Anda di halaman 1dari 7

PENGARUH KETERAMPILAN MENGHAFAL AKSARA

JAWA MELALUI LAGU SURAJA (SUWE ORA JAMU)


TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS V
SDN 06 TAHUNAN

SKRIPSI

Oleh Mahasiswa :
Laelatus Safa’ah
171330000111

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA JEPARA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa Jawa merupakan salah satu dari sekian banyak bahasa
daerah diIndonesia yang keberadaannya ikut mewarnai keanekaragaman
budaya bangsa Indonesia. Sebagai orang Jawa yang lahir dan besar di
tanah Jawa, sudah menjadi kewajiban untuk melestarikan warisan budaya
tersebut. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 432.5/5/2010, tentang
Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa Tahun 2010 untuk Jenjang
Pendidikan SD/SDLB/MI, SMP/SMPLB/MTs Negeri dan Swasta
Provinsi Jawa Tengah untuk pelajaran bahasa jawa sebagai muatan lokal
wajib. Hal ini sebagai upaya mempertahankan nilai-nilai budaya (Jawa)
masyarakat setempat, dalam wujud komunikasi dan apresiasi sastra
serta memberikan sebuah jawaban dalam dunia pendidikan terhadap
perkembangan pembelajaran Bahasa Jawa sejak dini di SD (Dinas
Pendidikan Jateng, 2010: 4).
Aksara jawa merupakan salah satu peninggalan budaya yang tak
ternilai harganya. Bentuk aksara dan seni pembuatannya menjadi suatu
peninggalan yang patut untuk dilestarikan. Aksara ini menjadi bukti nyata
adanya zaman terdahulu sebelum adanya bangsa Indonesia. Upaya
pelestarian aksara jawa ini sedang diupayakan oleh pemerintah. Salah satu
upayanya adalah memasukkannya dalam kurikulum pendidikan. Sehingga
bangsa Indonesia tidak kehilangan akan nilai budayanya (Rahma,
2007:1).
Berawal dari cerita sejarah aksara jawa berupa legenda hanacaraka
berasal dari aksara Brahmi yang asalnya dari Hindusta. Di negeri
Hindusta tersebut terdapat bermacam-macam aksara, salah satunya yaitu
aksara Pallawa yang berasal dari India bagian selatan. Dinamakan aksara
Pallawa karena berasal dari nama salah satu kerajaan di India yaitu
kerajaan Pallawa. Di Nusantara terdapat bukti sejarah berupa prasasti
Yupa di Kutai, Kalimantan Timur, ditulis dengan menggunakan aksara
Pallawa. Aksara pallawa ini menjadi induk dari semua aksara yang ada di
nusantara, antara lain: aksara hanacaraka, aksara rencong (aksara
kaganga), surat batak, aksara makasar dan aksara baybayin (Hartati dalam
Rohmadi dan Hartono 2011:192).
Lagu ‘suwe ora jamu’ menceritakan pertemuan yang sudah lama
dinantikan, namun pertemuan itu berbuah kekecewaan. Sebab, harapan
pertemuan tidak sesuai dengan yang diinginkan. Lagu ‘suwe ora jamu’
merupakan tembang daerah asal Jawa Tengah (Jateng) dan Yogyakarta.
Lagu ini diciptakan oleh R.C. Hardjosubroto, serta dipopulerkan penyanyi
keroncong Waljinah. Waljinah yang dijuluki ratu keroncong Indonesia
menyanyikan lagu ini dengan lirik tambahan sehingga tidak sesingkat
‘suwe ora jamu’ yang diciptakan R.C. Hardjosubroto.
Makna lagu ‘suwe ora jamu’ diulas Endah Kusuma Wardani dalam
analisis aspek makna lagu daerah dan implikasinya terhadap budi pekerti
(skripsi UMS,2016). Sebagaimana karya seni, lagu ‘suwe ora jamu’ dapat
mengandung banyak makna, tergantung tafsir dari pendengarnya. Salah
satu makna lagu ‘suwe ora jamu’ adalah tentang sekelompok teman yang
lama tak bertemu, namun ketika bertemu malah merasakan kekecewaan.
Makna lainnya dapat berupa pertemuan kekasih, namun malah berujung
putus harapan.
Lagu ini bermakna bahwa semua perjalanan hidup belum tentu
berlangsung sesuai dengan yang kita inginkan. Jika demikian, jangan
sampai terlalu kecewa ketika yang terjadi tidak sesuai harapan. Tembang
‘suwe ora jamu’ mengajarkan kita untuk bangkit walau ada sesuatu yang
membuat kita jatuh dan kecewa. Kandungan makna ‘suwe ora jamu’ ini
merupakan representasi perasaan yang dialami banyak orang.
Menurut Suparno (2009:13) pengertian keterampilan menulis
adalah sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan
menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya. Berdasarkan
konsep tersebut, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan komunikasi
tidak langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan
memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata dengan
menggunakan simbol sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili
oleh simbol-simbol tersebut.
Nurjamal, dkk. (2013:4), menyatakan bahwa menulis merupakan
keterampilan yang sangat kompleks. Oleh karena itu, mengombinasikan
dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam sebuah karangan
merupakan suatu keharusan bagi penulis. Dari sinilah akan terlihat sejauh
mana pengetahuan yang dimiliki penulis dalam menciptakan sebuah
karangan yang efektif.
Tarigan, H.G. (2008), menyatakan bahwa menulis ialah
menurunkan atau melukiskan lambang grafik yang menggambarkan suatu
bahasa yang dipahami oleh seseorang. Hadi Wiradarsana (2010), dalam
bukunya menyatakan bahwa agar tidak kacau dalam membaca dan
menulis aksara Jawa, maka haruslah teliti mengamati bentuk setiap
aksara, begitu juga jumlah kakinya. Sepintas bentuknya mirip padahal lain
ucapan.
Wagiran dan Doyin (2009: 12), menyatakan bahwa hakikat
menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dipergunakan
dalam komunikasi secara tidak langsung. Keterampilan menulis tidak
didapatkan secara alamiah, tetapi harus melalui proses belajar dan
berlatih. Berdasarkan sifatnya, menulis juga merupakan keterampilan
berbahasa yang produktif dan reseptif. Dalam kegiatan menulis, penulis
harus terampil memanfaatkan grafologi, kosa kata, struktur kalimat,
pengembangan paragraf, dan logika berbahasa.
Menulis aksara Jawa secara tepat berarti ditulis dari kiri ke kanan,
ditulis menggantung dan menempel digaris bagian atas. Seperti
pernyataan dari Mulyani (2008), bahwa cara menulis aksara Jawa dari kiri
ke kanan, tempatnya di bawah garis, apabila kertasnya bergaris. Selain itu
juga memperhatikan penempatannya, ditulis dan kelengkapan simbol
yang digunakan. Sehingga pembelajaran bahasa Jawa khususnya menulis
aksara Jawa butuh pemahaman, latihan, dan pengajaran yang benar.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun suatu identifikasi
masalah yang nantinya akan dijadikan bahan penelitian, sebagai berikut:
1. Minat belajar siswa menurun.
2. Menurunnya hasil belajar siswa terutama pembelajara aksara jawa di SDN
06 Tahunan.
3. Adanya siswa yang kesulitan dalam menghafal dan menulis aksara jawa
pada saat proses pembelajaran bersama guru.
4. Penggunaan model, media, maupun sarana dan prasarana yang monoton
sehingga siswa merasa bosan dan jenuh saat pembelajaran aksara jawa.

C. Batasan Masalah
Penelitian pengaruh keterampilan menghafal aksara jawa melalui lagu
SURAJA (suwe ora jamu) terhadap keterampilan menulis kelas V ini dibatasi
dengan melakukan penelitian dikelas V SDN 06 Tahunan. Melalui
pembatasan tersebut peneliti berencana menerapkan keterampilan menghafal
dan menulis aksara jawa melalui lagu SURAJA untuk meningkatkan hasil
belajar siswa SDN 06 Tahunan.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
masalah penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Apakah melalui lagu SURAJA (Suwe Ora Jamu) dapat meningkatkan
keterampilan menghafal terhadap keterampilan menulis aksara jawa
dikelas V SDN 06 Tahunan?
2. Apakah melalui lagu SURAJA (Suwe Ora Jamu) dapat meningkatkan
aktivitas siswa dalam keterampilan menghafal dan menulis aksara jawa
dikelas V SDN 06 Tahunan?
3. Apakah melalui lagu SURAJA (Suwe Ora Jamu) dapat meningkatkan
keterampilan siswa dalam aspek menulis dan menghafal aksara jawa?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka dapat diketahui bahwa
tujuan penelitian yaitu:
1. Meningkatkan keterampilan menghafal terhadap keterampilan menulis
aksara jawa dikelas V SDN 06 Tahunan.
2. Meningkatkan aktivitas siswa dalam keterampilan menghafal dan menulis
aksara jawa dikelas V SDN 06 Tahunan.
3. Meningkatkan keterampilan keterampilan siswa dalam aspek menulis dan
menghafal aksara jawa.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan dapat digunakan
sebagai alternatif dalam meningkatkan keterampilan menghafal aksara jawa
melalui lagu SURAJA (suwe ora jamu) terhadap keterampilan menulis siswa.
Secara rinci manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut
1. Manfaat Teoretis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memanfaatkan lagu SURAJA
(suwe ora jamu) sebagai media pembelajaran. Melalui penelitian ini
kita dapat mengetahui peningkatan hasil belajar dalam keterampilan
mmenghafal dan menulis aksara jawa dengan lagu SURAJA (suwe ora
jamu). Selain itu penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan sumber
bacaan dan bahan kajian untuk penelitian yang akan datang terutama
dalam pembelajaran aksara jawa.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa, yaitu:
1) Dapat meminimalkan kesulitan belajar siswa, sehingga dapat
meningkatkan kemampuan keterampilan menghafal aksara
jawa melalui lagu SURAJA.
2) Meningkatkan hasil belajar Bahasa Jawa, terutama dalam
keterampilan menghafal dan menulis aksara jawa.
3) Meningkatkan motivasi belajar siswa pada aksara jawa.
b. Bagi guru, yaitu:
1) Dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan
menghadapi dan mengatasi siswa kelas V SD yang mengalami
kesulitan dalam pemahaman aksara jawa, sehingga tercipta
suatu proses pembelajaran yang kondusif untuk membantu
perkembangan siswa yang optimal.
2) Dapat mendorong guru dalam memberikan materi pelajaran
dengan memperhatikan kemampuan para siswa sebelumnya.
3) Dapat memberikan alternatif kepada guru dalam meningkatkan
keterampilan menghafal dan menulis aksara jawa melalui lagu
SURAJA (suwe ora jamu) sebagai sarana untuk mengatasi
masalah kesulitan pemahaman siswa mengenai aksara jawa.
4) Dapat memberikan wawasan bagi guru dalam keterampilan
menghafal aksara jawa melalui lagu SURAJA (suwe ora jamu)
terhadap keterampilan menulis siswa.
c. Bagi sekolah, yaitu:
1) Hasil penelitian ini sebagai sumbangan yang bermanfaat dalam
rangka peningkatan keterampilan menghafal dan munilis aksara
jawa melalui lagu SURAJA (suwe ora jamu).
2) Sebagai bahan pertimbangan terhadap peningkatan kinerja
guru.
3) Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas pengelolaan
pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai