Anda di halaman 1dari 9

KONSEP DASAR

PENELITIAN CAMPURAN (MIXED METHOD)

Igajadwar Batalemba (22202071022)

Valdi Giffari R.P. (22202071026)

PASCA SARJANA

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

UNIVERSITAS ISLAM MALANG


1. Pengertian dan Tujuan Penelitian Campuran (Mixed Method)
a. Pengertian Mixed Method
Secara konsep umum metode campuran merupakan penelitian yang
menggabungkan dua jenis metode, yaitu kuantitatif dan kualitatif. Ada banyak
definisi yang diberikan oleh para ahli tentang metode campuran. Menurut Creswell
dan Clark (2007) “Metode penelitian campuran adalah suatu rancangan penelitian
dengan asumsi filosofis seperti metode inkuiri. Sebagai metodologi, ini melibatkan
asumsi filosofis yang memandu arah pengumpulan dan analisis data dan campuran
pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam banyak fase dalam proses penelitian.
Sebagai suatu metode, ia berfokus pada pengumpulan, analisis, dan pencampuran
data kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian. Premis utamanya adalah bahwa
penggunaan kombinasi pendekatan kuantitatif dan kualitatif memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang masalah penelitian daripada hanya menggunakan satu
pendekatan saja.” Menurut Aramo-immonen (2013), metode campuran merupakan
suatu pendekatan yang menggabungkan atau mengasosiasikan bentuk kuantitatif dan
kualitatif dalam satu rangkaian penelitian, yang mana metode ini memberikan para
peneliti pada seluruh disiplin penelitian keluasan dalam mendalami masalah
penelitian. Sedangkan menurut Schoonenboom & Johnson (2017), Penelitian metode
campuran adalah jenis penelitian di mana seorang peneliti atau tim peneliti
menggabungkan elemen pendekatan penelitian kualitatif dan kuantitatif (misalnya,
penggunaan sudut pandang kualitatif dan kuantitatif, pengumpulan data, analisis,
teknik inferensi) untuk tujuan luas dan mendalam ketika memahami dan melakukan
pembuktian.
Berdasarkan penjelasan para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian
campuran / Mixed method adalah jenis penelitian yang menggambungkan dua metode
yakni metode kualitatif dan metode kuantitatif pada satu rangkaian penelitian. Dalam
penelitian jenis ini, terkadang menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif secara
bersamaan, dan kadang pula salah satu hanya sebagai metode pendukung sementara
yang satunya lagi sebagai metode inti dalam penelitian.
Komponen notasi metode campuran yang umum digunakan diindikasikan “kuan
dan kual” atau “KUAN dan KUAL” untuk memberi penekanan metode yang
diutamakan dan metode yang sebagai pendukung dalam pengambilan data. “KUAN
dan KUAL” digunakan untuk menunjukkan bahwa metode tersebut menjadi metode
utama dalam proses penelitian, sedangkan “kuan dan kual” digunakan untuk
menunjukkan bahwa metode tersebut sebagai metode kedua atau metode pendukung
dalam satu rangkaian penelitian. Para ahli metodologi penelitian menggunakan suatu
notasi untuk mengambarkan yang terjadi dalam suatu proses peneliti. Tanda plus (+)
digunakan untuk menunjukkan bahwa dua metode penelitian digunakan dalam waktu
bersamaan dan memiliki kedudukan yang sama dalam satu rangkaian penelitian
(Creswell dan Clark, 2007). Contohnya KUAN + KUAL, yang mana untuk
menjawab satu rumusan masalah penelitian, kedua metode tersebut digunakan dalam
waktu bersamaan dan memiliki kedudukan yang sama. Hasil dari kedua metode
tersebut dapat digunakan peneliti dengan membandingkan hasil dan dapat juga
digunakan untuk saling mendukung hasil pengambilan data. Tanda panah ( )
digunakan peneliti untuk menunjukkan bahwa dua metode penelitian digunakan
dalam waktu yang berbeda, yang mana proses penelitian terjadi dalam bentuk satu
rangkaian penelitian yang berurutan (Creswell dan Clark, 2007). Contohnya KUAN (
) kual, yang mana untuk menjawab satu rumusan masalah penelitian, metode
KUANTITATIF digunakan sebagai metode utama, sedangkan metode kualitatif
mendukung metode kuantitatif. Notasi terakhir adalah tanda kurung {()} digunakan
peneliti untuk menunjukkan bahwa dalam waktu bersamaan proses pengumpulan
data, satu metode penelitian ditanamkan dalam metode penelitian lainnya. Contohnya
KUAN (kual), yang mana untuk menjawab satu rumusan masalah penelitian, metode
KUANTITATIF digunakan sebagai metode utama, sedangkan metode kualitatif
ditanamkan dalam metode KUANTITATIF dengan tujuan untuk mendapatkan
informasi lain dalam satu rangkaian penelitian.
b. Tujuan
Dalam suatu penelitian, metode penelitian campuran yang merupakan gabungan
metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu rangkaian penelitian dirancang agar
semuanya memberikan kontribusi dalam menjawab rumusan masalah penelitian.
Secara umum penggunaan metode campuran bertujuan agar hasil penelitian yang
didapatkan lebih mendalam dan memperkecil kesalahan data.
Tujuan dilakukan pengabungan metode kuantitatif dan kualitatif dalam satu
penelitian menurut (Schoonenboom & Johnson, 2017), yaitu:
1. Triangulasi, yaitu mencari konvergensi, pembuktian, korespondensi hasil dari
metode yang berbeda;
2. Complementaritas, yaitu mengupayakan elaborasi, perbaikan, ilustrasi, klarifikasi
hasil dari satu metode dengan hasil dari metode lainnya;
3. Pengembangan, yaitu berupaya menggunakan hasil dari satu metode untuk
membantu mengembangkan atau menginformasikan metode lain, di mana
pengembangan secara luas diartikan untuk memasukkan pengambilan sampel dan
implementasi, serta keputusan pengukuran;
4. Inisiasi, yaitu mencari kontradiksi, perspektif baru, kerangka kerja, penyusunan
kembali pertanyaan atau hasil dari satu metode dengan pertanyaan atau hasil dari
metode lain;
5. Ekspansi, yaitu berusaha untuk memperluas kedalaman dan jangkauan
penyelidikan dengan menggunakan metode yang berbeda untuk komponen
penyelidikan yang berbeda.
Menurut Iskandar dkk, (9 : 2021), tujuan penggunaan metode campuran
didasarkan pada topik penelitian dan data yang diperlukan untuk menjawab rumusan
masalah penelitian. Hal ini dikarenakan ada banyak rumusan masalah penelitian yang
tidak dapat dijawab hanya menggunakan satu metode penelitian saja, sehingga
diperlukan penerapan metode campuran. Sebagai contoh, peneliti ingin
mengumpulkan data tentang jenis pendekatan yang digunakan siswa dalam
menyelesaikan soal-soal fisika. Jika pengumpulan data hanya menggunakan metode
kuantitatif saja, maka akan banyak kekurangan informasi yang akan dialami peneliti.
Hal ini dikarenakan ketika siswa menyelesaikan soal fisika, tidak seluruh infomasi
ditulis di dalam lembar jawaban, oleh karena itu perlu diterapkan metode kualitatif
untuk menggali lebih dalam informasi dari siswa. Sedangkan, jika pengumpulan data
hanya menggunakan metode kualitatif saja, maka proses penelitian memerlukan
waktu yang lebih lama.
2. Filosofi dari Penelitian Campuran (Mixed Method)
Secara umum, dalam penelitian hanya ada dua paradigma yaitu penelitian kuantitatif
dan kualitatif. Dua paradigma tersebut dalam banyak sumber menyebutnya sebagai
metode. Keduanya memiliki sudut pandang yang berbeda, sehingga dalam
penggunaannya juga memiliki dasar yang berbeda-beda. Setiap metode memiliki
prosedur tersendiri dan digunakan oleh peneliti.
Penelitian kuantitatif dan kualitatif memiliki kelebihan dan kelemahan masing-
masing sehingga dalam rentang continuum tersebut muncul beberapa desain penelitian
yang bertujuan untuk menutupi kekurangan dari penelitian kuantitatif dan kualitatif, yang
di antaranya adalah metode penelitian campuran. Metode campuran sebenarnya bukan
hal yang baru bagi banyak peneliti, karena sesungguhnya peneliti sudah mengenal yang
namanya metode kuantitatif dan kualitatif. Metode ini menjadi baru, dikarenakan metode
penelitian campuran merupakan metode penelitian yang dalam pengumpulan data
menggabungkan metode kuantitatif dan kualitatif dalam menjawab satu rumusan
masalah.
Metode campuran pada dasarnya lahir dari permasalahan yang didapatkan ketika para
peneliti tidak bisa mendapatkan data secara lengkap dalam menggunakan metode
kuantitatif atau kualitatif. Fokus dari metode campuran adalah mengumpulkan,
menganalisis dan menggabungkan data kuantitatif dan kualitatif dalam satu penelitian
atau satu sesi penelitian. Sebagai sebuah metodologi, metode ini secara langsung
membimbing peneliti dalam mengumpulkan, menganalisis data dan menggabungkan
proses kuantitatif dan kualitatif.
a. Awal terbentuknya Penelitian Campuran
Penelitian metode campuran sudah dikenal sejak tahun 1950-an ketika Campbell
dan Fiske menggunakan metode multi-methods dalam kebenaran watak-watak
psikologis. Mereka menggunakan multi-approach dalam pengumpulan data
penelitian. Berawal dari sinilah banyak peneliti yang menggunakan metode ini,
seperti tahun 2003, diterbitkan Handbook of mixed methods in the social and
behavior sciences (Tashakkori and Teddlie) dan lain-lain.
Metode penelitian campuran digunakan sebagai solusi dalam penelitian apabila
metode kuantitatif atau kualitatif dianggap tidak bisa memberikan hasil yang lengkap
dalam menjawab rumusan masalah penelitian. Metode penelitian campuran ini lahir
disebabkan banyaknya permasalahan yang dialami oleh peneliti ketika menggunakan
kuantitatif atau kualitatif saja. Ketidakpuasan para peneliti terhadap hasil penelitian
ketika menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara terpisah menjadi dasar
perubahan pemikiran para ahli metodologi penelitian untuk memunculkan metode
penelitian baru yang disebut metode penelitian campuran.
Secara fundamental, kemunculan metode campuran mencoba untuk menutupi
kelemahan-kelemahan pada metode kuantitatif dan kualitatif. Sebagaimana yang
diketahui, bahwa metode penelitian kuantitatif memiliki beberapa kelemahan, seperti
tidak bisa memberikan informasi terkait konteks penelitian secara mendalam. Selain
itu, data yang bersifat empiris menyebabkan metode kuantitatif tidak mampu
memberikan informasi tentang peristiwa yang terjadi dalam proses penelitian. Sejalan
dengan metode kuantitatif, metode kualitatif juga memiliki banyak kekurangan,
seperti subjek penelitian yang lebih sedikit dari penelitian kuantitatif, dan kesimpulan
akhir yang didapatkan dari proses generalisasi cenderung memunculkan banyak hasil
yang tidak sesuai dengan kenyataan.
b. Urgensi penelitian campuran
Terdapat beberapa alasan mengapa pentingnya penggunaan metode campuran
dalam penelitian. Selain metode penelitian campuran memberikan kemudahan kepada
peneliti dalam memahami masalah penelitian dan menggabungkan dua metode
penelitian memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap masalah penelitian
dibandingkan dengan menggunakan satu metode saja, pentingnya penggunaan
metode campuran karena dua hal, yaitu: (1) Hasil akhir dari penelitian menggunakan
metode campuran memberikan kesimpulan yang lebih kuat dan mendalam; (2)
Metode campuran dapat menjawab rumusan masalah penelitian yang tidak dapat
dijawab dengan jenis penelitian lainnya.
Adapun alasan secara umum, mengapa melakukan penelitian metode campuran
ialah:
1. Untuk lebih memahami masalah penelitian dengan mentriangulasi data
kuantitatif yang berupa angka-angka dan data kualitatif yang berupa
perincian-perincian deskriptif.
2. Untuk mengeksplorasi pandangan partisipan (kualitatif) untuk kemudian
dianalisis berdasarkan sampel yang luas (kuantitatif).
3. Untuk memperoleh hasil-hasil statistik kuantitatif dari suatu sampel,
kemudian menindaklanjutinya dengan mewawancarai atau mengobservasi
sejumlah individu untuk membantu menjelaskan lebih jauh hasil statistik yang
sudah diperoleh.
4. Untuk mengungkap kecenderungan-kecenderungan dan hak-hak dari
kelompok atau individu-individu.
c. Aspek Prosedur Metode Campuran (Mixed Method)
Dalam merancang prosedur penelitian dengan menggunakan metode campuran,
ada beberapa aspek penting yang perlu dipertimbangkan. Menurut Creswell (2008),
aspek penting dalam merancang prosedur penelitian yang menggunakan metode
campuran yaitu waktu (timing), bobot (weighting), pencampuran (mixing), dan
teorisasi (theorizing).
1. Waktu (timing)
Peneliti harus mempertimbangkan waktu dalam pengumpulan data
kualitatif dan kuantitatifnya. Apakah data akan dikumpulkan secara bertahap
(sekunsial) atau dikumpulkan pada waktu yang sama (konkuren). Ketika data
dikumpulkan secara bertahap, peneliti perlu menentukan apakah data
kuantitatif atau kualitatif yang akan dikumpulkan terlebih dahulu. Hal ini
tergantung dari tujuan awal peneliti. Namun pengumpulan data kuantitatif dan
kualitatif secara bersaman dianggap paling efektif karena tidak membutuhkan
waktu lama dalam proses pengumpulannya.
2. Bobot
Bobot yang dimaksud dalam merancang prosedur mixed methods adalah
prioritas yang diberikan antara metode kuantitatif atau kualitatif. Dalam studi
tertentu bobot dapat sama atau seimbang. Dalam beberapa penelitian lain
mungkin lebih menekankan pada satu metode. Penekanan pada satu metode
tergantung dari kepentingan peneliti, keinginan pembaca (seperti pihak
kampus, organisasi profesional) dan hal apa yang ingin diutamakan oleh
peneliti.
3. Pencampuran
Pencampuran berarti bahwa data kuantitatif dan kualitatif dikombinasikan
dalam beberapa cara. Peneliti bisa mengumpulkan data kuantitatif dan
kualitatif secara konkuren, kemudian menggabungkan atau meleburkan secara
utuh kedua data tersebut dengan mentransformasi data kualitatif menjadi
angka-angka yang bisa dihitung (kuantitatif). Selain itu, jika peneliti tidak
menggabungkan kedua data tersebut, peneliti bisa menjadikan salah satu data
sebagai data sekunder dan data lainnya sebagai data primer, dimana data
sekunder berperan sebagai pendukung atau penjelas dari dari primer.
4. Teorisasi
Dalam merancang metode campuran sangat penting untuk
mempertimbangkan perspektif teori yang dapat menjadi landasan bagi
keseluruan proses penelitian. Teori tersebut berperan untuk membentuk dan
menentukan rumusan masalah yang diajukan, objek penelitian, metode
pengumpulan data serta implikasi-implikasi yang diharapakan dari penelitian.

3. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Campuran (Mixed Method)


Pada dasarnya jika dibandingkan dengan metode lain, metode campuran lebih
banyak kelebihan dibandingkan kelemahan. Hal ini dikarenakan, metode campuran
bertujuan untuk menutupi kelemahan atau kekurangan dari metode kuantitatif dan
kualitatif. Secara umum dalam penerapan metode campuran, Iskandar dkk, (15 : 2021),
menemukan beberapa keunggulan, yaitu:
a. Metode campuran menyediakan bukti yang lebih komprehensif dalam mempelajari
masalah penelitian dibandingkan dengan penelitian kuantitatif dan kualitatif saja.
b. Hasil penelitian menggunakan metode campuran tidak bersifat umum, tetapi
memberikan hasil yang lebih mendalam. Hal ini dikarenakan instrumen penelitian
digunakan dapat dikembangkan berdasarkan hasil data penelitian salah satu metode
utama yang telah digunakan.
c. Metode ini memberikan kemudahan kepada peneliti, karena menyediakan banyak
desain penelitian yang sesuai dengan masalah penelitian pada berbagai bidang
penelitian.
d. Dengan menggunakan metode campuran, peneliti dapat menemukan temuan lain di
luar dugaan peneliti yang akan mendukung hasil penelitian.

Sedangkan, jika dilihat dari kekurangannya, metode ini memiliki kekurangan dari hal-
hal kecil saja. Sebagai contoh, dalam hal instrumen penelitian. Peneliti perlu menyiapkan
instrumen yang lebih banyak dibandingkan dengan metode lainnya, karena dampak dari
gabungan dua metode. Dalam hal waktu, penelitian campuran membutuhkan waktu yang
lebih lama dibandingkan metode kuantitatif. Dalam hal penerapan, peneliti diwajibkan
memahami jenis penelitian kuantitatif dan kualitatif.

Referensi
Iskandar, Nehru, & Riantoni, C. 2021. Metode Penelitian Campuran: Konsep, Prosedur,
dan Contoh Penerapan. Pekalongan: NEM (Nasya Expanding Management).
Diakses melalui http://repository.uinjambi.ac.id/11459/
Masrizal. 2012. Mixed method research. JKMA: Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas,
vol. 6, no.12. Diakses melalui
http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/article/view/89

Anda mungkin juga menyukai