Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menulis sendiri memiliki beberapa tujuan yang dapat berguna bagi siswa sd
diantara tujuan-tujuan tersebut adalah memberitahu sesuatu, memberikan arahan,
menjelaskan sesuatu, meyakinkan, meringkas.Dengan menulis maka siswa dapat
memberitahu sesuatu,menjelaskan sesuatu,meringkas,dan lain sebagainya.

Harris (dalam Taufina, 2015:229) berpendapat bahwa keterampilan menulis


diartikan sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, gagasan,
pikiran atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa tulis. Menurut
Takala (dalam Isah Cahyani, 2006: 97) menulis sebagai suatu proses menyusun,
mencatat, dan mengkomunikasikan makna dalam tataran ganda, bersifat interaktif dan
diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan sistem tanda-tanda
konvensional yang dapat dibaca.

Untuk dapat mengajarkan pembahasan menulis ini untuk siswa sd maka seorang
calon guru wajib mengetahui pendekatan, teknik, strategi, serta proses dalam menulis
agar tidak salah kaprah dalam proses belajar mengajarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis-jenis pendekatan menulis ?
2. Apa saja jenis-jenis teknik menulis ?
3. Apa saja strategi menulis ?
4. Bagaimana proses menulis ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui jenis-jenis pendekatan menulis ?
2. Untuk mengetahui jenis-jenis teknik menulis ?
3. Untuk mengetahui strategi menulis ?
4. Untuk mengetahui proses menulis ?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian menulis
Menurut Semi (2007:14) menulisa dalah proses kreatif mentransfer ide kedalam
simbol tulisan . pernyataan ini didasarkan pada 3 aspek utama penulisan yaitu (1)
adanya tujuan atau tujuan tertentu yang ingin dicapai, (2) ide yang ingin dicapai dan
transfer terakhir sistem ide adalah sistem bahasa.
Menurut Akhadiah dalam abidin (2012:181) menulis adalah sebuah proses yaitu
proses penuangan gagasan atau ide kedalam bahasa tulis yang dalam praktiknya proses
menulis diwujudkan dalam beberapa tahapan yang merupakan suatu sistem yang utuh.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa menulis merupakan
kemampuan seseorang menggunakan lambang-lambang bahasa untuk menyampaikan
sesuatu baik berupa ide maupun gagasan kepada orang lain atau pembaca yang
dilakukan dengan menggunakan bahasa tulisan.

B. Pendekatan dalam Pembelajaran Menulis


1. Pengertian Pendekatan
Menurut Taufina Taufik dan Muhammadi (2012: 39) pendekatan pembelajaran
dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran
yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih
sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan dan melatari metode
pembelajaran dengan cakupan teoritis tertentu. Senada dengan pendapat tersebut,
Subana (2011: 18) menyebutkan pendekatan dalam pembelajaran bahasa adalah
seperangkat asumsi tentang hakikat bahasa, pengajaran bahasa, dan proses belajar
bahasa.
Menurut Zuchdi dan Budiasih (dalam Dadan Djuanda, 2006: 21) pendekatan
adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan. Pendekatan pembelajaran bahasa
adalah seperangkat asumsi yang saling berkaitan, berhubungan dengan sifat bahasa dan
pembelajaran bahasa.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pendekatan dalam
pembelajaran menulis adalah sudut pandang dalam pembelajaran menulis yang saling
berkaitan dan berhubungan.

2
2. Pendekatan dalam Pembelajaran Menulis
Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran menulis, antara lain:
a. Pendekatan Komunikatif
Pendekatan komunikatif merupakan pendekatan yang berlandaskan pada
pemikiran bahwa kemampuan menggunakan bahasa dalam berkomunikasi
merupakan tujuan yang harus dicapai dalam pembelajaran bahasa (Zuchdi dan
Budiarsih, dalam Dadan Djuanda, 2006: 32).
b. Pendekatan Keterampilan Proses
Pendekatan Keterampilan Proses adalah pendekatan dalam proses
belajar-mengajar yang menekankan pembentukkan keterampilan untuk
memperoleh pengetahuan dan mengkomunikasikan perolehannya (Subana,
2011:36).
Keterampilan proses berfungsi sebagai alat menemukan dan
mengembangkan konsep. Konsep yang telah ditemukan atau dikembangkan
berfungsi pula sebagai penunjang keterampilan proses. Interaksi antara
pengembangan keterampilan proses dengan pengembangan konsep dalam
proses belajar-mengajar menghasilkan sikap dan nilai dalam diri siswa. Tanda-
tandanya terlihat pada diri siswa seperti, teliti, kreatif, kritis, objektif,
tenggang rasa, bertanggung jawab, jujur, terbuka, dapat bekerja sama , rajin,
dan sebagainya.
c. Pendekatan Whole Language
Pendekatan Whole Language adalah pandangan tentang hakikat belajar
dan bagaimana mendorong proses tersebut agar siswa dapat belajar secara
efektif dan efisien sehingga mencapai hasil yang optimal (Weaver dalam
Dadan Djuanda, 2006: 22).
d. Pendekatan Terpadu
Pendekatan terpadu adalah ancangan kebijaksanaan pengajaran bahasa
dengan menyajikan bahan-bahan pelajaran secara terpadu, yaitu dengan
menyebutkan, menghubungkan, mengaitkan bahan pelajaran sehingga tidak
berdiri sendiri atau terpisah-pisah (dalam Dadan Djuanda, 2006: 27).
Pendekatan terpadu dalam pembelajaran Bahasa Indonesia berarti pendekatan
yang pelaksanaannya memadukan aspek-aspek bahasa. Aspek-aspek bahasa
tersebut di dalam praktik berbahasa selalu digunakan secara bersama dan

3
terpadu, baik aspek-aspek kebahasaan maupun aspek-aspek keterampilan
berbahasa. Bahkan dengan bidang-bidang lain, bahasa selalu menyatu di
dalam pemakaian.
C. Teknik dalam Pembelajaran Menulis
1. Pengertian Teknik
Teknik adalah cara yang dilakukan seseorang dalam rangka mengimplementasikan
sesuatu secara spesifik (Taufina Taufik dan Muhammadi, 2012: 51). Teknik
pembelajaran bahasa Indonesia adalah teknik, cara atau kiat yang digunakan dalam
mata pelajaran bahasa Indonesia. Teknik ini biasanya lebih dikaitkan dengan
kegiatan penyajian bahan di kelas serta segala cara dan upaya guru dalam kegiatan
pembelajaran (Subana, 2011: 195)

2. Teknik-teknik dalam Pembelajaran Menulis


Upaya yang dilakukan guru agar siswa senang menulis adalah memberi kebebasan
kepada siswa untuk mau menulis apa yang disenanginya sesuai dengan
perkembangan tema pembelajaran yang dilaksanakan.
1. Menulis abjad
Menulis abjad dilakukan dengan cara setiap siswa diberikan tugas untuk
meniru tulisan beberapa huruf lepas yang dicontohkan guru.
Tujuan :
a) Pengenalan huruf
b) Mengidentifikasi lafal
Materi :
Huruf kapital dan huruf biasa dari Aa sampai Zz. Huruf lepas yang akan ditulis
berukuran besar +/- 15x10 cm.
Prosedur :
a) Guru menjelaskan tujuan, langkah-langkah pembelajaran dan memberikan
apersepsi.
b) Siswa mengamati contoh huruf yang akan ditulis.
c) Masing-masing siswa diberi tugas menulis huruf-huruf tertentu.
d) Masing-masing siswa menulis huruf yang telah ditentukan guru. Setiap
hasil kerja diberi nama pembuatnya.
e) Setiap hasil kerja ditempel di papan pajangan.

4
2. Menulis Kegiatan
Daya ingat anak sekolah dasar terhadap suatu kegiatan yang menarik atau
yang membawa kesan tersendiri akan sangat mudah diingat anak. Bagi siswa
sekolah dasar, untuk mengkonstruksi daya ingat terhadap peristiwa yang pernah
dialami secara berulang-ulang merupakan objek ide yang terdekat. Sehingga
dengan ide tersebut anak dapat diajak untuk menulis kegiatan atau membuat
karangan sederhana.
Tujuan:
a) Menulis cerita yang paling dekat dan dialami siswa.
b) Menulis karangan sederhana dengan menggunakan pilihan kata yang
tepat.
c) Menulis cerita rekaan berdasarkan pengalaman dengan bahasa yang runtut
dan penggunaan EYD yang tepat.
Materi:
Menulis kegiatan yang telah dan pernah dilakukan siswa baik di rumah
maupun di sekolah.
Prosedur:
a) Guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran menulis yang
akan dilaksanakan, dan memberikan apersepsi.
b) Siswa diberikan peluang untuk merekonstruksi ingatannya dengan cara
bercerita dengan teman sebangku atau kelompok kecil.
c) Siswa diminta menuliskan hal-hal apa yang telah diceritakan dengan
kalimat-kalimat pendek yang merupakan inti cerita.
d) Siswa mengembangkan kalimat-kalimat pendek yang telah dibuat menjadi
cerita yang telah diceritakan kepada teman.
a. Siswa secara berkelompok membacakan hasil karangannya, siswa lain
menyimak dan memberi masukan atas tulisan yang mereka simak.
b. Secara cepat guru memilih hasil tulisan siswa yang dianggap baik untuk
ditempel di papan pajangan.
3. Menulisi Gambar Kesayangan
Gambar yang telah dibuat siswa ditulisi sesuai dengan keinginannya, seolah-
olah gambar itu bercerita sesuai dengan apa yang ada pada imajinasi siswa.
Tujuan:
a) Meningkatkan keterampilan menulis kreatif siswa.

5
b) Meningkatkan penguasaan perbendaharaan kata.
c) Menghubungkan pengalaman pribadi dengan pengalaman membaca buku.
Materi:
Gambar yang telah dibuat dan siap diisi tulisan.
Prosedur:
a) Guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran.
b) Siswa diminta untuk membuat gambar kesenangan dengan bentuk yang
sederhana.
c) Gambar yang telah selesai dibuat ditulisi dengan keinginan masing-masing
siswa.
d) Guru melaksanakan pengamatan, bimbingan, dan penilaian proses terhadap
kerja yang dilakukan siswa.
e) Hasil kerja siswa yang dianggap baik dipajang di papan pajangan.

4. Menulis Bentuk Gambar


Variasi menulis puisi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya
adalah baris-baris kalimat itu seolah-olah sebagai garis coretan yang
membentuk gambar tertentu.
Tujuan:
a) Menulis kreatif
b) Mengidentifikasi suatu bentuk puisi untuk menambah efek pengimajinasian
dari wujud yang digambarkan.
c) Menulis puisi yang menggunakan suatu bentuk deskriptif kata-kata
Materi:
Pengalaman, dan pemahaman siswa terhadap suatu bentuk benda yang
mengesankan.
Prosedur:
a) Guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran.
b) Guru memperlihatkan satu bentuk puisi yang berbentuk sebuah benda.
c) Berdasarkan contoh yang dilihat, siswa membuat puisi sesuai dengan
pengalaman, dan pemahaman siswa terhadap suatu bentuk benda yang
mengesankan.
d) Guru melakukan pengamatan, memberikan bimbingan, memotivasi,
memfasilitasi siswa saat pembelajaran menulis puisi.

6
e) Siswa berlatih menulis draft puisi.
f) Siswa berdiskusi melakukan tukar pendapat atas draft puisi yang dibuat.
g) Siswa melakukan kegiatan revisi draft, dan melakukan proses akhir menulis
puisi.
h) Hasil tulisan siswa dibacakan di depan kelas.
i) Tulisan siswa yang representatif dengan tujuan pembelajaran ditempel di
papan pajangan.
j) Guru memberikan tindak lanjut agar siswa lebih kreatif dalam membuat
puisi dengan bentuk-bentuk lain, dan hasilnya akan di pajang

5. Menulis Cerita Bentuk Arkodion


Gambar berseri berupa foto yang biasanya merekam kejadian
beruntun/kronologis, akan membantu siswa untuk menemukan gagasan dalam
bercerita.
Tujuan:
a) Mengembangkan keterampilan penulisan kreatif.
b) Melatih siswa bercerita berdasarkan kronologis waktu, kejadian, dan tempat.
Materi:
Menulis cerita dengan berpedoman pada foto keluarga atau gambar berseri yang
diperoleh dari media massa.
Prosedur:
a) Minimal sehari sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru meminta siswa
membawa foto-foto keluarga atau gambar yang dianggap berseri.
b) Sebelum pembelajaran dimulai, siswa mengeluarkan foto atau gambar yang
mereka bawa.
c) Guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran.
d) Siswa mengamati contoh karangan atau cerita dalam bentuk arkodion.
e) Siswa diarahkan untuk membuat bingkai arkodion dari kertas gambar,
menempel foto/gambar.
f) Siswa menulis draft cerita berdasarkan gambar yang ada.
g) Saat siswa melakukan kegiatan menulis sedangkan guru melakukan
pengamatan serta bimbingan dan penilaian proses.

7
h) Siswa mendiskusikan draft cerita untuk memperoleh masukan dari unsur
kronologis cerita, pilihan kata, serta susunan kalimat, dan lain-lainnya yang
berkenaan dengan unsur kebahasaan.
i) Siswa melakukan revisi draft yang dilakukan dengan menyelesaikannya
menjadi sebuah cerita bersambung model arkodion.
j) Selesai menulis, siswa membacakan cerita yang dibuat.
k) Tindak lanjut yang dilakukan guru adalah menempelkan karya yang
dianggap baik di papan pajangan.

6. Menulis Cara Memainkan Sesuatu


Menulis ekspossisi, akan terasa sulit jika apa yang akan ditulis jauh dari siswa.
Mulailah dengan cara menuliskan bagaimana cara siswa memainkan benda
kesayangannya.
Tujuan:
a) Menulis eksposisi
b) Menuliskan cerita secara runtut
Materi:
Mainan kesayangan sebagai objek penceritaan.
Prosedur:
a) Guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran.
b) Siswa menyimak pembacaan tulisan tentang cara membuat burung dari
kertas.
c) Berdasarkan contoh yang disimak, siswa berlatih menulis karangan
eksposisi sesuai dengan objek tulisan masing-masing dengan langkah-
langkah, (a) membuat kerangka karangan (b) mengembangkan kerangka
karangan berupa draft karangan.
d) Secara berpasangan siswa berbagi melakukan kegiatan perbaikan dan
penyuntingan.
e) Guru mengamati, memotivasi, membimbing, serta menilai saat siswa
melakukan kegiatan pembelajaran menulis.
f) Kegiatan menyelesaikan karangan eksposisi dilanjutkan di rumah, dengan
demikian tampilan karangan siswa yang akan dipajang di papan pajangan
dapat menarik minat siswa untuk membacanya.
g) Hasil karangan siswa dipajang di papan pajangan.

8
7. Menulis Poster atau Reklame
Tujuan:
a) Mengidentifikasi ciri kalimat poster atau reklame.
b) Penggunaan kalimat pengharapan, anjuran.
c) Membuat poster atau reklame.
Materi:
Membuat poster atau reklame.
Prosedur:
a) Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran.
b) Melihat contoh poster atau reklame yang sering dijumpai.
c) Mengidentifikasi bentuk dan karakteristik bahasa poster atau reklame.
d) Siswa berlatih membuat poster atau reklame yang dapat dilakukan dengan
cara berkelompok atau mandiri dengan bahan guntingan huruf yang
ditempelkan pada kertas manila.
e) Guru memberikan bimbingan, memotvasi, memfasilitasi saat siswa belajar
membuat poster.
f) Setelah menyimpulkan materi pelajaran tentang karakteristik bahasa poster
atau reklame, hasil pekerjaan siswa dapat dipajang di kelas.

8. Menulisi Benda-benda Pos


Benda-benda pos adalah benda-benda yang digunakan untuk menyelesaikan
urusan pos dan siswa perlu memiliki pengetahuan tentang benda-benda pos
tersebut. Tujuan:
a) Mengenal bentuk benda-benda pos.
b) Mengetahui fungsi masing-masing benda pos.
c) Mengetahui cara menulisi benda-benda pos.
Materi:
Menulis kartu ucapan dengan menggunakan kartu pos.
Prosedur:
a) Guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran.
b) Memberikan apersepsi terkait dengan aktivitas surat- menyurat.
c) Guru memperlihatkan berbagai macam kartu ucapan dengan menggunakan
kartu pos.

9
d) Berdasarkan contoh bermacam-macam kartu ucapan, siswa berlatih
menulisi kartu pos.
e) Guru mengamati, memberikan bimbingan, menilai saat siswa melakukan
aktivitas menulisi kartu pos.
f) Selesai menulis, hasil menulis kartu pos dapat ditindaklanjuti dengan
melengkapinya dengan perangko, kemudian mengirim surat itu ke alamat
teman yang dituju atau alamat sekolah.
9. Menulis catatan harian
Kegiatan menulis catatan harian merupakan lanjutan dari kegiatan yang
berawal dari menulis satu kejadian yang pernah dialami siswa. Kegiatan yang
sama dilakukan setiap hari, terjadwal mulai dari bangun tidur sampai dengan
tidur kembali. Adakalanya aktivitas yang sama dilakukan setiap hari tetapi
adakalanya saat melaksanakan kegiatan tersebut ada peristiwa atau kejadian
yang tidak sama dengan hari kemarin. Pola karangan yang akan dibuat siswa
bersifat bebas dan guru secara intensif dan berkelanjutan mengingatkan akan
tugas yang harus dikerjakan siswa sebab menulis catatan harian tidak harus
dikerjakan dalam sekali atau dua kali pertemuan.
Tujuan dari menulis catatan harian adalah menulis kalimat efektif dan menulis
kejadian-kejadian lain yang secara kronologis dirangkai dalam satu cerita yang
dialami dalam sehari. Materi yang digunakan untuk menulis catatan harian
adalah kegiatan sehari-hari yang dilakukan di rumah ataupun di sekolah selama
seminggu. Prosedur dalam menulis catatan harian adalah sebagai berikut.
a) Guru menjelaskan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran, apersepsi.
b) Siswa berdiskusi kelompok mencermati, menganalisis contoh
diary/catatan harian.
c) Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil analisisnya.
d) Guru menyimpulkan materi pelajaran yang terkait dengan bentuk, ciri-ciri
kalimat yang dipergunakan dalam diary/catatan harian.
e) Guru memberikan tindak lanjut menulis diary/catatan harian selama
seminggu/kurun waktu yang disepakati.
f) Hasil kerja siswa dapat disimpan sebagai portofolio atau diteruskan oleh
anak yang bersangkutan.

10
10. Menulis mainan kesenangan
Setiap siswa biasanya memiliki mainan yang disenangi di rumah. Mereka
dekat dengan objek ini karena setiap kesempatan yang ada dimanfaatkan untuk
bermain, sehingga siswa mengetahui setiap detail bagian dari mainannya.
Menulis dengan menggunakan objek mainan yang disenangi merupakan
langkah awal bagi siswa untuk menulis deskripsi.
Tujuan dari menulis mainan kesenangan adalah menulis deskripsi tentang
mainan kesayangan atau benda di sekitar anak dengan bahasa yang runtut dan
menulis kalimat efektif. Materi yang digunakan untuk menulis mainan
kesayangan adalah mainan kesayangan siswa/benda-benda lingkungan yang
dekat dengan anak.
Prosedur dalam menulis mainan kesayangan adalah sebagai berikut.
a) Minimal sehari sebelum pembelajaran dimulai, guru mengingatkan siswa
untuk membawa mainan/benda kecil yang disenangi dari rumah untuk
pelajaran Bahasa Indonesia berikutnya.
b) Pada saat pembelajaran, siswa diminta mengeluarkan mainan/benda kecil
yang disenangi dari rumah.
c) Guru menjelaskan tujuan dan langkah/langkah pembelajaran, apersepsi.
d) Siswa mulai menulis dengan objek benda yang dibawa masing-masing.
e) Guru mengamati proses menulis yang dilakukan siswa, memberikan
motivasi, dan memfasilitasi.
f) Setelah siswa selesai menulis, pekerjaannya ditukar dengan teman
terdekat. Masing-masing siswa membaca karangan temannya dan
mengomentari tulisan yang dibacanya. Komentar yang mungkin diberikan
adalah runtut penceritaannya, ketepatan penggunaan kosakatanya,
ketepatan penggunaan EYD. Komentar tersebut ditulis di kertas lain.
Proses menukar pekerjaan ini dilakukan dua kali.
g) Berdasarkan masukan yang diberikan dari dua temannya, tulisan yang
telah dibuat diperbaiki.
h) Guru melakukan pengamatan, bimbingan kepada siswa saat proses
perbaikan karangan yang dilakukan siswa.
i) Berdasarkan hasil pengamatan, guru memperoleh masukan terhadap
kreativitas siswa saat mendeskripsikan mainan kesayangannya/benda yang
dekat dengan anak. Masukan tersebut mungkin dari penggunaan

11
kosakatanya, susunan kalimatnya, dan penceritaannya. Gunakanlah
sebagai reinforcement.
j) Tindak lanjut yang diberikan adalah siswa diminta untuk menulis ulang
tulisan dengan tulisan yang lebih rapi dan tampilan yang menarik di
rumah. Kemudian hasil tulisan tersebut dipajang di papan pajangan.
D. Strategi Menulis
Tahapan Prapenulisan
Tahap prapenulisan dilakukan untuk membuka kembali skemata pengalaman
bahasa siswa yang tersimpan di dalam memori jangka panjangnya. Strategi yang
diterapkan adalah: (1) curah pendapat, (2) bercerita, (3) amati gambar, (4)
organisasi gagasan, dan (5) jawab pertanyaan. Strategi tersebut tidak selalu
digunakan secara bersamaan pada setiap tatap muka.

1. Strategi curah pendapat (brainstroming) dilakukan untuk memberikan


kesempatan kepada siswa untuk mengingat kembali pengalaman bahasanya
yang berkaitan dengan tema yang ditentukan. Strategi curah pendapat
dilakukan melalui tanya jawab dalam dialog guru-siswa. Kegiatan itu
diarahkan untuk memilih topik yang akan dijadikan bahan tulisan sehingga
topik yang akan ditulis berdasarkan minat dan pengetahuan siswa.
2. Strategi bercerita (telling) diterapkan untuk mengembangkan gagasan yang
akan ditulis siswa. Strategi bercerita digunakan sebagai alat untuk memancing
siswa agar mampu menceritakan kegiatan yang dilakukannya sehari-hari
secara lisan. Tema yang dipilih dalam penerapan strategi bercerita adalah
tema yang berkaitan dengan kehidupan keseharian siswa, misalnya
kegemaran, kegiatan, dan disiplin. Strategi bercerita diterapkan dengan
menggunakan metode penjelasan, tanya jawab, percakapan dengan teman
sebangku (in-pairs).
3. Strategi amati gambar (looking picture) digunakan sebagai pemancing siswa
untuk mengemukakan gagasan dalam bentuk kalimat. Gambar digunakan
untuk: (1) menetapkan topik yang sesuai dengan tema yang ditentukan, (2)
mengembangkan kalimat gagasan yang mendukung paragraf, (3) menetapkan
judul, dan (4) mengorganisasikan kalimat gagasan. Gambar yang
dimanfaatkan berasal dari buku paket Lancar Bahasa Indonesia (LBI) 2
berupa gambar sketsa lepas dan gambar seri. Kalimat-kalimat yang

12
diungkapkan siswa dikelompokkan berdasarkan tema dan topik yang sedang
dibahas.
4. Strategi organisasi gagasan (organizing ideas). Strategi organisasi gagasan
dilakukan melalui pancingan gambar atau bercerita. Strategi organisasi
gagasan dilaksanakan dengan metode bermain. Belajar sambil bermain
merupakan pembelajaran yang bersifat nyata di kalangan anak usia SD.
Melalui metode bermain, pembelajaran akan lebih menyenangkan bagi
mereka sehingga pembelajaran yang sulit dan abstrak dapat disederhanakan
ke dalam bentuk sederhana yang mudah diterima siswa. Metode bermain
diterapkan dengan maksud agar pelajaran menulis tidak menjadi hal yang
menakutkan bagi siswa, menarik minat siswa, dan semua siswa memiliki
kesempatan untuk mengemukakan gagasan dalam bentuk kalimat.
5. Strategi jawab pertanyaan (answer ing the question) diterapkan untuk
mengarahkan siswa mengungkapkan gagasannya berdasarkan panduan
pertanyaan. Strategi jawab pertanyaan digunakan dengan menggunakan
bacaan, gambar, dan pengalaman keseharian siswa. Tujuannya adalah untuk
memotivasi siswa agar mampu mengungkapkan, mengembangkan, dan
mengorganisasikan gagasan sesuai dengan tema yang ditentukan.

Tahapan Penulisan
Tahap penulisan draf merupakan kegiatan menuangkan atau menuliskan ide
atau gagasan dengan menggunakan lambang bunyi bahasa tulis. Guru BI kelas
IV menerapkan tiga strategi dalam kegiatan penulisan draf, yakni: (1) strategi
tulis bersama, (2) tulis pasangan, dan (3) tulis individual.
1. Strategi tulis bersama (TB) merupa kan kegiatan penulisan draf yang
dilakukan bersama-sama secara klasikal. Dalam strategi tulis bersama, siswa
memiliki kesempatan untuk memberikan sumbangan pemikirannya berupa
kalimat. Tema atau topik dipilih berdasarkan hasil curah pendapat pada tahap
prapenulisan atau ditentukan guru berdasarkan kurikulum. Strategi tulis
bersama dilakukan dengan menggunakan pancingan gambar lepas dan gambar
seri. Tema tulisan yang dipilih dalam strategi tulis bersama adalah tema yang
bersifat umum. Guru BI kelas IV mengarahkan pemilihan topik berdasarkan
sumber belajar yang tersedia (buku paket LBI 2). Siswa mengemukakan
kalimat yang dimilikinya secara bergiliran atas tunjukan guru.

13
2. Strategi tulis pasangan (TP) disebut juga strategi pasangan minimal adalah
kegiatan penulisan draf yang dilakukan oleh dua orang siswa dengan teman
sebangkunya. Dalam strategi TP, siswa memiliki kesempatan untuk saling
bercakap-cakap, bertanya jawab, dan berdiskusi dengan pasangan yang telah
akrab dengannya. Dalam strategi tulis pasangan, siswa dimotivasi untuk
mengungkapkan ide, gagasan, pengalamannya dalam bentuk kalimat dengan
menggunakan pancingan gambar, panduan pertanyaan, atau bagan kegiatan.
Penerapan strategi tulis pasangan ini menjaga rasa aman siswa. Dengan cara
itu siswa akan terbuka untuk mengemukakan kalimat pertanyaan dan
jawaban.
3. Strategi Tulis Individual (TI) merupakan cara menuliskan draf secara
individual. Strategi ini diterapkan hampir setiap kali ada pelajaran menulis.
Dalam strategi tulis individual, setiap siswa memperoleh kesempatan untuk
menuliskan secara bebas segala sesuatu yang diingatnya berkaitan dengan
topik yang disepakati. Untuk mengefektifkan penerapan strategi tulis
individual, guru BI kelas IV menggunakan pancingan gambar dan bagan
kegiatan. Strategi tulis individual dengan pancingan gambar diterapkan pada
materi/tema yang bersifat umum. Strategi tulis individual dengan bantuan
bagan kegiatan diterapkan pada materi/tema yang berkaitan langsung dengan
kehidupan keseharian siswa.
Tahapan Perbaikan
Tahap perbaikan (Pb) merupakan upaya untuk memperbaiki kalimat-kalimat
siswa yang kurang tepat yang telah ditulis dalam draf sehingga dihasilkan tulisan
yang runtut, dalam kalimat yang baik dan benar, dan mudah dipahami. Fokus
perhatian pada tahap perbaikan adalah: (1) keutuhan pengembangan tulisan, (2)
kepaduan kalimat dalam paragraf, dan (3) keruntutan kalimat dalam paragraf.
Tiga strategi dalam tahap perbaikan yang diterapkan oleh guru adalah: (1) baca
individual, (2) baca kelas, dan (3) pertemuan individual.
1. Strategi Baca Individual (BI) diterapkan untuk menemukan kekurangan dan
kesalahan sendiri. Penerapan strategi baca individual memberikan kesempatan
kepada setiap siswa untuk membaca kembali draf tulisannya. Membaca
kembali draf tulisan sendiri adalah cara untuk membebaskan diri dari rasa
malu kepada teman atau guru karena kesalahankesalahan yang dibuatnya.

14
2. Strategi baca kelas (BK) merupakan cara untuk memperbaiki tulisan secara
klasikal. Strategi baca kelas dilakukan oleh siswa baik terhadap tulisan yang
dibuat oleh siswa secara individual, pasangan minimal, kelompok, atau
tulisan bersama. Strategi baca kelas diterapkan oleh guru dengan maksud agar
kekurangan dan kesalahan yang tidak dapat ditemukan oleh siswa dalam draf
tulisan nya dapat ditemukan secara bersama-sama pada saat dilakukan
pembacaan di depan kelas.
3. Strategi pertemuan individual (PI) merupakan cara untuk menemukan
kesalahan dan kekurangan tulisan siswa dengan cara berkonsultasi kepada
guru secara individual. Strategi itu dilakukan untuk memberikan kesempatan
kepada siswa terutama bagi yang kurang berani mengambil resiko dalam
menulis atau takut berbuat kesalahan. Melalui strategi pertemuan individual,
kekurangan dan kesalahan siswa dalam draf tulisannya dapat didiskusikan
langsung kepada guru secara aman tanpa merasa malu kepada teman-
temannya. Ketiga strategi dalam tahap perbaikan diterapkan secara bersamaan
dan saling melengkapi.
Tahap Penyempurnaan
Tahap penyempurnaan (Pn) merupakan tahapan untuk menyusun dan menulis
kembali karangan. Strategi yang diterapkan guru BI kelas IV adalah pertemuan
individual (PI) dan bahas bersama (BB).
1. Strategi pertemuan individual (PI) dimaksudkan untuk mengkonsultasikan
hasil tulisan siswa kepada guru secara individual. Strategi pertemuan
individual dilakukan untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mendapatkan masukan guna menyempurnakan kalimat dan paragraf yang
belum dapat diperbaiki siswa secara individual. Melalui strategi pertemuan
individual, siswa dapat bertanya kepada guru secara aman tanpa merasa malu
kepada teman-temannya. Selain masalah kalimat dan urutannya dalam
paragraf, strategi pertemuan individual juga diterapkan untuk mengecek
sistem mekanikal tulisan, misalnya ejaan, tanda baca, struktur kalimat, dan
pilihan kata.
2. Strategi bahas bersama (BB) merupakan cara menyempurnakan tulisan
melalui pembahasan secara bersama-sama secara klasikal. Strategi bahas
bersama dalam tahap penyempurnaan diterapkan oleh guru BI kelas IV untuk
menyempurnakan pemilihan dan penempatan kata dalam kalimat dan

15
paragraf. Dua kegiatan tersebut saling melengkapi. Fokus perhatian pada
tahap perbaikan terletak pada kesatuan dan pengembangan isi karangan,
sedangkan tahap penyempurnaan difokuskan pada sistem mekanik tulisan,
penulisan ejaan dan tanda baca, struktur kata dan kalimat serta pemilihan dan
penggunaan kosakata.

E. Proses Menulis
Aktivitas menulis mengikuti alur proses yang terdiri dari beberapa tahap.
MCkay (1984) mcngemukakan tujuh tahap proses menulis, yaitu: (l) pemilihan
dan pembatasan masalah, (2) pengumpulan bahan, (3) penyusunan bahan, (4)
pembuatan karangka karangan, (5) penulisan naskah awal, (6) revisi, dan (7)
penulisan naskah akhir. Di samping itu, McCrimmon scbagaimana dikutip olch
Akhadiah (1989) mengemukakan tiga tahap dalam proscs pcnulisan, yaitu (1)
prapenulisan, (2) penulisan dan, (3) revisi.
Langkah-langkah dalam proses menulis ada tiga. Agar tulisan Anda rapi dan
benar, laluilah semua langkah berikut, yaitu pramenulis, saat menulis, dan
pascamenulis (merevisi, mengedit, dan menyajikan). Banyak orang gagal menulis
karena tidak melakukan proses tersebut secara lengkap. Atau mungkin tulisan jadi,
tapi hasilnya tidak maksimal.
1. Pramenulis
Pramenulis merupakan tahap persiapan. Pada tahap ini seorang penulis
melakukan berbagai kegiatan, misalnya menemukan ide gagasan,
menentukan judul karangan, menentukan judul, memilih bentuk atau jenis
tulisan, membuat kerangka, dan mengumpulkan bahan-bahan. Ide tulisan
dapat bersumber dari pengalaman, observasi, bahan bacaan, dan imajinasi.
Oleh karena itu, pada ide atau gagasan. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui
berbagai aktivitas, misalnya membaca buku, surat kabar, majalah, dan
sejenisnya; menyimak warta berita, pidato, khotbah, diskusi, dan seminar,
karya wisata dan rekreasi dan sebagainya.
Penentuan tujuan erat kaitannya dengan pemilihan bentuk karangan.
Karangan yang bertujuan menjelaskan sesuatu dapat ditulis dalam bentuk
karangan eksposisi; karangan yang bertujuan membuktikan, meyakinkan, dan
membujuk dapat disusun dalam bentuk argumentasi dan persuasi. Karangan
yang bertujuan melukiskan sesuatu ditulis dalam bentuk karangan deskripsi.

16
Di samping itu seorang penulis dapat memilih bentuk prosa, puisi, atau drama
untuk mengkomunikasikan gagasannya.
Pengembangan ide ke dalam kerangka karangan dapat menggunakan
berbagai pola pengembangan. Secara umum, karangan terdiri atas tiga
bagian, yaitu pendahuluan, pengembangan, dan penutup. Pada bagian
pendahuluan dapat dikemukakan latar belakang masalah, permasalahan yang
akan dikemukakan, dan pendekatan yang akan digunakan untuk menguraikan
masalah itu. Bagian penutup biasanya berisi kesimpulan dan saran.
Pengembangan masalah dapat dilakukan dengan pola alamiah dan rasional.
Pola alamiah adalah pola pengembangan yang disesuaikan dengan urutan
waktu terjadinya peristiwa (kronologis) dan urutan tempat atau ruang (space
order). Sementara itu, pola pengembangan rasional, dapat dilakukan
berdasarkan (1) urutan sebab akibat atau sebaliknya, (2) problem Solving
atau pemecahan masalah, (3) aspek, dan (4) topik.
2. Saat Menulis

Tahap penulisan dimulai dengan menjabarkan ide ke dalam bentuk


tulisan. Ide-ide itu dituangkan dalam bentuk kalimat dun paragraf.
Selanjutnya, paragraf-paragraf itu dirangkaikan menjadi satu karangan yang
utuh.

Tahap ini memerlukan berbagai pengetahuan kebahasaan dan teknik


penulisan. Pengetahuan kebahasaan digunakan untuk pemilihan kata,
penentuan gaya bahasa, pembentukan kalimat, sedangkan teknik penulisan
untuk penyusunan paragraf sampai dengan penyusunan karangan sccara utuh.

Apabila pada tahap pramenulis belum ditentukan judul karangan, pada


akhir tahap ini, penulis dapat menentukan judul karangan. Beberapa
persyaratan yang perlu diperhatikan pada saat menentukan judul, antara lain
(l) singkat, (2) provokatif, dan (3) relevan dengan isi. Di samping itu, perlu
diingat bahwa judul sebaiknya disusun dalam bentuk frase bukan kalimat.

17
3. Pascamenulis

Pascamenulis terdiri atas tiga, yaitu: (a) merevisi atau mengubah, (b)
mengedit, dan (3) menyajikan atau mempublikasikan tulisan. Ketiga langkah
pascamenulis dapat dijelaskan sebagai berikut.

a. Merevisi atau Mengubah

Pada tahap merevisi dilakukan koreksi terhadap keseluruhan karangan.


Koreksi dilakukan terhadap berbagai aspek, misalnya struktur karangan
dan kebahasaan. Struktur karangan meliputi penataan ide pokok dan ide
penjelas, serta sistematika dan penalaranya. Sementara itu, aspek
kebahasaan meliputi pilihan kata, struktur bahasa, ejaan, dan tanda baca.
Pada tahap revisi masih dimungkinkan mengubah judul karangan apabila
judul yang telah ditentukan dirasakan kurang tepat.

b. Mengedit

Apabila karangan sudah dianggap sempurna, penulis tinggal


melaksanakan tahap pengeditan. Dalam pengeditan ini diperlukan format
buku yang akan menjadi acuan, misalnya ukuran kertas, bentuk tulisan,
dan pengaturan spasi. Proses pengeditan dapat diperluas dan
disempurnakan dengan pcnyediaan gambar atau ilustrasi. Hal itu
dimaksudkan agar tulisan itu lcbih mudah dipahami dan menarik. Gambar
dan ilustrasi untuk melengkapi tulisan yang dikomunikasikan untuk anak-
anak sebaiknya berwarna.

c. Menyajikan atau Mempublikasikan Tulisan

Mempublikasikan tulisan mempunyai dua pengertian. Pengertian


pertama, berarti menyampaikan karangan kepada publik dalam bentuk
cetakan, sedangkan pengertian kedua menyampaikan karangan tidak dalam
bentuk cetakan. Penyampaian tanpa cetakan dapat dilakukan dengan
pementasan, perceritaan, peragaan, dan sebagainya. Karangan berbentuk
cerita anak-anak, misalnya, dapat disampaikan melalui majalah. Secara
sederhana, karangan anak-anak dapat dipublikasikan lewat papan tempel
atau dibaca.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran menulis, antara lain:


a. Pendekatan Komunikatif
b. Pendekatan Keterampilan Proses
c. Pendekatan Whole Language
d. Pendekatan Terpadu
2. Teknik dalam Pembelajaran Menulis
a. Menulis abjad
b. Menulis Kegiatan
c. Menulisi Gambar Kesayangan
d. Menulis Bentuk Gambar
e. Menulis Cerita Bentuk Arkodion
f. Menulis Cara Memainkan Sesuatu
g. Menulis Poster atau Reklame
h. Menulisi Benda-benda Pos
i. Menulis catatan harian
j. Menulis mainan kesenangan
3. Strategi Menulis
a. curah pendapat
b. bercerita
c. amati gambar
d. organisasi gagasan
e. jawab pertanyaan
4. Proses Menulis
a. pemilihan dan pembatasan masalah
b. pengumpulan bahan
c. penyusunan bahan
d. pembuatan karangka karangan

19
e. penulisan naskah awal
f. revisi
g. penulisan naskah akhir.

B. Saran

Setelah kita membahas pendekatan, teknik, strategi serta proses menulis kita
sebagai calon guru diharapkan memahami konsep dan dapat melaksanakan
pembelajaran menulis sesuai dengan pendekatan, teknik, strategi dan prosesnya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh
karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan penulis terima dengan
baik.Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

20
DAFTAR PUSTAKA

Dadan Djuanda. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Komunikatif dan


Menyenangkan. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal
Pendidikan Tinggi Direktorat Ketenagaan

Hura, Feberlina, S. Neviyarni, and Taufina Taufik. 1018. Implementation of Character


Education and Improvement of Skill Writing Descriptive in Class 4 SDN 075043
Oladano. Jurnal Aplikasi IPTEK Indonesia 2, no. 3. ISSN online : 2548/3498
(http://bk.ppj.unp.ac.id/index.php/aiptekin/article/view/139) diakses pada tanggal 8
oktober 2018

Isah Cahyani dan Iyos Ana Rosmana. 2008. Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI
Press

Saleh Abbas. 2006. Pembelajaran Bahasa Indonesia yang Efektif di Sekolah Dasar. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan

Subana dan Sunarti. 2011. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka
Setia

Suparti. 2007. Strategi Pembelajaran Menulis Di Sekolah Dasar Kelas IV. Jurnal Didaktika
Vol.2 No.1: 259—271 (https://mafiadoc.com/pembelajaran-menulis-di-sd-blog-
universitas-terbuka-surabaya_59fa20a91723dd6465bfea75.html) diakses pada tanggal 8
oktober 2018

Taufina.2016.Mozaik Keterampilan Berbahasa di Sekolah Dasar.Bandung:CV.Angkasa

Wibowo, H.S. and Kartono, M., 2015. Penerapan Model Project–Based Learning (Pjbl)
Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Deskripsi. Jurnal Didaktika Dwija Indria
(SOLO), 4(3).( http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/pgsdsolo/article/view/6625)
diakses pada tanggal 8 oktober 2018

21

Anda mungkin juga menyukai