Anda di halaman 1dari 6

MEMBUAT DIAGRAM “MODEL-PENELITIAN”: SUATU

PEMIKIRAN
Syamsul Alam Paturusi, Program Magister Kajian Pariwisata
syamsul_alam_paturusi@yahoo.fr

Tulisan ini sepenuhnya merupakan pendapat pribadi yang kebenarannya masih bisa diperdebatkan (debatable). Karenanya,
sangat terbuka komentar, pendapat darimanapun untuk menyempurnakannya.

Model Penelitian (selanjutnya disingkat MP) adalah satu komponen pada penulisan Tesis/Disertasi di
Pasacasarjana Unud, khususnya pada penelitian kualitatif. Selain diagram MP juga dikenal diagram
lainnya yaitu “Kerangka Berpikir” (KB). Kedua diagram ini dalam penulisan Tesis/Disertasi mahasiswa,
nyaris tidak bisa dibedakan dalam bentuk penyajiannya (Lihat lampiran 1). Ketidaksamaan pendapat
dan pengertian mengenai hal ini juga dialami oleh para pengajar, sehingga dalam proses bimbingan
dan evaluasi ujian, substansi ini seolah dikesampingkan dan cenderung merujuk pada apa yang telah
dibuat sebelumnya. Tujuan tulisan ini adalah sebagai upaya memperjelas substansi MP pada “Buku
Pedoman” dan tentu saja menyamakan persepsi di antara pengajar dan karyasiswa.

Apakah MP memang sama dengan KB?. Di dalam buku pedoman “Penulisan Usulan Penelitian, Tesis
dan Disertasi”, dalam penjelasannya kedua diagram tersebut berbeda. Menurut buku pedoman, KB
adalah “hasil abstraksi dan sintesis teori dan kajian pustaka yang dikaitkan dengan masalah
penelitian, disusun berdasarkan studi teoritik dan proses berpikir deduktif dan studi empirik yang
merupakan hasil penelitian terdahulu” (hal.8), sedangkan MP adalah abstraksi dan sintesis antara
teori dan masalah penelitian (hal. 12). Dari pengertian ini secara illustratif keduanya dapat dilihat
pada Gambar 1a dan 1b.

Proses deduksi STUDI


TEORITIK MASALAH
+ PENELITIAN
STUDI
Penelitian terdahulu EMPIRIK

Gambar 1a Kerangka Berpikir

MASALAH
TEORI PENELITIAN

Gambar 1b Model Penelitian

Sampai ditahap ini penjelasan dan pemahaman yang dapat diperoleh dari Buku-Panduan, namun
ketika akan dieksekusi secara operasional dalam penulisan Tesis/Disertasi, tidak ditemukan petunjuk
atau penjelasan misalnya berupa contoh-contoh konkrit bagaimana membuat kedua diagram
tersebut.

1
ASAL USUL

Di dalam penelusuran berbagai sumber informasi – internet dan buku Metode Penelitian - istilah MP
tidak ditemukan. Kalaupun ada, misalnya dipadankan dengan terjemahan Research Model,
pengertiannya tidak sinkron dengan informasi yang diharapkan1. Justru yang banyak diulas dari
berbagai sumber adalah istilah Kerangka Berpikir (framework for thinking). Pencarian berdasarkan
penelusuran “kata” menemui kesulitan, maka dilakukan pencarian selanjutnya berdasarkan makna
yang dikandung dari istilah tersebut dengan berbekal Buku Pedoman dari Pascasarjana seperti yang
telah dijelaskan sebelumnya. Dari pendekatan ini, ditemukan beberapa pengertian yang agak mirip
meski tidak persis sekali, misalnya di Wikipedia ditemukan istilah: relational “logical” model dan
entity-relationship diagram dan juga: literature map of the research (Cresswell, 2009. p.39).

Dari acuan di atas didapat simpulan bahwa, ada dua macam diagram, yaitu: (1) Diagram prosedur dan
proses, dan (2) diagram hubungan.

Diagram prosedur contohnya adalah diagram bagan alir (flowchart) yang menggambarkan suatu
tahapan tahapan kegiatan mulai dari masukan, proses, dan luaran, juga sering dibarengi dengan
umpan balik (feedback control). Bentuk diagram seperti ini memiliki banyak varian, termasuk dalam
kategori pendekatan sistem.

Diagram hubungan (relationship), adalah diagram yang menggambarkan hubungan atau keterkaitan
antara dua atau lebih faktor (fenomena), hubungan sebab-akibat. Contoh yang paling sederhana
bentuk diagram ini adalah “Diagram struktur organisasi”.

Dari pengertian ini dapat disimpulkan bahwa: Diagram Kerangka Berpikir (KB) termasuk dalam
kategori DIAGRAM PROSEDUR; sedangkan MODEL PENELITIAN (MP), termasuk dalam kategori
DIAGRAM HUBUNGAN, hal ini sinkron dengan Buku Pedoman yang menyatakan bahwa MP adalah
penyajian grafis yang MENGHUBUNGKAN antara MASALAH dan TEORI. Sekedar mengingatkan
bahwa, MP ini hanya ada di Penelitian Kualitatif yang dicirikan dengan: tidak adanya variabel yang
harus diverifikasi; peranan Teori tidak serigid dibanding penelitian kuantitatif dimana Teori sebagai
“pengarah”; dan rumusan masalah bisa berubah pada tahapan apa saja dalam proses penelitian.
(Babbie.2007; Booth, 2008; Nusa Putera, 2011; Kumar 2014).

Dengan demikian, penyajian diagram MP yang selama ini mirip sebagai suatu prosedur mestinya perlu
diluruskan. Demikian halnya pencantuman materi “metode penelitian” dalam diagram ini juga
mestinya belum muncul, karena posisi MP ini berada SEBELUM Bab Metode Penelitian. Artinya
metode penelitian yang digunakan belum diketahui. Secara logika, substansi yang masuk dalam MP
adalah terbatas pada materi yang telah dibahas pada Bab –Bab sebelumnya (Rumusan Masalah,
Teori).

1
Model Penelitian adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang diragakan
dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik tertentu. Esensinya menyatakan hipotesis
penelitian. Sebagai suatu kontruksi kerangka pemikiran, suatu model akan menampilkan: (a) jumlah variabel
yang diteliti, (b) prediksi tentang pola hubungan antar variabel, (c) dekomposisi hubungan antar variabel, dan
(d) jumlah parameter yang diestimasi (Sambas Ali Muhidin, 2011)

2
USULAN PRAKTIS MEMBUAT DIAGRAM MODEL PENELITIAN

Ada dua tahapan utama yang harus dilakukan untuk membuat MP, yaitu:

1. Identifikasi hubungan antara Rumusan Masalah satu dengan lainnya.


2. Identifikasi Teori hubungannya dengan Rumusan Masalah.

Penjelasan kedua tahapan tersebut diuraikan sebagai berikut.

1. Tahap Identifikasi hubungan antara Rumusan Masalah.

Tahapan ini adalah upaya untuk mengidentifikasi dengan cermat hubungan antara Rumusan Masalah
(RM) satu dengan lainnya. Sebagai contoh dalam uraian ini diambil 3 (tiga) RM, yaitu RM1, RM2 dan
RM3.

Ada berbagai alternatif kemungkinan hubungan antara RM, antara lain:

1. Type 1 (Connecting, accumulation)

RM1 RM2 RM3


Pada Type ini RM sangat bergantung dari jawaban RM sebelumnya, misalnya untuk menjawab RM2
harus menunggu jawaban RM1, demikian juga untuk RM3.

Contoh mudah dalam kehidupan sehari hari. Suatu saat motor anda tidak mau hidup, maka
pertanyaan pertama yang anda ajukan adalah “apa penyebab motor tidak mau hidup” (kemudian
terjawab bahwa akinya rusak); baru pertanyaan kedua muncul “ aki apa yang terbaik untuk motor
tersebut” (yang kemudian terjawab “aki kering merek Yuasa”); dari jawaban ini kemudian menyusul
pertanyaan ketiga “dimana aki seperti tersebut dijual?”. Artinya, pertanyaan dan jawaban ini
berurutan. Pertanyaan kedua muncul setelah jawaban pertama terjawab, demikian seterusnya.

2 . Type 2 (Converging)

RM1
RM3

RM2
Pada Type 2, antara RM1, RM2 tidak ada hubungan. Namun untuk menjawab RM3 jawaban RM1 dan
RM2 sangat menentukan.

3.Type 3 (Diverging, Independent)

RM1

RM2
3
Pada Type 3, antara ketiga RM tidak bergantung satu dengan lainnya (independent). Setiap RM
diselesaikan sendiri sendiri tanpa ketergatungan dengan RM lainnya.
RM3
Tidak menutup kemungkinan adanya variasi lain selain ketiga Type di atas, hal ini sangat tergantung
dari RM setiap Tesis/Disertasi yang memiliki keunikannya masing masing. Hubungan antara RM akan
bertambah variasinya seiring dengan bertambahnya jumlah RM. Tahapan identifikasi antara RM perlu
dicermati dengan matang dan kritis sebelum menetapkannya, misalnya dengan memperhatikan
penelitian penelitian sebelumnya.2

2. Tahap Identifikasi Hubungan Rumusan Masalah dengan Teori

Setelah menetapkan Type RM, selanjutnya adalah mencocokkan Teori yang digunakan/ berkontribusi
untuk memecahkan setiap RM . Tahapan ini bertujuan untuk memilih dan memilah Teori yang tepat
digunakan dalam suatu penelitian. Dengan demikian, bisa dihindari adanya Teori yang hanya sekedar
pajangan, namun tidak jelas penggunaan dan konstribusinya dalam memecahkan masalah. Juga
sekaligus dapat menghindari kumpulan Teori yang berserakan tanpa ikatan yang runtut dalam suatu
bingkai alur uraian yang jelas.

Secara sederhana penentuan teori yang digunakan sangat ditentukan oleh masalah yang akan
dipecahkan. Kadangkala satu masalah, untuk memecahkannya dibutuhkan satu teori saja. Pada kasus
yang lain butuh dua, atau tiga teori secara eklektik. Sebaliknya, bisa saja secara ekstrim terjadi, satu
Teori digunakan untuk tiga RM. Jadi sangat kasuistis sifatnya, tidak bisa digebyah-uyah seperti
Panacea3.

Penggambaran secara grafis hubungan antara RM dengan TEORI inilah yang akan menjadi pola dasar
dalam pembuatan diagram Model Penelitian. Contoh Gambar 2 menggambarkan hubungan tersebut
sebagai Model Penelitian

Misalkan dalam suatu Tesis/Disertasi menggunakan Type 2, maka penggambaran Model Penelitiannya
adalah:

Masalah Penelitian
(Problem Research)
Problem Question

RM1
TEORI TEORI
RM3
A B
RM2

TEORI
C

2
Akan dibahas pada bagian akhir tulisan ini.
3
Obat untuk penyakit apa saja. Istilah yang digunakan untuk menggambarkan satu usulan pemecahan masalah
untuk mengatasi masalah apa saja. Ringkasnya hanya satu obat untuk mengobati penyakit apa saja.

4
Gambar 2. Model Penelitian (MP)

Pada contoh model ini digunakan 3 (tiga) Teori (A,B dan C). Teori A digunakan untuk membahas RM1
dan RM2; Teori B hanya digunakan untuk membahas RM3; dan Teori C digunakan untuk RM2 dan
RM3

KONSEP tidak dimasukkan dalam model penelitian, karena fungsinya hanya untuk memperjelas,
mendefinisikan kata atau kalimat yang ada pada Judul Tesis/disertasi dan Rumusan Masalah4. Sifatnya
bukan substantif.

Demikian halnya dengan KAJIAN PUSTAKA5 yang merupakan kajian empirik terhadap penelitian
terdahulu. Fungsinya hanya mempertajam bentuk/pola Type hubungan antara Rumusan Masalah,
misalnya berdasarkan penelitian terdahulu menunjukkan bahwa untuk meneliti Kasus X, pola
hubungan antara RM pada umumnya berbentuk Type 1 atau 2 atau 3 dan seterusnya.

Yang perlu ditambahkan pada Usulan Model di atas adalah kotak (box) MASALAH PENELITIAN
(Problem Research)6 yang memperlihatkan kesenjangan antara: cita Vs realita; Teori Vs Praktek;
Aturan Vs Realisasi dst. Posisi box dalam diagram adalah di bagian awal/dipuncak diagram (Lihat
Gambar 2)

Dari Gambar 2, terlihat bahwa bentuk diagram MP sangat sederhana, tidak seribet yang dibuat selama
ini. Mengenai diagram Kerangka Berpikir, tidak dibahas dalam tulisan ini, karena materinya bisa
ditemui dengan mudah di berbagai sumber (internet dan buku referensi). Sekali lagi, tulisan ini hanya
pendapat pribadi, yang bisa saja salah, tetapi bisa juga benar namun belum sempurna.

BACAAN

Babbie, Earl. 2007. The Practice of Social Research. Eleventh Edition. Belmont-USA: Thomson-
Wardworth

Booth,Wayne C., Colomb, Gregory G., Williams, Joseph M. 2008. The Craft of Research. Chicago: The
University of Chicago Press

Creswell, John W., 2009. Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Method Approaches,
Third Edition. Thousand Oaks: Sage Publication.

Kumar, Ranjit. 2014. Research Methodology: a Step by Step Guide for Beginners. 4th edition.London:
Sage

Muhidin, Sambas Ali. 2011. Panduan Praktis Memahami Penelitian. Bandung: Pustaka Setia.

Nusa putera. 2011. Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: Indeks.

Pascasarjana Unud. 2014. Buku Pedoman Penulisan Usulan Penelitian, Tesis dan Disertasi.

Wikipedia. Diagram. http://en.wikipedia.org/wiki/Diagram (diakses 10 Sepetember 2014)

4
Sama dengan Definisi Operasional dalam Peneltian Kuantitatif.
5
Dalam tulisan yang akan datang, giliran Kajian Pustaka (Literatur Review) pada Buku Pedoman akan direview
6
Problem research tidak sama dengan Problem Question (biasanya diterjemahkan sebagai Rumusan Masalah)

5
LAMPIRAN 1

Contoh perbandingan antara diagram Model Penelitian (Gambar 4) dengan Kerangka Berpikir
(Gambar 5) yang dibuat selama ini oleh karyasiswa (catatan: Nyaris tidak bisa dibedakan)7

Gambar 4. Diagram Model Peneltian

7
Sumber: Gambar 4, Made Sandhi Yuliarsa (Disertasi S3 Pariwisata); Gambar 5, Gusti Ngurah Kama Wijaya (S2
Ilmu Lingkungan)

Anda mungkin juga menyukai