Penelitian Pendidikan 1
Metode Penelitian Korelasional
oleh
Kelompok 4
Seksi 16 BB 03
1. Afdhal Rahendra
2. Irgi Vaulina Risvi
3. Lisa Rahma Ilahi
4. Melchano Topandra
5. Mery Azhari
2018
Metode Korelasional
A. Pengertian Korelasional
Menurut Gay (1981 : 183 ) penelitian korelasional adalah suatu penelitan yang
kadang-kadang diperlakukan sebagai penelitian deskriptif,terutama disebabkan penelitian
korelasional mendeskripsikan sebuah kondisi yang telah ada.
Menurut Faenkel dan Wallen, (2008:328) penelitian korelasi atau korelasional adalah
suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat
manipulasi variabel.
Sementara itu Ricards ( 1985 : 5 ) memberikan definisi korelasi sebagai suatu ukuran
kekuatan hubungan antara dua kumpulan data. Metode ini menggambarkan secara kuantitatif
asosiasi ataupun relasi satu variable dengan variable lainnya. Misalnya kita ingin mengetahui
antara nilai tes matematika sekelompok siswa dengan tinggi nilai ujian.
Menurut Gay ( 1981 : 183 ) Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan
hubungan antara variabel atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat
prediksi.
Menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi
pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan
pada koefisien korelasi.
Penelitian korelasional memiliki tujuan untuk menentukan ada apa tidaknya hubungan
antara dua variabel atau lebih, kearah manakah hubungan tersebut positif atau negatif, dan
seberapa jauh hubungan yang ada antara dua variabel atau lebih yang dapat diukur. Misalkan
saja sperti hubungan antara kecerdasan dengan kreativitas, tinggi badan dengan umur,
semangat dengan pencapaian, nilai bahasa Inggris dengan nilai statistika, dan sebagainya.
Tujuan dari penyelidikan korelasional adalah untuk mengungkapkan atau menetapkan suatu
hubungan atau menggunakan hubungan-hubungan dalam membuat prediksi atau prakiraan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan penelitian korelasional adalah untuk mendeteksi
sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau
lebih faktor lain berdasarkan pada keofisien-koefisien.
1. Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit
dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat
dimanipulasi.
2. Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling
hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.
3. Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan
bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
4. Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas
dan satu atau lebih variabel terikat (dependent variabel).
D. Macam Studi Korelasional
1. Studi Hubungan
Studi hubungan dilakukan dalam suatu usaha memperoleh Pemahaman faktor-
faktor atau variabel yang berhubungan dengan variabel yang kompleks, seperti
hasil belajar akademik, motivasi, dan konsep diri. Variabel yang diketahui tidak
berhubungan dapat dieliminasi dari perhatian/pertimbangan selanjutnya.
Identifikasi variabel yang berhubungan membantu beberapa tujuan utama.
Pertama, studi demikian memberikan arah untuk melanjutkan studi kausal-
komparatif atau eksperimental. Studi korelasional merupakan cara yang efektif
mengurangi studi eksperimental yang tidak menguntungkan dan menyarankan
sesuatu yang secara potensial produktif. Dalam studi kausal-komparatif dan
eksperimental, peneliti juga berkonsentrasi terhadap pengontrolan variabel selain
variabel bebas, yang mungkin berhubungan dengan performansi pada variabel
terikat. Dengan kata lain. peneliti mencoba mengidentifikasi variabel yang
berhubungan dengan variabel terikat dan menyingkirkan pengaruhnya yang tidak
akan bercampur dengan variabel bebas.
2. Studi Prediksi
Jika dua variabel mempunyai hubungan yang signifikan, skor pada satu
variabel dapat digunakan untuk memprediksikan skor pada variabel yang lain.
Peringkat SMA sebagai contoh, dapat digunakan untuk memprediksikan peringkat
di perguruan tinggi. Variabel yang menjadi dasar pembuatan prediksi diacu
sebagai prediktor dan variabel yang diprediksikan diacu sebagai kreteria. Studi
prediksi sering digunakan untuk memudahkan pengambilan kesimpulan mengenai
individu atau membantu pemilihan individu.
Desain korelasional dasar tidaklah rumit; dua atau lebih skor yang
dioperoleh dari setiap jumlah sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap variabel
yang diteliti, dan skor berpasangan keudian dikorelasikan. Koefisien korelasi yang
dihasilkan mengindikasikan tingkatan/derajat hubungan antara kedua variable
tersebut. Studi yang berbeda menyelidi sejumlah variable, dan beberapa
penggunaan prosedur statistic yang kompleks, namun desain dasar tetap sama
dalam studi korelasional.
1. Korelasi Bivariat
Arah hubungan diindikasikan olh simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif
berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada
variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi
skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya
(Emzir, 2009:48).
Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah
satu variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada
seberapa baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien
korelasi baik -1 maupun +1, prediksi kita dapat lebih baik.
4. Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar
variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan
suatu faktor penting yang umum.
Sebagai contoh, peneliti dapat mengukur sejumlah besar aspek kesehatan fisik,
mental, emosi, dan spiritual. Setiap pertanyaan akan memberikan kepada peneliti
suatu skor. Korelasi yang tinggi baik positif itu maupun negatif antara beberapa skor
ini akan mengindikasikan faktor penting yang bersifat umum. Banyak pertanyaan
berbeda yang dapat diberikan, yang kemungkinan dapat mengukur faktor kesehatan
emosional. Dalam kasus ini akan terdapat korelasi yang tinggi antara pertanyaan
tentang marah, depresi, cemas, dan seterusnya. Atau di lain pihak, bila masing-masing
pertanyaan merupakan faktor terpisah, akan terdapat korelasi yang kecil antara
pertanyaan yang berhubungan dengan marah, depresi, cemas, dan seterusnya.
Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang
menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas
akhir mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus.
Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Trianto. 2011. Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi Pendidikan dan tenaga
Kependidikan. Jakarta: Kencana.
http://ayo-nambah-ilmu.blogspot.com/2016/06/metode-penelitian-korelasional-tujuan.html