Anda di halaman 1dari 7

MELANIA TRIA MITAS

1813211016

Uji wilcoxon sering kali digunakan sebagai alternatif dari uji paired sample t test.
sebab jika data penelitian anda tidak berdistribusi normal (melalui uji normalitas) maka data
tersebut dianggap tidak memenuhi syarat dalam pengujian statistik parametrik khususnya uji
paired sample t test. Oleh karena itu, perlu adanya tindakan yang harus dilakukan peneliti
agar data penelitian yang dikumpulkan masih tetap dapat di uji atau di analisis, yakni dengan
cara melakukan metode statistik non parametrik.
Sebagaimana uji paired sample t test, disini uji wilcoxon juga digunakan untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan rata-rata dua sampel yang saling berpasangan. Uji
wilcoxon atau disebut juga dengan wilcoxon signed rank test merupakan bagian dari metode
statistik non parametrik. Kerena merupakan bagian dari statistik non parametrik, maka dalam
uji wilcoxon tidak diperlukan data penelitian yang berdistribusi normal. Dengan demikian
dapat dikatakan bahwa penggunaan uji wilcoxon sebagai pengganti uji paired sample t test
ketika data penelitian tidak berdistribusi normal adalah langkah yang paling tepat.
Pada tahun 1945 Frank Wilcoxon mengusulkan suatu cara nonparametrik yang amat 
sederhana  untuk  membandingkan  dua  populasi  kontinu  bila  hanya  tersedia sampel bebas
yang sedikit dan kedua populasi asalnya tidak normal. Uji  ini  digunakan  untuk  menguji 
kondisi  (variabel)  pada  sampel  yang berpasangan  atau  dapat  juga  untuk  penelitian 
sebelum  dan  sesudah.  Dalam  uji  ini ingin diketahui manakah yang lebih besar dari antara
pasangan.  Cara ini sekarang dinamakan uji Wilcoxon atau Uji Ranking Bertanda Wilcoxon.
Merupakan penyempurnaan dari uji tanda. Uji Wilcoxon ini hampir sama dengan Uji Tanda
tetapi besarnya selisih nilai angka antara positif dan negatif diperhitungkan, dan digunakan
untuk menguji hipotesis komparatif 2 sampel berpasangan.  Uji  wilcoxon  lebih  peka 
daripada  uji  tanda  dalam menentukan  perbedaan  antara  rataan  populasi  dan  karena  itu 
akan  dibahas  secara mendalam. Jika sampel berpasangan lebih besar dari 25, maka
distribusinya dianggap akan mendekati distribusi normal. Untuk itu digunakan Z sebagai Uji
Statistiknya.
  Kegunaan/fungsi uji wilcoxon :         
a) Menguji perbedaan suatu perlakuan pada sampel berpasangan
b)   Alternatif pengganti dari T- Paired data berpasangan
Syarat penggunaan uji wilcoxon :
a) Data berpasangan, skala ordinal, intervaldan ratio
b) Populasi / sampel berpasangan.
c) Signifikansi, nilai Z dibandingkan dengan tabel kurva normal, Ho ditolak bila Zhitung ≥Z 
tabel, Ho diterima bila Zhitung < Z tabel.

RUMUS Uji Wilcoxon

Contoh Kasus Uji Wilcoxon Dengan SPSS

Peneliti ingin mengetahui apakah terdapat “pengaruh motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa
SMP kelas V”. Untuk kebutuhan data, peneliti melakukan penilaian atas prestasi belajar siswa
sebelum (pre test) dan sesudah (post test) motivasi belajar diterapkan di kelas tersebut. Maka
diperoleh data penelitian sebagai berikut.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah

Ho = “Tidak ada perbedaan prestasi belajar sebelum diberikan motivasi belajar dan sesudah diberikan
motivasi belajar”.

Ha = Ada perbedaan prestasi belajar sebelum diberikan motivasi belajar dan sesudah diberikan
motivasi belajar.

Cara melakukan uji Wilcoxon dengan SPSS

1. Langkah pertama buka program SPSS kemudian klik Variable View, pada tampilan ini kita
akan memberikan nama dan kelengkapan untuk variabel penelitian dengan ketentuan:

Variabel pertama “Pre Test”, maka isikan:


Name: ketik Pre
Type: pilih Numeric
Width: pilih 8
Decimal: Pilih 0
Label: ketik Pre Test
Value: pilih None
Missing: pilih None
Columns: pilih 8
Alilgn: pilih Scale

Variabel kedua “Post Test”, maka isikan:


Name: ketik Post
Type: pilih Numeric
Width: pilih 8
Decimal: Pilih 0
Label: ketik Post Test
Value: pilih None
Missing: pilih None
Columns: pilih 8
Alilgn: pilih Scale
Sehingga akan tampak dilayar sebagai berikut:

2. Setelah penamaan variabel dibuat, langkah selanjutnya klik Data View, lalu isikan data
penelitian di atas, sehingga akan tampak di layar sebagai berikut:

3. Langkah berikutnya klik menu Analyze lalu pilih Nonparametric Tests kemudian pilih 2
Related Samples
1. Maka dilayar akan muncul kotak dialog “Two-Related Sample Tests”, selanjutnya
masukkan variabel Pre Test [Pre] dan Post Test [Post] ke kotak Test Pairs secara
bersamaan, kemudian pada bagian “Test Type” berikan tanda centang (v) pada pilihan
Wilcoxon, lalu klik OK

2. Maka akan muncul output “Wilcoxon Signed Ranks Test” sebagai berikut:
Interpretasi Output Uji Wilcoxon

Output Pertama “Ranks”

1. Negative Ranks atau selisih (negatif) antara hasil belajar matematika untuk Pre Test dan Post Test
adalah 0, baik itu pada nilai N, Mean Rank, maupun Sum Rank. Nilai 0 ini menunjukkan tidak adanya
penurunan (pengurangan) dari nilai Pre Test ke nilai Post Test.

2. Positif Ranks atau selisih (positif) antara hasil belajar matematika untuk Pre Test dan Post Test.
Disini terdapat 22 data positif (N) yang artinya ke 22 sisiwa mengalamai peningkatan hasil belajar
matematika dari nilai Pre Test ke nilai Post Test. Mean Rank atau rata-rata peningkatan tersebut
adalah sebesar 11,50, sedangkan jumlah rangking positif atau Sum of Ranks adalah sebesar 253,00.

3. Ties adalah kesamaan nilai Pre Test dan Post Test, disini nilai Ties adalah 0, sehingga dapat
dikatakan bahwa tidak ada nilai yang sama antara Pre Test dan Post Test.

Uji Hipotesis Wilcoxon

Dalam uji hipotesis kita menggunakan output SPSS yang kedua yakni output “Test Statistics”. Namun
sebelum kita masuk pada analisis terhadap hasil output di atas, maka terlebih dulu perlu kita ketahui
dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam uji wilcoxon untuk kita jadikan pegangan atau
pedoman.

Dasar Pengambilan Keputusan dalam Uji Wilcoxon

Jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih kecil dari < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Sebaliknya, jika nilai Asymp.Sig. (2-tailed) lebih besar dari > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak

Pengambilan Keputusan Dan Pembuatan Kesimpulan

Berdasarkan output “Test Statistics” di atas, diketahui Asymp.Sig. (2-tailed) bernilai 0,000. Karena
nilai 0,000 lebih kecil dari < 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa “Ho ditolak dan Ha diterima”.
Artinya ada perbedaan antara prestasi belajar siswa sebelum diberikan motivasi belajar dan sesudah
diberikan motivasi belajar, sehingga dapat disimpulkan pula bahwa “ada pengaruh motivasi belajar
terhadap prestasi belajar siswa SMP kelas V.

Anda mungkin juga menyukai