Kelompok : 28
Anggota:
Agung Susilo Lo
Afifah Hanan Rizky Madani
Ayudra Fitrananda
Nurul Lantika Mataho
Septiana Indang Lestari
Lokasi: Dusun Tegal, Desa Sumberrejo, Kecamatan Tempel, Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta
Dosen Pembimbing Lapangan: Anggi Lukman Wicaksana, S.Kep, Ns., M.Sc
Instruktur Lapangan: Sarofah, Amd
2
Yogyakarta, 22 Desember 2020
Mengetahui,
Disetujui Oleh,
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
3
Identitas dan Uraian Umum
1. Judul Program : Penyuluhan Pencegahan dan Penatalaksanaan
Hipertensi serta Pola Hidup Bersih dan Sehat pada Keluarga Mitra di Dusun Tegal,
Desa Sumberejo, Tempel, Sleman, DI Yogyakarta
2. DPL
Nama (lengkap dengan gelar) : Anggi Lukman Wicaksana, S.Kep, Ns., M.Sc
Jabatan : Tenaga Pengajar
Bagian : Keperawatan Medikal Bedah
Alamat Surat : Departemen Keperawatan Medikal Bedah dan
Health and Demographic Surveillance System (HDSS) Sleman, Fakultas Kedokteran,
Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan, Universitas Gadjah Mada, Ismangoen Bd
2F Jl. Farmako, Sekip Utara, Yogyakarta, Indonesia
Telepon/HP. : 0886975217643
Faksimil :-
E-mail (jika ada) : anggi.l.wicaksana@ugm.ac.id
3. Tim Program
No. Nama Mahasiswa NIM Program Studi
4
4 Septiana Indang Lestari 18/423837/KU/20477 Ilmu Keperawatan
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................................2
DAFTAR ISI..........................................................................................................................5
ABSTRAK.............................................................................................................................6
BAB I......................................................................................................................................6
PENDAHULUAN..................................................................................................................6
A. LATAR BELAKANG......................................................................................................6
B. IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN.........................................................................7
C. PENETAPAN PRIORITAS MASALAH..............................................................................8
D. RUMUSAN MASALAH...................................................................................................9
E. TUJUAN PROGRAM......................................................................................................9
F. LUARAN YANG DIHARAPKAN......................................................................................9
5
2.4 HASIL PENELITIAN.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................18
ABSTRAK
6
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kondisi pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia memberikan dampak
dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Kasus COVID-19 di Indonesia cenderung
belum terkontrol dan masih mengalami peningkatan. Tercatat sampai dengan
tanggal 11 Desember 2020 terdapat kasus kumulatif sebanyak 605.243 kasus positif,
496.886 kasus sembuh, dan 18.511 kasus meninggal [13]. Pada Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY), tercatat kasus 7.769 kasus positif, 5.382 kasus sembuh, dan 165
kasus meninggal[10]. Promosi kesehatan terus dilakukan untuk menurunkan angka
kejadian penularan baru sehingga dapat mengontrol kasus. Promosi kesehatan yang
banyak dilakukan adalah 3M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak)
ditambah dengan Menghindari kerumunan. Namun, permasalahan yang timbul
bukan hanya terkait pencegahan penularan saja, tetapi juga terkait dampak COVID-
19 yang terjadi.
Pandemi COVID-19 menyebabkan berbagai macam dampak dalam berbagai
sektor. Salah satunya berdampak pada sektor kecil yakni rumah tangga. Aktivitas
keluarga di rumah bisa menjadi sangat berbeda dibandingkan sebelum terjadinya
pandemi. Apabila tidak disadari dengan baik, aktivitas-aktivitas ini dapat membawa
7
prognosis jangka panjang yang buruk kepada keluarga yang bersangkutan;
konsumsi garam, gula dan minyak berlebih, kurangnya aktivitas fisik karena harus
tetap di rumah, kebiasaan merokok yang terbawa di dalam rumah sehingga
mempengaruhi anggota keluarga yang lain. Bila dibiarkan lebih lanjut dapat
membawa resiko kepada berbagai penyakit dan berkurangnya quality of life masing-
masing anggota keluarga tersebut, terutama mengingat sebagian besar keluarga
mitra sudah lanjut usia.
Sesuai dengan anjuran Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat Kementerian Kesehatan RI, Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada
dasarnya merupakan sebuah upaya untuk menularkan pengalaman mengenai pola
hidup sehat melalui individu, kelompok maupun masyarakat luas dengan jalur-jalur
komunikasi sebagai media berbagi informasi. Ada berbagai informasi yang dapat
dibagikan seperti materi edukasi guna menambah pengetahuan serta meningkatkan
sikap dan perilaku terkait cara hidup yang bersih dan sehat. PHBS adalah sebuah
rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat
sebagai agen perubahan agar mampu meningkatkan kualitas perilaku sehari-hari
dengan tujuan hidup bersih dan sehat. Upaya ini tidak akan dapat berjalan apabila
hanya dilakukan oleh aparatur pemerintah di sektor kesehatan saja, tetapi harus
dilakukan secara bersama-sama dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk
kemauan dan kesadaran masyarakat sendiri untuk bisa hidup sehat.
8
hingga Sarjana dan anak-anaknya masih menempuh pendidikan baik di tingkat
PAUD, hingga perguruan tinggi (sarjana). Usia anggota keluarga mitra sebagian
besar terdapat pada golongan usia produktif (15-60 tahun), sebagian sudah berusia
lanjut (>60 tahun) dan beberapa masih dibawah 15 tahun. Bahasa utama yang
digunakan adalah Bahasa Jawa dan Bahasa Indonesia dikarenakan penduduk Dusun
Tegal didominasi oleh Suku Jawa dengan agama yang dianut terdiri dari Katolik
dan Islam.
Rata-rata hunian keluarga mitra memiliki luas bangunan yang berkisar antara 90-
120 m2 dan luas tanah sekitar 120-160 m2. Rumah keluarga mitra memiliki ventilasi
udara yang baik dan tampak layak untuk dihuni (atap rumah kokoh, dinding dan
lantai bersih dan kokoh), masing-masing rumah memiliki akses air bersih melalui
sumur, dan jamban yang sehat. Beberapa keluarga memiliki peliharaan atau ternak
yang dipelihara dengan baik dan memiliki tempat/kandang yang sesuai.
Tempat tinggal keluarga mitra tersebar di RT 02 dan RT 04 Dusun Tegal, Desa
Sumberrejo, Kecamatan Tempel, Sleman, DIY. Tingkat kepadatan penduduk di
Dusun Tegal tergolong normal dengan lokasi antar rumah pada RT 02 dan RT 04
berjarak sekitar 4-6 meter, dan masing-masing rumah memiliki halaman yang cukup
lapang. Lokasi geografis Dusun Tegal terletak di dekat area persawahan dan masih
memiliki lingkungan yang asri dengan pohon dan tanaman hias dengan kondisi jalan
raya yang tidak terlalu padat dengan kendaraan bermotor, sehingga kondisi udara
masih tergolong bersih dari polusi. Lokasi dari Dusun Tegal dengan Puskesmas
Tempel 2 berjarak sekitar 4 kilometer dengan akses jalan yang baik. Dusun Tegal
memiliki beberapa kegiatan masyarakat seperti Posyandu Dahlia, Posbindu Dahlia,
Posyandu Lansia Dahlia, Paud Taman Dahlia, Gotong royong, pengajian yasinan
ibu-ibu setiap malam Jumat, Pertemuan PKK RT/RW, dan Pertemuan LPMD yang
rutin dilakukan sesuai dengan jadwal masing-masing.
Kondisi kesehatan keluarga mitra lebih didominasi oleh Non-Communicable
Disease (NCD) sedangkan pola penyakit menular tergolong lebih rendah. Sebagian
besar orang tua (>60 tahun) mengalami hipertensi dan beberapa lainnya memiliki
faktor resiko hipertensi (kurang aktivitas fisik, merokok, dan usia lanjut). Selain
hipertensi didapatkan pula penyakit lain seperti diabetes mellitus, vertigo,
gastroesophageal reflux disease (GERD), serta adanya riwayat demam berdarah
pada keluarga Bapak Ramiarto. Kondisi anak pada keluarga mitra memiliki status
gizi yang baik serta pertumbuhan dan perkembangan yang normal yang dicatat dan
9
dilaporkan pada kegiatan rutin Posyandu Dahlia. Keluarga mitra memiliki pola
hidup yang cukup baik seperti waktu istirahat yang cukup, makan dengan lauk dan
sayur, dan kondisi kebersihan lingkungan yang baik. Seluruh keluarga mitra
terdaftar sebagai anggota BPJS/KIS atau asuransi kesehatan mandiri, namun
keluarga mitra masih memiliki tingkat kesadaran yang rendah untuk memeriksakan
kondisi kesehatan rutin (medical check-up) ke fasilitas kesehatan, sehingga sulit
untuk mendapatkan informasi terkait kondisi kesehatan keluarga mitra secara detail
dan menyeluruh.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan kondisi masyarakat dasawisma, maka rumusan
masalah yang ditentukin penulis adalah “bagaimana cara meningkatkan pemahaman
masyarakat dasawisma terhadap pencegahan dan penatalaksanaan hipertensi serta
penerapan PHBS dalam kehidupan sehari-hari?”
E. Tujuan Program
10
Adapun tujuan umum dan tujuan khusus dari pelaksanaan program, yaitu:
1. Tujuan Umum
Untuk mewujudkan masyarakat yang paham dan peduli terhadap hipertensi, serta
menerapkan PHBS di kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai
penanganan dan pencegahan hipertensi.
b. Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai PHBS.
c. Meningkatkan implementasi PHBS di kehidupan sehari-hari.
d. Mendorong motivasi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
rutin di pelayanan kesehatan.
11
1. Memberikan data terbaru terkait kondisi kesehatan masyarakat Dusun Tegal,
terutama mengenai hipertensi
2. Membantu pengawasan kesehatan masyarakat Dusun Tegal terhadap kondisi
hipertensi
3. Membantu penyebaran edukasi terkait pencegahan dan penanganan
hipertensi serta penerapan PHBS di kehidupan sehari-hari
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
12
2.2 Tinjauan Ilmiah Pemecahan Masalah Hipertensi pada Masyarakat
Hipertensi dapat diatasi dengan menerapkan pola hidup yang lebih baik. Pola
hidup yang dapat diterapkan yaitu dengan menerapkan pola makan yang sehat,
menghindari konsumsi alkohol, menghindari kebiasaan merokok, melakukan
aktivitas fisik yang cukup, dll. Selain itu, penderita hipertensi dapat melakukan
pengecekan kesehatan terutama tekanan darah secara rutin agar dapat memantau
kesehatannya. Pola makan yang dapat diterapkan yaitu meningkatkan konsumsi
sayuran, buah, mengurangi lemak seperti makanan yang digoreng, makanan siap
saji, makanan bersantan, selain itu mengurangi makanan dengan kandungan natrium
yang tinggi dengan mengurangi penggunaan garam pada masakan, mengurangi
makanan seperti snack kemasan dan makanan kaleng. Konsumsi garam yang
berlebih dapat meningkatkan kadar natrium dalam darah yang berperan untuk
retensi air dalam tubuh, akibatnya akan meningkatkan volume darah sehingga
[1][6][9]
tekanan di dalam arteri meningkat .
13
hipertensi yang dialami, hambatan dalam mencegah dan mengatasi hipertensi dari
[18]
diskusi yang dilakukan bersama masyarakat sasaran . Setelah dilakukan
penyampaian materi dan FGD akan dilakukan aktivitas fisik berupa kegiatan senam
dan pengiriman resep makanan sehat. Kegiatan senam ini merupakan salah satu
implementasi aktivitas yang dilakukan dalam upaya meningkatkan aktivitas fisik,
dan resep makanan sehat merupakan upaya perubahan pola makan agar dapat
mengatur konsumsi sodium sebagai bentuk penerapan pola hidup sehat untuk
menangani hipertensi.
14
Resiko terjadinya hipertensi juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik yang dilakukan,
aktivitas fisik yang tepat, teratur dengan durasi yang sesuai dapat menguatkan
jantung dalam memompa darah lebih baik sehingga dapat menurunkan tekanan
[19]
darah . Merokok juga dapat meningkatkan resiko terjadinya hipertensi karena
nikotin dalam rokok dapat diserap oleh pembuluh darah di paru-paru dan diedarkan
ke aliran darah, dengan cepat nikotin akan sampai ke otak menyebabkan kelenjar
adrenal melepas epinefrin yang akan menyempitkan pembuluh darah dan jantung
bekerja lebih berat karena tekanan yang lebih tinggi [20].
BAB III
METODE PELAKSANAAN
15
keluarga mitra, yaitu masalah kesehatan yang berhubungan dengan tekanan darah,
terutama hipertensi. Kelompok 28 telah melakukan diskusi bersama dengan IL dan
DPL untuk menentukan masalah utama yang dialami oleh keluarga mitra dan untuk
mendapatkan masukan mengenai intervensi yang memungkinkan untuk dilakukan
intervensi baik secara daring maupun luring. Setelah diskusi tersebut, didapatkan
kesepakatan untuk membawakan tema intervensi mengenai Penanganan dan
Pencegahan terhadap Hipertensi serta Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
16
Intervensi yang diberikan secara luring terdiri dari dua sesi dan tidak jauh
berbeda rangkaian kegiatannya dengan metode daring. Sesi pertama akan
membahas mengenai hipertensi dan untuk sesi kedua membahas mengenai
PHBS. Jarak antara kedua sesi adalah dua minggu yang akan dimanfaatkan
untuk melakukan observasi dan persiapan untuk sesi selanjutnya. Pemberian
edukasi dilakukan secara langsung menggunakan poster, power point, atau
leaflet. Pre-test dan post-test akan dilaksanakan di setiap sesi untuk mengukur
peningkatan pengetahuan anggota keluarga mitra, sebelum dan sesudah
edukasi diberikan dengan perkiraan jumlah soalnya sebanyak 10 butir soal.
Pada sesi luring akan dilaksanakan FGD setelah pemberian materi dengan
tujuan kedalaman pemahaman keluarga mitra, pada sesi FGD ini akan
dilakukan diskusi terkait hal-hal yang mendasari terjadinya hipertensi dan
kepentingan dari penerapan pola hidup sehat. Anggota keluarga mitra dengan
nilai tertinggi saat post-test akan mendapatkan hadiah. Diharapkan dengan
adanya hadiah tersebut para anggota keluarga mitra menjadi bersemangat
dalam menghadiri setiap sesi yang dilaksanakan. Selain pemberian edukasi,
intervensi lain yang akan dilaksanakan berupa senam untuk hipertensi, dan
melakukan pemeriksaan tanda vital.
b. Tujuan Program
Adapun tujuan umum dan tujuan khusus dari pelaksanaan program, yaitu:
1. Tujuan Umum
Untuk mewujudkan masyarakat yang paham dan peduli terhadap
hipertensi, serta menerapkan PHBS di kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai
penanganan dan pencegahan hipertensi.
b. Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat mengenai
PHBS.
c. Meningkatkan implementasi PHBS di kehidupan sehari-hari.
d. Mendorong motivasi masyarakat untuk melakukan pemeriksaan
kesehatan rutin di pelayanan kesehatan.
c. Sasaran Program
Anggota keluarga mitra Kelompok 28 CFHC-IPE yang bertempat di Dusun
Tegal, Desa Sumberrejo, Tempel, Sleman, DIY sejumlah delapan keluarga
17
mitra dengan jumlah sasaran progra sebanyak 15-20 orang anggota keluarga
mitra.
d. Media
Media edukasi yang digunakan dalam program ini adalah poster, power
point, atau leaflet, sedangkan untuk media komunikasi yang dimanfaatkan
adalah telepon atau aplikasi seperti Whatsapp/Zoom/Google Meet.
e. Sumber Daya
Sumber daya dalam program ini adalah anggota Kelompok 28 CFHC-IPE
angkatan 2018 FK-KMK UGM sejumlah lima orang.
f. Peran Anggota
Anggota Kelompok 28 berperan sebagai pemberi edukasi, memfasilitasi
keluarga mitra selama pelaksanaan program, mengukur dampak dari program
yang telah dilaksanakan.
Februari Maret
Intervensi
1 2 3 4 1 2 3 4
Intervensi sesi 1
Observasi
Intervensi sesi 2
18
1. Subsidi kuota internet Rp. 40.000,00 × @ 8 Rp. 320.000,00
19
menghitung jumlah warga yang menghadiri kegiatan senam, serta menilai
pemahaman warga melalui sesi FGD dan nilai pre-test dan post-test.
Sesi FGD dan nilai pre-test dan post-test akan menunjukkan perubahan
pemahaman warga terkait edukasi yang telah disampaikan. Jumlah warga yang
mengikuti kegiatan senam akan menunjukkan antusiasme warga terhadap penerapan
pola hidup sehat. Data mengenai tekanan darah keluarga mitra akan menunjukkan
perubahan tekanan darah yang mengindikasikan penerapan pola hidup yang lebih
sehat. Tekanan darah akan diukur pada intervensi 1 sebelum dilaksanakannya
kegiatan edukasi, kemudian akan diukur kembali pada intervensi 2 sebelum
penutupan kegiatan. Dengan demikian dapat diperoleh penilaian terhadap aspek
kognitif, afektif dan psikomotor keluarga mitra terhadap program intervensi yang
telah dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Adam, L. Determinan Hipertensi Pada Lanjut Usia. Jambura Health and Sport
Journal. 2019; Vol. 1, No. 2
2. Aryzki S, Noverda A, Anna KS. Pengaruh Brief Counseling Farmasis Terhadap
Aktivitas Fisik dan Hasil Terapi Pasien Hipertensi Rawat Jalan di Poliklinik
Penyakit Dalam RSUD Ulin Banjarmasin. Jurnal Ilmiah Manuntung. 2019; 5(1), 30-
37.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman. Profil Kesehatan Kabupaten Sleman tahun
2020 [Internet]. 2020 [cited 2020 Dec 22]. Available from: https://bit.ly/3re2ixg
4. Hamdjang MA, Rosyadi AR. Pengaruh Kebiasaan Berolahraga Terhadap Tekanan
Darah pada Pria Dewasa yang Terorganisir dan Tidak Terorganisir Kota Batam
2018. Zona Kedokteran. 2019; Vol. 9 No. 02.
5. Iswahyuni S. Hubungan Antara Aktivitas Fisik dan Hipertensi pada Lansia.
PROFESI. 2017; Volume 14, Nomor 2.
6. Leo AAR, Sry M.Ch. Willa, dan Deby AB. Hubungan Konsumsi Laru, Garam,
Sayur, dan Buah Terhadap Resiko Hipertensi Pria Dewasa Kupang. JIGK (Jurnal
Ilmiah Gizi Kesehatan). 2020; Vol.1, No.02, pp. 1~9.
7. Lusiyana N. Optimalisasi Peran Kader Posbindu Dalam Deteksi Hipertensi di
Posbindu Kedungpoh Tengah Wonosari Yogyakarta. Jurnal Education and
development Institut Pendidikan Tapanuli Selatan. 2020; Vol.8 No.2.
8. Mewengkang A, Irene RHT, Hendrik K. Pengembangan Game Edukasi Pengenalan
Ekosistem Berbasis Mobile. Jurnal Frontiers. 2018 April; Volume 1 Nomor 1.
9. Morika HD, Mantari WY. Hubungan Terapi Farmakologi dan Konsumsi Garam
dalam Pencapaian Target Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi di
20
Puskesmas Lubuk Buaya Padang. Jurnal Kesehatan Medika Saintika. 2016;
Volume 7, Nomor 2.
10. Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta. Laporan Harian COVID-19
[Internet]. 2020 [cited 2020 Dec 14]. Available from: https://corona.jogjaprov.go.id/
11. Putri, NRAI. Kesadaran dan Faktor Resiko yang Berhubungan dengan Hipertensi
pada Karyawan Universitas Muhammadiyah Malang. Undergraduate (S1) thesis,
University of Muhammadiyah Malang; 2019.
12. Saputra O, Khairul A. Gaya Hidup sebagai Faktor Risiko Hipertensi pada
Masyarakat Pesisir Pantai. Majority. 2016; Volume 5 Nomor 3.
13. Satuan Gugus Penanganan COVID-19. Peta Sebaran [Internet]. 2020 [cited 2020
Dec 14]. Available from: https://covid19.go.id/peta-sebaran
14. Septiawan T, Iman P, Falasifah AY. Studi Deskriptif Karakteristik Pasien
Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Gamping II Yogyakarta. Prosiding
Konferensi Nasional Ke- 7; 2018.
15. Setyawati B, Andi S, Iram BM. Usia dan Indeks Massa Tubuh Merupakan
Determinan Tekanan Darah Diatas Normal Pada Wanita Usia Subur. Penelitian Gizi
dan Makanan. 2017; Vol. 40 (2): 45-53.
16. Siregar S. Meningkatkan Kemampuan Guru Dalam Menerapkan Pembelajaran
Kontekstual Melalui Focus Group Discussion (FGD) Di Smk Negeri 1 Sirandorung
Tahun Pelajaran 2017/2018. Nusantara ( Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial ). 2018
Oktober; Volume 5.
17. Somantri UW. Efektivitas Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan Darah Pada
Lansia Penderita Hipertensi di Desa Kondangjaya Pandeglang – Banten. Jurnal
Abdidas. 2020; Volume 1 Nomor 2 Halaman 57 – 63.
18. Sya’bani MAY. Upaya Meningkatkan Keaktifan Menyatakan Pendapat Mahasiswa
Pendidikan Agama Islam Melalui Focus Group Discussion (FGD) Dalam Mata
Kuliah Profesi Keguruan. Jurnal Pendidikan dan Pemikiran Keagamaan; 2015.
19. Tamamilang CD, Grace DK, Jeini EN. Hubungan antara Umur dan Aktivitas Fisik
dengan Derajat Hipertensi di Kota Bitung Sulawesi Utara. Jurnal KESMAS. 2018;
Vol. 7 No. 5.
20. Wijaya I, Rama NKK, Hardianto H. Hubungan Gaya Hidup dan Pola Makan
terhadap Kejadian Hipertensi di wilayah Kerja Puskesmas Towata Kabupaten
Takalar. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia. 2020 Januari; Vol. 3. No.
1.
21