangat luas, karena
pada dasarnya media pembelajaran yang digunakan dalam pengajaran hampir semuanya
dapat dinikmati oleh indera penglihatan kita. Dalam bahasan ini media visual yang dimaksud,
adalah media yang penampilan materialnya dengan menggunakan alat proyeksi atau
proyektor, karena melalui media ini perangkat lunak (soft ware) yang melengkapi alat
proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya atau gambar yang sesuai dengan materi yang
diinginkan. Berdasarkan fungsi penggunaannya media visual hasil bias elektronik

14
dapatdiklasifikasikan menjadi media visual tak bergerak (diam) ialah media yang dapat
menampilkan atau membiaskan gambar diam pada layar, seperti: Overhead Projector (OHP),
Opaque Projector, Slides dan Film Strip. Sedangkan media visual yang bergerak ialah media
yang dapat menampilkan atau membiaskan gambar atau bayangan yang dapat bergerak di
layar bias, seperti: bias gambar-gambar yang ditampilkan oleh motion picture film dan loop
film. Masing-masing media, baik yang bergerak maupun yang tak bergerak dilihat
penggunaannya tak lepas dari kelebihan dan keterbatasan yang ada, tergantung pada situasi
dan kondisi pengoperasiannya. Beberapa media visual adalah sebagai berikut :
1. Overhead Projector (OHP) dan Transparansi
2. Opaque Projector
3. Slides (Film Bingkai)
4. Film Strip (Film Rangkai)
5. Microprojection, Microfilm, dan Microcard
6. Loop Film
Visual proyeksi mudah digunakan pada semua tingkatan pendidikan dan semua
kurikulum belajar mengajar. Banyaknya gambar komersial berkualitas tinggi yang tersedia.
Pada umumnya, ilmu seni, geografi, dan ilmu pengetahuan lainnya, khususnya yang berguna,
dihadirkan dengan gambar-gambar yang bersifat komersial. Ada beberapa tipe hal yang dapat
presentasikan lewat gambar yaitu:
a. Menyediakan sarana bisnis bagi pekerja baru
b. Membuat gambaran sejarah suatu komunitas, sekolah, atau organisasi.
c. Memberikan materi kuliah tentang sejarah dan teknik kesenian.
d. Dokumentasi kegiatan siswa, hasil kerja siswa, dan problem kemasyarakatan
(contohnya, kriminal dan polusi)
e. Penjelasan tentang prosedur penjahitan pada pasien yang sedang mengalami operasi.
f. Menunjukkan cara kerja dalam aneka ragam pekerjaan, untuk menimbulkan kesadaran
berkarir.
g. Menjelaskan penggunakaan produk-produk perusahaan keseluruh dunia.
h. Mengajarkan langkah-langkah proses dengan pendekatan pada pengoperasian.
i. Stimulasi tentang medan perjal

15
J. Audio dalam Media Proyeksi
Sudjana dan Rivai mengemukakan bahwa media audio untuk pengajaran adalah bahan
yang mengandung pesan dalam bentuk auditif (pita suara, atau piringan suara), yang dapat
merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga terjadi proses belajar
mengajar. Media Audio ini banyak digunakan dalam beberapa jenis pembelajaran. Media
audio ini juga sering digabungkan dengan media lainnya untuk menghasilkan sebuah media
yang lebih baik lagi. Seperti halnya audio yang digabungkan dengan media visual kemudian
ditampilkan pada proyeksi. Audio disini termasuk radio, perekam pita magnetik, sound slide,
sound effect dan lain sebagainya.
Sound Slide disebut juga slide suara, slide tape, atau photo play yang merupakan
perpaduan antara dua media, yaitu media pandang berupa slide dan media dengar berupa
rekaman. Kedua media tersebut dipresentasikan secara bersamaan untuk mengkomunikasikan
suatu program/pesan. Prinsip kerjanya berupa pemroyeksikan slide yang telah diurutkan
sedemikian rupa sehingga dapat menggambarkan urutan kejadian, pemunculannya dilakukan
satu persatu disertai narasi hasil pemutaran pita rekaman. Program sound slide dapat disusun
melalui beberapa tahap, yaitu:
a. tahap perencanaan,
b. tahap penyusunan naskah,
c. tahap pelaksanaan pembuatan,
d. tahap pemresentasian.
Kelebihan dan kelemahan sound slide
a. Kelebihan :
1. Dapat mengkomunikasikan pesan melalui lambang verbal dan visual sekaligus.
2. Dapat dipresentasikan tanpa kehadiran guru.
3. Dapat digunakan secara individual maupun kelompok.
4. Mudah direvisi atau diganti jika dibutuhkan
b. Kelemahan sound slide
1. Sinkronisasi yaitu diatur antara slide dan suara.
2. Media ini belum dapat mengkomunikasikan informasi melalui lambang gerak.
3. Proses pembuatannya memerlukan waktu relatif lama.
4. Presentasi gambar tidak dapat diperlama, karena harus menyesuaikan dengan
presentasi audionya.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
media pembelajaran adalah media yang digunakan pada proses pembelajaran sebagai
penyalur pesan antara guru dan siswa agar tujuan pengajaran tercapai. Dalam media
pembelajaran terdapat beberapa media yang dapat dipakai oleh guru dalam mengajar sesuai
dengan kebutuhan pelajaran yang dibutuhkan guru.
Media yang dapat digunakan guru antara lain, media cetak, non cetak, audio dan proyeksi.
Media cetak dapat berupa buku, modul dan lain-lain. Media non cetak yaitu bahan ajar yang
berbasis teknologi baik itu pdf online, modul online, internet, video dan lain-lain. Sedangkan
audio berupa media yang menggunakan suara seperti radio, rekaman dan lain-lain. Terdapat
juga media proyeksi yaitu informasi yang akan disampaikan dapat diproyeksikan ke layar,
sehingga informasi berupa: tulisan, gambar, bagan, dan lain-lain akan menjadi lebih besar
dan lebih jelas dilihat oleh siswa.

B. Saran
Kami menyadari bahwa penulisan ini jauh dari kata sempurna. Oleh karenanya, tim
penyusun meminta kritik dan saran apabila makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan baik
secara penulisan maupun isi.

17
DAFTAR PUSTAKA
Alfarisi, Salma. 2012. Model Pertemuan ke-3 Perkuliahan Multimedia dan Animasi. .
Jakarta: Universitas Mercubuana.
Djamarah, Syaiful dan Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar mengajar. Jakarta: Bineka Cipta
Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya

https://www.scribd.com/doc/145436342/Jenis-Dan-Karakteristik-Media-Menurut
Taksonomi-Rudy-Bretz
https://www.scribd.com/doc/176007491/Bahan-Ajar-Cetak-Dan-Non-Cetak

Nurhadi Waryanto. 2017. Penggunaan Media Audio Visual dalam Menunjang Pembelajaran.
Pendidikan Matematika. FMIPA UNY

Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2013. Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

18
19

Anda mungkin juga menyukai