PENDAHULUAN
Lambung sebagai reservoir/lumbung makanan berfungsi menerima makanan
dan minuman, menggiling, mencampur dan mengosongkan makanan ke dalam
duodenum. Lambung yang selalu berhubungan dengan semua jenis makanan,
minuman, obat-obatan akan mengalami iritasi kronik. Lambung dilindungi oleh
terhadap faktor iritan oleh lapisan mucus dan epitel. Namun beberapa faktor iritan
seperti makanan, minuman, NSAIDs, alkohol dan empedu dapat menimbulkan defek
lapisan mucus dan difusi balik ion H+ sehingga timbul gastritis dan ulkus gaster. 1
Ulkus peptikum masih merupakan masalah kesehatan yang penting. Ulkus
peptikum insidennya cukup tinggi di Amerika Serikat, dengan 4 juta penduduk
terdiagnosis setiap tahunnya. Sekitar 20-30 % dari prevalensi ulkus ini terjadi akibat
pemakaian Obat Anti Inflamasi Non Steroid (OAINS) terutama yang nonselektif.
OAINS digunakan secara kronis pada penyakit-penyakit yang didasari inflamasi
kronis seperti osteoarthritis. Pemakaian kronis ini semakin meningkatkan risiko
terjadi ulkus peptikum.2
Pada lambung normal, terdapat dua mekanisme yang bekerja dan
mempengaruhi kondisi lambung, yaitu faktor pertahanan (defense) lambung dan
faktor perusak (aggressive) lambung. Kedua faktor ini, pada lambung sehat, bekerja
secara seimbang, sehingga lambung tidak mengalami kerusakan/luka. Faktor perusak
lambung meliputi (1) faktor perusak endogen/ berasal dari dalam lambung sendiri
antara lain HCL, pepsin dan garam empedu; (2) faktor perusak eksogen, misalnya
(obat-obatan, alkohol dan bakteri). Faktor pertahanan lambung tersedia untuk
melawan atau mengimbangi kerja dari factor tersebut diatas. Faktor/ sistem
pertahanan pada lambung, meliputi lapisan (1) pre-epitel; (2) epitel; (3) post epitel.2
Apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua faktor di atas, baik factor
pertahanan yang melemah ataupun faktor perusak yang semakin kuat, dapat
mengakibatkan kerusakan pada sel-sel lambung, yang pada akhirnya akan
1
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
Nama
: Ny. Hz
No . Registrasi : 139
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 52 Tahun
Agama
: Islam
Pekerjaan
: IRT
Alamat
: Jl. Tinumbu
Tgl . MRS
: 06 November 2013
Dokter jaga
: dr. I
ANAMNESIS
KU
AT
: Nyeri ulu hati dirasakan sekitar 4 jaam yang lalu, nyeri ulu hati menjalar
ke perut kiri bawah, nyerinya terasa seperti ditusuk-tusuk. Nyeri yang
dirasakan hilang timbul. Nyeri biasa dirasakan setelah makan. Selalu merasa
cepat kenyang sehingga nafsu makan berkurang. mual (-), muntah (-)
Demam (-), pusing (-), nyeri kepala (+), Batuk (-), telinga berdengung (+),
nyeri menelan (-), nyeri dada (-), sesak napas (-), menggigil (-), berkeringat
(-), kaku kuduk (+) BAB biasa, BAK lancar.
RPS
: Riwayat pengobatan yaitu pasien telah meminum obat antalgin pada saat
nyerinya di rasakan. Tidak ada riwayat penyakit yang sama sebelumnya.
Tidak ada keluarga yang menderita penyakit yang sama.
PEMERIKSAAN FISIS
Status Generalisata : Sakit Sedang,Gizi Cukup,Compus Mentis
Status Vitalis
BB
TB
IMT
: T : 130/80 mmHg
P : 24 x/ menit, tipe thoracal
Kepala
N: 78 x/ menit
S : 36,80C, axilla
Leher
: Massa tumor (-), Nyeri tekan (-), kaku kuduk (+), pembesaran
tiroid (-), pembesaran kel. Getah bening (-)
Thorax
Wheezing : -
- -
RESUME
Seorang pasien perempuan berusia 52 tahun MRS dengan keluhan nyeri ulu
hati. Nyeri ulu hati menjalar ke perut kiri bawah, Nyeri ulu hati dirasakan sekitar 4
jam yang lalu. Nyerinya hilang timbul, nyeri dirasakan setelah makan. Nyeri
dirasakan seperti ditusuk-tusuk. Cepat merasa kenyang. Nyeri kepala (+), tinitus (+/
+). Pada pemeriksaan generalis, ditemukan pasien tampak sakit sedang, gizi cukup
dan kesadaran compos mentis. Pada pemeriksaan vitalis, ditemukan tekanan darah :
130/80 mmHg, Nadi : 78 x/ menit, Pernapasan : 24 x/ menit, tipe thoracal, dan
Suhu : 36,80C, axilla. Pada pemeriksaan fisis, didaerah kepala ditemukan tinitus (+),
pada abdomen ditemukan nyeri tekan (+) dan peristaltik (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
-
USG Abdomen
Endoskopi
Foto BNO
Gastrostopi
DIAGNOSIS KERJA
Susp. ulkus peptikum
DIAGNOSIS BANDING
-
Gastritis
GERD ulkus
PENATALAKSANAAN / TERAPI
-
Tirah baring
IVFD RL 18 tts/menit
Hyoscine buthylbromide 20 mg
Inj. omeprazol
PROGNOSIS
Qua ad vitam
: bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
Definisi
Ulkus peptikum berasal dari kata ulkus/ulcer yang artinya luka berlubang,
dan kata peptic yang mengacu pada suatu masalah yang disebabkan oleh getah
lambung. Ulkus peptikum terjadi pada lapisan saluran pencernaan yang telah terpapar
oleh asam dan enzim-enzim pencernaan, terutama pada lambung dan usus dua belas
jari.5
Ulkus peptikum adalah putusnya kontinuitas mukosa lambung yang meluas
sampai di bawah epitel. Kerusakan mukosa yang tidak meluas sampai ke bawah epitel
disebut sebagai erosi, walaupun sering juga disebut sebagai ulkus (misalnya ulkus
karena stres).6
Secara anatomis ulkus peptikum didefinisikan sebagai suatu defek
mukosa/submukosa yang berbatas tegas dapat menembus muskularis mukosa sampai
lapisan serosa sehingga dapat terjadi perforasi. Secara klinis, suatu ulkus adalah
hilangnya epitel superficial atau lapisan lebih dalam dengan diameter 5mm yang
dapat diamati secara endoskopis atau radiologis.5
Menurut definisi, ulkus peptikum dapat terletak pada setiap bagian saluran
cerna yang terkena getah asam lambung, yaitu esofagus, lambung, duodenum, dan
setelah gastroenterostomi, juga jejunum.6
Dua jenis ulkus peptikum yang paling sering ditemukan adalah ulkus gaster
dan ulkus duodenum. Nama dari ulkus mengacu pada lokasi anatomis atau
lingkungan di mana ulkus terbentuk. Ulkus gaster di temukan di gaster, dan ulkus
duodenum ditemukan pada beberapa sentimeter pertama usus halus, tepat di bawah
lambung. Pada saat bersamaan seseorang bisa terkena ulkus gaster dan ulkus
duodenum.5
B.
Etiologi
Walaupun fakor penyebab yang penting adalah aktivitas pencernaan peptik
oleh getah lambung, namun tedapat bukti yang menunjukkan bahwa banyak factor
yang berperan dalam patogenesis ulkus peptikum. Misalnya, bakteri
H. pylori
dijumpai pada sekitar 90% penderita ulkus duodenum. 6 Penyebab ulkus peptikum
lainnya adalah sekresi bikarbonat mukosa, genetic, NSAIDs, gastrinoma (Sindroma
Zollinger-Ellison), alcohol, stress (luka bakar, trauma), refluk empedu, refluk enzim
pancreas, Crohns disease, radiasi dan infeksi virus maupun bakteri. 1,
Penyebab utama ulkus peptikum yang paling penting adalah infeksi H. pylori
dan NSAIDs. H. pylori merupakan bakteri yang hidup dalam lambung orang yang
terinfeksi.1,2 Penemuan mengenai pathogenesis ulkus akibat infeksi
H. pylori
merupakan suatu penemuan medis penting pada akhir abad 20, oleh dr. Barry
Marshall dan dr. J. Robin Warren yang dihadiahi nobel atas penemuannya.5
NSAIDs merupakan salah satu obat yang sering digunakan sebagai analgesik.
Terdapat beberapa macam
menganggu kemampuan
lambung dan duodenum untuk proteksi dari asam lambung dan juga menganggu
proses pembekuan darah. Hal ini memberikan peranan penting dalam terjadinya
perdarahan. Pada pasien yang mengkonsumsi
maupun dalam jumlah yang besar, mempunyai risiko yang kebih tinggi untuk
terjadinya ulkus. 5, 7
C.
Epidemiologi
Tukak gaster tersebar diseluruh dunia dengan prevalensi berbeda dengan
tergantung pada sosial ekonomi, demografi, dijumpai lebih banyak pada pria
meningkat pada usia lanjut dan kelompok sosial ekonomi rendah dengan puncak pada
dekade keenam. Insidensi dan kekambuhan/rekurensi saat ini menurun sejak
ditemukan kuman Helicobacter pylori (H. pilori) sebagai penyebab dan dilakukan
terapi eradikasi. Di Britania Raya sekitar 6-20% penduduk menderita tukak pada usia
55 tahun,sedang prevalensinya 2-4%. Di USA ada 4 juta pasien gangguan asampepsin, prevalensi 12% pada pria dan 10% perempuan dengan angka kematian pasien
15.000 pertahun dan mengahbiskan dana $10 milyar/tahun.1
Secara klinis tukak duodeni lebih sering dijumpai daripada tukak gaster. Pada
beberapa Negara seperti Jepang dijumpai lebih banyak tukak gaster daripada tukak
duodeni. Pada autopsy tukak gaster dan duodeni dijumpai hampir sama banyak, hal
ini disebabkan oleh beberapa faktor.1
Autopsi biasanya dilakukan pada usia lanjut, dimana pemakaian obat OAINS
meningkat, sehingga kejadian tukak gaster juga meningkat. Tukak gaster ukuran lebih
besar dan lebih menonjol, sehingga pada pemeriksaan autopsi lebih sering/mudah
dijumpai dibandingkan tukak duodeni. 1
D.
Jadi
omentum
10
kebawah membentuk omentum majus, yang menutupi usus halus dari depan.
b.
Tunica muskularis tersusun atas tiga lapis yakni lapisan longitudinal, sirkular,
c.
d.
itshmus atau kelenjar oksintik. Sel parietal juga tidak terangsang, punya sitoplasma
tubulovesikel dan kanalikuli intraselular yang berisi mikrovili berukuran pendek
sepanjang permukaan atas/apika. Enzim H+,K+-ATPase didapati didaerah membran
tubulovesikel. Bila sel dirangsang, membran ini, dan membran apikal lainnya diubah
menjadi jaringan padat dari kanalikuli intraselular apikal yang mengandung mikrovili
ukuran panjang. Sekresi HCl dari kanalikuli ke lumen lambung memerlukan energi
besar berasal dari pemecahan H+, K+-ATP oleh enzim H+,K+, ATPase , terjadi pada
permukaan atas kanalikuli yang dihasilkan 30-40 % jumlah total mitokondria.8
11
HCl dan pepsin produk yang paling utama dapat menimbulkan kerusakan
mukosa lambung. Sekresi asam basal dapat dalam pola sirkadia, tertinggi terjadi pada
malam hari dan terendah pada pagu hari. Faktor kolinergik melalui nervus vagus dan
faktor histaminergik melalui sumber lokal di gaster mempengaruhi produksi asam
basal tersebut. Sekresi asam akibat perangsangan dihasilkan dalam tiga fase yang
berbeda tergantung sumber rangsang (sefalik, gastrik, dan intestinal).8
Penglihatan, penciuman dan rasa dari makanan merupakan komponen fase
sefalik melalui perangsangan nervus vagus. Fase gastrik terjadi pad saat makanan
masuk kedalam lambung, komponen sekresi adalah kandungan makanan yang
terdapat didalamnya (asam amino, dan amio bentuk lain) yang secara langsung
merangsang sel G untuk melepaskan gastrin yang seanjutnya mengaktivasi sel-sel
parietal melalui mdan mekanisme langsung dan mekanisme tidak langsung.
Peregangan dinding lambung memicu pelepasan gastrin dan produksi asam. Fase
terakhir (intestinal) sekresi asam lambung dimulai melalui saat makanan masuk
kedalam usus dan diperantai oleh adanya peregangan usus dan pencampuran
kandungan makanan yang ada.8
Beberapa cara untuk menghambat sekresi asam juga berlangsung bersamaan.
Somastotastin, suatu hormon gastrointestinal yang dilepaskan sel-sel endokrin
didapati pada mukosa gaster (sel-selD) dalam rangkah merespon HCl. Somatostatin
dapat menghambat produksi asam melalui mekanisme langsung (sel-sel parietal)
maupun tidak langsung (menurunkan pelepasan histamin dari sel-sel seperti
enterokromafin (ECL) dan menimbulkan pelepasan gastrin sel-sel G. Faktor rangsang
tambah yang dapat mengimbangi sekresi asam , antara lain neural (sentral dan
perifer) dan hormonal sekretin dan kolesistokinin). Dalam keadaan fisiologi fase-fase
tersebut berlangsung secara bersamaan.8
Epitel gaster mengalami iritasi terus-menerus oleh 2 faktor perusak :8
Perusak Endogen (HCl, pepsinogen/pepsin dan garam empedu)
Perusak Eksogen (obat-obatan, alkohol, dan bakteri).
E.
Etiopatogenesis
12
b. Kelebihan Asam
Pembentukan asam di lambung penting untuk mengaktifkan enzim
pencernaanlambung. Asam hidroklorida (HCl) dihasilkan oleh sel-sel parietal sebagai
respons terhadap makanan tertentu, obat, hormon (termasuk gastrin), histamin, dan
stimulasi parasimpatis. Makanan dan obat seperti kafein dan alkohol menstimulasi
sel-sel parietal untuk menghasilkan asam. Sebagian individu memperlihatkan reaksi
berlebihan pada selsel perietalnya terhadap makanan atau zat tersebut, atau mungkin
mereka memiliki jumlah sel parietal yang lebih banyak dari normal sehingga
menghasilkan lebih banyak asam. Aspirin bersifat asam, yang dapat langsung
mengiritasi atau mengerosi lapisan lambung.9
Hormon lambung gastrin juga menstimulasi produksi asam, sehingga apa pun
yang dapat meningkatkan sekresi gastrin dapat menyebabkan produksi asam yang
berlebihan. Contoh utama dari kondisi ini adalah sindrom ZOllinger-Ellison, penyakit
yang ditandai dengan pertumbuhan tumor di sel-sel endokrin penghasil gastrin.
Penyebab lain kelebihan asam antara lain stimulasi vagal yang berlebihan pada sel
parietal yang terlihat setelah cedera atau trauma otak. Ulkus yang berkembang dalam
keadaan seperti ini disebut ulkus Cushing. Stimulasi terhadap vagus yang berlebihan
selama setres psikologis juga dapat menyebabkan produksi HCl yang berlebihan.9
c. Peningkatan Penyaluran Asam
Perpindahan isi lambung yang terlalu cepat ke duodenum dapat memperberat
kerja lapisan mukus protektif di duodenum. Hal ini terjadi pada iritasi lambung oleh
makanan tertentu atau mikroorganisme, serta sekresi gastrin yang berlebihan atau
distensi abnormal.8
Perpindahan isi lambung yang terlalu cepat ke dalam usus juga terjadi pada
keadaan yang disebut dumping syndrome atau sindrom limpah. Sindrom limpah
terjadi jika kemampuan lambung untuk menahan dan secara lambat mengeluarkan
kimus ke dalam duodenum terganggu. Salah satu penyebab sindrom limpah adalah
pengangkatan secara bedah sebagian besar lambung. Sindrom limpah tidak hanya
mengakibatkan perpindahan isi lambung yang cepat ke usus, tetapi juga dapat
14
Faktor Risiko
Beberapa faktor risiko yang memudahkan terjadinya ulkus peptikum pada pengguna
NSAIDs adalah :7
Umur tua (> 60 tahun)
Riwayat adanya tukak peptic sebelumnya
Dyspepsia kronik
Intoleransi terhadap penggunaan NSAIDs sebelumnya
Jenis, dosis dan lamanya penggunaan NSAIDs
Penggunaan secara bersamaan dengan kortikosteroid, antikoagulan dan
penggunaan 2 jenis NSAIDs bersamaan
Penyakit penyerta lainnya.
G.
GEJALA KLINIS
sering terjadi.
Nyeri yang terjadi segera setelah atau selama malam adalah ulkus gaster.
15
H.
Diagnosis
a. Anamnesis
Apakah nyeri terus menerus atau hilang timbul? Apakah nyeri bersifat
kolik (bertambah dan berkurang dalam suatu siklus)?
Apakah menjalar?
Adakah gejala penyerta (muntah, diare, refluks asam, nyeri punggung, sesak
napas, perdarahan gastrointestinal, disuria, atau hematuria)?
ini bias timbul akibat penyakit yang membahayakan jiwa, seperti ulkus peptikum
perforasi, atau penyakit ringan yang bias sembuh sendiri, seperti gastroenteritis. Yang
lebih jarang adalah sebagai tamda penyakit ekstra abdomen, seperti MI, atau
gangguan metabolic, seperti ketoasidosis diabetikum.10
Nyeri perut merupakan keluhan pada saluran pencernaan yang paling banyak,
termasuk Ulkus Duodenum dan Ulkus Gaster, namun sulit untuk dipresiksi dengan
baik antara Ulkus Duodenum atau Ulkus Gaster. Sampai 10% dari pasien dengan
Penyakit mukosa karena OAINS hadir dengan komplikasi (perdarahan, perforasi, dan
16
Mungkin ada pembesaran aorta, hati, ginjal, limpa, kandung empedu, hernia,
atau massa lain.10
Tukak tanpa komplikasi jarang menunjukkan kelainan fisik. Rasa sakit/nyeri
ulu hati, di kiri garis tengah perut, terjadi penurunan berat badan merupakan tanda
fisik yang dapat dijumpai pada tukak gaster tanpa komplikasi. Nilai ramalan untuk
tanda fisik ini kurang berarti. Perasaan sangat nyeri, nyeri tekan perut, perut diam
tanpa terdengar peristaltic merupakan tanda peritonitis.1
c. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiologi dan Endoskopi.1
18
I.
Diagnosis Banding
Diferential diagnose tukak peptic :1
J.
Pencegahan
Jika penyebabnya adalah NSAIDs, sebaiknya hindari pemakaian NSAIDs,
termasuk setiap obat yang mengandung Ibuprofen maupun Aspirin.11
Jika tidak ada makanan tertentu yang diduga menjadi penyebab maupun pemicu
terjadinya ulkus, biasanya tidak dianjurkan untuk membatasi pemberian makanan
kepada anak-anak yang menderita ulkus. Makanan yang bergizi dengan berbagai
variasi makanan adalah penting untuk pertumbuhan dan perkembangan anak.11
Alcohol dan merokok dapat memicu terbentuknya ulkus. Selain itu, kopi, teh,
soda dan makanan yang mengandung kafein dapat merangsang pelepasan asam
lambung dan memicu terbentuknya ulkus, jadi sebaiknya makanan tersebut tidak
diberikan kepada anak-anak yang menderita ulkus, jadi sebaiknya makanan tersebut
tidak diberikan kepada anak-anak yang menderita ulkus.11
K.
Penatalaksanaan
a.
Diet 12
Diet Lambung diberikan kepada pasien dengan Gastritis, Ulkus Peptikum, Tifus
Abdominalis, dan pasca-bedah saluran cerna atas.
Diet Lambung I
19
lainnya.
Medikamentosa1
Obat-obat ulkus peptikum
Menurut mekanisme kerja obat-obat ulkus peptikum dibedakan atas:
1. Obat yang mngurangi asam lambung:
a) Antasid
Penggolongan antacid berdasarkan pengaruhnya terhadap keseimbangan asam
b.
1) Antacid nonsistemik
Aluminium Hidroksid
Sediaan
Suspense Al-hidroksid berisi 3,6-4,4% Al2O3, dan
Tablet Al-hidroksid berisi 50% Al2O3 (Al2)3 dihidrolisis dalam lambung
menjadi AL[OH]3). Dosis 600 mg/kali.
20
2)
b)
1)
Kalium Karbonat
Sediaan: Tablet @600 dan 1000 mg.
Dosis: 1-2 gram sekali minum.
Magnesium Hidroksid (Milk of Magnesia)
Sediaan
Suspense susu Milk of Magnesia, berisi 7-8% Mg(OH)2.
Tablet susu magnesium, berisi 325 mg Mg(OH)2.
Dosis: biasa 5-30 ml/kali atau 1-2 tablet/kali.
Antacid sistemik
Natrium Bikarbonat
Sediaan
Na-bikarbonat tablet @500 mg.
SODA water. Dosis: 1-4 gram.
Antisekresi :
Antihistamin-H2
Dosis terapeutik:
Simetidin
: dosis 2 x 400 mg atau 800 gr malam hari
Ranitidin
: 300 mg malam hari.
Nizatidine
: 1 x 300 mg malam hari
Famotidin
: 1 x 40 mg malam hari
Roksatidin
: 2x 75 mg atau 150 mg malam hari
dosis.
Obat-obat yang memperkuat mekanisme pertahanan mukosa.
Golongan SITOPROTEKLSI, yang bekerja dengan:
Meningkatkan pembentukan PGE-2 dan Pg 1-2 dan
Memperbaiki mikrosirkulasi. Obat-obat sitoproteksi antara lain:
Sukralfat; CBS; Setraksat; Analog PG; dan Karbonoksolon.
Prostaglandin
Dosis 4 x 200 mg atau 2 x 400 mg pagi dan malam hari.
Karbenoksolon
Dosis 200-300 mg sehari
Sukralfat
21
Setraksat
Sediaan terdapat dalam bentuk kapsul @ 200 mg.
Dosis dewasa adalah kapsul 3-4 kali sehari setelah makan dan sebelum tidur.
fundus,
70%keganasan).
L.
KOMPLIKASI
Komplikasi ulkus peptikum menurun setelah adanya obat ARH2, PPI dan
terapi eradikasi bakteri H. pylori. Komplikasi terdiri atas :
22
1.
2.
3.
M.
PROGNOSIS 11
23
DAFTAR PUSTAKA
1. sudoyo, A. w., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata K, M., & Setiati, S.
(2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternaPublishing.
2. Anonima.
Ulkus
Peptikum.
Dipetik
Januari
31,
2015,
dari
http://www.unair.ac.id.
3. Anonima.
Peptic
Ulcer
History.
Dipetik
Januari
31,
2015,
dari
http://www.news-medical.net/health/Peptic-Ulcer-History.aspx.
4. Anomia. Peptic Ulcer What Are Peptic Ulcers. Dipetik Januari 31, 2015, dari
http://www.news-medical.net/health/Peptic-Ulcer-What-are-Peptic-Ulcers%28Indonesia%29.aspx.
5. Schafer, T. (2008). Peptic Ulcer Disease, The America College of
Gastroenterology, Bethesda, Maryland. Dipetik Januari 29, 2015, dari
http://www.acg.gi.org.
6. Price, S. A., & Lorraine M, W. (2006). Patofisiologi, Konsep Klinis ProsesProses Penyakit. Jakarta: EGC.
7. sudoyo, A. w., Setiyohadi, B., Alwi, I., Simadibrata K, M., & Setiati, S.
(2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: InternaPublishing.
8. Sherwood, L. (2001). Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem Edisi 2. Jakarta:
EGC.
9. Crowin, E. J. (2009). Buku Saku Patofisiologi edisi 3 Revisi. Jakarta: EGC.
24
25