Anda di halaman 1dari 7

RESUME

METODE PENELITIAN KORELASIONAL

Disusun Oleh : Hasna Luthfi (2019.02.031)


Mega Laila (2019.02.091)
Putri Alica (2019.02.100)
Rizkiana (2019.02.043)
Tasya Aulia (2019.02.080)

A. Pendahuluan
Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis
untuk memecahkanmasalah yang dilakukan dengan menerapkan metode
ilmiah. Tujuan dari semua usaha ilmiah adalah untuk menjelaskan,
memprediksikan, membandingkan, mencari hubungan, dan menafsirkan hal-
hal yang bersifat teka-teki.
Pada prinsipnya metode penelitian itu digolongkan menjadi dua, yaitu
metode non ilmiah dan metode ilmiah. Dibandingkan dengan sumber
pengetahuan yang lain, seperti pengalaman, otoritas, penalaran induktif, dan
penalaran deduktif, penerapan metode ilmiah tidak diragukan, paling efisien,
dan paling terpercaya.
Banyak metode penelitian atau model rancangan penelitian yang biasa
digunakan dalam berbagai penelitian terutama dalam bidang pendidikan, salah
satunya adalah metode penelitian korelasional. Biasanya terjadi dalam dunia
pendidikan terdapat hubungan antar unsur-unsurnya.seperti hubungan antara
guru dengan siswa, guru dengan materi atau kurikulum, materi dengan evaluasi
pembelajaran, dan masih banyak yang lainnya.
B. Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna untuk menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat
hubungan antara dua variabel atau lebih.Menurut Gay (dalam Sukardi,
2008:165) penelitian korelasional merupakan salah satu bagian penelitian ex-
postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang
ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan
variabel yang direfleksikandalam koefesien korelasi.
Penelitian korelasi bukan berarti menyatakan kausalitas, ketika variabel
A memiliki hubungan dengan variabel B, bukan berarti variabel A
menyebabkan variabel B ada. Dalam penelitian ini arah variabel juga harus
diperhatikan. Kadang peneliti kebingungan dalam menentukan arah variabel,
mengenai apakah variabel A yang mempengaruhi variabel B atau sebaliknya.
Biasanya arah dari variabel ini bisa ditentukan dengan logika, namun
kadang tidak juga. Misalnya dalam tajuk pengaruh kekerasan di bawah umur
dengan permainan anak-anak yang mengandung kekerasan. Peneliti bisa ragu
menentukan apakah kekerasan di bawah umurlah yang mempengaruhi
permainan anak-anak atau sebaliknya. Jika hal ini terjadi, maka kemungkinan
terbesar adalah adanya variabel ketiga yang menjadi jembatan dan
mempengaruhi kedua variabel. Dalam tajuk tadi variabel ketiga misalnya
adalah adanya kekerasan dari orangtua, yang mempengaruhi anak-anak
melakukan kekerasan atau mempengaruhi adanya kekerasan dalam permainan
anak-anak.
Penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para
peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut,
diantaranya adalah :
1. Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak
mungkin melakukan manipulasi dan mengontrol variabel.
2. Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan)
nyata.
3. Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang
signifikan.(Sukardi,2008;166).
Disamping itu, penelitian korelasi dilakukan untuk menjawab tiga
pertanyaan penelitian tentang dua variabel atau lebih. Pertanyaan tersebut yaitu:
1. Adakah hubungan diantara dua variabel?
2. Bagaimanakah arah hubungan tersebut?
3. Berapa besar/jauh hubungan tersebut dapat diterangkan?
Penelitian korelasional bertujuan untuk menentukan ada tidaknya
hubungan, kearah mana hubungan tersebut (positif/negatif), dan seberapa jauh
hubungan ada antara dua variabel atau lebih (yang dapat diukur) dan untuk
menetapkan atau mengungkapkan suatu hubungan atau menggunakan
hubungan-hubungan dalam membuat prediksi (prakiraan).
Dalam penelitian kolerasional para peneliti hanya mendasarkan pada
penelitian variabel sebagaimana adanya,tanpa mengatur kondisi atau
memanipulasi variabel tersebut. Penelitian korelasi lebih tepat, jika dalam
penelitian peneliti memfokuskan usahanya dalam mencapai informasi yang
dapat menerangkan adanya fenomena yang kompleks melalui hubungan antar
variabel.
Di bidang pendidikan, studi korelasi biasanya digunakan untuk
melakukan penelitian terhadap sejumlah variiabel yang diperkirakan
mempunyai peranan yang signifikan dalam mencapai proses pembelajaran.
Seorang peneliti tepat menggunakan penelitian korelasi ketika peneliti
mempunyai beberapaalasan pentin di antaranya sebagai berikut.
1. Ada kebutuhan informasi bahwa ada hubungan antarvariabel dimana
koefisien korelasi dapatmencapainya.
2. Penelitian korelasi perlu diperhitungkan kegunaannya apabila variabel yang
muncul itukompleks, dan peneliti tidak mungkin dapat melakukan kontrol
dan memanipulasi variabel-variabel tersebut.
3. Dalam penelitian memungkinkan dilakukan pengukuran beberapa variabel
dan hubungan yangada dalam setting yang realistis.
C. Proses Dasar Penelitian Korelasional
1. Pemilihan masalah studi
Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan variabel
mana dari suatu daftar yangmungkin berhubungan maupun untuk
menguji hipotesis mengenai hubungan yang diharapkan.
2. Sampel dan pemilihan instrumen
Sampel untuk studi korelasional dipilih dengan menggunakan
metode sampling yang dapat diterima, dan 30subjek dipandang sebagai
ukuran sampel minimal yang dapat diterima.!ebagaimana suatu studi,
adalah penting untuk memilih dan mengembangkan pengukuran
yangvalid dan reliable terhadap variabel yang diteliti.
3. Desain dan prosedur
Desain korelasional dasar tidaklah rumit. Dua atau lebih skor
yang diperoleh dari setiap jumlahsampel yang dipilih, satu skor untuk
setiap variabel yang diteliti, dan skor berpasangan kemudian
dikorelasikan.
4. Analisis Data dan interpretasi
Bila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefisien
korelasi, biasanya dinyatakan dalam harga (r) yang mempunyai nilai -1
sampai +1. nilai negatif (-)menunjukkan arah dua variabel bertolak
belakang. nilai positif (+) menunjukkan dua variabel pada arah yang
sama. jika adahubungan antara 2 variabel, berarti skor dalam 2 variabel
mempunyai asosiasi dengan variabeltertentu yang terukur. harga r=-1
atau +1 menunjukkan asosiasi sempurna diantara 2 variabel, sedangkan
harga r=0 mempunyai arti bahwa dua variabel tersebut tidak memiliki
hubungan antara variabel satu dengan variabel yang lainnya.
(cohen dan Manion,1981:128) dalam sukardi (2008:170)
menunjukkan harga r (hubungan) sebagai berikut:
1) Nilai r =0,20-0,35 menunjukan hubungan dua variabel lemah
walaupun signifikan.
2) Nilai r =0,35-0,65 menunjukan hubungan sedang umumnya
signifikan pada lebih dari 1% hubungan tersebut berguna untuk
analisis prediksi
3) Nilai r =0,65-0,85 menunjukan hubungan cukup tinggi yang
memungkinkan peneliti melakukan prediksi yang tepat.
4) Nilai r=>0,85 menunjukan hubungan antarvariabel tinggi.
Hubungan variabel yang lemah mungkin tidak memberikan
rekomendasi untuk dilanjutkan,tetapi untuk variabel yang kuat misalnya
r>0,80peneliti dianjurkan untuk melakukan analisis prediksi hubungan
sebab-akibat (causal comparative study).
Interpretasi suatu koefisien korelasi tergantung pada bagaimana
ia digunakan. Dengan katalain, seberapa besar ia diperlukan agar
bermanfaat tergantung pada tujuan perhitungannya. Ketika
menginterpretasikan suatu koefisien korelasi, anda harus selalu ingat
bahwa anda hanya berbicara tentang suatu hubungan, bukan hubungan
sebab akibat. koefisien korelasi yangsignifikan mungkin menyarankan
hubungan sebab akibat, tetapi tidak menetapkannya.
D. Macam-macam Penelitian korelasionala.
1. Penelitian hubungan
Penelitian Hubungan dilakukan dalam suatu usaha memperoleh
pemahaman faktor-faktor atau variabel yang berhubungan dengan
variabel yang kompleks.
2. Penelitian Prediksi
Jika dua variabel mempunyai hubungan yang signifikan, skor
pada satu variabel dapat digunakan untuk memprediksi skor pada
variabel yang lain. variabel yang menjadi dasar pembuatan prediksi
diacu sebagai prediktor, dan variabel yang diprediksikan diacu sebagai
kriteria. Studi prediksi juga dilakukan untuk menguji hipotesis teorietis
menengenai variabel yang dipercaya menjadi prediktor suatu kriteria,
dan untuk menentukan validitas prediktif instrumen pengukuran
individual.
3. Rancangan Penelitian Korelasional
Menurut Shaughnessy dan Zechmeinte (2000:2-5) dalam Emzir
(2010:48-51) penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis
rancangan
4. Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel. Hubungan antara dua variabel diukur. Hubungan tersebut
mempunyai tingkatan dan arah.
5. Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui
skor pada salah satu variabel, skor pada variabel kedua dapat
diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa baik kita dapat membuat
prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -1,00
maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.
6. Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi
sederhana dengan penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa
variabel ini memberikan lebih banyak kekuatan kepadakita untuk
membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita prediksikan disebut
variabel kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk
membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut
variabel prediktor (predictor variables).
7. Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada.
Sejumlah besar variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi
yang tinggi mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
8. Analisis Sistem (System Analysis)
Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang
kompleks/rumit untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan
sepanjang waktu, jerat umpan balik serta unsur dan aliran hubungan.
E. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasi
Penelitian korelasi mempunyai kelebihan yang dapat diterangkan
sebagai berikut.
1. Berguna dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan bidang
pendidikan, ekonomi, sosial,karena dengan penelitian ini peneliti
dimungkinkan untuk mengukur beberapa variabel dan hubungannya secara
simultan.
2. Dengan penelitian korelasi, dimungkinkan beberapa variabel yang
mempunyai kontribusi pada suatu variabel tertentu dapat diselidiki secara
intensif.
3. Penelitian korelasi pada umumnya melakukan studi tingkah laku dengan
setting yang realistis.
4. Peneliti dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang
besar.
Sedangkan kelemahan penelitian korelasional yang perlu diperhatikan
oleh para peneliti adalah bahwa dengan penelitian korelasi, peneliti hanya
mengidentifikasi apa yang terjadi dengan tanpa melakukan manipulasi dan
mengontrol variabel. Di samping itu, dengan penelitian tersebut peneliti tidak
dapat membangun hubungan sebab akibat.
F. Penutup
Penelitian korelasi mencakup kegiatan pengumpulan data guna
menentukan adakah hubungan antar variabel dalam subjek atau objek yang
menjadi perhatian untuk diteliti. Adanya korelasi antara dua variabel atau lebih,
tidak berarti adanya pengaruh atau hubungan sebab akibat dari suatu variabel
terhadap variabel lainnya. Meskipun dari kenyataan ada hubungan yang erat
antara dua variabel, seseorang tidak dapat menyimpulkan bahwa variabel yang
satu adalah penyebab dari variabel yang lain. Hal ini disebabkan mungkin ada
faktor ketiga yang mempengaruhi variabel pertama, variabel kedua, atau
mungkin mempengaruhi kedua-duanya.Dengan mengabaikan ada atau
tidaknya suatu hubungan sebab akibat, adanya hubungan yang erat
memungkinkan kita untuk membuat prakiraan.

Anda mungkin juga menyukai