Anda di halaman 1dari 15

BAB III : IDE DARI SKEMA

DIBUAT UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS


MATA KULIAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
MATEMATIKA
DOSEN PEMBINA : DR. TATAG YES, M.PD

OLEH :
1. DZIKRA FUADIAH
2. FARIZ SETYAWAN

(137785071)
(137785073)

PENDIDIKAN MATEMATIKA PROGRAM PASCASARJANA


UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2014

BAB III
IDE DARI SKEMA
A. Pendahuluan
Pada pembahasan bab sebelumnya, kita terfokus pada bagaimana konsep tunggal
terbentuk. Pada hakekatnya setiap konsep, kecuali konsep dasar, diturunkan dari konsep lain
dan memberikan kontribusi untuk membentuk konsep lain di dalam suatu struktur. Dengan
kata lain pada setiap level klasifikasi memungkinkan suatu alternatif konsep satu ke struktur
lain dan dengan konsep yang lain. Contohnya, sebuah mobil dapat diklasifikasikan sebagai
sebuah alat transportasi seperti halnya bus, kereta, atau pesawat. Selebihnya, sebuah konsep
dimana kita kaitkan sejauh ini tidak berarti satu-satunya jenis klasifikasi. Jika diberikan
kumpulan pasangan objek, mungkin dapat kita kaitkan bedasarkan gagasannya. Contohnya:
No
1

Contoh Pasangan Objek


Makasar-Sulawesi Selatan
Surabaya-Jawa Timur
Denpasar-Bali
Bristol Inggris
Hull Inggris
Rotterdam Belanda

Ide Penghubung
Ibukota dari

Pelabuhan di

Pada contoh penghubung dari ide-ide tersebut merupakan sebuah konsep dari ide baru
yang dinamakan relasi. Sebuah relasi matematika dapat dilihat sebagai sebuah koleksi dari
pasangan, contohnya
No

Contoh Pasangan Objek

Ide Penghubung

6,5 , 2,1 , 9,8 , 32 ,31 ,

Satu lebihnya dari

1 2 1 2 1 2
, , ,
2 4 , 3 6 , 4 8

senilai dengan

Relasi senilai dengan sekalipun tidak identik merepresentasikan angka yang sama.
Namun perhatikan bahwa dalam matematika, merupakan hal biasa menyertakan pasangan
objek dalam relasi dengan tanda kurung. Selain itu, urutan dari setiap pasangan diperhatikan

(ordered pair), sebagai contoh (5,6); (1,2); (8,9); (31,32) berbeda dengan (6,5); (2,1);(9,8);
(32,31)
Relasi matematika yang diberikan di contoh pada paragraf terakhir dipilih untuk
mengkhususkan dua jenis relasi yaitu relasi urutan dan relasi senilai (ekuivalen). Relasi
urutan antara lain lebih dari, berasal dari, terjadi setelah dst. Relasi ekuivalen antara lain
ukuran sama seperti, memiliki hubungan dengan, memiliki warna yang sama dengan,
dst. Kedua relasi tersebut memiliki sifat-sifat umum yang penting. Maka konsep tersebut
tidak hanya memiliki struktur hirarki dari sebuah konsep lain, melainkan juga struktur lain
dari relasi individual dan relasi kelas yang saling berhubungan dengan struktur sebelumnya.
Untuk pemahaman yang lebih mendalam terkait dengan relasi ini, kita ambil penekanan
kepada contoh pertama. Contoh pertama menunjukkan adanya dua struktur kelas konsep
yang berbeda. Kelas konsep pertama adalah rumah adat yang diwakilkan oleh Makassar,
Surabaya, dan Denpasar sedangkan pada kelas konsep kedua adalah propinsi di Indonesia
yang diwakili oleh Sulawesi Tenggara, JawaTimur, dan Bali. Dengan adanya relasi
ibukota dari menyebabkan terbentuknya struktur baru, yaitu struktur relasi individu
dan struktur relasi kelas. (Surabaya, Jawa Timur) adalah salah satu contoh struktur relasi
individu, sedangkan gabungan struktur relasi individu membentuk struktur relasi kelas.
Berawal dari sesuatu yang dapat dilakukan untuk suatu gagasan inilah yang nantinya muncul
suatu transformasi atau sering disebut sebagai suatu fungsi.
Beberapa hubungan silang terbentuk dari kemampuan kita untuk menurunkan dari
suatu ide ke ide lain.
Contoh:

baik buruk

panas dingin

tinggi rendah

Contoh lain:

baik terbaik

buruk terburuk

tinggi tertinggi

Sesuatu yang dapat kita lakukan pada sebuah ide dinamakan transformasi, atau
lebih umumnya sebuah fungsi. Ada beberapa jenis fungsi yang dapat kita kombinasikan dari
dua fungsi khusus untuk mendapatkan fungsi lain (seperti mengkombinasikan dua nomor
untuk mendapatkan nomor lain). Sebagai suatu contoh dengan mengkombinasikan dua fungsi
diatas diperoleh
baik terburuk, panas terdingin, dst

Jadi fungsi adalah kedua contoh ide yang menghubungkan antara satu dengan yang
lain dan

juga merupakan sebuah sumber hubungan lain antara ide-ide yang dapat

diaplikasikan.

Telah

dijelaskan

singkat

tentang

sekilas

keragaman

cara

untuk

menghubungkan konsep dan cara menghasilkan sebuah struktur. Kajian tentang struktur dan
cara membentuknya berperan penting dalam matematika. Kedua kajian tersebut (fungsi)
adalah hal yang mendasar dalam mempelajari psikologi pembelajaran matematika.
Istilah psikologi umum dalam sebuah struktur mental adalah skema. Istilah tersebut
tidak hanya mengenai struktur kompleks dari konsep struktur matematika, tetapi merupakan
struktur sederhana yang menghubungkan aktivitas sensori motorik. Disini kita memerhatikan
secara keseluruhan dari skema konsep abstrak. Pada bab sebelumnya telah ditunjukkan
bahwa suatu konsep berawal dari pengalaman sensori, aktivitas motorik, dari kehidupan
sehari-hari, tetapi kemudian dipisahkan dari asalnya dan pengembangan selanjutnya
diperoleh dari interaksi satu dengan yang lain. Jadi, sebuah skema memiliki dua fungsi utama
yaitu menghubungkan pengetahuan sebelumnya dan sebagai alat mental dalam pembelajaran
berikutnya dan membentuk suatu pemahaman.
B. Fungsi Integratif dari Sebuah Skema
Ketika mengenali sesuatu sebagai sebuah contoh konsep, kita sadar akan konsep ini
berada pada dua level, yaitu konsep tersebut sebagai konsep itu sendiri dan konsep sebagai
bagian dari suatu kelompok. Oleh karena itu, ketika melihat sebuah mobil, secara otomatis
mengira bahwa itu adalah mobil pribadi. Tetapi kelas konsep dihubungkan oleh skema
mental kita dengan konsep lain yang lebih besar, dimana dapat membantu untuk
menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi berbeda dimana sebuah mobil dapat membentuk
bagian. Andaikan sebuah mobil dijual, maka segala pengalaman motorik dibawa kembali,
hal-hal tentang keadaan mobil diingat kembali, dan pertanyaan-pertanyaan akan muncul
sendiri. Misalkan harga mobil tersebut tidak sesuai dengan uang yang kita miliki. Maka
kredit dari bank, pinjaman, muncul ke pikiran kita. Misalkan, mobil yang kita kendarai
mogok, maka segala instrumen yang dapat membantu seperti derek mobil, telepon umum ada
di dalam pikiran kita.
Kebanyakan skema-skema tersebut mungkin telah dihubungkan dengan konsep mobil
yang sebelumnya. Tetapi misalkan ketika mobil diparkir di tepi pantai dan melihat roda mobil
berada pada lempung. Masalah tersebut, menghubungkan skema tentang lempung yang
disebabkan oleh air pasang, dan skema-skema lain yang tersedia.

C. Skema sebagai Pembelajaran Lanjut


Skema dimiliki sebelumnya diperlukan untuk mempelajari pengetahuan lebih lanjut.
Hampir semua yang akan pelajari tergantung pada pengetahuan lain yang diketahui
sebelumnya. Untuk mengetahui pesawat terbang kita harus mengetahui aerodinamika, yang
dipengaruhi oleh kemampuan kalkulus, yang membutuhkan pengetahuan aljabar, dan yang
bergantung pada aritmetika.
Prinsip ini ketergantungan dari pengetahuan baru yang harus memiliki pengetahuan
sebelumnya merupakan generalisasi dari prinsip kedua dari pemahaman konsep. Secara
umum, sebuah fitur baru menjadi penting dan tidak terperhatikan ketika kita berkonsentrasi
pada pembelajaran konsep khusus, meskipun menggunakan konsep sebelumnya konsep baru
tampak tertanam baik. Sebagai sebuah pendahuluan, akan sangat berguna melihat suatu
eksperimen yang bertujuan untuk mengisolasi faktor-faktor yang ada dalam sebuah skema
dalam pembelajaran, tepatnya, untuk mengetahui perbedaan antara adanya dan tidak adanya
skema yang cocok yang dibuat sebagai materi baru yang dapat dipelajari.
Untuk tujuan dari sebuah eksperimen, sebuah eksperimen buatan direncanakan, seperti
simbol suku Red-indian yang bermula dari 16 simbol dasar seperti gambar:
Pengetahuan 1

Pada hari kedua penerjemahan memasangkan simbol menjadi simbol baru yang terdiri
dari dua atau tiga simbol seperti berikut:
Pengetahuan 2

Arti dari grup-grup kecil simbol dihubungkan ke arti dari setiap simbol dasar. Pada
hari ketiga dan keempat kelompok yang diajarkan mulai meluas, artinya terjemahan itu

terkait ke kelompok yang lebih kecil. Berikut beberapa contoh (perhatikan bahwa (()) berarti
jamak).
Pengetahuan 3

Pengetahuan 4

Tugas final pada hari keempat digunakan untuk mempelajari dua halaman dari
simbol, dimana setiap halaman mengandung seratus simbol dalam sepuluh kelompok yang
terdiri dari 8 sampai 12 simbol. Pada halaman satu dari setiap kelompok diberikan terjemahan
yang berhubungan dengan kelompok yang lebih kecil, seperti pada contoh yang diberikan.
Pada halaman lain berisi kelompok simbol yang memiliki arti yang sama terhadap kelompok
yang dibandingkan, tetapi tidak untuk subjek penelitian. Kelompok pembanding telah
mempelajari simbol yang sama tetapi artinya berbeda. Jadi pada tugas final tiap kelompok
memiliki pendekatan pada suatu halaman dan pendekatan lain pada halaman yang berbeda.
Dengan kata lain, pendekatan yang dilakukan dalam satu kelompok bermakna bagi dirinya
dan tidak bermakna bagi kelompok lain, dan sebalikannya.
Ketika hasil dari penstrukturan dari sebuah pembelajaran dibandingkan, maka
hasilnya pun berbeda
Tabel 1. Persentase pengulangan (Semua subjek (%))
Saat pembelajaran
Skematik

69

Setelah satu hari


69

Menghafal

31

23

Setelah empat
minggu
58
8

Pada kasus ini, kemampuan mengulang dengan belajar secara skematik dua kali lebih
baik daripada yang menghafal; dan dalam 4 minggu porsi kemampuan mengulang berubah

tujuh kali. Pembelajaran skematis bukan hanya merupakan pembelajaran yang lebih baik,
tetapi juga mudah dipertahankan.
Secara objektif, dua halaman simbol sama untuk semua subjek penelitian.
Perbedaannya adalah pada struktur mental yang dijadikan tugas. Lebih jelasnya, skema yang
dibangun pada pembelajaran sebelumnya akan menjadi hal krusial untuk dikuasai dalam
mempelajari materi selanjutnya. Ketika pembelajaran dilakukan secara skematis-dimana pada
konteks terkini- kita tidak hanya belajar secara efisien untuk menghadapi sesuatu, kita
mempersiapkan alat mental untuk mengaplikasikan pendekatan yang sama pada
pembelajaran mendatang. Selain itu, efek dari menggunakan alat ini adalah menggabungkan
konten sebelumnya dari sebuah skema. Hal ini yang menyebabkan penggunaan skema
memberikan manfaat untuk mengingat lebih baik.
Belajar skematik memberi keuntungan daripada belajar hafalan. Keuntungan tersebut
antara lain:
1) Belajar lebih bermakna
2) Belajar lebih efisien
3) Belajar menyiapkan sebuah akal pikiran untuk menerapkan pendekatan yang sama
pada tugas belajar di kemudian hari.
Belajar dengan menggunakan skema juga mempunyai beberapa kerugian, antara lain:
1) Pada tugas yang terbatas, pembelajaran skematis membutuhkan waktu yang lama.
Aturan dalam menyelesaikan sebuah persamaan sederhana dapat diingat dalam waktu
yang singkat daripada mencapai pemahaman. Sebagai contoh, akan sangat mudah dan
tidak mengalokasikan waktu yang cukup lama jika membelajarkan menyelesaikan
persamaan linear satu variabel dengan menggunakan istilah pindah ruas daripada
menggunakan istilah mengurangkan masing-masing ruas dengan, atau membagi
masing-masing ruas dengan.
2) Skema mempunyai daya selektif yang kuat
Pengalaman baru akan mempengaruhi skema yang telah ada. Apabila skema yang ada
diserang dengan jumlah yang besar maka akan mudah dilupakan. Jika skema yang
baru tidak sesuai dengan skema yang lama, maka diperlukan perubahan dari terhadap
susunan skema. Ada dua cara agar skema baru dapat dapat diserap oleh skema lama.
Cara pertama adalah dengan proses asimilasi, yaitu proses penyerapan skema baru
yang skema baru tersebut telah sesuai atau cocok dengan dengan skema lama. Cara

kedua adalah akomodasi, yaitu proses merubah skema lama yang dimiliki oleh
individu karena skema lama tidak sesuai dengan informasi yang baru.
Contoh: ketika anak membedakan orang pribumi dengan orang asing, proses asimilasi
terjadi pada saat adanya skema bahwa orang asing adalah orang yang datang dari luar
negeri, berbahasa inggris dengan logat yang berbeda. Tetapi ketika si anak tersebut
pergi ke luar negeri, dia menemukan bahwa dirinya sendiri dideskripsikan sebagai
orang asing. Berdasarkan asimilasi yang telah terjadi sebelumnya maka terbentuklah
ide baru bahwa orang asing adalah orang yang tidak di negaranya sendiri, maka inilah
yang disebut akomodasi.
Hal ini mengantarkan kita untuk mempertimbangkan kesesuaian pada level baru.
Selebihnya skema merupakan instrumen penyesuaian utama yang digunakan secara efektif
oleh suatu organisasi pengetahuan yang ada, dalam menyelesaikan masalah, dan mempelajari
pengalaman yang baru (mungkin saja penyelesaian masalah menjadi masalah baru
kedepannya). Maka hal penting dari sebuah skema adalah perubahan stuktur yang harus
sesuai dengan apa yang dihadapi. Selain stabil, skema yang berkembang dari pengalaman
sebelumnya melalui asimilasi data. Rekonstruksi sangat diperlukan sebelum situasi tersebut
untuk dipahami. Mungkin ini sulit dan gagal. Pengalaman baru yang tidak berhasil
diinterpretasikan mengakibatkan kemampuan menyesuaikan diri berkurang, sehingga
seseorang tidak dapat mengatasinya.
Salah satu skema konsep dasar matematika yang dipelajari adalah sistem bilangan
asli, yaitu himpunan dari bilangan dengan operasi penjumlahan dan perkalian. Ketika
menghitung sampai 10, seorang anak dapat berproses sampai 20, dan melanjutkan
hitungannya. Menambahkan sebuah bilangan, dengan bantuan benda kongkret, dapat segera
dipelajari. Pengembangannya adalah penambahan dari dua buah bilangan, awalnya, yang
kemudian dilanjutkan dengan pemahaman nilai dari suatu bilangan bedasarkan nilai tempat,
dan ini harus dikuasai seterusnya sehingga pengembanganya menjadi lebih baik. Perkalian
adalah penjumlahan berulang, yang juga merupakan sebuah pengembangan.
Hal lain, pecahan,

yang merupakan sistem bilangan baru, dan merupakan

pengembangan dari sistem sebelumnya. Sistem numerasi ini berbeda dan memiliki
karakteristik baru, contohnya, tak hingga banyaknya pecahan dapat digunakan untuk
menyatakan bilangan yang sama. Perkalian tidak lagi dipahami dalam hal penjumlahan yang
berulang. Sebelum memahami sistem pecahan, skema tentang bilangan seharusnya dipahami

terlebih dahulu. Beberapa orang dalam kenyataannya tidak selalu dapat memahami pecahan
dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari. Mungkin guru belum memahami sistem
itu awalnya, dan kesulitannya terletak pada rekonstruksi khusus dimana membutuhkan anak
jenius pada saat materi tersebut diajarkan di umurnya.
Ada contoh yang menarik dalam sejarah matematika yang menunjukkan betapa
susahnya rekonstruksi dari sistem bilangan baru. Seperti Phyagoras yang menemukan sisi
miring segitiga siku-siku tidak selalu dapat dinyatakan sebagai bilangan rasional dan menjadi
hambatan bagi guru untuk menerangkannya. Bell (1937) mengatakan bahwa bilangan ganjil
muncul dari kredit dan utang, sebagai sebuah bilangan, yang dibenci sebagai hal yang
menjijikan seperti halnya bilangan imajiner. Sistem bilangan Hindu-arab juga mengalami
perlawanan di eropa pada abad ke 13, dan untuk beberapa wilayah dianggap ilegal. Tak boleh
dibicarakan, tidak alami, dan ilegal merupakan cara bagi manusia sebagai alat untuk bekerja
pada matematika saat ini dimana sudah dicirikan oleh matematikawan sebelumnya. Tetapi
sekarang kita mengerti pentingnya memahami skema kita, dengan mulai memahami sifat dari
reaksi terhadap ide baru apapun yang muncul.
D. Pemahaman
Kini akan dibahas tentang apa yang dimaksud dengan pemahaman. Memahami sesuatu
berarti mengasimilasi pemahaman ke skema yang tepat. Ini menjelaskan sifat subjektif
pemahaman dan juga memperjelas bahwa pemahaman bukan sekedar keadaan biasa. Kita
mungkin memperoleh pendapat subjektif tentang pemahaman terhadap proses asimilasi ke
skema yang tidak sesuai. Misalnya Bangsa Yunani memahami badai hujan petir dengan
mengasimilasikan suara petir ke skema sosok Zeus yang besar dan kuat yang sedang marah
dan melemparkan sesuatu. Padahal skema yang tepat adalah hal yang berkaitan dengan
kilatan listrik, sehingga pemikiran tersebut tidak bertahan hingga abad kedelapanbelas bahwa
ada kemungkinan pemahaman lain tentang petir yang sebenarnya. Langkah besar pertama
dilakukan oleh Benjamin Franklin, yang mengasimilasi konsep petir terhadap pelepasan
listrik. Pemahaman sebenarnya tentu melibatkan pengetahuan tentang proses ionisasi di
atmosfer. Hal tersebut melibatkan asimilasi ke skema yang lebih luas. Apa yang terjadi
dalam hal ini, skema dasar diperluas dan untuk asimilasi gagasan awal lebih ditambahkan,
contohnya dari suara ke suara, kilatan petir ke percikan listrik. Pengorganisasian internal
yang lebih baik dari suatu skema mungkin juga meningkatkan pemahaman dan jelas tidak ada
tingkatan dimana proses pengorganisasian tersebut lengkap. Satu tantangan untuk

peningkatan pemahaman lebih lanjut adalah keyakinan bahwa seseorang telah memahami
sesuatu secara penuh.
Telah dibahas sebelumnya apakah kita memahami sesuatu atau tidak dan apakah
ditemukan dengan benar. Ini adalah pendapat subjektif bahwa kita memahami sesuatu dan
terbuka terhadap kesalahan berpikir itu mungkin secara umum menandakan kita sekarang
mampu bersikap secara tepat dalam keadaan baru.
Perbedaan kemampuan beradaptasi antara yang mengetahui aturan dan yang memahami
aturan telah ditunjukkan baik melalui eksperimen M.A. Bell. * Contoh dipilih dari materi
topologi karena memiliki keuntungan skema relevant

dapat di bentuk cepat, dimana

kebanyakan cabang matematika lain membentuk skema relevan lebih lama.

Dua diagram di atas menunjukkan jaringan topologi, yang dibuat dari beberapa titik
yang disebut titik sudut yang dihubungkan oleh garis lurus atau lengkung yang disebut busur.
Melintasi jaringan berarti melewati lintasan yang tak terputus dimana setiap busur pada
jaringan tersebur dilewati hanya sekali saja. Beberapa percobaan akan menunjukkan bahwa
jaringan (1) dapat dilintasi dan jaringan (2) tidak. Berikut ini dua contoh lainnya.

Dengan cara coba-coba, mudah ditemukan bahwa jaringan (4) dapat dilintasi dan
jaringan (3) tidak, meskipun ini tidak sama halnya dengan membuktikan bahwa ini tidak
mungkin.

Saat jaringan menjadi lebih rumit, cara coba-coba menjadi lebih sulit, dan
kesimpulannya, khususnya secara negatif, mengatarkan pada kurangnya keyakinan. Terdapat
aturan sederhana. Hitung banyaknya busur yang bertemu di satu titik sudut. Sebut jumlah
tersebut sebagai order pada titik sudut tersebut. Singkatnya, kita katakan bahwa titik sudut
ganjil atau genap itu berdasarkan apakah ordernya ganjil atau genap.

Titik sudut dari order 3

Titik sudut dari order 4

Aturan: jaringan yang dapat dilewati jika dan hanya jika, jumlah dari titik sudut ganjil adalah
nol atau dua.
Dengan aturan ini mudah untuk mengecek apakah jaringan (6) dapat dilalui, dan
jaringan (5) tidak bisa. Jaringan yang lebih rumit menunjukkan kesulitan yang lebih besar.
Dua kelompok anak-anak umur sebelas tahun diperkenalkan tentang hal di atas.
Kelompok 1 diberikan aturan dan juga penjelasan (yang masih disembunyikan pada saat ini)
tentang alasan aturan tersebut. Kelompok 2 hanya diberikan aturannya saja. Kedua kelompok
diberikan duabelas masalah seperti di atas, termasuk beberapa jaringan yang cukup rumit.
Semua anak pada kedua kelompok dapat menyelesaikan semua masalah tersebut. Pada
keadaan ini tidak dapat dibedakan antara siswa yang mengerti penjelasan aturan dan yang
tidak.
Serangkaian permasalahan jaringan lain kemudian ditunjukkan kepada kedua
kelompok, dengan perbedaan kecil. Berikut ini empat jaringan biasa dari tugas tersebut.

10

Masalah baru yaitu (a) mencoba mencari jaringan yang dapat dilalui seperti sebelumnya,
tetapi akhir rute dari jaringan kembali ke titik awal; dan (b) mencoba mencari aturan untuk
menyelesaikannya.
Kelompok anak ketiga, tanpa memiliki pengalaman tentang permasalahan ini dan
tanpa pengetahuan tentang aturan ini, juga diberikan tugas baru ini. Hasilnya, yang berkaitan
dengan anak menemukan aturan baru yang benar, sebagai berikut:
Kelompok 1
(aturan pertama dengan
pemahaman)

sembilan anak
lebih dari duabelas

(75%)

Kelompok 2
(aturan pertama tanpa
pemahaman)

tiga anak
lebih dari sepuluh

(30%)

Kelompok 3
(tanpa memiliki
pengetahuan
sebelumnya)

dua anak lebih


dari duabelas.

(17%)

Hasil sebelumnya dari kelompok 1 dan 2 tidak dapat dibedakan, sebaliknya masalah
baru menunjukkan perbedaan yang besar. 75% dari kelompok pertama mampu beradaptasi
dengan tugas baru, tetapi hanya 30% dari kelompok kedua, yang mampu melakukannya
sedikit lebih baik dari pada kelompok yang tanpa pengalaman sebelumnya.
Sekarang ambil sehelai kertas dan salin hanya titik sudut-titik sudut saja dari jaringan
(1). Kemudian, gambar jaringan mulai pada sembarang titik sudut tanpa mengangkat pensil
dari kertas. (Ini berhubungan dengan melintasi). Perhatikan bahwa setiap saat masuk dan
keluar dari sebuah titik sudut, kamu menambahkan dua busur untuk jumlah busur yang
bertemu di titik sudut tersebut, sehingga kamu menambahkan order dari titik sudut dengan

11

dua. Sekarang lakukan hal yang sama dengan jaringan (4) dan jaringan (6), mulai dengan
sudut kanan atas.
Penjelasan ini tentunya lebih singkat dari pada yang diberikan kepada kelompok
anak-anak tadi. Ini diharapkan memberikan petunjuk yang cukup untuk memahami aturan
pertama. Seharusnya kita berhasil menemukan aturan kedua tanpa penjelasan.
Dari suatu pengalaman seseorang yang melakukan program pengajaran mahal yang
disebut Pengantar Topologi, dipublikasikanlah pengajaran tersebut. Pengajaran tersebut
hanya memberikan aturan pertama dan tanpa penjelasan. Pengajaran bentuk ini tidak hanya
sulit dalam beradaptasi ke masalah kedua; ini juga sulit menjawab pertanyaan relevan lain
seperti Bagaimana kita yakin bahwa aturan tersebut berlaku untuk jaringan lainnya?,
Akankah ini berlaku juga untuk jaringan tiga dimensi? dan khusunya pertanyaan
Bagaimana bisa kita yakin bahwa jaringan yang diberikan tidak dapat dilalui oleh seseorang
yang cukup pintar? Semua pertanyaan ini dapat dijawab oleh seseorang yang mengerti
penjelasan dari aturan, dengan cara demikian menunjukkan kemampuan beradaptasi lebih
besar terhadap skema ke masalah-malah baru.
E. Implikasi Skema terhadap Pembelajaran Matematika
Fungsi utama skema sebagai alat pembelajaran berarti skema awal yang tidak tepat akan
membentuk proses asimilasi pemikiran berikutnya jauh lebih sulit dan sepertinya tidak
mungkin.
Ketidaktepatan juga termasuk hal yang tidak tampak. Belajar memanipulasi simbolsimbol seperti cara mendapatkan jawaban benar mungkin sulit untuk membedakannya saat
pembelajaran konsep pada tahapan awal. Peserta didik tidak dapat membedakan benar atau
salah jika mereka tidak memiliki pengalaman memahami matematika. Dan semua guru dapat
melihatnya adalah simbol-simbol tersebut. Mereka tidak mengetahui apakah konsep-konsep
yang benar tersebut berkaitan atau tidak, atau tidak keduanya. Cara menemukannya yaitu
dengan mentes kemampuan beradaptasi pembelajar ke situasi baru yang berhubungan dengan
matematika. Dalam hal ini bukanlah tentang perhitungan mekanis. Sejumlah anak memiliki
kemampuan yang baik dalam hafalan dan kemapuan belajar matematika mungkin
dikembangkan hingga ke sebuah level yang mana hanya pada pembelajaran konseptual yang
sesuai dengan situasi ini. Pada tingkatan ini pembelajar mencoba untuk menguasai tugas baru
dengan cara-cara yang diketahui karena mereka hanya menghafal aturan untuk setiap jenis
masalah. Kini tugas membedakan keterkaitan konsep yang benar menjadi mustahil untuk

12

diselesaikan, bahkan kemampuan belajar siswa berhenti berkembang,

diiringi dengan

kesulitan, dan ada siswa lain yang berhenti menyelesaikannya.


Skema yang tepat adalah skema yang mempertimbangkan tugas pembelajaran jangka
panjang dan bukan jangka pendek. Sebagai contoh solusi persamaan biasanya berdasarkan
ide sebuah timbangan. Jika kita menambahkan atau mengurangi beban yang sama di kedua
sisi, timbangan tersebut tetap seimbang. Jadi kita bisa menemukan berat yang
menyeimbangkan berat yang tidak diketahui. Model ini juga membenarkan memindahkan
bilangan ke sisi lain dan merubah tandanya, karena kita akan mendapatkan hasil yang sama
dalam penjumlahan, misalnya memindahkan 3 kg ke sisi kiri timbangan, atau mengambil 3
kg itu dari sebelah kanan.

Pada tahap awal, skema sederhana patut disukai. Namun ia tetap memiliki kelemahan
dimana x adalah jumlah yang tidak diketahui dan kita harus menemukannya, dan ide
timbangan bukan merupakan konsep dasar matematika. Konsep dasar matematika adalah
variabel. Tetapi kelemahan utamanya adalah bahwa skema menyeimbangkan kedua sisi
tidak dapat diterapkan pada persamaan seperti:

4
dan
Seorang guru harus melihat lebih jauh tugas yang sedang dikerjakan siswa, dan jika
mungkinkan sampaikan ide-ide baru sehingga skema-skema jangka panjang yang sesuai
dapat dibentuk.
Meskipun memiliki kelemahan, skema di atas masih jauh lebih baik dari aturan-aturan
tanpa alasan yang terkadang diajarkan hanya karena masuk akal dan oleh karena itu
berkontribusi sebagai kegiatan yang berarti dalam matematika. Terkadang kita juga sulit
memilih antara skema jangka pendek tetapi mudah dan skema jangka panjang susah. Kita
harus merekonstruksi kembali skema, seperti yang telah kita ketahui, hal itu ada kesulitannya.
Jadi pilihannya tidak selalu mudah. Meski demikian, secara umum biasanya ide-ide jangka

13

panjang tidak sulit dipelajari tetapi hanya sulit menemukan awalnya saja. Hal tersebut
memindahkan kesulitan dari siswa ke guru.
Oleh karena itu, tanggung jawab guru pada tahap-tahap awal sangatlah besar. Mereka
harus yakin bahwa pembelajaran skematis terjadi, bukan hanya menghafal manipulasi
simbol-simbol. Mereka harus mengetahui tahap mana yang hanya membutuhkan asimilasi
langsung dan kapan rekonstruksi dibutuhkan, karena pada tahap berikutnya, kecepatannya
melambat dan perkembangan siswa diperiksa dengan lebih teliti. Guru harus merencanakan
dasar skema jangka panjang yang akan lebih mampu beradaptasi ke kebutuhan masa depan
maupun kebutuhan sekarang.
Memenuhi kebutuhan mendatang secara penuh tidaklah mungkin. Tingkat perubahan
matematika pada saat ini dan penerapannya, membuat tidak satu pun dapat mengetahui
tantangan masa depan yang harus pembelajar masa ini hadapi, dan tingkat perubahan
semakin meningkat. Jadi apa yang sebaiknya kita lakukan?
Bagian pertama dari jawaban hal tersebut adalah mencoba meletakkan dasar yang
terstruktur dengan baik dari ide matematika dasar yang bisa siswa bangun untuk menghadapi
permasalahan apapun di masa depan; yaitu dengan cara menemukan sendiri dan membantu
siswa lain menemukan pola-pola dasar. Kedua, mengajarkan kepada mereka untuk selalu
mencari skema sendiri; dan ketiga, mengajarkan mereka untuk selalu siap merekonstruksi
skema mereka, untuk menghargai nilai skema sebagai alat yang bisa berfungsi, tetapi mereka
juga harus mau menggantinya dengan yang baru. Langkah pertama adalah mengajarkan
matematika, sedangkan langkah kedua dan ketiga adalah mengajarkan mereka untuk belajar
matematika. Hanya dua langkah terakhir yang mempersiapkan anak-anak menghadapi masa
depan yang tidak menentu.

14

Anda mungkin juga menyukai