PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu masalah yang memerlukan
solusi yang tepat. Dalam kehidupan selalu ada masalah, baik masalah pribadi, keluarga,
masyarakat dan negara. Dari semua masalah tersebut, tidak semua masalah yang memerlukan
solusi dalam bentuk kegiatan penelitian. Perbedaanya adalah pada kegiatan penyelesaian
masalah. Selain masalah, komponen penting yang harus ada dalam penelitian adalah tujuan
penelitian sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk penyelesain masalah. Kegiatan
penyelesaian masalah yang disebut penelitian dapat dilakukan secara sistematis dengan
mengikuti metodologi, dikontrol, dan didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan gejala
yang ada (Sukardi, 2004:3).
Secara umum, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya aspek tujuan,
aspek metode, aspek kajian. Menurut Gay (dalam Sukardi, 2004:13) Aspek tujuan terdiri dari
penelitian dasar dan lanjut. Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian sejarah,
penelitian survei, penelitian ex-postfakto, penelitian eksperimen, penelitian kuai eksperimen.
Sedangkan, aspek kajian sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu penelitian
kependidikan dan penelitian nonkependidikan (Sukardi, 2004:13-16).
Masalah penelitian dapat dibagi dalam berbagai bidang diantaranya bidang pendidikan,
kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah satu bidang penelitian yang memerlukan
perhatian khusus adalah bidang penelitian pendidikan. Secara umum metode penyelesaian
masalah pada penelitian pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Salah
satu peneltian yang penting dan bermanfaat dalam dunia pendidikan adalah penelitian
korelasional.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian penelitian korelasional?
2. Apa tujuan penelitian korelasional
3. Apa saja macam-macam studi korelasional?
4. Apasaja ciri-ciri penelitian korelasional?
5. Bagaimana langkah-langkah penelitian korelasional?
6. Bagaimana rancangan penelitian korelasional?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian penelitian korelasional?
2. Mengetahui tujuan penelitian korelasional
3. Mengetahui macam-macam studi korelasional?
4. Mengetahui ciri-ciri penelitian korelasional?
5. Mengetahui langkah-langkah penelitian korelasional?
6. Mengetahui rancangan penelitian korelasional?
BAB II
ISI
A. PENGERTIAN PENELITIAN KORELASI
Gay dalam Emzir (2008:40) menyatakan penelitian korelasi kadang-kadang
diperlakukan sebagai penelitian deskriptif, terutama disebabkan penelitian korelasional
mendeskripsikan sebuh kondisi yang telah ada.
Penelitian korelasi merupakan suatu penelitian yang melibatkan kegiatan
pengumpulan data untuk menentukan, adakah hubungan dan tingkat hubungan antara 2
variabel atau lebih. Penelitian korelasi dilakukan, saat peneliti ingin mengetahui tentang ada
atau tidaknya dan kuat lemahnya suatu hubungan variabel yang berkaitan dalam suatu objek
atau subjek yang diteliti. Hasil penelitian korelasional juga mempunyai implikasi untuk
pengambilan keputusan, seperti tercermin dalam penggunaan prediksi aktuarial secara tepat
(Zechmester,2000:1).
Penelitaan korelasi merupakan suatu studi yang sering dilakukan dan termasuk
kategori penelitian kuantitatif, studi korelasi dapat bersifat simetris, asimetris dan asosiasi.
Dalam penelitan korelasi pengumpulan datanya minimal pada dua variabel dari subjek yang
diteliti, selanjutnya dilakukan komputasi dan seterusnya diadakan pengujian secara kuantitatif
sesuai dengan formula statistika yang digunakan. Penelitian korelasi dapat digunakan untuk
menghasilkan hipotesis atau menguji hipotesis.
B. TUJUAN
Tujuan penelitian korelasi adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada
suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan
pada koefisien korelasi (Sumadi Suryabrata, 1983:26).
Dalam studi yang bertujuan untuk menghasilkan hipotesis, peneliti mengukur
sejumlah variabel dan menghitung koefisien korelasi antar variabel tersebut untuk
mengetahui variabel mana yang berkorelasi. Dalam studi yang bertujuan untuk menguji
hipotesis, peneliti mempunyai bias praduga dan mengharapkan korelasi antar variabel.
Pilihan variabel dalam penelitian berdasarkan atas teori yang sudah ada sehingga dapat
menyususn hipotesis (nyoman dantes, 2012:73).
C. MACAM-MACAM STUDI KORELASIONAL
1. Studi Hubungan
Studi hubungan biasanya dilakukan dalam usaha mendapatkan pemahaman faktor apa saja
atau variabel yang berhubungan dengan variabel yang kompleks, misalnya seperti hasil
belajar akademik, konsep diri dan motivasi. Variabel yang diketahui tidak mempunyai
hubungan dapat dieliminasi dari perhatian atau pertimbangan yang selanjutnya. Identifikasi
variabel yang berhubungan dapat membantu beberapa tujuan utama.
Pertama, studi hubungan dapat memberikan arah untuk melanjutkan studi kausal-komparatif
ataupun eksperimental. Dalam studi kausal - komparatif atau eksperimental, peneliti juga
berkonsentrasi terhadap pengontrolan variabel selain variabel bebas, yang mungkin saja
berhubungan dengan variabel terikat dan menyingkirkan pengaruhnya agar tidak bercampur
dengan pengaruh variabel bebas.
Studi hubungan dapat membantu peneliti mengidentifkasi variabel-variabel seperti itu, yang
berguna untuk mengontrol, dan selanjutnya menyelidiki pengaruh variabel bebas yang
sesungguhnya.
2. Studi Prediksi
Bila variabel mempunyai hubungan yang signifikan, skor pada satu variabel dapat dipakai
untuk memprediksikan skor pada variabel yang lainnya. Sebagai contoh, Peringkat SMA,
dapat dipakai untuk memprediksikan peringkat di perguruan tinggi. Studi prediksi sering
dilakukan guna memudahkan dalam pengambilan suatu kesimpulan mengenai individu atau
membantu dalam pemilihan individu. Studi prediksi juga dijalankan guna menguji hipotesis
teoretis tentang variabel yang dipercaya menjadi prediktor pada suatu kriteria, dan guna
menentukan validitas prediktif dari instrumen pengukuran individual.
Sebagai contoh, hasil studi prediksi digunakan untuk memprediksikan level keberhasilan
yang kemungkinan diperoleh individu pada mata pelajaran tertentu, mislanya aljabar pada
tahun pertama untuk memprediksikan individu mana yang kemungkinan sukses di perguruan
tinggi atau untuk memprediksikan dalam bidang studi mana seseorang individu mungkin
yang paling sukses.
Bila beberapa variabel prediktor masing-masing mempunyai hubungan dengan suatu variabel
kriteria, prediksi yang didasarkan pada kombinasi dari beberapa variabel tersebut akan lebih
akurat daripada didasarkan hanya pada salah satu darinya. Sebagai contoh, prediksi
kesuksesan di perguruan tinggi umumnya didasarkan pada kombinasi beberapa faktor, seperti
rangking dalam peringkat kelas, peringkat SMA, dan skor pada ujian masuk perguruan tinggi.
Meskipun terdapat beberapa perbedaan utama antara studi prediksi dengan studi hubungan,
keduanya melibatkan penentuan hubungan antara sejumlah variabel yang diidentifikasi dan
variabel kompleks.
3. Korelasi dan Kausalitas
Penelitian korelasional merupakan suatu studi bertujuan untuk mengungkapkan hubungan
antar variabel melalui penggunaan statistik korelasional (r). Kuadrat dari koefisien korelasi
akan menghasilkan varians yang dijelaskan (r-square). Suatu hubungan korelasional antara 2
variabel kadang kala merupakan hasil dari sumber lain, jadi peneliti haruslah hati-hati dan
korelasi tidaklah harus menjelaskan sebab dan akibat. Bila suatu hubungan yang kuat
ditemukan antara 2 variabel, kausalitas dapat diuji melalui pemakaian pendekatan
eksperimental (LaMar, 2004:1).
Berbagai rancangan penelitian korelasional umumnya didasarkan pada asumsi bahwa realitas
lebih baik dideskripsikan sebagai suatu jaringan timbal balik dan penginteraksian daripada
hubungan kausal. Sesuatu memengaruhi dan dipengaruhi oleh sesuatu yang lain. Jaringan
hubungan ini tidak linier, seperti dalam penelitian eksperimental. Dengan demikian, dinamika
suatu sistem lebih penting dari kausalitas. Sebagai suatu kaidah, rancangan korelasional
seperti analisis jalur (path analysis) dan rancangan panel lintas-akhir (cross-lagged panel
designs) membolehkan pernyataan-pernyataan kausal. Penelitian korelasional adalah
kuantitatif (ibid).
D. CIRI CIRI PENELITIAN KORELASIONAL
1. Penelitian ini cocok dilakukan apabila variabel yang diteliti rumit atau tidak dapat diteliti
dengan metode eksperimental
2. Studi ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan hubunganya secara serentak
dalam keadaan realistiknya.
3. Hal yang diperoleh dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi rendahnya suatu hubungan,
bukan ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan
antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi variabel tersebut
sehingga tidak terdapat manipulasi variabel. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini
penting karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
b. Korelasi kanonik
Pada dasarnya tehnik ini sama dengan regresi ganda, dimana beberapa variabel
dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi, tidak seperti regresi ganda
yang hanya meibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik melibatkan lebih dari satu
variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab pertanyaan, bagaimana serangkaian
variabel prediktor memprediksi serangkaian variabel kriteria? Dengan demikian, korelasi
kanonik ini dapat dianggap sebagai perluasan dari regresi ganda, dan sebaliknya, rehresi
berganda dapat dianggap sebagai bagian dari korelasi kanonik. Seringkali penelitian ini
digunakan dalam penelitian eksplorasi, yang bertujuan untuk menentukan apakah sejumlah
variabel memiliki hubungan satu sama lain yang serupa atau berbeda.[7]
E. Rancangan Penelitian Korelasional
Pengertian korelasional mempunyai berbagai jenis ranvangan menurut Shaughnessy dan
Zechmenter yaitu:
1. Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang
bertujuan untuk mendeskrifsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua
variabel diukur hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan
(bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antara -1,00 dan + 1,00,
yang dinamakan koefisien korelasi. korelasi zero (0) mengindekasikan tidak ada hubungan.
Koefisien korelasi yang bergerak ke arah – 1,00 atau +1,00, merupakan korelasi sempurna
pada kedua ekstrem. Arah hubungan diindikasikan dengan simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi
negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada
variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi skor
pada suatu variabel maka semakin tinggi pula skor variabel lain atau sebaliknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Nizar Rangkuti. Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: CitaPustaka Media, 2016
Emzir. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif, Jakarta: PT Raja Grapindo
Pergoda, 2009
Muhammad Zainal Abidin. Penelitian Korelasional, Jakarta: Pustaka Jaya, 2008
Ruseffendi, Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Perguruan Tinggi, 1993
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta: Bumi Aksara,
2004
Syamsuddin dan Vismaia S.Damaianti, Metotologi Penelitian Pendidikan, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2009
[1] Ahmad Nizar Rangkuti, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CitaPustaka Media,
2016), hlm. 92
[2] Ibid., hlm. 93
[3] Muhammad Zainal Abidin, Penelitian Korelasional, (Jakarta: Pustaka Jaya, 2008), hlm.
41
[4] Ibid.
[5] Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif, (Jakarta: PT Raja
Grapindo Pergoda, 2009), hlm. 118
[6] Ibid., hlm. 120
[7] Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, ( Jakarta: Bumi
Aksara, 2004), hlm. 47
[8] Ruseffendi, Statistika Untuk Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat Jenderal Perguruan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan
Perguruan Tinggi, 1993), hlm. 122
[9] Syamsuddin dan Vismaia S.Damaianti, Metotologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 203
[10] Ibid., hlm. 207
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang sering disebut sebagai animal rational yang dibekali
hasrat ingin tahu. Dorongan rasa ingin tahu tersebut membawa manusia selalu berusaha
mendapatkan pengetahuan yang sedang dipermasalahkan atau yang sedang
dipertanyakan. Hasrat ingin tahu manusia terpuaskan apabila dia memperoleh
pengetahuan mengenai hal yang dipertanyakannya. Adapun pengetahuan yang
diinginkannya adalah pengetahuan yang benar. Pengetahuan yang benar atau kebenaran
memang secara inherent dapat dicapai manusia, baik melalui pendekatan non ilmiah
maupun pendekatan ilmiah (Suryabrata, 2005). Melalui pendekatan ilmiah orang akan
berusaha untuk memperoleh kebenaran ilmiah.
Pengetahuan yang diperoleh dengan pendekatan ilmiah inilah yang didapat melalui
penelitian ilmiah. Dalam melakukan penelitian orang dapat menggunakan berbagai
macam metode dan sajian dengan rancangan penelitian juga digunakan bermacam-
macam, misalnya metode penelitian korelasi (correlational research) adalah suatu
penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan apakah ada
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih (Sukardi, 2003).
Penelitian ini sifatnya expose-facto yaitu mengungkapkan fakta yang sudah terjadi di
mana penyebabnya tidak bisa diinterfensi. Adanya hubungan dan tingkat variabel sangat
penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian. Tujuan dari penelitian
korelasional adalah untuk mendeteksi sejauh mana variasi variasi pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
koefisien korelasi (Suryabratha, 2003).
Penelitian korenasional memiliki kelemahan dan kelebihan yang perlu diketahui oleh
peneliti, sehingga dengan adanya hal-hal ini maka penulis dapat meyusun makalah ini
agar dapat lebih mengetahui metode penilitian korelasional, kelemahan, kelebihan dan
tujuan penilitian ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data
guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau
lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui
tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan
tujuan penelitian.
Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa; penelitian korelasi
merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak
memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan
dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi. Walaupun
demikian ada peneliti lain seperti di antaranya Nazir dalam Sukardi (2008:166);
mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi, karena penelitian
tersebut juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian
ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang
direfleksikan dalam variabel.
Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para peneliti yang
hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut, adalah:
1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari pembahasan di atas yaitu :
1. Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan
data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel
atau lebih.
2. Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel,
atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
3. Langkah-langkah penilitian korelasional yang paling pokok, adalah: penentuan
masalah, penentuan subjek, pengumpulan data, dan analisis data.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2010. Penelitian Korelasional Dalam
http://meetabied.wordpress.com/2010/03/20/penelitian-korelasional-2/
Anonim, 2010. Dalam http://www.scribd.com/doc/23272077/Penelitian-korelasional
Suryabrata, S. 2005.Metodologi penelitian pendidikan (Kompetensi dan Praktiknya).
Bumi Aksara.. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
PENDAHULUAN
BAB I
LATAR BELAKANG
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu masalah yang
memerlukan solusi yang tepat. Dalam kehidupan selalu ada masalah, baik
masalah pribadi, keluarga, masyarakat dan negara. Dari semua masalah
tersebut, tidak semua masalah yang memerlukan solusi dalam bentuk kegiatan
penelitian. Perbedaanya adalah pada kegiatan penyelesaian masalah. Selain
masalah, komponen penting yang harus ada dalam penelitian adalah tujuan
penelitian sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk penyelesain
masalah. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebut penelitian dapat
dilakukan secara sistematis dengan mengikuti metodologi, dikontrol, dan
didasarkan teori yang ada serta diperkuat dengan gejala yang ada (Sukardi,
2004:3).
(sumber: internet/imel’s Blog)
Secara umum, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya
aspek tujuan, aspek metode, aspek kajian. Menurut Gay (dalam Sukardi,
2004:13) Aspek tujuan terdiri dari penelitian dasar dan lanjut. Aspek metode
terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian sejarah, penelitian survei,
penelitian ex-postfakto, penelitian eksperimen, penelitian kuai eksperimen.
Sedangkan, aspek kajian sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu
penelitian kependidikan dan penelitian nonkependidikan (Sukardi, 2004:13-16).
Masalah penelitian dapat dibagi dalam berbagai bidang diantaranya bidang
pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah satu bidang
penelitian yang memerlukan perhatian khusus adalah bidang penelitian
pendidikan. Secara umum metode penyelesaian masalah pada penelitian
pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif
yang yang pengumpulan datanya berinteraksi langsung dengan objek
penelitianya dan hasilnya tidak diperoleh melalui prosedur statistik. Sedangkan
metode kuantitatif, pengumpulan datanya melalui instrumen penelitian berupa
populasi dan sampel serta hasilnya diperoleh melalui prosedur statistic. Salah
satu peneltian yang penting dan bermanfaat dalam dunia pendidikan adalah
penelitian korelasional.
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN MAKALAH
BAB II
PEMBAHASAN
Devinisi metode korelasi menurut para ahli
Pengertian Menurut Para Ahli
Prof.Dr.Husaini Usman, M.Pd., M.T. & Purnomo Setiady Akbar, M.Pd.
Penelitian korelasi bermaksud mendeteksi seberapa jauh variasi pada suatu
faktor berhubungan dengan variasi atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien
korelasinya
( www.lirikonline.com )
Creswell
Penelitian Korelasional merupakan suatu uji statistik untuk menentukan
kecenderungan atau pola untuk dua atau lebih variabel atau data bervariasi
secara konsisten.
( www.lirikonline.com )
Gay
Penelitian Korelasional merupakan salah satu bagian penelitian ex-posteacto
karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan
langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi.
( https://amanahtp.wordpress.com )
Jadi pengertian metode korelasi menurut kelompok kami adalah suatu penelitian
yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (1
variabel bebas dan 1 atau lebih variabel terikat) dalam suatu penelitian atau
objek yang akan diteliti yang bersifat kuantitatif.
BAB III
KESIMPULAN
Jadi korelasi digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel yang
bersifat kuantitatif. Dan korelasi merupakan studi pembahasan mengenai
hubungan atau asosiasi antara dua variabel.
Kegiataan korelasi pengambilan data pada ojek yang diteliti dalam menentukan
variabel.serta variabel ini membutuhkan waktu yang cukup lama dalam
melakukan penelitian yang sering terjadi pada variabel terikat dan variabel
bebas.
DAFTAR PUSTAKA
EMZIR,2007 . METODOLOGI PENELITIAN Korelasi
BANDUNG : RAJA GRAFINDO PERSADA.
( https://bintangkecilungu.wordpress.com)
Sukardi. 2008 metodologi penelitian pendidikan kompetensi dan prakteknya
JAKARTA:BUMI AKSARA
Penelitian Korelasional
A. Pendahuluan
Gall, Gall, and Borg (2003)[1] menyatakan jenis penelitian untuk pendidikan dibagi
menjadi tiga. Pertama penelitian kuantitatif, yang terdiri dari penelitian eksperimen dan non
eksperimen. Penelitian non eksperimen terdiri dari penelitian deskriptif, kausal komperatif
dan korelasional. Kedua adalah penelitian kualitatif yang terdiri dari studi kasus, penelitian
etnografi, fenomologi, dan sejarah. Ketiga adalah penelitian terapan yang terdiri dari
penelitian evaluasi dan penelitian tindakan.
Penelitian korelasional merupakan ragam penelitian yang telah lama digunakan tidak
hanya dalam peneltian bahasa, tetapi juga dalam bidang psikologi, sosilogi, maupun
pendidikan secara umum. Istilah korelasional sebetulnya tidak hanya merujuk pada
bagaimana peneliti mengumpulkan data, tetapi juga berhubungan dengan jenis penelitian,
penyajian data, dan analisis yang digunakan. Penelitian korelasional merupakan ragam
penelitian yang berfokus pada analisis hubungan antar variabel. Penelitian ini juga dapat
didefinisikan sebagai studi tentang hubungan antar variabel yang diuji melalui statistik
korelasional (Gall, Gall dan Borg, 2003)[2].
“A correlation is a statistical test to determine the tendency or pattern for two (or more)
variabels or two sets of data to vary consistently…”
Sementara itu Ricards, Platt and Weber (1985)[5] memberikan definisi korelasi
sebagai suatu ukuran kekuatan hubungan antara dua kumpulan data. Metode ini
menggambarkan secara kuantitatif asosiasi ataupun relasi satu variabel dengan variabel
lainnya. Misalnya kita ingin mengetahui antara nilai tes matematika sekelompoknya siswa
dengan tinggi nilai ujian.
Ada beberapa ciri utama penelitian korelasional yang harus diketahui oleh seorang
calon dan peneliti. Danim (2002)[10];
1. variabel yang diteliti relatif rumit; tidak dapat dieksperimentasikan dan dimanipulasikan.,
3. koefeisien korelasi yang ingin dicari adalah positif atau negatif; signifikan atau tidak
signifikan,
4. satu atau lebih variabel disebut variabel bebas (independent variabel (s)) dan satu atau lebih
variabel terikat (dependent variabel).
Di samping itu, penelitian korelasi juga dilakukan untuk menjawab tiga pertanyaan
penelitian tetntang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu:
a. adakah hubungan antara dua variabel? Jika ada, kemudian diikuti dengan pertanyaan, yaitu
b) Para peneliti mengumpulkan data pada satu titik waktu. Bukti ditemukan dalam administrasi
instrumen.
f) Di akhir, peneliti membuat interpretasi atau menarik kesimpulan dari hitungan hasil tes.
Prediktor adalah variabel yang digunakan untuk membuat prediksi tentang hasil
dalam penelitian korelasional. Hasil prediksinya itu disebut kriteria variabel. Berikut adalah
struktur rancangan dari penelitian prediksi, antara lain.
b. Para peneliti biasanya mengukur variabel prediktor pada satu titik waktu dan variabel kriteria
pada suatu titik waktu selanjutnya.
Desain penelitian eksplanatori adalah desain korelasional yang peneliti tertarik pada
sejauh mana dua variabel (atau lebih) bersama-bervariasi/co-vary, yaitu, bahwa perubahan
dalam satu variabel tercermin dalam perubahan yang lain. Desain penelitian eksplanatori
terdiri dari asosiasi yang sederhana antara dua variabel (misalnya, rasa humor dan kinerja
dalam bidang drama) atau lebih dari dua (misalnya, tekanan dari teman atau perasaan
isolasi yang berkontribusi terhadap pesta). Bagaimana mengidentifikasinya sebagai
penelitian korelasional eksplanatori? Karakteristik yang umum untuk kedua desain ini
adalah:
1. Desain Explanatory
a. Peneliti mengkorelasikan dua variabel atau lebih dan melaporkan uji statistik korelasi dan
menyebutkan penggunaan beberapa variabel. Variabel ini secara khusus disebutkan dalam
pernyataan tujuan, pertanyaan penelitian, atau tabel prosedur pelaporan statistik.
b. Peneliti mengumpulkan data pada satu titik waktu. Bukti untuk prosedur ini akan ditemukan
dalam administrasi instrumen "in one sitting" kepada siswa. Dalam penelitian explanatory,
para peneliti tidak tertarik baik di masa lalu atau kinerja peserta.
c. Peneliti menganalisis semua peserta sebagai satu kelompok. Dibandingkan dengan sebuah
eksperimen yang melibatkan kelompok-kelompok atau perlakuan beberapa kondisi, peneliti
mengumpulkan skor dari hanya satu kelompok dan tidak membagi kelompok menjadi
kategori (atau faktor).
d. Peneliti memperoleh setidaknya dua nilai untuk setiap individu dalam kelompok-satu untuk
setiap variabel. Dalam metode diskusi, peneliti korelasi akan menyebutkan berapa banyak
skor yang dikumpulkan dari masing-masing peserta.
e. Peneliti melaporkan penggunaan uji statistik korelasi (atau merupakan perpanjangan) dalam
analisis data. Ini adalah fitur dasar dari jenis penelitian ini.
f. Para peneliti membuat interpretasi atau menarik kesimpulan dari hasil uji statistik. Penting
untuk dicatat bahwa kesimpulan tidak menetapkan hubungan sebab-akibat (atau inferensi
kausal) karena peneliti hanya dapat menggunakan kontrol statistik (misalnya, kontrol atas
variabel dengan menggunakan prosedur statistik) daripada kontrol yang lebih ketat secara
fisik mengubah kondisi (yaitu, seperti dalam percobaan).
2. Desain Prediksi
c. Peneliti akan mengukur variabel predictor secara khusus pada satu waktu, dan variabel
critiria pada kesempatan lain
Yang dimaksud konstruk atau trait adalah konsep atau ide abstrak mengenai
beberapa kualitas dari seorang individu (Smith & Glass, 1987)[19]. Suatu konstruk hipotetis
tidak bisa diobservasi atau diukur secara langsung. Oleh karena itu, peneliti menjabarkan
konstruk itu dalam bentuk operasional yang bisa diukur, seperti tertuang dalam jawaban-
jawaban siswa terhadap seperangkat pertanyaan yang mengukur kecemasan dalam
menulis.
Dalam penelitian korelasional model ini, peneliti menentukan hakikat hubungan dan
magnitude antara variabel ganda/multiple dengan melakukan sejumlah analisis statistik yang
kompleks. Penelitian yang mengambil variabel yang kompleks demikian memiliki
keuntungan lebih dari penelitian korelasional bivariat, dalam hal potensi yang dimiliki
penelitian multivariat terhadap validitas lebih besar. Karena mempertimbangkan banyak
variabel, penelitian multivariate lebih akurat dalam merepresentasikan kompleksitas situasi
pembelajaran bahasa yang nyata..
5. Mengumpulkan data
Di sisi lain, menurut Fraenkel, Walen, dan Hyun (2012: 363) struktur rancangan
dalam penelitian korelasi antara lain adalah memilih masalah, memilih sampel, memilih atau
mengembangkan instrumen, penentuan prosedur, mengumpulkan dan menganalisis data,
dan menginterpretasikan hasil.
Teknik analisa korelasional ialah teknik analisa statistik mengenai hubungan antar
dua variabel atau lebih. Adapun tujuan analisis adalah:
a. Ingin mencari bukti (berlandaskan pada data yang ada), apakah memang benarr antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain terdapat hubungan atau korelasi.
b. Ingin menjawab pertanyaan apakah hubungan antar variabel itu (jika memang ada
hubungannya), termasuk hubungan yang kuat, cukupan ataukah lemah
c. Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian (secara matematis), apakah hubuungan antar
variabel itu perupakan hubungan yang berarti atau meyakinkan (signifikan) ataukah
hubungan yang tidak berarti atau tidak meyakinkan.
Korelasi tetrachoric
Korelasi Kontingency
Korelasi Rasio
X1
Y (korelasi ganda/multiple)
X2
X1
X2
Berbeda dengan teknik analisis data deskriptif, teknik inferesial sebagai teknik
analisis data yang menguji hipotesis. Teknik inferensial dikelompokan menjadi dua jenis
yaitu analisis korelasional dan analisis regresi. Uji atau analisis data korelasional dan
regresi bisa bersifat sederhana maupun ganda atau kompleks/multiple korelasi/ regresi.
Perlu diingat bahwa uji prasyarat analisis data perlu dilakukan yang meliputi uji normalitas
dan uji homogenitas.
Sedangkan rumus uji regresi adalah Y = a + bx atau X = p +qY. Secara grafik teknik
analisis data penelitian korelasional dapat digambarkan sebagai berikut.
Deskriptive
Inferensial
Korelasional
Regresi
Sederhana
Ganda/multiple
Histogram
Mean
, perhitungan mean
Median
Modus
Simpangan Baku
1. Validitas
Masalah validitas berhubungan dengan sejauh mana suatu alat mampu mengukur
apa yang dianggap orang seharusnya diukur oleh alat tersebut. Suatu skala atau instrumen
pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila instrumen tersebut
menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Sedangkan tes yang memiliki validitas rendah akan
menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran.
Terkandung di sini pengertian bahwa ketepatan pada validitas suatu alat ukur
tergantung pada kemampuan alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang
dikehendaki dengan tepat. Suatu instrumen dikatakan valid jika instrumen yang digunakan
dapat mengukur apa yang hendak diukur.
Sisi lain dari pengertian validitas adalah aspek kecermatan pengukuran. Suatu alat
ukur yang valid tidak hanya mampu menghasilkan data yang tepat akan tetapi juga harus
memberikan gambaran yang cermat mengenai data tersebut. Cermat berarti bahwa
pengukuran itu dapat memberikan gambaran mengenai perbedaan yang sekecil-kecilnya di
antara subjek yang satu dengan yang lain.
a. Validitas isi (Content Validity). Valditas isi berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen
mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Ini berarti bahwa suatu alat ukur mampu
mengungkap isi suatu konsep atau variabel yang hendak diukur. Pengukuran motivasi harus
mampu mengukur seluruh aspek yang berkaitan dengan konsep motivasi, dan demikian
juga untuk hal-hal lainnya. Penentuan validitas isi terutama berkaitan dengan proses analisis
logis, dengan dasar ini Dia berpendapat bahwa validitas isi berbeda dengan validitas rupa
yang kurang menggunakan analisis logis yang sistematis, lebih lanjut dia menyatakan
bahwa sebuah instrumen yang punya validitas isi biasanya juga mempunyai validitas rupa,
sedang keadaan sebaliknya belum tentu benar.
2. Reliabilitas
Syarat lain yang juga penting bagi seorang peneliti adalah reliabilitas. Reliabilitas
suatu alat pengukur derajat keajegan alat tersebut dalam mengukur apa yang diukurnya.
Reliabilitas sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen penelitian dikatakan
mempunyai nilai reliabilitas yang tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang
konsisten dalam mengukur yang hendak diukur. Ini berarti semakin reliabel suatu tes
memiliki persyaratan maka semakin yakin kita dapat menyatakan dalam suatu tes
mempunyai hasil yang sama ketika dilakukan tes kembali.
4. Siapa yang menjadi subjek dalam penelitian? Berapa orang jumlah dan bagaimana memilih
subjek? Apa karakteristik mereka yang relevan?
5. Variabel apa saja yang dinilai? Bagaimana variabel di jelaskan dan diukur?
6. Korelasi analisis apa yang ditampilkan dan apa hasilnya?
Teknik korelasi parsial digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel,
sedangkan efek variabel ketiga ditekan. Teknik korelasi ganda digunakan untuk menentukan
hubungan antara satu variabel bebas dengan beberapa variabel bebas yang telah digabung.
Teknik korelasi kanonikal digunakan apabila variabel terikatnya terdiri atas sub-sub variabel.
Teknik analisis factor digunakan untuk mengelompokkan sejumlah variabel menjadi
beberapa kelompok atau variabel baru.
Bila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefesien korelasi. Suatu koefesien
korelasi disimbolkan dengan angka decimal, antara 0,00 dan +1,00, atau –0,00 dan –1,00,
yang mengindikasikan derajat hubungan dua variabel. Jika koefesien mendekati +1,00;
kedua variabel tersebut mempunyai hubungan positif. Hal ini berarti bahwa seseorang
dengan skor yang tinggi pada suatu variabel akan memiliki skor yang tinggi pula pada
variabel lain. Dan seseorang dengan skor rendah pada satu variabel akan memiliki skor
yang rendah pada sutau variabel yang lain. Suatu peningkatan pada suatu variabel
berhubungan /diasosiasikan dengan peningkatan pada variabel lain. Jika koefesien korelasi
tersebut mendekati 0,00, kedua variabel tidak berhubungan. Hal ini berarti bahwa skor
seseorang pada suatu variabel tidak mengindikasikan skor orang tersebut pada variabel
lain.
Jika koefesien tersebut mendekati -1,00, kedua variabel memiliki hubungan yang
sebaliknya (negatif). Hal ini berarti bahwa seorang dengan skor tinggi pada suatu variabel
akan memiliki skor rendah pada variabel lain. Peningkatan pada suatu variabel akan
diasosiasikan dengan penurunan pada variabel lain, dan sebaliknya.
Di atas telah disinggung sedikit mengenai beberapa teknik analisa korelasional baik
yang berupa bivariat maupun yang multivariate. Dalam pembahasan di sub bab ini hanya
akan diKorelasi Tata Jenjang, dan Korelasi Point Biserial.
Product Moment Correlation atau Product of the Moment Correlation adalah salah
satu teknik untuk mencari korelasi antar dua variabel yang kerap kali digunakan. Teknik
korelasi ini dikembangkan oleh Karl Pearson, yang karenanya sering disebut dengan istilah
Teknik Korelasi Pearson. Sedangkan disebut Product Moment Correlation karena koefesien
korelasinya diperoleh dengan cara mencari hasil perkalian dari moment-moment variabel
yang dikorelasikan (Product of the moment).
Teknik ini digunakan ketika berhadapan dengan kenyataan seperti; variabel yang
dikorelasikan berbentuk gejala atau data yang bersifat continue, sampel yang diteliti
mempunyai sifat homogen atau mendekati homogeny, dan regresinya merupakan regresi
linier. Adapun lambang yang digunakan adalah “r” dan angka indeksnya dengan huruf kecil
dari huruf-huruf yang dipergunakan dalam variabel-variabel. Misalnya variabel X dan
variabel Y, maka angka indeks korelasinya diberi lambang rxy.
Sementara untuk memberikan interpretasi terhadap Angka Indeks korelsi “r” Product
Moment ini adalah 1) dengan cara sederhana (kasar) dan 2) dengan jalan berkonsultasi
pada tabel Nilai “r” Product Moment. Dengan cara sederhana dapat digunakan pedoman
atau ancer-ancer sebagai berikut:
Besarnya “r”
product Moment
(rxy) Interpretasi
Antara Variabel X dan variabel Y memang terdapat
korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau
sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan
(dianggap tidak ada korelasi
0,00 – 0,20
df. 2
Atau 5% 1%
db (derajat bebas)
1 0,997 1,000
2 0,950 0,990
3 0,878 0,950
4 0,811 0,917
5 0,754 0,874
6 0,707 0,834
7 0,666 0,798
8 0,632 0,765
9 0,602 0,735
10 0,576 0,708
11 0,553 0,684
12 0,532 0,661
13 0,514 0,641
14 0,497 0,623
15 0,482 0,606
16 0,468 0,590
17 0,456 0,575
18 0,444 0,561
19 0,433 0,549
20 0,423 0,537
Apabila cara kedua ini yang ditempuh, prosedur yang harus dilalui secara berturut-
turut adalah:
Contoh hipotesanya:
Ha: “Ada (terdapat) korelasi positif (atau negatif) yang signifikan antara variabel X dan
variabel Y
Ho: “Tidak ada (tidak terdapat) korelasi positif (atau negatif) yang signifikan antara variabel
X dan variabel Y
df = N – nr
df = degrees of freedom
N = Number of class
a. Rumus
Apabila dalam mencari angka indeks korelasi “r”, perhitungannya didasarkan pada
Deviasi Standar dari data yang sedang dicari korelasinya maka rumusnya adalah:
rxy = ∑xy
N.SDx.SDy
b. Langkah-langkah
1) Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan, yang terdiri dari delapan kolom. Pada kolom
1 dimuat Subjek Penelitian; kolom 2 memuat skor variabel X; kolom 3 memuat skor Y; kolom
4 memuat deviasi sekor variabel X terhadap Mean Groupnya (Mx); Kolom 5 memuat deviasi
skor variabel Y terhadap Mean Groupnya (My); kolom 6 memuat hasil perkalian antara
deviasi x (yaitu x2) dan kolom 8 memuat hasil pengkuaadratan deviasi y (yaitu y2).
SDx =
SDy =
6) Menghitung angka Indeks Korelasi antara variabel X dan variabel Y (yaitu rxy), dengan
menggunakan rumus:
rxy =
Adapun untuk menentukan koefesien korelasi, terdapat tiga macam
1) Rumus 1
rxy =
2) Rumus 2
rxy=
3) Rumus 3
rxy =
Korelasi tata jenjang yang disebut dalam istilah bahasa inggris Rank Difference
Correlation atau Rank-Order Correlation, digunakan untuk menentukan hubungan dua
gejala yang kedua-duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang. Teknik ini
menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Spearmen, sebagai berikut:
Rho xy = 1 -
Artinya :
subjek
N = Banyaknya subjek
Point Bisereal Correlation atau korelasi point biserial digunakan apabila kita hendak
mengetahui korelasi antara dua variabel, yang satu berbentuk variabel kontinu, sedang yang
lain variabel diskrit murni. Misalnya ingin mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan
inteligensi, kemampuan berpidato atau prestasi belajar.
Hasil perhitungan dengan korelasi point biserial dapat dikonsultasikan ke tabel “r”
hasil korelasi product Moment. Rumusnya adalah sebagai berikut:
rpbis =
DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan, 2002. Menjadi Penelitian Kualitatif, ed.4. Rake Sarasin: Yogyakarta.
Emzir. 2008. Metode Penelitian Pendidikan: Kuantitatif dan Kualitatif. Penerbit Raja Grafindo
Persada: Jakarta
Gall, Meredith D., Joyce P. Gall, and Walter Borg. 2003. Educational research : an Introduction.
Boston : pearson education Inc.
Gay, L. R. & Airasian, Peter. 2000. Educational Research: Competencies for Analysis and
Application. London: Prentice-Hall International (UK) ltd.
Tuckman, B.W. 1978. Conducting Educational Research. New York: Harcout Brace Jovanovich,
Publisher
Zechmeister & Shaughnessy. 2000. Research Methods in Psychology, 5/e Chapter 4: Correlational
Research: Surveys. (Online Learning Center).
http://www.mhhe.com/socscience/psychology/shaugh/ch04_summary.html.
Lampiran
Apakah terdapat hubungan penguasaan gramatikal dengan kinerja mengajar guru bahasa
Prancis SMA?
(1) Apakah terdapat hubungan pemahaman budaya Prancis dengan kinerja mengajar
guru bahasa Prancis SMA?
(2) Apakah terdapat hubungan kompetensi komunikatif dengan kineija mengajar guru
bahasa Prancis SMA?
Hasil
Melalui pengujian keempat hipotesis yang diajukan, baik dalam pengujian regresi maupun
pengujian korelasi dapat disimpulkan baflWai terdapat hubungan positif dan signifikan
antara kemampuan berpikir kritis (X ), kemampuan analisis wacana (X ), penguasaan
sintaksis bahasa Inggris (X3) dengan keterampilan menulis akademik bahasa Inggris (Y)
baik secara sendiri- sendiri, maupun secara bersama- sama.
Keempat variabel yang diuji dengan analisis regresi menunjukkan garis regresi linier dan
signifikan. Hal demikian berdasarkan hasil uji linieritas yang menunjukkan Fhltung < Ftabel
Demikian pula, uji signifikansi di mana
Pengujian hipotesis keempat variabel pula menunjukkan hasil positif dan sangat signifikan.
Korelasi positif dan signifikansi korelasi di mana hasil analisis melalui korelasi Product
Moment dengan koefisien (R) rh > ■"tebal
SYAIPULLOH
[1] Gall, Meredith D., Joyce P. Gall, and Walter Borg, Educational research : an Introduction, (Boston:
Pearson Education Inc., 2003), hh.:278-540
[2] Gall, Meredith D., Joyce P. Gall, and Walter Borg, 2003, Op. Cit., hh. 569-570
[4] Gay, L. R. & Airasian, Peter, Educational Research: Competencies for Analysis and
Application (London: Prentice-Hall International (UK) ltd., 2000), h.182
[5] Richards, Jack, John Platt, and Heidi Weber, Longman Dictionary Of Applied Linguistics, (Harlow,
Essex, England: Longman, . 1985), h. 66
[6] Donna, M. Johnson, Approach to Research in Second Language Learning, (Harlow, Essex,
England: Longman, 1992), h.
[8] Zechmeister & Shaughnessy. 2000. “Research Methods in Psychology”, Chapter 4: Correlational
Research: Surveys. (Online Learning Center). http://www.mhhe.com/, h. 1
[10] Danim, Sudarwan, Menjadi Penelitian Kualitatif, ed. 4, (Yogyakarta: Rake Sarasin, 2002)
[12] Emzir, Metodologi Penelitian Pendidikan; Kualitatif dan Kuantitatif. (Jakarta: PT. Grafindo
Persada, 2008).
[14] Ibid.
[15] Ibid.
[16] Ibid.
[17] Ibid.
[18] Smith, Merry Lee and Gene V. Glass. Research and Evaluation in Education and The Social
Science. (New Jersey: Prentice-Hall Inc. Englewood Cliffs, 1987), h. 12
[19] Ibid.
[20] Tuckman, B.W., Conducting Educational Research. (New York: Harcout Brace Jovanovich,
Publisher, 1978).
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memahami.
a. Apakah pengertian penelitian korelasional.
b. Apakah tujuan penelitian korelasional.
c. Bagaimanakah cirri-ciri penelitian korelasional.
d. Apakah kelemahan dan kelebihan penelitian korelasional.
II. PEMBAHASAN
III. PENUTUP
3.1 Simpulan.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan sebagai berikut. Penelitian korelasional adalah
suatu penelitian yang melibatkan tindakan pengumpulan data guna menentukan, apakah ada
hubungannya dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih. Adanya hubungan dan
tingkat variabel ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti
akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian.
Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (1994:24) adalah untuk
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi
pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay
dalam Emzir (2007:38);
Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan antara variabel,
atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi.
Ciri-ciri Penelitian Korelasional: Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel
yang diteliti rumit dan/atau tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat
dimanipulasi, Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling
hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.Output dari penelitian ini adalah
taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidak adanya saling
hubungan tersebut.Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel
bebas. Penelitian korelasional, mengandung kelemahan-kelemahan, antara lain: Hasilnya
cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan
yang bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental. Penelitian
korelasional itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-
variabel bebas; Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang
penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data
tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna.
Penelitian korelasional juga mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: Kemampuannya
untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama
(simultan).Penelitian korelasional dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan)
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
DAFTAR PUSTAKA
Emzir, 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan Kuantitatif dan Kualitatif. Jakarta : Raja
Grafindo Persada.
Hadjar, Ibnu, 1999. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif dalam pendidikan. Jakarta
: Raja Grafindo Persada
http://ecaecy.wordpress.com/2012/01/13/penelitian-korelasonal/
Sukardi, 2008. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Prakteknya. Jakarta: Bumi
Aksara.
Suryabrata, Sumadi,1994. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada