Anda di halaman 1dari 38

Masalah Gizi

Pembimbing:
dr. Louisa A. Langi, M.Si, MA

Putu Saraswati Yudana Putri 2065050078


Brando Lourdes Yehezkiel Panjaitan 2065050080
Agita Nadhifah Putri 2065050097
Rizky Alfredo Umbu Daku Yewa 2065050109
Debora Chara Lizki 2165050022
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

PERIODE 09 AGUSTUS – 16 OKTOBER 2021

JAKARTA
Table Of Contents
Program Pemerintah
Masalah Gizi di
01. Indonesia Saat Ini 02. dalam Penanggulangan
Masalah Gizi

Tayangan Dr Louisa
Penanggulangan
A Langi, Kick Andy,
03. Masalah Gizi oleh 04. dDokter Pahlawanku
Puskesmas (Metro TV)
01.
Masalah Gizi di
Indonesia Saat Ini
Double Burden of Malnutrition
Kementerian PPN/ Bappenas. Pembangunan Gizi di Indonesia. 2019.
02.
Program Pemerintah dalam
Penanggulangan Masalah
Gizi
ISU STRATEGIS
DAN PELUANG
LIMA KEBIJAKAN
PENANGGULANGAN GIZI

PEMBANGUNAN GIZI DI INDONESIA KEMENTRIAN PPN/BAPPENAS; 2019


TARGET
1. Kementerian PPN/Bappenas. Pembangunan Gizi di Indonesia [Internet]. Kementerian PPN/Bappenas. 2019. 1–78 p. Available from:
https://www.bappenas.go.id/files/1515/9339/2047/FA_Preview_HSR_Book04.pdf
OPSI
KEBIJAKAN
5 KEBIJAKAN

1. Kementerian PPN/Bappenas. Pembangunan Gizi di Indonesia [Internet]. Kementerian PPN/Bappenas. 2019. 1–78 p. Available from:
https://www.bappenas.go.id/files/1515/9339/2047/FA_Preview_HSR_Book04.pdf
03.
Intervensi Masalah Gizi
bila di Puskesmas

Intervensi Gizi
Lancet (2013) menjelaskan tentang intervensi gizi yang cost effective untuk
mencegah stunting, yaitu melalui intervensi gizi spesifik atau intervensi gizi
langsung dan intervensi gizi sensitif atau intervensi gizi tidak langsung.
Intervensi gizi spesifik yaitu intervensi gizi yang langsung diberikan kepada ibu
dan anak, berupa pelayanan kesehatan dan pengobatan penyakit, pemberian
makanan tambahan, pemberian suplementasi gizi dan konseling asuhan gizi.

• Intervensi gizi sensitif yaitu intervensi yang ditujukan untuk meningkatkan


ketahanan pangan keluarga, penyediaan sanitasi dan air bersih, keluarga
berencana, pemberdayaan perempuan, dll.

• Dalam penanggulangan status gizi masyarakat intervensi gizi langsung telah


dilakukan oleh puskesmas sedangkan intervensi gizi tidak langsung memerlukan
peran serta tokoh masyarakat. Tokoh masyarakat sebagai orang yang
mempunyai pengaruh dan dihormati di lingkungan masyarakat biasanya menjadi
panutan bagi orang-orang atau masyarakat sekitarnya sehingga keterlibatan
tokoh masyarakat juga berperan dalam mengarahkan masyarakat agar peduli
pada kesehatan Asuhan Gizi di Puskesmas. J akarta.Buku Saku.2012. 17. Hermina,Prihatini
Intervensi Gizi di Puskesmas
Intervensi yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan
adalah intervensi yang bersifat spesifik
Pemahaman Pengkajian Data Diagnosis
Patofisiologi
Penyakit
Riwayat Penyakit
- Sekarang Riwayat Sosial
- Dahulu Ekonomi
- Keluarga

Riwayat Gizi Antropometri, Data


- Riwayat Gizi Klinis, Data
Dahulu Laboratorium,
- Riwayat Gizi Pemeriksaan
Sekarang Penunjang

Asuhan Gizi di Puskesmas. J akarta.Buku Saku.2012. 17. Hermina,Prihatini


Intervensi Gizi Balita Gizi Kurang
1. Pemberian makanan tambahan (PMT) pemulihan pada balita dengan gizi
kurang. Pemberian PMT Pemulihan yang diberikan adalah padat gizi , 350 kkal
dengan protein 15 g selama 90 hari.
2. Baduta dari keluarga miskin (6-24) bulan diberikan MP-ASI sebagai makanan
tambahan.
3. Penyuluhan dan demo cara persiapan pemberian PMT pemulihan.
4. Konseling makanan bayi dan anak (ASI, MP-ASI, PMT).
5. Pantau pertumbuhan di Posyandu setiap bulan serta stimulasi.
6. Bila dalam 2 bulan tidak ada kenaikan BB atau BGM, segera lakukan
konfirrmasi BB/TB.

Asuhan Gizi di Puskesmas. J akarta.Buku Saku.2012. 17. Hermina,Prihatini


Intervensi Gizi Balita Gizi Kurang
Dalam memberikan makanan pada balita dengan gangguan gizi kurang atau pun balita
dengan gizi buruk untuk fase rehabilitasi maka terapi utama sebenarnya difokuskan
pula pada pemberian makanan utamanya, baru pemberian makanan tambahan
sehingga membawa manfaat dalam menaikkan derajat status gizi balita. Hal yang tak
kalah pentingnya adalah pengaturan waktu makan balita harus dimodifkasi ke arah
waktu pemberian 
makanan yang optimal, di bawah ini contoh jadwal pemberian makanan yang optimal 
Intervensi Gizi Balita Gizi Kurang

Waktu pemberian makanan tambahan sebaiknya diberikan pada titik


waktu pemberian makanan selingan (snack), sehingga tidak mengganti
makanan utama yang bisa berakibat anak justru tidak mau menghabiskan
makanan utamanya karena telah diganti makanan selingan berupa
makanan tambahan yang padat energi.

Asuhan Gizi di Puskesmas. J akarta.Buku Saku.2012. 17. Hermina,Prihatini


Intervensi Gizi Balita Gizi Kurang
Selain diupayakan pemenuhan kebutuhan zat gizi makro (karbohidrat, lemak dan
protein) pada balita gangguan gizi kurang maka sebelum indikator BB/TB < -2 Z-score
(SD) petugas gizi Puskesmas harus mengupayakan selalu dilakukan koreksi atau
penambahan pemenuhan zat gizi mikro yang sangat penting dalam metabolisme
energi balita yaitu pemenuhan vitamin dan mineral dengan langkah-langkah sebagai
berikut
1. Berikan suplemen vitamin A sesuai umur,  jika ditemukan ada tanda-
tanda xerophtalmia atau menderita campak dalam 3 bulan terakhir maka suplemen
vitamin A diberikan pada hari 1, 2 dan hari ke 15 penanganan
2. Berikan suplemen vitamin B komplek setiap hari dan vitamin C 50 mg/hari sampai
indikator BB/TB ≥ -2 Z-score/SD
3. Berikan suplemen vitamin asam folat 5 mg pada saat penanganan (hari pertama)
selanjutnya berikan 1 mg/hari sampai indikator BB/TB ≥ -2 Z-score/SD
4. Berikan suplemen Zn baik sirup atau tablet 10 mg/hari sampai indikator BB/TB ≥ -2
Z-score/SD
Asuhan Gizi di Puskesmas. J akarta.Buku Saku.2012. 17. Hermina,Prihatini
Intervensi Gizi Balita Gizi Buruk
Penanganan balita gizi buruk tanpa komplikasi adalah sebagai berikut :
aPemberian PMT Pemulihan yang padat gizi dengan kandungan energi 500 kkal selama 10
minggu
aPenyuluhan gizi dan demo cara penyiapan sampai pemberian makanan pemulihan gizi yang
padat gizi
aKonseling pemberian makanan bayi dan anak (ASI, PMT, MP-ASI) aMemantau penambahan
BB dan pemeriksaan klinis setiap minggu, TB/
PB dieriksa setiap bulan oleh tenaga kesehatan.
aMemberikan stimulasi tumbuh kembang melalui BKB, atau Pos PAUD bila memungkinkan.
aBila pertambahan BB < 50 g/kg BB perminggu dalam 3 minggu terakhir atau ada gejala sakit,
Rujuk ke Puskesmas TFC/RS untuk pengobatan penyakit dan pemeriksaan lanjut.

Asuhan Gizi di Puskesmas. J akarta.Buku Saku.2012. 17. Hermina,Prihatini


Intervensi Gizi pada Gizi Lebih
Upaya terapi diet diberikan dengan mengedepankan aspek keamanan dalam proses
penanganan obesitas dari aspek terapi diet. Pada prisnipnya diet pada obesitas
diberikan makanan rendah energi tetapi seimbang dari aspek gizi lainnya.

Tujuan Terapi diet secara umum :


- Mencapai berat badan ideal.
- Memperoleh proporsi tubuh yang ideal.
- Mencegah atau menekan komplikasi-komplikasi karena obesitas.

Prinsip :
- Rendah energi, - Cukup protein, - Cukup lemak,
- Tinggi serat,
- Cukup cairan,
- Cukup vitamin & mineral.
Asuhan Gizi di Puskesmas. J akarta.Buku Saku.2012. 17. Hermina,Prihatini
Intervensi Gizi pada Gizi Lebih
Syarat :
-  Energi diberikan rendah dengan mempertimbangkan tingkat
Kegemukan & Aktifitas
-  Penguranganenergiantara500-1000kaloriperhari,danmemenuhi
prinsip syarat diet rendah energi, bukan sangat rendah energi.
-  Protein diberikan cukup serta bervariasi (protein essensial dan Non
essensial)
-  Cukup lemak (cukup lemak tak jenuh, Rendah lemak jenuh).
-  Vitamin dan mineral cukup dari buah & Sayuran.(tinggi serat &
Antioksidan)
-  Cukup Cairan untuk menghindari dehidrasi.
-  Pemberian makanan paling kurang 3 kali perhari.
-  Pemilihan makanan harus sangat variatif (aneka ragam)
-  Pelaksanaan Terapi diet harus dibawah tanggung jawab Ahli Gizi

Asuhan Gizi di Puskesmas. J akarta.Buku Saku.2012. 17. Hermina,Prihatini


Intervensi Gizi pada Gizi Lebih
04.
Tayangan Dr Louisa A
Langi, Kick Andy, Dokter
Pahlawanku (Metro TV)
● Pada tahun 2019, 1 dari 3 anak balita di Indonesia menderita stunting, jika
dihitung-hitung dari profil kesehatan tahun 2018, sebanyak 30,1% anak stunting
artinya terdapat 79,5 juta anak yang mengalami stunting.
● Masalah stunting dapat ditangani dengan cara “adopsi” -> keluarga dengan status
ekonomi baik, memberikan makanan kepada 1 balita stunting dari 1 keluarga ->
Pemberian Makanan Tambahan selama 100 hari (intervensi gizi spesifik)
Intervensi Gizi Spesifik dan Sensitif
● Banyak negara di dunia mengalami permasalahan gizi ganda yaitu
stunting, wasting dan overweight pada anak balita, dan Indonesia
termasuk salah satunya.
● Berdasarkan Global Nutrition Report tahun 2014, Indonesia merupakan
negara dengan urutan ke-17 dari 117 negara yang memiliki masalah gizi
kompleks stunting, wasting dan overweight.
● Hal ini terbukti dengan masih tingginya prevalensi masalah gizi kurang
(19,6%), stunting (37,2%) dan semakin meningkatnya masalah kegemukan
pada balita (11,8%).
Global Nutrition Report Actions and Accountability to Accelerate the World’s Progress on Nutrition. Washington, DC:International Food Policy Research Institute; 2014.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Laporan Riskesdas 2013. Jakarta : Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2013.
Dampak dari Stunting
● Permasalahan stunting pada usia dini terutama pada periode 1000
HPK, akan berdampak pada kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).
● Stunting menyebabkan organ tubuh tidak tumbuh dan berkembang secara
optimal.
● Balita stunting berkontribusi terhadap 1,5 juta (15%) kematian anak balita
di dunia dan menyebabkan 55 juta Disability-Adjusted Life Years (DALYs)
yaitu hilangnya masa hidup sehat setiap tahun.

Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Pedoman Pelaksanaan


Intervensi Stunting Terintegrasi di Kabupaten/ Kota. Edisi November 2018.
Kementerian Perencanaan dan Pembangunan Nasional/ Bappenas. Pedoman Pelaksanaan Intervensi Stunting Terintegrasi
di Kabupaten/ Kota. Edisi November 2018.
Untuk mengatasi permasalahan gizi ini, pada tahun 2010 PBB telah
meluncurkan program Scaling Up Nutrition (SUN) yaitu sebuah upaya
bersama dari pemerintah dan masyarakat untuk mewujudkan visi bebas
rawan pangan dan kurang gizi (zero hunger and malnutrition), melalui
penguatan kesadaran dan komitmen untuk menjamin akses masyarakat
terhadap makanan yang bergizi.

Hadiat. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Peraturan presiden RI No.42 Tahun 2013). 2013.
Di Indonesia, Gerakan scaling up nutrition dikenal dengan
Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dalam rangka
Seribu Hari Pertama Kehidupan (Gerakan 1000 HPK) dengan
landasan berupa Peraturan Presiden (Perpres) nomor 42 tahun
2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi.

● Untuk mencapai percepatan perbaikan gizi ini dibutuhkan dukungan lintas sektor.
● Kontribusi sektor kesehatan hanya menyumbang 30%, sedangkan sektor non kesehatan berkontribusi
sebesar 70% dalam penanggulangan masalah gizi.
● Dalam gerakan 1000 HPK telah dijelaskan bahwa untuk menanggulangi masalah kurang gizi diperlukan
intervensi yang spesifik dan sensitif.
● Intervensi spesifik dilakukan oleh sektor kesehatan seperti penyediaan vitamin, makanan tambahan, dan
lainnya sedangkan intervensi sensitif dilakukan oleh sektor non–kesehatan seperti penyediaan sarana air
bersih, ketahanan pangan, jaminan kesehatan, pengentasan kemiskinan dan sebagainya.

Hadiat. Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi (Peraturan presiden RI No.42 Tahun 2013). 2013
Terima Kasih

CREDITS: This presentation template was created by


Slidesgo, including icons by Flaticon, infographics & images
by Freepik

Anda mungkin juga menyukai