Anda di halaman 1dari 9

METODE PENELITIAN KORELASIONAL

METODE PENELITIAN KORELASIONAL


A. Pendahuluan
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan
masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Tujuan dari semua usaha ilmiah
adalah untuk menjelaskan, memprediksikan, membandingkan, mencari hubungan, dan
menafsirkan hal-hal yang bersifat teka-teki.
Masalah yang ada di dalam sebuah penelitian dapat dipecahkan melalui sebuah alat. Alat atau
instrumen yang digunakan adalah metodologi penelitian yang biasanya berisi tentang cara-cara
menggunakan beberapa metode pendekatan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Pada prinsipnya metode penelitian itu digolongkan menjadi dua, yaitu metode non ilmiah dan
metode ilmiah. Dibandingkan dengan sumber pengetahuan yang lain, seperti pengalaman,
otoritas, penalaran induktif, dan penalaran deduktif, penerapan metode ilmiah tidak diragukan,
paling efisien, dan paling terpercaya.
Banyak metode penelitian atau model rancangan penelitian yang biasa digunakan dalam
berbagai penelitian terutama dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah metode penelitian
korelasional. Fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan terdapat hubungan antar unsurunsurnya. Seperti hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan materi atau kurikulum,
materi dengan evaluasi pembelajaran, dan masih banyak yang lainnya. Hubungan-hubungan
tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya secara ilmiah dan secara statistik melalui metode
penelitian korelasional.
B. Isi
1. Penelitian Korelasional
Correlational research is a research study that involves collecting data in order to determine
whether and to what degree a relationship exists between two or more quantifiable variables
(Gay, 1982:430) dalam Sukardi (2008:166).
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna
menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih.

Penelitian ini dilakukan, ketika kita ingin mengetahui tentang ada tidaknya dan kuat lemahnya
hubungan variabel yang terkait dalam suatu objek atau subjek yang diteliti. Adanya hubungan
dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti
akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Menurut Gay (dalam Sukardi, 2008:165) penelitian korelasional merupakan salah satu bagian
penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada
dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan
dalam koefesien korelasi.
Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang hendak
menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, diantaranya adalah:
1.

penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen,

2. memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata, dan
3. memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
(Sukardi, 2008:166)
Disamping itu, penelitian korelasi dilakukan untuk menjawab tiga pertanyaan penelitian
tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu:
1. Adakah hubungan diantara dua variabel?
2. Bagaimanakah arah hubungan tersebut?
3. Berapa besar/ jauh hubungan tersebut dapat diterangkan?
Penelitian korelasional bertujuan untuk menentukan ada tidaknya hubungan, kearah mana
hubungan tersebut (positif/negatif), dan seberapa jauh hubungan ada antara dua variabel atau
lebih (yang dapat diukur). Misalnya hubungan antara kecerdasan dengan kreativitas, semangat
dengan pencapaian, tinggi badan dengan umur, nilai bahasa Inggris dengan nilai statistika, dan
sebagainya. Tujuan dari suatu penyelidikan korelasi adalah untuk menetapkan atau
mengungkapkan suatu hubungan atau menggunakan hubungan-hubungan dalam membuat
prediksi (prakiraan).
Dalam penelitian korelasional, para peneliti biasanya hanya mendasarkan pada penampilan
variabel sebagaimana adanya, tanpa mengatur kondisi atau memanipulasi variabel tersebut. Oleh
karena itu, peneliti hendaknya mengetahui cukup banyak alasan yang kuat guna
mempertahankan hasil hubungan yang ditemukan.

Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam penelitian peneliti memfokuskan usahanya dalam
mencapai informasi yang dapat menerangkan adanya fenomena yang kompleks melalui
hubungan antar variabel. Sehingga, peneliti juga dapat melakukan eksplorasi studi melalui teknik
korelasi parsial, di mana peneliti mengeliminasi salah satu pengaruh variabel agar dapat dilihat
hubungan dua variabel yang dianggap penting.
Dibidang pendidikan, studi korelasi biasanya digunakan untuk melakukan penelitian terhadap
sejumlah variabel yang diperkirakan mempunyai peranan yang signifikan dalam mencapai
proses pembelajaran. Sebagai contoh, misalnya tentang pencapaian hasil belajar dengan motivasi
internal, belajar strategi, intensitas kehadiran mengikuti kuliah, dan lain sebagainya.
Seorang peneliti tepat menggunakan penelitian korelasi ketika peneliti mempunyai beberapa
alasan penting, di antaranya sebagai berikut.
a.

Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antarvariabel dimana koefisien korelasi dapat
mencapainya.

b.

Penelitian korelasi perlu diperhitungkan kegunaannya apabila variabel yang muncul itu
kompleks, dan peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol dan memanipulasi variabelvariabel tersebut.

c.

Dalam penelitian memungkinkan dilakukan pengukuran beberapa variabel dan hubungan yang
ada dalam setting yang realistis. Alasan penting lain adalah bahwa penelitian korelasi tepat
dilakukan, jika salah satu tujuan penelitian adalah mencapai formula prediksi, yaitu keadaan
yang menunjukkan adanya asumsi hubungan antarvariabel.

2. Proses Dasar Penelitian Korelasional


a.

Pemilihan Masalah
Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan variabel mana dari suatu daftar yang
mungkin berhubungan maupun untuk menguji hipotesis mengenai hubungan yang diharapkan.
Variabel yang dilibatkan harus diseleksi. Dengan kata lain, hubungan yang akan diselidiki harus
didukung oleh teori atau diturunkan dari pengalaman.

b. Sampel dan Pemilihan Instrumen


Sampel untuk studi korelasional dipilih dengan menggunakan metode sampling yang dapat
diterima, dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran sampel minimal yang dapat diterima.
Sebagaimana suatu studi, adalah penting untuk memilih dan mengembangkan pengukuran yang
valid dan reliable terhadap variabel yang diteliti. Jika variabel yang tidak memadai dikumpulkan,

koefisien korelasi yang dihasilkan akan mewakili prakiraan tingkat korelasi yang tidak akurat.
Selanjutnya, jika pengukuran yang digunakan tidak secara nyata mengukur variabel yang
diinginkan, koefisien yang dihasilkan tidak akan mengindikasikan hubungan yang diinginkan.
Oleh karena itu kita harus berhati-hati dalam memilih dan menggunakan instrumen yang valid
dan reliabel.
c.

Desain dan prosedur


Desain korelasional dasar tidaklah rumit; dua atau lebih skor yang diperoleh dari setiap jumlah
sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap variabel yang diteliti, dan skor berpasangan kemudian
dikorelasikan. Koefisien korelasi yang dihasilkan mengindikasikan tingkatan atau derajat
hubungan antara kedua variabel tersebut. Studi yang berbeda menyelidiki sejumlah variabel, dan
beberapa penggunaan prosedur statistic yang kompleks, namun desain dasar tetap sama dalam
semua studi korelasional.

d. Analisis Data dan Interpretasi


Bila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefisien korelasi, biasanya dinyatakan dalam
harga r yang mempunyai nilai -1 sampai +1. Nilai negatif (-) menunjukkan arah dua variabel
bertolak belakang. Nilai positif (+) menunjukkan dua variabel pada arah yang sama. Jika ada
hubungan antara 2 variabel, berarti skor dalam 2 variabel mempunyai asosiasi dengan variabel
tertentu yang terukur. Harga r =-1 atau +1 menunjukkan asosiasi sempurna diantara 2 variabel,
sedangkan harga r = 0 mempunyai arti bahwa dua variabel tersebut tidak memiliki hubungan
antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.
(Cohen dan Manion,1981:128) dalam Sukardi (2008:170) menunjukkan harga r (hubungan)
sebagai berikut:
1) Nilai r = 0,20-0,35 menunjukkan hubungan dua variabel lemah walaupun signifikan.
2)

Nilai r = 0,35-0,65 menunjukkan hubungan sedang, umumnya signifikan pada lebih dari 1%,
hubungan tersebut berguna untuk analisis prediksi

3)

Nilai r = 0,65-0,85 menunjukkan hubungan cukup tinggi yang memungkinkan peneliti


melakukan prediksi yang tepat

4) Nilai r = >0,85 menunjukkan hubungan antarvariabel tinggi, dan peneliti dianjurkan melakukan
prediksi grup secara tepat. Di samping itu, prediksi individual juga dapat dilakukan secara
cermat.

Hubungan variabel yang lemah mungkin tidak memberikan rekomendasi untuk dilanjutkan,
tetapi untuk variabel yang kuat misalnya r>0,80, peneliti dianjurkan untuk melakukan analisis
prediksi hubungan sebab-akibat (causal comparative study) atau bahkan ke studi eksperimen
untuk dapat mendapatkan kepastian apakah hubungan tersebut memiliki sebab akibat.
Interpretasi suatu koefisien korelasi tergantung pada bagaimana ia digunakan. Dengan kata
lain, seberapa besar ia diperlukan agar bermanfaat tergantung pada tujuan perhitungannya.
Dalam studi yang dirancang untuk menyelidiki atau mengetahui hubungan yang dihipotesiskan,
suatu koefisien korelasi diinterpretasikan dalam istilah signifikansi statistiknya. Dalam studi
prediksi, signifikansi statistik merupakan nilai kedua dari koefisien dalam memudahkan prediksi
yang akurat.
Ketika menginterpretasikan suatu koefisien korelasi, anda harus selalu ingat bahwa anda
hanya berbicara tentang suatu hubungan, bukan hubungan sebab akibat. Koefisien korelasi yang
signifikan mungkin menyarankan hubungan sebab akibat, tetapi tidak menetapkannya. Dalam
kenyataan, itu mungkin tidak saling memengaruhi; mungkin terdapat variabel ketiga yang
memengaruhi kedua variabel.
3. Macam-macam Penelitian Korelasional
a.

Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan dilakukan dalam suatu usaha memperoleh pemahaman faktor-faktor atau
variabel yang berhubungan dengan variabel yang kompleks. Variabel yang diketahui tidak
berhubungan dapat dieliminasi dari perhatian atau pertimbangan selanjutnya. Dengan kata lain,
peneliti mencoba mengidentifikasi variabel yang berhubungan dengan variabel terikat dan
menyingkirkan pengaruhnya yang tidak akan bercampur dengan variabel bebas.

b. Penelitian Prediksi
Jika dua variabel mempunyai hubungan yang signifikan, skor pada satu variabel dapat digunakan
untuk memprediksi skor pada variabel yang lain. Variabel yang menjadi dasar pembuatan
prediksi diacu sebagai prediktor, dan variabel yang diprediksikan diacu sebagai kriteria. Studi
prediksi sering dilakukan untuk memudahkan pengambilan kesimpulan mengenai individu atau
membantu pemilihan individu. Studi prediksi juga dilakukan untuk menguji hipotesis teorietis
menengenai variabel yang dipercaya menjadi prediktor suatu kriteria, dan untuk menentukan
validitas prediktif instrumen pengukuran individual.
4. Rancangan Penelitian Korelasional

Menurut Shaughnessy dan Zechmeinte (2000:2-5) dalam Emzir (2010:48-51) penelitian


korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan.
a.

Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan
tersebut mempunyai tingkatan dan arah.
Arah hubungan diindikasikan oleh simbol - dan +. Suatu korelasi negatif berarti bahwa
semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada variabel lain atau
sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel,
semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya. Hubungan antara motivasi belajar
dengan prestasi belajar merupakan contoh korelasi positif. Hubungan antara stres dan sehat
merupakan contoh korelasi negatif.

b. Regresi dan Prediksi


Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu variabel, skor
pada variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat
membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00 maupun +1,00,
prediksi kita dapat lebih baik. Sebagai contoh, terdapat hubungan antara stres dan kesehatan. Jika
kita mengetahui skor stres kita maka kita akan memprediksi skor kesehatan kita dimasa yang
akan datang.
c.

Regresi Jamak (Multiple Regresion)


Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan penambahan
beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepada
kita untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut variabel kriteria
(criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk membuat prediksi, variabel-variabel yang
sudah diketahui disebut variabel prediktor (predictor variables). Sebagai contoh, jika kita tidak
hanya mengetahui skor stres kita, tetapi juga mengetahui skor perilaku kesehatan (seberapa baik
saya memerhatikan diri sendiri) dan bagaimana kesehatan kita selama ini (baik yang secara
umum sehat atau sakit), kita akan memprediksikan secara tepat status kesehatan kita. Dengan
demikian, terdapat tiga variabeln prediktor, stres, perilaku kesehatan, dan status kesehatan
sebelumnya, dan satu variabel kriteria, yaitu kesehatan di masa yang akan datang.

d. Analisis Faktor

Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar variabel
dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting
yang umum. Sebagai contoh, kita dapat mengukur sejumlah besar aspek kesehatan fisik, emosi,
mental, dan spiritual. Setiap pertanyaan akan memberikan kita suatu skor. Korelasi yang tinggi
(baik positif maupun negatif) antara beberapa skor ini akan mengidentifikasikan factor penting
yang bersifat umum.
e.

Analisis Sistem (System Analysis)


Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks/rumit untuk menentukan
proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran
hubungan. Sebagai contoh, sistem analisis digunakan untuk menggambar atau membuat diagram
perbedaan antara SD yang berhasil dan SD yang tidak berhasil. Beberapa unsur dari sistem ini
adalah harapan guru terhadap performansi siswa, usaha pengajaran, dan performansi siswa.
Masaing-masing unsur ini saling memengaruhi dan berubah sepanjang waktu.

5. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasi


Penelitian korelasi mempunyai kelebihan yang dapat diterangkan sebagai berikut.
a.

Berguna dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial,
karena dengan penelitian ini peneliti dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan
hubungannya secara simultan.

b. Dengan penelitian korelasi, dimungkinkan beberapa variabel yang mempunyai kontribusi pada
suatu variabel tertentu dapat diselidiki secara intensif.
c.

Penelitian korelasi pada umumnya melakukan studi tingkah laku dengan setting yang realistis.

d. Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan kelemahan penelitian korelasional yang perlu diperhatikan oleh para peneliti adalah
bahwa dengan penelitian korelasi, peneliti hanya mengidentifikasi apa yang terjadi dengan tanpa
melakukan manipulasi dan mengontrol variabel. Di samping itu, dengan penelitian tersebut
peneliti tidak dapat membangun hubungan sebab akibat.
C. Penutup
Penelitian korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data guna menentukan adakah
hubungan antarvariabel dalam subjek atau objek yang menjadi perhatian untuk diteliti. Adanya
korelasi antara dua variabel atau lebih, tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab akibat

dari suatu variabel terhadap variabel lainnya. Meskipun dari kenyataan ada hubungan yang erat
antara dua variabel, seseorang tidak dapat menyimpulkan bahwa variabel yang satu adalah
penyebab dari variabel yang lain. Hal ini disebabkan mungkin ada faktor ketiga yang
mempengaruhi variabel pertama, variabel kedua, atau mungkin mempengaruhi kedua-duanya.
Dengan mengabaikan ada atau tidaknya suatu hubungan sebab akibat, adanya hubungan yang
erat memungkinkan kita untuk membuat prakiraan.

Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta.
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta

Emzir. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Rajagrafindo
Persada
Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate research in Education. New
York : McGraw-Hill.
Ibrahim, dan Nana Sudjana. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar Baru
Algesindo.
Margono. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta.
Sukardi. 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sukmadinata, Nana Saodah. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Remaja
Rosdakarya

Anda mungkin juga menyukai