0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
44 tayangan14 halaman
Studi kohort adalah studi longitudinal yang mengamati kelompok subjek berdasarkan status paparan risiko mereka dan mengikuti mereka selama periode waktu untuk mengamati kejadian outcome seperti penyakit. Studi kohort dapat bersifat prospektif, dengan mengukur paparan risiko di awal penelitian dan mengikuti subjek, atau retrospektif, dengan mengukur paparan dan outcome di masa lalu melalui catatan. Studi kohort berguna untuk meneliti
Studi kohort adalah studi longitudinal yang mengamati kelompok subjek berdasarkan status paparan risiko mereka dan mengikuti mereka selama periode waktu untuk mengamati kejadian outcome seperti penyakit. Studi kohort dapat bersifat prospektif, dengan mengukur paparan risiko di awal penelitian dan mengikuti subjek, atau retrospektif, dengan mengukur paparan dan outcome di masa lalu melalui catatan. Studi kohort berguna untuk meneliti
Studi kohort adalah studi longitudinal yang mengamati kelompok subjek berdasarkan status paparan risiko mereka dan mengikuti mereka selama periode waktu untuk mengamati kejadian outcome seperti penyakit. Studi kohort dapat bersifat prospektif, dengan mengukur paparan risiko di awal penelitian dan mengikuti subjek, atau retrospektif, dengan mengukur paparan dan outcome di masa lalu melalui catatan. Studi kohort berguna untuk meneliti
ASTRI NABILA (0801182287) ATIKAH ZAHRAH MTD (0801183455) AYU SAFITIRI (0801182302) CONITA MAQDIS (0801183334) JAM’ATUL AINI (0801183404) CINDY WULANDARI (0801182281) LUFTIA FEBI UTARI (0801183420) RYZKA AINI HTB (0801183377) Studi Kohort adalah studi yang mempelajari hubungan antara faktor risiko dan efek (penyakit atau masalah kesehatan), dengan memilih kelompok studi berdasarkan perbedaan faktor risiko. Kemudian mengikuti sepanjang periode waktu tertentu untuk melihat berapa banyak subjek dalam masing-masing kelompok yang mengalami efek penyakit atau masalah kesehatan.
kohort kohort prospektif retrospektif Pengamatan Kohor dapat dilakukan secara kontinue dan Intermiten (dapat Tahunan, Dasawarsa, Bulanan, Mingguan, Harian) tergantung riwayat alamiah penyakitnya
Kata Lain: = Studi Insidensi
= Studi Follow Up = Studi Longitudinal Studi kohort prospektif
disebut prospektif apabila faktor risiko, atau faktor
penelitian diukur pada awal penelitian, kemudian dilakukan follow up untuk melihat kejadian penyakit dimasa yang akan datang. Lamanya follow up dapat ditentukan berdasarkan lamanya waktu terjadinya penyakit. Pada studi kohort prospektif, faktor penelitian dimulai dari awal penelitian, kausa/ faktor risiko diidentifikasi lebih dahulu, kemudian diikuti sampai waktu tertentu untuk melihat efek/ penyakit. Studi kohort retrospektif
Pada studi kohort retrospektif, faktor risiko dan efek atau
penyakit sudah terjadi dimasa lampau sebelum dimulainya penelitian. Dengan demikian variabel tersebut diukur melalui catatan historis. Prinsip studi kohort retrospektif tetap sama dengan kohort prospektif, namun pada studi ini, pengamatan dimulai pada saat akibat (efek) sudah terjadi. Yang terpenting dalam studi retrospektif adalah populasi yang diamati tetap memenuhi syarat populasi kohort, dan yang diamati adalah faktor risiko masa lalu yang diperoleh melalui pencatatan data yang lengkap. Dengan demikian, bentuk penelitian kohort retrospektif hanya dapat dilakukan, apabila data tentang faktor risiko tercatat dengan baik sejak terjadinya paparan pada populasi yang sama dengan efek yang ditemukan pada awal pengamatan. karakteristik studi kohort
Pada studi kohort, pemilihan subjek dilakukan
berdasarkan status paparannya, kemudian dilakukan pengamatan dan pencatatan apakah subyek mengalami outcome yang diamati atau tidak. Studi kohort memiliki karakteristik: 1. Studi kohort bersifat observasional 2. Pengamatan dilakukan dari sebab ke akibat 3. Studi kohort sering disebut sebagai studi insidens 4. Terdapat kelompok kontrol 5. Terdapat hipotesis spesifik 6. Dapat bersifat prospektif ataupun retrospektif 7. Untuk kohort retrospektif, sumber datanya menggunakan data sekunder KEUNTUNGAN:
1. Sesuai dengan logika studi Eksperimental dalam
membuat inferensi kausal 2. Dapat menghitung Insidensi Kumulatif (CI), Laju Insidensi (ID) 3. Cocok untuk meneliti paparan langka 4. Dapat mempelajari sejumlah akibat dari sebuah paparan 5. Bila Prospektif, kemungkinan Bias Seleksi (subyek dan status paparan) kecil 6. Tidak ada faktor yang dirugikan KERUGIAN
1. Bila Prospektif, sangat mahal dan memakan banyak
waktu 2. Tidak Efisien dan tidak praktis untuk penyakit yang Langka 3. Hilangnya subyek selama penelitian (migrasi, dropout, meninggal) menyebabkan ”loss to follow up bias”‘ 4. Tidak cocok untuk menguji Hipotesis faktor-faktor Etiologi baru Langkah-Langkah Dalam Studi Kohort
Dalam melakukan studi kohort, peneliti sebaiknya
melakukan tahapan sebagai berikut: 1. Merumuskan pertanyaan penelitian dan hipotesis Langkah pertama yang harus dilakukan oleh peneliti, adalah merumuskan masalah atau pertanyaan penelitian, menentukan apa yang menjadi variabel dalam penelitian, baik variabel dependen, maupun variabel independen, dan yang selanjutnya peneliti akan merumuskan hipotesa penelitian. 2. Menentukan kelompok terpapar dan tidak terpapar Pada studi kohort, harus diperhatikan mengenai penentuan kelompok yang akan mendapat paparan dengan kelompok yang tidak akan mendapat paparan. Pemilihan kelompok terpapar yang berasal dari populasi umum memungkinkan peneliti mendapatkan informasi yang lengkap dan akurat dari subjek penelitian. 3. Menentukan Sampel Hitung perkiraan besarnya sampel yang dibutuhkan. Untuk menentukan perkiraan besarnya sampel satu kohort dapat digunakan rumus dari Sndecor and Cochran. Untuk dua kohort, terutama untuk pengujian hipotesis, harus diperhatikan kekuatan uji yaitu 1-β.4. 4. Pengambilan data dan pencatatan Kedua kelompok yang telah ditetapkan, yaitu kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar, kemudian diikuti selama jangka waktu tertentu sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan dalam penelitian. Selanjutnya peneliti melakukan pencatatan semua keterangan yang telah diperoleh sesuai tujuan penelitian. 5. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian Semua data yang telah diperoleh, meliputi data kejadian penyakit yang dialami oleh kelompok terpapar dan kelompok tidak terpapar, dilakukan pengolahan data agar dapat ditangani dengan mudah, meliputi kegiatan editing, coding, processing, dan cleaning. Table kontingensi 2x2
Setelah data diolah, dilakukan analisis data secara
univariat dan bivariat, atau multivariat. Untuk menilai apakah paparan (faktor risiko) yang dialami subjek sebagai penyebab timbulnya penyakit, dilakukan uji kemaknaan dengan uji statistik yang sesuai. Keputusan uji statistik dapat dicari dengan pendekatan klasik ataupun probabilistik. Pada penelitian kohort, peneliti menghitung besarnya risiko yang dihadapi kelompok terpapar untuk terkena penyakit menggunakan perhitungan Relative risk/ RR (risiko relatif) dan Atribute risk/ AR (risiko atribut). RR adalah perbandingan antara insidensi penyakit yang muncul dalam kelompok terpapar dan insidensi penyakit yang muncul dalam kelompok tidak terpapar. a. Insiden Risk ( IR ) = a/ (a+b) b. Relative Risk ( RR ) = IR kelompok terpapar : IR kelompok tidak terpapar = (a/a + b) : (c/c + d) c. Attributable Risk = IR kelompok terpapar – IR kelompok tidak terpapar RR harus selalu disertai nilai interval kepercayaan yang dikehendaki, misalnya 95%. Interpretasi hasil RR adalah: 1. Jika nilai RR = 1, berarti variabel yang diduga sebagai faktor risiko tidak ada pengaruh dalam terjadinya efek. 2. Jika nilai RR > 1 dan rentang interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti variabel tersebut faktor risiko dari penyakit. 3. Jika nilai RR < 1 dan rentang nilai interval kepercayaan tidak mencakup angka 1, berarti faktor risiko yang kita teliti merupakan faktor protektif untuk terjadinya efek. 4. Jika nilai interval kepercayaan RR mencakup nilai 1, berarti mungkin nilai RR = 1 sehingga belum dapat disimpulkan bahwa faktor yang kita teliti sebagai faktor risiko atau faktor protektif. THANK YOU