Konsep dualitas merupakan suatu konsep bagian dari program
linear yang menyatakan dalam setiap masalah program linear mempunyai dua bentuk yang saling berhubungan dan keterkaitan. Bentuk pertama (asli) dinamakan primal, sedangkan bentuk kedua adalah dual. Apabila dalam solusi optimum pada tabel simpleks bentuk asli (primal) telah terpecahkan, maka tabel simpleks optimum tersebut dapat juga menjawab permasalahan dualnya Pemrograman linier dual simetris
Suatu pemrograman linier dikatakan dalam bentuk
simetris jika – semua variabel dibatasi tak negatif – semua pembatas dalam bentuk pertidaksamaan • untuk masalah maksimisasi, bentuk pertidaksamaan adalah “lebih kecil atau sama dengan” • untuk masalah minimisasi, bentuk pertidaksamaan adalah “lebih besar atau sama dengan” Masalah primal-dual simetris Masalah primal-dual tak simetris
Masalah Primal
Max Z = 4x1 + 5x2
dengan pembatas : 3x1 + 2x2 ≤ 20 4x1 – 3x2 ≥ 10 x1+ x2 = 5 x1 ≥ 0 dan x2 tidak terbatas Ubah menjadi : Max Z = 4x1 + 5x3 – 5x4 dengan pembatas : 3x1 + 2x3 – 2x4 ≤ 20 4x1 - 3x3 + 3x4 ≤ 10 x1+ x3 – x4 ≤ 5 -x1 - x2 + x3 ≤ -5 x1, x3, x4 ≥ 0 Masalah Dual
Min W = 20y1 – 10y2 + 5 y3 - 5 y4
Dengan pembatas : 3 y1 - 4 y2 + y3 – y4 ≥ 4 2 y1 - 3y2 + y3 – y4 ≥ 5 -2 y1 + 3y2 - y3 + y4 ≥ -5 y1, y2, y3, y4 ≥ 0 Hubungan primal-dual 1. Koefisien fungsi tujuan untuk masalah primal menjadi konstanta ruas kanan bagi dual 2. Konstanta ruas kanan dari primal menjadi koefisien fungsi tujuan bagi dual. 3. Pertidaksamaan untuk pembatas dibalik untuk kedua masalah. 4. Tujuan diubah dari maksimisasi untuk primal menjadi minimisasi untuk dual dan sebaliknya 5. Tiap kolom dalam primal menjadi (baris) pembatas pada dual; sehingga jumlah pembatas dual sama dengan jumlah variabel primal 6. Tiap (baris) pembatas dalam primal berkaitan dengan kolom pada dual; sehingga satu variabel dual berkaitan dengan satu pembatas primal 7. Dual dari masalah dual adalah masalah primal Beberapa teorema dalam teori dualitas • Weak duality theorem • Optimality criterion theorem • Main duality theorem Weak duality theorem Misalkan diberikan program linier primal-dual simetris: P: max Z = cx, Ax ≤ b, x ≥ 0 D: min W = yb, yA ≥ c, y ≥ 0 Nilai fungsi tujuan dari masalah minimimasi (dual)untuk sebarang solusi layak selalu lebih besar atau sama dengan nilai fungsi tujuan masalah maksimisasi (primal). Bukti Misalkan: x0 : vektor solusi layak untuk primal y0 : vektor solusi layak untuk dual Akan dibuktikan bahwa: y0b ≥ cx0 Karena x0 adalah layak untuk primal, maka Ax0 ≤ b, x0 ≥0 Karena y0 adalah layak untuk dual, maka y0A ≥ c, y0 ≥ 0 Perkalian kedua sisi pertidaksamaan (1) dengan y0 y0Ax0 ≤ y0b Perkalian kedua sisi pertidaksamaan (2) dengan x0: y0Ax0 ≤ cx0 Implikasi : y0b ≥ y0Ax0 ≥ cx0 Konsekuensi 1: – Nilai fungsi tujuan dari masalah maksimisasi (primal) untuk sebarang solusi layak merupakan batas bawah dari nilai minimum fungsi tujuan dual. • Konsekuensi 2: – Nilai fungsi tujuan dari masalah minimisasi (dual) untuk sebarang solusi layak (dual) merupakan batas atas dari nilai maksimum fungsi tujuan primal. Contoh Teorema 1 Optimality criterion theorem Jika terdapat solusi layak x0 dan y0 untuk masalah pemrograman linier dual simetris sedemikian hingga nilai fungsi tujuannya adalah sama, maka solusi layak ini adalah solusi optimal bagi masing- masing masalah. Bukti Misalkan x adalah sebarang solusi layak bagi masalah primal. Maka berdasarkan Teorema 1, cx ≤ y0b Tetapi ini diberikan bahwa cx0 = y0b. Oleh karena itu cx ≤ cx0 untuk semua solusi layak bagi masalah primal. Berdasarkan definisi , x0 adalah optimal bagi primal. Argumen yang sama juga berlaku bagi optimalitas y0 bagi masalah dual. Main duality theorem Jika baik masalah primal maupun dual adalah layak, maka keduanya mempunyai solusi optimal sedemikian hingga nilai optimalnya adalah sama.