Anda di halaman 1dari 21

INOVASI PEMBELAJARAN

PERSAMAAN LINEAR SATU


VARIABEL (PLSV)

Disajikan pada Webinar PPM Departemen Pendidikan Matematika


Tanggal 26 September 2020

Oleh:
Prof. Dr. H. Darhim, M.Si.

DEPARTEMEN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FPMIPA UPI BANDUNG
2020
A. Pendahuluan
Pembelajaran matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang wajib diikuti
oleh siswa di sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar (UU Sisdiknas, 2003). Hal ini
dimaksudkan untuk membekali mereka dengan kemampuan berpikir logis, analitis,
sistematis, kritis, kreatif, serta kemampuan bekerja sama. Namun hingga saat ini masih
ditemukan bahwa matematika menjadi pelajaran yang membosankan, tidak disenangi
sebagian siswa, dan menganggap matematika sulit. Terkadang mengakibatkan siswa
menjadi malas dan tidak belajar matematika secara sungguh-sungguh. Akibatnya tidak
jarang berdampak pada merosotnya keberhasilan belajar matematika di sekolah. Padahal
siswa seharusnya menyadari bahwa kemampuan berpikir logis, kritis, cermat, efisien, dan
efektif menjadi ciri pelajaran matematika yang sangat dibutuhkan dalam menghadapi
zaman yang semakin berkembang.
Salah satu materi yang berada dalam pembelajaran matematika yaitu persamaan
linear satu variable (PLSV) di kelas VII semester genap. Pentingnya mempelajari PLSV,
siswa dapat memanfaatkannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-
hari. Misalnya, menentukan luas kebun jika diketahui keliling dan panjang kebun, jumlah
uang yang harus dibayarkan untuk membeli alat sekolah, dan sebagainya
Kompetensi dasar (KD) berdasarkan Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016
(Lampiran … mata pelajaran matematika): 3.6 Menjelaskan Persamaan dan
Pertidaksamaan Linier Satu Variabel dan Penyelesaiannya; 4.6 Menyelesaikan Masalah
yang Berkaitan dengan Persamaan dan Pertidaksamaan Linier Satu Variabel. Khusus KD
untuk topik PLSV adalah Menjelaskan Persamaan Linier Satu Variabel dan
Penyelesaiannya; Menyelesaikan Masalah yang Berkaitan dengan Persamaan Linier Satu
Variabel
PLSV berdasarkan KD stándar isi kurikulum tersebut, memuat sub materi
membangun PLSV, bentuk umum PLSV, sifat-sifat PLSV, jenis-jenis PLSV, solusi
PLSV, dan pemakaian PLSV. Peta konsep PLSV dimaksud seperti pada diagram berikut.

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 1


MASALAH
OTENTIK

Materi Prasyarat

Operasi Aljabar Persamaan Sifat Persamaan

PERSAMAAN LINEAR
SATU VARIABEL (PLSV)

Bentuk Umum PLSV

Sifar-sifat PLSV

+ - × ÷

Jenis-jenis PSLV

Implisit Eksplisit

Solusi

Informal Formal

Pemakaian

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 2


Matematika itu abstrak. Keabstrakan tersebut bisa menjadi hambatan bagi siswa
untuk mempelajari dan memahaminya. Para ilmuwan menemukan matematika bervariasi
dalam prosesnya, mungkin formal, informal, deduktif, induktif, intuitif, dll. Walaupun
demikian, untuk mempelajari matematika prosesnya tidak harus dilakukan seperti para
matematikus (ilmuwan matematik) menemukan matematika. Akibatnya, muncul beragam
model, strategi, metode, teknik, dan pendekatan pembelajaran. Juga memicu beragamnya
teori belajar, teori psikologi belajar, dan sajian materi pembelajaran matematika.
Ada tiga macam pendekatan sajian pembelajaran yang sedang popular akhir-akhir
ini, yaitu Konkrit, Semi Konkrit, Semi Abstrak, Abstrak (K, SK, SA, A); Concrete
Pictorial Abstract (CPA); dan Concrete Representational Abstract (CRA). Sajian materi
dengan ketiga pendekatan tersebut dilakukan bertahap dimulai dari hal-hal yang
kontekstual dengan kehidupan, berikutnya dituangkan dalam bentuk iconic/visual, baru
disajikan dalam bentuk simbolik. Proses ini dimaksudkan untuk menjembatani bagi
mereka yang belum siap dengan proses berpikir abstrak dalam mempelajari matematika.
Pentahapan sajian materi matematika berdasarkan pendekatan tersebut digambarkan
dalam bentuk gunung es matematika (iceberg) berikut

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 3


Guru mempunyai peranan penting dalam membantu siswa untuk meningkatkan
kemampuan belajar mereka. Berdasarkan Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, setiap guru pada satuan
pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis. Selain RPP, guru
juga harus menyediakan LKPD (LKS) yang inovatif dan tidak hanya berisi tentang soal-
soal latihan. RPP yang baik, salah satunya disusun dengan mempertimbangkan hipotesis
lintasan belajar siswa. Hipotesis lintasan belajar sering disebut dengan istilah
hypothetical learning trajectory (HLT).
Guru yang memahami HLT akan memahami tujuan pembelajaran matematika,
memahami bagaimana semestinya pembelajaran matematika dilaksanakan, memahami
bagaimana siswa berpikir, memahami bagaimana siswa beraktivitas dalam proses belajar
matematika, dan memahami bagaimana membantu siswa untuk mempelajari matematika
dengan lebih baik. Tiga komponen yang harus terakomodasi dalam HLT adalah tujuan
pembelajaran, aktivitas pembelajaran yang terpusat ke siswa, dan konjektur. Sedangkan
menurut Simon (1995: 136), tiga komponen penting dalam HLT yaitu tujuan
pembelajaran, aktivitas pembel.,ajaran, dan hipotesis berpikir siswa. Dengan adanya
HLT, maka guru dapat menduga pemahaman siswa terkait materi yang akan dipelajari.
Sehingga guru bisa lebih mudah membuat perencanaan materi dan skema atau alur
pembelajaran secara khusus yang dituangkan dalam Local Instruction Theory (LIT).
Komponen-komponen yang harus ada dalam LIT adalah: Dimana adanya topik
dimaksud? Aktivitas apa yang harus dirancang? Bagaimana membuat urutan sajian sub
topik yang logis? Konjektur seperti apa yang harus terakomodasi? Alternatif sub alur
mana yang dapat dipilih dalam proses pembelajaran?

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 4


Alur belajar (learning trajectory) PLSV yang dibangun oleh alur belajar khusus
atau local instruction theory (LIT) seperti pada diagram berikut.

Pspjg Trap

Persegi Jagen Dll. ? ? ? Dll.

Ukuran Luas Dll. Ukuran Pjg

Coba-Coba Informal Formal Dll.

Solusi PLSV

Sifat-Sifat PLSV

Var Sepihak Var Beda Pihak

Bentuk PLSV

Belanja Peternakan Usia Dll.

Membangun PLSV

PLSV

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 5


Membangun PLSV melalui LIT di atas, dapat diketahui bahwa PLSV ada di area
belanja, peternakan, usia, dll. Hal ini sebagai jawaban atas pertanyaan, dimana adanya
PLSV? Area-area ini harus mempertimbangkan latar belakang pengetahuan siswa,
bahkan harus kontekstual bagi mereka. Oleh karena itu, sajian PLSV dapat memilih
konteks-konteks dimaksud. Tidak harus semua konteks dipilih dalam menyajikan bahan
ajar. Pilihlah konteks yang sesuai bagi siswa yang akan bealajar topik tersebut. Bila
sajian bahan ajar dibuat untuk semua konteks pada LIT tersebut, akan sangat berat bagi
guru dalam mempersiapkannya. Selanjutnya, koneks yang dipilih untuk dikembangkan
menjadi bahan ajar, harus dibuat masalah kontekstualnya. Misalnya dalam bentuk soal
ceritera. Tentu boleh juga dalam bentuk lain, seperti visual, iconik, ilustrasi, gambar,
simbolik, atau bentuk lain baik konkrit, semi konkrit, semi abstrak, maupun abstrak.
Masalah kontekstual tersebut diubah menjadi bentuk umum PLSV. Bekerja
matematika (doing math) dimungkinkan terjadi dalam prosesnya. Seberapa rumit bekerja
matematika yang dilakukan, sangat bergantung bentuk masalah kontekstual PLSV
dimaksud. Bila masalah disajikan dalam bentuk soal ceritera, maka diperlukan sejumlah
langkah bekerja matematika baik horizontal maupun vertikal untuk sampai pada bentuk
umum PLSV dimaksud. Selain itu diperlukan sejumlah tahapan untuk sampai pada model
simbolik masalah dimaksud.
Langkah selanjutnya berdasarkan LIT di atas adalah membangun PLSV implisit
(variabel sepihak) dan PLSV eksplisit (variable beda pihak), sifat-sifat PLSV, dan
menyelesaikan PLSV. Demikian juga penggunaan PLSV yang prinsipnya adalah
menyelesaikan PLSV. Terdapat beragam cara non-routine yang dirancang melalui LIT di
atas. Mungkin pembaca sudah tidak asing dengan cara aljabar menggunakan sifat-sifat
persamaan. Ada cara non-routine yang akan dibahas di sini. Bahkan cara coba-coba dapat
dilakukan. Hanya cara ini mungkin sedikit saja proses berpikir matematikanya. Tidak ada
aturan pasti untuk sampai pada jawaban dilakukan secara efisien dan efektif. Prosedur
yang sedikit berbeda dengan cara biasa ketika menyelesaikan PLSV dengan cara aljabar
menggunakan sifat-sifat persamaan.
Prinsip koneksi matematis luas daerah bangun datar akan digunakan untuk
menyelesaikan SPLDV selain menggunakan cara-cara non-routine lainnya. Gagasan ini
didasarkan kepada prinsip bahwa luas dua bangun geometri datar atau lebih dalam satuan

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 6


luas yang sama dapat dijumlahkan. Alasan lain datang dari idea diagram batang, bahwa
batang-batang pada diagram batang bisa digunakan sebagai representasi suatu bilangan
dan dua batang atau lebih dengan cara menyambungkan atau meletakan batang-batang
tersebut bersisian. Juga pemanfaatan hukum kekekalan luas menjadi alasan psikologis
untuk penyelesaian SPLDV dengan menggunakan representasi luas daerah bangun datar.
Hukum kekekalan luas dimaksud adalah luas keseluruhan sama dengan jumlah luas
bagian-bagiannya.
Melalui cara-cara penyelesaian PLSV dimaksud akan terjadi bekerja matematika.
Kerumitan serta ragam bekerja matematika bisa terjadi dalam proses ini. Hal inilah yang
memungkinkan bercabangnya alur pada masing-masing cara solusi PLSV tersebut. Oleh
karena itu, LIT di atas adalah salah satu saja dari sekian banyak LIT yang dapat dibuat
untuk PLSV.

B. Mengkonstruksi PLSV dengan Variabel Sepihak


Konstruksi PLSV akan dibangun dengan memilih konteks belanja. Coba
cermati soal ceritera berikut. Seorang siswa (A) mempunyai uang Rp 1000,-. Ia
akan membeli permen dari warung sekolah. Uangnya tidak boleh dihabiskan.
Setelah membeli permen, ternyata A membeli permen yang jenisnya sama.

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 7


Dari ceritera di atas coba ajukan sejumlah pertanyaan!
a) Permen apa yang dibeli A?
b) Berapa banyak permen yang dibeli A?
c) Berapa uang kembalian yang masih dimiliki A?
d) Coba tempel permen dan uang kembalian di papan tulis?

Berikut permen dan uang kembalian keduanya

A
Rp Rp
200 200

Uang kembaliannya

Ternyata permen yang dibeli A empat buat dan uang kembaliannya 2 keping
masing-masing Rp 200,-. Apakah uang kembalian masih bisa dipakai
membeli permen yang sama dengan permen yang sudah dibeli? Coba buat
kalimat matematika untuk menyatakan permen yang dibeli A beserta uang
kembaliannya!

Berikut permen yang dibeli A dan uang kembaliannya

4 permen + 400

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 8


a) Apakah kalimat matematika yang menyatakan banyak permen yang
dibeli A beserta uang kembaliannya sama dengan Rp 1000,-?
b) Coba buat kalimat matematika yang menyatakan hubungan kalimat
matematika tersebut dengan uang Rp 1000,- sebelum dibelanjakan!

Berikut permen dan uang kembalian keduanya

4 permen + 400 = 1000


c) Apakah nama kalimat matematika yang menyatakan hubungan antara
banyak permen, uang kembalian, dan besar uang sebelum dibelanjakan?

Itulah yang dimaksud persamaan linear satu variabel dengan variabel berada
di salah satu pihak persamaan. Untuk menyingkat penulisan, nama variabel
“banyak permen” akan ditulis “p”.
Berdasarkan kontruksi PLSV di atas, coba buat bentuk umum PLSV!
Kemudian jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
a) Apakah harga 4 permen dan Rp 400,- sama dengan Rp 1000,-?
b) Tuliskan persamaan dimaksud pada a)!
c) Coba ubah persamaan tersebut hingga variabel dan konstantanya berada
di pihak yang berbeda! Bagaimana caranya?
Jawaban

d) Apakah harga 2 permen + Rp 200,- sama dengan Rp 500,-?


e) Bagainana caranya memperoleh persamaan pada d)?

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 9


Jawaban
Kedua ruas persamaan 4p + 400 = 1000 dilakukan pengerjaan
pengelompokkan sebagai berikut

4p 400
4p + 400
1000
1000

2p 2p 200 200
2p + (2p + 200) + 200
1000
1000

2p 200 2p 200
400 = 2p + 100
500 500
500 + 500

f) Coba buat persamaan lain yang “ekuivalen” dengan persamaan 4p + 400


= 1000!
g) Tunjukkan cara mengkonstruksi persamaan dimaksud!

Jawaban
Lengkapi pengerjaan dan gambarnya!
4p + 400 = 1000

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 10


C. Menyelesaikan PLSV

Coba ingat kembali jawaban atas pertanyaan yang menunjukkan bahwa uang
kembalian si A masih cukup untuk membeli kembali beberapa permen yang
sama.
a) Bagaimana caranya untuk mengetahui hal tersebut?
b) Apakah ada cara termudah yang dapat dilakukan?
c) Bagaimana caranya?

Jawaban
Kedua ruas persamaan 4p + 400 = 1000 dibuat ilustrasi berupa
persegipanjang sebagai berikut.

4p + 400 1000

Apakah kedua pesegipanjang tersebut sama panjang?


4p + 400
1000

4p 400
600 400

4p
600

2p 2p
300 300

300

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 11


2p

150
p

Dari model terakhir didapat 2p = 300, sehingga p = 150.


Jadi harga satu permen adalah Rp 150,-
Jelas uang kembalian si A masih dapat dipakai membeli 2 premen lagi,
bahkan masih ada sisanya (Rp 100,-).

d) Periksa kembali jawaban dengan cara mensubstitusi p = 150 ke persamaan


4p + 400 = 1000.

Coba buat rangkuman tentang materi yang baru saja dipelajari pada kotak
berikut!

Latihan
Buat ceritera yang sesuai untuk menyusun persamaan linear, tulis pada
kotak berikut.

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 12


Selesaikan masalah pada ceritera di atas! Jawaban tulis pada kotak berikut!

Selamat bekerja!

D. Mengkonstruksi PLSV dengan Variabel pada Dua Pihak Persamaan

Konstrusi PLSV masih menggunakan konteks belanja. Dua orang siswa (A


dan B) masing-masing mempunyai uang Rp 1000,-. Keduanya akan
membeli permen yang sama (baik jenis maupun harganya) dari warung
sekolah. Uangnya tidak boleh dihabiskan. Setelah keduanya membeli
permen, ternyata keduanya membeli permen dengan banyak berbeda.

Dari ceritera di atas coba ajukan sejumlah pertanyaan!


e) Permen apa yang dibeli A dan B?
f) Berapa banyak permen yang dibeli A dan B?
g) Siapa yang membeli permen terbanyak?

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 13


h) Berapa uang kembalian yang masih dimiliki A dan B?
i) Siapa yang masih mempunyai uang kembalian terbanyak?
j) Coba tempel permen dan uang kembalian masing-masing di papan tulis?

Berikut permen dan uang kembalian keduanya

A B
Rp
200 Rp
100

Rp
200

Ternyata permen yang dibeli keduanya sama, tetapi banyak permen dan
besar uang kembaliannya berbeda. Si B membeli permen lebih banyak
daripada si A. Uang kembalian si B lebih sedikit daripada kembalian si A.
Ajukan beberapa pertanyaan berikut!
d) Bagaimana keterkaitan antara banyak permen dengan besar uang
kembalian?
e) Uang kembalian siapakah yang masih cukup untuk membeli permen
yang sama?
f) Bagaimana tahunya bahwa uang kembalian si B tidak cukup untuk
membeli perpen yang sama?
g) Coba buat kalimat matematika untuk menyatakan permen yang dibeli
keduanya beserta uang kembaliannya!

Berikut permen dan uang kembalian keduanya

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 14


A B

4 permen + 400 6 + 100 permen

h) Apakah sama kalimat matematika yang menyatakan banyak permen yang


dibeli keduanya beserta uang kembaliannya?
i) Coba buat kalimat matematika yang menyatakan hubungan kedua
kalimat matematika tersebut!

Berikut permen dan uang kembalian keduanya

4 permen + 400 = 6 + 100 permen

j) Apakah nama kalimat matematika yang menyatakan hubungan antara


banyak permen dan uang kembalian si A dan si B?

Itulah yang dimaksud persamaan linear satu variabel dengan variabel


permen, tetapi variabel permen tersebut berada pada kedua belah pihak
persamaan. Untuk menyingkat penulisan nama variabel “banyak permen”
akan ditulis “p”.
h) Apakah harga 4 permen dan Rp 400,- sama dengan harga 6 permen dan
Rp 100,-?
i) Tuliskan persamaan dimaksud pada a)!

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 15


j) Coba ubah persamaan tersebut hingga variabel dan konstantanya berada
di satu pihak! Bagaimana caranya?
Jawaban

k) Apakah harga 2 permen + Rp 100,- sama dengan Rp 400,-?


l) Bagainana caranya memperoleh persamaan pada d)?

Jawaban
Kedua ruas persamaan 4p + 400 = 6p + 100 dilakukan pengerjaan
pengelompokkan sebagai berikut

4p 400
4p + 400
6p 100
6p + 100

4p 400
4p + 400
4p 2p 100
4p + (2p + 100)

400
400 = 2p + 100
2p 100

m) Apakah harga 3 permen + Rp 300,- sama dengan harga 5 permen?


n) Bagaimana cara memperoleh persamaan f) di atas?

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 16


Jawaban
Kedua ruas persamaan 4p + 400 = 6p + 100 dilakukan pengerjaan
pengelompokkan sebagai berikut. Lengkapi gambarnya!

4p + 400 = 6p + 100
p + (3p + 400) = p + (5p + 100)
3p + 300 + 100 = 5p + 100
3p + 300 = 5p

o) Coba buat persamaan lain yang “ekuivalen” dengan persamaan 4p + 400


= 6p + 100!
p) Tunjukkan cara mengkonstruksi persamaan dimaksud!

Jawaban
Lengkapi pengerjaan dan representasinya!
4p + 400 = 6p + 100

E. Menyelesaikan PLSV dengan Variabel pada Dua Pihak Persamaan

Coba ingat kembali jawaban atas pertanyaan yang menunjukkan bahwa uang
kembalian si B tidak cukup untuk membeli kembali permen yang sama,
sedangkan uang kembalian si A masih cukup untuk membeli kembali
beberapa permen yang sama.
e) Bagaimana caranya untuk mengetahui hal tersebut?
f) Apakah ada cara termudah yang dapat dilakukan?
g) Bagaimana caranya?

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 17


Jawaban
Kedua ruas persamaan 4p + 400 = 6p + 100 dibuat ilustrasi berupa
persegipanjang sebagai berikut.

4p + 400 6p + 100

Apakah kedua pesegipanjang tersebut sama panjang?


4p + 400
6p + 100

4p 400
6p 100

4p 400
4p 2p 100

400
2p 100

300 100
2p 100

300
2p

Dari model terakhir didapat 2p = 300, sehingga p = 150.


Jadi harga satu permen adalah Rp 150,-

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 18


Jelas uang kembalian si B tidak cukup lagi untuk membeli permen yang
sama, sedangkan uang kembalian si A masih dapat dipakai membeli 2
premen lagi, bahkan masih ada sisanya (Rp 100,-).

h) Periksa kembali jawaban dengan cara mensubstitusi p = 150 ke persamaan


4p + 400 = 6p + 100.

Coba buat rangkuman tentang materi yang baru saja dipelajari pada kotak
berikut!

Latihan
Buat ceritera yang sesuai untuk menyusun persamaan linear, tulis pada
kotak berikut.

Selesaikan permasalahan pada ceritera di atas! Jawaban tulis pada kotak


berikut!

Selamat bekerja!

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 19


Daftar Pustaka

Adiawan, M.C., Sugijono, Subroto, D. (2002). Matematika 1A untuk SMP Kelas VIII
Semester1. Jakarta: Erlangga.

Durbin, J.R. (1985). College Algebra. New York: John Wiley & Sons.

Darhim. (2004). Pengaruh Pembelajaran Matemtika Kontekstual terhadap Hasil Belajar


dan Sikap Siswa Sekolah Dasar Kels Awal. Disertasi. Pascasarjana UPI Bandung.

Fong, Ng.S. (2000). Mathematics in Action Jilid 5A, 5B, 6A, dan Jilid 6B. Singapore:
Pearson Education Asia Pte Ltd.

Hong, K.T. (2004). Primary Mathematics Jilid 5A, 5B, 6A, dan Jilid 6B. Singapore:
Times Media Private Limited (Online Book Store:
http://www.timesone.com.sg/fpl)

Kheong, F.H., Ramakrisnan, C., Choo, M. (2004). Maths Jilid 2A, dan Jilid 2B.
Singapore: Times Media Private Limited (Online Book Store:
http://www.timesone.com.sg/fpl)

Scottis Mathematics Group. (1973). Modern Mathematics for School, Teacher’s Book 1-
7. Glasgow: Blackie & Son. Ltd.

Wuan, L.Y., Kuen, L.M., dan Cheng, L.W. (2001). Exploring Mathematics Jilid 3A, 3B,
4A, dan Jilid 4B. Singapore: Pan Pasific Publications (S) PTE Ltd.

Darhim – Inovasi Pembelajaran PLSV 20

Anda mungkin juga menyukai