Ruang Vektor
Dr. Irawati
PE N D A HU L UA N
D alam buku materi pokok Aljabar II ini kita secara perlahan-lahan mulai
mengubah pendekatan kita dari pendekatan secara komputasi menjadi
pendekatan yang lebih umum. Yang dimaksud dengan pendekatan yang lebih
umum adalah penyelesaian masalah yang menuntut bukti, yang tentu saja
tidak dapat diselesaikan dengan komputasi rutin. Namun, pendekatan
komputasi tidak sepenuhnya kita tinggalkan, melainkan kita pakai untuk
mengilustrasikan dan menerapkan teori yang kita bahas.
Pembaca diminta untuk mengerjakan semua soal-soal latihan maupun tes
formatif (termasuk menuliskannya dengan rinci), untuk dapat mengikuti
semua modul secara utuh dan berkesinambungan.
Secara khusus untuk modul (pokok bahasan) Ruang Vektor ini, skalar
yang digunakan lebih umum, yakni himpunan yang memiliki struktur yang
sama dengan struktur yang dimiliki oleh himpunan bilangan real.
Secara umum setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan
memahami konsep lapangan, ruang F p , ruang vektor maupun subruang dan
dapat memeriksa apakah suatu himpunan vektor-vektor di suatu ruang vektor
bersifat bebas linear atau bergantung linear.
Secara lebih rinci, setelah mempelajari modul ini, Anda diharapkan
mampu:
1. memahami konsep lapangan dan ruang F p ;
2. menyelidiki apakah suatu vektor merupakan kombinasi linear dari
vektor-vektor yang diberikan;
3. menyelidiki apakah suatu himpunan merupakan suatu ruang vektor atas
suatu lapangan;
4. menyelidiki apakah suatu subhimpunan dari suatu ruang vektor
merupakan subruang;
1.2 Aljabar II
Kegiatan Belajar 1
Definisi 1.1
Suatu lapangan adalah suatu himpunan tak hampa F dengan dua
operasi, yaitu penjumlahan dan perkalian serta terdapat unsur 0 (nol)
dan 1 (satu) di F sehingga dipenuhi:
(i) ∀ x, y, z ∈ F, berlaku
1. x + y ∈ F (sifat tertutup)
2. x + y = y + x (sifat komutatif)
3. (x + y) + z = x + (y + z) (sifat asosiatif)
4. 0 + x = x (unsur nol)
(ii) ∀ x, y, z ∈ F, berlaku
1. xy ∈ F (sifat tertutup)
2. xy = yx (sifat komutatif)
3. ( xy ) z = x( yz ) (sifat asosiatif)
4. 1x = x (unsur satu)
(iii) ∀x, y, z ∈ F, x ( y + z ) = xy + xz (Sifat distributif)
(iv) ∀x ∈ F terdapat secara tunggal z ∈ F sehingga x + z = 0.
(z disebut unsur balikan dari x terhadap operasi penjumlahan).
(v) ∀x ∈ F, dengan x ≠ 0 terdapat secara tunggal y ∈ F sehingga
xy = 1 (y dikatakan unsur balikan dari x terhadap operasi
perkalian).
1.4 Aljabar II
Contoh 1.1
Lapangan yang kita kenal adalah ¡ = {bilangan yang nyata/real},
¤ = {bilangan rasional}, dan £ = {bilangan kompleks} terhadap dua
operasi, yaitu penjumlahan dan perkalian. Tetapi, himpunan bilangan bulat
¢ bukan merupakan lapangan terhadap dua operasi penjumlahan dan
perkalian karena terdapat bilangan bulat a ≠ 0 dan a ≠ 1 , tetapi tidak
terdapat bilangan bulat b sehingga ab = 1 [lihat sifat (v)]. ■
Pandang lapangan F seperti ruang R n, yang kita bahas pada mata
kuliah Aljabar Linear Elementer, sekarang kita definisikan ruang F p
sebagai berikut.
α1
F = M α1 ,L , α p ∈ F
p
α
p
+:F p× F p→F p
α1 β1 α1 + β1
M , M a M
α β α + β
p p p p
MATA4436/MODUL 1 1.5
o: F × F p → F p
Definisi 1.2
Misalkan v1 ,L , vn adalah vektor-vektor di F p
dan α1 ,L , α n
p
adalah skalar-skalar di F . Vektor di F yang berbentuk
w = α1v1 + L + α n vn dikatakan kombinasi linear dari v1 , L , vn .
Contoh 1.2
4
Pandang vektor-vektor di ¡ berikut.
2 2 1 0 0
1 1 0 1 1
v1 = , v2 = , v3 = , v4 = , v5 = .
3 2 0 2 1
2 1 1 0 0
1.6 Aljabar II
α =2
β+γ =1
2β + γ =2
α =1
tidak memiliki solusi, dengan kata lain v2 tak dapat ditulis sebagai
kombinasi linear dari v3 , v4 dan v5 .
■
p
Pandang himpunan F , yang telah dibahas di atas, beserta operasi
penjumlahan dan perkalian skalar. Maka, dapat ditunjukkan bahwa:
Berikut ini akan kita definisikan pengertian ruang vektor atas lapangan
F secara umum.
Definisi 1.3
Suatu ruang vektor V atas lapangan F adalah himpunan tak hampa V,
r
yang memuat vektor 0 dan dilengkapi dengan operasi penjumlahan
dan perkalian skalar sehingga dipenuhi:
(i) ∀u , v, w,∈ V , berlaku
1. u + v ∈V ( sifat tertutup)
2. u+v=v+u ( sifat komutatif )
3. (u + v) + w = u + (v + w) ( sifat asosiatif )
r
4. 0+u=u (vektor nol )
r
5. ∃ − u ∈V ∋ u + ( − u ) = 0 (−u vektor balikan dari u )
Teorema 1.1
Misalkan V suatu ruang vektor. Maka untuk 0, −1 ∈ F berlaku:
r
(i) 0v = 0, ∀v ∈ V
(ii) (−1)v = − v, ∀v ∈ V
1.8 Aljabar II
Bukti:
Misalkan v ∈ V sebarang, maka
(i) 0v = (0 + 0) v = 0v + 0v (sifat distributif)
0v + (− (0v)) = (0v + 0v) + (− (0v))
r
0 = 0v + ( 0v + ( − (0v) ) ) (vektor balikan dari 0v)
r r
0 = 0v + 0
r
0 = 0v (vektor nol)
r
(ii) 0 = 0v = (1 + (−1) ) v = 1.v + (−1)v
r
0 = v + (−1)v
r
− v + 0 = − v + v + (−1)v
− v = (−v + v) + (−1)v
r
− v = 0 + (−1)v
− v = (−1)v ■
Definisi 1.4
Pandang subhimpunan tak hampa U dari suatu ruang vektor V. Kita
katakan U sebagai subruang dari V, jika U juga merupakan ruang
vektor dengan operasi yang sama seperti operasi di V.
Sekarang akan kita lihat suatu lemma yang lebih operasional untuk
menyelidiki apakah suatu subhimpunan tak hampa dari suatu ruang vektor
merupakan subruang dari ruang vektor tersebut.
Lemma 1.1
Suatu subhimpunan tak hampa U dari suatu ruang vektor V merupakan
suatu subruang, jika dan hanya jika,
(i) jika u1 , u2 ∈ U maka u1 + u2 ∈ U
(ii) jika α ∈ F dan u ∈ U , maka α u ∈ U .
MATA4436/MODUL 1 1.9
Bukti:
Misalkan V suatu ruang vektor dan U adalah subruang dari V maka U juga
merupakan ruang vektor (berdasarkan Definisi 1.4), sehingga (i) dan (ii) jelas
dipenuhi.
Sebaliknya, misalnya (i) dan (ii) dipenuhi untuk U ⊆ V. Karena U tak hampa
r
maka terdapat u ∈ U . Dari Teorema 1.1 maka 0u = 0 ∈U (karena V suatu
ruang vektor). Sifat-sifat ruang vektor dan sifat-sifat yang lain jelas dipenuhi.
Jadi, U merupakan subruang dari ruang vektor V. ■
Contoh 1.3
(1) Misalkan A suatu matriks, dengan unsur pada lapangan F , berukuran
m × n. Pandang ruang baris A yaitu span {rl , ⋯, rm } , dengan merupakan
rl ,⋯, rm baris matriks A.
Maka span {rl , ⋯, rm } merupakan subruang dari F n . Ruang kolom A
yaitu Span {k1 ,⋯, k n } , dengan k1 ,⋯, kn merupakan kolom-kolom
matriks A, merupakan subruang dari F m . ■
α 0 + α1 x + L + α n −1 x n −1 + α n x n
(α 0 + α1 x + L + α n −1 x n −1 + α n x n ) + ( β 0 + β1 x + L + β s −1 x s −1 + β s x s )
n s m
= ∑α x + ∑ β x = ∑ ( α + β ) x , dengan m = maks (n,s)
i =0
i
i
i =0
i
i
i =0
i i
i
1.10 Aljabar II
n n
α (α 0 + α1 x + L + α n −1 x n −1 + α n x n ) = α ∑α x = ∑αα x .
i =0
i
i
i =0
i
i
( A + B)t = At + Bt = − A + − B = −( A + B) = −( A + B)
(α A)t = α At = α (− A) = −(α A).
Berarti A + B ∈ K dan α A ∈ K .
Jadi, K merupakan subruang dari Mm× n ( F ).
0 0
Tetapi A + B = tak memiliki invers, berarti A + B ∉ L .
0 0
O : R → R
Pandang O ∈V dengan:
x a 0, ∀x ∈ R
( O + f ) ( x) = O ( x) + f ( x) = 0 + f ( x) = f ( x), ∀x ∈¡
− f : R → R
Pandang − f ∈V dengan:
x a − ( f ( x) ) , ∀x ∈ R
Maka ( f + (− f ) ) ( x) = f ( x) + (− f )( x)
= f ( x) + ( −( f ( x) ) = 0 = O ( x), ∀x ∈ R
Jadi, f + (− f ) = O.
Maka V dengan operasi penjumlahan dan perkalian skalar di atas
merupakan suatu ruang vektor atas ¡ . ■
n n
x =
∑
i =1
α i vi dan y = ∑β v
i =1
i i
n
x + y = ∑
i =1
(αi + βi ) vi
demikian sehingga,
LAT IH A N
b) {(r ,L , r ) r
1 n 1
2
+ r2 2 + L + rn2 = 1 }
Jelaskan jawaban Anda.
2) Tentukan subhimpunan dari ruang fungsi kontinu dari R ke R yang
merupakan subruang
a) { f : R → R f kontinu, f ( x) = − f (− x), ∀ x ∈ R}
b) { f :R → R f kontinu, f solusi dari PD y" + y' = 2 y}
MATA4436/MODUL 1 1.13
Agar latihan Anda terarah dengan baik dan dapat memperkirakan hasil
latihan Anda, bacalah rambu-rambu jawaban Latihan.
1) a) {
Tulis S = (r1 ,L , rn ) ∈ R n r1 + 2r2 + L + nrn = 0 }
i) jelas S ⊂ ¡ n
{
b) Tulis K = (r1 ,L , rn ) ∈ R n r12 + L + rn 2 = 1 }
Pandang (1, 0,L , 0) ∈ ¡ n
dan 1 + 0 + L + 02 = 1 .
2 2
2) a) Tulis K = {( f : R → R f kontinu, f ( x) = − f (− x) ∀x ∈ R}
i) Pandang f ( x) = 0, ∀x ∈ ¡ .Jelas f kontinu di ¡ .
Maka − f (− x) = − 0 = 0.
Jadi, f ( x) = − f (− x), ∀x ∈ ¡ .
Berarti f ∈ K .
∴K≠∅
ii) Misalkan f ∈ K , berarti f kontinu di ¡ dan
f ( x) = − f (− x) , ∀x ∈ R.
g ∈ K , berarti g kontinu di ¡ dan g ( x) = − g (− x) , ∀x ∈ R .
Misalkan pula α ∈ R.
( f + g )( x) = f ( x) + g ( x) = − f (− x ) + [ − g (− x )] = −( f + g )(− x),
∀x ∈ ¡ dan f + g kontinu di ¡ .
Jadi, f + g ∈ K
(α f )( x) = α ( f ( x )) = α (− f (− x)) = −(α f (− x)) dan
α f kontinu di R.
Jadi, α f ∈ K .
∴ K subruang dari ruang fungsi kontinu dari R ke R.
R A NG KU M AN
TE S F OR M AT IF 1
a
∫( )
1) Apakah H = b ∈ R 3
1
ax + bx + c dx = 0 merupakan ruang
2
c 0
vektor?
(Jelaskan jawaban Anda)
MATA4436/MODUL 1 1.17
Kegiatan Belajar 2
Bebas Linear
2
{ −11 , −26 , 15} ,
K = span 1 ,
1
1 −1 2 1
, , dan
1 1 −6 5
Definisi 1.5
Misalkan V suatu ruang vektor. Himpunan vektor-vektor v1 , v2 ,L , vn
di V dikatakan bebas linear di V, jika kombinasi linear
α1 v1 + L + α n vn = 0 hanya dipenuhi oleh α1 = α 2 = L = α n = 0.
Jika {v1 , v2 ,L , vn } tidak bebas linear, kita katakan bergantung linear.
Berikut ini mari kita perhatikan suatu sifat yang cukup menarik dari
himpunan vektor-vektor bergantung linear dan bebas linear di V yang
diberikan oleh Lemma 1.2 dan Lemma 1.3 di bawah ini.
1.20 Aljabar II
Lemma 1.2.
Misalkan V suatu ruang vektor. Misalkan pula {v1 , v2 ,..., vn }
bergantung linear di V. Maka, terdapat j dengan 1 ≤ j ≤ n sehingga vj
merupakan kombinasi linear dari v1 , v2 ,L , v j −1 , v j +1 ,L , vn .
Bukti:
v1 , v2 ,L , vn bergantung linear. Berarti terdapat α j ≠ 0; 1 ≤ j ≤ n sehingga
α1 v1 + α 2 v2 + ⋯ + α j v j + ⋯ + α n vn = 0
⇔ α j v j = − α1 v1 − ⋯− α j −1 v j −1 − α j +1 v j +1 −⋯−α n vn
α1 α j−1 α j +1 αn
⇔ vj = −
α j v1 −⋯− α j v j−1 − α j v j +1 − ⋯− α j vn
⇔ v j = β1 v1 + L + β j −1 v j −1 + β j +1 v j +1 + L + β n vn
dengan βi = −
αi
α j dan i ≠ j atau dengan penulisan lain, yaitu
n
vj = ∑β v .
i =1
i i ■
i≠ j
Lemma 1.3
Misalkan V = span {w1 , w2 ,⋯, wn } suatu ruang vektor. Misalkan pula
{v1 , v2 , ⋯, vr } bebas linear di V. Maka r ≤ n.
Bukti:
Akan kita buktikan dengan menggunakan kontradiksi.
Andaikan r > n. Misalkan vi = α i1 w1 +α i 2 w2 + ⋯ + α in wn , ∀i = 1, ⋯, r.
Pandang kombinasi linear β1 v1 + L + β r vr = 0 , maka
β1 =⋯ = β r = 0 karena {v1 , v2 , ⋯, vr } bebas linear.
MATA4436/MODUL 1 1.21
Selanjutnya
( ) (
β1 α11 w1 + α12 w2 + L + α1n wn + L + β r α r1 w1 + α r 2 w2 + L + α rn wn = 0 )
atau
(α11 β1 + α 21 β2 + L ) (
+ α r1β r w1 + L + α1n β1 + α 2 n β 2 + L + α rn β r wn = 0 )
atau
α11 β1 + α 21 β 2 + L + α r1β r = 0
α12 β1 + α 22 β 2 + L + α r 2 β r = 0
M
α β + α β + L + α β = 0
1n 1 2n 2 rn r
Tetapi SPL homogen di atas terdiri dari n persamaan dan r variabel, dengan
r > n. Maka, SPL di atas memiliki solusi tak hingga banyak (lihat BMP
Aljabar Linear Elementer). Hal ini bertentangan karena {v1 ,⋯, vr } bebas
linear. Jadi, haruslah r ≤ n . ■
Contoh 1.4
(1) Pandang ruang fungsi V = { f : R → R f pemetaan } .
Misalkan f ( x) = 1, g ( x) = e x dan h ( x) = e 2 x adalah fungsi-fungsi di V.
Akan ditunjukkan bahwa { f , g , h} bebas linear di V.
α + β +γ =0
α + βe+γ e =0
2
α + βe +γ e =0
2 4
(2) Pandang ruang fungsi seperti pada Contoh 1.4 nomor (1) di atas.
Misalkan
f1 ( x) = cos2 x, f 2 ( x) = sin 2 x dan f3 ( x) = cos 2 x.
LAT IH A N
n
1) vj = ∑α v ⇔ α v + L + α
i =1
i i 1 1 j −1v j −1 − v j + α j +1v j +1 + L + α n vn = 0
i≠ j
Kasus 2.
Jika y ∉ span {x1 ,⋯, xn }, andaikan {x1 , ⋯, xn , y} bergantung linear.
Maka terdapat β1 , ⋯ , β i−1 , β i +1 , ⋯ , β n , γ di R, sehingga
n
xi = ∑β x
j =1
j j + γ y. Jelas γ ≠ 0, karena jika γ = 0, maka
j ≠i
n
xi = ∑β x
j =1
j j dan ini berarti {x1 , ⋯, xn } bergantung linear.
j ≠i
j ≠i
R A NG KU M AN
Pada bagian ini Anda telah mempelajari sifat bebas linear dan
bergantung linear dari kumpulan vektor. Pada kumpulan vektor yang
bebas linear, tidak akan berubah sifatnya walaupun anggota dari vektor
tersebut dikalikan dengan skalar tidak nol.
TE S F OR M AT IF 2
Tes Formatif 1
1) Karena H subhimpunan tak hampa dari ¡ 3 , maka untuk menyelidiki
apakah H ruang vektor, cukup diselidiki apakah H Subruang dari
¡ 3 dengan menggunakan Lemma 1.1.
2) a) subruang.
b) bukan subruang.
c) bukan subruang.
d) bukan subruang.
e) bukan subruang.
3) a) bukan subruang.
b) subruang.
c) bukan subruang.
d) bukan subruang.
4) Pertama-tama akan ditunjukkan bahwa pada lapangan F berlaku
0.α = 0 , ∀α ∈ F
0.α = (0 + 0) α = 0 α + 0.α
−(0.α ) + 0.α = − (0.α ) + 0.α + 0.α
0 = 0 + 0.α
0 = 0.α
Berikutnya akan ditunjukkan bahwa pada lapangan F berlaku
(−1) α = − α , ∀ α ∈ F
(−1) α + α = (− 1) α + 1.α
= (−1 + 1) α
= 0 α
= 0
∴ (−1) α = − α
a) (− α ) + α . a = (− α + α ) a
= 0. a
= 0
∴ (−1) a = − (α a)
1.28 Aljabar II
b) α (− a ) + α a = α ( − a + a )
= α. 0
= 0
∴ α (−a) = − (α − a)
c)
(−α ) (− a) + (− α ) = (−α ) (− a + a)
= (− α ) 0
= 0
∴ (− α ) (−a) = α − a
5) a) ya.
b) tidak selalu.
c) ya.
6) a) Ambil x ∈ (U1 I W ) + (U 2 I W ) .
Misalkan x = y + z dengan y ∈ U1 I W dan z ∈ U 2 I W .
Karena y ∈ U1 dan z ∈ U 2 , maka x = y + z ∈ U1 + U 2 .
Karena y ∈ W dan z ∈ W , maka x = y + z ∈ W .
Jadi x = y + z ∈ (U 1 + U 2 ) Ι W .
b) Silakan dicoba sebagai latihan.
Tes Formatif 2
1) a) Pandang kombinasi linear
α ( u + v ) + β ( v + w) + γ ( u + w) = 0
∴ (α + γ ) u + (α + β ) v + ( β + γ ) w = 0
Karena {u, v, w} bebas linear, maka
α +γ =α + β = β +γ = 0
∴ α = β = γ = 0. .
b) Misalkan x ∈ span {u, v, w} .
Jadi x = α u + β v + γ w
= α ′ (u + v ) + β ′ ( v + w) + γ ′ ( u + w)
= (α ′ + γ ′ ) u + (α ′ + β ′ ) v + ( β ′ + γ ′ ) w
Karena {u, v, w} bebas linear, maka
α′+γ ′ = α ; α′+ β′ = β ; β′+γ′ = γ
MATA4436/MODUL 1 1.29
2) {v1 ,L , vn } ⊂ V .
n
vi = ∑α v
j =1
j j
j ≠i
n
∴ ∑α v
j =1
j j − vi = 0
j ≠i
∴ ∃ − 1 ≠ 0 sedemikian hingga kombinasi linear di atas sama dengan
nol.
∴ {v1 ,L , vn } bergantung linear.
3) Pandang kombinasi linear
α1 ( v1 + v ) + α 2 ( v2 + v ) + L + α n ( vn + v ) = 0.
∴ α1v1 + L + α n vn + (α1 + α 2 + L + α n ) v = 0.
Jika α1 + L + α n ≠ 0 , maka
−1
(α1 + α 2 + L + α n ) ( −α1v1 − L − α n vn ) = v
∴ v ∈ span {v1 ,L , vn } . .
Hal ini bertentangan dengan v ∉ span {v1 ,L , vn } .
∴ α1 + α 2 + L + α n = 0
∴ α1v1 + L + α n vn = 0
Karena {v1 ,L , vn } bebas linear, maka
α1 = α 2 = Λ = α n = 0
∴ {v1 + v,Λ , v n + v} bebas linear.
n
4) Misalkan wi = ∑α v
j =1
ij j , i = 1,L , m
∑β w = 0
i =1
i i
Daftar Pustaka
Strang, G. (1988). Linear Algebra and Its Application. 3rd edition Academic
Press.