Oleh :
Mahasiswa Semester VII
Semester Gasal Tahun Ajaran 2020/2021
Oleh :
ii
PROPOSAL
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat rahmat-Nya sehingga proposal Pengumpulan Data Dasar Bidang Gizi
Di Puskesmas I Denpasar Utara dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Pembuatan proposal ini bertujuan untuk pegumpulan data dasar bidang gizi yang
merupakan mata kuliah praktek lapangan kuliah Perencanaan Program Gizi
(PPG). Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Ir. Desak Putu Sukraniti.M.Kes selaku Pembimbing dalam mata kuliah
Perencanaan Program Gizi (PPG).
2. Ibu dr. A.A. Ampera Prihatini, MM selaku Kepala Puskesmas I Denpasar
Utara beserta jajarannya yang sudah memberikan ijin dan membantu
proses pengumpulan data.
3. Bapak AA Ngurah Kusumajaya, SP., MPH. selaku direktur Politeknik
Kesehatan Denpasar, Ibu Dr. Ni Komang Wiardani, S.ST, M.Kes. selaku
Ketua Jurusan Gizi Poltekkes Denpasar, dan Ibu Pande Putu Sri
Sugiani,DCN.M.Kes selaku Ketua Program Studi Gizi dan Dietetika
Program Sarjana Terapan Jurusan Gizi telah memberikan ijin dan
kesempatan dalam pengumpulan data dibidang gizi.
4. Seluruh rekan kelompok yang telah bekerja sama dengan baik.
Dan semua pihak yang telah membantu penyusunan proposal ini. Penulis
menyadari, bahwa proposal ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
saran dan kritik sangat diharapkan guna penyempurnaan proposal pengumpulan
data dasar bidang gizi.
Penulis
iv
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN PERSETUJUAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI............................................................................................................v
DAFTAR TABEL..................................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................6
C. Tujuan...............................................................................................................6
1. Tujuan Umum...................................................................................................6
2. Tujuan Khusus..................................................................................................6
D. Manfaat.............................................................................................................7
1. Manfaat Teoritis................................................................................................7
2. Manfaat Praktis.................................................................................................8
BAB II......................................................................................................................9
TINJAUAN PUSTAKA..........................................................................................9
BAB III..................................................................................................................22
KERANGKA KONSEP.........................................................................................22
A. Kerangka Konsep............................................................................................22
v
C. Definisi Operasional Variabel........................................................................23
BAB IV..................................................................................................................25
a. Data Balita......................................................................................................26
BAB V...................................................................................................................31
2. ASI Eksklusif..................................................................................................33
BAB VI..................................................................................................................39
KESIMPULAN......................................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................40
vi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Pemantauan Status Gizi Balita………………………………………….32
Tabel 5. Formulir Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Mendapat Makanan
Tambahan………………………………………………………………………...36
2020………………………………………………………………………………37
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pendidikan vokasi. Salah satu program studi yang ada di Jurusan Gizi Polteknik
Kesehatan Denpasar adalah Program Studi Gizi dan Dietetika. Prodi Gizi dan
terdapat mata kuliah PPG (Perencanaan Program Gizi) dengan bobot 2 SKS. Mata
wajib menempuh matakuliah ini sebagai salah satu syarat memenuhi matakuliah
Manajemen Program Gizi di Semester VIII yang biasanya disebut Praktek Kerja
Lapangan (PKL).
Pada mata kuliah ini mahasiswa dituntut mampu merencanakan program gizi
pelayanan program kesehatan pada umumnya dan program gizi pada khususnya.
Hal ini sangat terkait dengan kompetensi lulusan sebagai pelaksana atau
gizi yang ada di Puskesmas agar dapat menyusun rencana program gizi
1
Puskesmas merupakan unit pelayanan kesehatan terdepan di masyarakat.
unit puskesmas keliling. Puskesmas I Denpasar Utara merupakan salah satu dari
kelurahan yaitu Desa Dangin Puri Kaja, Desa Dangin Puri Kangin, Desa Dangin
adalah program kesehatan ibu dan anak serta program kesehatan usia profuktif
dan usia lanjut. Di tingkat kecamatan yang ada di Kota Denpasar, angka kematian
Ibu per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2019 menunjukkan bahwa kematian
Utara sebanyak 24,8%. Bila dilihat kelompok umurnya, pada tahun 2019
kematian ibu terjadi pada kelompok umur 20-34 tahun yaitu sebanyak 2 orang
ibu hamil 100% sesuai dengan target SPM berdasarkan PMK Nomor 4 tahun
2019. Capaian pelayanan kesehatan ibu hamil di Kota Denpasar Tahun 2019
sebesar 99,7%. Cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kota Denpasar pada tahun
2
sebesar 97%. Target pelayanan kesehatan bayi pada renstra Kota Denpasar untuk
tahun 2019 adalah 100%, dengan capaian pelayanan bayi sebesar 98,7% di tahun
2019 maka target cakupan pelayanan kesehatan bayi di Kota Denpasar belum
2019).
(47,91%). Target pemberian ASI eksklusif pada renstra Kota Denpasar untuk
tahun 2019 adalah 100%. Meskipun secara umum di Kota Denpasar terjadi
namun hasil tersebut masih perlu ditingkatkan. Perlu adanya berbagai upaya yang
Capaian cakupan pelayanan kesehatan anak Balita (1-4 tahun) pada tahun
2019 sebesar 90%. Puskesmas dengan capaian cakupan pelayanan kesehatan anak
Balita terendah adalah Puskesmas I Denpasar Selatan (52%) dan terendah kedua
anak Balita yang tercantum pada Renstra Dinas Kesehatan untuk tahun 2019
sesuai dengan target SPM Nomor 43 Tahun 2016 adalah 100%, sehingga capaian
untuk Kota Denpasar belum mencapai target yang ditetapkan (Dinkes kota
Denpasar, 2019).
3
Masalah kekurangan gizi merupakan masalah kesehatan tertinggi di dunia,
di dunia mencapai 1,02 milyar orang yaitu kira-kira 15% populasi dunia dan
sebagian besar berasal dari negara berkembang. Anak-anak adalah golongan yang
sering mengalami masalah kekurangan gizi. Kira-kira setengah daripada 10,9 juta
anak yaitu kira-kira 5 juta anak meninggal setiap tahun akibat kekurangan gizi
(FAO, 2009).
rendah di negara berkembang. Masalah gizi utama tersebut adalah Kurang Energi
Protein (KEP), Anemia Gizi Besi (AGB), Kurang Vitamin A (KVA) dan
usia di bawah lima tahun dapat mengganggu proses tumbuh kembang secara
fisikal maupun mental dan ini dapat memberikan dampak yang negatif pada
tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan, seperti pelayanan kesehatan
dan ketersediaan sarana dan prasarana, melainkan juga dipengaruhi oleh faktor
4
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
tingkat pertama dan Upaya Kesehatan perseorangan (UKP) tingkat pertama serta
Status gizi masyarakat dapat diindikasikan oleh status gizi balita dan ibu
hamil. Masalah gizi pada dua kelompok tersebut dapat berpengaruh pada
rendahnya kualitas SDM. Pengaruh dari kedua masalah gizi ini sangat luas dalam
berbagai sendi kehidupan masyarakat, baik dalam konteks masalah sosial budaya,
maupun ekonomi dan status bangsa. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar
ganda dimana balita yang mengalami gizi buruk sebesar 3,9% dan yang menderita
gizi kurang sebesar 13,8%. Balita yang tergolong kurus sebesar 6,7% sedangkan
Prevalensi balita yang tergolong pendek berdasarkan TB/U sebesar 19,3% dan
pada anak <24 bulan secara keseluruhan baru mencapai 46,6%. Wanita usia subur
(WUS) yang mengalami KEK dalam keadaan tidak sedang hamil sebesar 14,5%,
sedangkan wanita usia subur yang mengalami KEK dalam keadaan hamil sebesar
17,3%. Di Kota Denpasar tahun 2019 dari 6.534 balita yang ditimbang saat
5
pemantauan status gizi 2,3% tergolong gizi kurang sudah dapat ditekan
dibandingkan 2018 (3,49%). Balita yang diukur tinggi badannya sebanyak 5,3%
tergolong pendek menurun dibandingkan tahun 2018 (9,59%) dan dari 6.534
balita yang diukur 0,9% termasuk balita kurus menurun dibandingkan tahun 2018
ditemukan balita gizi buruk dan wanita usia subur yang mengalami KEK dalam
Sebagai calon tenaga kesehatan maka perlu dilakukan tindakan yang nyata
B. Rumusan Masalah
adalah “Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi masalah gizi yang terjadi pada
6
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Mengumpulkan data terkait masalah gizi pada balita dan faktor-faktor yang
b. Mengumpulkan data terkait masalah gizi pada ibu hamil dan faktor-faktor
c. Mengumpulkan data terkait masalah gizi pada ibu menyusui dan faktor-faktor
d. Mengumpulkan data terkait masalah gizi pada wanita usia subur dan faktor-
7
i. Menyusun program gizi untuk mengatasi masalah gizi di wilayah kerja
D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
3. Manfaat Praktis
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
keturunan.
1. Lingkungan (Environment)
Lingkungan ini meliputi lingkungan fisik (baik natural atau buatan manusia)
dipengaruhi oleh kualitas sanitasi lingkungan dimana manusia itu berada. Hal ini
derajat kesehatan yang baik maka akan semakin sulit. misalnya manusia
jika individu/masyarakat berada pada garis kemiskinan maka akan sulit untuk
9
tingkat pendidikan individu/masyarakat, semakin tinggi tingkat pendidikan
manusia itu sendiri, di samping itu juga dipengaruhi oleh kebiasaan, adat istiadat,
Pada masyarakat modern di mana sarana transportasi sudah semakin maju, maka
obesitas pada masyarakat modern karena kurang berolah raga ditambah lagi
3. Pelayanan Kesehatan
10
Pelayanan kesehatan merupakan faktor ketiga yang mempengaruhi derajat
apakah dapat dijangkau oleh masyarakat atau tidak, tenaga kesehatan yang
sendiri apakah sesuai dengan kebutuhan masyarakat itu sendiri. Semakin mudah
4. Genetik
Hal ini karena ada beberapa penyakit yang diturunkan lewat genetik atau faktor
yang telah ada pada diri manusia yang dibawa sejak lahir, misalnya: dari golongan
retardasi mental hipertensi dan buta warna. Faktor keturunan ini sulit untuk di
intervensi dikarenakan hal ini merupakan bawaan dari lahir dan jika di intervensi
11
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan Akibat
dan tahunan serta beberapa kegiatan intervensi yang dilakukan setiap saat jika
ditemukan masalah gizi seperti ditemukan adanya kasus Gizi Buruk. Kegiatan
1. Kegiatan Program:
1. Pencegahan Primer:
2) Peningkatan dan penggunaan ASI pada semua bayi segera setelah lahir
sampai berumur enam bulan. Kegiatan ini memantau pemberian ASI dengan
ASI eksklusif
12
2. Pencegahan Sekunder
a. Asi Eksklusif
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, air susu ibu atau disingkat ASI adalah cairan
hasil sekresi kelenjar payudara ibu. ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan
kepada bayi sejak dilahirkan selama enam bulan tanpa menambahkan dan/atau
Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012, setiap ibu yang melahirkan harus
memberikan ASI eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya. Namun hal ini
menjadi tidak berlaku jika terdapat indikasi medis, ibu tidak ada, atau ibu terpisah
dari bayinya.
adalah:
1) Inisiasi menyusu dini (IMD) pada satu jam pertama setelah lahir.
termasuk air.
3) Menyusui sesuai dengan keinginan bayi, baik pagi dan malam hari (on
demand).
13
4) Menghindari penggunaan botol, dot, dan empeng.
Pemberian ASI pada bayi erat hubungannya dengan kondisi gizi kurang dan
gizi lebih (gemuk) pada anak. ASI merupakan sumber energi dan nutrisi
terpenting pada anak usia 6-23 bulan. ASI memenuhi lebih dari setengah
kebutuhan energi pada anak usia 6-12 bulan dan sepertiga dari kebutuhan energi
pada anak usia 12-24 bulan. ASI juga merupakan sumber nutrisi yang penting
Pemberian ASI dapat menurunkan risiko penyakit infeksi akut seperti diare,
kemih. Bayi yang tidak diberi ASI akan rentan terhadap penyakit infeksi.
Kejadian bayi dan balita menderita penyakit infeksi yang berulang akan
dan protein pada wanita usia subur (WUS) yang berlangsung secara terus menerus
merupakan suatu keadaan yang ditimbulkan oleh gangguan zat gizi lebih atau
Pengukuran lingkar lengan atas (LILA) di kelompok wanita usia subur (WUS)
bisa dilakukan dengan mudah dan dapat dilaksanakan oleh masyarakat awam
14
adalah apabila LILA kurang dari 23,5 cm di bagian merah pita LILA (Supariasa et
al. 2012:48).
tidak langsung. Faktor langsung yang meliputi penyakit infeksi dan asupan
(Soekirman, 2000).
dan selama kehamilan akan menyebabkan ibu melahirkan bayi dengan berat
dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari
Anak bawah lima tahun atau sering disebut sebagai anak balita adalah anak
yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau lebih populer dengan pengertian
usia anak dibawah lima tahun (Muaris H, 2006) atau biasa digunakan perhitungan
15
bulan yaitu usia 12-59 bulan. Para ahli menggolongkan usia balita sebagai tahapan
perkembangan anak yang cukup rentan terhadap berbagai serangan penyakit yang
Kematian maternal atau kematian ibu menurut batasan dari The Tenth
wanita yang terjadi pada saat kehamilan atau dalam 42 hari setelah kehamilan,
tidak tergantung dari lama dan lokasi kehamilan, disebabkan oleh apapun yang
16
atau penanganannya, akan tetapi bukan kematian yang disebabkan oleh
a) Determinan Dekat
▪ Pendarahan
▪ Infeksi
▪ Ruptura uterus
b) Determinan Antara
▪ Status Reproduksi
c) Determinan Jauh
▪ Pendidikan
▪ Pendapatan
C. Posyandu
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
17
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat,
yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan
bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, lintas sektor dan
Pendaftaran anak balita dimaksudkan agar semua anak balita yang ada dalam
desa diketahui tanggal lahir, umur saat itu, nama orang tua dan anak keberapa.
Daftar anak balita ini dimasukan di dalam buku Register dengan diberikan nomor
diberi indek yang ditulis selain dari buku pendaftaran juga dibagian depan kartu
bahwa hasil penimbangan berat badan benar sesuai dengan kondisi saat anak
18
telah disediakan oleh proyek gizi, hasil penimbangan anak, dimasukan ke dalam
Posyandu).
4) Hal-hal lain yang menyangkut kesehatan dan perkembangan anak balita yang
bersangkutan.
Dari hasil pengamatan KMS inilah, balita yang bersangkutan perlu mendapat
immunisasi, kapsul vitamin A, nasehat tentang pola makan dan lain-lain yang
dilaksanakan di meja 4.
tetang:
19
2) Pemberian makanan dirumah tangga
Setiap bulan vitamin A (Februari dan Agustus) pemberian oralit dan obat-
Petugas pada meja 1-4 dilaksanajan oleh para kader PKK sedangkan meja 5
2. Kegiatan Posyandu
a. KIA
20
perawatan payudara dan pemberian ASI, peragaan pola makan ibu hamil,
a) Penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi, ibu nifas, perawatan kebersihan
c) Perawatan payudara
Menurut Kemenkes (2011), Pelayanan Posyandu untuk bayi dan anak balita
sesama balita dengan pengawasan orangtua di bawah bimbingan kader. Untuk itu
21
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan/tinggi badan.
badan.
akan dicatat pada KMS (kartu menuju sehat) yang akan menilai status gizi dan
mendeteksi secara dini jika terjadi gangguan pertumbuhan. KMS adalah kartu
c. Immunisasi
d. Pelayanan Gizi
e. Penanggulangan Diare
BAB III
KERANGKA KONSEP
22
A. Kerangka Konsep
teori di atas, maka dapat dibuat kerangka konsep penelitian sebagai berikut
Pelayanan Kesehatan:
Genetik
1. Pelayanan dalam gedung
- Konseling gizi
- Konsultasi gizi
- Pemeriksaan ibu hamil, menyusui, dan
balita
Derajat - Penanganan gizi buruk
Lingkungan - Imunisasi
Kesehatan - Pelayanan gawat darurat
2. Pelayanan luar gedung
- Posyandu
- Kunjungan rumah masyarakat
- Puskesmas keliling
- Promosi kesehatan di sekolah dasar
Perilaku
Masyarakat
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. TIndakan
Keterangan:
kesehatan itu dipengaruhi oleh empat faktor utama yaitu, lingkungan, perilaku,
23
pelayanan kesehatan, dan keturunan/genetik (hereditas). Dalam kerangka konsep
tersebut dapat dijelaskan bahwa pelayanan kesehatan sangat erat kaitannya dengan
2. Asi Eksklusif
2019) < -2 SD
3. BB Normal = -2 SD -
+1 SD
24
4. Risiko berat badan
lebih > +1 SD
2 ASI Pemberian Air Menanyakan Ordinal
Menurut RI Depkes,
Eksklusif Susu Ibu kepada umur pemberian
2014 :
bayi sejak lahir ASI Ekslusif
1. ASI Ekslusif dari 0-6
sampai umur 6 tanpa
bln
bulan tanpa memberikan
2. ASI Tdk Ekslusif ≤ 6
memeberikan tambahan
bln
makanan tambahan makanan lain.
lain.
3 KEK Ibu Suatu keadaan Pengukuran Ordinal
Menurut Supariasa.,
Hamil dimana lingkar LILA dengan
dkk, (2013):
lengan ibu saat alat ukur pita
≥ 23,5 cm
25
BAB IV
dilakukan sebelumnya.
26
d. Presentase cakupan pelayanan kesehatan anak balita terendah kedua yaitu
e. Masih ditemukan balita gizi buruk dan wanitas usia subur (WUS) yang
C. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
harus dikumpulkan meliputi data jumlah ibu hamil, ibu menyusui dan balita yang
a. Data Balita
27
2. Teknik pengumpulan data
a. Data balita
ke puskesmas selama 1 tahun , dari buku atau laporan puskesmas tahun 2019.
2) Data status gizi balita dikumpulkan dengan cara menimbang balita lalu
3) Data pelayanan kesehatan balita dilihat dari catatan jumlah kesehatan balita
2019.
hamil ke puskesmas selama 1 tahun , dari buku atau laporan puskesmas tahun
2019.
2) Data status gizi ibu hamil dilihat dari catatan pengukuran LILA ibu hamil
3) Data kematian ibu dilihat dari catatan jumlah kematian ibu yang dibawa ke
28
1) Data kunjungan ibu menyusui dikumpulkan dengan mencatat jumlah
kunjungan ibu menyusui ke puskesmas selama 1 tahun, dari buku atau laporan
D. Analisis Data
a. Data balita
1) Data kunjungan balita diperoleh dari data yang telah ada di Puskesmas I
- Berkunjung
- Tidak berkunjung
2) Data status gizi balita diperoleh dari data yang telah ada di Puskesmas I
3) Data pelayanan kesehatan bayi, balita diperoleh dari data yang telah ada di
29
- Melakukan jenis pelayanan kesehatan yang lengkap ( pemantau pertumbuhan,
obat cacing).
1) Data kunjungan ibu hamil diperoleh dari data yang telah ada di
- Berkunjung
- Tidak berkunjung
2) Data status gizi ibu hamil diperoleh dari data pengukuran LILA yang telah ada
3) Data kematian ibu diperoleh dari data yang telah ada di Puskesmas I Denpasar
- Ibu meninggal
- Tidak meninggal
1) Data kunjungan ibu menyusui diperoleh dari data yang telah ada di
- Berkunjung
- Tidak berkunjung
30
2) Data pemberian ASI eksklusif diperoleh dari data yang telah ada di Puskesmas
2. Analisis data
Dari hasil pengolahan data disajikan dan dianalisis secara deskriptif dengan
lapangan).
a. Analisis univariat
b. Analisis bivariate
ditemukan permasalahan gizi dengan desa lainnya yang ada di wilayah kerja
b. Megurus surat ijin kapada Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar, dengan
31
d. Mengumpukan data-data lain melalui website/internet di Puskesmas I
Denpasar Utara
Denpasar Utara
Denpasar Utara
Denpasar Utara
32
BAB V
upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang
pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan
pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang optimal,
Kabupaten/Kota.
tingkat status gizi masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah
umur (BB/U). Status gizi balita dapat dipantau dengan penimbangan anak setiap
bulan di posyandu dan dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS). Dengan
33
KMS gangguan pertumbuhan atau risiko kelebihan gizi dapat diketahui lebih dini
terjadi gangguan pada proses tumbuh kembang balita. Status gizi dipengaruhi oleh
dua faktor yaitu faktor langsung dan tidak langsung. Faktor langsung dipengaruhi
oleh asupan makanan dan penyakit infeksi sedangkan faktor tidak langsung
dari bulan Januari – November 2020 terdapat 10 kasus gizi kurang dan 6 kasus
gizi buruk pada balita di wilayah tersebut. Tetapi terdapat data terbaru di bulan
Desember 2020 bahwa status gizi buruk telah berkurang dan sekarang tersisa 3
dengan keadaan gizi buruk dan kurang di wilayah kerjanya, target pemantauan
puskesmas pada masalah gizi balita sudah mencapai target yaitu 100%. Faktor
yang menyebabkan terjadinya gizi kurang dan gizi buruk di wilayah kerja
Puskesmas I Denpasar Utara terkait dengan masalah ekonomi, pola asuh yang
34
tidak baik, dan adanya penyakit infeksi yang berat. Untuk masalah gizi balita yang
disebabkan oleh faktor ekonomi dan pola asuh masih dapat ditanggulangi dengan
memberikan PMT serta edukasi gizi pada orang tua tentang keanekaragaman
pangan sehingga diharapkan status gizi balita dapat meningkat menjadi lebih baik
meskipun butuh waktu yang cukup lama. Namun untuk masalah gizi yang terkait
dengan faktor penyakit infeksi sulit untuk ditangani karena penyakit yang
4. ASI Eksklusif
ASI Eksklusif (menurut WHO) adalah pemberian ASI saja pada bayi sampai
usia 6 bulan tanpa tambahan cairan ataupun makanan lain. (Kristiyansari, 2009).
ASI adalah cairan putih yang dihasilkan oleh kelenjar payudara Ibu melalui proses
ASI merupakan sumber energi dan nutrisi terpenting pada anak usia 6-23
bulan. Pemberian ASI dapat menurunkan risiko penyakit infeksi akut seperti
saluran kemih. Bayi yang tidak diberi ASI akan rentan terhadap penyakit infeksi.
35
Tabel 2. Pemantauan Bayi 0-5 Bulan
kepada bayi ≥5 bulan. Pemantauan ASI Ekslusif bayi 0-5 bulan jarang tercatat
posyandu minim, data yang didapat biasanya berdasarkan Laporan Rumah Sakit.
36
Berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Denpasar No.
Puskesmas I Denpasar Utara adalah 52%. Data pemantauan ASI Ekslusif per
Kumulatif
Target/bln Pencapaian/bln
Kegiatan Target Pencapaian
Abs % Abs % Abs % Abs %
ASI Ekslusif 22 4,3 22 4,3 242 47,3 235 45,4
pencapaian/bln 4,3% akan tetapi jika dilihat pada pencapaian kumulatif ASI
belum mencapai target dimana target kumulatif 47,3% sedangkan pencapaian ASI
Eksklusif berdasarkan kumulatif hanya 45,4% . Hal ini disebabkan oleh tidak
adanya posyandu pada masa pandemi, sehingga ahli gizi hanya memantau melalui
telepon.
relative atau absolut satu atau lebih zat gizi. Seseorang dikatakan menderita resiko
KEK bilamana LiLA (Lingkar Lengan Atas) < 23,5 cm (Helena, 2013). Lingkaran
37
lengan atas (LILA) sudah digunakan secara umum di Indonesia untuk
mengidentifikasi ibu hamil risiko kurang energi kronis (KEK). Bila ibu
mengalami risiko KEK selama hamil akan menimbulkan masalah, baik pada ibu
maupun janin. KEK pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
normal, dan terkena penyakit infeksi. Pengaruh KEK terhadap proses persalinan
janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia intra partum (mati dalam
Tabel 5.
Formulir Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Mendapat Makanan Tambahan
38
Berdasarkan data yang diperoleh dari catatan Puskesmas I Denpasar Utara
dari bulan Januari sampai November masih ditemukan ibu hamil KEK dengan
LILA ≤ 23,5 cm sebanyak 14 orang. Namun, semua ibu hamil yang tergolong
Kesehatan Puskesmas di Kota Denpasar Tahun 2020, target presentase ibu hamil
dengan kurang energi kronik (KEK) mendapat makanan tambahan (PMT) adalah
95%. Data ibu hamil KEK yang mendapat PMT per bulan November di
Tabel 6.
Kumulatif
Pencapaian/bl
Target/bulan Kesenjangan/bln
n
Kegiatan Target/bulan Pencapaian/bln
Bumil KEK
1 95 1 100 14 95 14 100 0 0
dapat PMT
target yaitu 95% dan pencapaian/bulan yaitu 100%. Jika dilihat pada pencapaian
kumulatif Ibu Hamil KEK Mendapat Makanan Tambahan dari bulan Januari
39
sampai November di Puskesmas I Denpasar Utara juga sudah mencapai target
yaitu 95% dan pencapaian/bulan yaitu 100%. Dengan pencapaian yang didapatkan
sudah tercapai atau malah sebaliknya, tenaga kesehatan dengan mudah melihat
yang berarti tidak ada masalah yang harus ditindaklanjuti atau dalam kata lain
aman dalam kategori KEK Ibu Hamil. Tetapi kedepannya tetap perlu dilaksanakan
upaya yang lebih maksimal dalam meningkatkan keehatan gizi ibu hamil dan
bidan praktek swasta, dokter praktek swasta dan klinik diwilayah kerjanya.
40
BAB VI
KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan pengumpulan data dasar yang ada diwilayah kerja Puskesmas 1
Denpasar Utara permasalahan yang ditemukan dapat disimpulkan sebagai berikut,
yaitu
1. Berdasarkan data status gizi balita yang diperoleh dari catatan Puskesmas I
Denpasar Utara dari bulan Januari – November 2020 terdapat 10 kasus gizi
kurang dan 6 kasus gizi buruk pada balita di wilayah tersebut. Tetapi terdapat
data terbaru di bulan Desember 2020 bahwa status gizi buruk telah berkurang
dan sekarang tersisa 3 balita yang mengalami gizi buruk. target pemantauan
puskesmas pada masalah gizi balita sudah mencapai target yaitu 100%.
2. Berdasarkan data pencapaian ASI Ekslusif per bulan November di Puskesmas
I Denpasar Utara sudah mencapai target yaitu 4,3% dan pencapaian/bln, akan
tetapi jika dilihat pada pencapaian kumulatif ASI Ekslusif dari bulan Januari
sampai November di Puskesmas 1 Denpasar Utara belum mencapai target
dimana target kumulatif 47,3% sedangkan pencapaian ASI Eksklusif
berdasarkan kumulatif hanya 45,4% .
3. Berdasarkan data pencapaian Ibu Hamil KEK Mendapat Makanan Tambahan
per bulan November di Puskesmas I Denpasar Utara sudah mencapai target
yaitu 95% dan pencapaian/bulan yaitu 100%. Jika dilihat pada pencapaian
kumulatif Ibu Hamil KEK Mendapat Makanan Tambahan dari bulan Januari
sampai November di Puskesmas I Denpasar Utara juga sudah mencapai target
yaitu 95% dan pencapaian/bulan yaitu 100%. Dengan pencapaian yang
didapatkan maka menentukan kesenjangan. Kesenjangan menentukan hasil
pencapaian yang sudah tercapai atau malah sebaliknya, tenaga kesehatan
dengan mudah melihat masalah dari tabel kesenjangan.
41
DAFTAR PUSTAKA
Aritonang, Irianton. 2013. Memantau dan Menilai Status Gizi Anak. Yogyakarta:
Leutika Books.
Dinkes Kota Denpasar. 2019. Profil Dinas Kesehatan Kota Denpasar Tahun
2019. Denpasar. Dinkes Kota Denpasar
Dinas Kesehatan Kota Denpasar tahun 2016, Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Endra, F. (2010). Paradigma Sehat. In Jurnal Saintika Medika (Vol. 6, Issue 12,
pp. 69–81).
http://ejournal.umm.ac.id/index.php/sainmed/article/view/1012/1125
42
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelayanan Gizi Pada Masa
Tanggap Darurat Pandemi COVID-19. Jakarta, 2020
43
Lampiran 1: Jadwal Kegiatan
JADWAL KEGIATAN
N Kegiatan Pelaksanaan
o
Desember
2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 1 1 1 1
0 1 2 3 4 5 6 7
Penjelasan Kontrak
mata kuliah PPG,
perencanaan program
gizi, menyusun
proposal pengumpulan
2 dasar, cara menyusun
instrument
pengumpulan data
dasar, diskusi
menyusun instrument
pengumpulan data dasar
Penyusunan Instrumen
pengumpulan data
bidang gizi dengan
3
sasaran : ibu hamil,
balita, ibu menyusui
dan kader posyandu.
Presentasi instrument
pengumpulan data dan
perbaikan instrument
4
pengumpulan data
berdasarkan masukan
saat presentasi
Presentasi hasil
perbaikan nstrument
puldat.Perbaikan
5
nstrument puldat
berdasarkan masukan
pada presentasi
7 Menyusun laporan
Pengumpulan Data
Bidang Gizi. Menyusun
44
Program Intervensi Gizi
Masyarakat (PIGM)
Melanjutkan menyusun
Laporan Program
8 Intervensi Gizi
Masyarakat, Presentasi
Laporan dan Program
Melanjutkan presentasi
Laporan dan Program
9
Perbaikan laporan dan
program
KUESIONER
45
Berat badan …… kg
Imunisasi 1. Imunisasi lengkap
2. Imunisasi tdk lengkap
Pemberian kapsul Vit.A 1. Ya
2. Tidak
ASI Ekslusif 1. ASI Ekslusif
2. Tdk ASI Ekslusif
3. Pilihlah satu jawaban yang sesuai dengan pendapat pribadi pada kolom yang
4. Pilihan Jawaban
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
5. Selamat mengerjakan
JAWABAN ITEM
No PERNYATAAN
SS S TS STS
46
1. Pada umur 1 tahun, berat badan bayi saya tiga kali
berat badan saat lahir
2. Pada umur 1 bulan, tinggi badan bayi saya meningkat
2,5 cm/bulan
3. Pada umur 6-7 bulan, pertumbuhan lingkar kepala bayi
saya mencapai 0,5 cm/bulan
4. Pada umur 10-12 bulan, bayi saya sering menggigit
ketika jari Anda menyentuh gusinya.
5. Pertumbuhan yang baik bagi bayi adalah sesuai dengan
KMS yaitu berada di atas Garis Merah
6. Pada umur 6-7 bulan, tinggi badan bayi saya tidak
mengalami peningkatan dari pengukuran bulan
sebelumnya
7. Jika berat badan balita bertambah mengikuti pita warna
hijau atau pindah ke pita warna di atasnya pada
KMS, maka pemberian makanan
sesuai umur dapat diteruskan
8. Pada umur 1 bulan, mata bayi sudah mulai mengikuti
sinar
9. Pada umur 1 bulan, bayi saya sudah bisa tersenyum
kepada orang yang
ada di sekitarnya
10. Bila hasil pengukuran tinggi badan pada KMS berada
di bawah garis merah, saya akan segera memberikan
tambahan makanan yang dapat mendukung
pertumbuhan balita
11. Pada umur 2-3 bulan, mata bayi belum bisa mengikuti
arah sinar yang bergerak ke tepi
12. Pada umur 4-5 bulan, bayi saya sudah dapat merasa
senang ketika ada orang yang menggoda dengan kata
“Ci...luk...ba...” atau interaksi lainnya
13. Apabila berat badan balita pada KMS di bawah garis
merah, saya tidak perlu khawatir
14. Pada umur 6-7 bulan, bayi saya belum bisa
membalikkan badan sendiri
15. Pada umur 6-7 bulan, bayi saya tidak pernah menangis
ketika digendong oleh orang yang tidak dikenal
16. Pada umur 8-9 bulan, bayi saya mulai tertarik dengan
benda-benda
kecil di sekitarnya
17. Pada umur 8-9 bulan, bayi saya sudah dapat
mengucapkan “dada..”
tetapi belum punya arti
47
18. Pada umur 1 tahun, balita saya belum dapat memanggil
“Ayah..Ibu..”
19. Dengan mengukur dan memantau pertumbuhan lingkar
kepala balita, kelainan-kelainan yang mungkin terjadi
pada otak akan segera terdeteksi
20. Saat berumur 1 tahun, balita saya belum dapat
membedakan bentuk
21. Saat berumur 15 bulan, balita saya belum dapat
berjalan sendiri
22. Saat berumur 2 tahun, balita saya sudah dapat berlari
dengan baik
23. Pada KMS, pertumbuhan BB (Berat
Badan) dinyatakan naik ketika grafik BB mendatar atau
lebih kecil dari KBM (Kenaikan BB Minimal)
24. Pada umur 3 tahun, balita saya sudah dapat memakai
baju sendiri dengan bantuan
25. Pada umur 3 tahun, balita saya belum bisa menggosok
gigi dan mencuci tangan sendiri
26. Untuk mengatasi bayi yang rewel saat gigi mulai
tumbuh, saya memberikan teether (mainan untuk
digigit)
27. Saat ukuran kepala balita lebih kecil atau lebih besar
dari ukuran normal, saya tidak perlu konsultasi dengan
bidan setempat
28. Untuk gigi balita yang baru tumbuh, saya
membersihkannya dengan menggunakan sikat gigi dan
pasta gigi
29. Gizi balita dinyatakan baik apabila titik temu antara
garis pertumbuhan berat badan dan garis pertumbuhan
tinggi badan pada grafik pertumbuhan berada di pita
berwarna merah
30. Ketika pertumbuhan balita mengikuti salah satu pita
warna atau pindah ke pita warna di atasnya pada grafik
pertumbuhan, maka pertumbuhan
balita saya dinyatakan naik
48
Lampiran 3: Kuesioner ASI Ekslusif
KUESIONER
Petunjuk :
A. IDENTITAS RESPONDEN
No. Responden .............................
Alamat Responden ............................
Nama Ibu .............................
Umur Ibu ............................
Pendidikan Terakhir Ibu 1. Tidak pernah sekolah
2. Tidak tamat SD
3. Tamat SLTP atau Sederajat
4. Tamat SLTA atau Sederajat
5. Tamat Perguruan Tinggi (D3/D4/S1)
Status pekerjaan Ibu 1. Tidak bekerja/IRT
2. Pegawai Negeri
3. Pegawai Swasta
4. Wiraswasta
5. Lain-lain, sebutkan..............
Pemberian ASI Ekslusif 1. ASI Ekslusif ≥ 6 bulan
2. ASI Tdk Esklusif ≤ 6 bulan
49
Menurut anda, apakah susu formula mempunyai kandungan yang
2.
sama dengan Air Susu Ibu (ASI)?
50
C. SIKAP IBU
No. Pertanyaan Ya Tidak
Apakah ibu setuju bahwa susu formula yang ada sekarang sudah
4.
cukup baik untuk menggantikan ASI?
Apakah ibu setuju dengan anjuran pemerintah untuk menyusui
5.
bayi sampai berusia 2tahun?
51
Apakah ibu mengalami penyakit tertentu sehingga ibu tidak bisa
3. memberikan ASI?
Apakah ibu pernah dianjurkan oleh dokter atau bidan disaat ASI
4. ibu tidak / sedikit keluar?
Apakah ibu akan berhenti menyusui bila ASI ibu tidak keluar
8. atau terjadi masalah pada payudara?
52
Lampiran 4: Kuesioner Kurang Energi Kronis (KEK)
KUESIONER
Identitas Responden
Nama
Umur …… tahun
Alamat
Pendidikan 1. Tamat SD
2. Tamat SMP
3. Tamat SMA
4. DIII
5. D4/S1
Pekerjaan 1. IRT
2. PNS
3. Pegawai swasta
4. Wiraswasta/Berdagang
5. Bertani/Berkebun
LILA …… cm (diisi oleh petugas)
Keterangan: Berilah tanda centang (√) pada kotak tersebut sesuai dengan
jawaban anda
PETUNJUK UMUM
1. Bacalah setiap pernyataan dengan baik dan teliti, pilihlah salah satu
53
silang pada huruf (S) jika menurut anda pernyataan tersebut "Salah".
3. Jawaban yang anda berikan sangat kami hargai dan kerahasiaan anda
54
11 Semakin muda umur ibu ketika hamil, maka semakin B S
banyak energi yang dibutuhkan
12 Kekurangan gizi saat hamil dapat menyebabkan ibu selalu B S
merasa lemah dan kurang nafsu makan
13 Kekurangan gizi saat hamil tidak menyebabkan berat badan B S
lahir rendah
14 Kurang Energi Kronik (KEK) adalah keadaan dimana B S
seseorang menderita kekurangan makanan yang
berlangsung pada wanita usia subur (WUS) dan pada ibu
hamil.
15 Kekurangan Energi Kronik (KEK) adalah salah satu B S
keadaan malnutrisi
16 Kurang gizi kronik dapat disebabkan karena tidak B S
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang cukup atau
makanan yang baik dalam periode/kurun waktu yang lama
17 Ibu rumah tangga yang mempunyai pengetahuan tentang B S
nutrisi akan memilih makanan yang lebih bergizi dari pada
yang kurang bergizi
18 Lingkar Lengan Atas (LLA) dapat digunakan untuk B S
mengetahui KEK
19 Beberapa cara untuk mengetahui status gizi ibu hamil antara B S
lain memantau berat badan, LLA dan mengukur kadar Hb
20 Kondisi Wanita Usia Subur (WUS) yang sehat akan B S
mendukung keadaan ibu selama hamil dan melahirkan
55