Anda di halaman 1dari 10

Transportasi Tidak Berimbang

I Ketut Putu Suniantara

suniantara.wordpress.com

Masalah Transportasi Tidak Seimbang

 Dikatakan masalah transportasi tidak seimbang dimana jumlah


persediaan tidak sama dengan jumlah permintaan. Dalam hal
ini pasti ada jumlah permintaan tidak terpenuhi atau
persediaan tidak terkirim (akibat jumlah persediaan lebih besar
dari jumlah permintaan)

 Pada kasus tak seimbang, sebelum membuat penyelesaian


fisibel awal, maka tabel transportasi perlu diseimbangkan
terlebih dahulu dengan menambah tujuan semu (variabel
dummy). Setelah tabel seimbang baru diselesaikan dengan
metode yang sama pada transportasi yang seimbang.

suniantara.wordpress.com
Contoh 1.

Sebuah perusahaan persewaan mobil menghadapi masalah dalam hal


mengalokasikan mobil untuk memenuhi permintaan pelanggan. Ada 2
garasi tempat menyimpan mobil yang hendak disewa (semua mobil
bertipe sama), yang masing – masing mampu menampung 15 dan 13
mobil.
Ada 4 penyewa yang masing – masing membutuhkan 9, 6, 7 dan 9 buah
mobil. Biaya perjalanan mobil (ribuah rupiah) dari garasi ke tempat
penyewa terlihat pada tabel berikut:

Buatlah alokasi pengiriman mobil yang akan meminimumkan total biaya


pengiriman. Gunakan metode biaya terendah sebagai penyelesaian awal

suniantara.wordpress.com

Penyelesaian
Total mobil yang ada = 25 + 13 = 28 buah. Sedangkan permintaan
mobil = 9 + 6 + 7 + 9 = 31. Jadi jumlah permintaan > jumlah
persediaan, sehingga perlu diseimbangkan dengan membuat
variabel semu(dummy) yaitu garasi C yang memiliki persediaan 31
– 28 = 3 buah mobil, seperti tampak tabel berikut:

suniantara.wordpress.com
Tujuan
Garasi Persediaan
1 2 3 4
45 17 21 30
A 15

14 18 19 31
B 13

0 0 0 0
C 3
3

Permintaan 9 6 7 9

suniantara.wordpress.com

Tujuan
Garasi Persediaan
1 2 3 4
45 17 21 30
A 15

14 18 19 31
B 13
6
0 0 0 0
C 3
3

Permintaan 9 6 7 9
suniantara.wordpress.com
Tujuan
Garasi Persediaan
1 2 3 4
45 17 21 30
A 15
6
14 18 19 31
B 13
6 7
0 0 0 0
C 3
3

Permintaan 9 6 7 9
suniantara.wordpress.com

Tujuan
Garasi Persediaan
1 2 3 4
45 17 21 30
A 15
6 9
14 18 19 31
B 13
6 7 0
0 0 0 0
C 3
3

Total biaya =
Permintaan 9 6 7 9
589 (ribuan)
suniantara.wordpress.com
Pengecekan Optimal
Langkah berikutnya adalah menguji tabel fisibel awal apakah sudah
optimal belum? Hasil pengujian dengan menggunakan u – v (dengan
menganbil u2 = 0)

Perhatikan bahwa terdapat 5 variabel basis yaitu: x12, x14, x21,


x23, dan x31yang memiliki biaya berturut – turut yaitu: 17, 30, 14,
19, dan 0.

Karena x21 merupakan variabel basis maka berlakulan


persamaan u2 + v1 = c21. karena u2 = 0 dan c21 = 14 maka di
dapatkan v1 = 14.

Secara analog, karena x22 basis, maka u2 + v2 = c22 sehingga


v2 = 18. Karena x23 basis, maka u2 + v3 = c23 sehingga v3 =
19. Karena x24 basis, maka u2 + v4 = c24 sehingga v4 = 31
suniantara.wordpress.com

Tujuan
Garasi Persediaan
1 2 3 4
45 17 21 30
A 15
6 9
14 18 19 31
B 13
6 7 0
0 0 0 0
C 3
3

Permintaan 9 6 7 9
suniantara.wordpress.com
Karena x12 merupakan variabel basis maka berlakulah
persamaan u1 + v2 = c12. Dimana c12 = 17 dan v2 = 18, maka
u1 = -1.

Karena x31 basis maka u3 + v1 = c31. Dimana c31 = 0 dan v1 =


14, maka u2 = -14.

suniantara.wordpress.com

Tujuan
Garasi Ui
1 2 3 4
45 17 21 30
A -1
6 9
14 18 19 31
B 0
6 7 0
0 0 0 0
C -14
3

Vj 14 18 19 31
suniantara.wordpress.com
Jika pengisian tabel awal benar, maka dapat dipastikan bahwa
semua nilai ui dan vj adalah tunggal dan dapat dihitung.
Selanjutnya, dihitung nilai cij – ui – vj pada sel- sel yang bukan
basis (sel yang kosong). Misal:
Pada sel x11, maka c11 – u1 – v1 = 45 – (-1) – 14 = 32
Pada sel x13, maka = 21 – (-1) – 19 = 3
Pada sel x23, maka = 18 – 0 – 18 = 0
Pada sel x32, maka = 0 – (-14) – 18 = -4
Pada sel x33, maka = 0 – (-14) – 19 = -5
Pada sel x34, maka = 0 – (-14) – 31 = -15

Nilai cij – ui – vj untuk semua sel bukan basis masih ada bernilai
negatif (perhatikan tabel berikut) maka tabel awal belum optimal,
sehingga perlu dilakukan looping. Sel yang harus diisi adalah sel
x34 sesuai dengan loop x34 – x31 – x21 – x24 – x34 sebesar 0
unit
suniantara.wordpress.com

Tujuan
Garasi Ui
1 2 3 4
45 32 17 21 3 30
A -1
6 9
14 18 0 19 31
B 0
+ -
6 7 0
0 0 -4 0 -5 0 -17
C -14
3 +
-

Vj 14 18 19 31
suniantara.wordpress.com
Hasil revisi tabel dan sekaligus pengujian optimalitas
berikutnya tampak belum. Sel x13 harus diisi dengan
kuantitas sebesar 3 unit sesuai dengan loop x13 – x14 –
x34 – x31 – x21 – x23 – x13, maka hasilnya tampak
pada tabel berikut:

suniantara.wordpress.com

Tujuan
Garasi Ui
1 2 3 4
45 15 17 21 -14 30
A 16
+ -
6 9
14 18 17 19 31 17
B 0
-
+
6 7 0
0 0 13 0 -5 0
C -14
3 +
-

Vj 14 1 19 14
suniantara.wordpress.com
Tabel Optimasi dengan U1 = 0

Tujuan
Garasi Ui
1 2 3 4
45 29 17 21 -14 30
A 0
6 3 6
14 18 3 19 31 3
B -2
9 4
0 14 0 13 0 9 0
C -30
3

Vj 16 17 21 30
suniantara.wordpress.com

Pengujian menunjukkan dengan mengambil u1 = 0 sudah optimal.


Jadi didapatkan penyelesaian optimal x12 = 6, x13 = 3, x14 = 6,
x21 = 9, x23 = 4 dan x34 = 3 (tabel di atas)

Karena garasi C merupakan variabel semu (dummy) maka pada


titik minimumnya permintaan dari tujuan ke 4 tidak dapat dipenuhi
sebesar 3 mobil. Sehingga biaya minimumnya adalah = 6(17) +
3(21) + 6 (30) + 9 (14) + 4 (19) = 547 (ribuan) seperti tampak pada
tabel berikut.

suniantara.wordpress.com
Tujuan
Garasi Persediaan
1 2 3 4
45 29 17 21 -14 30
A 15
6 3 6
14 18 3 19 31 3
B 13
9 4
Biaya
Permintaan 9 6 7 6 minimum =
547 (ribuan)

suniantara.wordpress.com

Latihan Soal
Selesaiakan contoh soal di atas dengan menggunakan metode Vogel
dan lakukan pengujian optimal

suniantara.wordpress.com

Anda mungkin juga menyukai