Anda di halaman 1dari 41

ANALISIS SISTEM KOTA DAN PERMUKIMAN

A. ANALISIS SISTEM KOTA


1. Pengertian kota
Pengertian Kota Menurut Bintarto (1983) kota
adalah suatu jaaringan kehidupan manusia yang ditandai
dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai
dengan strata sosial ekonomi yang heterogen dan
coraknya materialistis. Kota merupakan pusat kegiatan
sosial, kegiatan perekonomian, pusat-pusat hunian.
Kriteria untuk menetapkan apakah suatu desa/kelurahan
di kategorikan sebagai desa atau sebagai kota, kriteria
yang digunakan yaitu:
1) Kepadatan penduduk per kilometer persegi
2) Persentase rumah tangga yang mata pencarian
utamanya adalah pertanian atau nonpertanian
3) Persentase rumah tangga yang memiliki telepon
4) Persentase yang menjadi pelanggan listrik\
5) Fasilitas umum yang ada di desa/kelurahan
6) Menjalankan fungsi perkotaan
2. Analisis Metode Sistem Kota
a. Metode Christaller (Orde Perkotaan)
Metode ini menggunakan variabel
penduduk dengan melakukan perbandingan
jumlah penduduk antara kota orde lebih tinggi
dengan kota orde setingkat lebih rendah
setidaknya tiga kali lipat. Misalnya pada sebuah
kabupaten, penentu kota di dasarkan atas data
BPS tentang penduduk perkotaan dan penduduk
persedaan, data disajikan perkelurahan/desa.
Untuk menentukan penduduk suatu kota harus
digabung penduduk beberapa kelurahan yang
bertetangga yg memang terlihat menyatu sebagai
kota dilapangan. Penduduk perkotaan dari suatu
kelurahan yang terpisah jauh dari penduduk
perkotaan lainnya diperlakukan sebagai kota yang
berdiri sendiri.
Di kabupaten dimisalkan terdapat 32 buah
kota, kota terbesar adalah ibukota kabupaten itu
sendiri dengan penduduk 90.000 jiwa, kota
sedang berpenduduk 30.000, dan kota kecil
berpenduduk 10.000 jiwa. Kota dibawah
penduduk 10.000 jiwa dikategorikan sebagai kota
nonorde. Berdasarkan data diatas maka susunan
orde kota di kabupaten tersebut :
1) Kota orde I, Jumlah penduduknya 90.000
jiwa
2) Kota orde II, Jumlah penduduknya 30.000
jiwa
3) Kota orde III, Jumlah penduduknya 10.000
jiwa
 Analisis Si stem Kota Model Christaller
Kabupaten Rokan Hulu Tahun 2015-2019
Jumlah Penduduk
Kecamat Nama
an Desa
2015 2016 2017 2018 2019

Tandun Tandun 8336 9010 9246 9591 9938

Ujung Ujung 1994 2341 231 2433 2558


batu batu 6 1 16 7 9

Ujung
batu 7025 8246 7891 8308 8736
timur

Ngaso 6389 7501 7161 7542 7935

Suka 7493 8795 1056 1154 1260


damai 4 2 1

Pematang 1128 1369 1496 1633


9617
tebih 9 5 6 6

Rambah
tengah 3732 4074 4773 5087 5412
utara

Pasir
pengaraia 5949 5754 5659 5730 5791
Rambah n

Koto
8318 8432 7954 8054 8139
tinggi

babussala
2701 3465 4398 4890 5428
m
Tabel 1. Analisis Sistem Kota Model Christaller Kabupaten
Rokan Hulu Tahun 2015-2019

1. Orde tahun 2015


Nama desa Jumlah penduduk orde

Ujung batu 19946 I

Pematang tebih 9617 I

tandun 8336 I

Koto tinggi 8318 I

Suka damai 7493 I

Ujung batu timur 7025 I

Ngaso 6389 II

Pasir pengaraian 5949 II

Rambah tengah 3732 II


utara

Babussalam 2701 II

Orde Tahun 2015

19946

19946 /3 = 6.648

6.648 /3 = 2.216

2.216/3 = 738

Desa dengan jumlah penduduk 19.946 jiwa


– 6.648 jiwa masuk kedalam orde I
Desa dengan jumlah penduduk 6.648 jiwa –
2216 jiwa masuk kedalam orde II

Desa dengan jumlah penduduk 2216 jiwa –


738 jiwa termasuk kedalam orde III
2. Orde tahun 2016

Nama desa Jumlah orde


penduduk

Ujung batu 23411 I

Pematang tebih 11289 I

tandun 9010 I

Suka damai 8795 I

Koto tinggi 8432 I

Ujung batu timur 8246 I

Ngaso 7501 II

Pasir pengaraian 5754 II

Rambah tengah 4074 II


utara

Babussalam 3465 II

Orde Tahun 2016

23411

23411 /3 = 7.803

7.803 /3 = 2.601
2.601/3 = 867

Desa dengan jumlah penduduk 23.411 jiwa


– 7.803 jiwa masuk kedalam orde I

Desa dengan jumlah penduduk 7.803 jiwa –


2601 jiwa masuk kedalam orde II

Desa dengan jumlah penduduk 2601 jiwa –


867 jiwa termasuk kedalam orde III
3. Orde tahun 2017

Nama desa Jumlah penduduk orde

Ujung batu 23116 I

Pematang tebih 13695 I

Suka damai 10564 I

Tandun 9246 I

Koto tinggi 7954 I

Ujung batu timur 7891 I

Ngaso 7161 II

Pasir pengaraian 5659 II

Rambah tengah 4773 II


utara

Babussalam 4398 II

Orde Tahun 2017

23116

23116 /3 = 7.705

7.705 /3 = 2.568

2.568/3 = 856
Desa dengan jumlah penduduk 23.116 jiwa
– 7.705 jiwa masuk kedalam orde I

Desa dengan jumlah penduduk 7.705 jiwa –


2568 jiwa masuk kedalam orde II

Desa dengan jumlah penduduk 2.568 jiwa –


856 jiwa termasuk kedalam orde III
4. Orde tahun 2018

Nama desa Jumlah penduduk orde

Ujung batu 24337 I

Pematang tebih 14966 I

Suka damai 11542 I

Tandun 9591 I

Ujung batu timur 8308 I

Koto tinggi 8054 II

Ngaso 7542 II

Pasir pengaraian 5730 II

Rambah tengah 5087 II


utara

Babussalam 4890 II

Orde Tahun 2018

24337

24337/3 = 8.112

8.112 /3 = 2.704

2.704/3 = 901
Desa dengan jumlah penduduk 24.337 jiwa
– 8.112 jiwa masuk kedalam orde I

Desa dengan jumlah penduduk 8.112 jiwa –


2.704 jiwa masuk kedalam orde II

Desa dengan jumlah penduduk 2.704 jiwa –


901 jiwa termasuk kedalam orde III
5. Orde tahun 2019

Nama desa Jumlah penduduk orde

Ujung batu 25589 I

Pematang tebih 16336 I

Suka damai 12601 I

Tandun 9938 I

Ujung batu timur 8736 I

Koto tinggi 8139 II

Ngaso 7935 II

Pasir pengaraian 5791 II

Babussalam 5428 II

Rambah tengah 5412 II


utara

Orde Tahun 2019

25589

25.589/3 = 8.529

8.529 /3 = 2.843

2.843/3 = 947
Desa dengan jumlah penduduk 25.589 jiwa
– 8.529 jiwa masuk kedalam orde I

Desa dengan jumlah penduduk 8.529 jiwa –


2.843 jiwa masuk kedalam orde II

Desa dengan jumlah penduduk 2.843 jiwa –


947 jiwa termasuk kedalam orde III
HASIL ORDE CHISTALLER KABUPATEN ROKAN HULU TAHUN 2015-2019

KEC NAMA DESA JUMLAH PENDUDUK


2015 ORDE 2015 2016 ORDE 2016 2017 ORDE 2017 2018 ORDE 2018 2019 ORDE 2019

Tandun Tandun 8336 I 9010 I 9246 I 9591 I 9938 I

I I I I I
Ujung batu 19946 23411 23116 24337 25589

Ujung batu I I I I I
7025 8246 7891 8308 8736
timur
Ujung
Ngaso 6389 II 7501 II 7161 II 7542 II 7935 II
batu

Suka damai 7493 I 8795 I 10564 I 11542 I 12601 I

Pematang I
9617 I 11289 I 13695 I 14966 I 16336
tebih

Rambah
3732 II 4074 II 4773 II 5087 II 5412 II
tengah utara

Pasir
5949 II 5754 II 5659 II 5730 II 5791 II
Rambah pengaraian

Koto tinggi 8318 I 8432 I 7954 I 8054 II 8139 II

Babussalam 2701 II 3465 II 4398 II 4890 II 5428 II


b. Metode Rank Size Rule
Dalam menetapkan orde perkotaan, metode ini menggunakan rumus:
Pn= P1 x R n−1

Keterangan:
Pn= Jumlah penduduk kota orde ke-n
P1=¿ Jumalah penduduk kota terbesar diwilayah tersebut (orde 1)
−1
Rn = orde kota dengan pangkat -1 atau 1/Rn

Arti rumus ini yaitu jumlah penduduk kota orde ke-n adalah 1/n jumlah penduduk kota orde tertinggi
(orde 1, dalam hal ini P1). Contoh jumlah penduduk metode Christaller, penetuan orde kota dengan rank size
rule adalah:

a. Kota orde I, Jumlah penduduk 100.000 : 1 = 100.000 jiwa


b. Kota orde II, Jumlah penduduk 100.000 : 2 = 50.000 jiwa
c. Kota orde III, Jumlah penduduk 100.000 : 3 = 33.333 jiwa
d. Kota orde IV, Jumlah penduduk 100.000 : 4 = 25.000 jiwa
e. Kota orde V, Jumlah penduduk 100.000 : 5 = 20.000 jiwa
f. Dan seterusnya
Metode rank size rule ini menghasilkan orde terlalu banyak.
1) Analisis Metode Rank Size Rule
a. Perhitungan
Jumlah Penduduk Jumlah penduduk
Kecamatan Nama Desa
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Tandun Tandun 8336 9010 9246 9591 9938 8336 9010 9246 9591 9938

Ujung batu 19946 23411 23116 24337 25589

Ujung batu
7025 8246 7891 8308 8736
timur

Ujung batu 50466 59242 62427 66695 71197


Ngaso 6389 7501 7161 7542 7935

Suka damai 7493 8795 10564 11542 12601

Pematang tebih 9617 11289 13695 14966 16336

Rambah tengah
3732 4074 4773 5087 5412
utara

Pasir pengaraian 5949 5754 5659 5730 5791


Rambah 20700 21725 22784 23761 24770

Koto tinggi 8318 8432 7954 8054 8139

babussalam 2701 3465 4398 4890 5428


Hasil perhitungan metode ranksize

jumlah penduduk tertinggi pemba jumlah penduduk total rank size


No
2015 2016 2017 2018 2019 gi 2015 2016 2017 2018 2019
5046 5924 6242 6669 7119
1 6 2 7 5 7 1 50466 59242 62427 66695 71197
5046 5924 6242 6669 7119 31213, 33347, 35598,
2 6 2 7 5 7 2 25233 29621 5 5 5
5046 5924 6242 6669 7119 19747, 22231, 23732,
3 6 2 7 5 7 3 16822 33 20809 67 33
5046 5924 6242 6669 7119 12616, 14810, 15606, 16673, 17799,
4 6 2 7 5 7 4 5 5 75 75 25
5046 5924 6242 6669 7119 10093, 11848, 12485, 14239,
5 6 2 7 5 7 5 2 4 4 13339 4
5046 5924 6242 6669 7119 9873,6 10404, 11115, 11866,
6 6 2 7 5 7 6 8411 67 5 83 17
5046 5924 6242 6669 7119 7209,4 8463,1 8918,1 9527,8
7 6 2 7 5 7 7 29 43 43 57 10171
5046 5924 6242 6669 7119 6308,2 7405,2 7803,3 8336,8 8899,6
8 6 2 7 5 7 8 5 5 75 75 25
HASIL ANALISIS

KEC NAMA DESA JUMLAH PENDUDUK


2015 ORDE 2015 2016 ORDE 2016 2017 ORDE 2017 2018 ORDE 2018 2019 ORDE 2019

Tandun Tandun 8336 VII 9010 VII 9246 VII 9591 VII 9938 VIII

Ujung batu 19946 23411 23116 24337 25589

Ujung batu
7025 8246 7891 8308 8736
timur
I I I I I
Ujung
Ngaso 6389 7501 7161 7542 7935
batu

Suka damai 7493 8795 10564 11542 12601

Pematang
9617 11289 13695 14966 16336
tebih

Rambah
3732 4074 4773 5087 5412
tengah utara

III III III III III


Pasir
5949 5754 5659 5730 5791
Rambah pengaraian

Koto tinggi 8318 8432 7954 8054 8139

babussalam 2701 3465 4398 4890 5428


c. Analisis Sistem Kota Menggunakan Zipt

Rumus berikut ini dibuat oleh Auerbach dan Singer tetapi dipopulerkan oleh Zipf (Glasson,1974)
sehingga lebih dikenal dengan metode Zipf. Rumusnya adalah:
P1
Pn = q
n
Keterangan :
Pn: jumlah penduduk kota rangking ke-n
P1: jumlah penduduk kota terbesar
n : orde (ranking) kota tersebut
q : sebuah pangkat
Nilai q belum diketahui secara langsung, namun harus kita cari terlebih dahulu. Rumus Zipf ini tidak
dapat digunakan secara langsung karena pada persamaan tersebut ada dua bilangan yang tidak diketahui, yaitu n
dan q. untuk dapat menggunakannya terlebih dahulu harus ditetapkan beberapa tingkat ranking perkotaan (n) yang
akan dipakai di wilayah tersebut. Dalam hal ini diperlukan data tentang kota dengan penduduk terbesar dan
dengan penduduk terkecil. (tetapi masih memenuhi persyaratan sebagai kota). Menggunakan contoh pada metode
Christaller maka kota dengan penduduk terbesar tersebut otomatis diberi orde I, namun kota dengan penduduk
terkecil perlu ditetapkan orde ke beberapa. Misalnya, kota terkecil itu ditetapkan sebagai orde III (secara arbiter).
Jumlah penduduk kota terbesar adalah 27578 jiwa dan jumlah penduduk kota terkecil adalah 1.007 jiwa. Untuk
mencari nilai q, kita menggunakan orde kota terkecil yaitu pada orde IV.
Jumlah Penduduk Jumlah penduduk
Kecamatan Nama Desa
2015 2016 2017 2018 2019 2015 2016 2017 2018 2019

Tandun Tandun 8336 9010 9246 9591 9938 8336 9010 9246 9591 9938

Ujung batu 19946 23411 23116 24337 25589

Ujung batu
7025 8246 7891 8308 8736
timur

Ujung batu 50466 59242 62427 66695 71197


Ngaso 6389 7501 7161 7542 7935

Suka damai 7493 8795 10564 11542 12601

Pematang tebih 9617 11289 13695 14966 16336

Rambah tengah
3732 4074 4773 5087 5412
utara

Pasir pengaraian 5949 5754 5659 5730 5791


Rambah 20700 21725 22784 23761 24770

Koto tinggi 8318 8432 7954 8054 8139

babussalam 2701 3465 4398 4890 5428


1. Cara menghitung Q ( orde yang dibutuhkan)
Nb : kesepakatan memakai Kabupaten rokan hulu 3 Orde/ Hirarki
a. 2019
Log9.938 = log71.197 – q log3
3,99 = 4,85 – q 0,47
q0,47 = 4,85 – 3,99
q = 0,86 / 0,47
q = 1,8
b. 2018
Log9.591 = log66.695 – q log3
3,98 = 4,82 – q 0,47
q0,47 =4,82 – 3,98
q = 1,84 / 0,47
q = 1,7
c. 2017
Log9.246= log62.427 – q log3
3,96 = 4,79 – q 0,47
q0,47 = 4,79 – 3,96
q = 0,83 / 0,47
q = 1,7
d. 2016
Log9.010 = log59.242 – q log3
3,95 = 4,77 – q 0,47
q0,47 = 4,77 – 3,95
q = 0,82 / 0,47
q = 1,7
e. 2015
Log8.336 = log50.466 – q log3
3,92 = 4,7 – q 0,47
q0,47 = 4,7 – 3,92
q = 0,78/ 0,47
q = 1,6

2. Menghitung Orde
a. 2019
P1 71.197 71.197
1. n =1 = P1 = = = = 71.197
n q
11,8 1
P 1 71.197 71.197
2. n = 2 = P2 = ¿ 1,8 = = 20.940
n
q
2 3,4
P1 71.197 71.197
3. n = 3 = P3 = ¿ 1,8 = = 9.888
n
q
3 7,2
b. 2018
P1 66.695 66.695
1. n =1 = P1 = = = = 66.695
n
q
11,7 1
P 1 66.695 66.695
2. n = 2 = P2 = ¿ 1,7 = = 20.842
nq 2 3,2
P1 66.695 66.695
3. n = 3 = P3 = ¿ 1,7 = = 10.421
n q
3 6,4
c. 2017
P1 62.427 62.427
1. n =1 = P1 = = = = 62.427
n
q
11,7 1
P1 62.427 62.427
2. n = 2 = P2 = ¿ = = 19.508
n q
21,7 3,2
P1 62.427 62.427
3. n = 3 = P3 = ¿ 1,7 = = 9.754
n q
3 6,4
d. 2016
P1 59.242 59.242
1. n =1 = P1 = = 1,7 = = 59.242
n
q
1 1
P 1 59.242 59.242
2. n = 2 = P2 = ¿ 1,7 = = 18.513
n
q
2 3,2
P1 59.242 59.242
3. n = 3 = P3 = ¿ 1,7 = = 9.256
n q
3 6,4
e. 2015
P1 50.466 50.466
1. n =1 = P1 = = 1,6 = = 50.466
n
q
1 1
P 1 50.466 50.466
2. n = 2 = P2 = ¿ 1,6 = = 16.655
n
q
2 3,03
P1 50.466 50.466
3. n = 3 = P3 = ¿ 1,6 = = 8.853
n q
3 5,7

Orde Jumlah Penduduk


2015 2016 2017 2018 2019
Orde I 50.466 59.242 62.427 66.695 71.197
Orde II 16.655 18.513 19.508 20.842 20.940
Orde III 8.853 9.256 9.754 10.421 9.888
KEC NAMA DESA JUMLAH PENDUDUK
2015 ORDE 2015 2016 ORDE 2016 2017 ORDE 2017 2018 ORDE 2018 2019 ORDE 2019

Tandun Tandun 8336 III 9010 III 9246 III 9591 III 9938 III

Ujung batu 19946 23411 23116 24337 25589

Ujung batu
7025 8246 7891 8308 8736
timur
I I I I I
Ujung
Ngaso 6389 7501 7161 7542 7935
batu

Suka damai 7493 8795 10564 11542 12601

Pematang
9617 11289 13695 14966 16336
tebih

Rambah
3732 4074 4773 5087 5412
tengah utara

II II II II II
Pasir
5949 5754 5659 5730 5791
Rambah pengaraian

Koto tinggi 8318 8432 7954 8054 8139

babussalam 2701 3465 4398 4890 5428


B. ANALISIS PERMUKIMAN
1. Pengertian pemukiman
Permukiman menurut Undang-Undang No.4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan
Permukiman adalah, bagian dari lingkungan hidup diluar kawasan lindung, baik dalam lingkup
perkotaan maupun pedesaan, dan juga memiliki fungsi sebagai lingkungan tempat hunian serta
tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan.
Dalam Undang-undang Nomor 4 tahun 1992, pasal 1 (satu) angka 4 (empat): disebutkan
pula bahwa, satuan lingkungan permukiman merupakan kawasan perumahan dengan luas
wilayah dan jumlah penduduk yang tertentu, yang dilengkapi sistem prasarana dan sarana
lingkungan, dan tempat kerja terbatas dan dengan penataan ruang terencana dan teratur sehingga
memungkinkan pelayanan dan pengelolaan yang optimal. Dengan demikian dapat dipahami
bahwa permukiman terdiri dari komponen: perumahan, jumlah penduduk, tempat kerja, sarana
dan prasarana.
Konsep permukiman dalam bentuk kawasan perkotaan dan perdesaan lebih lanjut
dijelaskan dalam Undang-Undang No 24 Tahun 1992 Tentang Penataan Ruang bahwa,
Kawasan perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi. Sedangkan kawasan
yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan
susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa pemerintahan,
pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Dalam menggunakan analisis tetangga terdekat harus memperhatikan hal-hal berikut :
a. Tentukan batas wilayah yang akan di teliti
b. Ubah pola persebaran pemukiman yang terdapat di peta topografi menjadi pola
penyebaran titik
c. Ukurlah jarak terdekat yaitu jarak pada garis lurus antara satu titik dengan titik yang
lainnya (ambil yang paling dekat jaraknya)
d. Hitunglah besar parameter tetangga terdekat dengan rumus
T = JU/JH
Keterangan :
T = indeks penyebaran tetangga terdekat
JU = jarak rata-rata diukur dengan titik terdekat
JH = jarak rata-rata yang mempunyai pola random
2. Analisis Pola Permukiman
Analisis tetangga terdekat adalah sebuah analisis untuk menentukan suatu pola
permukiman penduduk. Dengan menggunakan perhitungan analisis tetangga terdekat, sebuah
permukiman dapat ditentukan polanya, misalnya pola mengelompok, tersebar ataupun seragam.
Analisis tetangga terdekat memerlukan data tentang jarak antara satu permukiman dengan
permukiman yang paling dekat yaitu permukiman yang paling dekat yaitu permukiman
tetangganya yang terdekat.
Pada hakekatnya, analisis tetangga terdekat digunakan untuk daerah dimana antara satu
permukiman dengan permukiman lain tidak ada hambatan alamiah yang belum teratasi. Untuk
menentukan pola permukiman maka dapat digunakan rumus:

T = Ju / Jh

Keterangan :
T : Parameter tetangga terdekat
Ju : Jarak rata-rata yang diukur antara satu titik dengan titik tetangga terdekat.
Jh : Angka yang diperoleh dari luas wilayah dibagi jumlah titik (Jh = 1/2√ )
P :Kepadatan titik dalam tiap kilometer persegi (P = A/N)
A : Luas wilayah dalam kilometerprsegi
N : Jumlah titik

Nilai T menurut Nursid Sumaadmadja dalam Muta‟ali (2015):

T Pola
0,00-0.70 Cluster (mengelompok)
0,70-1,40 Tersebar tidak merata (random)
1,40-2,149 Tersebar merata (dispered)
Tabel 12. Nilai T menurut Nursid Sumaadmadja dalam Muta‟ali (2015)

Untuk mengetahui pola permukiman penduduk di Kabupaten Siak menggunakan Argis


dengan cara yaitu : Buka Argis-Masukkan Administrasi-Masukkan Shp Bangunan-Arctoolbox-
(Apabila ingin melihat data kecamatan clip terlebih dahulu wilayah dan data bangunanya)-
Statistic Analysis Tools-Analyzing Pattern-Average Nearest Neigbour-Tunggu sampai muncul
pemberitahuan pada sisi kanan argis-klik dua kali-klik report file nearest neigbour-kemudian
akan muncul seperti gambar dibawah ini :

Anda mungkin juga menyukai