Usman
Nim : 105361104518
A. Penelitian Korelasional
1. Pengertian Penelitian Korelasional
Adapun definisi penelitian korelasional menurut para ahli, antara lain adalah sebagai
berikut.
a) Gay
Penelitian korelasional ialah merupakan salah satu bagian penelitian expostfacto karena
biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari
keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam
koefesien korelasi.
b) Suryabrata (1994)
Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor memiliki kaitan dengan variasi-variasi pada satu atau
lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi.
d) Emzir (2009)
Penelitian korelasional merupakan penelitian yang dilakukan dalam berbagai bidang
diantaranya pendidikan, sosial, maupun ekonomi. Penelitian korelasional hanya terbatas
pada panafsiran hubungan antarvariabel saja, tidak sampai pada hubungan kausalitas,
tapi penelitian ini bisa dijadikan acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti
penelitian eksperimen.
a. Studi Hubungan
Studi hubungan dilakukan sebagai usaha untuk mendapatkan pemahaman faktor
apa saja atau variabel yang berhubungan dengan variabel yang kompleks, misalnya
seperti hasil belajar akademik, konsep diri dan motivasi.
c. Korelasi Multivariat
Korelasi multivariat merupakan teknik yang digunakan untuk mengukur dan
menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari tiga variabel atau lebih. Terdapat
beberapa teknik yang bisa digunakan, dua diantaranya yaitu:
Regresi ganda atau multiple regresion
Teknik ini digunakan untuk memprediksi suatu fenomena yang kompleks, karena
jika hanya dengan menggunakan satu faktor (variabel prediktor) seringkali hasilnya
kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang didapatkan
semakin akurat prediksi yang bisa dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Abidin,
2010), yaitu dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor.
Penggunaan dua atau lebih variabel prediktor akan membuat prediksi terhadap
variabel kriteria lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan masing-masing
variabel prediktor secara sendiri-sendiri. Sehingga, penambahan jumlah prediktor
akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
Korelasi kanonik
Pada dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, yaitu dengan
mengombinasikan beberapa variabel untuk memprediksi variabel kriteria. Namun,
tidak seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi
kanonik melibatkan lebih dari satu variabel kriteria.
a. Pemilihan Masalah
Pada penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus memiliki nilai yang
berarti dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang membutuhkan pemahaman.
Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus berdasarkan pada
pertimbangan, baik secara teoritis maupun logika, bahwa variabel tersebut memiliki
hubungan tertentu. Hal ini biasanya bisa diperoleh berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya.
Beragam sumber untuk mendapatkan teori yang berkaitan dengan masalah yang
diteliti bisa dari jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang
relevan, hasil-hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber.
c. Metodologi Penelitian
Jika subyek yang dilibatkan memiliki perbedaan yang berarti dalam faktor-faktor
tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur. Untuk mengurangi
heterogenitas, peneliti bisa mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa kelompok
berdasarkan tingkat faktor tertentu kemudian menguji hubungan antar variabel
penelitian untuk masing-masing kelompok.
d. Pengumpulan data
Terdapat beragam jenis instrumen penelitian bisa digunakan untuk mengukur dan
mengumpulkan data masing-masing variabel. Misalnya angket, tes, pedoman interview
dan pedoman observasi, sesuai dengan kebutuhan penelitian. Data yang dikumpulkan
harus dalam bentuk angka.
e. Analisis data
Jika melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan apakah dua
variabel prediktor atau lebih bisa digunakan untuk memprediksi variabel kriteria lebih
baik jika digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis regresi ganda, multiple
regresion atau analisis kanonik.
Pelaporan hasil analisis biasanya dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau
koefisien regresi beserta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang
disumbangkan oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.
f. Simpulan
Simpulan berisi hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hal yang diteliti
dengan menggunakan mudah dipahami pembaca secara ringkas.
B. Penelitian Kausal
1. Pengertian Penelitian Kausal
Pengaruh perancu lainnya harus dikontrol agar tidak mendistorsi hasil, baik dengan
mempertahankannya konstan dalam pembuatan data eksperimental, atau menggunakan
metode statistik.
Studi kausal fokus pada analisis situasi atau rumusan masalah khusus untuk
menjelaskan pola hubungan antar variabel. Eksperimen adalah teknik pengumpulan data
primer yang paling populer dalam penelitian dengan rancangan penelitian kausal.
a) Memahami variabel mana yang menjadi penyebabnya, dan variabel mana yang
pengaruhnya
b) Menentukan sifat hubungan antara variabel kausal dan efek yang diprediksi
Kehadiran hubungan sebab-akibat dapat dikonfirmasi hanya jika ada bukti kausal
spesifik. Bukti kausal memiliki tiga komponen penting:
a) Urutan sementara. Penyebabnya harus terjadi sebelum efek. Misalnya, tidak akan
pantas untuk mengkredit kenaikan penjualan untuk upaya rebranding jika kenaikan
telah dimulai sebelum rebranding.
b) Variasi yang bersamaan. Variasi harus sistematis antara dua variabel. Misalnya, jika
perusahaan tidak mengubah pelatihan karyawan dan praktik pengembangannya, maka
perubahan dalam kepuasan pelanggan tidak dapat disebabkan oleh pelatihan dan
pengembangan karyawan.
c) Asosiasi tidak palsu. Setiap kovarioaton antara sebab dan akibat harus benar dan
bukan hanya karena variabel lain. Dengan kata lain, seharusnya tidak ada faktor
‘sepertiga’ yang terkait dengan keduanya, menyebabkan, serta, efek.
a. Eksperimen
Eksperimen biasanya dilakukan di laboratorium di mana banyak atau semua aspek
percobaan dapat dikontrol dengan ketat untuk menghindari hasil palsu karena faktor-
faktor selain dari faktor penyebab yang dihipotesiskan. Banyak penelitian dalam fisika,
misalnya, menggunakan pendekatan ini.
Atau, percobaan lapangan dapat dilakukan, seperti dengan studi medis di mana subyek
mungkin memiliki banyak atribut yang tidak dapat dikontrol, tetapi di mana setidaknya
variabel kunci penyebab hipotesis dapat bervariasi dan beberapa atribut asing setidaknya
dapat diukur.
Eksperimen lapangan juga kadang-kadang digunakan dalam ekonomi, seperti ketika dua
kelompok penerima kesejahteraan yang berbeda diberi dua set insentif atau peluang
alternatif untuk mendapatkan penghasilan dan efek yang dihasilkan pada pasokan tenaga
kerja mereka diselidiki.
b. Penelitian Statistik
Di bidang-bidang seperti ekonomi, sebagian besar penelitian empiris dilakukan pada data
yang sudah ada sebelumnya, sering dikumpulkan secara teratur oleh pemerintah. Regresi
berganda adalah sekelompok teknik statistik terkait yang mengendalikan (upaya untuk
menghindari pengaruh palsu dari) berbagai korelasi selain yang sedang dipelajari.
Jika data menunjukkan variasi yang cukup dalam variabel penjelas hipotesis yang
dihipotesiskan, korelasinya jika dengan variabel yang berpotensi dipengaruhi dapat
diukur. Namun, ini tidak menyiratkan hubungan kausal.
Tanpa pemahaman lengkap tentang rencana penelitian dan apa yang kita coba
buktikan, temuan kita bisa menjadi tidak dapat diandalkan dan memiliki bias peneliti yang
tinggi. Coba gunakan penelitian eksplorasi atau penelitian deskriptif sebagai alat untuk
mendasari rencana penelitian kita.
Setelah rencana dan sasaran penelitian kita disempurnakan, inilah saatnya untuk
menyiapkan eksperimen kausal kita dengan benar. Berikut adalah tiga kondisi utama
tentang eksperimen kausal yang ingin kita teliti:
a. Hubungan sebab dan akibat akan dibuktikan atau disangkal oleh eksperimen
Tentu saja ini mungkin terlihat seperti tidak masuk akal, tetapi jika kita tidak memastikan
rencana penelitian kita secara langsung mengikat ke dalam tujuan penelitian, hasil akhir
dari penelitian kita akan sia-sia. Untuk memastikan penelitian kita akan memiliki hasil
dengan satu atau lain cara, amati lingkungan normal kita dan kemudian tingkatkan
frekuensi atau kekuatan variabel penyebab.
Seperti dibahas dalam contoh kemarahan jalanan / kecelakaan mobil, dalam banyak
kasus sulit untuk menentukan variabel mana yang bergantung pada variabel lainnya.
Karena itu, penting untuk mengidentifikasi mana yang akan diuji sebelum percobaan.
Misalnya, kita berhipotesis bahwa meningkatkan pilihan warna untuk mobil akan
meningkatkan penjualan. Dalam hal ini, jumlah opsi warna adalah variabel independen
dan tingkat penjualan adalah variabel dependen.
Langkah kita selanjutnya adalah mengukur tingkat penjualan normal di toko mobil, dan
kemudian menambahkan pilihan warna mobil yang lebih luas. Setelah mengumpulkan
angka penjualan baru, bandingkan dua set data dan pelajari pengaruhnya terhadap
penjualan.
c. Tidak ada variabel eksternal yang juga dapat menyebabkan perubahan pada hasil
eksperimen
Tanpa memperhitungkan semua faktor yang mungkin mempengaruhi perubahan dalam
variabel dependen, kita tidak dapat memastikan bahwa variabel yang diuji bertanggung
jawab untuk menyebabkan efek yang kita ukur. Di laboratorium, para ilmuwan memiliki
kemewahan untuk dapat menciptakan lingkungan yang sepenuhnya netral.
Sayangnya untuk kita semua, kita harus berurusan dengan lingkungan yang diberikan
kepada kita. Jadi, hal terpenting yang harus dilakukan ketika membuat rencana penelitian
adalah memastikan bahwa ekspeimen kita terjadi dalam kondisi yang paling mirip seperti
ketika kita mengukur hasil normal. Misalnya, katakanlah kita adalah pemilik toko es
krim dan ingin mempelajari efeknya, seorang badut yang membagikan balon di depan
toko es krim kita.
Hal itu mungkin ide yang luar biasa, tapi ini akan menjadi ide yang buruk untuk
menggunakan penjualan musim panas sebagai sumber data normal dan menjalankan
percobaan di musim dingin. Tidak hanya itu badut pun akan kedinginan, cuaca akan
memiliki efek besar pada penjualan es krim.
C. Penelitian Komparatif
1. Pengertian Penelitian Komparatif
Penelitian komparatif merupakan jenis penelitian deskriptif yang berusaha mencari
jawaban secara mendasar mengenai sebab-akibat, dengan menganalisis faktor-faktor
penyebab terjadinya maupun munculnya suatu fenomena atau kejadian tertentu.
Penelitian komparatif bersifat “expost facto”, yang artinya data dikumpulkan
sesudah peristiwa atau isu yang diteliti terjadi. Expost facto merupakan penelitian emperis
yang sistematis yang mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebasnya secara
langsung, karena variabel bebas tersebut sudah terjadi di masa lampau atau karena variabel
bebeas pada dasarnya tidak bisa dimanipulasi. Peneliti tidak memberikan perlakuan dalam
membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat antar variabelnya.
Penelitian komparatif adalah riset yang bersifat membandingkan. Pada penelitian ini
variabelnya masih mandiri tetapi untuk sampel yang lebih dari satu atau dalam waktu yang
berbeda.
Hingga taraf tertentu, semua penelitian bersifat komparatif dan penelitian komparatif
menawarkan banyak manfaat dan kelebihan. Namun, seperti halnya dengan semua jenis
penelitian, ia memiliki keterbatasan juga. Berikut ini adalah ringkasan dari manfaat dan
keterbatasan penelitian komparatif.
a. Terkadang mungkin sulit untuk menemukan jenis data yang sama untuk kelompok
atau kasus untuk membuat perbandingan yang benar.
b. Keakuratan dan sumber data mungkin perlu dievaluasi dan diverifikasi untuk
memastikan temuan yang dapat diandalkan.
c. Hanya penelitian eksperimental yang benar yang dapat menentukan hubungan sebab-
akibat secara definitif. Temuan dari penelitian komparatif harus dilaporkan
menunjukkan “efek yang mungkin” atau “penyebab yang mungkin”.
d. Kelompok atau kasus harus dipilih dengan cermat untuk mengontrol variabel asing.
Yang terbaik adalah memastikan bahwa kelompok atau kasus serupa dalam hal
variabel asing untuk mengurangi dampak potensial mereka.
e. Kelompok atau kasus dipilih tidak dipilih secara acak. Ini berdampak negatif pada
kemampuan penelitian untuk menggeneralisasi temuan.
f. Penelitian komparatif mensyaratkan bahwa penelitian membuat anggapan bahwa
variabel independen memiliki konsekuensi yang sama setiap saat.
g. Dalam beberapa kasus, arah kausalitas dapat diperdebatkan dan harus
dipertimbangkan oleh peneliti. Studi komparatif juga tidak memperhitungkan situasi
di mana banyak penyebab mungkin terjadi.
Adapun definisi penelitian komparatif menurut para ahli, antara lain adalah sebagai
berikut:
Nazir (2005)
Penelitian komparatif dapat didefinisikan sebagai sejenis penelitian deskriptif yang
berupaya mencari jawaban secara mendasar tentang hubungan sebab-akibat, dengan
menganalisis faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena
tertentu.
Pickvance (2005)
Analisis komparatif dilakukan terutama untuk menjelaskan dan mendapatkan pemahaman
yang lebih baik tentang proses sebab-akibat yang terlibat dalam penciptaan suatu
peristiwa.
Sugiyono (2012)
Penelitian komparatif dapat didefinisikan sebagai penelitian yang membandingkan
keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau sampel yang berbeda, atau pada waktu
yang berbeda.
Sejumlah kecil kasus untuk memahami kekhasan masing-masing kasus. Ini pada dasarnya
melibatkan penggambaran sepenuhnya karakteristik masing-masing kasus yang dipelajari.
Ini membantu memperluas pengetahuan kita dan memberikan wawasan untuk melihat
kasus secara mendalam. Metode ini tidak dapat dikatakan benar-benar komparatif tetapi
memanfaatkan perbandingan dalam aspek kecil penelitian (Fredrickson, 1997).
Perbandingan ini bertujuan untuk menetapkan bahwa setiap kejadian dari suatu fenomena
pada dasarnya mengikuti aturan yang sama. Ini melibatkan penggunaan perbandingan
untuk mengembangkan teori-teori fundamental dengan generalisasi dan relevansi yang
signifikan; melangkah lebih jauh untuk memberikan teori yang menjelaskan kasus yang
sedang dipelajari. Misalnya untuk pengembangan teori industrialisme, revolusi sosial, dan
lain sebagainya.
Perbandingan penemuan variasi (Variation-finding comparison)
Perbandingan ini berusaha untuk menetapkan prinsip variasi dalam karakter atau
intensitas suatu fenomena dengan memeriksa perbedaan sistematis antara kejadian, yaitu
membandingkan berbagai bentuk fenomena tunggal untuk menemukan perbedaan logis di
antara kejadian dan menetapkan standar variasi dalam karakter atau intensitas fenomena
itu. Misalnya, Green (1997) studi tentang Diaspora Yahudi modern dan Moore (1966)
studi tentang Asal Sosial Kediktatoran dan Demokrasi.
Perbandingan ini menempatkan contoh berbeda di berbagai lokasi dalam sistem yang
sama, sebagai cara untuk menjelaskan karakteristik mereka sebagai fungsi dari berbagai
hubungan mereka dengan sistem secara keseluruhan. Misalnya. menjelaskan perbedaan
antara perilaku dua anak berdasarkan urutan kelahiran mereka, menghubungkan
karakteristik masyarakat pedesaan dengan berbagai koneksi mereka dengan kota atau
daerah perkotaan terdekat.
Expost fackto adalah suatu penelitian emperis yang sistematis dimana peneliti tidak
mengendalikan variabel bebas secara langsung dikarenakan perwujudann variabel tersebut
telah terjadi atau dikarenakan variabel tersebut pada dasarnya memang tidak bisa
dimanipulasi.
Dalam hal ini, peneliti tidak melakukan perlakuan dalam membandingkan dan
mencari hubungan sebab-akibat dari variabelnya, tapi peneliti hanya mencari satu atau
lebih akibat-akibat yang ditimbulkan dan mengujinya dengan menelusuri kembali masa
lalu untuk mencari sebab-sebab, kemungkinan hubungan, dan maknanya. Penelitian ini
cenderung menggunakan data kuantitatif.
b. Pemilihan kasus
Studi komparatif tidak menggunakan seleksi acak untuk menempatkan kasus, negara
atau individu ke dalam kelompok. Bahkan, kasus atau kelompok biasanya ditentukan
sebelumnya atau ada. Oleh karena itu, pemilihan kasus, kelompok, atau negara yang
cukup mirip untuk memungkinkan perbandingan adalah kunci keberhasilan studi secara
keseluruhan.
Adapun definisi evaluasi menurut para ahli, antara lain adalah sebagai berikut;
Ada banyak jenis evaluasi tergantung pada objek yang dievaluasi dan tujuan
evaluasi. Mungkin perbedaan mendasar yang paling penting dalam jenis evaluasi adalah
antara evaluasi formatif dan sumatif.
a. Evaluasi Formatif
Evaluasi formatif memperkuat atau meningkatkan objek yang dievaluasi – mereka
membantu membentuknya dengan memeriksa pelaksanaan program atau pemakaian
teknologi, kualitas implementasinya, dan penilaian konteks organisasi, personel, prosedur,
input, dan sebagainya.
b. Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif, sebaliknya, memeriksa efek atau hasil dari beberapa objek –
mereka meringkasnya dengan menggambarkan apa yang terjadi setelah pelaksanaan
program atau pemakaian teknologi; menilai apakah objek dapat dikatakan telah
menyebabkan hasil; menentukan dampak keseluruhan dari faktor penyebab di luar hanya
hasil target langsung; dan, memperkirakan biaya relatif yang terkait dengan objek.
a. Peneliti mengkaji buku-buku, kondisi lapangan dan menggali informasi dari para
pakar/ahli untuk mendapatkan gambaran tentang masalah yang akan diteliti.
b. Peneliti merumuskan permasalahan penelitian dalm bentuk pertanyaan penelitian
setelah terlebih dahulu mengkaji lagi sumber-sumber yang relevan untuk
mendapatkan ketajaman permasalahan.
c. Peneliti melakukan penyusunan proposal penelitian dengan mencantumkan latar
belakang masalah, alasan melakukan penelitian, problematika, tujuan, hipotesis
(disertai dengan dukungan teori dan penemuan-penemuan penelitian), metodologi
penelitian yang memuat subjek penelitian (populasi dan sampel dengan rincian
besarnya sampel, teknik sampling dan siapa sampel penelitiannya), instrumen
pengumpulan data dan teknik analisis data.
d. Peneliti melakukan pengaturan terhadap rencana penelitian, melakukan penyusunan
instrumen, mempersiapkan kancah penelitian dan melakukan uji coba instrumen.
e. Pelaksanan penelitian dalam bentuk yang disesuaikan dengan model penelitian yang
telah dipilih. Dalam penelitian evaluasi peneliti mungkin memilih model eksperimen
murni (apabila syarat-syaratnya terpenuhi) atau model eksperimen semu.