Anda di halaman 1dari 13

KASUS DIET : Hipertensive Heart Disease (HHD) dan Pneumonia pada pria

usia 59 tahun diberikan Diet Jantung III dan Rendah Garam III.

III.1.1 Gambaran Umum Penyakit, Etiologi dan Patofisiologi


Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah diatas normal. Hal ini termasuk
golongan penyakit yang tejadi akibat suatu mekanisme kompensasi kardiovaskuler
untuk mempertahankan metabolisme tubuh agar berfungsi normal. Semakin tinggi
tekanan darah, lebih besar kemungkinan timbulnya penyakit-penyakit kardiovaskuler
secara prematur.
Hipertensi Heart Disease (HHD) adalah istilah yang diterapkan untuk
menyebutkan penyakit jantung secara keseluruhan, mulai dari left ventricle
hyperthrophy (LVH), aritmia jantung, penyakit jantung koroner, dan penyakit jantung
kronis, yang disebabkan kerana peningkatan tekanan darah, baik secara langsung
maupun tidak langsung. (Hajar 2000)
Pathofisiologi penyakit ini akibat peningkatan tekanan darah secara sistemik
meningkatkan resistensi terhadap pemompaan darah dari ventrikel kiri, sehingga
beban jantung bertambah. Sebagai akibatnya terjadi hipertrofi ventrikel kiri untuk
meningkatkan kontraksi. Hipertrofi ini ditandai dengan ketebalan dinding yang
bertambah, fungsi ruang yang memburuk, dan dilatasi ruang jantung. Akan tetapi
kemampuan ventrikel untuk mempertahankan curah jantung dengan hipertrofi
kompensasi akhirnya terlampaui dan terjadi dilatasi dan payah jantung. Jantung
semakin terancam seiring parahnya aterosklerosis koroner. (Hajjar 2000)
Pneumonia merupakan suatu infeksi akut pada paru-paru yang secara anatomi
mengenai bagian lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan bronkus.
Jika terjadi peradangan maka akan ada lendir yang diekskresikan dan alveoli akan
terisi cairan juga darah yang menyebabkan atelectasis. Peradangan yang terjadi
juga akan membuat paru-paru kaku sehingga lebih sulit untuk bernafas. Hipoksia
dapat terjadi karena alveoli terisi cairan, hal ini akan mengganggu proses oksigenasi
darah. Berdasarkan anatomi paru-paru, Pneumonia dapat diklasifikasikan menjadi;
(1) Pneumonia lobaris, (2) Pneumonia lobularis atau Bronkopneumonia dan (3)
Pneumonia interstisialis atau Bronchiolitis (Hurst 2008). Jika pneumonia terjadi pada
bagian lobularis dan terjadi di kedua belah paru maka dapat dikatakan
bronkhopneumonia bilateral (Corwin 2000).
Etiologi pneumonia dapat bersumber bakteri, virus, jamur, aspirasi, pneumonia
hipostatik dan beberapa sindrom kelainan paru-paru. Pneumococcus merupakan
bakteri penyebab utama penumonia. Pada orang dewasa disebabkan oleh
penumokokus 1 8 (pada anak anak tipe 14, 1, 6, 9). Insiden meningkat pada usia
lebih kecil dari 14 tahun dan menurun dengan meningkatnya umur. Sedangkan virus
yang biasa menyebabkan pneumonia adalah virus respiratori sinsial, virus influenza,
virus adeno atau virus situmegalik. Aspirasi akibat makanan, kerosen (bensin dan
minyak tanah) dan cairan amnion, juga benda asing asing lainnya dapat menjadi
penyebab pneumonia juga.
III.1.2 Identitas Os
Nama : Tn.K
Usia : 59 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
No. Rekam Medik : 13020476
Ruang Rawat : Cempaka kelas III
Tgl Masuk RS : 6 Maret 2013
Tgl Kasus : 7-10 Maret 2013
Tgl Keluar RS : 11 Maret 2012
Agama : Islam
Diagnosis Medis : Penyakit Jantung Hipertensi dengan Pneumonia
Diagnois Sekunder : Leukositosis dan Hipokalemia

III.1.3 Data Subjektif


Keluhan utama
Os mengeluh nyeri dada sejak 3 bulan SMRS serta gangguan pola nafas dan
sering batuk. Os merasa lemas dan tidak bisa melakukan aktivitas serta sering
mengalami keringet dingin. 1 hari SMRS Os merasa sesak dan dada terasa sakit
seperti diperas dan kesulitan untuk bernafas.
Riwayat Penyakit dahulu
Os memiliki riwayat penyakit darah tinggi
Riwayat Penyakit Keluarga
Berdasarkan wawancara dengan keluarga OS, ada riwayat penyakit hipertensi.

III.1.4 Riwayat Diet Pasien


Semenjak merasakan keluhan nyeri dada dan pola nafas 3 bulan SMRS Os
sudah membatasi makanan yang berlemak dari daging-dagingan dan mulai
menkonsumsi sereal rendah kolesterol pada saat sarapan. Os memiliki frekwensi
makan 3 x sehari, makan pagi sereal satu mangkok, makan siang nasi, telur, tahu
dan tempe, makan malam nasi, ikan, gorengan dan sayur. Sehari-hari Os sering
snacking biskuit marie . Os jarang sekali makan buah Sebelumnya Os merupakan
perokok berat dan sudah mulai berhenti semenjak 10 tahun terakhir.
Tabel 1 Konsumsi SMRS
Waktu Berat
Makan Menu (g) E (Kal) P (g) L (g) Kh (g)
Pagi Sereal Oat 150 139.5 5.4 2.7 25.05
Siang Nasi 150 267 3.15 0.15 60.9
Tempe Bacem 50 74.5 9.15 2 6.35
Telur pindang 60 87.48 6.912 6.21 0.378
Tahu Bacem 50 34 3.9 2.3 0.8
Selingan Biskuit marie (5 keping) 50 216.5 4.95 6.65 34.95
Malam Nasi 150 267 3.15 0.15 60.9
Ikan 80 55.752 10.488 1.0488 1.0488
Sayur Bayam 100 23 1.2 0.6 3.7
Perkedel 60 42.33 1.02 0.051 9.741
Pisang goreng 200 440 4.6 12.6 77
Konsumsi 1647 53.92 34.4 280
Kebutuhan 1950 73.1 43,3 317
(%) Kecukupan 84.5 73.7 79.4 88.3

Presentase tingkat kecukupan Os sebelum masuk rumah sakit dapat di


tentukan melaui asupan Os sehari SMRS dibagi dengan kebutuhan Os diperoleh
dari perhitungan. Konsumsi seseorang dikatakan baik apabila memenuhi 90 119%
dari kebutuhan, defisit ringan jika hanya 80-89% kebutuhan, defisit sedang jika 70-
79% kebutuhan, dan defisit berat jika kurang dari 70% kebutuhan (Depkes RI 1996).
Persentase konsumsi Os terhadap kebutuhan energi sebesar 84.5%, protein 73.7 %,
lemak 79.4 % dan karbohidrat 88.3 %.berdasarkan nilai yang di dapat pada tabel
tingkat kecukupan energi Os tergolong defisit ringan, protein defisit sedang, Lemak
defisit sedang sedangkan karbohidrat defisit ringan.
III.1. 5 Data Objektif
Pengukuran Antropometri
Data antropometri didapat dari data skring gizi.
TB : 169 cm
BB : 54 kg
IMT = 18.9
Status Gizi : Normal (Depkes RI 1996).
Pemeriksaan Fisik
- Kesadaran : Compos Mentis (kesadaran normal)
- Keadaan umum : Lemah
Pemeriksaan klinis
Pemeriksaan klinis yang dilakukan meliputi pengukuran denyut nadi, laju
pernapasan dan suhu tubuh. Data diperoleh dari catatan perawat yang diambil
setiap hari sebagai pemantauan tanda vital Os. Data di bawah ini menunjukkan hasil
pemeriksaan klinis awal Os masuk rumah sakit dan awal pengamatan yang
diperoleh dari catatan perawat dan medical record.
Tabel 2 Pemeriksaan Klinis
Jenis
Tanggal Hasil Nilai rujukan Satuan Penilaian
pemeriksaan
TD 160/100 < 120/80 mmHg Tinggi
N 84 70 -120 kali/menit Normal
6-Maret-13
(awal masuk RS) P 24 22-40 kali/menit Normal
0
S 37 36-37 C Normal

III.1.6 Data Laboratorium


Tabel 3 Data Laboraturium Os
Jenis
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan Penilaian
Hematologi
Hb 16 L; 13-16, P; 12-14 gr/dl normal
Leukosit 19800 5000-10000 /ml tinggi
Trombosit 224000 150000-450000 /ml normal
Hematokrit 49 L; 40-50, P; 36-42 % normal
Protein
SGOT 73 <37 U/l tinggi
SGPT 16 <42 U/l normal
Fungsi Ginjal
Ureum 23 10 50 mg/dl normal
Kreatinin 1,4 <1,5 mg/dl normal
Elektrolit
Natrium 137 135 147 mmol/l normal
Kalium 3,4 3,5 5 mmol/l rendah
Klorida 100 100 106 mmol/l normal
(Sumber : Data Rekam Medik Os RSU Kabupaten Tangerang)
III.1.7 Assesment
Antropometri
Usia : 59 tahun
TB : 169 cm
BB : 54 kg
BBI : (169-100) 10% (169-100) = 62.1 kg
IMT : 18.9 kg/m2
Berdasarkan data antropometri yang diperoleh Status Gizi Os tergolong
normal (Depkes RI 1996).
Biokimia
Pada tanggal 6 Maret 2013, Os pertama kali dilakukan pemeriksaan lab..
Berdasarkan hasil laboratorium pada tanggal 6 Maret kadar leukosit dan SGOT
tinggi. Sedangkan kadar kalium di bawah batas normal..Kadar leukosit yang tinggi
menunjukkan bahwa telah terjadi inflamasi dalam tubuh Os yaitu paru-paru
berdasarkan diagnosa Os yang mengalami pneumonia.. Kadar SGOT yang diatas
normal menunjukkan telah terjadi gangguan pada fungsi hati Os serta akibat
penggunaan obat-obatan sebelumnya seperti obat antihipertensi dan antibiotik.
sedangkan kadar kalium yang rendah mengindikasikan Os hipokalemia.
Klinis
Pemeriksaan klinis yang dilakukan kepada Os berupa tekanan darah, nadi,
pernafasan dan suhu. Pemeriksaan klinis ini dilakukan secara rutin di setiap harinya.
Hasil pemeriksaan nadi, pernafasan dan suhu Os tergolong normal, namun tekanan
darah Os cenderung tinggi berada diatas normal . Perubahan nilai tekanan darah Os
berhubungan dengan diagnosa Os yaitu penyakit jantung hipertensi.
Dietary
a. Pola makan SMRS
Semenjak merasakan keluhan nyeri dada dan pola nafas 3 bulan SMRS Os
sudah mulai menkonsumsi sereal oat pada saat sarapan. Os memiliki frekwensi
makan 3 x sehari. Selingan yang sering dikonsumsi oleh Os merupakan biskuit. Os
jarang mengkonsumsi buah-buahan dan konsumsi sayur sangat sedikit. Menu
makanan yang Os sering konsumsi adalah makanan pokok (nasi) dan lauk .
(Tempe,tahu,telur dan ikan).
b. Asupan zat gizi SMRS
Kebutuhan zat gizi Os menggunakan perhitungan rumus Harris Benedict adalah
energi 1950 Kkal, protein 73.7 gram, lemak 43.3 gram, dan karbohidrat 317 gram.
Asupan energi rata-rata sehari Os sebelum dirawat di rumah sakit adalah 1647 Kal.
Sedangkan untuk protein, lemak, dan karbohidrat berturut-turut sebesar 53.9 g; 34.4
g; dan 280. g.
Personal
a. Riwayat kebiasaan makanan
Os jarang mengkonsumsi buah Os suka memasak, sehingga jarang membeli
makanan jadi dari warung. Makanan kesukaan Os adalah Tempe dan tahu. Sebelum
meraskan keluhan Os hobi makan gorengan.dan makanan berlemak konsumsi
sayur juga sangat sedikit.
b. Pengetahuan gizi
Berdasarkan wawancara, pengetahuan gizi Os tergolong kurang akibat presepsi
makanan berlemak hanya ada pada daging namun konsumsi makan berlemak
lainnya tetap dikonsumsi.selain itu Os jarang berolahraga dan hobi merokok.
konsumsi serat Os sangat rendah hal ini dibuktikan dengan jarangny konsumsi
sayur dan buah.
c. Aktifitas sehari-hari
Sehari-harinya Os merupakan seorang bapak dari 3 orang anak dan sudah
tidak bekerja . Sepuluh tahun terakhir Os merupakan perokok berat dan Os jarang
melakukan olahraga. Sehingga kegiatan fisik Os dapat digolongkan kepada aktifitas
ringan.
d. Riwayat penyakit yang dahulu dan sekarang
Os mempunyai riwayat penyakit keluarga hipertensi

III.1.8 Diagnosis
Diagnosis medis
Os didiagnosa HHD (Hipertensive Heart Disease) dan Pneumonia.
Berdasarkan hasil laboratorium Os mengalami leukositosis dan hipokalemia
Diagnosis gizi
Berdasarkan penilaian status gizi menggunakan indeks massa tubuh (IMT)
status gizi Os tergolong gizi normal, yaitu 18.9 kg/m 2. Os mengalami mual, muntah,
dan nafsu makan menurun karena adanya nyeri pada abdomen. Selain itu, karena
adanya sesak nafas Os sulit menerima makanan dengan konsistensi biasa.
Diagnosis gizi yang diberikan kepada pasien mencakup dua domain, yaitu domain
intake dan domain clinis. Berikut adalah diagnosis gizi berdasarkan
Nutritional care process:
Domain Intake
Kekurangan intake zat gizi terhadap kebutuhan kebutuhan dari makanan dan
minuman oral (P) yang disebabkan oleh adanya mual dan sesak nafas (E) ditandai
dengan rendahnya asupan zat gizi saat awal dirawat inap dengan tingkat kecukupan
rata-rata kurang dari 90% (S).
Domain Klinis
Perubahan nilai laboratorium leukosit (P) yang disebabkan adanya inflamasi
pada paru-paru (E) dan ditandai dengan kadar leukosit yang tinggi di atas rujukan
sebesar 19800 mmol/l (S).
Domain Perilaku
Perilaku hidup sehat yang kurang (P) dilihat Os hobi merokok semenjak
kecil dan tidak suka berolah raga (E) ditandai dengan riwayat Os mengalami
hipetensi.(S)
III.1.9 Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Medis
Penatalaksaan medis yang diberikan selama pengamatan 4 hari adalah
berupa obat-obatan dan infus. Obat yang diberikan rumah sakit kepada Os ini
bermacam-macam. Obat-obat tersebut diberikan melalui oral dan parenteral sesuai
anjuran dokter dan keadaan Os. Berikut jenis obat-obatan yang diberikan oleh
rumah sakit antara lain:
Tabel 4 Jenis Obat yang Diberikan Os
Cara Pemberian Jenis Obat Dosis Kegunaan
Oral Ambroxol 3x1 Untuk penyakit saluran nafas
akut dan kronis berkaitan
dengan sekresi bronkus yang
abnormal terutama pada
bronkitis kronis, asmatis dan
asma bronkial
Oral Captropil 2x25 Obat antihipertensi dan efekif
dalam penanganan gagal
jantung
Oral Ramipril 1x2.5 Untuk mengobati tekanan
darah tinggi (hipertensi), gagal
jantung, dan untuk
meningkatkan kemampuan
bertahan setelah serangan
jantung.
Oral Simvastatin 1x10 Untuk penurun kadar kolesterol
dan menecegah penyakit
kardiovascular
Oral Aspilet 1x80 Untuk mengencer kan darah
sehingga sirkulasi darah ke
jantung lebih lancar.
Oral Azitromycyn 1x 500 Antibiotik infeksi saluran
pernapasan
Parenteral Ringer Laktat 14/menit Nutrisi parenteral
(Sumber : Data Rekam Medik Os RSU Kabupaten Tangerang)

Penatalaksanaan Diet
o Diet Jantung III Rendah Garam III Konsistensi Lunak (Bubur)1700
o Diet Jantung III Rendah Garam III Konsistensi Lunak (Bubur)1900
o Tujuan Diit
Tujuan dari diet yang diberikan kepada Os adalah:
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan kerja jantung
2. Mempertahankan status gizi optimal tanpa memberatkan fungsi jantung dan pola
pernapasan
o Prinsip Diit
1. Diet Jantung III diberikan setelah fase akut dapat diatasi. Diet Jantung III diberikan
dalam bentuk makanan lunak. Os disertai hipertensi sehingga diberikan sebagai
Diet Jantung III Rendah Garam III
o Syarat Diit
1. Energi cukup untuk mempertahankan berat badan normal
2. Protein cukup 15 % dari kebutuhan energi disesuaikan dengan kondisi pasien.
3. Lemak sedang 20 % dari kebutuhan energi total
4. Karbohidrat cukup (65%)
5. Garam rendah (2 3 g /hariNa)
6. Vitamin dan mineral cukup
7. Makanan mudah dicerna dan tidak menimbulkan gas
8. Serat cukup untuk menghindari konstipasi
9. Bentuk makanan lunak disesuaikan dengan kondisi pasien
10. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu yang tajam
Perhitungan Kebutuhan
BB = 54 kg, U= 47 th BBI = 45 kg
TB = 169 cm Faktor Aktivitas = 1,2 Faktor Stres = 1,3
AMB = 66 + 13,7 (BB) + 5 (TB) 6,8 (U)..............(Harris Benedict)
= 66 + (13,7 x 54 ) + (5 x 169) (6,8 x 59)= 1250 Kal
Kebutuhan energi = AMB x FA x FS....... (Almatsier 2004)
=1250 x 1,2 x 1,3 = 1950 Kal
Namun, kebutuhan energi diberikan secara bertahap dimulai dari 1700 kkal.
kebutuhan energi diberikan secara bertahap dimulai dari 1900 kkal.
Kebutuhan Protein = 15 % dari kebutuhan energi total
= (15 % x 1950)/4 =73.1 gram
Kebutuhan Lemak = 20 % dari kebutuhan energi total
= (20x 1950)/9 = 43,3 gram
Kebutuhan KH = 65% dari kebutuhan energi total
= (65% x 1950)/4 =317 gram
III.1.10 Monitoring dan Evaluasi
Perkembangan Klinis
Tabel 8 Monitoring Perkembangan Klinis
Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan Penilaian
TD 160/100 < 120/80 mmHg Tinggi
N 84 70 -120 kali/menit Normal
6-Maret-13
(awal masuk RS) P 24 22-40 kali/menit Normal
0
S 37 36-37 C Normal
TD 160/100 < 120/80 mmHg Tinggi
N 88 70 -120 kali/menit Normal
7-Maret-13 P 20 22-40 kali/menit Rendah
0
S 37 36-37 C Normal
TD 140/80 < 120/80 mmHg Tinggi
N 88 70 -120 kali/menit Normal
8-Maret-13 P 28 22-40 kali/menit Normal
0
S 37 36-37 C Normal
TD 140/80 < 120/80 mmHg Tinggi
N 88 70 -120 kali/menit Normal
9-Maret-13 P 28 22-40 kali/menit Normal
0
S 37 36-37 C Normal
Pemeriksaan klinis yang dilakukan kepada Os berupa tekanan darah, nadi,
pernafasan dan suhu. Pemeriksaan klinis ini dilakukan secara rutin di setiap harinya.
Beradasrka tabel diatatas dapat dilihat bahwa nadi, suhu dan pernapasan Os normal
selama 4 hari pengamatan sedangkan tekanan darah turun menjadi 140/80 mm Hg
meskipun masih diatas batas rujukan.
Perkembangan Diet
Berikut disajikan tabel yang menunjukkan perubahan diet Os selama pengamatan.
Tabel 9 Perkembangan Diet Os

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa tanggal 7 maret Os diberikan


diet jantung sebesar 1700 kalori dengan konsitensi lunak (bubur) hal ini disesuaikan
dengan riwayat diet SMRS, kemudian pada tanggal 8 Maret 2013 pemberian diet Os
ditambahkan dengan diet rendah garam berdasarkan nilai laboraturium Os dengan
tekanan darah tinggi dan masih dalam konsistensi lunak dengan nilai kalori sebesar
1700 Kal. Diet diberikan secara bertahap sebab pada awal pengamatan Os.
Mengalami kurang nafsu makan akibat gangguan pola nafasnya. Kemudian pada
hari ke 3 diet diberikan sama pada hari sebelumnya untuk melihat perkembangan
tingkat konsumsinya ternyata nafsu akan Os sudah baik dan diet ditingkatkan
disesuaikan kebutuhan Os.
Tabel 5 Perkembangan ketersediaan RS
Tanggal
7-Maret-2013
8-Maret-2013
9- Maret-2013
10-Maret-2013
Berdasarakan tabel di atas dapat dilihat asupan makanan yang disediakan
rumah sakit atau tingkat ketersediaan rumah sakit . Pada hari pertama dan hari
ketiga tingkat ketersediaan rumah sakit masih dibawah kebutuhan Os. Terutama
energi hal ini disebabkan pemberian diet secara bertahap yang dilakukan
berdasarkan tingkat konsumsi Os sebelumnya yang hanya mencapai < 1700 kkal
akibat kondisi Os pada awal masuk rumah sakit yang lemah serta sesak nafas.
Setelah hari ke 3 nafsu makan Os sudah membaik maka tingkat ketersedian
dinaikan pada hari berikutnya sesuai dengan kebutuhan .oleh karena itu diberikan
diet pasien sebesar 1900 kkal.
Tabel 6 Perkembangan konsumsi OS

Protein (g)
38.5
52.2
78.0
72.6

Tingkat konsumsi Os di rumah sakit di gambarkan pada tabel di atas pada


awal pengamatan tingkat konsumsi Os masih dibawah yang disediakan oleh rumah
sakit untuk energi sebesar 1427 kkal, protein 38.5 g, lemak 20.2 sedangkan
karbohidrat 270.6 gram. Pada hari kedua pengamatan tingkat konsumsi os sudah
naik namun untuk zat gizi lemak menurun hal ini disebabkan pada hari tersebut
menu yang diberikan adalah daging dan os kesulitan untuk mengunyah. Namun
asupan zat gizin lainnya meningkat seperti energi sebesar 1508 kkal, protein 52.2 g,
dan karbohidrat 299 dan untuk hari keempat pengamatan semua makanan yang di
sedikan habis di konsumsi sehingga tingkat ketersediaan sama dengan tingkat
konsumsi os. Dan pada akhir pengamtan nafsu makan Os sudah membaik hal ini
dibuktikan dengan tingkat konsumsi Os yang sama dengan tingkat ketersedian
rumah sakit setelah diet di tingkatkan menjadi 1900 kkal.
Tabel 7 Presentase Konsumsi Vs Ketersediaan

Protein (g)
59.4%
76. %
100%
100%

Grafik 1 Presentase Tingkat Konsumsi terhadap Ketersediaan RS Os


Berdasarkan grafik di atas, terjadi fluktuatif dari nilai gizi makanan yang
dikonsumsi Os. Pada awal pengamatan tingkat konsumsi Os masih dibawah
kebutuhan atau ketersedian yang disediakan dirumah sakit hal ini terjadi akibat Os.
Merasa nausea dan sesak sehingga makanan jarang dihabiskan begitu juga pada
hari ke dua pengamatan namun terjadi peningkatan tingkat konsumsi yang signifikan
terutama pada hari pengamatan dan intervensi ke 3 dan 4 dengan nafsu makan Os
yang semakin membaik. Os sering menghabiskan makanan yang disajikan, jarang
sekali Os menyisakkan makanan yang disajikan.
Tabel 10 Presentase Ketersediaan Terhadapa Kebutuhan
Hari pengamatan ke- Zat gizi Ketersediaan Kebutuhan Persentase (%)
Energi (Kal) 1707 1950 87.5
protein (g) 64.1 73.1 87.6
1
lemak (g) 47.8 43.3 110
Karbohidrat (g) 274.8 317 86.6
2 Energi (Kal) 1735 1950 88.9
protein (g) 68.6 73.1 93.8
lemak (g) 27.3 43.3 63.0
Karbohidrat (g) 314.6 317 99.0
Energi (Kal) 1712 1950 87.7
protein (g) 78.0 73.1 106
3
lemak (g) 52.5 43.3 121
Karbohidrat (g) 248.4 317 78.3
Energi (Kal) 1903 1950 97.5
protein (g) 72.6 73.1 99.3
4
lemak (g) 36.9 43.3 85.2
Karbohidrat (g) 289.7 317 91.13
Tingkat ketersediaan merupakan jumlah makanan dan zat gizinya yang rumah
sakit sediakan untuk dikonsumsi oleh pasien berdasarkan jenis kebutuhan dietnya.
Tingkat ketersedian harus mencukupi kebutuhan pasien. Berdasarkan pengamatan
tingkat ketersediaan rumah sakit masih dibawah kebutuhan hal ini disesuaikan
pemberian diet yang bertahap yang dilakukan berdasarkan anamnesa dan kondisi
pasien yang masih sulit menerima asupan makanan.
Perkembangan jumlah yang disediakan dari rumah sakit pada hari ke satu
sampai ke tiga pengamatan berdasarkan pada diet yang diberikan sebesar 1700
kkal. Dan pada hari ke empat berdarkan tingkat konsumsi pasien yang membaik diet
dibeikan 1900 kkal. Dari hasil presentase antara tingkat ketersedian dan kebutuhan
selama pengamatan dapat dilihat bahwa rata-rata presentase tingkat ketersedian
dengan kebutuhan Os selama empat hari pengamatan masih tergolong baik yiatu
sebesar > 90 %.
Tabel 11 Perkembangan Konsumsi os terhadap Kebutuhan
Hari pengamatan ke-

4
Tabel diatas menggambarkan perkembangan diet Os dilihat dari tingkat
konsumsi terhadap kebutuhan Os dihitung berdasarkan rumus Harris Benedict .
Tingkat konsumsi pada awal pertama masuk rumah sakit rata-rata masih dibawah
kebutuhan namun setelah hari pengamtan terakhir nafsu makan Os sudah membaik
hal ini dibuktikan dengan presentase tingkat kecukupan energi sebsesar 98 %,
protein 99,3 %, lemak 85 %, dan karbohidrat 91,1%. Berdasrkan presentase
tersebut rata-rata tingkat kecukupan Os sudah terpenuhi meskipun belum mencapai
100 %.
Berdasarkan grafik diatas tingkat konsumsi Os terhadap kebutuhan
energinya mengalami kenaikan dimulai pada hari hari pertama pengamatan yaitu
73.10 % kemudian pada hari pengamatan ke dua sebesar 77.30 %, hari ke tiga
87.80 dan pada hari pengamatan terakhirnya mencapai 98 %. Dari hasil tersebut
bisa dikatakan kebutuhan energi Os sudah tercukupi pada akhir pengamatan karena
nilai tingkat kecukupannya >90 %.
Untuk presentase konsumsi terhadap kebutuhan protein Os pada
mengalami peningkatan dimulai dari hari pertama yang defisit berat yang hanya
mencapai 52.60 % kemudian berangsur naik pada hari ke dua sebesar 71.4 % dan
pada hari ketiga dan keempat mencapai tingkat kecukupan yang optimal (90-110%)
yaitu sebesar 107 % pada hari ke tiga dan 99.30 % pada hari ke empat.

Konsumsi lemak Os pada hari pertama dan kedua sangat defisit yaitu
46.50% dan 30.6 % terhadap kebutuhannya dan kemudian melonjak tinggi pada
hari ke tiga sebesar 120 % dimana Os mengabiskan semua makanan yang di
berikan oleh rumah sakit serta selingan dari luar berpa biskuit sedangkan pada hari
terakhir presentase tingkat konsumsi lemak os terhadap kebutuhannya mencapai
85%.
Konsumsi karbohidrat Os selama pengamatan rata-rata masih belum
mencukupi kebutuhan meskipun hanya defist ringan, pada hari pertama terjadi
peningkatan ke hari kedua dan kemudian menuurun pada hari ketiga sedangakan
pada hari keempat tingkat kecukupan Os kembali naik. Pada hari ketiga menurun
mungkin diakibatkan variasi menu yang diberikan rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai