fokus studi yang jelas? [√] Tidak Tercantum pada Introduction hal. 470 [ ] bahwa studi ini dilakukan untuk menilai prevalensi hipertensi dan untuk menilai hubungan antara merokok tembakau dan hipertensi di antara orang-orang tua.
Tercantum pada Material and Methods hal.
470 bahwa populasi studi ini adalah 100 orang tua yang tinggal di daerah perkotaan Jhansi di Shivaginagar 2. Apakah penulis Ya menggunakan metode [√] Tercantum pada Material and Methods hal. yang tepat untuk Tidak 470 bahwa desain studi ini ialah cross- menjawab pertanyaan? [ ] sectional, desain ini menilai asosiasi, relatif cepat, dan murah, sesuai dengan tujuan penelitian ini. 3. Apakah subyek Ya Subyek direkrut sesuai dengan kriteria direkrut dengan cara [√] inklusi berupa: yang tepat? Tidak Orang tua yang bertempat tinggal di [ ] daerah perkotaan Jhansi di Shivaginagar Memberikan persetujuan lisan Tercantum pada Material and Methods hal. 470. 4. Apakah penilaian Ya Penilaian yang dilakukan berupa: dilakukan dengan [√] wawancara, kuesioner, pengukuran tekanan akurat untuk Tidak darah; pemeriksaan-pemeriksaan tersebut meminimalkan bias? [ ] sesuai dengan fokus yang studi ini tuju, yaitu ingin menilai prevalensi hipertensi dan untuk menilai hubungan antara merokok tembakau dan hipertensi di antara orang- orang tua. Wawancara dan kuesioner merupakan pengukuran yang subyektif. Sedangkan pemeriksaan tekanan darah merupakan penilaian secara obyektif, sehingga bias penelitian sudah terminimalisir. 5. Apakah studi memiliki Ya Perhitungan estimasi besar sampel jumlah peserta yang [√] dicantumkan pada Material and Methods cukup? Tidak hal. 470 – 471. Besar sampel terpilih [ ] sebanyak 100 orang tua, sudah cukup untuk mewakili populasi penelitian. 6. Apa hasilnya? Dari 100 peserta studi, 76% peserta adalah laki-laki dan 24% perempuan. Mayoritas peserta studi (42%) ada pada kelompok usia 60 – 69 tahun. Rata-rata usia peserta studi 72,7 tahun. Lebih dari setengah (55%) peserta studi telah menyelesaikan pendidikan mereka hingga SMP dan SMA. Sebagian besar peserta studi (44%) memiliki keluarga besar atau tiga generasi. Mayoritas peserta studi sekitar 73% tidak bekerja. Studi ini menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 27% di antara orang tua di kota Jhansi. Hipertensi lebih sering terjadi pada perempuan dibandingkan laki-laki. Perempuan memiliki prevalensi hipertensi sebesar 29,61%, dibandingkan dengan laki-laki yang memiliki prevalensi 26,31%. Merokok lebih sering pada laki-laki, dari peserta studi, 30,26% laki-laki dan 4,16% perempuan adalah perokok. Hipertensi sistolik lebih sering terjadai pada perokok dibandingkan non-perokok. Hubungan signifikan antara merokok dan hipertensi sistolik terlihat (nilai p 0,000). 7. Apakah analisis data Ya cukup teliti? [√] Tidak Tercantum pada Material and Methods hal. [ ] 471 mengenai analisis statistik studi ini, data yang dikumpulkan dimasukkan ke dalam M.S.Excel dan dianalisis dalam SPSS 16. Uji Chi-Square Yates digunakan untuk membandingkan jumlah dan signifikansi statistik yang diperoleh pada nilai P < 0,05. 8. Apakah temuan Ya Temuan dicantumkan pada Results hal. 471 dicantumkan dan [√] dan pada Table 1, 2, 3, 4, 5. Selain itu dijelaskan? Tidak temuan dibahas pada Discussion hal. 471. [ ] 9. Dapatkah hasil Ya Prevalensi hipertensi di Magelang pada diterapkan pada [ ] tahun 2012 adalah sebesar 21,27% dan lebih populasi setempat? Tidak sering terjadi pada wanita berusia 15 – 64 [√] tahun, sesuai dengan karakteristik pasien studi ini. Tetapi studi ini menggarisbawahi area perkotaan Jhansi, yang bertolak belakang dengan latar belakang populasi tempat peneliti berada. Sehingga hasil studi ini tidak dapat sepenuhnya diterapkan pada populasi setempat. 10. Apakah hasil Ya Pada studi ini, prevalensi hipertensi adalah penelitian sesuai [√] 27%. Serupa, studi yang dilakukan di antara dengan hasil studi Tidak orang tua di Chandigarh menunjukkan lain? [ ] prevalensi hipertensi sebesar 41,6. Sebuah studi yang dilakukan mengenai pola morbiditas di antara populasi orang tua di daerah pedesaan Tamil Nadu, India menemukan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 14%. Profil morbiditas populasi geriatri di Kashmir menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi sebesar 56%. Pada studi ini perempuan memiliki prevalensi hipertensi sebesar 29,16% dibandingkan dengan laki-laki yang memiliki prevalensi 26,31%. Sebuah studi yang dilakukan di antara orang tua di komunitas pedesaan di Tamil Nadu, menemukan prevalensi hipertensi di antara laki-laki 7,71%, dan di antara perempuan 10,6%. Studi lain yang dilakukan mengenai masalah kesehatan dan dosial orang tua di Udupi taluk, Karnataka, menemukan prevalensi hipertensi 59,1% pada laki-laki dan 57,6% pada perempuan. Pada studi ini, merokok lebih sering pada laki-laki, dari peserta studi, 30,26% laki-laki dan 4,16% perempuan adalah perokok. Merokok kronik terbukti menyebabkan disfungsi endotel dalam studi Li dkk, menyebabkan pembentukan plak aterosklerotik dalam studi Sharett dkk. Telah ditunjukkan bahwa merokok kronik meningkatan tekanan darah dan insidensi hipertensi melalui mekanisme-mekanisme tersebut. Pada studi ini, kita dapat melihat hipertensi sistolik lebih sering terjadi pada perokok dibandingkan non-perokok, hubungan signifikan terlihat di antara merokok dan hipertensi sistolik. Pada sebuah studi yang hanya melibatkan peserta laki-laki menunjukkan bahwa merokok meningkatkan resiko hipertensi sistolik pada kasus-kasus usia 60 tahun atau lebih yang masih merokok. Pada sebuah studi yang melaporkan tekanan darah sistolik dan diastolik tinggi, prevalensi hipertensi pada perokok dibandingkan non-perokok pada studi sebesar 1780 pasien. Pada studi ini, ditemukan bahwa 25,2% subyek studi telah terkena hipertensi sistolik, dan mereka menemukan usia, merokok, dan IMT sebagai determinan signifikan hipertensi.
Salinan Terjemahan The-Correlation-Of-Knowledge-And-Education-Level-Of-The-Patients-With-The-Gastritis-Incident-At-Sindangbarang-Public-Health-Center-Cianjur PDF