Dosen Pengampu :
Dr. Iriaji, M.Pd
Dr. Hj. Titik Harsiati, M.Pd
Kelompok 2:
Anita Zunarni (222103802025)
Choerul Anwar (222103802079)
Diah Aulia Azizatur Rohmah (222103801980)
Firman Cahyadi (222103802016)
Nur Widyawati (222103801939)
Offering GKC
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah sesuai dengan waktu yang telah direncanakan. Tak lupa kami
sampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Iriaji, M.Pd dan ibu Dr. Hj. Titik Harsiati, M.Pd selaku dosen mata kuliah
“Kajian Bahan Ajar Bahasa dan Seni Budaya Pendidikan Dasar”
2. Dan semua anggota kelompok yang membantu dalam pengerjaan
makalah ini.
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah “Kajian Bahan
Ajar Bahasa dan Seni Budaya Pendidikan Dasar”. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan
makalah ini sederhana dan masih jauh dari kesempurnaan baik dari cakupan materi maupun dari
pengulasan isinya, maka kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca sangat diharapkan
untuk memperbaiki penulisan makalah ini agar dapat mendukung pembelajaran yang dilaksanakan
kedepannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan seni merupakan Pendidikan apresiasi tentang indah dan keindahan serta
pemahaman terhadap karya orang lain. Melalui apresiasi seni orang akan menghargai karya orang
lain dari seni penghargaan terhadap keindahan yang diciptakan orang lain, juga menghargai karya
orang lain. Selanjutnya kegiatan menghargai orang lain ini dikembangkan
menjadi Pendidikan toleransi dan kebersamaan. Jadi Pendidikan seni sebagai Pendidikan rasa
mempunyai korelasi positif dengan Pendidikan.
Perilaku manusia didalam kehidupan dikendalikan lewat kerja otak kanan dan otak kiri.
Seperti diketahui bahwa peranan otak kanan manusia adalah mengembangkan kedisiplinan,
keteraturan, dan berpikir sistematis, sedangkan kinerja otak kiri adalah mengembangkan
kemampuan kreasi yang unstructured seperti ekspresi, kreasi, imajinasi yang tidak
membutuhkan sistematika kerja. Berangkat dari prinsip kerja otak kanan dan otak kiri inilah
dirancang Pendidikan yang mampu mendorong pengembangan kedua-duanya. Pendidikan
kemudian dikemas dalam kurikulum, dan oleh karenanya sebuah kurikulum di sekolah mempunyai
pilar Pendidikan otak kanan dan otak kiri. Masing-masing kinerja otak kanan ini didukung oleh
beberapa mata pelajaran yang dikenal dengan kelompok mata pelajaran yang
berbasis pelatihan berpikir, demikian pula otak kiri dengan kelompok mata pelajaran berbasis
pelatihan rasa. Kelompok mata pelajaran berbasis berpikir adalah matematika, IPA, sedangkan
kelompok mata pelajaran berbasis pelatihan rasa seperti IPS, agama, dan kesenian.
Dalam pendidikan seni melatih rasa keindahan yang sifatnya individual. Seni merupakan
kreasi keindahan bentuk, suara dan gerak, maka mata pelajaran seni di dalam kurikulum
Pendidikan umum berusaha mengembangkan rasa keindahan yang sangat berguna dalam
penampilan. Kelengkapan penampilan seseorang terletak pada kemampuan mengatur diri agar
percaya diri serta mempunyai rasa kemanusiaan. Di samping itu pembelajaran seni juga melatih
mengungkapkan rasa (ekspresi) agar dalam diri anak terjadi keseimbangan antara penerimaan
yang sudah menumpuk dalam memori dapat diungkapkan.Seni sebagai bagian dari alat
Pendidikan memiliki fungsi yang berarti bagi perkembangan anak didik, diantaranya pendidikan
seni sebagai media ekspresi, sebagai media komunikasi, dan sebagai media pembinaan
kreativitas, serta sebagai media pengembangan hobi dan bakat.
Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pendidikan seni yang dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran harus diikuti dengan pemilihan pendekatan strategi yang tepat agar tujuan
pendidikan seni dapat tercapai melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah
a. Bagaimana pembelajaran Seni di SD?
b. Bagaimana pendekatan pembelajaran Seni di SD?
c. Bagaimana Strategi pembelajaran Seni di SD?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah
a. Mengetahui pembelajaran Seni di SD
b. Mengetahui pendekatan pembelajaran Seni di SD
c. Mengetahui strategi pembelajaran Seni di SD
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pembelajaran Seni di SD
Pendidikan seni penting diberikan di sekolah dasar karena dalam seni memadukan
etika, iptek dan seni. Dalam pelaksanaannya perlu adanya keseimbangan yang mencakup
tiga hal, yaitu (1) transdisiplin, (2) sistemik, (3) trilogi pendidikan yang meliputi basic
science, budi pekerti dan tradisi baca tulis. Untuk pembelajaran seni budaya setidaknya
ada tiga pokok seni yang dibelajarkan yakni seni rupa, tari, dan musik. Oleh karena itu para
guru seni budaya harus mempunyai; (1) sense of visual art yaitu tanggap/peka terhadap
gejala visual/rupa estetik, (2) sense of auditorial art yaitu tanggap terhadap munculnya
berbagai gejala audio yang meliput dinamika suara/bunyi. dan (3) sense of kinesthetic yaitu
siap tanggap terhadap munculnya berbagai jenis gerak material. Bila ketiga hal di atas
dimiliki guru seni budaya akan mampu memberi peluang yang sangat besar dalam
mengembangkan dan menemukan ide-ide kreatif pembelajaran seni budaya yang lebih
bermakna dan berkualitas.
Istilah strategi pembelajaran merupakan salah satu unsur yang penting dalam
proses pembelajaran, karena keberhasilan proses pembelajaran bergantung dari strategi
yang dipilih dan dikembangkan oleh pendidik untuk menarik minat peserta didik dalam
belajar. Keberhasilan proses pembelajaran ditunjukkan dengan tercapainya tujuan belajar
yang direncanakan pada saat proses belajar-mengajar dirancang dalam sebuah desain
pembelajaran. Strategi pembelajaran memiliki makna sebagai suatu rencana yang
disusun untuk mewujudkan tujuan pembelajaran, jadi strategi merupakan perencanaan
dalam pembelajaran (Jennah, 2009). Konsep strategi mengacu kepada perancangan
prosedur yang didalamnya terdapat aktivitas yang disusun untuk mencapai tujuan-tujuan
pembelajaran (Sanjaya, 2009).
Secara umum terdapat beberapa jenis strategi pembelajaran yang ada diantaranya,
strategi pembelajaran ekspositori, inkuiri dan kooperatif. Strategi pembelajaran Ekspositori
mengedepankan proses pembelajaran langsung yang dilakukan oleh pendidik kepada
peserta didik, strategi Inkuiri melibatkan pemecahan masalah berdasarkan pengembangan
kemampuan berpikir kritis secara mandiri, sedangkan strategi kooperatif berpusat kepada
pembentukan tim atau kelompok-kelompok agar peserta didik dapat belajar bersama yang
didalamnya terdiri atas peserta didik dengan karakteristik yang berbedabeda (Sanjaya,
2009).
Selain itu terdapat pula beberapa jenis strategi pembelajaran yang lain diantaranya
discovery, problem based learning, strategi berbasis proyek dan berbasis saintifik.
Strategi discovery mengacu kepada pelibatan peserta didik untuk mengorganisasi dan
mengeksplorasi serta menganalisa potensinya dalam pengetahuan secara mandiri untuk
memecahkan berbagai masalah atas pengetahuan yang dibelajarkannya (Ana, 2018).
Problem based learning atau strategi pembelajaran berbasis masalah memiliki makna
bahwa dalam prosesnya, peserta didik dihadapkan pada suatu masalahmasalah berbasis
pengetahuan dimana peserta didik diminta untuk menganalisis permasalahan kemudian
menemukan solusi, dan menguji solusi atas masalah yang diberikan (Assegaff
& Sontani, 2016).
Pembelajaran berbasis proyek atau project based learning merupakan
strategi yang berpusat pada proses yang bersifat kontekstual untuk mengembangkan
kemampuan peserta didik pada suatu proyek-poryek tertentu (Sulistyarsi, 2012).
Sedangkan strategi saintifik berpusat kepada proses mengkonstruk pengetahuan
melalui tahapan-tahapan ilmiah, melalui proses mengamati hingga memverivikasi
pengetahuan yang didapat (Bermawi & Fauziah, 2016).
Berdasarkan pengertian dan definisi-definisi diatas mengenai beberapa contoh
strategi pembelajaran maka konsep strategi pembelajaran mengacu kepada seperangkat
rencana yang disusun untuk mencapai tujuan, dimana masing-masing model strategi
berdasarkan konsep tertentu dan memiliki karakteristik yang menjadi ciri khasnya.
Pada proses pembelajaran seni dalam pendidikan peserta didik sekolah dasar,
maka pemilihan strategi pembelajaran tentu harus memperhatikan kebutuhan, situasi dan
lingkungan belajar peserta didik. Hal ini akan sangat mempengaruhi terutama pendidik
harus memahami bahwa setiap individu anak memiliki karakter yang berbeda sehingga
perlu untuk memilih strategi yang tepat. Dalam prosesnya, pemilihan ini juga harus
menekankan pada sejauh mana tujuan pembelajaran seni yang dilakukan, apakah
pembelajaran seni sebagai media rekreasi atau hiburan kepada anak-anak, atau
pembelajaran seni yang ditujukan untuk pengembangan dan merangsang minat anak atas
potensi seni yang dimilikinya. Sehingga setiap tujuan yang berbeda maka pemilihan
strategi yang digunakan juga berbeda. Pemilihan strategi pembelajaran juga akan sangat
menentukan metode pembelajaran serta media pembelajaran yang akan digunakan.
Sehingga strategi apa yang dapat digunakan bergantung kepada kejelian dan pemahaman
pendidik dalam menganalisis karakteristik awal siswa sekolah dasar khususnya pada
karakteristik umum, kemampuan awal, gaya belajar serta motivasi anak dalam belajar yang
kemudian menjadi landasan bagi pendidik menyusun tujuan instruksional dan menjadi
dasar dalam memilih strategi yang tepat untuk proses pembelajaran seni di sekolah dasar.
Strategi pembelajaran yang baik yang diciptakan oleh masing-masing guru sangat
membantu siswa dalam tumbuh dan berkembang dalam dunia pendidikan. Guru harus
mampu serta mempunyai ide untuk selalu update tentang teori belajar, alat peraga
pembelajaran serta apapun untuk menunjang pendidikan di sekolah. Strategi pembelajaran
yang efektif serta menyenangan dapat memotivasi siswa untuk selalu betah di dalam kelas
dan menyukai pelajaran tersebut. Contohnya di dalam pelajaran seni budaya. Seni budaya
merupakan salah satu atau pelajaran yang hampir di semua instansi menerapkan pelajaran
ini. Dengan adanya pelajaran seni budaya, generasi muda lebih mengetahui pengetahuan
tentang budaya Indonesia, serta kesenian yang dimiliki bangsa ini. Dengan adanya
pendidikan seni budaya diterapan dalam usia dini atau sekolah dasar, diharapkan generasi
muda dapat melestarikan serta dapat menjaga budaya dan kesenian di zaman globalisasi
ini. Dengan adanya globalisasi pada saat ini menjadikan negara Indonesia entah semakin
maju atau entah malah semakin dijajah oleh teknologi dari luar negeri. Namun dengan
adanya budaya baru di Indonesia seharusnya masyarakat Indonesia lebih cerdas memilah
dan memilih mana yang benar-benar bermanfaat serta mana yang dapat diambil sebagai
pelajaran. Budaya cyber dapat dimanfaatkan sebagai budaya modern yang dapat
menunjang serta lebih mencerdaskan anak bangsa kedepannya dengan cara
menggunakan serta cara memilih hal-hal yang bermanfaat. Dengan adanya budaya cyber
saya sebagai penulis berharap agar guru dan siswa lebih kreatif dalam hal seni budaya di
sekolah dasar, karena mulai dari sekolah dasar itu siswa dicetak serta siswa pertama kali
mendapatkan ilmu pertama dari sekolah dasar, jadi bagaimana guru lebih kreatif lagi dalam
menentukan strategi pembelajaran yang menyenangkan serta strategi pembelajaran yang
dapat diikuti oleh semua siswa khususnya dalam bidang seni budaya.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Berdasarkan pembahasan pada bab II dapat disimpulkan bahwa
1. Pembelajaran seni di SD menekankan pada pengalaman belajar. Pengalaman
belajar seni dikelompokkan menjadi 3 bagian yakni pengalaman pengkajian seni
yang diwarnai oleh upaya untuk mendapatkan dan menerapkan pengetahuan
mengenai seni, pengalaman apresiasi seni yang menekankan pada kegiatan
penghayatan atau pemberian penilaian terhadap gejala keindahan, dan kelompok
pengalaman studio yang menekankan pada pemberian pengalaman keterampilan
prikomotorik.
2. Pemilihan pendekatan dalam pendidikan seni mengacu kepada misi dan tujuan
pendidikan seni, karakteristik siswa, jenis dan karakteristik bahan ajar, dan
lingkungan belajar. Pendekatan dalam pembelajaran seni di SD dapat dijabarkan
dalam 3 jenis yaitu pendekatan umum dari aspek manajerial, pendekatan umum
dari aspek psikologis, dan pendekatan dalam segi proses pembelajaran.
3. Pada proses pembelajaran seni dalam pendidikan peserta didik sekolah dasar,
maka pemilihan strategi pembelajaran tentu harus memperhatikan kebutuhan,
situasi dan lingkungan belajar peserta didik. Hal ini akan sangat mempengaruhi
terutama pendidik harus memahami bahwa setiap individu anak memiliki karakter
yang berbeda sehingga perlu untuk memilih strategi yang tepat. Dalam prosesnya,
pemilihan ini juga harus menekankan pada sejauh mana tujuan pembelajaran seni
yang dilakukan, apakah pembelajaran seni sebagai media rekreasi atau hiburan
kepada anak-anak, atau pembelajaran seni yang ditujukan untuk pengembangan
dan merangsang minat anak atas potensi seni yang dimilikinya .
B. SARAN
Berdasarkan simpulan yang telah diuraikan, maka sebaiknya dalam pembelajaran seni di
SD, guru memperhatikan tujuan dan fungsi seni bagi siswa. Pemilihan pendekatan juga
harus memperhatikan karakteristik dan kebtuhan siswa. Hal ini juga berlakuk dalam
menentukan strategi dalam pembelajarannya, hendaknya juga memperhatikan kebutuhan
peserta didik.
DAFTAR RUJUKAN
Botkin. JW (1984), No Limit to Learning : Bridging the Human Gap, New York : Pergammon Press
GandaPrawira, Nanang. (1997). Seni Rupa dan Pendidikan. Bandung: PGSD
Garha, Oho, dkk. (1995). Pengantar Pendidikan Seni Rupa. Bandung: PGSD