Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. DESKRIPSI UMUM
a. Pengertian Puskesmas
b. Fungsi Puskesmas
2. TUJUAN
Fakultas Kedokteran dalam sistem pendidikannya berorientasi kepada
masyarakat, dalam hal ini mahasiswa yang menjalani Kepaniteraan Klinik Senior
pada laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas, salah satu
tugasnya adalah ditempatkan di Puskesmas.
Adapun tujuan penulisan laporan ini adalah :
1. Sebagai laporan pertanggung jawaban dan melengkapi tugas Family Medicine
pada Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas
Fakultas Kedokteran UNSYIAH.
2. Rangkuman pelatihan diri dalam memperoleh pengalaman bila menjadi dokter
yang bertugas sebagai calon pemimpin di tingkat kecamatan yaitu
Puskesmas.Mempelajari dan mengetahui secara aktual dan jelas jenis
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan di Puskesmas, tujuannya dan manfaatnya
bagi masyarakat

BAB II
GAMBARAN UMUM WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BATOH
A. Geografis dan Demografi
1. Geografis
Kecamatan Lueng Bata mempunyai luas wilayah 534,125 km2 dengan Desa
Batoh sebagai desa terluas dengan luas wilayah 133,500 km2, sedangkan desa
dengan luas terkecil adalah Desa Lampaloh dengan luas wilayah 13,325 km 2.
Jumlah Desa di wilayah Kecamatan Lueng Bata terdiri dari 9 desa, yaitu:
1.

Desa Lueng Bata dengan luas wilayah 69,375 km2

2. Desa Cot Mesjid dengan luas wilayah 33,550 km2


3. Desa Panteriek dengan luas wilayah 51,300 km2
4. Desa Blang Cut dengan luas wilayah 52,250 km2
5. Desa Lamseupeung dengan luas wilayah 76,850 km2
6. Desa Batoh dengan luas wilayah 133,500 km2

7. Desa Sukadamai dengan luas wilayah 30,225 km2


8. Desa Lamdom dengan luas wilayah 73,750 km2
9. Desa Lampaloh dengan luas wilayah 13,325 km2
2. Demografis/Kependudukan
Berdasarkan hasil registrasi dari Badan Pelayan Statistik (BPS), Jumlah Kepala
Keluarga dalam wilayah Kecamatan Lueng Bata adalah 5036 KK, sedangkan
jumlah penduduk Kecamatan Lueng Bata adalah 23622 Jiwa dengan jumlah
penduduk laki-laki 11.875 jiwa dan perempuan 11.702 jiwa. Rincian jumlah
penduduk di Kecamatan Lueng Bata dapat dilihat seperti pada grafik 2.1 di
bawah.
Jumlah penduduk terbanyak terdapat di Desa Batoh sebanyak 5030 jiwa dan
yang terendah di Desa Lampaloh dengan jumlah penduduk 511 jiwa, sedangkan
penduduk terpadat di Desa Sukadamai

JUM LAH PENDUDUK M ENURUT DESA DI KECAM ATAN LUENG BATA


TAHUN 2015
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0

Sumber Data: Kantor Camat Lueng Bata


Grafik 2.1
B. Lingkungan Fisik dan Biologik

Lingkuingan fisik dan biologik merupakan komponen penting dan tidak


dapat dipisahkan dari semua aktifitas kehidupan manusia sehinga kualitas
lingkungan perlu dipelihara karena sangat berperan dalam proses timbulnya
gangguan kesehatan.
Kesehatan lingkungan pada hakekatnya adalah kondisi atau keadaan lingkungan
yang optimum sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status
kesehatan.
Secara geografis wilayah kecamatan Lueng Bata sangat berpotensial untuk
berkembanya vector penyakit yang setiap saat mengancam kesehatan masyarakat
di wilayah Kecamatan Lueng Bata. Upaya ini dilakukan untuk meningkatkan
kualitas lingkungan yang sehat dan efektif, peran serta masyarakat sangat
dibutuhkan dalam pemeliharaan lingkungan.
Pembangunan di wilayah kecamatan Lueng Bata diarahkan pada pembangunan
yang berwawasan kesehatan sanitasi bagi masyarakat yang berkaitan langsung
dengan masalah kesehatan seperti pembangunan drainase, penyediaan air bersih,
jamban sehat, perumahan sehat.

1. Tempat-Tempat Umum (TTU)


Tempat-tempat umum merupakan tempat dimana orang berkumpul untuk
malakukan kegiatan baik secara langsung maupun tidak langsung.Tempat-tempat
umum harus dilakukan pengawasan dalam menyehatkan lingkungan untuk
mencegah kerugian yang berhubungan dengan menularnya suatu penyakit.
Di wilayah Kecamatan Lueng Bata terdapat banyak tempat-tempat umum
yang dapat memenuhi syarat maupun tidak.
Hasil Pengawasan (controlling) terhadap tempat-tempat umum di wilayah
Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh dapat dilihat 2.1. Tempat tempat umum
yang paling banyak adalah menasah dan barbershop, akan tetapi ada menasah
yang masih belum memenuhi syarat kesehatan begitu juga tempat-tempat umum
lain seperti barbershop dan pasar juga masih belum memenuhi syarat. sedangkan
tempat tempat umum yang paling sedikit adalah terminal dan rumah sakit bersalin
dan semuanya memenuhi syarat kesehatan.

2. Tempat Pengelolaan Makanan


Makanan termasuk minuman merupakan kebutuhan pokok dan sumber utama
bagi bagi kehidupan manusia, untuk itu perlu dilakukan pengawasan agar
masyarakat yang mempunyai tempat pengelolaan makanan memperhatikan syaratsyarat kesehatan tempat pengelolaan makanan.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah tempat pengelolaan


makanan dan minuman (TP2M) yang memenuhi syarat kesehatan di puskesmas
Batoh adalah sebanyak 79 TP2M dari 106 TP2M yang diperiksa.TPM yang
dimaksud meliputi rumah makan dan restoran, jasaboga atau catering, industri
makanan,

kantin,

warung

dan

makanan

jajanan

dan

sebagainya.

Sebagai salah satu jenis tempat pelayanan umum yang mengolah dan
menyediakan makanan bagi masyarakat banyak, maka TPM memiliki potensi

yang cukup besar untuk menimbulkan gangguan kesehatan atau penyakit bahkan
keracunan akibat dari makanan yang dihasilkannya.Dengan demikian kualitas
makanan yang dihasilkan, disajikan dan dijual oleh TPM harus memenuhi syaratsyarat kesehatan.Salah satu syarat kesehatan TPM yang penting dan
mempengaruhi kualitas hygiene sanitasi makanan tersebut adalah faktor lokasi
dan bangunan TPM. Lokasi dan bangunan yang tidak memenuhi syarat kesehatan
akan memudahkan terjadinya kontaminasi makanan oleh mikroorganisme seperti
bakteri, jamur, virus dan parasit serta bahan-bahan kimia yang dapat menimbulkan
risiko terhadap kesehatan.

BAB III
GAMBARAN KEGIATAN PELAYANAN PUSKESMAS

A.SITUASI DERAJAT KESEHATAN

4.Kunjungan Penyakit Terbesar


Selama di Puskesmas Batoh didapatkan jumlah kunjungan pasien sebanyak
273 orang (2014-2015) dimana data distribusi penyakit dapat dilihat pada tabel
berikut:

Pada saat kunjungan ke Puskesmas Batoh dari periode 13Oktober 2014 - 25


Oktober 2014) jumlah kunjungan 273 kasus dengan 5 mayoritas kasus adalah
ISPA Sebanyak 60 kasus, disusul dengan hipertensi 36 kasus, dispepsia 28 kasus,
Diabetes Mellitus 26 kasus dan Penyakit mata dan kelainan refraksi (presbiopi,
katarak,miopia) sebanyak 24 kasus.
Jumlah 20 penyakit terbesar di Puskesmas Batoh dapat dilihat pada Tabel 3.4
di bawah ini. Kunjungan kasus penyakit yang tertinggi di Kecamatan Lueng Bata
adalah Ispa yang mencapai 5559 Kasus sedangkan yang terendah untuk
kecamatan tersebut adalah tukak Lambung sebanyak 201 kasus.

Berdasarkan data terbaru yang dikumpukan, pada bulan Mei 2015 kunjungan
terbanyak adalah pasien dengan hipertensi sebanyak 10 kasus, yang diikuti pasien
batuk dan ISPA sebanyak 6 kasus.
Rekapitulasi 20 Penyakit Terbanyak Bulan Mei Tahun 2015
20 penyakit terbanyak

Baru

Lama

Total

pria

wanita

pria

wanita

Hipertensi primer/essensial

10

Batuk

Infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), tidak spesifik

Other specified diabetes mellitus

Hipertensi Maternal

Non-insulin-dependent diabetes mellitus

Demam yang tidak diketahui sebabnya

Gastritis lainnya

9
1
0
11
1
2
1
3
1
4
1
5
1
6
1
7
1
8
1
9
2
0

Vertigo of central origin

Gangguan telinga lainnya tidak spesifik

Omsk haemorrhagic fever

Tonsil

Unknown and unspecified causes of morbidity

Sariawan / Recurrent oral aphthae

Respiratory tuberculosis, bacteriologically and


histological

Tumor ganas pada payudara

Epilepsi

Diabetes melitus, tidak spesifik

Other allergic rhinitis

Gangguan mata dan adneksa lainnya, tidak spesifik

TOTAL

25

32

63

C.SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN


1.

TENAGA KESEHATAN
Tenaga di bidang kesehatan merupakan sumber daya yang sangat diperlukan

dalam menyelenggarakan berbagai upaya kesehatan.


Jumlah tenaga kesehatan Puskesmas Batoh Kota Banda Aceh tahun 2013
sebanyak 48Orang.Adapun rincian tenaga kesehatan Pusksmas Batoh Kota Banda
Aceh dapat dilihat pada tabel 3.15 dan 3.16 di bawah ini.
.

2. SARANA KESEHATAN
a. Pustu, Polindes dan Poskesdes

Puskesmas Batoh memiliki 2 (dua) buah Pustu (Puskesmas Pembantu) dan


Tiga buah Polindes (Pos Bersalin Desa) yang terdapat di empat desa yang
berbeda, dan hingga saat ini Puskesmas Batoh belum memiliki Poskesdes.

b. Jumlah Kenderaan Roda Empat dan Roda Dua

Puskesmas Batoh memiliki dua buah Pusling (Puskesmas Keliling) satu


buah dalam keaadan rusak. Dan delapan buah kenderaan roda dua, satu buah
dalam keadaan rusak, yang kegiatannya adalah :
a. Memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat melalui Posyandu.
b. Melakukan penyuluhan kesehatan.
c. Melakukan rujukan medik bagi kasus gawat darurat
d. Melakukan penyelidikan tentang KLB
e. Melakukan konsultasi ke Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh
f. Melaksanakan P3K
3. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Pembiayaan terhadap peningkatan pelayanan kesehatan menjadi salah satu
faktor didalam meningkatkan pelayanan kesehatan, baik untuk pembangunan
kesehatan maupun belanja rutin (Belanja Pegawai dan Barang).
Sumber pembiayaan bagi pembangunan dan pelayanan kesehatan di
Puskesmas Batoh menganut sistem BPJS ( Badan Penyelenggara Jaminan Sosial)
berasal dari pemerintah melalui Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh.

10

BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Masalah Kesehatan yang dihadapi saat ini dan masa mendatang semakin
bertambah komplek dan berubah dengan cepat bahkan kadang tak terduga, maka
upaya kesehatan merupakan tanggung jawab kita semua dan peran serta
masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya peningkatan status kesehatan.
Peningkatan status kesehatan meliputi upaya preventif, promotif, kuratif
dan rehabilitatif untuk meningkatkan derajat kesehatan yang optimal.
4.2 Hambatan
a. Penyediaan jenis-jenis obat yang terbatas sehingga pengobatan pasien hanya
berdasarkan obat-obat yang tersedia di puskesmas.
b. Tidak sedikit pasien yang langsung meminta rujukan ke rumah sakit tanpa
berkeinginan untuk dilakukan pengobatan dahulu di puskesmas.
c. Masih terbatasnya alat yang tersedia guna menunjang pelayanan medis untuk
masyarakat sehingga tidak dapat memberikan pelayanan yang optimal.
4.3Saran
a. Melengkapi peralatan kesehatan agar kegiatan operasional puskesmas dapat
berjalan dengan sempurna.
b. Melengkapi obat-obatan dengan segera apabila ketersediaannya sudah habis
dengan melaporkan secepatnya pada dinas yang terkait.
c. Perlu perhatian serta dukungan dari semua pihak agar program-program
kesehatan puskesmas dapat dilaksanakan dengan baik dan sebagai mana
mestinya sehingga dapat menyelesaikan masalah-masalah kesehatan yang ada
di wilayah kerja puskesmas tersebut.
d. Meningkatkan disiplin dan kinerja petugas agar dapat memberikan pelayanan
optimal kepada pasien.

11

Banda Aceh, Juni 2015


Dokter Pembimbing I

Dokter Pembimbing II

dr. Yessi Sunari Wahfar


NIP. 19770702 201001 2 010

dr. Hasnur Elfiyeni


NIP. 19761024 200604 2 007

Disetujui Oleh :
Kepala UPTD Puskesmas Batoh

Mengetahui:
Kepala Bagian FamilyMedicine

dr. Elvira Mustafa, M.Kes


19750728 200604 2 007

dr. Hendra Kurniawan, M.ScNIP.


NIP. 19820305 200812 1 004

12

Anda mungkin juga menyukai