Anda di halaman 1dari 5

15 Fungsi Jiwa dalam Psikologi

Sponsors Link
Manusia merupakan makhluk yang memiliki jiwa yang ditunjukkan melalui
tingkah laku dan aktivitas manusia sehari-hari. Ketika seorang individu bisa
merasakan senang, berfikir, membuat keputusan dan lain sebagainya, di
situlah kejiwaan manusia sedang bekerja. Ada tiga golongan yang
membagi kemampuan kejiwaan manusia, yaitu kemampuan kognitif,
kemampuan emosi dan kemampuan konasi.
ads

Meski ada penggolongan dalam kemampuan kejiwaan seorang manusia,


tiga golongan ini tidak dapat dipisahkan dan merupakan suatu kesatuan
yang utuh. Setiap kegiatan kejiwaan yang ada dalam seorang individu
merupakan akibat dari stimulus yang diterimanya dan bagaimana
kejiwaannya sebagai satu kesatuan merespon stimulus tersebut.

Baca juga:

 Contoh Generalisasi Dalam Modifikasi Perilaku


 Gangguan Jiwa Pada Anak
 Manfaat Relaksasi Bagi Jiwa

Dalam bahasa Arab, jiwa disebut sebagai nafs, sementara dalam bahasa
Yunani disebut sebagai psycheatau soul dalam bahasa Inggris. Jiwa ini
merupakan salah satu unsur non materi yang juga ikut menyusun seorang
individu dan menjadi pembeda antara manusia dengan makhluk hidup
lainnya. Hal ini sangat terlihat dari segi kehidupan seorang manusia yang
memiliki norma-norma psikologis yang tidak dimiliki makhluk hidup lainnya.

Lalu, sebenarnya apa saja fungsi jiwa itu? Berikut ini akan dibahas fungsi
jiwa dalam psikologi yang perlu kita ketahui.

1. Sebagai Sumber Kehidupan

Jika jiwa diartikan sebagai ruh pada manusia, maka artinya jiwa ini
merupakan sumber kehidupan bagi tubuh fisik manusia yang memiliki jiwa
tersebut. Dengan adanya jiwa ini, tubuh manusia bisa bergerak dan
bertingkah laku mengikuti apa yang dikehendaki dan diinginkannya.

2. Mengatur Unsur Rasional dan Irasional

Fungsi jiwa dalam psikologi dalam konsep kesadaran manusia bisa


menjelma dalam bentuk unsur rasional dan irasional. Rasional adalah
pikiran di dalam diri manusia yang memiliki fungsi sebagai penilai benar
atau salah serta senang atau tidak senang. Sementara itu, unsur irasional
akan mengatur pendirian dan intuisi yang dimiliki oleh seorang individu.
(Baca juga: Contoh Intuisi dalam Psikologi Umum)

3. Memberi Kehendak Pada Manusia

Setiap manusia memiliki kehendak dalam dirinya. Kehendak merupakan


suatu keadaan psikologis yang muncul dan mendorong manusia untuk
melakukan sesuatu, dimana kehendak ini muncul sebagai cerminan dari
jiwa kita. Hal ini sesuai dengan pendapat Plato (477-347sM) bahwa jiwa
merupakan sesuatu yang immaterial, abstrak dan sudah ada sejak dulu
sebelum alam praserisoris. Kemudian jiwa bersarang di tubuh manusia dan
mengambil lokasi salah satunya di dada manusia (thumeticon) dan
membuatnya bisa berani dan berjiwa kesatria.

4. Mengatur Proses Berpikir

Masih menurut pendapat Plato, jiwa pada manusia juga mengambil lokasi
di kepala (logition), yang berarti juga mempengaruhi pikiran manusia. Hal
ini ditunjukkan pada cara manusia berpikir ketika ada permasalahan yang
dia hadapi dan bertindak bijaksana atasnya. Hal ini pula yang membuat
setiap manusia memiliki cara berpikir yang berbeda karena setiap jiwa
manusia tidaklah identik satu dengan yang lainnya.

5. Memberi Perasaan Pada Manusia

Selain berlokasi di kepala dan di dada, menurut Plato jiwa manusia juga
terletak di perut (abdomen) berupa perasaan. Artinya, jiwa manusia juga
berfungsi untuk mengendalikan perasaannya, apakah dia rendah hati, tidak
sombong dan lain sebagainya. (Baca juga: Perbedaan Perasaan dan
Emosi dalam Psikologi)
6. Mengatur Kesadaran Sebagai Manusia

Ketiga unsur jiwa yang disebutkan Plato, yaitu pikiran, kehendak dan
perasaan, merupakan dasar dari segala aktivitas manusia. Ketiga unsur ini
tidak dapat dipisahkan agar seorang manusia bisa menyadari penuh
keberadaannya sebagai manusia. Dengan kesadaran sebagai manusia
inilah, manusia bisa selalu menentukan senditi bentuk aktivitas dan tingkah
laku yang diwujudkannya dalam hidupnya. (Baca juga: Tingkatan
Kesadaran dalam Psikologi)

7. Menumbuhkan Kepedulian Pada Orang Lain

Fungsi jiwa dalam psikologi selanjutnya adalah untuk memberi perasaan


empati atau kepedulian terhadap lingkungan di sekitarnya. Misalnya, ada
seseorang yang merasa acuh tak acuh kepada lingkungannya, atau ada
orang lain yang merasa sangat peduli dan wajib berperan untuk
lingkungannya. Seseorag yang sangat tebal perasaannya terhadap
lingkungan disebut seorang altruis, sedangkan orang yang memusatkan
perasaan pada dirinya sendiri disebut egois. (Baca juga: Cara
Menghilangkan Sifat Egois)

8. Membantu Beradaptasi

Seorang manusia dengan seluruh aspek kesadarannya yang dipengaruhi


oleh jiwanya akan menentukan mudah atau sulit dalam beradaptasi.
Dengan perasaan yang dimiliki, seorang individu akan dapat
menyesuaikan diri dengan keadaan di sekitarnya, dengan pikirannya dia
akan lebih bijaksana dalam membuat pilihan sesuai keadaan lingkungan
dan lain sebagainya.

Baca juga:

 Cara Mudah Adaptasi di Sekolah Baru untuk Anak


 Hubungan Interpersonal dalam Psikologi Komunikasi
Bagaimanapun, cara kita beradaptasi akan melibatkan pikiran, perasaan
dan tingkah laku kita terhadap lingkungan di sekitar kita. Oleh karena itu,
keberadaan jiwa yang mengatur tiga unsur tersebut sangat berperan dalam
usaha kita beradaptasi dengan lingkungan.

9. Membuat Perbedaan Dengan Makhluk Lainnya

Dengan adanya jiwa, manusia menjadi berbeda dengan makhluk hidup


lainnya. Secara psikologi, manusia bisa membuat pilihan yang terbaik
menurutnya, bisa merasakan bahagia atau sedih, dan lain sebagainya. Hal
ini tentu sangat berbeda jika dibandingkan dengan makhluk hidup lain,
seperti hewan dan tumbuhan. (Baca juga: Ciri-Ciri Emosi Dalam Psikologi)

Keberadaan jiwa dalam diri manusialah yang membentuknya sebagai


manusia. Jika tidak ada jiwa, manusia hanya akan makan dan minum
sekedar untuk melanjutkan hidup. Dia tidak akan memiliki tujuan hidup
yang lebih berarti ataupun target yang ingin dicapainya. (Baca juga: Cara
Memelihara Kesehatan Jiwa)

10. Memberi Rasa Peri Kemanusiaan

Seorang manusia yang memiliki jiwa akan memiliki rasa ketuhanan,


dimana dia menyadari tugasnya sebagai hamba tuhan yang memiliki tugas,
kewajiban dan takdir yang diatur oleh Tuhan. Hal ini pula yang bisa
menciptakan rasa peri kemanusiaan antar manusia dan merasa setara
dengan makhluk lainnya sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Tentu, secara
psikologis hal ini akan mempengaruhi perilaku dan pikiran kita dalam
kehidupan sehari-hari.

Baca juga:

 Pengaruh Ibadah Terhadap Mental Attitude


 Contoh Pendekatan Psikologis Dalam Studi Islam
 Psikologi Islam
10 Fungsi jiwa di atas perlu kita ketahui agar kita menyadari bahwa kita
seorang manusia yang berbeda dengan makhluk hidup lainnya. Hal ini
akan membuat kita lebih bersyukur dan berterima kasih pada Tuhan yang
menciptakan kita sebagai makhluk paling sempurna dengan segala pikiran
dan akal, tidak hanya nafsu semata. Selain 10 fungsi jiwa di atas, masih
ada fungsi jiwa lainnya, seperti:

 Memberi dorongan dan semangat untuk melakukan sesuatu


 Menentukan persepsi atau penilaian kita atas sesuatu
 Menumbuhkan perasaan simpati pada orang lain atau lingkungan
 Membentuk kepribadian atau karakter diri kita
 Menciptakan gambaran tentang tujuan hidup seorang individu

Dari pembahasan di atas, kita semakin tahu bahwa manusia merupakan


makhluk yang diciptakan sempurna. Semoga artikel kali ini bermanfaat
untuk menambah pengetahuan kita tentang fungsi jiwa dalam psikologi, ya!

Anda mungkin juga menyukai