Anda di halaman 1dari 13

TEKNIK MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA, TANDA BACA,

ANGKA, SERTA WACANA BERAKSARA JAWA


Disusun Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Bahasa Jawa
Dosen Pengampu: Abdul Rozak, M.Pd.

Oleh :
Setyani 1810310049
Fina Zuliyana 1810310050
Rofitrasari 1810310051
Nila Amelia 1810310052

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI KUDUS


FAKULTAS TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYYAH
2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Aksara jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak ternilai
harganya. Bentuk aksara dari seni pembuatannya menjadi suatu peninggalan yang patut
untuk dilestarikan. Aksara jawa dipakai dalam berbagai teks berbahasa jawa dan
beberapa bahasa lain di sekitar wilayah penuturannya. Aksara ini lebih dikenal sebagai
Hanacaraka atau Carakan.1 Namun aksara tersebut semakin dikenali oleh masyarakatnya
sendiri termasuk pada generasi muda.
Siswa sekolah dasar mulai enggan untuk mempelajari aksara jawa. Upaya
pemerintah dengan memasukkan aksara jawa kedalam materi ajar pada mata pelajaran
bahasa jawapun disambut dengan baik. Minat siswa dalam mempelajari aksara jawa
belum sepenuhnya terbangun. Masih terdapat siswa siswi yang merasa kesulitan dalam
belajar membaca atau menulis akasara jawa.
Didalam materi aksara jawa tentu tidak hanya tulisan yang di mulai dari Ha
sampai Nga saja, tetapi juga ada beberapa hal lainnya, seperti angka, pasangan, tanda
baca, wacana aksara jawa dan lain sebagainya. Dalam membaca dan menulis aksara jawa
tentu memiliki teknik tersendiri, sehingga bagi merasa yang tidak terbiasa akan merasa
kesulitan dalam melakukannya. Ada beberapa teknik yang harus dipelajari terlebih
dahulu dalam memahami aksara jawa.
Selain itu kurangnya pemahaman dan merasa kesulitan dalam materi aksara jawa
juga sering menjadi kendala bagi siswa siswi dalam belajar. Timbunya kesalahan tersebut
tentunya akan menyebabkan beberapa problem saat proses belajar mengajar berlangsung.
Demikianlah yang menjadi latar belakang kami untuk membuat tulisan berupa makalah
dengan judul “Teknik Membaca dan Menulis Aksara Jawa, Tanda Baca, Angka, Serta
Wacana Beraksara Jawa”
Kami berharap dengan adanya makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi
pembaca.

1
Feni Yunia, 2013, Kemampuan Menulis Aksara Jawa,(Yogyakarta:UNY), hal.21
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian dari Teknik Membaca dan Menulis Aksara Jawa?
2. Bagaimana Teknik atau Cara Membaca dan Menulis Aksara Jawa?
3. Bagaimana Tanda Baca, Angka, dan Wacana Beraksara Jawa?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk Mengetahui Teknik Membaca dan Menulis Aksara Jawa
2. Untuk Mengetahui Teknik atau Cara Membaca dan Menulis Aksara Jawa
3. Untuk Mengetahui Tanda Baca, Angka, dan Wacana Beraksara Jawa

BAB II
PEMBAHASAN

A. Teknik Membaca dan Menulis Aksara Jawa


Membaca dan menulis merupakan aktivitas berbahasa ragam tulis. Menulis adalah
kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca merupakan kegiatan
yang bersifat reseptif. Seseorang menulis guna menyampaikan gagasan, perasaan, atau
informasi yang disajikan dalam bentuk tulisan tersebut.
Bahasa Jawa merupakan wahana membentuk dan mengekspresikan gagasan dan
perasaan serta wahana apresiasi nilai keindahan baik secara reseptif maupun produktif.
Bahasa Jawa memiliki bagian-bagian dalam keutuhan yang terusmenerus berkembang
sejalan dengan penggunaannya dalam peristiwa komunikasi. Pengajaran bahasa Jawa
merupakan system penyikapan terhadap bahasa Jawa yang mengacu pada kesinambungan
dan keutuhan bahan pembelajaran, hasil pembelajaran, dan sistem pengajaran.2
Aksara Jawa adalah huruf yang digunakan untuk menuliskan bahasa Jawa,
berjumlah dua puluh huruf, bermula dari „ha‟ dan berakhir dengan „nga‟. Aksara Jawa
disebut juga carakan (abjad Jawa), yaitu sistem huruf yang digunakan untuk menuliskan
bahasa Jawa. Aksara Jawa memunyai sifat silabik / bersuku kata (setiap aksara sudah
mengandung vokal (a).
Aksara legend merupakan 20 aksara Jawa dasar yang masih belum diberi
sandhangan ataupun tanda lainnya. Aksara ini masingmasing memiliki pasangan yang
berfungsi untuk mengikuti suku kata mati atau tertutup dengan suku kata berikutnya.
Sedangkan sandhangan merupakan penanda yang berfungsi sebagai pengubah bunyi
aksara Jawa. Sandhangan aksara Jawa dibagi menjadi dua jenis, yaitu sandhangan swara
(i, u, ê, é / è, dan o) dan sandhangan panyigeging wanda (h, r, ng, dan paten untuk
mematikan huruf aksara).3
B. Teknik atau Cara Membaca dan Menulis Aksara Jawa
Menulis adalah membuat huruf (angka dan sebagainya) dengan pena (pensil,
kapur, dsb). Membaca adalah melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis (dengan
melisankan atau hanya dalam hati).
2
Maruti, Endang Sri. 2015, Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar. (Jawa Timur : CV AE Media Grafika), hal.3.
3
Masjid, Akbar Al. 2017, Modul Keterampilan Bahasa Jawa Panduan Nulis Aksara Jawa,( Yogyakarta: Universitas
Sarjanawiyata Tamansiswa), hal.6
1. Teknik menulis aksara jawa
a) Aksara Jawa/Aksara Carakan
carakan disebut abjad Jawa yaitu sistem huruf yang digunakan untuk
menuliskan bahasa jawa yang terdiri atas dua puluh aksara pokok. Aksara carakan
ditulis empat baris, setiap baris merupakan kalimat yang mengandung cerita.

Ha Na Ca Ra Ka : ada tulisan

Da Ta Sa Wa La : saling berkaitan
Pa Dha Ja Ya Nya : sama sakitnya
Ma Ga Ba Tha Nga : sama-sama menjadi bangkai/mati.
Setiap aksara mempunyai aksara pasangan yakni aksara yang berfungsi
untuk menghubungkan suku kata tertutup konsonan dengan suku kata berikutnya.
Berikut ini adalah aksara pokok yang terdaftar di dalam carakan/aksara jawa

b) Pasangan Aksara Jawa


c) Aksara Swara
Aksara suara berjumlah lima buah. Aksara swara digunakan untuk
menuliskan aksara vocal untuk menulis bahasa asing, untuk mempertegas
pelafalannya. Aksara swara dalam hanacaraka yaitu a, i, u, e, o. Berikut ini adalah
aksara swara.

d) Shandangan
Shandangan dalam bahasa jawa berarti pakaian atau perlengkapan. Dalam
hal huruf jawa, shandangan bermakna tambahan untuk melengkapi.
Contoh :
2. Membaca Aksara Jawa

Katon apik
Mangan nanas
Katon cetha
Mangan roti
Anak kadhal4
C. Tanda Baca, Angka, dan Wacana Beraksara Jawa
Bahasa jawa merupakan salah satu bahasa daerah di Indonesia yang masih
digunakan sebagai sarana komunkasi masyaraktnya. Dibanding degan bahasa daerah
lainnya bahasa jawa merupakan bahasa yang terbangyak penuturannya.5
1. Tanda baca aksara jawa
Aksara jawa mempunyai beberapa macam bunyi yang berbeda saat
diucapkan. Dikarenakan tergantung pada kata yang dituis memakai aksara
tersebut. Misalkan A bisa dibaca A pada jenis kata papat dan bisa juga dibaca
a pada kata lara. Aturan terdebut diberlakukan pada pada bunyi e yang
mempunyai beberapa variasi bunyi didalam pengucapannya. Dalam aksara
jawa ada beberapa tanda yang perlu diketahui:
4
Fajrin Setyorini, Meningkatkan Ketrampilan Membaca Aksara Jawa,(Yogyakarta: UNY, 2014), hal. 41-46
5
Ending Nurhayati, Mulyana, dkk, strategi pemertahanan bahasa jawa di provendi derah istimewa Yogyakarta, vol
12, no 1, 2013. Hlm 159
a) Pada Adeg
Pada Andeng digunakan untuk menandakan bagian yang tertentu pada
sebuah teks yang perlu untuk diperhatikan, untuk hal ini hampir sama
dengna jenis tanda baca kurung.
b) Pada Adeg-Adeg
Pada adeng-adeng digunakan dibagian depan kalimat dimasing-masing
alenianya.
c) Pada Lingsa
Pada lingsa sendiri digunakan diakhir bagian kalimat sebagai tanda
intonasi yang masih setengah selasai. Tanda ini sama atau sesuai dengan
tanda koma.
d) Pada Lungsi
Pada lungsi yang digunakan pada akhir kalimat. Tanda baca ini setara
dengan tanda titik.
e) Pada Pangkat
Pada pangkat memiliki beberapa fungsi. Diantaranya untuk akhir
pertanyaan lengkap apa bila diikuti dengan beberapa jenis rangkaian, juga
untuk mengapit suatu petikan langsung.
f) Pada Guru
Pada guru digunakan sebagai tanda yang berada diawal kalimat atau
cerita.
g) Pada Pancak
Pada pancak digunakan sebagi tanda yang berada diakhir kalimat atau
cerita.
2. Angka aksara jawa
Angka jawa disebut juga aksara wilangan. Fungsi penulisan angka jawa
pada asarnya mirip dengan angaka dalam tulisan latin. Sehingga
mempelajarinya tidak serumit mempelajari aksara mudra atau aksara
hanacaraka.

Angka jawa 1 sampai 9 dituliskan dengan persamaan sebagai berikut.

 Angka 1 adalah aksara ‘ga’ yang dilelet


 Angka 2 adalah aksara ‘nga’ yang dilelet
 Angak 3 adalah aksara ‘nga’ yang dipengkal
 Angka 4 adalah aksara ‘ma’ miring
 Angka 5 adalah aksara ‘ma’ kurung
 Angka 6 adalah aksara ‘e’ kara
 Angka 7 adalah aksara ‘la’
 Angka 8 adalah aksara ‘pa’ muda
 Angka 9 adalah aksara ‘ya’
 Angka 0 adalah angka 0 dalam bahasa Indonesia.
3. Wacana aksara jawa
Wacana dalam aksara jawa yaitu sebuah bacaan dongeng, cerita-cerita fiksi atau
sejara masa lalu yang ditulis dengan aksara jawa yang berparagraf. Berikut contoh
wacana aksara jawa:
Jayadrata Gugur
Sang prabu Duryudrata kang lagi mesanggah ing bulu kapitu sajak kelangan penggalihe,
sebab kurawa bisa mateni Abimanyu kang bisa njalari saya ringkih kekuatane para
pandawa. Kurawa uga wis pada krungu menawa raden Janaka prasetya bakal pati obong
Manawa ing dina sesok ora bisa merjaya Jayadrata. Sebab saka tangane Jayadrata iki
Abimanyu gugur ing palangan.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

A. Pengertian Teknik Membaca dan Menulis Aksara Jawa


Teknik adalah cara yang digunakan oleh seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu, menulis adalah kegiatan berbahasa yang bersifat produktif, sedangkan membaca
merupakan kegiatan yang bersifat reseptif. Aksara Jawa adalah huruf yang digunakan
untuk menuliskan bahasa Jawa, berjumlah dua puluh huruf, bermula dari „ha‟ dan
berakhir dengan „nga‟. Jadi teknik menulis dan membaca aksara jawa adalah cara yang
bersifat produktif, resptif dalam menulis aksara jawa.
B. Teknik atau Cara Membaca dan Menulis Aksara Jawa
Carakan disebut abjad Jawa yaitu sistem huruf yang digunakan untuk menuliskan
bahasa jawa yang terdiri atas dua puluh aksara pokok. Aksara carakan ditulis empat baris,
setiap baris merupakan kalimat yang mengandung cerita yaitu: ada tulisan, saling
berkaitan, sama sakitnya, dan sama-sama menjadi bangkai atau mati. Carakan terdiri dari,
aksara jawa, pasangan aksara jawa, aksara swara, dan sandhangan.
C. Tanda Baca, Angka, dan Wacana Beraksara Jawa
Ada beberapa tanda baca di dalam akasara jawa anatara lain: pada adeg, pada
adeg-adeg, pada lingsa, pada lungsi, pada pangkat, pada guru, pada pancak dan ada angka
aksara jawa yang terdiri dari angka 0 sampai 9. Wacana dalam aksara jawa yaitu sebuah
bacaan dongeng, cerita-cerita fiksi atau sejara masa lalu yang ditulis dengan aksara jawa
yang berparagraf

DAFTAR PUSTAKA
Fajrin Setyorini, (2014), Meningkatkan Ketrampilan Membaca Aksara Jawa,Yogyakarta: UNY.
Feni Yunia, (2013), Kemampuan Menulis Aksara Jawa,Yogyakarta:Universitas Negeri
Yogyakarta.
Suwardi, Ending Nurhayati, dkk, (2013), strategi pemertahanan bahasa jawa di provendi derah
istimewa Yogyakarta, Litera, Vol 12, no 1.
Maruti, Endang Sri, (2015). Pembelajaran Bahasa Jawa di Sekolah Dasar, Jawa Timur : CV AE
Media Grafika.
Masjid, Akbar Al, (2017), Modul Keterampilan Bahasa Jawa Panduan Nulis Aksara Jawa,
Yogyakarta: Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa.

Anda mungkin juga menyukai