Anda di halaman 1dari 183

PENGEMBANGAN SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILLS

(HOTS) BERKONTEKS BUDAYA MELAYU RIAU PADA


MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA
KELAS VII SMP/MTs

SKRIPSI

Oleh :

Ade Suci Ramadhani


1705113774

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
PENGEMBANGAN SOAL HIGHER ORDER THINKING SKILL
(HOTS) BERKONTEKS BUDAYA MELAYU RIAU
PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA
KELAS VII SMP/MTs

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Guna Mmemperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :
Ade Suci Ramadhani
NIM. 1705113774

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2021
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya menyatakan bahwa tugas akhir saya ini adalah benar-benar hasil karya
saya sendiri. Bagian-bagian tertentu dari penulisan tugas akhir ini yang saya kutip
dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya sesuai dengan norma,
kaidah dan etika penulisan karya ilmiah. Saya bersedia menerima sanksi apabila
di kemudian hari ditemukan adanya plagiat sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Pekanbaru, 28 Juli 2021


Penulis,

Ade Suci Ramadhani


1705113774
Halaman Persembahan

“Every life is a story, Thank you for being a part of my life”


Skripsi sederhana ini dipersembahkan untuk Ayahanda Syafruddin
dan Ibunda Gusri Yenti yang telah memberikan kebahagian serta abang dan
adik yang sama-sama juga sedang berjuang untuk menaikkan derajat
keluarga, yaitu Andri Wijaya Putra, A.Md, Anggi Ramadhona, S.T, Andi
Sofyan, Annisa Juliana dan Amelia Nursafitri. Skripsi ini juga
dipersembahkan untuk Oom Zainal Arifin dan Ante Sri Yuni yang telah
membantu dan memberi semangat selama perkuliahan, serta adik-adik saya
Gilang Pramudya, Ghani Yazid Khairi dan terkhusus Gea Amanda Ramadhani
yang telah menjadi crush 24/7 selama satu tahun ini, serta semua pihak yang
tak kunjung lelah memberikan tekanan berselimuti semangat dengan
berbagai pertanyaan yang diwalai kata “kapan”. Terimakasih telah menjadi
alasan terbesar untuk menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih kepada Tuti Alawiyah dan Ninda Oksagita Hakim yang
telah menjadi partner dalam menyelesaikan drama skripsi ini hingga kita
berhak menyandang gelar S.Pd diwaktu yang sama. Terimakasih juga kepada
Ainun Nisa, Voryda Hidayati, Putri Atika Ramadhani dan semua orang-orang
tersayang yang pernah datang lalu pergi karena telah menemani perjuangan
panjang perkuliahan yang lelah ini namun menyenangkan.
Hidup ini tidak instan, banyak sekali perjalanan yang kita sendiri
tidak tau garis finish-nya dimana, meskipun kita berada pada garis start
yang sama, sehingga hidup akan terus berjalan dengan segala kendalanya.
Terimakasih terkhusus untuk diri sendiri yang telah berhasil bertahan
hingga sampai dititik ini, yang selalu mau menarik tangan dan mengangkat
tubuh saya ketika saya terjatuh ingin menyerah, terimakasih telah mampu
tanpa mengeluh mengambil sesuatu yang berbeda dan berjuang lebih keras
dalam menyelesaikan semuanya satu per satu sampai lembar berharga ini
tercetak dan terselip di halaman awal skripsi ini. Proud of you, de!
RINGKASAN

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya instrumen penilaian untuk


mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking
Skills (HOTS) yang menjadi suatu tujuan dalam kegiatan pembelajaran pada
kurikulum 2013. Namun hal ini tidak selaras dalam pembelajaran yang
berlangsung dimana instrumen penilaian yang diberikan masih didominasi pada
soal-soal level berpikir tingkat rendah. Penyebabnya guru masih kesulitan dalam
mengembangkan soal HOTS dan masih kurangnya pedoman serta referensi dalam
mengembangkan soal HOTS. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah
mengembangkan instrumen penilaian atau soal HOTS. Melalui soal HOTS ini
peserta didik juga dapat melatih kemampuan berpikir tingkat tingginya.
Soal HOTS yang dikembangkan adalah soal HOTS berdasarkan
Taksonomi Bloom revisi Krathwhol dan Anderson, yaitu soal pada level kognitif
C4 (menganalisis) dan C5 (mengevaluasi) pada materi segiempat dan segitiga
untuk kelas VII SMP/MTs. Dalam mengembangkan soal HOTS digunakan
konteks budaya Melayu Riau yang meliputi rumah adat, permainan rakyat dan
ragam hias atau motif Melayu Riau. Soal HOTS yang dikembangkan disertai kisi-
kisi soal, alternatif jawaban dan pedoman penskoran holistik yang setiap kriteria
disesuaikan dengan level kognitif HOTS.
Penelitian ini menggunakan model pengembangan tipe development
studies yang terdiri dari tahap preliminary dan formatif evaluation oleh Tessmer
yang terdiri dari kegiatan self evaluation, expert review, one to one, small group
dan field test. Pada tahap preliminary, dilakukan analisis dan desain. Pada tahap
analisis meliputi analisis kebutuhan, analisis peserta didik, analisis kurikulum dan
analisis budaya Melayu Riau. Hasil analisis yang diperoleh dijadikan dasar dalam
mengembangkan produk dan instrumen penelitian pada tahap desain. Selanjutnya
pada tahap self evaluation dilakukan penilaian lebih lanjut oleh peneliti terhadap
produk dan instrumen penelitian yang dikembangkan sehingga diproleh produk
awal yang bisa dilanjutkan ke tahapan penelitian selanjutnya.

i
Pada tahap expert review, produk divalidasi oleh tiga orang validator.
Aspek yang dinilai meliputi aspek materi/isi, konstruk dan bahasa. Hasil validasi
untuk ketiga aspek didapatkan bahwa soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
dinyatakan valid dengan presentase 80,55% disertai beberapa saran dan komentar.
Bersamaan dengan itu dilakukan juga tahap one-to-one, dimana soal HOTS
diujicobakan kepada 6 peserta didik untuk melihat keterbacaan dari soal HOTS
dengan melakukan wawancara langsung setelah soal HOTS dikerjakan. Saran dan
komentar yang didapat dari validator dan peserta didik dijadikan dasar dalam
merevisi soal HOTS yang dikembangkan.
Setelah soal HOTS dinyatakan valid, soal HOTS kemudian diujicobakan
kepada 12 peserta didik pada tahap small group. Peserta didik juga diminta untuk
mengisi kusioner untuk melihat respon beserta saran dan komentar. Dari jawaban
12 peserta didik, dapat dilihat peserta didik telah memahami kalimat dari setiap
soal yang dikembangkan dan sudah mampu menyusun strategi dalam
menyelesaikan soal HOTS meskipun masih terdapat kesalahan dan beberapa soal
tidak terjawab dengan benar. Dari hasil analisis kusioner diperoleh respon peserta
didik terhadap soal HOTS dinyatakan sangat baik dengan presentase 84,58%.
Hasil penyelesaian beserta saran dan komentar dari peserta didik dijadikan dasar
dalam merevisi soal HOTS untuk tahapan penelitian selanjutnya.
Setelah direvisi, selanjutnya soal HOTS diujicobakan pada tahap field test
kepada subjek uji coba yang terdiri dari 33 peserta didik. Setelah diujicobakan,
hasil jawaban peserta didik dianalisis. Dari hasil analisis jawaban peserta didik
diperoleh 20 soal dinyatakan valid dan 2 soal dinyatakan tidak valid. Sehingga
untuk analisis reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda 2 soal yang
dinyatakan tidak valid tidak diikutsertakan. Nilai relibialitas 20 soal HOTS adalah
sebesar 0,93 dan dinyatakan sangat tinggi. Sedangkan untuk taraf kesukaran, 4
soal memiliki taraf kesukaran sedang dan 16 soal memiliki taraf kesukaran sukar.
Untuk daya pembeda diperoleh 9 soal memiliki daya pembeda cukup dan 11 soal
memiliki daya pembeda baik. Oleh karena itu, diperoleh produk final 20 soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan segitiga untuk
kelas VII SMP/MTs.

ii
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim
Alhamdulillahirabbil‟alamiin. Segala puji dan syukur hanya milik Allah
Subhanahu wa ta‟ala yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (skripsi) ini dengan baik. Shalawat dan
salam tidak lupa penulis curahkan kepada junjungan dan Nabi kita, Muhammad
shallallahu „alaihi wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.
Penyusunan tugas akhir (skripsi) yang berjudul Pengembangan Soal
Higher Order Thinking Skills (HOTS) Berkonteks Budaya Melayu Riau pada
Materi Segiempat dan Segitiga Kelas VII SMP/MTs, tentunya tidak akan pernah
terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Kartini, S.Pd, M.Si selaku Koordinator Program Studi Pendidikan
Matematika.
2. Ibu Syarifah Nur Siregar, S.Si, M.Pd selaku pembimbing akademik dan
dosen pembimbing I yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan
pemikiran dalam memberikan bimbingan, arahan, nasehat, motivasi dan
bantuan kepada penulis dalam penyempurnaan isi penulisan tugas akhir
(skripsi) ini.
3. Bapak Dr. Sehatta Saragih, M.Pd selaku dosen pembimbing II yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran dalam memberikan
bimbingan, arahan, nasehat, motivasi dan bantuan kepada penulis dalam
penyempurnaan isi penulisan tugas akhir (skripsi) ini.
4. Ibu Dr. Atma Murni, M.Pd, Bapak Dr. Elfis Suanto, M.Si dan Ibu Dra. Rini
Dian Anggraini, M.Pd selaku dosen penguji yang banyak memberikan
masukan dan arahan dalam penyempurnaan Pengembangan Soal Higher
Order Thinking Skill (HOTS) Berkonteks Budaya Melayu Riau peneliti.
5. Bapak Dr. Nahor Murani Hutapea, M.Pd., Bapak Dr. Nofriyandi, S.Pd.,
M.Pd. dan Bapak Dr. Dedek Andrian, S.Pd.,M.Pd, selaku validator yang telah

iii
memberikan saran dan masukan yang sangat membangun terhadap tes yang
dikembangkan oleh peneliti dalam skripsi ini.
6. Bapak dan Ibu seluruh dosen Program Studi Pendidikan Matematika FKIP
Universitas Riau yang telah mengajar dan mendidik peneliti.
7. Seluruh pihak terkait yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Semoga Allah Subhanahu wa ta‟ala memberi balasan yang setimpal atas
bantuan, dukungan, motivasi dan semangat yang senantiasa diberikan, semoga
skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Pekanbaru, Juli 2021

Penulis

iv
DAFTAR ISI
RINGKASAN ................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. viii

BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang ............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 6
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
1.4 Spesifikasi Produk ........................................................................ 7
1.5 Manfaat Pengembangan Produk ................................................... 8
1.6 Definisi Operasional ..................................................................... 9

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ....................................................................... 12


2.1 Kajian Teori ................................................................................... 12
2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ........................................... 36
2.3 Kerangka Berpikir ......................................................................... 37

BAB III. METODE PENELITIAN ............................................................. 40


3.1 Model Pengembangan ................................................................... 40
3.2 Prosedur Pengembangan Produk ................................................... 42
3.3 Data dan Instrumen Penelitian ...................................................... 47
3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 50
3.4 Teknik Analisis Data ..................................................................... 51

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..................................................... 58


4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 58
4.2 Pembahasan ................................................................................... 83

BAB V. PENUTUP ........................................................................................ 92


5.1 Simpulan ........................................................................................ 92
5.2 Rekomendasi ................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 94


LAMPIRAN ................................................................................................... 99

v
DAFTAR TABEL
2.1 Indiktor Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi ......................................... 15
2.2 Kriteria Validitas Internal ......................................................................... 24
2.3 Kriteria Reliabilitas ................................................................................... 26
2.4 Kriteria Taraf Kesukaran ........................................................................... 28
2.5 Kriteria Daya Pembeda ............................................................................. 29
2.6 Sifat-sifat, Keliling dan Luas Segiempat .................................................. 34
2.7 Jenis dan Sifat-sifat Segitiga ..................................................................... 35
3.1 Aspek pada Lembar Validasi .................................................................... 47
3.2 Aspek pada Kusioner Respon Peserta Didik ............................................. 48
3.3 Indikator pada Soal HOTS ........................................................................ 49
3.4 Kriteria Penilaian Validitas Internal .......................................................... 51
3.5 Kriteria Respon Peserta Didik ................................................................... 52
3.6 Kriteria Reliabilitas ................................................................................... 55
3.7 Kriteria Taraf Kesukaran ........................................................................... 56
3.8 Kriteria Daya Pembeda ............................................................................. 58
4.1 Keterkaitan Konteks Budaya Melayu Riau dengan Bangun Datar
Segiempat dan Segitiga ............................................................................. 62
4.2 Saran-saran Perbaikan dari Validator ........................................................ 68
4.3 Contoh Perbaikan Kisi-Kisi Soal HOTS ................................................... 69
4.4 Contoh Perbaikan Rumusan Kalimat Soal HOTS .................................... 69
4.5 Contoh Perbaikan Alternatif Penyelesaian ................................................ 70
4.6 Skor Rata-rata Validasi Apek Materi ........................................................ 71
4.7 Skor Rata-rata Validasi Aspek Konstruksi ............................................... 72
4.8 Skor Rata-rata Validasi Aspek Bahasa ..................................................... 73
4.9 Hasil Perhitungan Validasi Aspek Materi, Konstruksi dan Bahasa .......... 73
4.10 Komentar Peserta Didik Tahap One-to-one ............................................. 75
4.11 Komentar Peserta Didik Tahap Small Group .......................................... 79
4.12 Hasil Perhitungan Uji Validitas Butir Soal ............................................. 80
4.13 Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Soal ................................................ 81
4.14 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Soal ................................................... 82

vi
DAFTAR GAMBAR
2.1 Level Taksonomi Bloom Revisi Krathwhol dan Anderson ...................... 21
2.2 Motif Kuda Kencana ................................................................................. 32
2.3 Rumah Adat Limas Potong ....................................................................... 32
2.3 Tapak Rimau ............................................................................................. 33
2.4 Bagan Kerangka Berpikir .......................................................................... 38
3.1 Tahapan Development Studies ................................................................. 40
4.1 Kisi-Kisi Soal HOTS Berkonteks Budaya Melayu Riau .......................... 63
4.2 Soal HOTS Berkonteks Budaya Melayu Riau .......................................... 64
4.3 Alternatif Penyelesaian dan Pedoman Penskoran ..................................... 66
4.4 Komentar Salah Satu Peserta Didik Tahap Small Group ......................... 78

vii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Analisis Instrumen Tes di Sekolah ............................................................ 99
2. Silabus Materi Segiempat dan Segitiga ..................................................... 102
3. Analisis Kompetensi dan Materi ............................................................... 106
4. Matriks Soal HOTS Berkonteks Budaya Melayu Riau ............................ 108
5. Kisi-kisi Soal HOTS Berkonteks Budaya Melayu Riau ........................... 109
6. Kisi-kisi Lembar Validasi ......................................................................... 117
7. Lembar Validasi Internal ........................................................................... 118
8. Rubrik Lembar Validasi ............................................................................ 124
9. Lembar Respon Peserta Didik ................................................................... 127
10. Hasil Validasi Internal ............................................................................. 130
11. Hasil Analisis Respon Peserta Didik ...................................................... 135
12. Pengolahan Data Respon Peserta Didik .................................................. 139
13. Pengolahan Data Validitas Eksternal, Reliabilitas, Taraf Kesukaran
dan Daya Pembeda ................................................................................. 141
14. Pengujian Validitas Butir Soal dan Reliabilitas Menggunakan SPPS .... 160
15. Surat Penelitian ....................................................................................... 164
16. Dokumentasi Penelitian .......................................................................... 165

viii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills
(HOTS) adalah keterampilan yang dibutuhkan dalam menghadapi tantangan
pada kehidupan abad 21 yang semakin kompleks (Ndiung dan Mariana,
2020:94). HOTS menjadi standar baru yang diperlukan peserta didik untuk
memiliki kompetensi yang dibutuhkan agar dapat bersaing secara global.
Peserta didik harus menguasai esensial keterampilan berpikir tingkat tinggi
atau HOTS antara lain berpikir kritis dan pemecahan masalah; berpikir kreatif
dan inovatif; berkolaborasi dan berkomunikasi efektif; serta berpikir kreatif
dan inovatif (Kemendikbud, 2019:2). Pentingnya penguasaan HOTS juga
ditekankan dalam tujuan pembelajaran matematika.
National Council of Teacher of Mathematics (dalam Bidasari, 2017:64)
dan Permendikbud No 58 tahun 2014 menekankan tujuan pembelajaran
matematika untuk membentuk agar peserta didik memiliki keterampilan
berpikir kritis, berpikir kreatif, pemecahan masalah dan kemampuan
berkomunikasi. Kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik salah
satunya dapat diukur melalui pengerjaan soal yang menuntun kemampuan
berpikir tingkat tinggi atau HOTS. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang
direvisi oleh Krathwhol dan Anderson, soal yang tergolong HOTS adalah soal
pada level kognitif C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi) dan C6 (mencipta)
(dalam Nisa, dkk, 2018:547). Namun, realita yang terjadi kemampuan
berpikir tingkat tinggi atau HOTS peserta didik Indonesia sampai sekarang
masih dalam kategori yang rendah.
Hal ini sesuai dengan data yang ditunjukkan oleh salah satu studi
internasional yaitu Programme Internasional For Student Assesment (PISA)
yang diadakan oleh Organization for Economic Cooperation and
Development (OECD). Untuk tahun 2018, hasil yang dicapai Indonesia pada
tes PISA dalam kemampuan matematika mengalami penurunan dari tahun

1
2

2015. Indonesia hanya menempati peringkat 71 dari 78 negara dengan skor


rata-rata kemampuan matematika peserta didik Indonesia yaitu 379, jauh di
bawah rata-rata skor Internasional yaitu 490 (Tohir, 2019:1). Tidak hanya
skor tes PISA, rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi juga
ditunjukkan dari hasil studi Trends in Internasional Mathematics and Science
Study (TIMSS) yang merupakan suatu studi internasional mengenai
kemampuan kognitif peserta didik yang diadakan oleh The Internasional
Association for Evaluation of Education Achievement (IEA). Peserta didik
Indonesia berada pada ranking 44 dari 49 negara dengan skor rata-rata 397
jauh dibawah rata rata skor Internasional yaitu 500 (Hadi dan Novaliyosi,
2019:563).
Pada tingkat nasional dihitung sejak tahun 2018, 10% soal Ujian
Nasional (UN) telah disusun dengan menggunakan soal HOTS (Mahmudah,
2019:50). Namun perolehan nilai yang didapat peserta didik Indonesia masih
dalam kategori yang rendah. Berdasarkan data yang didapat pada tahun 2019
nilai rata-rata UN matematika peserta didik SMP/MTs adalah sebesar 45,52.
Pada tahun 2018, nilai rata-rata UN matematika mengalami penurunan
sebesar 6,97 poin dari tahun sebelumnya yaitu 50,31 menjadi 43,34. Nilai
mata pelajaran matematika menjadi nilai terendah setiap tahunnya dari
seluruh mata pelajaran yang diujikan. Untuk tingkat provinsi, khususnya
provinsi Riau nilai rata-rata UN matematika SMP/MTS sebesar 46,06, masih
berada dibawah nilai ketuntasan minimum yang telah ditentukan yaitu 55,00
(Kemendikbud, 2019)
Salah satu yang menjadi faktor rendahnya kemampuan berpikir tingkat
tinggi atau HOTS ini dikarenakan peserta didik yang masih kurang terlatih
dan terbiasa untuk menyelesaikan soal-soal kontekstual, menuntun penalaran,
argumentasi dan kreatifitas dalam menyelesaikannya, dimana soal-soal
tersebut membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS
(Budiman dan Jaliani, 2014:142). Menurut Emilya (dalam Cahyani 2017:2)
kenyataan yang terjadi peserta didik hanya menguasai aspek pemahaman
konsep saja. Hal ini dikarenakan umumnya guru lebih banyak memberikan
3

soal-soal yang berhubungan dengan pemahaman konsep dan bukan


pemecahan masalah. Tidak hanya itu, pembelajaran lebih menekankan hanya
pada hafalan yang tentunya tidak menuntut peserta didik untuk memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS.
Hasil wawancara peneliti bersama salah seorang guru matematika SMP
Negeri di Pekanbaru menunjukkan bahwa sekolah sedang mengupayakan
untuk memberikan instrumen penilaian berkonteks HOTS. Namun saat ini
soal yang digunakan masih didominsi pada level kemampuan berpikir rendah
atau Lower Order Thinking Skills (LOTS) yaitu mengingat (C1), memahami
(C2) dan menerapkan (C3). Hal ini disebabkan penyusunan soal HOTS
bukanlah suatu hal yang mudah. Menurut Martina (2017:6) masih kurangnya
kemampuan guru dalam mengembangkan instrumen penilaian HOTS
dikarenakan masih sedikitnya tersedia instrumen penilaian HOTS yang dapat
dijadikan referensi untuk melatih mengembangkan soal HOTS. Hal ini juga
terjadi di salah satu SMP swasta terkemuka di Pekanbaru. Dari 10 soal
objektif yang digunakan untuk ulangan harian, sebanyak 0 % soal yang
tergolong soal HOTS.
Rudhito dan Arif (2016:89) memaparkan bahwa di dalam buku-buku
yang disiapkan untuk mendukung Kurikulum 2013, termasuk Buku
Matematika Kelas VII Kurikulum 2013 sangat sulit menemukan soal-soal
latihan yang karekteristiknya menuntut peserta didik berpikir tingkat tinggi.
Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Imanuddin (2015:61), dimana
soal-soal dalam buku siswa matematika SMP/MTs Kelas VII Kurikulum
2013 terbitan Kemendikbud pada tahun 2014 untuk semester 1 hanya terdiri
dari 2,72% untuk level C4; 2,72% untuk level C5; dan 0% untuk level C6,
sedangkan untuk semester 2 terdiri dari 17,14% untuk level C4; 5,58% untuk
level C5; dan 2,86% untuk C6.
Selain itu, Rudhito dan Arif (2016:89) juga memaparkan bahwa
instrumen penilaian yang disusun kurang dikaitkan dengan konteks
kehidupan yang dihadapi peserta didik dan kurang memfasilitasi peserta didik
dalam mengungkapkan proses berpikir dan berargumentasi yang tentunya ini
4

akan menghambat peserta didik dalam meningkatkan kemampuan berpikir


tingkat tinggi. Hal ini sejalan dengan karekteristik soal HOTS. Dalam buku
“Panduan Penulisan Soal HOTS (Higher Order Thinking Skills)” (2019:62),
jika soal HOTS yang dikembangkan mempunyai konteks, maka konteks pada
soal HOTS haruslah permasalahan kontekstual. Oleh karena itu dalam
mengembangkan soal HOTS, konteks yang diangkat dapat dari
permasalahan-permasalahan yang ada dilingkungan peserta didik, salah
satunya konteks budaya (Kemendikbud, 2019:39). Melalui penggunaan
konteks budaya ini peserta didik dapat melihat keterkaitan apa yang dipelajari
dengan penerapan dalam kehidupan nyata.
Atas kondisi tersebut, maka pada penelitian ini dikembangkan soal
HOTS dengan menggunakan konteks budaya Melayu Riau. Penggunakan
konteks budaya Melayu Riau pada soal HOTS juga selaras dengan Kurikulum
2013, karena pengembangan Kurikulum 2013 berdasarkan empat hal, yaitu :
1) budaya bangsa Indonesia yang beragam, 2) peserta didik sebagai pewaris
budaya bangsa, 3) diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan
4) diarahkan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik
di masa depan. Hal ini dimaksudkan agar dalam pembelajaran, peserta didik
dipersiapkan untuk dapat menguasai kompetensi yang diperlukan dalam
kehidupan masa kini dan masa depan dengan tetap mengembangkan
kemampuan sebagai pewaris budaya bangsa (Permendikbud No 35 Tahun
2018).
Melalui instrumen penilaian berupa soal HOTS berkonteks budaya
Melayu Riau ini, diharapkan peserta didik akan lebih mudah memahami
permasalahan yang ingin diselesaikan karena berhubungan langsung dengan
lingkungan sekitarnya. Pengembangan soal HOTS berkonteks budaya Melayu
Riau tidak hanya sebagai upaya dalam meningkatkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi tetapi juga sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan
peserta didik terhadap budaya Melayu Riau. Salah satu cabang matematika
yang dapat disajikan dalam konteks budaya Melayu Riau adalah Geometri.
5

Dalam geometri dibahas objek-objek yang berhubungan dengan ruang


dari berbagai dimensi, sehingga tepat jika dikaitkan dengan budaya Melayu.
Menurut Rinaldi (dalam Wandari, dkk., 2018) pembelajaran geometri sangat
penting dipahami karena dapat membantu siswa memiliki keyakinan dengan
dunianya, dapat mengantarkan siswa untuk mengembangkan kemampuan
pemecahan masalah, dapat menunjang ilmu pengetahuan lainnya, dan
geometri dapat mengaitkan matematika dengan bentuk fisik dunia nyata
dalam kehidupan sehari-hari. Pada tingkat Sekolah Menengah Pertama
(SMP), salah satunya materi geometri adalah segiempat dan segitiga yang
dipelajari peserta didik di kelas VII. Pengaplikasian materi segiempat dan
segitiga banyak dijumpai dalam konteks budaya Melayu Riau.
Pemahaman peserta didik terhadap materi pembelajaran segiempat dan
segitiga perlu bertahan lama karena ruang lingkup segiempat dan segitiga
merupakan dasar-dasar untuk memahami materi pembelajaran geometri
selanjutnya. Hal tersebut bisa dilakukan dengan membiasakan peserta didik
memecahkan permasalahan yang membutuhkan kerangka berpikir dari
menganalisa, menilai, dan mencipta yaitu dengan melakukan peningkatan
kualitas penilaian yang harus disesuaikan dengan kategori berpikir tingkat
tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Oleh karen itu, sangat
diperlukan pengembangan sistem penilaian agar menjadi baik salah satunya
yaitu dengan mengembangkan instrumen penilaian yang memuat soal-soal
Higher Order Thinking Skills (HOTS) berkonteks budaya Melayu Riau.
Berdasarkan pentingnya kemampuan berpikir tingkat tinggi dan
mempertahankan peserta didik sebagai pewaris budaya bangsa, khususnya
Melayu Riau, mendorong peneliti untuk melakukan penelitian pengembangan
soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) berkonteks budaya Melayu Riau
pada materi segiempat dan segitiga Kelas VII SMP/MTs. Soal HOTS yang
dikembangkan adalah soal HOTS berdasarkan level kognitif Taksonomi
Bloom yang direvisi oleh Krathwhol dan Anderson yaitu soal pada level C4
(menganalisis), C5 (mengevalusi) dan C6 (mencipta) yang dapat digunakan
sebagai instrumen penilaian dan acuan bagi guru-guru untuk mengembangkan
6

soal HOTS dalam pembelajaran. soal HOTS yang dikembangkan berbentuk


soal uraian yang memenuhi syarat kaidah-kaidah pengembangan soal yaitu
valid dan reliabel serta memiliki taraf kesukaran dan daya pembeda yang
baik.
Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau perlu diselidiki
kevalidannya untuk mengetahui apakah soal tersebut tepat mengukur apa
yang hendak diukur (Sugiyono, 2015:178). Sedangkan tingkat reabilitasnya
perlu diselidiki untuk memastikan bahwa soal yang dikembangkan dapat
dipercaya memberi hasil yang relatif sama meskipun diberikan secara
berulang kali (Sugiyono, 2015:182). Tidak hanya itu, soal yang baik adalah
soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit serta mampu
membedakan kemampuan yang dimiliki peserta didik (Sari, 2015:80).
Oleh karena itu, selain validitas dan reliabilitas, dalam pengembangan
soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau juga diperlukan analisis taraf
kesukaran dan daya pembeda. Dengan memperoleh nilai validitas, reliabilitas,
taraf kesukaran dan daya pembeda, soal HOTS berkonteks budaya Melayu
Riau yang dikembangkan sahih, handal dan dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai instrumen penilaian dalam pembelajaran untuk meningkatkan
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Soal yang dikembangkan
ditujukan sebagai bank soal HOTS yang bisa digunakan tenaga pendidik
sebagai soal tes formatif, ulangan harian, ujian tengah semester maupun ujian
akhir semester.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti merumuskan
masalah dalam penelitian ini yaitu “Apakah soal Higher Order Thinking
Skills (HOTS) berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan
segitiga kelas VII SMP/MTs sudah memenuhi kriteria valid dan reliabel serta
memiliki taraf kesukaran dan daya pembeda yang baik?”
7

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan rumusan yang telah dikemukakan, adapun tujuan
penelitian ini yaitu untuk menghasilkan soal-soal Higher Order Thinking
Skills (HOTS) berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan
segitiga kelas VII SMP/MTs yang valid dan reliabel serta memiliki daya
pembeda dan taraf kesukaran yang baik.

1.4 Spesifikasi Produk


Produk yang dihasilkan adalah soal Higher Order Thinking Skills
(HOTS) berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan segitiga
kelas VII SMP/MTs yang dilengkapi dengan kisi-kisi soal, alternatif
penyelesaian dan pedoman penksoran yang disajikan sebagai kumpulan soal
atau bank soal HOTS. Produk disajikan dalam sebuah kartu soal dan
dibukukan. Berikut penjelasan terkait spesifikasi produk yang dihasilkan :
1. Kisi-kisi soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
Kisi-kisi yang dikembangkan berdasarkan buku Panduan Penilaian
oleh Pendidik dan Satuan Pendidik dan buku Modul Penyusunan
Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills)
Matematika. Komponen kisi-kisi soal HOTS berkonteks budaya Melayu
Riau yang dikembangkan meliputi : (1) jenjang pendidikan; (2) materi
pokok (3) kelas/semester; (4) bentuk soal; (5) kompetensi dasar; (6)
indikator pencapaian kompetensi (7) materi pembelajaran; (8) indikator
soal; (8) level kognitif; (9) nomor soal; dan (10) konteks budaya Melayu.
2. Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
Soal HOTS yang dikembangkan disesuaikan dengan level kognitif
Taksonomi Bloom revisi Krathwhol dan Anderson yang menempatkan
soal HOTS berada pada level kognitif C4 (menganalisis), C5
(mengevaluasi) dan C6 (mencipta). Soal HOTS yang dikembangkan sesuai
dengan karekteristik pengembangan soal HOTS berdasarkan buku
Panduan Penilaian Oleh Pendidik dan Satuan Pendidik dan buku Modul
Penyusunan Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (Higher Order
8

Thinking Skills) Matematika. Konteks atau permasalahan yang diangkat


pada soal HOTS adalah budaya Melayu Riau yang terdiri dari rumah adat,
permaianan rakyat dan ragam hias atau motif. Soal yang dikembangkan
berbentuk uraian yang dapat digunakan tenaga pendidik sebagai sumber
soal atau referensi dalam mengembangkan soal HOTS untuk tes formatif,
ulangan harian, ujian tengah semester maupun ujian akhir semester serta
sumber belajar bagi peserta didik dalam meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tingginya.
3. Alternatif Penyelesaian dan pedoman penskoran
Alternatif penyelesaian disesuaikan dengan soal HOTS yang
dikembangkan dan pedoman penskoran yang dikembangkan adalah
penskoran secara holistik. Setiap langkah alternatif penyelesaian dan
pedoman penskoran disesuaikan berdasarkan indikator level kognitif soal
HOTS yang terdiri dari level kogntif C4 (menganalisis) meliputi :
(1) memahami masalah; (2) menentukan potongan informasi
(differentiating); (3) menata potongan informasi (organizing); dan
(4) menentukan tujuan dan hubungan informasi (attributing), C5
(mengevaluasi) meliputi : (1) memahami masalah; (2) melakukan
pengujian terhadap informasi (checking); dan (3) menerima atau menolak
suatu pernyataan (critiquing); serta C6 (mencipta) meliputi (1) memahami
masalah; (2) merancang suatu cara untuk menyelesaikan masalah
(planning); (3) membuat generalisasi suatu ide atau cara pandang
(generating); dan (4) mengorganisasikan unsur atau bagian menjadi
struktur baru (Producing), dengan setiap indikator memiliki nilai
maksimal 4 dan nilai minimal 0.

1.5 Manfaat Pengembangan Produk


Manfaat peneliti yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut.
9

1. Manfaat Teoretis
Produk yang dikembangkan diharapkan dapat menjadi referensi sekaligus
menambah pengetahuan tentang pengembangan soal HOTS berkonteks
budaya Melayu Riau sebagai instrumen penilaian pada materi segiempat
dan segitiga kelas VII SMP/MTs.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi peneliti, produk dapat digunakan sebagai modal dalam
pengembangan diri di bidang penelitian dan menambah wawasan serta
pengalaman peneliti sebagai calon guru dalam mengembangkan soal
HOTS sebagai instrumen penilaian.
b. Bagi guru, produk dapat digunakan sebagai referensi soal yang dapat
digunakan untuk evaluasi pembelajaran di sekolah, khususnya pada
materi segiempat dan segitiga untuk meningkatkan kualitas dan mutu
pembelajaran.
c. Bagi peserta didik, produk dapat digunakan sebagai sumber melatih
kemampuan berpikir tingkat tinggi agar mampu bersaing secara global.

1.6 Definisi Operasional


Untuk menghindari kerancuan makna dalam penelitian ini, beberapa
definisi operasional yang terkait dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Soal Higher Order Thingking Skills (HOTS) dalam penelitian ini adalah
soal yang dalam pengerjaannya peserta didik dituntut untuk mampu
menggunakan satu atau lebih level kognitif HOTS yang mencakup :
(1) kemampuan menganalisis (C4) yaitu mampu memisahkan materi atau
konsep yang dipahami dan saling berhubungan; (2) kemampuan
mengevaluasi (C5) yaitu mampu memeriksa informasi yang disajikan
dari permasalahan yang ada untuk selanjutnya dikritik berdasarkan
materi atau konsep yang dipahami; dan (3) kemampuan mencipta (C6)
yaitu mampu merancang suatu solusi yang baru dengan memadukan
informasi yang disesuaikan dengan materi dan konsep yang dipahami
untuk menemukan solusi dalam menyelesaikan permasalahan.
10

2. Budaya Melayu Riau yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah


penggunaan konteks-konteks budaya Melayu Riau yaitu motif atau
hiasan melayu, rumah adat, dan permainan rakyat Riau yang digunakan
untuk merumuskan stimulus pada soal Higher Order Thingking Skills
(HOTS).
3. Validitas internal pada penelitian ini diperoleh dari penilaian validator
dalam bentuk skor 1, 2, 3, 4 dan 5 terhadap kesesuaian soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau dengan aspek materi yang meliputi 1)
keterkaitan butir soal dengan indikator soal; 2) keterkaitan konteks
budaya Melayu Riau; 3) kesesuaian level kognitif dengan soal; dan 4)
ruang lingkup pertanyaan dan jawaban yang diharapkan; aspek
konstruksi yang meliputi 1) penggunaan tanda tanya atau perintah; 2)
petunjuk pengerjaan soal; 3) pedoman penskoran; dan 4) penggunaan
gambar atau tabal pada soal; serta aspek bahasa yang meliputi 1)
penggunaan kaidah bahasa Indonesia; dan 2) penyajian rumusan kalimat
soal; yang dinyatakan dengan kriteria sangat valid, valid, cukup valid,
kurang valid atau tidak valid melalui lembar validasi.
4. Validitas eksternal dalam penelitian ini meliputi aspek ketepatan dan
kecermatan soal terhadap kemampuan berpikir tinggi yang diperoleh dari
penilaian langkah penyelesaian peserta didik terhadap pengerjaan soal
dengan skor maksimum 4 dan skor minimum 0 untuk setiap kriteria dari
indikator level kognitif C4, C5 dan C6 yang dianalisis dengan
menggunakan rumus uji t dan dinyatakan dengan kriteria valid jika nilai t
hitung tiap butir soal lebih besar dari pada t tabel dan tidak valid jika
nilai t hitung tiap butir soal lebih kecil dari t tabel yang disediakan.
5. Reliabilitas pada penelitian ini adalah suatu ukuran untuk melihat
kekonsistenan soal dalam mengukur apa yang hendak diukur dan
diperoleh dari penilaian langkah penyelesaian peserta didik terhadap
pengerjaan soal dengan skor maksimum 4 dan skor minimum 0 untuk
setiap kriteria dari indikator level kognitif C4, C5 dan C6 yang dianalisis
11

dengan menggunakan rumus reliabilitas dan dinyatakan dinyatakan


dengan kriteria sangat tinggi, tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah.
6. Taraf kesukaran pada penelitian ini adalah suatu ukuran untuk melihat
tingkat kesukaran dari soal yang dikembangkan dan diperoleh dari
penilaian langkah penyelesaian peserta didik terhadap soal dengan skor
maksimum 4 dan skor minimum 0 untuk setiap kriteria dari indikator
level kognitif C4, C5 dan C6 yang dianalisis dengan menggunakan rumus
taraf kesukaran dan dinyatakan dinyatakan dengan kriteria terlalu sukar,
sukar, sedang, mudah dan terlalu mudah. Soal HOTS berkonteks budaya
Melayu Riau dikatakan baik jika taraf kesukaranya minimal 0,70 dengan
kategori sedang.
7. Daya Pembeda dalam penelitian ini adalah suatu ukuran untuk melihat
kualitas soal yang dikembangkan dalam membedakan peserta didik yang
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan peserta didik yang
berkemampuan berpikir rendah dan diperoleh dari penilaian langkah
penyelesaian peserta didik terhadap soal dengan skor maksimum 4 dan
skor minimum 0 untuk setiap kriteria dari indikator level kognitif C4, C5
dan C6 yang dianalisis dengan menggunakan rumus daya pembeda dan
dinyatakan dinyatakan dengan kriteria sangat baik, baik, cukup, jelek dan
sangat jelek. Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau dikatakan baik
jika daya pembedanya minimal 0,30 dengan kategori cukup.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori


1. Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
A. Higher Order Thinking Skills (HOTS)
Gunawan (dalam Fanani, 2018:60) menjelaskan bahwa Higher
Order Thinking Skills (HOTS) atau kemampuan berpikir tingkat tinggi
adalah proses berpikir yang mengharuskan peserta didik untuk
memanipulasi informasi yang ada dan ide-ide dengan cara tertentu yang
memberikan mereka pengertian dan implikasi baru. Thomas and Thorne
(dalam Sa’adah, dkk, 2019:11) berpendapat bahwa HOTS adalah
tingkat berpikir yang lebih tinggi dari menghafal fakta-fakta atau
mengatakan kembali sesuatu yang didengar dan diketahui.
Brookhart dalam “Buku Penilaian Berorentasi Higher Order
Thinking Skills” Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
(2019:38) menggunakan tiga istilah dalam mendefinisikan keterampilan
berpikir tingkat tinggi atau HOTS, yaitu:
1) HOTS adalah proses transfer, yaitu melahirkan belajar bermakna
(meaningfull learning), dimana kemampuan peserta didik dalam
menerapkan apa yang dipelajari ke dalam situasi baru tanpa arahan
atau petunjuk pendidik atau orang lain
2) HOTS adalah berpikir kritis, yaitu membentuk peserta didik yang
mampu untuk berpikir logis, reflektif dan mengambil keputusan
secara mandiri.
3) HOTS adalah penyelesaian masalah, yaitu menjadikan peserta didik
mampu menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan nyata, yang
umumnya bersifat unik sehingga prosedur penyelesaiannya juga
bersifat khas dan tidak rutin.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kemampuan
berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS)

12
13

adalah kemampuan peserta didik dalam memanipulasi informasi dan


gagasan serta menghubungkan pembelajaran dengan kehidupan sehari-
hari yang belum pernah diajarkan sebelumnya dalam rangka
menjelaskan, menafsirkan dan menarik beberapa kesimpulan dengan
kata lain peserta didik dapat menerapkan pengetahuan dan keterampilan
dari konsep yang telah dipelajari.
B. Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
HOTS (Higher Order Thinking Skills) menjadi kemampuan yang
wajib dimiliki peserta didik untuk dapat bersaing dalam menghadapi
perkembangan yang kompetetif saat ini. Pentingnya kemampuan
berpikir tingkat tinggi (HOTS) tidak terlepas dari penerapan kurikulum
2013, sehingga melalui penerapan kurikulum 2013 ini diharapkan
output yang dihasilkan peserta didik akan benar-benar baik dalam
pengembangan soft-skill dalam mengeksplor kemampuan kognitif
peserta didik (Wanda, 2019:2).
Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) adalah soal yang
dalam pengerjaannya menuntut kemampuan berpikir tingkat tinggi atau
HOTS. Dalam Permendikbud No 21 tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) memaparkan bahwa rujukan SKL atau
penilaian yang digunakan mengadopsi Taksonomi Bloom yang direvisi
Krathwhol dan Anderson. Pada Taksonomi Bloom revisi Krathwhol
dan Anderson dikenal dengan istilah domain kognitif atau level
berpikir, dimana pada taksonomi ini mencakup tujuan-tujuan yang
berkenaan dengan kemampuan berpikir yaitu pengenalan pengetahuan,
perkembangan kemampuan dan keterampilan intelektual (Zuhri,
2009:25). Oleh karena itu, dalam penelitian ini soal HOTS yang
dikembangkan adalah soal HOTS dengan mengadopsi level berpikir
Taksonomi Bloom revisi Krathwhol dan Anderson.
Taksonomi Bloom yang direvisi oleh Krathwhol dan Anderson
mengkategorikan domain kognitif berpikir menjadi dua, yaitu
kemampuan berpikir tingkat rendah (Lower Order Thinking
14

Skills/LOTS) dan kemampuan berpikir tingkat tinggi (Higher Order


Thinking Skills/HOTS). Level berpikir Taksonomi Bloom revisi
Krathwhol dan Anderson dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Mencipta (C6)

Mengevaluasi (C5)
HOTS
Menganalisis (C4)

Mengaplikasi (C3)

Memahami (C2)
LOTS
Mengingat (C1)

Gambar 2.1 Level Taksonomi Bloom Revisi Krathwhol dan Anderson


Dari Gambar 2.1 dapat dilihat dimensi proses berpikir dalam
Taksonomi Bloom sebagaimana yang telah disempurnakan oleh
Krathwohl & Anderson, maka soal HOTS yang dikembangkan pada
penelitian ini adalah soal yang dikategorikan pada level berpikir
menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), serta
mengkreasi/mencipta (creating-C6).
a. Menganalisis (analyzing-C4)
Menganalisis menuntut peserta didik untuk menspesifikasi
aspek-aspek atau elemen, menguraikan, mengorganisir,
membandingkan dan menemukan makna tersirat (Fanani, 2018:70).
Proses yang termasuk dalam kategori ini adalah proses membedakan,
mengorganisasi dan menghubungkan (Utari, 2019 :16)
b. Mengevaluasi (evaluating-C5)
Mengevaluasi menuntut peserta didik agar memiliki
kemampuan untuk menyusun hipotesis, mengkritik, memprediksi,
menilai, menguji, membenarkan atau menyalahkan (Fanani,
2018:70). Proses yang termasuk dalam kategori ini meliputi proses
memeriksa dan proses mengkritik (Utari, 2019 :16)
15

c. Mencipta (creating-C6)
Mencipta menuntut kemampuan peserta didik untuk mampu
merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan,
memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah dan
mengubah (Fanani, 2018:70). Mencipta diartikan sebagai
meletakkan beberapa elemen dalam satu kesatuan yang menyeluruh
sehingga terbentuklah dalam satu bentuk yang koheren atau
fungsional. Proses yang termasuk dalam kategori ini meliputi proses
memunculkan, merencanakan dan menghasilkan (Utari, 2019 :16)
Adapun indikator yang dapat diamati dalam mengembangkan soal
HOTS dengan level berpikir C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi) dan
C6 (mencipta) berdasarkan Taksonomi Bloom revisi Krathwhol dan
Anderson pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
Tabel 2.1. Indikator Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
KBTT Indikator
Menganalisis  Differentiating  Mampu menentukan potongan
(Analyze) (membedakan) informasi yang relevan dari
 Organizing permasalahan yang disajikan
(mengorganisasi)  Mampu menata potongan informasi
 Atributing yang relevan
(menghubungkan)  Mampu menentukan tujuan dan
hubungan dari informasi tersebut
Mengevaluasi  Checking  Mampu melakukan pengujian
(Evaluate) (memeriksa) terhadap informasi untuk
memastikan nilai efektivitas atau
 Critiquing manfaatnya
(menilai)  Menerima atau menolak suatu
pernyataan berdasarkan kriteria
yang telah di tetapkan.
Mencipta  Generating  Membuat generalisasi suatu ide
(create) (hipotesis) atau cara pandang terhadap sesuatu
 Planning  Merancang suatu cara untuk
(Merencanakan) menyelesaikan masalah.
 Producing  Mengorganisasikan unsur-unsur
(membangun) atau bagian-bagian untuk menjadi
struktur baru
(Sumber : Ramirez dan Ganaden dalam Faisal, 2015:13)
16

Dalam “Buku Penilaian Berorentasi Higher Order Thinking


Skills” Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (2019:36)
mengemukakan bahwa menganalisis adalah kemampuan menguraikan
sesuatu ke dalam bagian-bagian yang lebih kecil sehingga diperoleh
makna yang lebih dalam. Apabila kemampuan menganalisis tersebut
berujung pada proses berpikir kritis sehingga peserta didik mampu
mengambil keputusan dengan tepat, maka peserta didik tersebut telah
mencapai level berpikir mengevaluasi. Dari kegiatan evaluasi, peserta
didik akan mampu menemukan kekurangan dan kelebihan yang
akhirnya akan menghasilkan ide atau gagasan-gagasan baru atau
berbeda dari yang sudah ada. Ketika peserta didik mampu
menghasilkan ide atau gagasan baru atau berbeda itulah level
berpikirnya disebut level berpikir mencipta. Seseorang yang tajam
analisisnya, mampu mengevaluasi dan mengambil keputusan dengan
tepat, serta selalu melahirkan ide atau gagasan-gagasan baru. Oleh
karena itu, orang tersebut berpeluang besar mampu menyelesaikan
setiap permasalahan yang dihadapinya.
Berdasarkan uraian diatas, maka soal pada level berpikir C4
(menganalisis), C5 (mengevaluasi), dan C6 (mencipta) yang
dikategorikan kedalam soal kemampuan berpikir tingkat tinggi atau
Higher Order Thinking Skills (HOTS) merupakan salah satu
pendekatan untuk meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi
peserta didik (Wanda., dkk, 2019:2). Soal-soal HOTS yang
dikembangkan sebagai instrumen penilaian harus mampu mengukur
level kognitif penalaran menganalisis, mengevaluasi dan mencipta yang
dalam penyelesaiannya dicirikan dengan salah satu atau lebih tahapan
proses berpikir, yaitu transfer satu konsep ke konsep lainnya,
memproses dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari berbagai
informasi yang berbeda-beda, menggunakan infomasi untuk
menyelesaikan masalah dan menelaah ide dan informasi secara kritis
(Fanani, 2018:61).
17

Soal HOTS yang dikembangkan pada penelitian ini juga


memenuhi karekteristik yang telah ditentukan agar soal yang
dikembangkan berpotensi dalam peningkatan kemampuan berpikir
tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) peserta didik.
Dalam “Buku Penilaian Berorentasi Higher Order Thinking Skills”
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (2019:39)
mendeskripsikan karakteristik soal HOTS yang digunakan sebagai
instrumen penilaian sebagai berikut :
1. Mengukur Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi
Kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order
Thinking Skills (HOTS) menurut The Australian Council for
Educational Research (ACER) ialah proses menganalisis,
merefleksi, memberikan argumen atau alasan, menerapkan konsep
pada situasi berbeda, menyusun dan mencipta. Kemampuan berpikir
tingkat tinggi yang dimaksud pada penelitian ini diantaranya adalah
kemampuan menganalisa, mengevaluasi dan mencipta. Oleh karena
itu, pengembangan soal pada level kognitif C4 (menganalisi), C5
(mengevaluasi) dan C6 (mencipta) harus mampu mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
2. Bersifat Divergen
Bersifat divergen memiliki makna soal HOTS yang
dikembangkan memungkinkan peserta didik memberikan jawaban
yang berbeda-beda satu sama lain, sesuai proses berpikir dan sudut
pandang yang digunakan peserta didik. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini soal HOTS yang dikembangkan ialah soal HOTS
berbentuk uraian yang memungkinkan peserta didik memiliki cara
penyelesaian yang berbeda.
3. Menggunakan Multirepresentasi
Soal HOTS yang dikembangkan umumnya tidak menyajikan
semua informasi secara tersurat, tetapi terdapat informasi tersirat
yang harus digali sendiri oleh peserta didik. Sehingga dalam
18

pengembangan soal HOTS pada penelitian ini digunakan berbagai


representasi seperti verbal berbentuk kalimat, visual berbentuk
gambar atau grafik, simbolis dan matematis berbentuk angka, rumus
atau persamaan.
4. Berbasis permasalahan kontekstual
Dengan mengaitkan permasalahan kontekstual akan mampu
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk menghubungkan,
menginterprestasikan, menerapkan dan mengintegrasikan ilmu
pengetahuan dalam pembelajaran di kelas dalam menyelasaikan
permasalahan dalam konteks nyata. Maka pengembangan soal
HOTS, sangat diperlukan konteks yang merupakan dasar untuk
membuat pertanyaan. Konteks dapat bersumber dari isu-isu global
seperti masalah teknologi informasi, sains, ekonomi, kesehatan,
pendidikan, dan infrastruktur. Konteks juga dapat diangkat dari
permasalahan-permasalahan yang ada di lingkungan sekitar satuan
pendidikan seperti budaya, adat, kasus-kasus di daerah, atau berbagai
keunggulan yang terdapat di daerah tertentu. Oleh karena itu, pada
penelitian ini konteks yang digunakan adalah budaya Melayu Riau
yang menggangkat permasalahan seputar rumah adat, permainan
rakyat dan ragam hias atau motif dari budaya Melayu Riau.
Soal HOTS yang dikembangkan dikemas sebagai bank soal yang
bisa digunakan oleh pendidik sebagai referensi dalam mengembangkan
soal HOTS atau oleh peserta didik sebagai sumber belajar dalam
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Soal HOTS yang
dikembangkan berbentuk uraian dengan konteks budaya Melayu Riau.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa soal Higher
Order Thingking Skills (HOTS) dalam penelitian ini adalah soal yang
dalam pengerjaannya peserta didik dituntut untuk mampu menggunakan
satu atau lebih level kognitif HOTS yang mencakup kemampuan
menganalisis (C4) yaitu mampu memisahkan materi atau konsep yang
dipahami dan saling berhubungan, kemampuan mengevaluasi (C5)
19

yaitu mampu memeriksa informasi yang disajikan dari permasalahan


yang ada untuk selanjutnya dikritik berdasarkan materi atau konsep
yang dipahami dan kemampuan mencipta (C6) yaitu mampu merancang
suatu solusi yang baru dengan memadukan informasi yang disesuaikan
dengan materi dan konsep yang dipahami untuk menemukan solusi
dalam menyelesaikan permasalahan.

2. HOTS dalam Pembelajaran Matematika


Matematika merupakan ilmu dasar yang memiliki peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari yang memiliki pengaruh untuk perkembangan
ilmu dan teknologi (Rahma, 2021:10). Pemahaman dalam pembelajaran
matematika adalah pusat kesiapan peserta didik untuk hidup dalam
masyarakat modern. Pada berbagai bidang, cabang ilmu ini berguna untuk
menyelesaikan masalah hingga akhirnya digunakan sebagai standar yang
menentukan kemajuan pendidikan di suatu negara (Pratama dan Retnawati
dalam Saraswati dan Gusti 2020:260).
Pembelajaran matematika tidak hanya terfokus pada menghitung dan
menghafal rumus. Lebih dalam dari itu, pembelajaran matematika
diarahkan agar peserta didik berpikir secara logis, kritis, sistematis dan
kreatif dalam menerapkan matematika di kehidupan sehari-hari guna
menyelesaikan suatu permasalahan dan bagaimana mengkomunikasi-
kannya sehingga dapat dilihat bagaimana proses berpikir matematisasi
peserta didik. Mampu menyelesaikan masalah berarti mampu menelaah
suatu permasalahan dan mampu menggunakan pengetahuannya ke dalam
situasi baru dalam memperoleh solusi atau penyelesaian dari permasalah
yang dihadapi. Kemampuan inilah yang biasanya dikenal sebagai
kemampuan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thingking Skills
(Dinni, 2018:175).
HOTS menjadi standar baru yang ditekan dalam pembelajaran
matematika. Hal ini sesuai dengan Permendikbud No 58 tahun 2014
tentang kurikulum yang menekankan bahwa mata pelajaran matematika
20

bertujuan agar siswa memiliki kemampuan: (1) memahami konsep


matematika, (2) penalaran, (3) memecahkan masalah, (4) komunikasi
matematika, dan (5) menghargai kegunaan matematika. Higher Order
Thingking Skills merupakan kemampuan untuk menghubungkan,
memanipulasi, dan mengubah pengetahuan serta pengalaman yang
sudah dimiliki secara kritis dan kreatif dalam menentukan keputusan
untuk menyelesaikan masalah pada situasi baru (Dinni, 2018:170).
Dari uraian diatas, dapat dapat disimpulkan bahwa dalam tujuan
pembelajaran matematika ditekankan untuk mengembangkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS) dalam
memecahkan suatu masalah berkaitan dengan angka, rumus ataupun
kehidupan sehari-hari dengan menghubungkan, memanipulasi, dan
mengubah pengetahuan serta pengalaman yang sudah dimiliki secara
kritis dan kreatif.

3. Soal Uraian
Soal uraian merupakan salah satu bentuk tes tertulis yang bisa
digunakan dalam pendidikan. Soal uraian adalah soal yang menuntut
peserta didik untuk mengorganisasikan gagasan atau hal-hal yang telah
dipelajari dengan cara mengemukakan atau mengekspresikan gagasan
dengan menggunakan kalimatnya sendiri dalam bentuk tulisan sehingga
ditemukan solusi dari permasalahan yang diberikan (Ditjen GTK 2019:44).
Soal berbentuk uraian mampu mendorong peserta didik untuk berani
mengemukakan pendapat dan memberikan kesempatan untuk
mengutarakan maksud dari penyelesaian yang diberikan. Dengan soal
uraian juga dapat diketahui sejauh mana peserta didik mendalami sesuatu
masalah yang diberikan (Sari, 2015:45).
Soal uraian dapat mengukur kemampuan peserta didik dalam hal
menyajikan jawaban terurai secara bebas dan dapat juga mengukur
kemampuan peserta didik dalam hal menguraikan gagasan-gagasan atau
kemampuan menyelesaikan hitung-hitungan terhadap materi atau konsep
21

dalam matematika (Zuhri, 2009: 70). Oleh karena itu, soal uraian
dikatakan tepat untuk mengukur dan melatih peserta didik dalam
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Dalam pengembangan soal uraian, tenaga pendidik harus
mempunyai gambaran tentang ruang lingkup materi yang akan ditanyakan
dan lingkup jawaban yang diharapkan, kedalaman dan panjang jawaban
peserta didik atau rincian jawaban peserta didik dalam penyelesaian
masalah yang diberikan (Ditjen GTK 2019:44). Setiap butir soal uraian
yang dikembangkan harus sesuai dengan kisi-kisi yang dikembangkan dan
dilengkapi dengan pedoman penskoran. Kisi-kisi soal disusun untuk
memastikan butir-butir soal yang dikembangkan mewakili apa yang
seharusnya diukur. Kisi-kisi soal merupakan spesifikasi yang memuat
kriteria soal yang akan dikembangkan (Kemendikbud, 2017:45).
Sedangkan pedoman penskoran digunakan sebagai pedoman dalam
menetapkan skor hasil penyelesaian pekerjaan peserta didik. Pada soal
berbentuk uraian, ada dua jenis pedoman penksoran yaitu pedoman
penskoran analitik dan pedoman penskoran holistik (Wardhani dan
Sumaryanta, 2018:109).
Dalam penelitian ini kisi-kisi soal HOTS yang dikembangkan
berdasarkan buku Panduan Penilaian Oleh Pendidik dan Satuan Pendidik
(Kemendikbud, 2017) dan buku Modul Penyusunan Keterampilan Berpikir
Tingkat Tinggi (Higher Order Thinking Skills) Matematika
(Kemendikbud, 2019). Komponen-komponen yang termuat dalam kisi-kisi
soal HOTS yang dikembangkan meliputi (1) jenjang pendidikan;
(2) materi pokok; (3) kelas/semester; (4) bentuk soal; (5) kompetensi
dasar; (6) indikator pencapaian kompetensi; (7) materi pembelajaran;
(8) indikator soal; (8) level kognitif; (9) nomor soal; dan (10) konteks
budaya Melayu. Sedangkan pedoman penskoran yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pedoman penskoran holistik, dimana memuat
kategori-kategori berdasarkan indikator soal HOTS Taksonomi Bloom
revisi Krathwhol dan Anderson yang meliputi C4 (mengalisis), C5
22

(mengevaluasi) dan C6 (mencipta) yang setiap kategori memiliki skor


maksimum 4 dan skor minimum 0 yang akan diberikan sesuai kualitas
jawaban peserta didik.
Soal uraian sebagai instrumen penilaian yang dirancang harus
memenuhi persyaratan kelayakan. Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian menjelaskan persyaratan yang harus dipenuhi
instrumen penilaian yang dikembangkan adalah: 1) memenuhi substansi
yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai; 2) konstruksi yang
memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan; dan 3) penggunaan bahasa yang baik dan benar serta
komunikatif sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Soal
uraian yang digunakan sebagai instrumen penilaian dikatakan baik dan
tepat apabila mampu menilai sesuatu yang dinilai dengan hasil seperti
keadaan yang dinilai. Instrumen penilaian yang baik tersebut harus
memenuhi persyaratan tes, diantaranya valid, reliabel dan memiliki daya
pembeda dan tingkat sukar yang baik (Sundayana, 2014:58).
a. Valid
Valid memiliki makna sah, cocok atau benar. Soal yang
digunakan dikatakan valid apabila soal tersebut benar-benar mengukur
apa yang harus diukur (Sari, 2015:15). Soal yang valid harus memenuhi
keseluruhan pengukuran kevalidan, yaitu (Sugiyono, 2019:206):
1) Validitas Internal
Validitas internal atau validitas rasional yaitu instrumen yang
disusun berdasarkan teori yang relevan, lengkap dan mutakhir.
Validitas internal pada penelitian ini adalah suatu ukuran guna
memperoleh informasi terkait ketepatan dan keabsahan soal HOTS
yang dikembangkan. Validitas internal dinilai oleh validator yang
merupakan dosen Pendidikan Matematika dengan menggunakan
lembar validsi dengan skala likert yang terdiri dari 5 alternatif
jawaban berupa 1, 2, 3, 4 dan 5 yang sesuai dengan rubrik lembar
23

validasi. Hasil validasi dinyatakan dalam bentuk skor validitas. Pada


penelitian ini aspek validitas internal yang dinilai meliputi :
a. Validitas isi/materi yang mencakup ketepatan materi, dimana
instrumen yang disusun dapat mewakili materi dan konten yang
telah disampaikan serta diharapkan dikuasai oleh peserta didik
(Febiana, 2019:23). Pada aspek isi/materi indikator yang dinilai
validator meliputi keterkaitan butir soal dengan indikator soal,
keterkaitan konteks budaya Melayu Riau dengan soal, kesesuaian
level kognitif dengan soal dan ruang lingkup pertanyaan atau
jawaban yang diharapkan dari tiap butir soal.
b. Validitas konstruksi yaitu sebuah tes dikatakan memiliki validitas
konstruksi apabila butir-butir soal yang membangun tes tersebut
mengukur setiap aspek berpikir seperti apa yang diinginkan (Sari,
2015:18). Pada aspek konstruksi indikator yang dinilai validator
meliputi penggunaan tanda tanya atau perintah, petunjuk
pengerjaan soal, pedoman penskoran dan penggunaan gambar
atau tabel dari tiap butir soal.
c. Validitas bahasa sering juga dikatakan sebagai validitas
keterbacaan yang mencakup penggunaan bahasa sesuai EYD yang
tepat dalam merumuskan soal, apakah kalimat dalam soal
termasuk kalimat yang komunikatif atau tidak (Khaerunnisa dan
Aan 2018:21). Pada aspek bahasa yang dinilai validator meliputi
penggunaan kaidah bahasa Indonesia dan penyajian rumusan
kalimat soal atau redaksi dari tiap butir soal.
Hasil validasi internal yang telah dinilai oleh validator
selanjutnya dicocokkan dengan kriteria penilaian validitas internal
yang dapat dilihat pada Tabel 2.2 berikut.
24

Tabel 2.2 Kriteria Validitas Internal


Persentase Keterangan
0 – 20 Sangat lemah/tidak valid (diganti)
21 – 40 Lemah/ kurang valid
41 – 60 Cukup/cukup valid
61 – 80 Kuat/valid
81 – 100 Sangat kuat/sangat valid
(Sumber: Sa’adah, 2019:181)
Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
dikembangkan dikategorikan valid pada validitas internal apabila
hasil penilaian dari validator berada para rentang 61% - 80% atau
dikategorikan sangat valid apabila hasil penilaian dari validator
berada pada rentang 81%-100%
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan Validitas internal
dalam penelitian ini adalah penilaian dari validator dalam bentuk
skor 1, 2, 3, 4 dan 5 terhadap kesesuaian soal HOTS berkonteks
budaya Melayu Riau dengan aspek materi yang meliputi 1)
keterkaitan butir soal dengan indikator soal; 2) keterkaitan konteks
budaya Melayu Riau; 3) kesesuaian level kognitif dengan soal; dan
4) ruang lingkup pertanyaan dan jawaban yang diharapkan; aspek
konstruksi yang meliputi 1) penggunaan tanda tanya atau perintah; 2)
petunjuk pengerjaan soal; 3) pedoman penskoran; dan 4)
penggunaan gambar atau tabal pada soal; serta aspek bahasa yang
meliputi 1) penggunaan kaidah bahasa Indonesia; dan 2) penyajian
rumusan kalimat soal; yang dinyatakan dengan kriteria sangat valid,
valid, cukup valid, kurang valid atau tidak valid melalui lembar
validasi.
2) Validitas Eksternal
Validitas eksternal pada penelitian ini juga disebut dengan
validitas butir soal atau validitas empiris. Validitas butir soal
ditujukan untuk melihat ketepatan dan kecermatan hasil pengukuran
dari butir soal yang digunakan untuk mengukur apa yang hendak
diukur (Azwar, 2019:40). Pengujian validitas eksternal dilakukan
25

setelah soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang


dikembangkan dikategorikan sangat valid atau valid pada validitas
internal oleh validator. Pengujian validitas eksternal dilakukan
dengan cara mengujicobakan soal HOTS berkonteks budaya Melayu
Riau yang dikembangkan kepada peserta didik yang merupakan
subjek uji coba penelitian.
Hasil jawaban peserta didik kemudian dianalisis dan diberi
skor maksimum 4 dan minimum 0 untuk setiap kriteria dari indikator
level kognitif soal sesuai dengan pedoman penskoran yang telah
dikembangkan. Skor yang diperoleh untuk setiap peserta didik
selanjutnya dilakukan perhitungan untuk memperoleh koefisien
korelasi setiap butir soal dengan menggunakan rumus
pearson/product moment. Koefisien korelasi yang diperoleh untuk
tiap butir soal digunakan untuk memperoleh nilai t hitung dengan
dengan rumus uji-t. Nilai t hitung untuk setiap butir soal selanjutnya
akan dibandingkan dengan t tabel yang telah disediakan. Jika nilai t
hitung lebih besar dari t tabel, maka butir soal yang di analisis
dikategorikan valid, dan jika nilai t hitung lebih kecil dari t tabel
maka butir soal yang dianalisis dikategorikan tidak valid.
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan validitas eksternal
dalam penelitian ini meliputi aspek ketepatan dan kecermatan soal
terhadap kemampuan berpikir tinggi yang diperoleh dari penilaian
langkah penyelesaian peserta didik terhadap pengerjaan soal dengan skor
maksimum 4 dan skor minimum 0 untuk setiap kriteria dari indikator
level kognitif C4, C5 dan C6 yang dianalisis dengan menggunakan rumus
uji t dan dinyatakan dengan kriteria valid jika nilai t hitung tiap butir soal
lebih besar dari pada t tabel dan tidak valid jika nilai t hitung tiap butir
soal lebih kecil dari t tabel yang disediakan.
b. Reliabel
Instrumen penilaian atau soal yang dikembangkan dikatakan
reliabel jika soal yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten atau
26

tetap dalam mengukur yang hendak diukur dilihat dari nilai reliabilitas
yang diperoleh (Sukardi, 2011:43). Nilai reliabilitas soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau yang dikembangkan pada penelitian ini
diperoleh dengan internal consistency, yaitu mengujicobakan soal yang
dikembangkan sebanyak satu kali kepada peserta didik yang merupakan
subjek uji coba penelitian (Rusdi, 209:220). Butir soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau yang diikutsertakan untuk melakukan
perhitungan nilai reliabilitasnya adalah soal HOTS yang dikategorikan
valid pada pengujian validitas internal maupun validitas eksternal.
Hasil jawaban peserta didik kemudian dianalisis dan diberi skor
skor maksimum 4 dan minimum 0 untuk setiap kriteria dari indikator
level kognitif soal sesuai dengan pedoman penskoran yang telah
dikembangkan. Skor yang diperoleh untuk setiap peserta didik
selanjutnya dilakukan perhitungan untuk memperoleh nilai reliabilitas
dengan menggunakan rumus cronbach‟s alpha (a). Hasil nilai
reliabilitas yang diperoleh selanjutnya dicocokkan dengan kriteria
penilaian reliabilitas yang dapat dilihat pada Tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3 Kriteria Reliabilitas
Reliabilitas Kriteria
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
(Sumber: Sundayana, 2014:70)
Soal dikatakan reliabel jika skor yang diperoleh peserta didik
memiliki korelasi yang tinggi dengan skor total. Soal yang memiliki
reliabilitas yang tinggi akan memberikan hasil yang relatif sama atau
konsisten jika digunakan dalam kurun waktu yang berbeda, sehingga
semakin tinggi nilai reabilitas soal maka semakin reliabel soal yang
dikembangkan (Ndiung dan Mariana, 2020:103).
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan reliabilitas pada
penelitian ini adalah suatu ukuran untuk melihat kekonsistenan soal
27

dalam mengukur apa yang hendak diukur dan diperoleh dari penilaian
langkah penyelesaian peserta didik terhadap pengerjaan soal dengan skor
maksimum 4 dan skor minimum 0 untuk setiap kriteria dari indikator
level kognitif C4, C5 dan C6 yang dianalisis dengan menggunakan rumus
reliabilitas dan dinyatakan dinyatakan dengan kriteria sangat tinggi,
tinggi, cukup, rendah dan sangat rendah.
c. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran instrumen adalah suatu keberadaan yang menilai
apakah suatu instrumen penilaian atau soal tersebut dipandang sukar,
sedang atau mudah saat dikerjakan peserta didik (Sundayana, 2014:76).
Febiana (2015:39) menambahkan bahwa taraf kesukaran adalah
peluang atau propososi peserta didik menjawab tiap butir soal pada
tingkat kemampuan tertentu. Taraf kesukaran perlu diperhatikan dalam
mengembangkan soal, karena dalam penggunaan soal dalam
pembelajaran, soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sulit. Dalam penelitian ini, taraf kesukaran soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau diperoleh dengan mengujicobakan soal
yang dikembangkan kepada peserta didik yang merupakan subjek uji
coba penelitian. Butir soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
diikutsertakan untuk melakukan perhitungan taraf kesukaran adalah
soal HOTS yang dikategorikan valid pada pengujian validitas internal
maupun validitas eksternal.
Hasil jawaban peserta didik kemudian dianalisis dan diberi skor
skor maksimum 4 dan minimum 0 untuk setiap kriteria dari indikator
level kognitif soal sesuai dengan pedoman penskoran yang telah
dikembangkan. Skor yang diperoleh untuk setiap peserta didik
selanjutnya dilakukan perhitungan untuk memperoleh taraf kesukaran
dengan menggunakan rumus taraf kesukaran untuk soal uraian. Hasil
nilai taraf kesukaran yang diperoleh selanjutnya dicocokkan dengan
kriteria taraf kesukaran yang dapat diilihat pada Tabel 2.4 berikut.
28

Tabel 2.4 Kriteria Taraf Kesukaran


Taraf Kesukaran Kriteria
Terlalu Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Terlalu Mudah
(Sumber: Sundayana , 2014:77)
Untuk butir soal yang derajat kesukarannya pada kategori sedang
dikatakan baik sebagai bank soal, dan butir soal yang derajat
kesukarannya pada kategori sukar baik digunakan untuk mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi (Fatimah dan Khairuddin, 2019:48).
Arikunto menyatakan soal yang baik adalah soal yang mempunyai
tingkat kesukaran yang bervariasi yaitu tidak terlalu sukar dan tidak
teralu mudah dengan taraf kesurakan tiap butir soal minimal 0,70
(2013:225). Tiap butir soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar tidak
akan mampu membedakan kemampuan peserta didik, sehingga tidak
akan bisa menggambarkan informasi tentang butir soal (Ndiung dan
Mariana, 2020:99).
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan taraf kesukaran pada
penelitian ini adalah suatu ukuran untuk melihat tingkat kesukaran dari
soal yang dikembangkan dan diperoleh dari penilaian langkah
penyelesaian peserta didik terhadap soal dengan skor maksimum 4 dan
skor minimum 0 untuk setiap kriteria dari indikator level kognitif C4,
C5 dan C6 yang dianalisis dengan menggunakan rumus taraf kesukaran
dan dinyatakan dinyatakan dengan kriteria terlalu sukar, sukar, sedang,
mudah dan terlalu mudah. Soal HOTS dikatakan baik jika taraf
kesukaranya minimal 0,70 dengan kategori sedang.
d. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah indeks yang menunjukkan dapat atau
tidaknya suatu soal untuk membedakan peserta didik yang pandai dan
peserta didik yang kurang pandai (Maria, 2015:38). Daya pembeda juga
29

perlu diperhatikan dalam mengembangkan soal, karena dalam


penggunaan soal dalam pembelajaran, soal yang baik adalah soal yang
mampu membedakan peserta dengan kemampuan berpikir tingkat
tinggi dan peserta didik dengan kemampuan berpikir rendah (Faisal,
2015:32). Dalam penelitian ini, daya pembeda soal HOTS berkonteks
budaya Melayu Riau diperoleh dengan mengujicobakan soal yang
dikembangkan kepada peserta didik yang merupakan subjek uji coba
penelitian. Butir soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
diikutsertakan untuk melakukan perhitungan daya pembeda adalah soal
HOTS yang dikategorikan valid pada pengujian validitas internal
maupun validitas eksternal.
Hasil jawaban peserta didik kemudian dianalisis dan diberi skor
skor maksimum 4 dan minimum 0 untuk setiap kriteria dari indikator
level kognitif soal sesuai dengan pedoman penskoran yang telah
dikembangkan. Skor yang diperoleh untuk setiap peserta didik
selanjutnya diurutkan dari skor tertinggi dan skor terendah untuk
menentukan kelompok atas dan kelompok bawah. Setiap kelompok
diambil sebanyak 27% peserta didik untuk keperluan analisis daya
pembeda. Setelah diperoleh masing-masing peserta didik untuk setiap
kelompok, selanjutnya dilakukan perhitungan untuk memperoleh daya
pembeda dengan menggunakan rumus daya pembeda untuk soal uraian.
Hasil daya pembeda yang diperoleh selanjutnya dicocokkan dengan
kriteria daya pembeda yang dapat dilihat pada Tabel 2.5 berikut.
Tabel 2.5 Kriteria Daya Pembeda
Daya Pembeda Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
(Sumber: Sundayana, 2014:77)
Soal yang baik ialah soal yang dapat dikerjakan oleh peserta
didik berkemampuan tinggi dan tidak dapat atau sulit dikerjakan oleh
30

peserta didik berkemampuan rendah (Azmi, 2019:103). Butir soal


dikatakan baik dan diterima jika memiliki daya pembeda , cukup
baik dan perlu direvisi jika daya pembeda berada pada rentang
dan ditolak jika daya pembeda (Budiman dan Jailani,
2014:146). Arikunto juga mengelompokkan soal yang baik ialah soal
yang memiliki daya pembeda antara 0,30 dan 0,70 (2013:233).
Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan daya pembeda dalam
penelitian ini adalah suatu ukuran untuk melihat kualitas soal yang
dikembangkan dalam membedakan peserta didik yang memiliki
kemampuan berpikir tingkat tinggi dengan berkemampuan berpikir
rendah dan diperoleh dari penilaian langkah penyelesaian peserta didik
terhadap soal dengan skor maksimum 4 dan skor minimum 0 untuk
setiap kriteria dari indikator level kognitif C4, C5 dan C6 yang
dianalisis dengan menggunakan rumus daya pembeda dan dinyatakan
dinyatakan dengan kriteria sangat baik, baik, cukup, jelek dan sangat
jelek. Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau dikatakan baik jika
daya pembedanya minimal 0,30 dengan kategori cukup.

4. Budaya Melayu Riau dalam Soal HOTS


Budaya adalah sesuatu yang bersangkutan dengan akal dan cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh suatu masyarakat.
Budaya diwariskan dari generasi ke generasi yang selalu berubah dan
berkembang dari waktu ke waktu (Supian, dkk., 2017:191). Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), budaya didefenisikan sebagai pikiran dan
akal budi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya adalah sesuatu yang
tumbuh dalam masyarakat secara turun temurun yang menjadi ciri khas
atau ketetapan dalam suatu daerah. Melayu berasal dari kata “mala” yang
berarti mula dan “yu” yang berarti “negeri”. Melayu Riau adalah salah satu
dari banyak rumpun melayu di Indonesia. Riau merupakan Provinsi yang
terdiri dari 12 kabupaten yang dimana filosofi pembangunan daerah
Provinsi Riau mengacu kepada kepada nilai-nilai luhur kebudayaan
31

melayu sebagai kawasan lintas budaya yang telah menjadi jati diri
masyarakat riau.
Pada penelitian ini, budaya Melayu Riau dijadikan konteks dalam
merumuskan soal HOTS pada materi segiempat dan segitiga kelas VII
SMP/MTs. Penggunaan konteks budaya Melayu Riau dalam
pengembangan soal HOTS sebagai dukungan terhadap perbaikan
kurikulum 2013 untuk mempersiapkan peserta didik dalam kehidupan
masa kini dan masa depan dengan tetap mengembangkan kemampuan
sebagai pewaris budaya bangsa (Permendikbud No 35 Tahun 2018).
Pemanfaatan budaya Melayu Riau dalam mengembangkan soal HOTS
merupakan salah satu bentuk untuk merencanakan pembelajaran yang
kreatif sehingga menghasilkan pembelajaran yang bermakna secara
kontekstual (Wandari, 2018:49).
Banyak konsep-konsep matematika yang tertanam didalam budaya
Melayu Riau. Dengan memasukkan budaya Melayu Riau dalam
pengembangan soal HOTS, maka peserta didik akan dapat lebih mengenali
budayanya sendiri dan lebih mudah memahami persoalan karena
berhubungan dengan lingkungannya sendiri. Pengembangan soal HOTS
matematika dengan menggunakan konteks budaya Melayu Riau juga
menjadi karekteristik soal HOTS yang berbasis permasalahan kontekstual
jika soal yang disajikan menggunakan stimulus (Dikjen GTK, 2019: 39).
Konteks budaya Melayu Riau yang digunakan dalam pengembangan
soal HOTS pada materi segiempat dan segitiga dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.:
a. Motif atau Hias Melayu
Motif atau hias melayu digunakan dalam berbagai seni rupa
melayu Riau, diantaranya ukiran, kerajinan/tenun dan gambar. Berbagai
motif atau hias Melayu Riau di antaranya adalah Bulan-bulan, Pucuk
Rebung, Pucuk Rebung Berbanjar, Lubang Angina Berwajik-wajik, dan
Hias kuda Kencana. Banyak ragam hias Melayu yang jika
32

ditransformasikan ke dalam matematika mengandung unsur segiempat


dan segitiga, salah satunya motif kuda kencana seperti gambar berikut.

Gambar 2.2 Motif Kuda Kencana


b. Rumah Adat
Riau memiliki beberapa jenis rumah adat di, antaranya rumah
Balai Salaso Jatuh, Rumah Melayu Atap Limas, Rumah Melayu Lipat
Kajang dan Rumah Melayu Atap Lontik. Bentuk rumah tradisional
daerah Riau pada umunya merupakan rumah panggung yang bagian
atapnya jika dilihat dari satu sisi berbentuk jajargenjang. Unsur-unsur
lainya dari rumah adat melayu Riau juga mengandung bentuk-bentuk
segiempat dan segitiga. Banyak bagian-bagian rumah adat Melayu Riau
yang jika ditransformasikan ke dalam matematika mengandung unsur
segiempat dan segitiga, salah satunya rumah adat Limas Potong seperti
gambar berikut.

Gambar 2.3 Rumah Adat Limas Potong


c. Permainan Rakyat Riau
Permainan rakyat merupakan bagian kebudayaan sebagai hasil
budi daya manusia. Permainan rakyat mengandung banyak nilai-nilai
positif yang bisa diterapkan dalam kehidupan. Riau salah satu daerah
yang memiliki banyak permainan rakyat, diantaranya yaitu permainan
papan rimau, setatak, engrang, meja pari dan layang-layang. Permainan
rakyat Riau ini jika ditransformasikan ke dalam matematika banyak
mengandung unsur segiempat dan segitiga, salah satunya dalam medan
permainan Tapak Rimau seperti gambar berikut.
33

Gambar 2.4 Tapak Rimau


Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan budaya Melayu Riau
yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah penggunaan konteks-
konteks budaya Melayu Riau yaitu motif atau hiasan melayu, rumah adat,
dan permainan rakyat Riau yang digunakan dalam merumuskan stimulus
pada soal Higher Order Thingking Skills (HOTS).

5. Materi Segiempat dan Segitiga


Segiempat dan segitiga adalah salah satu materi pembelajaran
matematika yang dipelajari oleh peserta didik kelas VII SMP/MTs.
a. Segiempat
Segiempat adalah bangun datar yang dibatasi oleh empat buah sisi
dan mempunyai empat buah titik sudut. Bangun datar yang termasuk
segiempat adalah persegi panjang, persegi, jajargenjang, belah ketupat,
layang-layang dan trapesium. Keliling segiempat adalah penjumlahan
dari keempat sisinya, sedangkan luas segiempat adalah besaran dari
daerah yang dibatasi oleh keempat sisinya. Adapun sifat-sifat, keliling
dan luas dari setiap jenis segiempat adalah sebagai berikut.
Tabel 2.6 Sifat-Sifat, Keliling dan Luas Segiempat
Nama Bangun Sifat-Sifat Keliling Luas
a. Kedua diagonalnya sama
panjang.
Persegi panjang b. Kedua diagonalnya berpotongan
membagi dua bagian sama
panjang.
c. Mempunyai dua sumbu simetri,
yaitu 2 simetri lipat dan 2
simetri putar.
34

a. Kedua diagonalnya
berpotongan saling tegak
Persegi lurus.
b. Kedua diagonalnya membagi
𝑠 sudut menjadi dua sama
besar.
c. Mempunyai dua sumbu
simetri, yaitu 4 simetri lipat
dan 4 simetri putar.
Jajargenjang a. Sudut-sudut yang berhadapan
sama besar.
b. Kedua diagonalnya
berpotongan membagi dua
𝑠 bagian sama panjang.
𝑎 c. Jumlah sudut yang berdekatan
saling berpelurus ( ).
d. Mempunyai dua simetri putar.
a. Kedua diagonal berpotongan
Belah ketupat saling tegak lurus.
b. Kedua diagonalnya membagi
𝑎 sudut-sudut yang berhadapan
menjadi dua sama besar.
c. Mempunyai dua sumbu
simetri yaitu 2 simetri lipat
dan 2 simetri putar.
a. Sepasang sudut yang
berhadapan sama besar.
b. Salah satu diagonalnya
Layang-layang merupakan sumbu simetri.
𝑎 c. Salah satu diagonalnya
memotong diagonal lainnya
sama panjang.
𝑏 d. Kedua diagonalnya
berpotongan saling tegak
lurus.
e. Mempunyai satu buah simetri
lipat, dan tidak memiliki
simetri putar.
Trapesium a. Memiliki sepasang sisi yang
𝑐 sejajar tapi tidak sama panjang
b. Jumlah sudut yang berdekatan
𝑑 𝑏 di antara dua sisi sejajar saling ( )
berpelurus ( )
𝑎 c. Sudut berhadapan tidak sama
besar
35

b. Segitiga
Segitiga dalah bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah sisi dan
mempunyai tiga buah titik sudut dimana jumlah tiga buah sudut
tersebut adalah . Segitiga dilambangkan dengan “ ”. Jenis-jenis
segitiga berdasarkan sudutnya terdiri dari segitiga siku-siku, segitiga
lancip, dan segitiga tumpul. Jenis-jenis segitiga berdasarkan sisinya
terdiri dari segitiga sembarang, segitiga sama kaki dan segitiga sama
sisi. Adapun sifat-sifat dari setiap jenis segitiga adalah sebagai berkut :
Tabel 2.7 Jenis dan Sifat-Sifat Segitiga
No. Jenis Segitiga Sifat-sifat Segitiga
1 Segitiga siku-siku Salah satu sudutnya siku-siku atau

2 Segitiga lancip Ketiga sudutnya lancip atau masing-masing


sudutnya kurang dari

3 Segitiga tumpul Salah satu sudutnya tumpul yaitu antara dan

4 Segitiga sembarang (a) Ketiga sisinya tidak sama panjang


(b) Ketiga sudutnya tidak sama besar
(c) Tidak mempunyai sumbu simetri

5 Segitiga sama kaki (a) Mempunyai 2 sisi yang sama panjang


(b) Mempunyai 2 sudut lancip dan sama besar
(c) Mempunyai 1 sumbu simetri dan 1 simetri
putar, sehingga menempati bingkainya
dengan 2 cara

6 Segitiga sama sisi (a) Ketiga sisinya sama panjang


(b) Ketiga sudutnya sudut lancip dan sama
besar
(c) Mempunyai 3 sumbu simetri dan 3 simetri
putar, sehingga menempati bingkainya
dengan 6 cara
36

Keliling segitiga adalah penjumlahan dari ketiga sisinya, sedangkan


luas segiempat adalah besaran dari daerah yang dibatasi oleh ketiga
sisinya. Keliling dan luas segitiga dapat dirumuskan sebagai berikut

b a
t
c
Ket: keliling; luas; alas; tinggi

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan


Penelitian yang akan dikembangkan ini juga didukung oleh penelitian
terdahulu yang bisa digunakan peneliti sebagai gambaran untuk
melaksanakan penelitian pengembangan soal Higher Order Thinking Skills
(HOTS) berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan segitiga
untuk kelas VII SMP/MTs. Dalam penelitian Agus Budiman dan Jailani
(2014) dengan judul penelitian “Pengembangan Instrumen Assesmen Higher
Order Thinking Skills (HOTS) pada Mata Pelajaran Matematika SMP Kelas
VII Semester 1”, dikembangkan 24 soal pilihan ganda dan 19 butir soal uraian
memiliki koefisien reliabilitas sebesar 0,713 untuk pilihan ganda dan 0,920
untuk soal uraian. Soal yang dikembangkan layak digunakan berdasarkan
telaah aspek materi, konstruksi dan bahasa. Akan tetapi pada penelitian ini,
Agus dan Jailani tidak melakukan analisis validitas butir soal atau analisis
secara empiris, dimana Agus dan Jailani hanya melakukan analisis validitas
logis oleh para ahli/validator. Oleh karena itu, kevalidan soal yang
dikembangkan belum sepenuhnya dikatakan valid.
Adapun penelitian yang dilakukan oleh Fevri Dwi Cahyani (2017)
dengan judul penelitian “Pengembangan Soal Matematika Open-Ended untuk
Materi Segiempat dan Segitiga”, menggunakan metode penelitian
development research tipe formative evaluation oleh Tessmer yang terdiri
dari tahapan preliminary (tahapan persiapan) dan tahapan formatif evaluation
yang meliputi self evaluation, expert review, one-to-one, small group dan
37

field test. Namun pada tahap one-to-one Cahyani hanya meminta satu orang
peserta didik mengerjakan soal-soal yang telah dikembangkan dan kemudian
memberikan komentar atau tanggapan terhadap soal yang telah dikerjakan,
padahal dalam buku Rusdi (2019:196) pada tahap one-to-one, jumlah
minimal peserta didik yang dilibatkan adalah 3 orang dengan kemampuan
yang berbeda.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Etika Khaerunnisa dan Aan
Subhan Pamungkas (2018) dengan judul penelitian “Pengembangan
Instrumen Kecakapan Matematis dalam Konteks Kearifan Lokal Budaya
Banten pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar”, digunakan konteks budaya
Banten pada pengembangan Instrumen kecakapan matematis pada materi
bangun ruang sisi datar sehingga menghasilkan 19 butir soal uraian yang
valid dan reliabel. Konteks budaya Banten yang digunakan dalam
pengembangan insturumen kecakapan matematis berupa benda-benda sejarah
Banten seperti keraton kaibon, rumah adat Banten, lumbung padi khas Baduy
dan sebagainya serta permainan rakyat dan budaya aktifitas masyarakat
Banten.
Ketiga penelitian diatas memiliki ruang lingkup dan sasaran yang
hampir sama dengan peneliti, yaitu melakukan pengembangan pembelajaran
matematika sehingga memperoleh soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
berkonteks budaya yang dapat digunakan referensi soal yang dapat digunakan
untuk alat evaluasi dalam pembelajaran atau untuk sumber belajar peserta
didik dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.

2.3 Kerangka Berpikir


Kerangka berpikit dalam penelitian ini dirumuskan untuk memudahkan
dalam pengembangan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau. Kerangka
berpikir dijadikan acuan utama, gambaran yang jelas dan sistematis dalam
penelitian ini. Rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik
Indonesia yang dapat dilihat dari hasil PISA dan TIMS tidak lepas dari
kebiasaan guru yang dominan memberikan instrumen penilaian yang hanya
38

mengukur tingkat kemampuan berpikir yang rendah. Kurang tersedianya soal-


soal yang didesain khusus untuk melatih peserta didik agar dapat
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi juga salah satu penyebab
rendahnya kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
Dari uraian diatas, maka diperlukannya pengembangan soal HOTS
yang dapat digunakan sebagai referensi soal yang digunakan sebagai alat
evaluasi dalam pembelajaran atau sebagai sumber belajar bagi peserta didik
dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi. Adapun gambaran
kerangka berpikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Soal HOTS

Mengukur kemampuan
Soal Level C4, C5 dan C6
berpikir tingkat tinggi

Bersifat divergen dan


Soal berbentuk uraian
multirepresentasi

Berbasis Permasalahan Berkonteks budaya Melayu


Kontekstual Riau

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir


Soal HOTS dalam penelitian ini adalah soal yang dalam pengerjaannya
membutuhkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dimana peserta didik
dituntut untuk mampu transfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses
dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang
berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah dan
menelaah ide dan informasi secara kritis. Dari Gambar 2.2 dideskripsikan
bahwa karekteristik pertama soal HOTS yaitu harus dapat mengukur
kemampuan berpikir tingkat tinggi. Taksonomi Bloom revisi Krathwhol dan
Anderson membagi dimensi proses berpikir HOTS meliputi menganalisis
39

(analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan mengkreasi/mencipta


(creating-C6) dimana soal pada level ini salah satu pendekatan untuk
meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
Kedua bersifat divergen dan multirepresentasi. Bersifat divergen berarti
soal HOTS memungkinkan peserta didik memberikan langkah penyelsaian
yang berbeda satu sama lain. Bersifat multipresentasi berarti soal HOTS tidak
menyajikan semua informasi secara tersurat, tetapi terdapat informasi tersirat
yang harus digali sendiri oleh peserta didik. Penggunaan soal uraian
dikatakan tepat dalam mengembangkan soal HOTS yang bersifat divergen
dan multirepresentasi, dimana soal uraian memungkinkan peserta didik
menyajikan jawaban terurai secara bebas dan dapat juga mengukur
kemampuan peserta didik dalam hal menguraikan gagasan atau kemampuan
dalam menyelsaikan permasalah.
Ketiga berbasis permasalahan kontekstual. Dengan mengaitkan
permasalahan kontekstual akan mampu meningkatkan kemampuan peserta
didik untuk menghubungkan, menginterprestasikan, menerapkan dan
mengintegrasikan ilmu pengetahuan dalam pembelajaran di kelas dalam
menyelasaikan permasalahan dalam konteks nyata. Hal ini sejalan dengan
penggunaan konteks budaya Melayu Riau dalam mengembangkan soal
HOTS. Penggunaan konteks budaya Melayu Riau juga sebagai salah satu
upaya untuk mendekatkan peserta didik terhadap lingkungannya.
Berdasarkan uraian diatas, maka pengembangan soal pada level
menganalisis (analyzing-C4), mengevaluasi (evaluating-C5), dan
mengkreasi/mencipta (creating-C6) dengan mengunakan konteks budaya
melayu Riau berbentuk soal uraian dikatakan tepat dalam mengembangkan
soal HOTS sebagai alat evaluasi dalam meningkatkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi peserta didik kelas VII SMP/MTs.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Model Pengembangan


Dalam penelitian ini, model pengembangan yang digunakan adalah tipe
development studies (Rully, 2013:19) dengan dua tahap yaitu preliminary dan
formative evaluation. Tahapan formatif evaluation mengadopsi langkah oleh
Tessmer yang terdiri dari tahapan self evaluation, expert review, one-to-one,
small group dan field test. Tipe development studies dikatakan tepat dalam
pengembangan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau dikarenakan
tujuan dari tipe ini adalah mengembangkan prinsip, desain maupun produk
untuk kepentingan praktis lapangan. Alur dari Tahapan dari model penelitian
ini dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut.
Expert
Reviews

Revise
Revise

Self Field Test


Preliminary Revise Small Group
Evaluation

One-to-one

Gambar 3.1. Tahapan Model Pengembangan


Adapun kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada setiap tahap
pengembangan dapat dijelaskan sebagai berikut (dalam Heriyadi dan Rully,
2020:398).
1) Preliminary
Pada preliminary dilakukan analisis masalah yang menjadi dasar
sehingga diperlukannya pengembangan dan mendesain solusi dari
permasalahan yang menjadi fokus utama (Rully, 2013:19). Oleh karena
itu, tahap preliminary terdiri dari kegiatan analisis dan desain. Tahap
analisis bertujuan untuk melakukan penyidikan dalam ruang lingkup

40
41

pengembangan meliputi: (1) analisis kebutuhan; (2) analisis peserta didik;


(3) analisis kurikulum; dan (4) analisis budaya Melayu Riau. Pada tahap
desain kegiatan yang dilakukan adalah merancang produk awal (prototype)
yang dikembangkan dan isntrumen penelitian.
2) Formatif Evaluation
Pada formatif evaluation, terdiri dari tahap-tahap berikut.
a. Self Evaluation
Pada self evaluation, dilakukan penilaian oleh peneliti sendiri
terhadap produk awal (prototype) yang dikembangkan pada tahap
preliminary. Penilaian dilakukan untuk melihat validitas produk
menurut peneliti, sehingga dihasilkan prototype I dan instrumen
penelitian yang digunakan (Agustian dan Anita, 2019:87).
b. Expert Review
Pada expert review, dilakukan penilaian oleh validator terhadap
prototype I yang dihasilkan bertujuan untuk memperoleh nilai validitas
internal beserta saran dan komentar secara kepakaran terhadap substansi
utama produk yang dikembangkan (Rusdi, 2019: 191). Penilaian oleh
validator meliputi aspek materi, konstruksi dan bahasa melalui lembar
validasi. Hasil penilaian dasar dalam perbaikan prototype I.
c. One-to-one
Tahap one-to-one dilaksanakan bersamaan dengan tahap expert
review dengan mengujicobakan prototype I kepada peserta didik
sebagai tester untuk mendapatkan informasi yang berhubungan
kejelasan, urutan, kelengkapan dan kemudahan penggunaan produk
serta aspek dampak penggunaan produk melalui saran dan komentar
peserta didik (Rusdi, 2019: 196). Saran dan komentar yang diperoleh
dari tahap expert review dan one-to-one dijadikan dasar dalam merevisi
prototype I hingga dihasilkan prototype II.
d. Small Group
Pada small group, prototype II diujicobakan kepada kelompok
kecil untuk memperoleh saran dan komentar peserta didik terhadap
42

keterbacaan dari produk serta untuk melihat respon peserta didik


terhadap produk yang dikembangkan. Tahap small group ditujukan
untuk menentukan efektivitas terhadap perubahan hasil revisi pada
tahap one-to-one dan untuk menggidentifikasi permasalahan lainnya
yang dihadapi peserta didik (Rusdi, 2019:125). Saran dan komentar
dijadikan dasar dalam merevisi prototype II hingga dihasilkan prototype
III.
e. Field Test
Tujuan dari tahap field test adalah untuk menghasilkan produk
final yang baik. Prototype III diujicobakan kepada subjek uji coba
untuk memperoleh nilai validitas eksternal, reliabilitas, taraf kesukran
dan daya pembeda sehingga menghasilkan produk yang final.

3.2 Prosedur Pengembangan Produk


Berdasarkan model pengembangan tipe development studies, maka
peneliti membuat rancangan prosedur pengembangan sebagai berikut:
1. Tahap Preliminary
Pada tahap preliminary pada penelitian ini meliputi :
a. Analisis
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk melakukan penyidikan
dalam ruang lingkup pengembangan soal HOTS berkonteks budaya
Melayu Riau pada materi segiempat dan segitiga untuk peserta didik
kelas VII SMP/MTs. Analisis ini dilakukan dengan cara mengkaji
berbagai literatur yang relevan dan wawancara serta observasi dengan
pihak yang terkait. Adapun analisis yang dilakukan peneliti adalah
sebagai berikut :
1) Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan merupakan analisis yang dilakukan untuk
mengidentifikasi, memfokuskan, merumuskan dan menganalisis
permasalahan dasar sehingga diperlukan suatu pengembangan soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan
43

segitiga untuk peserta didik kelas VII SMP/MTs. Analisis dilakukan


melalui telaah berbagai literatur yang relevan, wawancara dengan
guru mata pelajaran matematika di SMPN 4 Pekanbaru dan SMP Al-
Fityyah Pekanbaru dan serta studi dokumentasi terhadap soal yang
digunakan sebagian instrumen penilaian untuk materi segiempat dan
segitiga.
2) Analisis peserta didik
Analisis peserta didik dilakukan untuk mengetahui
karakteristik peserta didik kelas VII SMP/MTs sehingga sesuai
dengan rancangan pengembangan soal HOTS. Analisis dilakukan
melalui telaah berbagai literatur yang relevan.
3) Analisis Kurikulum
Analisis kurikulum dilakukan untuk mengkaji kurikulum yang
berlaku yaitu kurikulum 2013. Dalam kurikulum 2013 terdapat
kompetensi yang harus dicapai peserta didik. Dalam penelitian ini
adapun kompetensi dasar yang digunakan dalam memilih,
menetapkan dan menyusun secara sistematis materi ajar yang
relevan sebagai acuan dalam mengembangkan soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau adalah KD 3.11 dan 4.11 pada
materi pokok segiempat dan segitiga.
4) Analisis Budaya Melayu Riau
Analisis budaya Melayu Riau dilakukan untuk
mengidentifikasi konteks budaya Melayu Riau yang berkembang dan
tumbuh pada lingkungan peserta didik yang dapat digunakan sebagai
stimulus atau permasalahan dalam pengembangan soal HOTS. Hal
ini dilakukan agar dalam mengembangkan produk sesuai dengan
permasalahan kontekstual yang dihadapi peserta didik. Konteks
budaya Melayu Riau yang digunakan meliputi motif atau ragam hias,
rumah adat dan permaianan rakyat. Analisis dilakukan melalui telaah
berbagai literatur yang relevan.
44

b. Desain
Pada tahapan ini dilanjutkan dengan merancang atau mendesaian
produk dari penelitian sehingga dihasilkan produk awal dan isntrumen
yang digunakan dalam penelitian pengembangan. Adapun kegiatan
yang akan dilakukan diantaranya adalah :
1) Menentukan jumlah dan tipe soal HOTS berkonteks budaya Melayu
Riau yang dikembangkan
2) Menyesuaikan dan menggumpulkan gambar konteks budaya Melayu
Riau yang sesuai dengan materi pokok segiempat dan segitiga
3) Merumuskan kisi-kisi soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
4) Merumuskan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
5) Merumuskan alternatif penyelesaian dan pedoman penskoran soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
6) Merancang instrumen berupa lembar validasi dan angket respon
peserta didik
2. Formatif Evaluation
Pada tahap formatif evaluation pada penelitian ini meliputi :
a. Self Evaluation
Pada self evaluation, produk awal yang terdiri dari kisi-kisi, soal
HOTS, alternatif penyelesaian dan pedoman penskoran soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan segitiga
serta instrumen penelitian yang telah dikembangkan dinilai kembali
oleh peneliti dan dibantu dengan dosen pembimbing. Penilaian
dilakukan untuk memastikan kembali produk awal dan instrumen
penelitian yang dikembangkan sudah lengkap dan sesuai sehingga dapat
dilanjutkan ke tahapan selanjutnya. Produk awal yang telah dinilai pada
tahap self evalution ini selanjutnya disebut dengan prototype I.
b. Expert Review
Protortype I yang dihasilkan divalidasi oleh validator yang terdiri
dari satu dosen Pendidikan Matematika Universitas Riau dan dua dosen
45

Pendidikan Matematika Universitas Islam Riau untuk memperoleh nilai


validitas internal produk yang dikembangkan meliputi aspek materi,
konstruksi dan bahasa. Pada kegiatan ini, peneliti menyerahkan kisi-kisi
soal, soal HOTS, alternatif penyelesaian, pedoman penskoran serta
lembar validasi kepada validator untuk memperoleh skor validitas
internal. Melalui lembar validasi juga diperoleh saran dan komentar dari
validator yang akan dianalisis guna menentukan kegiatan selanjutnya.
Hasil validasi dapat berupa:
i. Valid tanpa revisi, maka kegiatan selanjutnya adalah uji coba.
ii. Valid dengan revisi, maka kegiatan selanjutnya adalah merevisi
terlebih dahulu, kemudian langsung uji coba.
iii. Tidak valid, maka dilakukan revisi besar sehingga diperoleh
prototipe baru, kemudian divalidasi kembali.
c. One-to-one
Tahap one-to-one dilakukan bersamaan dengan expert review.
Pada tahap one-to-one soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
diujicobakan kepada 6 peserta didik kelas VII.7 SMPN 4 Pekanbaru
yang terdiri dari masing-masing dua peserta didik berkemampuan
tinggi, sedang dan rendah yang telah mempelajari materi segiempat dan
segitiga. Peserta didik diminta mengerjakan, mengamati dan
mengomentari soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau pada materi
segiempat dan segitiga untuk mendapatkan informasi mengenai
keterbacaan soal dan kejelasan gambar dari soal yang dikembangkan.
Dalam pengumpulan informasi tersebut peneliti melakukan wawancara
tak terstruktur atau tanya jawab untuk mendapatkan saran dan komentar
peserta didik terhadap soal HOTS berkonteks budaya melayu Riau atau
prototype I.
Hasil saran dan komentar yang diperoleh dari tahap expert
reviews dan one-to-one dijadikan bahan revisi terhadap prototype I
yang kemudian dihasilkan prototype II.
46

d. Small Group
Pada tahap small group, prototype II diujicobakan kepada 12
peserta didik kelas VII.6 SMPN 4 Pekanbaru yang terdiri dari 4 peseta
didik berkemampuan tinggi, 4 peserta didik berkemampuan sedang dan
4 peserta didik berkemapuan rendah. Peserta didik diminta
mengerjakan, mengamati dan memberikan saran serta komentar
terhadap soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau melalui kusioner
respon yang telah dirancang oleh peneliti. Hasil pengisian kusioner
respon peserta didik akan dianalisis untuk memperoleh informasi
apakah respon peserta didik baik/positif atau buruk/negatif.
Berdasarkan hasil tes serta saran dan komentar peserta didik pada small
group ini dijadikan bahan untuk merevisi prototype II yang kemudian
disebut sebagai prototype III
e. Field Test
Pada field test, prototype III diujicobakan kepada subjek uji coba
penelitian yaitu 33 peserta didik kelas VII.1 SMPN 4 Pekanbaru dengan
kemampuan yang heterogen dan telah mempelajari materi segiempat
dan segitiga. Dari kegiatan field test akan diperoleh skor jawaban
peserta didik terhadap pengerjaan soal HOTS berkonteks budaya
Melayu Riau. Skor yang diperoleh selanjutnya ditabulasi dan dianalisis
untuk melihat nilai validitas butir soal, reliabilitas soal HOTS, taraf
kesukaran dan daya pembeda tiap butir soal HOTS berkonteks budaya
Melayu Riau yang dikembangkan. Hasil analisis akan disesuaikan
dengan kriteria kualitas yang telah ditetapkan sehingga dihasilkan soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau atau prototype final sebagai
bank soal HOTS yang bisa digunakan tenaga pendidik sebagai referensi
dalam mengembangkan soal HOTS atau sebagai sumber belajar bagi
peserta didik dalam meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi.
47

3.3 Data dan Instrumen Penelitian


Data yang diperoleh dalam penelitian ini, yaitu :
1) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk pernyataan
atau kata-kata mengenai kualitas suatu hal. Data kualitatif pada penelitian
ini berasal dari masukan validator atau dosen ahli dan peserta didik
mengenai soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
dikembangkan.
2) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang diperoleh dalam bentuk angka.
Data kuantitatif menunjukkan kualitas dari soal HOTS berkonteks budaya
Melayu Riau yang sedang dikembangkan. Data kuantitatif pada penelitian
ini diperoleh dari hasil penilaian dosen ahli atau validator dalam aspek
kevalidan internal soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau dan data
hasil uji coba produk untuk menilai validasi butir soal dan reliabilitas soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau serta daya pembeda dan tingkat
kesukaran soal HOTS yang dikembangkan.
Instrumen penelitian yang digunakan untuk memperoleh data dalam
penelitian ini, yaitu :
1) Lembar Validasi
Lembar validasi digunakan untuk memvalidasi soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan segitiga
untuk kelas VII SMP/MTs oleh validator pada tahapan expet review
untuk memperoleh nilai validitas internal. Aspek yang dinilai untuk
memperoleh validitas internal terdiri dari aspek materi, aspek konstruksi
dan aspek bahasa dengan kisi-kisi sebagai berikut :
Tabel 3.1 Aspek pada Lembar Validasi
No. Aspek yang Diamati Jumlah Indikator
1. Aspek Materi 4
2. Aspek Konstruksi 4
3. Aspek Bahasa 2
Jumlah Indikator 10
48

Untuk aspek materi meliputi keterkaitan butir soal dengan indikator


soal, keterkaitan konteks budaya Melayu Riau dengan soal, kesesuaian
level kognitif dengan soal dan ruang lingkup pertanyaan atau jawaban
yang diharapkan. Sedangkan untuk aspek konstruksi meliputi
penggunaan tanda tanya atau perintah, petunjuk pengerjaan soal,
pedoman penskoran dan penggunaan gambar atau tabel pada soal. Dan
untuk aspek bahasa meliputi penggunaan kaidah bahasa Indonesia dan
penyajian rumusan kalimat soal yang dikembangkan.
Lembar validasi soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
menggunakan skala Likert yang terdiri dari 5 alternatif jawaban berupa 1,
2, 3, 4 dan 5 yang sesuai dengan rubrik lembar validasi. Data validasi
dari validator kemudian dianalisis secara diskriptif dengan menelaah
hasil penelitian para ahli terhadap soal HOTS berkonteks budaya Melayu
Riau. Hasil telaah digunakan sebagai masukan untuk merevisi dan
menyempurnakan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
dikembangkan.
2) Kusioner Respon Peserta Didik
Kusioner respon peserta didik berguna untuk mengetahui
keterbacaan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang dinilai
oleh peserta didik setelah diujicobakan pada tahap small group dan field
test. Angket ini berisi pernyataan-pernyataan menggunakan skala Likert
yang terdiri dari 5 alternatif jawaban berupa 1, 2, 3, 4 dan 5 yang
menyatakan sangat tidak setuju, tidak setuju, kurang setuju, setuju dan
sangat setuju. Kusioner respon peserta didik yang digunakan untuk
melihat keterbacaan peserta didik terdiri dari beberapa aspek berikut :
Tabel 3.2 Aspek pada Kusioner Respon Peserta Didik
No. Aspek yang Diamati Jumlah Indikator
1. Kesesuain Materi 1
2. Penggunaan bahasa dan penyajian soal 4
3. Ketertarikan terhadap soal HOTS 3
berkonteks budaya Melayu Riau
Jumlah Indikator 8
49

Data kusioner respon peserta didik kemudian dianalisis secara


diskriptif dengan menelaah hasil kusioner peserta didik terhadap soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau. Hasil telaah digunakan sebagai
masukan untuk merevisi dan menyempurnakan soal HOTS berkonteks
budaya Melayu Riau yang dikembangkan.
3) Tes Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
Tes soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
dikembangkan digunakan sebagai instrumen penelitian untuk melihat
kualitas dari soal HOTS yang dikembangkan meliputi nilai :
a. Validitas butir soal (Validitas Eksternal);
b. Reliabilitas;
c. Taraf kesukaran;
d. Daya pembeda;
dengan cara mengujicobakan soal HOTS berkonteks budaya
Melayu Riau yang diperoleh kepada peserta didik yang merupakan
subjek uji coba penelitian pada tahap field test. Soal HOTS yang diteskan
adalah soal HOTS berdasarkan level kognitif C4 (menganalisis), C5
(mengevaluasi) da C6 (mencipta) yang dikembangkan berdasarkan
indikator soal yang telah dirumuskan. Hasil jawaban peserta didik
terhadap soal HOTS kemudian dianalisis dan diberi skor sesuai dengan
pedoman penskoran holistik yang telah dikembangkan sesuai indikator
C4, C6 dan C6 yang dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3.3 Indikator pada Soal HOTS
KBTT Indikator
Menganalisis (Analyze)  Differentiating (membedakan)
 Organizing (mengorganisasi)
 Atributing (menghubungkan)
Mengevaluasi (Evaluate)  Checking (memeriksa)
 Critiquing (menilai)
Mencipta (Create)  Generating (hipotesis)
 Planning (Merencanakan)
 Producing (membangun)
50

Tiap indikator pada pedoman penskoran holistik memiliki skor


maksimum yaitu 4 dan skor minimum yaitu 0 dengan kriteria yang
ditentukan untuk tiap butir soal. Skor yang diperoleh untuk setiap peserta
didik selanjutnya dilakukan perhitungan menggunakan rumus terntentu
untuk memperoleh nilai validitas eksternal, reliabilitas, taraf kesukaran
dan daya pembeda soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data dalam peneltian ini, yaitu :
1) Wawancara
Wawancara dilakukan peneliti pada tahap preliminary pada kegiatan
analisis kebutuhan untuk menganalisis permasalahan dasar sehingga
diperlukannya pengembangan soal HOTS. Wawancara dilakukan bersama
guru matematika di SMPN 4 Pekanbaru dan SMP Al-Fityyah Pekanbaru.
2) Angket
Angket dilakukan peneliti pada tahap expert review, small group dan
field test. Pada tahap expert review, angket menggunakan lembar validasi
untuk meperoleh data berupa skor validitas internal, saran dan komentar
validator terhadap soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
dilengkapi kisi-kisi soal, alternatiF penyelesaian dan pedoman penskoran.
Pada tahap small group dan field test menggunakan angket berupa
kuesioner respon peserta didik untuk memperoleh data berupa skor respon,
saran dan komentar peserta didik terhadap soal HOTS.
3) Tes
Tes dilakukan peneliti pada tahap one-to-one, small group dan field
test. Adapun tes yang dilakukan adalah mengujicobakan soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau kepada peserta didik kelas VII
SMP/MTS. Pada tahap one-to-one, tes diberikan kepada 6 orang peserta
didik kelas VII.6 SMPN 4 Pekanbaru dan tahap small group tes diberikan
kepada 12 peserta didik kelas VII.7 SMPN 4 Pekanbaru untuk
memperoleh saran dan komentar terhadap soal HOTS. Sedangkan pada
51

tahap field test, tes diberikan kepada 33 peserta didik kelas VII.1 SMPN 4
Pekanbaru untuk memperoleh nilai validitas butir soal, reliabilitas, taraf
kesukaran dan daya pembeda tiap butir soal HOTS.
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
a. Analisis Validitas Internal Soal HOTS
Aspek penilaian validasi internal dilakukan terhadap aspek isi/materi,
konstruksi, dan bahasa dalam bentuk skala penilaian. Untuk menentukan
kevalidan internal soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
dikembangkan dilakukan berdasarkan langkah-langkah berikut :
1. Data hasil validasi yang terkumpul kemudian ditabulasi.
2. Menghitung jumlah skor jawaban yang diperoleh dari angket dan
menentukan skor maksimal. Jumlah skor maksimal yaitu: skor
tertinggi tiap item × jumlah item × jumlah responden.
3. Hasil tabulasi kemudian dianalisis dengan menggunakan rumus
sebagai berikut (Sa’adah, 2019:181):

Keterangan :
= Skor validasi
= Total skor empiris dari para ahli
= Total skor maksimal yang diharapkan
4. Menentukan kriteria berdasarkan hasil validasi dapat dilihat pada
tabel di bawah ini
Tabel 3.4 Kriteria Penilaian Validasi Internal
Persentase Keterangan
0 – 20 Sangat lemah/tidak valid (diganti)
21 – 40 Lemah/ kurang valid
41 – 60 Cukup/cukup valid
61 – 80 Kuat/valid
81 – 100 Sangat kuat/sangat valid
(Sumber: Sa’adah, 2019:181)
52

5. Mendeskripsikan hasil validasi.


Jika soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau dikategorikan
valid atau sangat valid maka soal yang dikembangkan bisa
diujicobakan pada tahapan selenjutnya. Apabila dikategorikan
kurang valid atau bahkan tidak valid, maka soal tersebut perlu
dievaluasi atau diperbaiki kembali kemudian diuji kembali
kevalidannya sampai memenuhi kategori valid atau sangat valid.
b. Analisis Respon Peserta Didik
Untuk menentukan respon peserta didik terhadap soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau yang dikembangkan dilakukan
berdasarkan langkah-langkah berikut:
1. Data hasil tanggapan siswa melalui angket yang terkumpul,
kemudian ditabulasi.
2. Menghitung jumlah skor jawaban yang diperoleh dari angket dan
menentukan skor maksimal. Jumlah skor maksimal yaitu: skor
tertinggi tiap item × jumlah item × jumlah responden.
3. Hasil tabulasi kemudian dianalisis praktikalitas dapat menggunakan
rumus berikut (Sa’adah, 2019:181):

Keterangan :
= Skor responden
= Total skor empiris dari responden
= Total skor maksimal yang diharapkan
4. Menentukan kriteria berdasarkan hasil responden dapat dilihat pada
tabel di bawah ini
Tabel 3.5 Kriteria Respon Peserta Didik
Persentase Keterangan
0 – 20 Sangat Tidak Baik
21 – 40 Tidak Baik
41 – 60 Cukup baik
61 – 80 Baik
81 – 100 Sangat Baik
(Sumber: Sa’adah, 2019:181)
53

5. Mendeskripsikan hasil analisis.


Jika soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau diktegorikan baik
atau sangat baik maka soal yang dikembangkan bisa diujicobakan
pada tahapan selanjutnya.
c. Analisis Validitas Butir Soal HOTS (Validitas Eksternal)
Validitas butir soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
didapatkan dengan mengujicobakan butir soal yang dikembangkan kepada
subjek uji coba penelitian. Hasil jawaban subjek uji coba kemudia
dianalisis untuk memperoleh kevalidan butir soal. Analisis validitas butir
soal HOTS yang dikembangkan dilakukan berdasar langkah-langkah
berikut (Sundayana, 2014:59):
1. Menghitung harga korelasi setiap butir soal HOTS dengan rumus
pearson/product moment berikut :
∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ) ( ∑ (∑ ) )
Keterangan :
Koefisien Korelasi
Skor item butir soal
Jumlah Skor total tiap soal
Jumlah Responden
2. Melakukan perhitungan dengan uji t dengan rumus

3. Mencari dengan ( )
4. Membuat kesimpulan, dengan kriteria pengujian sebagai berikut :
Jika , butir soal HOTS dikatakan valid, atau
Jika , butir soal HOTS dikatakan tidak valid.
d. Reliabilitas soal HOTS
Reliabilitas soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau didapatkan
dengan mengujicobakan butir soal yang dikembangkan kepada subjek uji
coba penelitian dengan teknik internal consistency, yaitu dengan cara
54

menujicobakan instrumen atau soal HOTS kepada peserta didik subjek uji
cobaa penelitian sekali saja, kemudian hasil data uji coba dianalisis (Rusdi,
2019:220). Soal yang dianalisis reliabilitasnya adalah soal yang dinyatakan
valid, baik validasi internal maupun validitas butir soal. Hasil jawaban
peserta didik digunakan sebagai data dalam menganalisis reliabilitas soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau. Analisis reliabilitas soal HOTS
yang dikembangkan dilakukan berdasarkan langkah-langkah berikut
(Sundayana, 2014:59):
1. Jawaban peserta didik diberi skor kemudian ditabulasi.
2. Menghitung varians skor tiap butir soal dengan rumus berikut :
(∑ )

Keterangan
Varians skor tiap-tiap soal
Skor item butir soal ke-i
Jumlah peserta didik
3. Menghitung varians total dengan rumus berikut :
( )

Keterangan
Varians total
Jumlah Skor total tiap soal
Jumlah peserta didik
4. Menentukan nilai reliabilitas soal HOTS menggunakan rumus
Cronbach‟s Alpha ( ) berikut :

ri = | || |

Keterangan:
r1 = Reliabilitas internal seluruh instrumen
k = Banyak soal
∑ Jumlah varians skor tiap-tiap soal
55

= Varians total
5. Menentukan kriteria berdasarkan hasil reliabilitas dapat dilihat pada
tabel di bawah ini
Tabel 3.6. Kriteria Reliabilitas
Reliabilitas Kriteria
Sangat rendah
Rendah
Cukup
Tinggi
Sangat tinggi
(Sumber: Sundayana, 2014:70)
6. Mendeskripsikan hasil analisis.
Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang dikembangkan
diterima dan dikatakan reliabel jika nilai reliabilitas yang diperoleh
berada para rentang 0,60 – 0,80 dengan kategori tinggi atau berada
pada rentang 0,80 – 1,00 dengan kategori sangat tinggi
e. Taraf Kesukaran
Analisis taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran butir soal yang dikembangkan. Analisis taraf kesukaran
dilakukan setelah instrumen atau soal HOTS berkonteks budaya Melayu
Riau diujicobakan kepada pesrta didik subjek uji coba penelitian. Jawaban
dari peserta didik digunakan sebagai data dalam menganalisis taraf
kesukaran soal HOTS dengan menggunakan rumus taraf kesukaran untuk
soal uraian. Butir soal yang dianalisis taraf kesukarannya adalah butir soal
yang dikatakan valid baik valid secara internal maupun secara eksternal.
Analisis taraf kesukaran butir soal HOTS yang dikembangkan dilakukan
berdasarkan langkah-langkah berikut (Sundayana, 2014:76) :
1. Jawaban peserta didik diberi skor kemudian ditabulasi.
2. Menentukan skor maksimum untuk tiap butir soal
3. Menghitung taraf kesukaran dengan rumus berikut :

4. Menentukan kriteria berdasarkan hasil taraf kesukaran yang dapat


dilihat pada tabel di bawah ini
56

Tabel 3.7. Kriteria Taraf Kesukaran


Taraf Kesukaran Kriteria
Terlalu Sukar
Sukar
Sedang
Mudah
Terlalu Mudah
(Sumber: Sundayana, 2014:77)
5. Mendeskripsikan hasil analisis
Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang dikembangkan
diterima dan dikatakan memiliki taraf kesukaran yang baik pada
penelitian ini jika butir soal yang dikembangkan memiliki taraf
kesukaran sedang atau sukar.
f. Daya Pembeda
Analisis daya pembeda dilakukan untuk melihat kemampuan soal
untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dan siswa
yang berkemampuan rendah (Sari, 2015:80). Analisis daya pembeda
dilakukan setelah instrumen atau soal HOTS diujicobakan kepada peserta
didik subjek uji coba penelitian. Jawaban dari peserta didik digunakan
sebagai data dalam menganalisis daya pembeda soal HOTS dengan
menggunakan rumus daya pembeda untuk soal uraian. Butir soal yang
dianalisis daya pembedanya adalah butir soal yang dikatakan valid baik
valid secara internal maupun secara eksternal. Analisis daya pembeda butir
soal HOTS yang dikembangkan dilakukan berdasarkan langkah-langkah
berikut (Sundayana, 2014:76) :
1. Jawaban peserta didik diberi skor kemudian ditabulasi.
2. Menentukan skor maksimum untuk tiap butir soal
3. Mengurutkan nilai peserta didik dari tertinggi ke terendah
4. Menentukan kelompok atas dan kelompok bawah
Jika jumlah peserta didik subjek ujicoba penelitian berjumlah 30
orang atau kurang maka diambil masing-masing pesera didik
sebanyak 50% dari setiap kelompok atas maupun kelompok bawah.
Jika jumlah peserta didik subjek ujicoba penelitian lebih dari 30
57

orang maka diambil sebanyak 27% dari setiap kelompok atas


maupun kelompok bawah.
5. Menghitung daya pembeda dengan rumus berikut :
̅ ̅
DP =

Keterangan :
DP = Daya Pembeda
̅ = Rata-rata skor kelompok atas
̅ = Rata-rata skor kelompok bawah
6. Menentukan kriteria berdasarkan hasil daya pembeda yang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini
Tabel 3.8 Kriteria Taraf Daya Pembeda
Daya Pembeda Kriteria
Sangat jelek
Jelek
Cukup
Baik
Sangat baik
(Sumber: Sundayana, 2014:77)
7. Mendeskripsikan hasil analisis
Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang dikembangkan
diterima dan dikatakan memiliki daya pembeda yang baik pada
penelitian ini jika butir soal yang dikembangkan memiliki daya
pembeda DP .
Analisis validitas butir soal dan reliabilitas juga dilakukaan dengan
menggunakan bantuan software SPSS (Statistical Product and Service
Soluations) versi 25. Software SPSS memiliki kemampuan analisis statistik
yang tinggi karena sudah disesuaikan dengan prinsip-prinsip statistika
modern yang sudah diintegrasikan oleh para ahli statistik (Nuraeni, dkk,
2021:16). Oleh karena itu, hasil analisis software SPPS dalam menganalisis
validitas butir soal dan reliabilitas soal HOTS berkonteks budaya Melayu
Riau akan memberikan data yang akurat.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian


Penelitian pengembangan yang telah dilakukan menghasilkan suatu
produk berupa soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau pada materi
segiempat dan segitiga untuk kelas VII SMP/MTs yang sudah divalidasi dan
memiliki nilai relibialitas, taraf kesuakaran dan daya pembeda yang baik.
Model pengembangan yang digunakan pada penelitian adalah tipe
development studies dengan dua tahap yaitu preliminary dan formative
evaluation oleh Tessmer yang terdiri dari tahapan self evaluation, expert
review, one-to-one, small group dan field test. Uraian hasil penelitian pada
setiap fase pengembangan Tessmer yang telah dilakukan, dipaparkan sebagai
berikut :
1. Tahap Preliminary
Pada tahapan ini telah dilakukan perancangan soal Higher Order
Thinking Skills (HOTS) berkonteks budaya Melayu Riau dengan melalui
dua tahapan yaitu analisis dan desain.
a. Analisis
Analisis telah dilakukan dengan tujuan untuk melakukan
penyidikan dalam ruang lingkup pengembangan soal HOTS berkonteks
budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan segitiga untuk peserta
didik kelas VII SMP/MTs. Adapun hasil analisis yang dilakukan
peneliti adalah sebagai berikut :
1. Analisis kebutuhan
Analisis kebutuhan telah dilakukan melalui telaah berbagai
literatur yang relevan dan wawancara terstruktur dengan guru
matematika SMPN 4 Pekanbaru dan SMP Al-Fityah Pekanbaru
terkait instrumen penilaian yang digunakan dalam pembelajaran
matematika. Berdasarkan wawancara, diperoleh informasi bahwa
saat ini soal yang digunakan masih didominasi pada level

58
59

kemampuan berpikir rendah atau Lower Order Thinking Skill


(LOTS) yaitu mengingat (C1), memahami (C2) dan menerapkan (C3).
Hal ini selaras dengan analisis instrumen penilaian yang digunakan
pada materi segiempat dan segitiga. Dari 10 soal objektif yang
digunakan untuk ulangan harian di SMP Al-Fityah Pekanbaru,
sebanyak 0% soal yang tergolong soal HOTS. Hasil analisis
instrumen penilaian yang digunakan dapat dilihat pada lampiran 1
halaman 100.
Salah satu penyebabnya dikarenakan penyusunan soal HOTS
bukanlah suatu hal yang mudah. Dari hasil wawancara, peneliti juga
mendapatkan informasi bahwa dari 30 peserta didik yang pernah
diberikan soal HOTS pada materi persamaan dan pertidaksamaan
linear satu variabel hanya 5-7 orang yang mampu memahami dan
memecahkan masalah HOTS yang diberikan.
Soal HOTS yang dikembangkan pada penelitian ini ialah soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan
segitiga kelas VII SMP/MTs. Hasil telaah berbagai literatur yang
relevan terkait analisis kebutuhan didapatkan bahwa pemanfaatan
budaya lokal dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu
bentuk kekreatifan dalam perancangan pembelajaran untuk
menghasilkan pembelajaran yang bermakna secara kontekstual
(Kusmaryono dalam Wandari dkk, 2018:49). Melalui instrumen
penilaian berupa soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau ini,
peserta didik akan lebih mudah memahami permasalahan yang ingin
diselesaikan karena berhubungan langsung dengan lingkungan
sekitarnya dan pengalamannya sendiri pada pembelajaran
matematika.
2. Analisis kurikulum
Analisis kurikulum telah dilakukan untuk menentapkan
kesesuaian tujuan yang diperlukan dalam mengembangkan soal
HOTS sehingga sesuai dengan tuntutan kurikulum 2013. Pada
60

analisis kurikulum juga dilakukan telaah kompetensi dasar dari


materi segiempat dan segitiga yang diharapkan dimiliki oleh peserta
didik terhadap silabus mata pelajaran matematika SMP/MTs pada
lampiran 2 halaman 103. Adapun kompetensi dasar untuk materi
segiempat dan segitiga untuk kelas VII adalah sebagai berikut
(Permendikbud, 2018) :
3.11 Mengaitkan rumus keliling dan luas untuk berbagai jenis
segiempat (persegi, persegi panjang, belah ketupat,
jajargenjang, trapesium, dan layang-layang) dan segitiga.
4.11 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan
luas dan keliling segiempat (persegi, persegi panjang, belah
ketupat, jajargenjang, trapesium, dan laying-layang) dan
segitiga.
Hasil dari analisis kurikulum ini diperoleh rumusan indikator
pencapaian kompetensi dan cakupan materi segiempat dan segitiga
yang dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 107.
3. Analisis peserta didik
Analisis peserta didik telah dilakukan melalui telaah berbagai
literatur yang relevan. Peserta didik yang dimaksud disini adalah
peserta didik kelas VII SMP/MTs yang umumnya berusia 12-14
tahun. Menurut Piaget anak pada rentang usia 11-18 tahun berada
pada tahap perkembangan operasi formal, dimana sudah mampu
mengembangkan pikiran formalnya dan memiliki kemampuan
berpikir abstrak, menalar secara logis dan menarik kesimpulan
(dalam Meranti, 2015:17), sehingga soal HOTS tepat diperuntukkn
untuk peserta didik kels VII SMP/MTs. Walaupun demikian peserta
didik masih sulit untuk menerima ilmu dengan konsep abstrak
karena kurangnya pengalaman sehingga membatasi pengetahuan dan
kecakapannya untuk memanfaatkan apa yang diketahui. Peserta
didik yang dijadikan subjek uji coba merupakan peserta didik yang
telah mempelajari materi segiempat dan segitiga.
61

4. Analisis Budaya Melayu Riau


Analisis budaya Melayu Riau telah dilakukan dengan
menelaah berbagai literatur yang relevan. Pada penelitian ini,
konteks budaya Melayu Riau yang dapat dihubungkan dengan materi
segiempat dan segitiga adalah motif atau hias Melayu Riau, rumah
adat Melayu Riau dan permainan rakyat Melayu Riau.
Penggunaan konteks motif atau hias Melayu Riau pada soal
HOTS meliputi motif pucuk rebung, tampuk manggis berbelah,
wajik bulan mengambang, siku keluang banji, kuda kencana, wajik
corak kaluk pakis, kuntum bermain corak naga, bintang berbadan
wajik, dan bintang beralih. Untuk konteks rumah adat Melayu Riau
meliputi rumah adat Selaso Jatuh, Selaso Jatuh Kembar, limas
potong, dan lipat kijang. Sedangkan penggunan konteks permainan
rakyat Riau meliputi permainan Setatak, layang-layang, meja pari,
Tapak Rimau, enggrang/kaki anggau. Konteks budaya Melayu Riau
yang digunakan memiliki bentuk seperti bangun datar segiempat dan
segitiga.
b. Desain
Setelah analisis dilakukan, pada tahapan desain ini dilanjutkan
dengan merancang atau mendesaian produk penelitian sesuai dengan
hasil analisis yang didapatkan. Adapun kegiatan yang telah dilakukan
diantaranya adalah :
1. Menentukan jumlah dan tipe soal HOTS yang dikembangkan
Soal HOTS yang dikembangkan adalah soal tipe uraian atau
essay pada level kognitif C4 (menganalisis), C5 (mengevaluasi) dan
C6 (mencipta) sebanyak 25 soal. Dalam mengembangkan soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau adapun sub materi segiempat
dan segitiga yang dijadikan soal HOTS berkonteks budaya melayu
Riau meliputi jenis dan sifat-sifat segitiga dan segiempat serta
keliling dan luas segitiga dan segiempat. Adapun matriks soal HOTS
62

berkonteks budaya Melayu Riau yang dikembangkan dapat dilihat


pada lampiran 4 halaman 109.
2. Menyesuaikan dan mengumpulkan gambar konteks budaya Melayu
Riau sesuai dengan materi pokok segiempat dan segitiga
Konteks budaya Melayu Riau yang digunakan adalah motif
atau hias Melayu Riau, rumah adat Melayu Riau dan permainan
rakyat Melayu Riau. Konteks motif Melayu Riau meliputi Motif
Pucuk Rebung, Tampuk Manggis Berbelah, Wajik Bulan
Mengambang, Siku Keluang Banji, Kuda Kencana, Wajik Corak
Kaluk Pakis, Kuntum Bermain Corak Naga, Bintang Berbadan
Wajik, dan Bintang Beralih. Untuk konteks rumah adat Melayu
Riau meliputi rumah adat Selaso Jatuh, Selaso Jatuh Kembar, Limas
Potong dan Lipat Kijang. Sedangkan konteks permainan rakyat Riau
meliputi permainan Setatak, Layang-Layang, Meja Pari, Tapak
Rimau, Enggrang/Kaki Anggau. Adapun keterkaitan konteks budaya
Melayu Riau yang digunakan terhadap materi pembelajaran
segiempat dan segitiga dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :
Tabel 4.1 Keterkaitan Konteks Budaya Melayu Riau dengan Materi
Pembelajaran Segiempat dan Segitiga
Materi Konteks Budaya Melayu Riau yang Digunakan
Keliling dan luas Meja Pari, Tampuk Manggis, Motif Bintang
persegi Berbadan Wajik dan Beralih, Setatak Baling-
Baling dan Rok serta Tapak Rimau
Keliling dan luas Tampuk Manggis, Setatak Baling-Baling, Kaluk
persegi panjang Pakis dan Naga serta Rumah Adat Limas Potong
Keliling dan luas Siku Keluang Banji
Jajargenjang
Keliling dan luas Wajik dan Bulan Mengambang
belah ketupat
Keliling dan luas Layang-layang Biasa
layang-layang
Keliling dan lus Rumah Adat Limas Potong, Setatak Rok dan
trapesium Selaso Jatuh Kembar
Keliling dan luas Rumah Adat Selaso Jatuh, Tapak Rimau,
Segitiga Enggrang/Kaki Angau, Rumah Adat Selaso Jatuh
Kembar, Kuda Kencan dan Pucuk Rebung
63

3. Merumuskan kisi-kisi soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau


Kisi-kisi soal telah disusun berdasarkan analisis kurikulum
yang telah dilakukan pada tahap self evaluation. Pada kisi-kisi tes
tersebut terdapat kompetensi dasar, indikator soal dan level kognitif.
Indikator soal dapat mencakup beberapa indikator pencapaian
kompetensi yang telah ditentukan. Soal yang dikembangkan
sebanyak 25 soal uraian tersebut terdiri dari 12 soal level C4
(menganalisis), 9 soal level C5 (mengevaluasi) dan 4 soal Level C6
(mencipta).

Gambar 4.1 Kisi-kisi soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau

4. Merumuskan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau


Kisi-kisi tes yang telah disusun sebelumnya dijadikan dasar
untuk menyusun soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau pada
materi segiempat dan segitiga. Secara keseluruhan soal HOTS pada
materi segiempat dan segitiga disusun sebanyak 25 butir soal uraian
terdiri dari 12 soal level C4 (menganalisis), 9 soal level C5
(mengevaluasi) dan 4 soal Level C6 (mencipta). Permasalahan yang
disajikan dalam soal HOTS menggunakan konteks budaya Melayu
64

Riau meliputi rumah adat, motif atau raga hias dan permainaan
rakyat Melayu Riau yang dikemas sebagai bank soal HOTS materi
segiempat dan segitiga.

Gambar 4.2 Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau

5. Menyusun alternatif penyelesaian dan pedoman penskoran


Alternatif penyelesaian dan pedoman penskoran telah dibuat
setelah soal disusun lengkap. Alternatif penyelesaian dan pedoman
penskoran dirancang untuk mempermudah peneliti atau guru dalam
memberikan penilaian terhadap hasil pengerjaan soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan segitiga
yang selanjutnya digunakan untuk memperoleh kevalidan butir soal,
reliabilitas, daya pembeda dan daya kesukaran setiap butir soal
HOTS yang dikembangkan. Pedoman penskoran yang disusun
adalah pedoman penskoran holistik yang penilaiannya terdiri dari
kriteria-kriteria sesuai dengan indikator tiap level kognitif HOTS
yang disajikan pada Tabel 2.1.
65
66

Gambar 4.3 Alternatif Jawaban dan Pedoman Penskoran

6. Menyusun lembar validasi dan angket respon peserta didik


Lembar validasi disusun berdasarkan panduan dalam penulisan
soal uraian dan penyusunan soal HOTS berupa kisi-kisi lembar
validasi yang terdapat pada lampiran 6 halaman 118 mencakup aspek
67

materi, aspek konstruksi, dan aspek bahasa. Lembar validasi dapat


dilihat pada lampiran 7 halaman 119 dan rubrik pengisian lembar
validasi dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 125. Angket respon
peserta didik disusun berdasarkan kebutuhan peneliti untuk menilai
keterbacaan soal HOTS yang digunakan peneliti pada tahap formatif
evaluation. Angket respons siswa dapat dilihat pada lampiran 9
halaman 128.

2. Tahap Formatif Evaluation


Tahap formatif evaluation pada penelitian ini meliputi :
a. Self Evaluation
Pada self evaluation, produk awal serta instrumen penelitian yang
telah dikembangkan dinilai kembali oleh peneliti dan dibantu dosen
pembimbing. Hasil penilaian lebih lanjut bersama dosen pembimbing
didapatkan dari 25 soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
dikembangkan, hanya 22 soal yang terdiri dari 11 soal level C4
(menganalisis), 8 soal level C5 (mengevaluasi) dan 3 soal Level C6
(mencipta) yang disetujui untuk selanjutnya divalidasi. Untuk kisi-kisi
soal, alternatif penyelesaian, pedoman penskoran dan instrumen
penelitian tidak mengalami perubahan sehingga dapat digunakan dalam
pelaksanaan penelitian pengembangan ini. Selanjutnya produk awal ini
disebut dengan prototype I.
b. Expert Reviews
Expert Review adalah teknik untuk memvalidasi secara internal
soal HOTS atau prototype I yang telah dikembangkan. Validasi internal
telah dilakukan oleh tim validator terhadap soal HOTS berkonteks
budaya Melayu Riau atau prototype I dengan substansi yang divalidasi
meliputi aspek isi atau materi, konstruk dan bahasa. Validasi dilakukan
dengan cara memberikan lembar validasi, rubrik validasi, kisi-kisi soal
HOTS, soal HOTS, alternatif penyelesaian dan pedoman penskoran
kepada validator.
68

Validasi dilakukan oleh tiga dosen Pendidikan Matematika yang


sudah berkualifikasi doktor dan memiliki pengalaman mengajar lebih
dari 5 tahun. Dari hasil penilaian tersebut diperoleh data kualitatif dan
data kuantitatif. Data kualitatif berupa saran perbaikan dari hasil telaah
yang dilakukan validator yang terdapat pada Tabel 4.2. Saran-saran
perbaikan dari validator tersebut digunakan peneliti sebagai bahan
pertimbangan untuk revisi prototype I sehingga dihasilkan prototype II.
Tabel 4.2 Saran Perbaikan dari Validator
Validator Instrumen Saran Perbaikan
Kisi-Kisi Redaksi kalimat indikator soal pada No 7, 10
dan 16 disesuaikan dengan soal
Redaksi kalimat indikator soal pada no 11
disesuaikan dengan level kognitif yang
digunakan
Soal HOTS Redaksi rumusan kalimat soal No 1 dan 6
diperbaiki agar tidak menimbulkan
Validator penafsiran ganda
1 Rumusan pertanyaan pada soal No 10
disesuaikan dengan indikator soal yang
dikembangkan
Soal No 21 disesuaikan dengan level kognitif
C4 (Menganalisis)
Alternatif dan Perbaiki kesalahan penulisan yang diketahui
pedoman pada alternatif penyelesaian yang diberikan
penskoran
Kisi-kisi Perbaiki kesalahan penulisan level kognitif
Soal HOTS Tambahkan informasi pada rumusan kalimat
soal No 1 tentang bingkai Meja Pari
Validator Perbaiki penggunaan satuan panjang pada
2 soal No 3 dan 12
Alternatif dan Perbaiki kesalahan penggunaan simbol
pedoman matematika “ ” pada alternatif jawaban soal
penskoran No 12
Kisi-Kisi Level kognitif pada soal No 12, 20, dan 22
disesuaikan dengan rumusan soal yang
dibuat
Validator
Soal HOTS Perbaiki rumusan kalimat soal No 3 sehingga
3
tidak menimbulkan penafsiran ganda
Ganti gambar pada soal No 8 dan No 16
dengan gambar yang lebih jelas

Saran dan komentar dari validator pada Tabel 4.2 dijadikan bahan
dalam memperbaiki atau merevisi prototype I. Berikut beberapa contoh
perbaikan yang dilakukan peneliti dalam merevisi prototype I :
69

1. Kisi-kisi soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau


Pada kisi-kisi soal HOTS, saran dan komentar validator
difokuskan pada perbaikan redaksi indikator soal agar sesuai dengan
level kognitif dan soal HOTS yang dikembangkan. Berikut contoh
perbaikan redaksi indikator soal HOTS No 7 yang disesuaikan
dengan soal yang dikembangkan.
Tabel 4.3 Contoh Perbaikan Kisi-Kisi Soal HOTS
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
(Indikator Soal No 7) : Diberikan Diberikan gambar beberapa
gambar pola motif bintang persegi yang tersusun dari motif
berbadan wajik dan motif bintang Bintang Berbadan Wajik dan motif
beralih dengan latar warna yang Bintang Beralih dengan mengikuti
berbeda, pada pola tertentu peserta pola tertentu, peserta didik dapat
didik dapat membandingkan luas menentukan luas gambar pada pola
antar motif bintang berbadan wajik ke-n dan membandingkan luas
dengan motif bintang beralih antar motif Bintang Berbadan
Wajik dengan motif Bintang
Beralih pada pola ke-n

Tindakan perbaikan terhadap soal HOTS lainnya yang


dilakukan peneliti untuk merevisi kisi-kisi prototype I sesuai saran
dan komentar validator dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 131.
2. Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
Pada soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau, saran dan
komentar validator difokuskan pada perbaikan gambar soal dan
rumusan kalimat soal agar sesuai dengan indikator soal yang telah
dikembangkan dan tidak menimbulkan penafsiran yang ganda.
Berikut contoh perbaikan rumusan kalimat soal HOTS No 6.
Tabel 4.4 Contoh Perbaikan Rumusan Kalimat Soal HOTS
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
(Soal No 6) : . . . Adapun . . . Adapun Perbandingan tinggi
Perbandingan ukuran tiga daerah tiap daerah pada bidai tersebut
bidai tersebut adalah 5:1:1. Jika adalah 5:1:1 dan selisih panjang
kamu ingin menggambarkan alas tiga daerah tersebut adalah 3,6
bagian ter-sebut di buku gambar cm. Jika Anda ingin
dengan luas keseluruhan bidai menggambarkan bagian tersebut
adalah 90 cm2 dan panjang alas 15 di buku gambar dengan luas
cm . . . keseluruhan bidai adalah 90 cm2
dan panjang alas 15 cm . . .
70

Tindakan perbaikan terhadap soal HOTS lainnya yang


dilakukan peneliti sesuai saran dan komentar validator dapat dilihat
pada lampiran 10 halaman 131.
3. Alternatif Penyelesaian dan Pedoman Penskoran
Pada alternatif penyelesaian dan pedoman penskoran soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau, saran dan komentar
validator difokuskan pada perbaikan kesalahan penulisan dan
pegunaan simbol matematika. Berikut contoh perbaikan alternatif
penyelesaian soal HOTS No 11.
Tabel 4.5 Contoh Perbaikan Alternatif Penyelesaian
Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Diketahui : Diketahui :
Ukuran triplek = 30 cm x 15 cm Triplek yang digunakan untuk
Biaya cat per m2 = Rp 12.000,00 melukis motif wajik memiliki
Ditanya : panjang 3 m dan lebar 1,5 m
Dengan uang Rp 100.000,00, Biaya cat per m2 adalah Rp
apakah pak Samsul bisa mengecet 12.000,00
keseluruhan triplek ? Uang yang tersedia adalah Rp
100.000,00
Ditanya :
Ketercukupan uang yang tersedia
untuk mengecat triplek yang
digunakan untuk melukis motif
wajik

Tindakan perbaikan terhadap alternatif penyelesaian dan


pedoman penskoran pada soal HOTS lainnya yang dilakukan peneliti
sesuai saran dan komentar validator dapat dilihat pada lampiran 10
halaman 131.
Data kuantitatif diperoleh dari perhitungan nilai rata-rata lembar
penilaian validasi yang meliputi 3 aspek kriteria yaitu aspek materi,
aspek konstruksi, dan aspek bahasa sebagai berikut :
a) Aspek Materi
Penilaian berdasarkan aspek materi bertujuan untuk menilai
kesesuaian soal dengan kedalaman materi segiempat dan segitiga
dimana soal harus sesuai dengan indikator soal yang telah
71

dirumuskan dan sesuai dengan tujuan pengukuran. Skor rata-rata


validasi aspek materi dari tiga validator dapat dilihat pada Tabel 4.6
Tabel 4.6 Skor Rata-Rata Validasi Aspek Materi/Isi
No Aspek Materi
Kategori
Soal V1 V2 V3 Rata-rata
1 3,75 4,25 4,00 4,00 Valid
2 4,00 4,25 4,25 4,17 Sangat Valid
3 4,00 4,25 4,25 4,17 Sangat Valid
4 4,00 4,25 4,50 4,25 Sangat Valid
5 4,00 4,25 4,25 4,17 Sangat Valid
6 4,00 4,25 4,75 4,33 Sangat Valid
7 4,00 4,25 4,25 4,17 Sangat Valid
8 4,00 4,25 4,50 4,25 Sangat Valid
9 3,75 4,25 4,00 4,00 Valid
10 4,00 4,25 4,75 4,33 Sangat Valid
11 4,00 4,25 4,50 4,25 Sangat Valid
12 4,00 4,00 4,75 4,25 Sangat Valid
13 4,00 4,25 4,00 4,08 Sangat Valid
14 4,00 4,25 4,25 4,17 Sangat Valid
15 4,00 4,25 4,25 4,17 Sangat Valid
16 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
17 4,00 4,25 4,25 4,17 Sangat Valid
18 3,75 4,00 4,75 4,17 Sangat Valid
19 4,00 4,00 4,25 4,08 Sangat Valid
20 4,00 4,25 4,25 4,17 Sangat Valid
21 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
22 4,00 4,00 4,25 4,08 Sangat Valid
Skor Total 91,43
Rata-rata 4,16
Persentase 83,11 Sangat Valid

Persentase validasi keseluruhan butir soal berdasarkan aspek


materi adalah 83,11% dan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.4
rentang nilai 81%-100% soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
yang dikembangkan termasuk dalam kategori sangat valid.
b) Aspek Konstruksi
Aspek konstruksi memiliki lima komponen penilaian mengenai
kelengkapan soal dan keberfungsian dari kelengkapan soal tersebut.
Skor rata-rata validasi aspek materi untuk butir soal dari tiga
validator dapat dilihat pada Tabel 4.7.
72

Tabel 4.7 Skor Rata-Rata Validasi Aspek Konstruksi


No Aspek Konstruksi
Kategori
Soal V1 V2 V3 Rata-rata
1 3,75 4,00 4,00 3,92 Valid
2 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
3 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
4 4,00 4,00 4,25 4,08 Sangat Valid
5 4,00 4,00 3,75 3,92 Valid
6 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
7 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
8 4,00 4,00 3,75 3,92 Valid
9 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
10 3,75 4,00 4,25 4,00 Valid
11 4,00 4,00 4,25 4,08 Sangat Valid
12 4,00 3,75 4,00 3,92 Valid
13 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
14 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
15 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
16 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
17 4,00 4,00 3,75 3,92 Valid
18 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
19 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
20 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
21 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
22 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
Skor Total 87,76
Rata-rata 3,99
Persentase 79,78 Valid

Persentase validasi keseluruhan butir soal berdasarkan aspek


konstruksi adalah 79,78% dan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.4
rentang nilai 61%-80% dalam kategori valid.
c) Aspek Bahasa
Aspek bahasa memiliki dua komponen penilaian yang
bertujuan untuk menilai bahasa yang digunakan dalam instrumen tes.
Skor rata-rata validasi aspek bahasa untuk setiap butir soal dari tiga
validator dapat dilihat pada Tabel 4.8.
73

Tabel 4.8 Skor Rata-Rata Validasi Aspek Bahasa


No Aspek Bahasa
Kategori
Soal V1 V2 V3 Rata-rata
1 3,50 4,00 4,00 3,83 Valid
2 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
3 3,50 4,00 4,00 3,83 Valid
4 3,50 4,00 4,00 3,83 Valid
5 3,50 4,00 4,00 3,83 Valid
6 3,50 4,00 4,00 3,83 Valid
7 3,50 4,00 4,00 3,83 Valid
8 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
9 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
10 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
11 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
12 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
13 3,50 4,00 4,00 3,83 Valid
14 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
15 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
16 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
17 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
18 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
19 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
20 3,50 4,00 4,00 3,83 Valid
21 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
22 4,00 4,00 4,00 4,00 Valid
Skor Total 86,64
Rata-rata 3,94
Persentase 78,76 Valid

Persentase validasi keseluruhan butir soal berdasarkan aspek


konstruksi adalah 78,76% dan berdasarkan kriteria pada Tabel 3.4
rentang nilai 61%-80% dalam kategori valid.
Rekap skor rata-rata penilaian ketiga aspek (materi, konstruksi, dan
bahasa) dari soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau pada materi
segiempat dan segitiga yang dinilai oleh tiga validator pada Tabel 4.9
dan terdapat pada lampiran 11 halaman 136.
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Validasi Aspek Materi/Isi, Konstruksi dan
Bahasa.
Aspek
Kategori
Materi Konstruksi Bahasa
Skor Total 91,43 87,76 86,64
Rata-rata 4,16 3,99 3,94
Persentase 83,11 79,78 78,76
(%) Total validasi 80,55% Valid
74

Berdasarkan Tabel 4.9 menunjukkan bahwa skor rata-rata


keseluruhan validasi sebesar 80,55% mencakup aspek materi,
konstruksi dan bahasa, berdasarkan kriteria pada Tabel 3.4 menurut
rentang nilai 61%-80% dalam kategori valid.
Beriringan dengan tahap expert review untuk melihat kevalidan soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang dikembangkan, soal HOTS
juga diujicobakan kepada 6 orang peserta didik pada tahap one-to-one
untuk melihat keterbacaan soal HOTS melalui komentar dari peserta didik.
b. One-to-one
Tahap one-to-one dilakukan bersamaan dengan tahap expert
review. Pada tahap one-to-one, prototype I diujicobakan kepada 6
peserta didik kelas VII.6 SMPN 4 Pekanbaru. Peserta didik pada tahap
ini terdiri dari 2 peserta didik berkemampuan tinggi, 2 peserta didik
berkemampuan sedang dan 2 peserta didik berkemampuan rendah
berdasarkan nilai hasil belajar yang diperoleh peneliti dari guru
matematika yang mengajar peserta didik tersebut.
Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau ini diujicobakan
pada tahap ini untuk memperoleh penilaian atau komentar dari peserta
didik mengenai keterbacaaan soal-soal HOTS yang dikembangkan.
Setelah soal HOTS dikerjakan, dilakukan wawancara langsung atau
diskusi bersama 6 peserta didik tahap one-to-one untuk memperoleh
saran dan komentar setelah mengerjakan soal HOTS. Adapun saran dan
komentar peserta didik dapat dilihat pada Tabel 4.10.
75

Tabel 4.10 Saran dan Komentar Peserta Didik Tahap One-To-One


Peserta
Saran dan Komentar Keputusan Revisi
Didik
 Gambar pada soal No 8 kurang jelas  Soal No 8 diganti
 Soal sudah menggunakan bahasa baku, tetapi gambarnya
soal No 17 terlalu panjang sehingga sulit  Memperbaiki
FED dimengerti redaksi soal No 17
 Soal HOTS sulit dikerjakan karena harus agar lebih mudah
dihubungan dengan materi pembelajaran dipahami
sebelumnya
 Penggunaan konteks budaya Melayu Riau Soal No 15 diganti
sangat menarik, meskipun ada beberapa gambarnya
konteks yang tidak diketahui
FAH  Penggunaan gambar sangat jelas, kecuali soal
No 15
 Rumusan kalimat sudah baku, hanya saja butuh
penalaran yang tinggi
 Kurang mengerti kalimat “ukuran” pada setiap Kalimat “dengan
soal maknanya apa ukuran a x b cm”
 Gambar pada soal No 1, 2 dan 4 kurang jelas diganti dengan
MDA yang menunjukkan panjang dan lebar “dengan panjang a
 Soal No 4, 6, 9, 11, 16, 19 dan 21 cm dan b cm”seperti
membutuhkan penalaran yang tinggi pada soal No 3, 5, 9,
 Waktu yang disediakan tidak cukup 15, 17, 18 dan 22
 Gambar yang disajikan menarik dan jelas  Memperbaiki
 Soal sulit dipahami, memerlukan penalaran kesalahan penulisan
yang tinggi soal
 Kata “triplek berukuran 30 cm x 15 cm” pada  Kalimat “dengan
soal No 3 membuat sedikit bingung makna ukuran a x b cm”
ASS
ukurannya diganti dengan
 Kesalahan penulisan pada soal terkadang “dengan panjang a
membuat bingung cm dan b cm”seperti
 Waktu yang disediakan tidak cukup pada soal No 3, 5, 9,
15, 17, 18 dan 22
 Soal yang disajikan rumit dan membingungkan Memperbaiki
 Perlu waktu yang cukup lama untuk memahami redaksi soal No 6
soal agar lebih mudah
 Soal no 4, 6, 11, 16, 17 sangat sulit dipahami dan tidak
MTR
 Bahasa yang digunakan sudah jelas, hanya menimbulkan
terkadang ada kesalahan penulisan penafsiran ganda
 Gambar menarik, soal nya yang sulit dan waktu
yang disediakan tidak cukup
 Soal No 17, 18, 19, 20 sulit untuk dikerjakan Kalimat “dengan
 Kalimat “dengan ukuran 1 x 0,5 m” pada soal ukuran a x b cm”
No 5 tidak mengerti maknanya apa, begitu juga diganti dengan
dengan soal No 3, 9, 15, 17, 18 dan 22 “dengan panjang a
NAC cm dan b cm”seperti
 Soal No 6 sulit dimengerti
 Penggunaan konteks budaya Melayu Riau pada soal No 3, 5, 9,
membuat soal terlihat menarik 15, 17, 18 dan 22
 Waktu yang disediakan tidak cukup
76

Perbaikan atau revisi yang dilakukan terhadap saran dan komentar


dari peserta didik pada tahap one-to-one terhadap soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau dapat dilihat dalam lampiran 10
halaman 131 bersamaan dengan perbaikan yang dilakukan terhadap
saran dan komentar validator. Dari hasil revisi pada lampiran 10 dapat
dilihat bahwa 3 soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
dikembangkan mengalami perubahan level kognitif dari C6 (mencipta)
menjadi C4 (menganalisis). Sehingga soal yang sebelumnya terdiri dari
11 soal level C4 (menganalisis), 8 soal level C5 (mengevaluasi) dan 3
soal Level C6 (mencipta) menjadi 14 soal level C4 (menganalisis) dan 8
soal level C5 (mengevaluasi).
Revisi soal HOTS atau prototype I berdasarkan Tabel 4.2 dan
Tabel 4.10 yang diperoleh pada tahap expert review dan one to one
yang diuraikan di atas menghasilkan prototype II. Setelah soal HOTS
divalidasi dan dinyatakan valid secara internal, prototype II di
ujicobakan kembali kepada peserta didik pada tahap small group.
c. Small Group
Pada tahap small group, prototype II diujicobakan pada 12 peserta
didik kelas VII.7 SMPN 4 Pekanbaru pada tanggal 5 April 2021.
Peserta didik terdiri dari 4 peserta didik berkemampuan tinggi, 4 peserta
didik berkemampuan sedang dan 4 peserta didik berkemampuan rendah
berdasarkan nilai hasil belajar yang diperoleh dari guru matematika
yang mengajar 12 peserta didik tersebut.
Peserta didik diminta untuk mengerjakan soal HOTS berkonteks
budaya Melayu Riau dan selanjutnya dimintai komentar dan saran
terhadap soal-soal HOTS tersebut melalui angket respon yang telah
disediakan. Secara keseluruhan dari analisis terhadap lembar jawaban
peserta didik, dapat terlihat bahwa siswa tersebut sudah dapat
memahami soal dengan baik dan dapat membuat rencana strategi
penyelesaian yang relevan sehingga didapatkan hasil akhir. Ini dapat
diartikan bahwa prototype II tersebut sudah praktis untuk peserta didik.
77

Walaupun ada beberapa soal yang belum dapat diselesaikan dengan


benar oleh peserta didik. Ada beberapa kesalahan dalam melakukan
analisis, melakukan perhitungan dan kesalahan dalam meng-
interprestasikan soal.
Lampiran 12 halaman 140 menunjukkan pengolahan data
kusioner kepada peserta didik pada tahap small group dan diperoleh
presentase rata-rata seluruh pernyataan adalah 84,58%. Berdasarkan
kriteria respon peserta didik pada Tabel 3.5 persentase skor tersebut
berada pada range persentase skor 80,00%-100% dengan kriteria sangat
baik atau diperoleh respon peserta didik positif, sehingga dapat
diperoleh soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau baik dari segi
keterbacaan. Berikut salah satu komentar peserta didik dapat dilihat
pada Gambar 4.4
78

Gambar 4.4 Komentar Salah Satu Peserta Didik Tahap Small Group
Dari kusioner yang telah diisi, saran dan komentar dari 12 peserta
didik pada tahap small group dapat dilihat pada Tabel 4.11 berikut.
79

Tabel 4.11 Saran dan Komentar Peserta Didik Tahap Small Group
Saran dan Komentar Keputusan Revisi
Peserta didik berkemampuan tinggi Memperbaiki
 Soal dimengerti, hanya saja perlu logika yang kesalahan penulisan
tinggi dalam menyelesaikannya yang ada pada soal
 Soal perlu penalaran yang sangat tinggi HOTS berkonteks
 Ada kesalahan pengetikan pada beberapa soal budaya Melayu Riau
 Gambar pada soal jelas dan berwarna membuat
lebih menarik
 Banyak konteks yang belum diketahui, sehingga
menambah pengetahuan tentang budaya melayu
Peserta didik berkemampuan sedang Menambahkan
 Soal nya sulit, membutuhkan waktu untuk keterangang panjang
mengerjakannya dan lebar pada
 Sedikit bingung mengenai ukuran panjang dan gambar
lebar pada no 4
 Soal seputar materi segiempat dan segitiga yang
pernah dipelajari, hanya saja soal kali ini lebih
sulit
 Banyak konteks melayu yang baru terdengar
Peserta didik berkemampuan rendah Tidak digunakan
 Soalnya susah sebagai bahan
 Bahasa yang digunakan sulit dimengerti, perlu merevisi soal, karena
pemahaman yang tinggi soal yang
 Waktu yang disediakan tidak cukup dikembangkan
 Sebelumnya tidak pernah disajikan soal sesulit ini memang menuntun
 Gambar bewarna sehingga sangat menarik, tetapi berpikir tingkat
soalnya sulit tinggi

Saran dan komentar dari 12 peserta didik pada tahap small group
ini dijadikan landasan untuk merevisi prototype II sehingga
menghasilkan prototype III yang siap diujicobakan kepada subjek uji
coba penelitian pada tahap field Test.
d. Field Test
Hasil revisi prototype II yang kemudian disebut sebagai prototype
III diuji cobakan kepada subjek uji coba penelitian, yaitu peserta didik
kelas VII.1 SMPN 4 Pekanbaru yang terdiri dari 33 orang pada tanggal
26 April 2021. Lampiran 12 halaman 140 menunjukkan pengolahan
data kusioner kepada subjek uji coba dan diperoleh persentase rata-rata
seluruh pernyataan adalah 85,30%. Berdasarkan kriteria respon peserta
didik pada Tabel 3.5 persentase skor tersebut berada pada range
80

persentase skor 80,00%-100% dengan kriteria sangat baik, sehingga


dapat diperoleh soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau final.
Hasil jawaban peserta didik terhadap soal HOTS dianalisis dan
ditentukan nilai validitas butir soal, reabilitas, taraf kesukaran dan daya
pembeda yang perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 13 halaman
142, dan juga perhitungan validitas butir soal dan reliabilitas dengan
menggunakan software SPSS dapat dilihat pada lampiran 14 halaman
161 dengan hasil sebagai berikut :
1. Uji Validitas Butir Soal
Uji validitas butit soal telah dilakukan dengan menggunakan
rumus pearson/product moment untuk memperoleh nilai koefisien
korelasi tiap butir soal yang kemudian diuji dengan menggunakan
rumus uji t. Nilai tiap butir soal dibandingkan dengan
dengan ketentuan ( ) dan taraf signifikasi
adalah 95 %. Butir soal dikatakan valid apabila dan
dikatakan tidak valid apabila . Hasil dari uji validitas
butir soal untuk 22 soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
dengan ( ) terlihat pada Tabel
4.12 berikut.
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Uji Validitas Butir Soal
No No
Kategori Kategori
Soal Soal
1 3,05 Valid 12 3,96 Valid
2 1,56 Tidak Valid 13 2,50 Valid
3 1,68 Tidak Valid 14 4,52 Valid
4 5,78 Valid 15 2,81 Valid
5 4,76 Valid 16 5,78 Valid
6 3,96 Valid 17 3,30 Valid
7 5,78 Valid 18 4,64 Valid
8 7,42 Valid 19 6,31 Valid
9 5,02 Valid 20 4,40 Valid
10 6,51 Valid 21 7,17 Valid
11 6,51 Valid 22 7,42 Valid

Dari hasil perhitungan uji validitas butir soal pada Tabel 4.12
dapat dilihat dari 22 soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
81

yang dikembangkan terdapat 20 soal yang dikategorikan valid dan 2


soal yang dikategorikan tidak valid yaitu soal no 2 dan 3. Kedua soal
yang dikategorikan tidak valid tidak diikutsertakan dalam analisis
atau pengujian reliabillitas, taraf kesukuran dan daya pembeda.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas telah dilakukan dengan menggunakan rumus
Cronbach‟s Alpha. Soal-soal HOTS yang diikutsertakan dalam uji
reliabilitas adalah soal-soal yang dikatakan valid pada uji validitas
butir soal. Sehingga dua soal HOTS dengan nomor soal 2 dan 3 tidak
diikutsertakan karena berada dalam kategori tidak valid. Nilai uji
reliabilitas yang diperoleh untuk 20 soal HOTS berkonteks budaya
Melayu Riau adalah sebesar 0,93. Berdasarkan kriteria reliabilitas
pada Tabel 3.6 menurut Sundyana (2014:70) nilai uji reliabilitas
berada pada rentang nilai 0,80-1,00 dengan kriteria sangat tinggi,
sehingga dapat diperoleh soal HOTS berkonteks budaya Melayu
Riau pada materi segiempat dan segitiga kelas VII yang valid dan
reliabel.
3. Taraf Kesukaran
Taraf kesukaran butir soal digunakan untuk mengetahui tingkat
kesukaran butir soal. Taraf kesukaran diperoleh hasil seperti pada
Tabel 4.13 berikut:
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Taraf Kesukaran Soal
No Taraf No
Kategori Kategori
Soal Kesukaran Soal
1 0,46 Sedang 12 0,40 Sedang
2 0,42 Sedang 13 0,48 Sedang
3 0,56 Sedang 14 0,31 Sedang
4 0,23 Sukar 15 0,26 Sukar
5 0,24 Sukar 16 0,25 Sukar
6 0,12 Sukar 17 0,10 Sukar
7 0,13 Sukar 18 0,16 Sukar
8 0,16 Sukar 19 0,23 Sukar
9 0,10 Sukar 20 0,21 Sukar
10 0,14 Sukar 21 0,20 Sukar
11 0,17 Sukar 22 0,18 Sukar
82

Lampiran 13 halaman 142 menunjukkan pengolahan data taraf


kesukaran butir soal dan diperoleh tingkat kesukaran sedang
sebanyak 4 butir soal dan tingkat kesukaran sukar sebanyak 16 soal.
Merujuk pada kriteria taraf kesukaran pada Tabel 3.7 menurut
Sundayana (2014:77) tingkat kesukaran sedang berada pada range
0,31– 0,70 dan tingkat kesukaran sukar berada pada range 0,00–0,30
sehingga dapat diperoleh soal HOTS berkonteks budaya Melayu
Riau pada materi segiempat dan segitiga kelas VII final valid,
reliabel dan memiliki taraf kesukaran yang baik.
4. Daya Pembeda
Daya Pembeda soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
yang dikembangkan diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.14 berikut:
Tabel 4.14 Hasil Perhitungan Daya Pembeda Butir Soal
No Taraf No
Kategori Kategori
Soal Kesukaran Soal
1 0,31 Cukup 12 0,42 Baik
2 0,42 Sedang 13 0,32 Cukup
3 0,56 Sedang 14 0,31 Cukup
4 0,42 Baik 15 0,35 Cukup
5 0,55 Baik 16 0,44 Baik
6 0,31 Cukup 17 0,31 Cukup
7 0,43 Baik 18 0,32 Cukup
8 0,43 Baik 19 0,42 Baik
9 0,31 Cukup 20 0,31 Cukup
10 0,46 Baik 21 0,52 Baik
11 0,52 Baik 22 0,42 Baik

Lampiran 13 halaman 142 menunjukkan pengolahan data


daya pembeda butir soal dan diperoleh soal diterima 20 butir soal.
Merujuk pada kriteria daya pembeda menurut Sundayana (2014)
pada Tabel 3.8, 9 soal dikategorikan memiliki daya pembeda yang
cukup dan 11 soal dikategorikan memiliki daya pembeda yang baik.
seluruh soal yang dikembangkan memiliki nilai DP sehingga
dapat diperoleh soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau pada
materi segiempat dan segitiga kelas VII final valid dan reliabel serta
memiliki taraf kesukaran dan daya pembeda yang baik.
83

4.2 Pembahasan
Berdasarkan uraian hasil penelitian, diperoleh produk final penelitian
berupa Soal Higher Order Thingking Skills (HOTS) berkonteks budaya
Melayu Riau yang valid, reliabel dan memiliki tingkat kesukaran serta daya
pembeda yang baik sesuai dengan kriteria kualitas yang telah ditetapkan
peneliti. Soal HOTS dikembangkan dengan mengadopsi prosedur
pengembangan tipe development studies dengan dua tahapan yaitu
preliminary dan tahapam formative research oleh Tessmer yang terdiri atas
tahap self evaluation, expert review, one-to-one, small group dan field test.
Pada tahap preliminary, peneliti melakukan analisis sebagai titik awal
pelaksanaan penelitian yang tujuannya untuk melakukan penyidikan dalam
ruang lingkup pengembangan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau.
Berbagai analisis telah dilakukan pada tahap ini, yakni analisis kebutuhan,
analisis peserta didik, analisis kurikulum dan analisis budaya Melayu Riau.
Pada analisis kebutuhan peneliti memfokuskan permasalahan dasar sehingga
diperlukan suatu pengembangan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau.
Dimana pada penelitian ini, permasalahan yang dihadapi adalah kurangnya
ketersediaan dan kemampuan tenaga pendidik dalam mengembangkan soal
HOTS yang dapat dijadikan instrumen dalam meningkatkan kemampuan
berpikir tingkat tinggi peserta didik. Masalah pada penelitian ini sejalan
dengan penelitian Martina (2017) dimana kurangnya kemampuan
kemampuan guru dalam mengembangkan soal HOTS dikarenakan masih
kurangnya instrumen penilaian yang didesain khusus untuk melatih
mengembangkan soal HOTS.
Peneliti juga menganalisis karekteristik peserta didik melalui literatur
terkait, sehingga soal HOTS yang dikembangkan sesuai dengan tahapan
berpikir peserta didik yang dijadikan sasaran. Analisis kurikulum
pembelajaran matematika mencakup analisis Kompetensi Dasar (KD) pada
materi segiempat dan segitiga untuk menjabarkan beberapa Indikator
Pencapaian Kompetensi (IPK). Konteks budaya Melayu Riau yang digunakan
dalam pengembangan ini juga sebagai tuntutan perbaikan kurikulum 2013,
84

yang mengharuskan pembelajaran berlangsung dengan mengimplementasikan


karekteristik dan sosial budaya daerah. Dimana rumah adat, permainan rakyat
dan ragam hias atau motif budaya Melayu Riau yang banyak mengandung
unsur bangun datar segiempat dan segitiga ini yang dijadikan konteks dalam
menyusun soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau. Pemilihan konteks ini
juga didasarkan karena masih banyaknya peserta didik yang belum mengenal
rumah adat, permaianan rakyat dan ragam hias atau motif budaya Melayu.
Sehingga pengembangan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau ini juga
sebagai upaya peneliti untuk mendekatkan peserta didik dengan
lingkungannya.
Selanjutnya berdasarkan hasil analisis, peneliti merancang dan
mendesain produk penelitian yang terdiri dari kisi-kisi soal, soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau, alternatif penyelesaian, pedoman penskoran,
lembar validasi dan kusioner respon peserta didik. Soal HOTS yang berhasil
dikembangkan pada tahap desain yaitu 25 soal uraian sesuai dengan
Taksonomi Bloom revisi Krathwhol dan Anderson, terdiri dari 12 soal level
kognitif C4 (menganalisis), 9 soal level kognitif C5 (mengevaluasi) dan 4
soal level kognitif C6 (mencipta) berdasarkan kisi-kisi soal yang telah
dikembangkan. Soal yang dikembangkan juga dilengkapi alternatif
penyelesaian dan pedoman penskoran holistik yang disesuaikan dengan
indikator berpikir tingkat tinggi. Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
yang dikembangkan akan dijadikan sebagai bank soal yang bisa digunakan
pendidik sebagai referensi dalam mengembangkan soal HOTS atau sebagai
sumber belajar bagi peserta didik dalam meningkatkan kemampuan berpikir
tingkat tinggi.
Pada formative evalution, terdapat 4 tahapan yang dilakukan peneliti
sehingga menghasilkan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
final, yaitu tahap self evaluation, expert review, one-to-one, small group dan
field test. Pada self evaluation, dilakukan penilaian lebih lanjut terhadap
produk dan isntrumen penilaian yang telah dikembangkan oleh peneliti
bersama dosen pembimbing. Diperoleh hanya 22 soal HOTS yang terdiri dari
85

11 soal C4 (menganalisis), 8 soal C5 (mengevaluasi) dan 3 soal C6


(mencipta) yang disetujui untuk divalidasi. Hal ini dikarenakan tiga soal
tersebut belum memenuhi kriteria soal HOTS yang baik, dimana soal terlalu
panjang dan konteks yang digunakan tidak kontekstual.
Pada tahap expert review soal HOTS yang dikembangkan divalidasi
oleh tiga dosen pendidikan matematika meliputi aspek materi/isi, konstruksi
dan bahasa untuk memperoleh validitas internal produk yang dikembangkan.
Setiap aspek yang dinilai oleh validator memiliki kompenen penilaian yang
berbeda satu sama lain. Perbedaan tersebut dijabarkan melalui rubrik lembar
validasi yang menyajikan kriteria penilaian atau deskriptor dari setiap
komponen penilaian sebagai tolak ukur pemberian skor. Validasi oleh
masing-masing validator dilakukan dalam kurun waktu yang berbeda-beda
yang secara keseluruhan berlangsung sejak tanggal 23 Februari - 20 Maret
2021.
Penilaian lembar validasi dilakukan sebanyak dua kali pada masing-
masing validator dan data yang digunakan adalah hasil validasi terakhir
sebagai data yang dianalisis untuk masing-masing aspek, namun tetap
menerangkan deskripsi saran dan komentar dalam proses validasi sebagai
proses dari kegiatan yang telah dilakukan. Hal ini dikarenakan pada penilaian
pertama masih banyak saran dan komentar terhadap produk yang
dikembangkan, sehingga produk direvisi terlebih dahulu dan kemudian
dilakukan penilaian kedua untuk mendapakan kevalidan internal produk yang
dikembangkan oleh validator. Adapun saran dan masukan dari validator
diantaranya perbaikan penulisan, perbaikan rumusan soal yang rancu, dan
perbaikan level pada soal HOTS yang dikembangkan.
Hasil rata-rata penilaian dari validator, semua soal yang dikembangkan
adalah sebesar 83,11% dengan kategori sangat valid untuk aspek materi/isi,
79,78% dengan kategori valid untuk aspek konstruksi dan 78,76% dengan
kategori valid untuk aspek bahasa. Sehingga diperoleh skor rata-rata penilaian
validator untuk keseluruhan aspek adalah 80,55% dengan kategori valid. Dari
ketiga aspek yang dinilai dapat dilihat bahwa aspek materi/isi memperoleh
86

nilai yang sangat tinggi dengan kategori sangat valid, sedangkan penilaian
untuk aspek konstruksi dan bahasa dengan kategori valid. Hal ini dikarenakan
menurut validator untuk aspek materi/isi soal yang dikembangkan seluruhnya
sudah sesuai dengan materi, indikator soal dan level kognitif pada soal
HOTS. Sedangkan untuk aspek konstruksi dan bahasa, menurut validator
pada beberapa rumusan soal yang dikembangkan perlu diperbaiki redaksinya
sehingga konstruksinya jelas dan rumusan soal tidak mengandung makna
ganda.
Bersamaan dengan expert review, 22 soal HOTS yang sudah
dikembangkan pada tahap self evaluation juga diujicobakan kepada enam
peserta didik non subjek uji coba penelitian yang disebut dengan tahap one-to
one. Tahap one-to-one dilakukan pada tanggal 2 Maret 2021 dengan waktu
pengerjaan soal HOTS selama 2 x 40 menit. Setelah waktu pengerjaan
selesai, peneliti melakukan wawancara tak terstruktur kepada peserta didik
tersebut untuk memperoleh saran dan komentar terhadap soal HOTS yang
dikembangkan diantaranya perbaikan penulisan, perbaikan rumusan soal yang
rancu, perbaikan kualitas gambar dan waktu yang diberikan dalam pengerjaan
soal HOTS.
Saran dan komentar yang diperoleh dari hasil expert review dan one-to-
one dijadikan landasan bagi peneliti untuk melakukan revisi soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau yang dikembangkan. Sehingga dari hasil
validasi oleh 3 validator, 22 soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
sebelumnya terdiri dari 11 soal level kognitif C4 (menganalisis), 8 soal level
kognitif C5 (mengevaluasi) dan 3 soal level kognitif C6 (mencipta) direvisi
sehingga menjadi 15 soal C4 (menganalsis) dan 7 soal C5 (mengevaluasi).
Hal ini berarti untuk soal C6 (mencipta) yang dikembangkan belum sesuai
dengan level kognitif C6 dan tergolong kepada soal dengan level kognitif C4
(menganalisis). Setelah melakukan revisi, dilakukan penilaian diakhir validasi
dan tidak diperoleh komentar dan saran, sehingga peneliti dibenarkan untuk
melakukan tahapan peneliti selanjutnya yaitu small group.
87

Pada tahap small group, soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
yang sudah direvisi sesuai saran dan komentar pada tahap expert review dan
one-to-one diuji cobakan lagi kepada kelompok kecil yang terdiri dari 12
peserta didik yang merupakan non subjek uji coba penelitian. Uji coba small
group dilakukan pada tanggal 5 April 2021 dengan waktu pengerjaan selama
3 x 40 menit secara luring atau offline. Penambahan waktu pengerjaan pada
tahap small group dilandasi dari saran dan komentar validator dan peserta
didik pada tahap one-to-one.
Setelah mengerjakan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau,
peserta didik diminta untuk melakukan penilaian mengenai soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau dengan mengisi kusioner yang telah
disiapkan peneliti untuk menilai kualitas keterbacan dari soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau yang dikembangkan. Adapun kendala pada
tahapan ini, yaitu kurang fokusnya beberapa peserta didik dalam mengisi
kusioner soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segimpat
dan segitiga untuk kelas VII SMP/MTs yang dikarenakan uji coba kepada
peserta didik responden ini dilaksanakan bukan saat kegiatan belajar
mengajar efektif. Namun, dapat diatasi dengan arahan yang diberikan oleh
guru matematika bersangkutan. Saran dan komentar dari peserta didik pada
tahap small group meliputi kesalahan pengetikan pada beberapa soal.
Berdasarkan saran dan komentar peserta didik pada tahap small group,
peneliti merevisi soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
selanjutnya diujicobakan pada tahap field test.
Pada tahap field test, soal HOTS bekonteks Budaya Melayu Riau
diujicobakan kepada subjek uji coba yaitu peserta didik kelas VII.1 SMPN 4
Pekanbaru yang berjumah 33 orang untuk mendapatkan nilai validitas butir
soal, reliabilitas, taraf kesukaran dan daya pembeda untuk setip soal yang
telah dikembangkan. Uji coba kepada subjek uji coba dilakukan secara
langsung oleh peneliti. Kendala yang dialami pada tahap field test ini adalah
kondisi pandemi Covid-19 dimana pada tanggal 20 April 2021 daerah SMPN
4 Pekanbaru berubah menjadi daerah dengan zona merah, sehingga segala
88

kegiatan pembelajaran dilakukan secara daring atau online sehingga tidak


memungkinkan peneliti untuk melakukan uji coba secara luring atau offline.
Sehingga kendala ini diatasi dengan melakukan uji coba secara online melalui
aplikasi zoom. Uji coba dilakukan pada tanggal 26 April 2021 dengan waktu
pengerjaan 3 x 40 menit.
Untuk menghindari kecurangan dalam pengerjaan soal HOTS yang
tentunya akan mempengaruhi nilai kevalidatan butir soal, relibialitas, taraf
kesukaran dan daya pembeda soal HOTS, peneliti terlebih dahulu merancang
mekanisme dan peraturan yang diterapkan selama berlangsungnya uji coba
dan kemudian mensosialisasikan mekanisme tersebut kepada subjek uji coba.
Field test atau uji coba dilakukan dengan menggunakan dua perangkat (smart
phone/Laptop) untuk setiap peserta didik. Dimana satu perangkat harus
terhubung dengan aplikasi zoom dan diletakkan atau diposisikan sedemikian
rupa sehingga kamera bisa merekam aktivitas peserta didik dan daerah
sekitarnya. Hal ini sebagai salah satu langkah yang dilakukan peneliti untuk
memastikan bahwa didaerah sekitar subjek uji coba tidak terdapat buku
catatan, buku cetak matematika maupun alat bantu lainnya. Perangkat lainnya
digunakan peserta didik untuk membuka link google form yang berisi soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang disebarkan oleh peneliti melalui
fitur chat pada aplikasi zoom. Tidak hanya itu, perangkat tersebut juga
digunakan subjek uji coba untuk memfoto jawaban soal HOTS yang langsung
dikirim melalui google form tersebut.
Selain penggunaan dua perangkat, peneliti juga meminta subjek uji
coba untuk terus mengaktifkan kamera dan suara dari aplikasi zoom. Hal ini
dilakukan sebagai bentuk antispasi yang dilakukan peneliti untuk dapat
mengontrol kegiatan dan suara dari subjek uji coba sehingga tidak terjadinya
kecurangan dalam bentuk meminta bantuan kepada siapapun. Untuk dapat
mengawasi 33 subjek uji coba secara fokus, peneliti meminta bantuan kepada
empat orang mahasiswa yang merupakan teman peneliti sendiri untuk
membantu mengawasi kegiatan uji coba. Dengan menerapkan peraturan
tersebut maka tahapan field test dapat berjalan dengan baik, meskipun
89

terdapat beberapa kendala yang dialami peserta didik. Pada saat uji coba
berlangsung ada sekitar 2-4 peserta didik subjek uji coba yang hanya
menggunakan satu perangkat karena keterbatasan yang tidak dapat
dipaksakan oleh peneliti. Kendala lainnya yaitu pada waktu tertentu ada
peserta didik yang keluar masuk secara otomatis di aplikasi zoom dikarenakan
jaringan yang buruk. Namun hal ini tidak menjadi hambatan yang besar
dalam tahap field test.
Setelah waktu pengerjaan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau
habis dan link google form otomatis tertutup, peserta didik juga diminta untuk
mengisi kusioner yang telah disediakan peneliti secara online. Berdasarkan
tabulasi data respon peserta didik pada lampiran 12 halaman 140 persentase
rata-rata seluruh pernyataan dalam kuesioner respon oleh peserta didik adalah
85,30%. Merujuk pada kriteria di Tabel 3.5 persentase skor tersebut berada
pada range persentase skor 80,00%-100% dengan kriteria sangat baik atau
diperoleh respon peserta didik positif, sehingga diperoleh soal HOTS
berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan segitiga yang
final.
Adapun hasil yang diperoleh peserta didik dengan skor total 324,
peserta didik hanya dapat mencapai skor antara 8-189. Hasil tersebut tentu
saja masih tergolong rendah dan belum memuaskan. Peserta didik belum
mampu menjawab soal-soal HOTS. Hal tersebut disebabkan oleh peserta
didik yang belum terbiasa berpikir lebih tinggi dari sekedar menghapal dan
mengingat serta aplikasi. Hal ini dapat dilihat dari soal yang digunakan oleh
guru untuk penilaian hasil belajar. Tes yang digunakan masih berkisar pada
aspek ingatan, pemahaman, dan aplikasi. Tes atau soal yang digunakan untuk
penilaian hasil belajar belum sesuai dengan kompleksitas materi dan belum
berorientasi HOTS.
Nilai validitas butir soal dihitung dengan rumus pearson/product
moment dan diperoleh bahwa sebanyak 20 soal HOTS berkonteks budaya
Melayu Riau dikategorikan valid dan 2 soal HOTS berkonteks budaya
Melayu Riau yaitu soal nomor 2 dan 3 dikategorikan tidak valid. Hal ini
90

dikarenakan pada dua soal ini seluruh peserta didik mampu meberikan
penyelesaian yang hampir tepat, dimana tidak ada perbedaan bagi peserta
didik berkemampuan tinggi dengan peserta didik berkemampuan rendah.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan dua soal HOTS yang tidak valid ini tidak
mampu mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik. Dua soal
HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang tidak valid tersebut dibuang dan
tidak diikutsertakan dalam menghitung nilai reliabilitas, daya kesukaran dan
daya pembeda. Hal ini sesuai syarat pengembangan instrumen penilaian.
Nilai reliabilitas dihitung dengan rumus Cronbach‟s Alpha ( ) dan
diperoleh angka sebesar 0,93 berdasarkan kriteria reliabilitas Tabel 3.6
menurut Sundayana (2014:70) nilai uji reliabilitas berada pada rentang nilai
0,80-1,00 dengan kriteria sangat tinggi. Nilai reliabilitas sangat tinggi
meskipun nilai yang diperoleh peserta didik rendah, Hal ini dikarenakan soal
HOTS yang dikembangkan memiliki konsistensi tinggi dalam memberikan
hasil penilaian. Instrumen yang reliabel berarti tes tersebut dapat digunakan
untuk mengungkap ciri atau keadaan yang sesungguhnya dari subjek yang
diukur.
Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui kesukaran soal dari soal
HOTS berkonteks Budaya Melayu Riau yang dikembangkan terdapat 16 soal
sukar dan 6 soal sedang. Sehingga dapat disimpulkan soal yang dihasilkan
dikategorikan baik. Hal ini sejalan dengan pernyataan Arikunto (2013:225)
dimana soal yang baik ialah soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang
bervariasi yaitu tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah. Analisis daya
pembeda dilakukan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan
peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang
berkemampuan rendah. Hasil analisis daya pembeda diperoleh semua nilai
daya pembeda soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang
dikembangkan . Hal ini berarti seluruh soal soal yang dikembangkan
diterima. Dimana terdapat 9 soal dengan daya pembeda yang cukup dan 11
soal dengan daya pembeda yang baik. Maka dapat disimpulkan soal HOTS
berkonteks Budaya Melayu Riau yang dikembangkan memiliki kemampuan
91

untuk membedakan peserta didik yang memiliki kemampuan berpikir tingkat


tinggi dengan peserta didik yang memilki kemampuan berpikir rendah.
Berhasilnya pengembangan soal HOTS berkonteks budaya Melayu
Riau pada materi segiempat dan segitiga untuk kelas VII SMP/MTS yang
terdiri dari 20 soal uraian yang valid, reliabel dan memiliki taraf kesukaran
serta daya pembeda yang baik tidak terlepas dari kelemahan dan kekurangan
peneliti untuk setiap tahapnya. Pada penelitian ini, banyak soal yang
dihasilkan tidak memiliki tingkat proposisi yang sama untuk tiap level
kognitif dari Taksonomi Bloom revisi Krathwhol dan Anderson. Produk final
yang dihasilkan terdiri dari 14 soal C4 (menganalisis) dan 6 soal C5
(mengevaluasi). Hal ini dikarenakan pada tahap validasi, oleh validator 3 soal
yang awalnya dikembangkan peneliti berada pada level kognitif C6
(mencipta) direvisi menjadi soal C4 (menganalisis). Tidak hanya itu, pada
tahap field test berdasarkan analisis validitas butir soal dua soal C5
(mengevaluasi) dikategorikan tidak valid sehingga tidak dimasukkan menjadi
produk final yang dihasilkan.
Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan peneliti dalam
mengembangan soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau menjadi
penyebab atas kekurangan yang terjadi. Untuk kedepannya, bagi peneliti
lainnya yang ingin mengembangan soal HOTS agar dapat lebih memahami
setiap langkah yang ingin dilakukan dan memahami lebih dalam mengenai
karekteristik soal HOTS maupun kaidah-kaidah serta syarat dalam
mengembangkan soal HOTS. Hal ini agar dihasilkan soal HOTS yang
berkualitas dan dapat digunakan dalam melakukan penilaian dan peningkatan
kemampuan berpikir tingkat tinggi peserta didik.
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diperoleh
simpulan bahwa 20 soal Higher Order Thinking Skills (HOTS) berkonteks
budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan segitiga kelas VII SMP/MTs
yang dikembangkan dengan menggunakan model penelitian pengembangan
tipe development studies yng terdiri dari tahap preliminary dan formatif
evaluation oleh Tessmer telah memenuhi kriteria valid, reliabel dan memiliki
taraf kesukaran dan daya pembeda yang baik.

5.2 Rekomendasi
Beberapa rekomendasi yang dapat peneliti sampaikan sehubungan
dengan penelitian ini dalam rangka mengembangkan Instrumen Penilaian
Matematika adalah sebagai berikut.
1. Instrumen Penilaian berupa soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)
berkonteks budaya Melayu Riau pada materi segiempat dan segitiga
kelas VII SMP/MTs yang dikembangkan telah memenuhi kriteria valid
dan reliabel serta memiliki tingkat kesukaran dan daya pembeda yang
baik sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif instrumen
penilaian atau sebagai sumber acuan dalam megembangkan soal HOTS
untuk digunakan guru salama proses pembelajaran dan sebagai sumber
bagi peserta didik dalam melatih kemampuan berpikir tingkat tingginya
2. Pada penelitian ini, soal HOTS yang dikembangkan hanya fokus pada
level kognitif C4 (menganalisis) dan C5 (mengevaluasi). Masih banyak
kemampuan berpikir tingkat tinggi atau HOTS lainnya yang bisa
dikembangkan soalnya seperti kemampuan berpikir kritis dan
kemampuan berpikir kreatif yang bisa dikembangkan untuk kedepannya

92
93

3. Soal HOTS berkonteks budaya Melayu Riau yang dikembangkan pada


penelitian ini untuk materi segiempat dan segitiga kelas VII SMP/MTs.
Namun masih terdapat materi dan jenjang tingkatkan lain yang dapat
dikembangkan soal HOTS dengan konteks budaya Melayu Riau atau
dengan konteks lainnya
94

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zainal. 2014. Evaluasi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung.


Azwar, Saifuddin. 2019. Reliabilitas dan Validitas. Pustaka Belajar: Yogyakarta
Azmi, Naufal Lina, Sri Nurhayati, Sigit Priatmoko dan Sri Wardani. 2021.
Pengembangan Instrumen Tes untuk Mengukur HOTS Peserta Diidk pada
Materi Laju Reaksi. Chesmitry in Education. 10, no 1:45-52.
Azmi, Memen Permata. Analisis Pengembangan Tes Kemampuan Analogi
Matematis pada Materi Segi Empat. 2019. Juring (Journal for Research in
Mathemtics Learning). 2, no 2:099-110
Bidasari, Febrina. 2017. Pengembangan Soal Matematika Model PISA pada
Konten Quantity untuk Mengukur Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika Siswa Sekolah Menengah Pertama. Jurnal Gantang. 2, no 1:63-
77.
Budiman, Agus dan Jaliani. 2014. Pengembangan Instrumen Asesmen Higher
Order Thinking Skill (Hots) Pada Mata Pelajaran Matematika Smp Kelas
VIII Semester 1. Jurnal Riset Pendidikan Matematika. 1, no 2:139.
Cahyani, Fevbri Dwi. 2017. Pengembangan Soal Matematika OPEN-ENDED
untuk Materi Segiempat dan Segitiga. MATHEdunesa, Jurnal Ilmiah
Pendidikan Matematika. 1, no 10:1-9.
Depdikbud. 2013. Pemendikbud No 66 tahun 2013: Standar Penilaian. BSNP:
Jakarta
Depdikbud. 2016. Pemendikbud No 21 tahun 2016: Standar Isi Pendidikan Dasar
dan Menengah. BSNP: Jakarta
Depdikbud. 2018. Permendikbud No 58 Tahun 2014: Kurikulum 2013 Sekolah
Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. BSNP: Jakarta
Depdikbud. 2018. Permendikbud No 35 Tahun 2018: Perubahan Atas Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 58 Tahun 2014 Tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
BSNP: Jakarta
95

Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan. 2019. Buku Penilaian


Berorientasi High Order Thingking Skills. Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan : Jakarta.
Faisal, Riski. 2015. Pengembangan Paket Tes Kemampuan Berpikir Ttingkat
Tinggi (Higher Oorder Thinking Skill) Berdasarkan Taksonomi Bloom pada
Materi Mmatematika Kelas VII SMP. Skripsi. Pendidikan Matematika
Universitas Jember.
Fanani, Mohd. Zainal. 2018. Strategi Pengembangan Soal Higher Order Thinking
Skill (HOTS) Pada Kurikulum. Edudeena. 2, no 1:57-76.
Fatimah, Laela Umi dan Khairuddin Alfath. 2019. Analisis Kesukaran Soal, Daya
Pembeda dan Fungsi Distraktor. Jurnal Komunikasi dan Pendidikan Islam.
8, no 2:37-64.
Febiana, Maria Vanny. 2019. Pengembangan Soal HOTS Materi Luas Bangun
Datar dan Volume Bangun Ruang untuk Siswa Kelas V SD. Skripsi.
Universitas Sanata Dharma.
Hadi, Syamsul dan Novaliyosi. 2019. Timss Indonesia (Trends In International
Mathematics And Science Study). Prosiding Seminar Nasional & Call For,
Papers Program Studi Magister Pendidikan Matematika: 19 Januari 2019.
Universitas Siliwangi Tasikmalaya.
Imanuddin, Try Nur Fauzi. 2015. Analisis Tingkat Kognitif Soal Apersepsi pada
Buku Siswa Matematika SMP/MTs Kelas VII Kurikulum 2013
Berdasarkan Taksonomi Bloom. Skripsi. Universitas Jember
Kemendikbud. 2017. Panduan Penilaian oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan
untuk Sekolah Menengah Pertama. Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan Direktorat : Jakarta.
Kemendikbud. 2019. Laporan Hasil Ujian Nasional. (Online),
https://puspendik.kemdikbud.go.id/hasil-un/. Diakses 30 Juli 2020.
Khaerunnisa, Etika dan Aan Subhan Pamungkas. 2018. Pengembangan Instrumen
Kecakapan Matematis dalam Konteks Kearifan Lokal Budaya Banten pada
Materi Bangun Ruang Sisi Datar. KREANO, Jurnal Matematika Kreatif-
Inovatif. 9, no 1:17-27.
96

Mahmudah, Wilda. 2019. Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal


Matematika Bertipe HOTS berdasar Teori Newman. Unisda Journal of
Mathematics and Computer Science. 4, no 1:49-56
Martina. 2017. Pengembangan Instrumen Tes Higher Order Thinking Skill
(HOTS) Pokok Bahasan Sistem Persamaan Linear Dua Variabel dan
Teorema Pythagoras Kelas VIII SMP Citra Samata Kab.Gowa. Skripsi.
Jurusan Pendidikan Matematika- Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. 10:1-
Meranti, Tanti. 2015. Psikologi Anak Hiperaktif. Familia, Pustaka Keluarga.
Yogyakarta.
Nasution, Riski Sahrida, Muhammad Amin Fauzi dan Edi Syahputra. 2019.
Developing Mathematics Problem Based on PISA Level of Space and
Shape Content to Measure Student’s Mathematics Problem Solving Ability.
SciEP (American Journal of Educational Research. 7, no 10:660-669
Ndiung, Sabina dan Mariana Jediut. Pengembangan Instrumen Tes Hasil Belajar
Matematika Peserta Didik Sekolah Dasar Berorientasi pada Berpikir
Tingkat Tinggi. 2020. Premiere Educandum: Jurnal Pendidikan Dasar dan
Pembelajaran. 10, no 1:94-111
Nisa, Nur Atikah Khairun., dkk. 2018. Pengembangan Instrumen Assesment
Higher Prder Thinking Skill (HOTS) pada Lembar Kerja Peserta Didik
Kelas VII SMP. Prosiding, Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan
Matematika. Uin Raden Intan Lampung. 1, no 2:543-556.
Nuraeni, Zuli., dkk. 2021. Pelatihan Software SPSS untuk Menghitung Validitas,
Reliabilitas dan Analisis Butir Soal bagi Mahasiswa Calon Guru di
Palembang. Jurnal Anugerah. 3, no 1:15-23.
Rudhito, M. Andy dan D. Arif Budi Prasetyo. 2016. Pengembangan Soal
Matematika Model TIMSS untuk Mendukung Pembelajaran Matematika
SMP Kelas VII Kurikulum 2013. Jurnal Cakrawala Pendidikan. 35, no
1:88-97.
Rusdi, M. 2019. Penelitian Desain dan Pengembangan Kependidikan (Konsep,
Prosedur dan Sintesis Pengetahuan Baru). Depok: RajaGrafindo Persada
97

Sa’adah, Siti Imroatus dkk. 2019. Pengembangan Soal Hots Dengan Wondershare
Quiz Creator Sebagai Media Display Pada Materi Stoikiometri Kelas X.
JTK (Jurnal Tadris Kimia). 4, no 2:177-188
Sari, Dwi Ivayana. 2015. Buku Diktat Evaluasi Pembelajaran. URL
:https://stkippgri-bkl.ac.id/wp-content/uploads/2015/11/EVALUASI-
PEMBELAJARAN-MATEMATIKA.pdf. Diakses tanggal 21 April 2020.
Siagian, Muhammad Daud, 2016. Kemampuan Koneksi Matematika dalam
Pembelajaran Matematika. MES: Journal of Mathematics Education and
Science). 2, no 2: 58-67.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian dan Pengembangan (Research and
Development / R&D). Bandung: Alfabeta
Sugiyono. 2019. Metode Penelitian Pendidikan. Bandug: Alfabeta
Sukardi, M. 2011. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Sundayana, Rostina. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Supian., dkk. 2017. Peranan Lembaga Adat dalam Melestarikan Budaya Melayu
Jambi. Jurnal Titian. 1, no 2 : 191-203.
Tohir, Mohammad. 2019. Hasil PISA Indonesia Tahun 2018 Turun Dibanding
Tahun 2015. Tersedia Online:
https://matematohir.wordpress.com/2019/12/03/hasil-pisa-indonesiatahun-
2018-turun-dibanding-tahun-2015/ [03 Desember 2019]
Tim Pusat Penelitian. 2019. Panduan Penulisan Soal HOTS (Higher Order
Thinking Skills). Jakarta : Pusat Penilaian Pendidikan.
Utari, Maria Dwi Hani. 2019. Analisis Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi
pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas V (Studi Kasus di Salah Satu SD
Neegeri di Kabupaten Bantul). Skripsi. Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Wahyuni, Astri dan Surgawi Pertiwi. 2017. Etnomatematika dalam Ragam Hias
Melayu. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika. 3, no 2:113-118.
Wandari, Ayu., dkk. 2018. Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD)
pada Materi Geometri Berbasis Budaya Jambi untuk Meningkatkan
98

Kreativitas Siswa. Edumatika Jurnal Riset Pendidikan Matematika. 1, no


2:47-55 .
Wanda, Vera Nika., dkk. 2019. Pengembangan Instrumen Tes HOTS Berdasarkan
Taksonomi Bloom dalam Materi Trigonometri. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran Khatulistiwa. 8, no 9:1-8
Wardani, Sri dan Sumaryanta. Penilaian dalam Pembelajaran Matematika
Berorientasi Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Berbasis UN dan Pisa.
2018
99

LAMPIRAN
LAMPIRAN
100

Lampiran 1 – Analisis Instrumen Tes

ANALISIS INSTRUMEN TES DI SEKOLAH OBSERVASI PADA


MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA

Hasil analisis instrumen yang digunakan di SMP Al- Fityah Pekanbaru


dapat dilihat pada tabel berikut

No Tingkat Kognitif
Soal C1 C2 C3 C4 C5 C6
1 √
2 √
3 √
4 √
5 √
6 √
7 √
8 √
9 √
10 √

Spesifikasi tes:
- Mengukur aspek hafalan, ingatan, dan aplikasi
- Digunakan untuk ulangan harian
-
SMP Al-Fityyah Pekanbaru
Bentuk Soal : Pilihan Ganda
Jumlah : 10

1. Keliling persegi yang mempunyai luas 169 adalah . . . .


A. 64 cm
B. 60 cm
C. 56 cm
D. 52 cm

2. Luas persegi yang memiliki panjang sisi 12 cm . . . .


A. 144
B. 108
C. 72
D. 54
101

3. Diketahui keliling belah ketupat 52 cm dan panjang salah satu


diagonalnya 10 cm. Luas belah ketupat itu adalah. . . .
A. 130
B. 120
C. 80
D. 60

4. Sebuah layang-layang memiliki diagonal-diagonal 24 cm dan 25 cm. Luas


layang-layang tersebut adalah . . . .
A. 300
B. 240
C. 200
D. 150

5. Persegi dapat menempati bingkainya sebanyak . . . . cara


A. 8
B. 4
C. 3
D. 2

6. Jika keliling sebuah belah ketupat adalah 100 cm, maka panjang sisi-sisi
lainnya adalah . . . .
A. 20 cm
B. 25 cm
C. 30 cm
D. 40 cm

7. Diketahui belah ketupat ABCD, panjang diagonal AC = 8 cm dan


diagonal BD 6 cm maka luas belah ketupat tersebut adalah . . . .

A. 84
B. 48
C. 42
D. 24
102

8. Perhatikan gambar! Jika tinggi banugn tersebut adalah 22 cm. Luas daerah
segienam tersebut adalah ....

A. 412
B. 385
C. 358
D. 328

9. Luas layang-layang pada gambar di samping adalah ....

A. 40 cm2
B. 52 cm2
C.48 cm2
D. 60 cm2

10. Sebuah kolam renang berbentuk persegi panjang mempunyai ukuran


panjang 20 meter dan lebar 10 meter. Di sekeliling kolam renang bagian
luar akan dibuat jalan dengan lebar 1 meter. Jika jalan akan dipasang
keramik dengan biaya Rp60.000,00 setiap meter persegi, maka biaya yang
diperlukan untuk pemasangan keramik adalah ....

A. Rp1.860.000,00
B. Rp3.600.000,00
C. Rp3.840.000,00
D. Rp12.000.000,00
Lampiran 2-Silabus Materi Segiempat dan Segitiga

SILABUS

Mata Pelajaran : Matematika


Kelas/Semester : VII/Ganjil
Materi Pokok : Segiempat dan Segitiga
Alokasi Waktu : 17 x 40 menit
Kompetensi Inti
K1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang di-anutnya.

K2 : Menghargai dan menghayati perilaku: jujur, disiplin, santun, percaya diri, peduli, dan bertanggung jawab
dalam berinteraksi secara efektif sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan, keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan regional.

K3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
K4 : Mencoba, mengolah, dan meyajikan dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang akan sama dengan
pandang/teori.

103
Kompetensi Dasar Materi Indikator Pencapaian Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Sumber Belajar
Pembelajaran Kompetensi Waktu
3.11 Mengaitkan 1. Keliling 3.11.1 Menjelaskan sifat-sifat  Mencermati benda di  Lisan 2 x 40’ As’ari, Abdur
rumus keliling dan luas persegi lingkungan sekitar  Tertulis Rahman, dkk..
persegi 3.11.2 Menentukan keliling
dan luas untuk berkaitan dengan bentuk  Penugasan (2017).
dan luas persegi
berbagai jenis
4.11.1 Menyelesaikan
segitiga dan segiempat  Unjukkerja Matematik a
segiempat masalah kontekstual  Mengumpulkan  Portofolio Jilid I untuk
(persegi, persegi yang berkaitan dengan informasi tentang unsur- SMP Kelas VII.
panjang, belah keliling dan luas unsur pada segiempat Edisi Revisi
ketupat, persegi dan segitiga 2017. Jakarta:
jajargenjang,  Mengumpulkan Kementerian
trapesium, dan 2. Keliling 3.11.3 Menjelaskan sifat-sifat 3 x 40’ Pendidikan dan
informasi tentang jenis,
dan luas persegi panjang
layang-layang) sifat dan karakteristik Kebudayaan.
persegi 3.11.4 Menentukan keliling
dan segitiga. panjang dan luas persegi segitiga dan segiempat
panjang berdasarkan ukuran dan
4.11 Menyelesaikan 4.11.2 Menyelesaikan hubungan antar sudut
masalah masalah kontekstual dan sisi-sisi
yang berkaitan dengan
kontekstual yang  Mengumpulkan
berkaitan dengan keliling dan luas
persegi pajang informasi tentang rumus
luas dan keliling keliling dan luas
segiempat 3. Keliling 3.11.5 Menjelaskan sifat-sifat segiempat dan segitiga 2 x 40’
(persegi, persegi dan luas belah ketupat melalui pengamatan atau
panjang, belah belah 3.11.6 Menentukan keliling eksperimen
ketupat, ketupat dan luas belah ketupat  Menyajikan hasil
jajargenjang, 4.11.3 Menyelesaikan
pembelajaran tentang
trapesium, dan masalah kontekstual
yang berkaitan dengan segiempat dan segitiga
laying-layang)  Menyelesaikan masalah
keliling dan luas belah
dan segitiga. ketupat yang berkaitan dengan
segiempat dan segitiga

104
4. Keliling 3.11.7 Menjelaskan sifat-sifat 3 x 40’
dan luas jajargenjang
jajargenjang 3.11.8 Menentukan keliling
dan luas jajagenjang
4.11.4 Menyelesaikan
masalah kontekstual
yang berkaitan dengan
keliling dan luas
jajargenjang

5. Keliling 3.11.9 Menjelaskan sifat-sifat 2 x 40’


dan luas trapesium
trapesium 3.11.10 Menentukan keliling
dan luas trapesium
4.11.5 Menyelesaikan
masalah kontekstual
yang berkaitan dengan
keliling dan luas
trpesium

6. Keliling 3.11.11 Menjelaskan sifat-sifat 3 x 40’


dan luas layang-layang
layang - 3.11.12 Menentukan keliling
layang dan luas layang-layang
4.11.6 Menyelesaikan
masalah kontekstual
yang berkaitan dengan
keliling dan luas
layang-layang

105
7. Lus dan 3.11.13 Menjelaskan sifat-sifat 2 x 40’
keliling segitiga
segitiga 3.11.14 Menentukan keliling
dan luas segitiga
4.11.7 Menyelesaikan
masalah kontekstual
yang berkaitan dengan
keliling dan luas
segitiga

106
Lampiran 3 – Analisis Kompetensi dan Materi

ANALISIS KOMPETENSI DAN MATERI

Kompetensi Dasar Materi Pembelajaran Indikator Pencapaian Kompetensi


Keliling dan luas persegi 3.11.1 Menjelaskan sifat-sifat persegi
3.11 Mengaitkan rumus keliling 3.11.2 Menentukan keliling dan luas persegi
dan luas untuk berbagai 4.11.1 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
jenis segiempat (persegi, dengan keliling dan luas persegi
persegi panjang, belah
ketupat, jajargenjang, Keliling dan luas persegi 3.11.3 Menjelaskan sifat-sifat persegi panjang
trapesium, dan layang- panjang 3.11.4 Menentukan keliling dan luas persegi panjang
4.11.2 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
layang) dan segitiga. dengan keliling dan luas persegi pajang

4.11 Menyelesaikan masalah


Keliling dan luas persegi 3.11.5 Menjelaskan sifat-sifat belah ketupat
kontekstual yang berkaitan belah ketupat 3.11.6 Menentukan keliling dan luas belah ketupat
dengan luas dan keliling 4.11.3 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
segiempat (persegi, persegi dengan keliling dan luas belah ketupat
panjang, belah ketupat,
jajargenjang, trapesium, dan Keliling dan luas 3.11.7 Menjelaskan sifat-sifat jajargenjang
laying-layang) dan segitiga jajargenjanag 3.11.8 Menentukan keliling dan luas jajagenjang
4.11.4 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
dengan keliling dan luas jajargenjang

107
Kelilin dan luas 3.11.9 Menjelaskan sifat-sifat trapesium
trapesium 3.11.10 Menentukan keliling dan luas trapesium
4.11.5 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
dengan keliling dan luas trpesium

Keliling dan luas layang- 3.11.11 Menjelaskan sifat-sifat layang-layang


layang 3.11.12 Menentukan keliling dan luas layang-layang
4.11.6 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
dengan keliling dan luas layang-layang

Keliling dan luas 3.11.13 Menjelaskan sifat-sifat segitiga


segitiga 3.11.14 Menentukan keliling dan luas segitiga
4.11.7 Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan
dengan keliling dan luas segitiga

108
109

Lampiran 4 – Matriks Soal HOTS Berkonteks Budaya Melayu Riau

MATRIKS SOAL HOTS BERKONTEKS BUDAYA MELAYU RIAU


PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA KELAS VII SMP/MTs

Materi Pembelajaran Nomor Soal HOTS


C4 C5 C6
(Menganalisis) (Mengevaluasi) (Mencipta)
Keliling dan Luas Persegi 1, 2, 4 dan 21 7 12 dan 20
Keliling dan Luas Persegi 4, 14, 19 dan 22 3, 9, 10 dan 16 12 dan 20
Panjang
Keliling dan Luas Belah - 3, 10 dan 16 12 dan 20
Ketupat
Keliling dan Luas - - 12 dan 20
Jajargenjang
Keliling dan Luas 8 dan 15 9 12 dan 20
Trapesium
Keliling dan Luas Layang- 5, 17 dan 22 - 12 dan 20
Layang
Keliling dan Luas Segitiga 6, 8, 15, 18, 20 11 dan 13 12 dan 20
dan 21
Lampiran 5 – Kisi-kisi Soal HOTS Berkonteks Budaya Melayu Riau

KISI-KISI SOAL HOTS SEGIEMPAT DAN SEGITIGA

Jenjang Pendidikan : SMP/MTs Kelas/Semester : VII/Genap


Materi Pokok : Segiempat dan Segitiga Bentuk Soal : Uraian

Kompetensi Dasar IPK Materi Indikator Soal Level No Konteks


Pembelajaran Kognitif Soal Budaya
Melayu Riau
3.11 Mengaitkan 3.11.2 Menentukan keliling dan luas Keliling dan Diberikan gambar dan ilustrasi dari C4 1 Meja Pari
rumus keliling persegi luas persegi permukaan meja pari yang terdiri
dan luas untuk 4.11.1 Menyelesaikan masalah dari persegi-persegi dengan luas
berbagai jenis kontekstual yang berkaitan tertentu, peserta didik dapat
segiempat dengan keliling dan luas menganalisis ukuran kayu yang
(persegi, persegi persegi dibutuhkan untuk membuat satu
panjang, belah permukaan meja pari
ketupat, 3.11.3 Menjelaskan sifat-sifat Keliling dan Diberikan sebuah ilustrasi C5 2 Tapak Rimau
jajargenjang, persegi panjang luas persegi mengenai langkah awal permainan
trapesium, dan 3.11.4 Menentukan keliling dan tapak rimau yang harus meletakkan
layang-layang) luas persegi panjang
9 biji kambing pada garis
4.11.2 Menyelesaikan masalah
dan segitiga. perpotongan yang berdekatan
kontekstual yang berkaitan
sehingga membentuk sebuah
dengan keliling dan luas
4.12 Menyelesaikan persegi, peserta didik dapat
persegi pajang
masalah menggambarkan dan memprediksi
kontekstual yang luas persegi yang dibentuk oleh 9
berkaitan dengan biji kambing dengan posisi yang
luas dan keliling berbeda

110
segiempat 3.11.4 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah gambar motif C5 3 Motif Wajik
(persegi, persegi luas persegi panjang luas persegi wajik Bulan Mengambang khas Bulan
panjang, belah 3.11.6 Menentukan keliling dan panjang dan Melayu Riau dengan ukuran Mengambang
luas belah ketupat
ketupat, belah ketupat tertentu yang akan dicat dengan dua
4.11.3 Menyelesaikan masalah
jajargenjang, kontekstual yang berkaitan warna berbeda, peserta didik dapat
trapesium, dan dengan keliling dan luas mempertimbangkan biaya yang
laying-layang) belah ketupat dibutuhkan dalam pengecatan motif
dan segitiga. 4.11.2 Menyelesaikan masalah tersebut
kontekstual yang berkaitan
dengan keliling dan luas
persegi pajang
3.11.4 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah gambar motif C4 4 Motif Tampuk
luas persegi panjang luas persegi ragam hias Melayu Riau yang akan Manggis
4.11.2 Menyelesaikan masalah panjang digunakan dalam membuat wall Berbelah
kontekstual yang berkaitan stiker dengan panjang tertentu,
dengan keliling dan luas peserta didik dapat menganalisis
persegi pajang banyak motif yang bisa dibuat pada
wall stiker tersebut
3.11.12 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan kondisi mengenai bahan- C4 5 Layang-
luas layang-layang luas layang- bahan yang diperlukan untuk Layang Biasa
4.11.6 Menyelesaikan masalah layang membuat sebuah layang-layang
kontekstual yang berkaitan khas melayu Riau dengan jumlah
dengan keliling dan luas bahan yang tersedia, peserta didik
layang-layang dapat menentukan banyak layang-
layang yang dapat dibuat
3.11.14 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah gambar atap C4 6 Rumah Adat
luas segitiga luas segitiga rumah adat Selaso Jatuh yang Selaso Jatuh
4.11.7 Menyelesaikan masalah memiliki bidai berbentuk segitiga
kontekstual yang berkaitan dan terbagi menjadi 3 bagian

111
dengan keliling dan luas dengan perbandingan ukuran
segitiga tertentu, peserta didik dapat
menentukan luas dari salah satu
bagian pada bidai atap rumah adat
tersebut
3.11.2 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan gambar beberapa persegi C5 7 Motif Bintang
luas persegi luas persegi yang tersusun dari motif Bintang Berbadan
4.11.1 Menyelesaikan masalah Berbadan Wajik dan motif Bintang Wajik dan
kontekstual yang berkaitan Bintang
Beralih dengan mengikuti pola
dengan keliling dan luas Beralih
tertentu, peserta didik dapat
persegi menentukan luas gambar pada pola
ke-n dan membandingkan luas antar
motif Bintang Berbadan Wajik
dengan motif Bintang Beralih pada
pola ke-n
3.11.13 Menjelaskan sifat-sifat Keliling dan Diberikan sebuah ilustrasi C4 8 Rumah Adat
segitiga luas segitiga mengenai pembuatan atap seperti Limas Potong
3.11.14 Menentukan keliling dan dan trapesium atap rumah adat Limas Potong yang
luas segitiga
membentuk bangun segitiga dan
4.11.7 Menyelesaikan masalah
trapesium dengan ukuran tertentu,
kontekstual yang berkaitan
peserta didik dapat menganalisis
dengan keliling dan luas
panjang kayu yang dibutuhkan
segitiga
untuk membuat kerangka atap yang
berbentuk trapesium tersebut
3.11.1 Menjelaskan sifat-sifat Keliling dan Diberikan ilustrasi medan Setatak C5 9 Setatak
persegi luas persegi, Baling-baling dan Setatak Rok yang Baling-Baling
3.11.2 Menentukan keliling dan persegi tersusun dari bangun datar persegi, dan Setatak
luas persegi
panjang dan persegi panjang dan trapesium yang Rok
4.11.1 Menyelesaikan masalah
trapesium memiliki ukuran tertentu yang akan
kontekstual yang berkaitan

112
dengan keliling dan luas digambarkan dengan kecepatan
persegi tetap, peserta didik dapat
menentukan perbandingan waktu
dalam menggambarkan medan
setatak tersebut
3.11.4 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah ilustrasi rumah C5 10 Rumah Adat
luas persegi panjang luas persegi adat Selaso Jatuh Kembar yang Selaso Jatuh
3.11.6 Menentukan keliling dan panjang dan setiap pintunya terdapat ukiran Kembar dan
luas belah ketupat
belah ketupat wajik berbentuk belah ketupat yang Motif Wajik
4.11.2 Menyelesaikan masalah
terbingkai dalam sebuah persegi Susur
kontekstual yang berkaitan
dengan ukuran tertentu yang akan
dengan keliling dan luas
dicat ulang, peserta didik dapat
persegi pajang
mempertimbangkan biaya yang
4.11.3 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan dibutuhkan untuk mengecat pintu
dengan keliling dan luas tersebut
belah ketupat
3.11.2 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah ilustrasi C5 11 Tapak Rimau
luas persegi luas persegi mengenai ukuran setiap bagian dari
4.11.1 Menyelesaikan masalah dan segitiga medan Tapak Rimau yang akan
kontekstual yang berkaitan dibuat pada sebuah kertas, peserta
dengan keliling dan luas didik dapat memutuskan ukuran
persegi kertas yang bisa digunakan dalam
3.11.14 Menentukan keliling dan membuat medan Tapak Rimau
luas segitiga
tersebut
4.11.7 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan
dengan keliling dan luas
segitiga

113
3.11.10 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah gambar motif C4 12 Motif Siku
luas trapesium luas segiempat Suku Keluang Banji yang Keluang Banji
4.11.5 Menyelesaikan masalah dan segitiga diletakkan pada bingkai berbentuk
kontekstual yang berkaitan jajargenjang dengan luas tertentu,
dengan keliling dan luas peserta didik dapat menentukan
trpesium segiempat dan atau segitiga lainnya
yang memiliki luas yang sama
dengan motif tersebut
3.11.14 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah ilustrasi C5 13 Kaki Anggau
luas segitiga luas segitiga mengenai ukuran kaki Angau atau atau Enggrang
4.11.7 Menyelesaikan masalah Enggrang yang akan dibuat dari
kontekstual yang berkaitan kayu balok yang memiliki harga
dengan keliling dan luas tertentu, peserta didik dapat
segitiga memprediksi banyak kaki Angau
yang bisa dibuat dengan jumlah
uang yang tersedia
3.11.4 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah ilustrasi C4 14 Motif Wajik
luas persegi panjang luas persegi mengenai motif Kaluk Pakis dan Tengah
4.11.2 Menyelesaikan masalah panjang Naga khas Melayu Riau yang bercorak Kalik
kontekstual yang berkaitan Pakis dan
disusun dengan pola zigzag pada
dengan keliling dan luas Motif Kuntum
persegi pajang sebuah spanduk dengan ukuran Bermain
tertentu, peserta didik dapat bercorak Naga
menentukan banyak motif Kaluk
Pakis dan Naga yang dapat disusun
pada spanduk tersebut
3.11.14 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah ilustrasi C4 15 Rumah Adat
luas segitiga luas segitiga mengenai kerangka bagian depan Selaso Jatuh
3.11.10 Menentukan keliling dan dan trapesium atap miniatur rumah adat Selaso Kembar
luas trapesium
Jatuh Kembar yang akan dibuat dari
4.11.5 Menyelesaikan masalah
potongan-potongan kayu yang
kontekstual yang berkaitan

114
dengan keliling dan luas memiliki ukuran tertentu, peserta
trpesium didik dapat merancang kerangka
4.11.7 Menyelesaikan masalah atap yang dapat dibuat dengan
kontekstual yang berkaitan potongan-potongan kayu tersebut
dengan keliling dan luas
segitiga
3.11.4 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah ilustrasi C5 16 Motif Wajik
luas persegi panjang luas persegi mengenai seorang pengrajin yang Susur
3.11.6 Menentukan keliling dan panjang dan akan memodifikasi ornamen
luas belah ketupat
belah ketupat jendela berbentuk persegi panjang
4.11.3 Menyelesaikan masalah
dan dilengkapi dengan motif wajik
kontekstual yang berkaitan
khas budaya Melayu berbentuk
dengan keliling dan luas
belah ketupat dengan perbandingan
belah ketupat
ukuran tertentu dengan ornamen
4.11.2 Menyelesaikan masalah
kontekstual yang berkaitan sebelumnya, peserta didik dapat
dengan keliling dan luas memperhitungkan biaya yang
persegi pajang diperlukan dalam memodifikasi
ornamen tersebut
3.11.12 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah ilustrasi C4 17 Layang-layang
luas layang-layang luas layang- mengenai pembuatan layang-layang Biasa
4.11.6 Menyelesaikan masalah layang biasa khas Melayu Riau dari kertas
kontekstual yang berkaitan dengan warna berbeda yang
dengan keliling dan luas memiliki perbandingan luas tertentu
layang-layang antar kedua warna kertas, peserta
didik dapat menentukan ukuran
salah satu kertas yang dibutuhkan
untuk membuat layang-layang
tersebut

115
3.11.14 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah ilustrasi C4 18 Motif Kuda
luas segitiga luas segitiga mengenai beberapa motif ragam Kencana
4.11.7 Menyelesaikan masalah hias Kuda Kencana berbentuk
kontekstual yang berkaitan segitiga dengan ukuran yang sama
dengan keliling dan luas dan disusun sedemikian rupa
segitiga sehingga beberapa daerah saling
bertumpuk, peserta didik dapat
menganalisis luas bangun datar
yang terbentuk dari tumpukan motif
ragam hias Kuda Kencana tersebut
3.11.4 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan sebuah ilustrasi C4 19 Rumah Adat
luas persegi panjang luas persegi mengenai lahan yang akan Limas Potong
4.11.2 Menyelesaikan masalah panjang digunakan untuk membuat miniatur
kontekstual yang berkaitan rumah adat melayu Riau Limas
dengan keliling dan luas Potong yang dikelilingi oleh pohon-
persegi pajang pohon dengan jarak tertentu,
peserta didik dapat menyimpulkan
banyak pohon yang dibutuhkan
3.11.13 Menjelaskan sifat-sifat Keliling dan Diberikan gambar bidai pada atap C4 20 Rumah Adat
segitiga luas segitiga rumah adat Selaso Jatuh yang Selaso Jatuh
berbentuk segitiga, peserta didik
dapat menganalisis jenis segitiga
pada atap tersebut
3.11.14 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan ilustrasi mengenai pola C4 21 Pucuk Rebung
luas segitiga luas segitiga Pucuk Rebung pada kertas kotak-
4.11.7 Menyelesaikan masalah kotak yang akan dibordir di
kontekstual yang berkaitan sekeliling jilbab yang memiliki
dengan keliling dan luas ukuran tertentu, peserta didik dapat
segitiga menganalisis luas dari pola dan

116
banyak pola yang dapat dibuat
dalam sebuah jilbab tersebut
3.11.12 Menentukan keliling dan Keliling dan Diberikan ilustrasi mengenai C4 22 Layang-layang
luas layang-layang luas layang- langkah awal yang bisa dilakukan Biasa
4.11.6 Menyelesaikan masalah layang dalam pembuatan sebuah layang-
kontekstual yang berkaitan layang dengan ukuran tertentu,
dengan keliling dan luas peserta didik dapat merancang
layang-layang langkah berikutnya dalam
pembuatan layang-layang tersebut

117
118

Lampiran 6- Kisi- Kisi Lembar Validasi

Kisi-Kisi Intsrumen Validasi Soal Higher Order Thinking Skills (HOTS)


Bekonteks Budaya Melayu Riau pada Materi Segiempat dan Segitiga Kelas
VII SMP/MTs

A. Ahli Materi

No. Aspek Jumlah Indikator


1. Lembar Validasi Materi 4
2. Lembar Validasi Kontruksi 4
3. Lembar Validasi Bahasa 2
Jumlah Indikator 10
119

Lampiran 7- Lembar Validasi

Lembar Validasi Pengembangan Soal High Order Thinking Skills (HOTS)


Berkonteks Budaya Melayu pada Materi Segiempat dan Segitiga Kelas VII
SMP/MTs

Pengantar
Kepada Yth. Bapak
Assalamualaikum wr.wb
Dengan hormat,
Semoga Bapak/Ibu senantiasa berada dalam keadaan sehat dan selalu
berada dalam lindungan Allah SWT. Untuk menyelesaikan program S1 pada
program studi pendidikan matematika Universitas Riau, saya mengemukakan ide
pengembangan soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Berbasis Budaya
Melayu pada Materi Segiempat dan Segitiga Kelas VII SMP/MTs. Soal Higher
Order Thingking Skill (HOTS) yang dikembangkan adalah soal berbentuk uraian
yang disusun pada ranah kognitif C4 (menganalisis) C5 (mengevaluasi) dan C6
(mencipta) yang berkonteks budaya melayu Riau yang meliputi penggunaan
konteks rumah adat melayu Riau, permaianan rakyat dan motif atau ragam hias
melayu Riau.
Penilaian dan saran Bapak/Ibu sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan
meningkatkan kualitas soal. Informasi yang diperoleh semata-mata untuk
kepentingan penelitian dan tidak ada maksud lain yang dapat merugikan
Bapak/Ibu. Atas kesediaan dan bantuan Bapak/Ibu terlebih dahulu saya ucapkan
terima kasih.

Pekanbaru, Maret 2021


Peneliti,

Ade Suci Ramadhani


120

Petunjuk Pengisian
1. Lembar validasi ini merupakan instrumen yang bertujuan untuk
menilai soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) berbasis budaya
melayu Riau pada materi segiempat dan segitiga kelas VII SMP/MTs.
2. Berilah skor 1, 2, 3, 4, atau 5 pada kolom nomor soal sesuai dengan
penilaian Bapak/Ibu terhadap soal HOTS dengan ketentuan sesuai
dengan rubrik penilaian validasi yang terlampir.
3. Saran perbaikan bisa Bapak/Ibu tuliskan pada kolom yang sudah
disediakan,
Lembar Validasi Pengembangan Soal High Order Thinking Skill (HOTS) Berkonteks Budaya Melayu pada Materi Segiempat
dan Segitiga Kelas VII SMP/MTs

Identitas Validator
Nama Lengkap :
NIP :
Jabatan/Instansi :

NOMOR SOAL
NO INDIKATOR Saran Perbaikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
A. Aspek Materi
1. Keterkaitan butir soal dengan
indikator soal
2. Keterkaitan cerita berkonteks
budaya melayu Riau pada butir soal
3. Butir soal mengukur level kognitif
menganalisis atau mengevaluasi
atau mencipta
4. Kejelasan batasan pertanyaan dan
jawaban yang diharapkan (ruang
lingkup)
B. Aspek Konstruksi
5. Penggunaan kata tanya atau
perintah yang menuntun jawaban
terurai pada butir soal
6. Petunjuk pengerjaan soal

121
NOMOR SOAL
NO INDIKATOR Saran Perbaikan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
7. Pedoman penskoran
8. Penggunaan gambar dan/atau tabel
dan/atau sejenisnya pada butir soal
C. Aspek Bahasa
9. Penggunaan kaidah bahasa
Indonesia dalam butir soal

10 Penyajian rumusan kalimat soal.

122
Lembar Validasi Pengembangan Soal High Order Thinking Skill (HOTS) Berkonteks Budaya Melayu pada Materi Segiempat
dan Segitiga Kelas VII SMP/MTs
Identitas Validator
Nama Lengkap :
NIP :
Jabatan/Instansi :

NOMOR SOAL
NO INDIKATOR Saran Perbaikan
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
A. Aspek Materi
1. Keterkaitan butir soal dengan
indikator soal
2. Keterkaitan cerita berkonteks
budaya melayu Riau pada butir soal
3. Butir soal mengukur level kognitif
menganalisis atau mengevaluasi
atau mencipta
4. Kejelasan batasan pertanyaan dan
jawaban yang diharapkan (ruang
lingkup)
B. Aspek Konstruksi
5. Penggunaan kata tanya atau
perintah yang menuntun jawaban
terurai pada butir soal
6. Petunjuk pengerjaan soal

7. Pedoman penskoran

123
NOMOR SOAL
NO INDIKATOR Saran Perbaikan
12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
8. Penggunaan gambar dan/atau tabel
dan/atau sejenisnya pada butir soal
C. Aspek Bahasa
9. Penggunaan kaidah bahasa
Indonesia dalam butir soal

10 Penyajian rumusan kalimat soal.

Kesimpulan
Soal High Order Thinking Skill (HOTS) Berbasis Budaya Melayu Riau ini dinyatakan :
a. Layak diujicobakan tanpa revisi
b. Layak diujicobakan dengan revisi sesuai saran
c. Tidak layak diujicobakan
*)Mohon melingkari nomor yang sesuai dengan kesimpulan Bapak/Ibu
Pekanbaru, Maret 2021
Validator,

(................................................)

124
125

Lampiran 8 – Rubrik Lembar Validasi


Rubrik Lembar Validasi Pengembangan Soal High Order Thinking Skill
(HOTS) Berkonteks Budaya Melayu pada Materi Segiempat dan Segitiga
Kelas VII SMP/MTs

No Indikator Kriteria Penilaian


A. Aspek Materi
1. Keterkaitan butir soal dengan 5: Butir soal sangat sesuai dengan
indikator soal indikator soal yang telah dirumuskan
4: Butir soal sesuai dengan indikator
soal yang telah dirumuskan
3: Butir soal cukup sesuai dengan
indikator soal yang telah dirumuskan
2: Butir soal kurang sesuai dengan
indikator soal yang telah dirumuskan
1: Butir soal tidak sesuai dengan
indikator soal yang telah dirumuskan
2. Keterkaitan cerita berkonteks 5: Butir soal menggunakan cerita
budaya melayu Riau pada butir berkonteks budaya melayu Riau
soal yang sangat kontekstual dan sangat
menarik
4: Butir soal menggunakan cerita
berkonteks budaya melayu Riau
yang kontekstual dan menarik
3: Butir soal menggunakan cerita
berkonteks budaya melayu Riau
yang cukup kontekstual dan cukup
menarik
2: Butir soal menggunakan cerita
berkonteks budaya melayu Riau
yang kontekstual atau menarik
1: Butir soal menggunakan cerita
berkonteks budaya melayu Riau
yang tidak kontekstual dan menarik
3. Butir soal mengukur level 5: Butir soal sangat sesuai dengan level
kognitif menganalisis atau kognitif
mengevaluasi atau mencipta 4: Butir soal sesuai dengan level
kognitif
3: Butir soal cukup sesuai dengan level
kognitif
2: Butir soal kurang sesuai dengan level
kognitif
1: Butir soal tidak sesuai dengan level
kognitif
4. Kejelasan batasan pertanyaan 5: Batasan pertanyaan dan jawaban
dan jawaban yang diharapkan yang diharapkan (ruang lingkup)
126

No Indikator Kriteria Penilaian


(ruang lingkup) sangat jelas
4: Batasan pertanyaan dan jawaban
yang diharapkan (ruang lingkup)
jelas
3: Batasan pertanyaan dan jawaban
yang diharapkan (ruang lingkup)
cukup jelas
2: Batasan pertanyaan dan jawaban
yang diharapkan (ruang lingkup)
kurang jelas
1: Batasan pertanyaan dan jawaban
yang diharapkan (ruang lingkup)
tidak jelas
B. Aspek Konstruksi
5. Penggunaan kata tanya atau 5: Rumusan kalimat soal atau
perintah yang menuntun pertanyaan sangat sesuai
jawaban terurai pada butir soal 4: Rumusan kalimat soal atau
pertanyaan sesuai
3: Rumusan rumusan kalimat soal atau
pertanyaan cukup sesuai
2: Rumusan rumusan kalimat soal atau
pertanyaan kurang sesuai
1: Rumusan rumusan kalimat soal atau
pertanyaan tidak sesuai
6. Petunjuk pengerjaan soal 5: Petunjuk pengerjaan soal dibuat
dengan sangat jelas
4: Petunjuk pengerjaan soal dibuat
dengan jelas
3: Petunjuk pengerjaan soal dibuat
cukup jelas
2: Petunjuk pengerjaan soal dibuat
kurang jelas
1: Petunjuk pengerjaan soal dibuat
tidak jelas
7. Pedoman penskoran 5: Pedoman penskoran sangat sesuai
dengan kriteria atau alamat yang
mengandung kata kunci
4: Pedoman penskoran sesuai dengan
kriteria atau alamat yang
mengandung kata kunci
3: Pedoman penskoran cukup sesuai
dengan kriteria atau alamat yang
mengandung kata kunci
2: Pedoman penskoran kurang sesuai
dengan kriteria atau alamat yang
127

No Indikator Kriteria Penilaian


mengandung kata kunci
1: Pedoman penskoran tidak sesuai
dengan kriteria atau alamat yang
mengandung kata kunci
8. Penggunaan gambar dan/atau 5: Butir soal menggunakan gambar
tabel dan/atau sejenisnya pada dan/atau tabel dan/atau sejenisnya
butir soal dengan sangat jelas dan berfunsi
4: Butir soal menggunakan gambar
dan/atau tabel dan/atau sejenisnya
dengan jelas dan berfunsi
3: Butir soal menggunakan gambar
dan/atau tabel dan/atau sejenisnya
dengan cukup jelas dan berfunsi
2: Butir soal menggunakan gambar
dan/atau tabel dan/atau sejenisnya
dengan kurang jelas dan berfunsi
1: Butir soal menggunakan gambar
dan/atau tabel dan/atau sejenisnya
dengan tidak jelas dan berfunsi
C. Aspek Bahasa
9. Penggunaan kaidah bahasa 5: Butir soal sangat sesuai dengan
Indonesia yang baku pada butir kaidah bahasa Indonesia
soal 4: Butir soal sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia
3: Butir soal cukup sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia
2: Butir soal kurang sesuai dengan
kaidah bahasa Indonesia
1: Butir soal tidak sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia
10. Penyajian rumusan kalimat 5: Penyajian rumusan kalimat soal
soal. sangat sederhana dan sangat tidak
bermakna ganda (komunikatif).
4: Penyajian rumusan kalimat soal
sederhana dan tidak bermakna ganda
(komunikatif)..
3: Penyajian rumusan kalimat soal
cukup sederhana dan cukup tidak
bermakna ganda (komunikatif)..
2: Penyajian rumusan kalimat soal
sederhana atau tidak bermakna ganda
(komunikatif)
1: Penyajian rumusan kalimat soal tidak
sederhana dan bermakna ganda
(komunikatif)..
128

Lampiran 9 – Lembar Respon Peserta Didik

Lembar Respon Peserta Didik Pengembangan Soal Higher Order Thinking


Skills (HOTS) Berkonteks Budaya Melayu Riau pada Materi
Segiempat dan Segitiga Kelas VII SMP/MTs

Pengantar
Kepada
di tempat
Assalamualaikum wr.wb
Dengan hormat,
Semoga Adik-adik senantiasa berada dalam keadaan sehat dan selalu
berada dalam lindungan Allah SWT. Untuk menyelesaikan program S1 pada
Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Riau, peneliti mengembangan
soal Higher Order Thinking Skill (HOTS) Berbasis Budaya Melayu pada Materi
Segiempat dan Segitiga Kelas VII SMP/MTs. Soal HOTS yang dikembangkan
adalah soal berbentuk uraian yang disusun pada ranah kognitif C4 (menganalisis)
C5 (mengevaluasi) dan C6 (mencipta) yang berkonteks budaya melayu Riau yang
meliputi penggunaan konteks rumah adat melayu Riau, permaianan rakyat dan
motif atau ragam hias melayu Riau.
Tanggapan dan saran Adik-adik sangat bermanfaat untuk memperbaiki
dan meningkatkan kualitas soal. Informasi yang diperoleh semata-mata untuk
kepentingan penelitian dan tidak ada maksud lain yang dapat merugikan Adik-
adik. Atas kesediaan dan bantuan Adik-Adik terlebih dahulu saya ucapkan terima
kasih.

Pekanbaru, Maret 2021


Peneliti,

Ade Suci Ramadhani


NIM. 1705113774
129

Petunjuk Pengisian
1. Adik-adik diharapkan memberi jawaban pada setiap soal di bawah ini
dengan memberikan tanda cek (√) dalam kotak yang telah disediakan
2. Keterangan skala skor sebagai berikut :
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Kurang Setuju
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
3. Adik-adik hanya boleh memilih satu jawaban saja untuk setiap nomor.
4. Adik-adik dimohon memberikan saran dan masukan pada tempat yang telah
disediakan.
Butir-butir pernyataan tanggapan peserta didik

Skor
No Item Saran atau Masukan
1 2 3 4 5
Soal HOTS ini
menyajikan soal- soal
mengenai materi
1
segiempat dan segitiga
sesuai dengan materi
yang telah dipelajari
Soal HOTS Segiempat
dan Segitiga lebih
menarik dan
2
menyenangkan jika
menggunakan konteks
budaya melayu Riau
Tampilan soal, tabel, dan
gambar dalam Soal
3
HOTS ini jelas, lengkap
dan menarik.
Soal HOTS pada materi
segiempat dan segitiga
menggunakan bahasa
Indonesia yang baku,
4
komunikatif/tidak
menimbulkan penafsiran
ganda dan mudah
dipahami.
130

Skor
No Item Saran atau Masukan
1 2 3 4 5
Soal HOTS segiempat
dan segitiga membuat
saya termotivasi dalam
5
latihan menghadapi soal
HOTS pada materi
lainnya
Pertanyaan/soal-soal
HOTS dapat menuntun
6 pengetahuan saya yang
mendalam saat
menjawabnya
Penggunaan konteks
budaya melayu Riau
pada soal HOTS
berhubungan langsung
7
dengan kehidupan yang
saya alami sehingga
memudahkan dalam
menyelesaikannya.
Penyajian soal HOTS
menggunakan konteks
budaya melayu Riau
dapat membantu saya
8
mengingat dan
meningkatkan rasa
mencintai budaya
melayu Riau
Kesan saat mengerjakan soal HOTS
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................

Pekanbaru, Maret 2021


(Peserta Didik)

(..................................................)
Lampiran 10– Hasil Perbaikan Tahap Expert Review dan One-to-one
HASIL PERBAIKAN BERDASARKAN SARAN DAN KOMENTAR PADA TAHAP
EXPERT REVIEW DAN ONE-TO-ONE

Instrumen Saran Perbaikan Tindakan Perbaikan


Sebelum Revisi Sesudah Revisi
Kisi-kisi Redaksi kalimat (Indikator Soal No 7) : Diberikan gambar pola Diberikan gambar beberapa persegi yang tersusun dari motif
indikator soal pada No motif bintang berbadan wajik dan motif bintang Bintang Berbadan Wajik dan motif Bintang Beralih dengan
7, 10 dan 16 beralih dengan latar warna yang berbeda, pada mengikuti pola tertentu, peserta didik dapat menentukan luas
disesuaikan dengan soal pola tertentu peserta didik dapat gambar pada pola ke-n dan membandingkan luas antar motif
membandingkan luas antar motif bintang Bintang Berbadan Wajik dengan motif Bintang Beralih pada
berbadan wajik dengan motif bintang beralih pola ke-n

(Indikator Soal No 9) : Diberikan ilustrasi medan Diberikan ilustrasi medan Setatak Baling-Baling dan Setatak
setatak baling-baling dan setatak rok yang Rok yang tersusun dari bangun datar persegi, persegi panjang
tersusun dari bangun datar persegi, persegi dan trapesium yang memiliki ukuran tertentu yang akan
panjang dan trapesium yang memiliki ukuran digambarkan dengan kecepatan tetap, peserta didik dapat
tertentu yang akan digambarkan dengan menentukan perbandingan waktu dalam menggambarkan
kecepatan tetap, peserta didik dapat mendeteksi medan setatak tersebut
medan setatak yang lebih cepat diselesaikan

(Indikator Soal No 16) : Diberikan suatu kondisi Diberikan sebuah ilustrasi mengenai kerangka bagian depan
mengenai seorang yang akan membuat kerangka atap miniatur rumah adat Selaso Jatuh Kembar yang akan
bagian depan atap miniatur rumah adat Selaso dibuat dari potongan-potongan kayu yang memiliki ukuran
Jatuh Kembar dengan sisa-sisa kayu yang tertentu, peserta didik dapat merancang kerangka atap yang
memiliki ukuran tertentu, peserta didik dapat dapat dibuat dengan potongan-potongan kayu tersebut
merancang kerangka atap yang dapat dibuat
dengan keseluruhan sisa kayu tersebut

131
Redaksi kalimat (Indikator Soal No 10 – C5 Mengevaluasi) : Diberikan sebuah ilustrasi rumah adat Selaso Jatuh Kembar
indikator soal pada no Diberikan sebuah ilustrasi rumah adat Selaso yang setiap pintunya terdapat ukiran wajik berbentuk belah
11 disesuaikan dengan Jatuh Kembar yang setiap pintunya terdapat ketupat yang terbingkai dalam sebuah persegi dengan ukuran
level kognitif yang ukiran wajik berbentuk belah ketupat yang tertentu yang akan dicat ulang, peserta didik dapat
digunakan terbingkai dalam sebuah persegi dengan ukuran mempertimbangkan biaya yang dibutuhkan untuk mengecat
tertentu yang akan dicat ulang, peserta didik pintu tersebut
dapat menganalisis luas daerah yang tidak
bermotif wajik yang akan dicat ulang tersebut

Perhatikan kesalahan Soal No 10 : C4 (Megevaluasi) Soal No 10 : C5 (Megevaluasi)


penulisan level kognitif Soal No 14 , 15 : C6 (Menganalisis) Soal No 14 , 15 : C4 (Menganalisis)
Soal No 19 : C5 (Menganalisis) Soal No 19 : C4 (Menganalisis)

Level kognitif pada soal Soal No 12 : C6 (Mencipta) Soal No 12 : C4 (Menganalisis)


No 12, 13, dan 21 Soal No 20 : C6 (Mencipta) Soal No 20 : C4 (Menganalisis) dengan rumusan soal diganti
disesuaikan dengan dengan soal yang baru
rumusan soal yang Soal No 22 : C6 (Mencipta) Soal No 22 : C4 (Menganalisis)
dibuat

Soal HOTS Redaksi rumusan (Soal No 1) : . . . Pada permukaan meja pari . . . Pada permukaan Meja Pari terdapat persegi-persegi kecil
kalimat soal No 1 dan 6 terdapat persegi-persegi kecil yang berukuran berukuran sama dan lubang di bagian tengah yang memiliki
diperbaiki agar tidak sama dengan luas keseluruhannya adalah luas 64 cm2 Pada bagian tepi juga terdapat bingkai yang
menimbulkan 0,1536 m2 . Jika ditarik garis diagonal maka mengelilingi persegi-persegi tersebut. Jika ditarik dua garis
penafsiran ganda dapat digambarkan sebagai berikut . . . diagonal pada permukaan Meja Pari, maka dapat digambarkan
seperti gambar dibawah ini . .

(Soal No 6) : . . . Adapun Perbandingan ukuran . . . Perbandingan tinggi tiap daerah pada bidai tersebut adalah
tiga daerah bidai tersebut adalah 5:1:1. Jika 5:1:1 dan selisih panjang alas tiga daerah tersebut adalah 3,6
kamu ingin menggambarkan bagian tersebut di cm. Jika Anda ingin menggambarkan bagian tersebut di buku
buku gambar dengan luas keseluruhan bidai gambar dengan luas keseluruhan bidai adalah 90 cm2 dan
adalah 90 cm2 dan panjang alas 15 cm . . . panjang alas 15 cm . . .

132
(Soal No 3) : . . . Pak Samsul akan melukis motif . . . Pak Samsul akan melukis motif Wajik Bulan Mengambang
diatas dengan sedikit modifikasi pada bagian seperti Gambar 1. Sebelum melukis, pak Samsul memodifikasi
pemilihan warna dasar. Warna dasar pada bagian bagian pemilihan warna dasar. Warna dasar pada bagian luar
luar dibiarkan bewarna merah, sedangkan warna belah ketupat dibiarkan berwarna merah, sedangkan warna
dasar bagian dalam atau bagian inti untuk dasar bagian dalam belah ketupat akan diganti dengan warna
menggambarkan Bulan Mengambang akan abu-abu. . .
diganti dengan warna abu-abu. . .

Rumusan pertanyaan (Soal No 9) : . . . Jika panjang persegi sama . . . Jika panjang persegi sama dengan lebar persegi panjang,
pada soal No 9 dengan lebar persegi panjang tentukan medan maka tentukanlah perbandingan waktu yang dibutuhkan untuk
disesuaikan dengan permainan setatak yang membutuhkan waktu menggambarkan medan setatak Baling-Baling dan setatak Rok
indikator soal yang lebih sedikit dalam menggambarkannya! !
dikembangkan

Perbaiki penggunaan (Soal No 3) : . . . Pak Samsul akan melukis . . . Pak Samsul akan melukis motif wajik tersebut pada triplek
satuan panjang pada motif Wajik tersebut pada triplek berukuran 3 m berukuran 3 x 1,5 m. Untuk mengecat triplek per m2, dia
soal No 3 dan 11 x 1,5 m. Untuk mengecat triplek per m2, pak membutuhkan biaya Rp. 12.000,00. . .
Samsul membutuhkan biaya Rp. 12.000,00 . . .

(Soal No 11) : . . . Jika keliling satu persegi . . . Jika keliling satu persegi pada medan Tapak Rimau yang
pada medan Tapak Rimau yang telah dibuat telah dibuat Ghani dan Zul adalah 16 cm dan luas segitiga
Ghani dan Zul adalah 16 cm dan luas segitiga bagian ujung Tapak Rimau adalah 20 cm2. Apakah karton yang
bagian ujung Tapak Rimau adalah 20 cm2. memiliki luas 550 cm2 cukup untuk membuat medan Tapak
Apakah karton yang memiliki panjang 30 cm Rimau tersebut?
dan lebar 20 cm cukup untuk membuat medan
Tapak Rimau tersebut?

Perbaiki kalimat yang (Soal No 3) : . . . Pak Samsul akan melukis . . . Pak Samsul akan melukis motif Wajik tersebut pada triplek
menyatakan ukuran motif Wajik tersebut pada triplek berukuran 30 yang memiliki panjang 30 m dan lebr 1,5 m . . .
pada setiap soal m x 1,5 m . . .

(Soal No 7): . . . Jika kertas parasut yang . . . Jika kertas parasut yang tersedia berbentuk persegi panjang
tersedia berbentuk persegi panjang dengan dengan panjang 1 dan lebar 0,5 m sebanyak 10 lembar,. . .
ukuran 1 x 0,5 m sebanyak 10 lembar . . .

133
(Hal yang sama dilakukan juga pada soal No 14, (Hal yang sama dilakukan juga pada soal No 14, 16, 21 dan 22)
16, 21 dan 22)

Ganti gambar pada soal


No 4, 8 dan 16 dengan 30 cm
gambar yang lebih jelas
15 m
Gambar soal No 4 Gambar soal No 4

Gambar soal No 8 Gambar soal No 8

a
b
Gambar soal No 15 Gambar soal No 15

Alternatif Perhatikan kesalahan Diketahui : Diketahui :


dan penulisan yang Ukuran triplek = 30 cm x 15 cm Triplek yang digunakan untuk melukis motif wajik memiliki
pedoman diketahui pada alternatif Biaya cat per m2 = Rp 12.000,00 panjang 3 m dan lebar 1,5 m
penskoran penyelesaian yang Ditanya : Biaya cat per m2 adalah Rp 12.000,00
diberikan Dengan uang Rp 100.000,00, apakah pak Uang yang tersedia adalah Rp 100.000,00
Samsul bisa mengecet keseluruhan triplek ? Ditanya :
Ketercukupan uang yang tersedia untuk mengecat triplek yang
digunakan untuk melukis motif wajik

134
Perbaiki kesalahan maka disetiap tepi medan tapak rimau harus Misalkan, tiap sisi ujung diberikan ruang 1 cm, maka panjang
penggunaan simbol diberi ruang, maka ukuran kertas yang medan Tapak Rimau adalah 26 + 2 = 28 cm dan lebar medan
matematika “ ” pada diperlukan harus lebih besar dari 26 x 16 cm, Tapak Rimau adalah 16 + 2 = 18 cm, maka luas medan Tapak
alternatif jawaban soal sehingga Rimau
No 12 Luas Luas

cm2
Maka, luas kertas yang diperlukan harus lebih maka luas ukuran kertas yang diperlukan minimal memiliki
besar dari 4,16 m2 luas cm2

135
136

Lampiran 11 – Data Hasil Validasi Ahli Materi

DATA HASIL VALIDASI SOAL HOTS BERKONTEKS BUDAYA


MELAYU RIAU PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA

A. Validator I
Aspek
No
Materi Konstruksi Bahasa
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3
2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
6 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
7 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
10 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4
11 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
13 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Skor 88 85 88 88 88 87 87 88 81 88
Total
Rata- 4,00 3,86 4,00 4,00 4,00 3,95 3,95 4,00 3,68 4,00
rata
Perse 80 77,2 80 80 80 79 79 80 73,6 80
ntase
Persentase Total 78,88
137

B. Validator II
Aspek
No
Materi Konstruksi Bahasa
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
6 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
7 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
9 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
10 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
11 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
12 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4
13 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
14 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
21 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
Skor 88 104 88 88 87 88 88 88 88 88
Total
Rata- 4,00 4,73 4,00 4,00 3,95 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
rata
Perse 80 94,6 80 80 79 80 80 80 80 80
ntase
Persentase Total 81,36
138

C. Validator III
Aspek
No
Materi Konstruksi Bahasa
Soal
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4
2 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
4 4 5 5 4 4 4 4 5 4 4
5 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4
6 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
7 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
8 4 5 5 4 4 4 4 3 4 4
9 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4
10 5 5 5 4 4 4 4 5 4 4
11 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4
12 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
13 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4
14 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
15 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
17 4 5 4 4 4 4 4 3 4 4
18 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4
19 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
20 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
21 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4
22 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4
Skor 97 109 90 88 88 88 88 88 88 88
Total
Rata- 4,41 4,95 4,09 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00 4,00
rata
Perse 88,2 99 80 81,8 80 80 80 80 80 80
ntase
Persentase Total 82,9
139

REKAPITULASI HASIL VALIDASI


Aspek Rata-
No.Soal Presentase Kategori
Materi Konstruksi Bahasa rata
1 4,00 3,92 3,83 3,92 78,33 Valid
2 4,17 4,00 4,00 4,06 81,13 Sangat Valid
3 4,17 4,00 3,83 4,00 80 Valid
4 4,25 4,08 3,83 4,05 81,07 Sangat Valid
5 4,17 3,92 3,83 3,97 79,47 Valid
6 4,33 4,00 3,83 4,05 81,07 Sangat Valid
7 4,17 4,00 3,83 4,00 80 Valid
8 4,25 3,92 4,00 4,06 81,13 Sangat Valid
9 4,00 4,00 4,00 4,00 80 Valid
10 4,33 4,00 4,00 4,11 82,2 Sangat Valid
11 4,25 4,08 4,00 4,11 82,2 Sangat Valid
12 4,25 3,92 4,00 4,06 81,13 Sangat Valid
13 4,08 4,00 3,83 3,97 79,4 Valid
14 4,17 4,00 4,00 4,06 81,13 Sangat Valid
15 4,17 4,00 4,00 4,06 81,13 Sangat Valid
16 4,00 4,00 4,00 4,00 80 Valid
17 4,17 3,92 4,00 4,03 80,6 Valid
18 4,17 4,00 4,00 4,06 81,13 Sangat Valid
19 4,08 4,00 4,00 4,04 80,53 Valid
20 4,17 4,00 3,83 4,00 80 Valid
21 4,00 4,00 4,00 4,00 80 Valid
22 4,08 4,00 4,00 4,03 80,53 Valid
Rata-
4,16 3,99 3,94 4,03 80,55 Valid
rata
140

Lampiran 12 – Pengolahan Data Hasil Respon Peserta Didik

PENGOLAHAN DATA HASIL RESPON PESERTA DIDIK

A. Tahap small group


Kode Nomor Pertanyaan
No Peserta Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8
Didik
1 WJT 5 5 4 5 3 3 5 5 35
2 SAT 4 5 4 4 4 5 4 4 34
3 SAH 4 4 4 4 4 4 3 4 31
4 NCF 4 4 4 4 5 5 4 5 35
5 MNA 4 4 4 5 5 4 5 4 35
6 MSI 4 4 3 5 5 4 4 3 32
7 KDS 4 3 4 4 4 5 3 4 31
8 EST 5 5 4 5 4 3 3 5 34
9 DLO 5 4 5 4 4 4 4 3 33
10 ANS 4 4 4 4 5 5 3 5 34
11 APA 4 4 5 4 5 5 4 5 36
12 APH 5 5 4 4 4 4 5 5 36
Skor Total 52 51 49 52 52 51 47 52 406
Presentase (%) 86,67 85 81,67 86,67 86,67 85 78,33 86,67 84,58
141

B. Tahap field test


Kode Nomor Pertanyaan
No Peserta Jumlah
Didik 1 2 3 4 5 6 7 8
1 MDB 4 3 3 3 3 4 3 3 26
2 RAP 5 5 4 4 4 5 5 5 37
3 MYR 5 3 5 4 5 5 3 5 35
4 SLS 4 4 3 3 5 5 3 5 32
5 KAV 5 4 4 3 5 5 4 5 35
6 HIN 4 4 5 4 5 5 5 5 37
7 DRN 4 4 4 5 5 5 4 4 35
8 AZH 4 4 5 5 4 5 3 5 35
9 MFY 4 3 4 4 4 4 3 4 30
10 DFS 5 4 5 4 5 5 4 5 37
11 SPR 4 5 4 4 5 4 5 5 36
12 FSL 5 5 4 5 4 5 3 5 36
13 RPD 4 4 4 3 4 4 4 5 32
14 THS 5 4 4 4 4 4 5 4 34
15 AWS 5 5 4 5 4 3 3 5 34
16 HAF 4 4 5 5 5 5 4 4 36
17 TLA 4 4 5 4 4 4 4 4 33
18 RZS 4 3 5 4 5 5 3 5 34
19 HFH 4 5 4 5 5 5 5 5 38
20 AAI 5 5 4 4 5 5 4 5 37
21 HGT 4 4 5 5 4 4 4 4 34
22 CVP 5 5 4 5 5 5 3 5 37
23 NAS 4 4 4 4 4 4 3 4 31
24 MAA 4 4 3 3 4 5 4 5 32
25 NPR 3 3 3 4 4 4 4 4 29
26 LMS 3 4 4 5 5 5 4 5 35
27 HCB 4 4 5 5 4 4 5 5 36
28 HRA 3 4 4 4 5 5 4 5 34
29 TNH 4 4 3 4 5 5 4 5 34
30 NPI 4 4 5 4 4 5 4 5 35
31 MTA 3 4 4 4 4 4 4 5 32
32 FKA 4 4 5 5 5 5 4 4 36
33 KRA 4 4 4 3 4 4 4 5 32
Skor Total 137 134 138 137 147 151 128 154 1126
Presentase (%) 83,03 81,21 83,64 83,03 89,09 91,52 77,58 93,33 85,30
Lampiran 13- Pengolahan Data Validitas Butir Soal, Reliabilitas, Taraf Kesukaran dan Daya Pembeda

PENGOLAHAN DATA UJI VALIDITAS, RELIABILITAS, TARAF KESUKARAN DAN DAYA PEMBEDA

142
143

1. Uji Validitas Butir Soal dan Reabilitas


Kode Soal No. 1 Kode Soal No. 2
Siswa X1 X12 Y Y2 X1Y Siswa X2 X22 Y Y2 X2Y
MDB 7 49 63 3969 441 MDB 2 4 63 3969 126
RAP 9 81 163 26569 1467 RAP 10 100 163 26569 1630
MYR 10 100 134 17956 1340 MYR 0 0 134 17956 0
SLS 9 81 62 3844 558 SLS 3 9 62 3844 186
KAV 8 64 75 5625 600 KAV 6 36 75 5625 450
HIN 9 81 146 21316 1314 HIN 12 144 146 21316 1752
DRN 4 16 14 196 56 DRN 6 36 14 196 84
AZH 14 196 126 15876 1764 AZH 14 196 126 15876 1764
MFY 6 36 36 1296 216 MFY 0 0 36 1296 0
DFS 8 64 46 2116 368 DFS 8 64 46 2116 368
SPR 6 36 133 17689 798 SPR 6 36 133 17689 798
FSL 14 196 82 6724 1148 FSL 14 196 82 6724 1148
RPD 9 81 60 3600 540 RPD 6 36 60 3600 360
THS 6 36 45 2025 270 THS 9 81 45 2025 405
AWS 4 16 90 8100 360 AWS 10 100 90 8100 900
HAF 2 4 44 1936 88 HAF 5 25 44 1936 220
TLA 0 0 72 5184 0 TLA 12 144 72 5184 864
RZS 11 121 53 2809 583 RZS 11 121 53 2809 583
HFH 7 49 158 24964 1106 HFH 13 169 158 24964 2054
AAI 10 100 86 7396 860 AAI 5 25 86 7396 430
HGT 6 36 19 361 114 HGT 2 4 19 361 38
CVP 10 100 69 4761 690 CVP 11 121 69 4761 759
NAS 11 121 189 35721 2079 NAS 0 0 189 35721 0
MAA 8 64 129 16641 1032 MAA 8 64 129 16641 1032
NPR 0 0 8 64 0 NPR 4 14 8 64 32
LMS 6 64 17 289 102 LMS 0 0 17 289 0
HCB 7 49 95 9025 665 HCB 3 9 95 9025 285
HRA 11 121 158 24964 1738 HRA 10 100 158 24964 1580
TNH 10 100 83 6889 830 TNH 0 0 83 6889 0
NPI 10 100 63 3969 630 NPI 12 144 63 3969 756
MTA 0 0 61 3721 0 MTA 9 81 61 3721 549
FKA 9 81 64 4096 576 FKA 10 100 64 4096 640
KRA 2 4 24 576 48 KRA 0 0 24 576 0
243 2219 2667 290267 22381 221 2161 2667 290267 19793
∑ (∑ )(∑ ) ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) ) √( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) )
( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) √( ) ( )

(∑ ) (∑ )
∑ ∑
144

Kode Soal No. 3 Kode Soal No. 4


Siswa X3 X3 2 Y Y2 X3Y Siswa X4 X42 Y Y2 X4Y
MDB 9 81 63 3969 567 MDB 5 25 63 3969 315
RAP 6 36 163 26569 978 RAP 7 49 163 26569 1141
MYR 11 121 134 17956 10474 MYR 9 81 134 17956 1206
SLS 7 49 62 3844 434 SLS 6 36 62 3844 372
KAV 3 9 75 5625 225 KAV 5 25 75 5625 375
HIN 6 36 146 21316 876 HIN 5 25 146 21316 730
DRN 2 4 14 196 28 DRN 0 0 14 196 0
AZH 5 25 126 15876 630 AZH 5 25 126 15876 630
MFY 7 49 36 1296 252 MFY 0 0 36 1296 0
DFS 8 64 46 2116 368 DFS 0 0 46 2116 0
SPR 0 0 133 17689 0 SPR 5 25 133 17689 665
FSL 11 121 82 6724 902 FSL 0 0 82 6724 0
RPD 7 49 60 3600 420 RPD 0 0 60 3600 0
THS 8 64 45 2025 360 THS 0 0 45 2025 0
AWS 3 9 90 8100 270 AWS 4 16 90 8100 360
HAF 5 25 44 1936 220 HAF 0 0 44 1936 0
TLA 7 49 72 5184 504 TLA 0 0 72 5184 0
RZS 12 144 53 2809 636 RZS 0 0 53 2809 0
HFH 11 121 158 24964 1738 HFH 12 144 158 24964 1896
AAI 11 121 86 7396 946 AAI 6 36 86 7396 516
HGT 0 0 19 361 0 HGT 0 0 19 361 0
CVP 10 100 69 4761 690 CVP 6 36 69 4761 414
NAS 12 144 189 35721 2268 NAS 13 169 189 35721 2457
MAA 6 36 129 16641 774 MAA 5 25 129 16641 645
NPR 4 16 8 64 32 NPR 0 0 8 64 0
LMS 5 25 17 289 85 LMS 6 36 17 289 102
HCB 5 25 95 9025 475 HCB 2 4 95 9025 190
HRA 6 36 158 24964 948 HRA 6 36 158 24964 948
TNH 8 64 83 6889 664 TNH 0 0 83 6889 0
NPI 10 100 63 3969 630 NPI 5 25 63 3969 315
MTA 5 25 61 3721 305 MTA 0 0 61 3721 0
FKA 10 100 64 4096 640 FKA 7 49 64 4096 448
KRA 0 0 24 576 0 KRA 0 0 24 576 0
220 1848 2667 290267 19339 119 867 2667 290267 13725

∑ (∑ )(∑ ) ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) ) √( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) )
( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) √( ) ( )

(∑ ) (∑ )
∑ ∑
145

Kode Soal No. 5 Kode Soal No. 6


Siswa X5 X5 2 Y Y2 X5Y Siswa X6 X62 Y Y2 X6Y
MDB 0 0 63 3969 0 MDB 0 0 63 3969 0
RAP 6 36 163 26569 978 RAP 9 81 163 26569 1467
MYR 10 100 134 17956 1340 MYR 0 0 134 17956 0
SLS 0 0 62 3844 0 SLS 0 0 62 3844 0
KAV 7 49 75 5625 525 KAV 8 64 75 5625 600
HIN 9 81 146 21316 1314 HIN 6 36 146 21316 876
DRN 2 4 14 196 28 DRN 0 0 14 196 0
AZH 10 100 126 15876 1260 AZH 0 0 126 15876 0
MFY 0 0 36 1296 0 MFY 0 0 36 1296 0
DFS 0 0 46 2116 0 DFS 0 0 46 2116 0
SPR 10 100 133 17689 1330 SPR 7 49 133 17689 931
FSL 0 0 82 6724 0 FSL 0 0 82 6724 0
RPD 0 0 60 3600 0 RPD 0 0 60 3600 0
THS 0 0 45 2025 0 THS 0 0 45 2025 0
AWS 5 25 90 8100 450 AWS 0 0 90 8100 0
HAF 4 16 44 1936 176 HAF 0 0 44 1936 0
TLA 15 225 72 5184 1080 TLA 0 0 72 5184 0
RZS 0 0 53 2809 0 RZS 0 0 53 2809 0
HFH 16 256 158 24964 2528 HFH 8 64 158 24964 1264
AAI 0 0 86 7396 0 AAI 0 0 86 7396 0
HGT 0 0 19 361 0 HGT 0 0 19 361 0
CVP 0 0 69 4761 0 CVP 0 0 69 4761 0
NAS 8 64 189 35721 1512 NAS 0 0 189 35721 0
MAA 9 81 129 16641 1161 MAA 8 64 129 16641 1032
NPR 0 0 8 64 0 NPR 0 0 8 64 0
LMS 0 0 17 289 0 LMS 0 0 17 289 0
HCB 8 64 95 9025 760 HCB 7 49 95 9025 665
HRA 1 1 158 24964 158 HRA 7 49 158 24964 1106
TNH 0 0 83 6889 0 TNH 0 0 83 6889 0
NPI 0 0 63 3969 0 NPI 0 0 63 3969 0
MTA 0 0 61 3721 0 MTA 5 25 61 3721 305
FKA 0 0 64 4096 0 FKA 0 0 64 4096 0
KRA 0 0 24 576 0 KRA 0 0 24 576 0
120 1202 2667 290267 14600 65 481 2667 290267 8246

∑ (∑ )(∑ ) ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) ) √( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) )
( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) √( ) ( )

(∑ ) (∑ )
∑ ∑
146

Kode Soal No. 7 Kode Soal No. 8


Siswa X7 X72 Y Y2 X7Y Siswa X8 X82 Y Y2 X 8Y
MDB 0 0 63 3969 0 MDB 0 0 63 3969 0
RAP 4 16 163 26569 652 RAP 8 64 163 26569 1304
MYR 4 16 134 17956 536 MYR 6 36 134 17956 804
SLS 0 0 62 3844 0 SLS 0 0 62 3844 0
KAV 0 0 75 5625 0 KAV 0 0 75 5625 0
HIN 8 64 146 21316 1168 HIN 6 36 146 21316 0\876
DRN 0 0 14 196 0 DRN 0 0 14 196 0
AZH 6 36 126 15876 756 AZH 4 16 126 15876 504
MFY 0 0 36 1296 0 MFY 0 0 36 1296 0
DFS 0 0 46 2116 0 DFS 0 0 46 2116 0
SPR 5 25 133 17689 665 SPR 4 16 133 17689 532
FSL 0 0 82 6724 0 FSL 0 0 82 6724 0
RPD 0 0 60 3600 0 RPD 0 0 60 3600 0
THS 0 0 45 2025 0 THS 0 0 45 2025 0
AWS 0 0 90 8100 0 AWS 8 64 90 8100 720
HAF 0 0 44 1936 0 HAF 0 0 44 1936 0
TLA 0 0 72 5184 0 TLA 0 0 72 5184 0
RZS 0 0 53 2809 0 RZS 0 0 53 2809 0
HFH 8 64 158 24964 1264 HFH 10 100 158 24964 1580
AAI 0 0 86 7396 0 AAI 0 0 86 7396 0
HGT 0 0 19 361 0 HGT 0 0 19 361 0
CVP 0 0 69 4761 0 CVP 0 0 69 4761 0
NAS 0 0 189 35721 0 NAS 10 100 189 35721 1890
MAA 4 16 129 16641 516 MAA 6 0 129 16641 774
NPR 0 0 8 64 0 NPR 0 0 8 64 0
LMS 0 0 17 289 0 LMS 0 0 17 289 0
HCB 2 4 95 9025 190 HCB 7 49 95 9025 665
HRA 8 64 158 24964 1264 HRA 8 64 158 24964 1264
TNH 0 0 83 6889 0 TNH 0 0 83 6889 0
NPI 0 0 63 3969 0 NPI 0 0 63 3969 0
MTA 3 9 61 3721 183 MTA 8 64 61 3721 488
FKA 0 0 64 4096 0 FKA 0 0 64 4096 0
KRA 0 0 24 576 0 KRA 0 0 24 576 0
52 314 2667 290267 7194 85 645 2667 290267 11401

∑ (∑ )(∑ ) ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) ) √( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) )
( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) √( ) ( )

(∑ ) (∑ )
∑ ∑
147

Kode Soal No. 9 Kode Soal No. 10


Siswa X9 X92 Y Y2 X9Y Siswa X10 X102 Y Y2 X10Y
MDB 0 0 63 3969 0 MDB 0 0 63 3969 0
RAP 0 0 163 26569 0 RAP 8 64 163 26569 1304
MYR 5 25 134 17956 670 MYR 8 64 134 17956 1072
SLS 0 0 62 3844 0 SLS 0 0 62 3844 0
KAV 0 0 75 5625 0 KAV 0 0 75 5625 0
HIN 2 4 146 21316 292 HIN 0 0 146 21316 0
DRN 0 0 14 196 0 DRN 0 0 14 196 0
AZH 0 0 126 15876 0 AZH 0 0 126 15876 0
MFY 0 0 36 1296 0 MFY 0 0 36 1296 0
DFS 0 0 46 2116 0 DFS 0 0 46 2116 0
SPR 4 16 133 17689 532 SPR 6 36 133 17689 798
FSL 0 0 82 6724 0 FSL 0 0 82 6724 0
RPD 0 0 60 3600 0 RPD 0 0 60 3600 0
THS 0 0 45 2025 0 THS 0 0 45 2025 0
AWS 0 0 90 8100 0 AWS 0 0 90 8100 0
HAF 0 0 44 1936 0 HAF 0 0 44 1936 0
TLA 0 0 72 5184 0 TLA 0 0 72 5184 0
RZS 0 0 53 2809 0 RZS 0 0 53 2809 0
HFH 8 64 158 24964 1264 HFH 8 64 158 24964 1264
AAI 0 0 86 7396 0 AAI 0 0 86 7396 0
HGT 0 0 19 361 0 HGT 0 0 19 361 0
CVP 0 0 69 4761 0 CVP 0 0 69 4761 0
NAS 7 49 189 35721 1323 NAS 12 144 189 35721 2268
MAA 0 0 129 16641 0 MAA 0 0 129 16641 0
NPR 0 0 8 64 0 NPR 0 0 8 64 0
LMS 0 0 17 289 0 LMS 0 0 17 289 0
HCB 5 25 95 9025 475 HCB 5 25 95 9025 475
HRA 7 49 158 24964 1106 HRA 8 64 158 24964 1264
TNH 0 0 83 6889 0 TNH 0 0 83 6889 0
NPI 0 0 63 3969 0 NPI 0 0 63 3969 0
MTA 3 9 61 3721 183 MTA 0 0 61 3721 0
FKA 0 0 64 4096 0 FKA 0 0 64 4096 0
KRA 0 0 24 576 0 KRA 0 0 24 576 0
41 241 2667 290267 5845 55 461 2667 290267 8445

∑ (∑ )(∑ ) ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) ) √( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) )
( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) √( ) ( )

(∑ ) (∑ )
∑ ∑
148

Kode Soal No. 11 Kode Soal No. 12


Siswa X11 X112 Y Y2 X11Y Siswa X12 X122 Y Y2 X12Y
MDB 0 0 63 3969 0 MDB 9 81 63 3969 567
RAP 8 64 163 26569 1304 RAP 10 100 163 26569 1630
MYR 8 64 134 17956 1072 MYR 9 81 134 17956 1206
SLS 0 0 62 3844 0 SLS 5 25 62 3844 310
KAV 0 0 75 5625 0 KAV 0 0 75 5625 0
HIN 0 0 146 21316 0 HIN 10 100 146 21316 1460
DRN 0 0 14 196 0 DRN 0 0 14 196 0
AZH 0 0 126 15876 0 AZH 13 169 126 15876 1638
MFY 0 0 36 1296 0 MFY 10 100 36 1296 360
DFS 0 0 46 2116 0 DFS 11 121 46 2116 506
SPR 6 0 133 17689 798 SPR 10 100 133 17689 1330
FSL 0 0 82 6724 0 FSL 12 144 82 6724 984
RPD 0 0 60 3600 0 RPD 11 121 60 3600 660
THS 0 0 45 2025 0 THS 8 64 45 2025 360
AWS 0 0 90 8100 720 AWS 0 0 90 8100 0
HAF 0 0 44 1936 0 HAF 0 0 44 1936 0
TLA 0 0 72 5184 0 TLA 0 0 72 5184 0
RZS 0 0 53 2809 0 RZS 2 4 53 2809 106
HFH 8 64 158 24964 0 HFH 8 64 158 24964 1264
AAI 0 0 86 7396 0 AAI 10 100 86 7396 860
HGT 0 0 19 361 0 HGT 0 0 19 361 0
CVP 0 0 69 4761 0 CVP 10 100 69 4761 690
NAS 11 121 189 35721 2079 NAS 12 144 189 35721 2268
MAA 0 0 129 16641 0 MAA 8 64 129 16641 1032
NPR 0 0 8 64 0 NPR 0 0 8 64 0
LMS 0 0 17 289 0 LMS 0 0 17 289 0
HCB 5 25 95 9025 475 HCB 8 64 95 9025 760
HRA 9 81 158 24964 1422 HRA 10 100 158 24964 1580
TNH 0 0 83 6889 0 TNH 10 100 83 6889 830
NPI 0 0 63 3969 0 NPI 7 49 63 3969 441
MTA 0 0 61 3721 0 MTA 0 0 61 3721 0
FKA 0 0 64 4096 0 FKA 11 121 64 4096 704
KRA 0 0 24 576 0 KRA 0 0 24 576 0
55 455 2667 290267 8414 214 2116 2667 290267 21546

∑ (∑ )(∑ ) ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) ) √( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) )
( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) √( ) ( )

(∑ ) (∑ )
∑ ∑
149

Kode Soal No. 13 Kode Soal No. 14


Siswa X13 X132 Y Y2 X13Y Siswa X14 X142 Y Y2 X14Y
MDB 5 25 63 3969 315 MDB 4 16 63 3969 252
RAP 7 49 163 26569 1141 RAP 6 36 163 26569 978
MYR 9 81 134 17956 1206 MYR 7 49 134 17956 938
SLS 0 0 62 3844 0 SLS 3 9 62 3844 186
KAV 6 36 75 5625 450 KAV 6 36 75 5625 450
HIN 10 100 146 21316 1460 HIN 6 36 146 21316 876
DRN 0 0 14 196 0 DRN 0 0 14 196 0
AZH 6 36 126 15876 756 AZH 7 49 126 15876 882
MFY 5 25 36 1296 180 MFY 5 25 36 1296 180
DFS 8 64 46 2116 368 DFS 0 0 46 2116 0
SPR 6 36 133 17689 798 SPR 7 49 133 17689 931
FSL 10 100 82 6724 820 FSL 7 49 82 6724 574
RPD 9 81 60 3600 540 RPD 7 49 60 3600 420
THS 9 81 45 2025 405 THS 5 25 45 2025 225
AWS 5 25 90 8100 450 AWS 5 25 90 8100 450
HAF 6 36 44 1936 264 HAF 5 25 44 1936 220
TLA 10 100 72 5184 720 TLA 10 100 72 5184 720
RZS 7 49 53 2809 371 RZS 2 4 53 2809 106
HFH 5 25 158 24964 790 HFH 5 25 158 24964 790
AAI 7 49 86 7396 602 AAI 7 49 86 7396 602
HGT 5 25 19 361 95 HGT 0 0 19 361 0
CVP 5 25 69 4761 345 CVP 4 16 69 4761 276
NAS 6 36 189 35721 1134 NAS 12 144 189 35721 2268
MAA 8 64 129 16641 1032 MAA 6 36 129 16641 774
NPR 0 0 8 64 0 NPR 0 0 8 64 0
LMS 0 0 17 289 0 LMS 0 0 17 289 0
HCB 4 16 95 9025 380 HCB 4 16 95 9025 380
HRA 6 36 158 24964 948 HRA 4 16 158 24964 632
TNH 6 36 83 6889 498 TNH 6 36 83 6889 498
NPI 5 25 63 3969 315 NPI 6 36 63 3969 378
MTA 3 9 61 3721 183 MTA 5 25 61 3721 305
FKA 7 49 64 4096 448 FKA 5 25 64 4096 320
KRA 5 25 24 576 120 KRA 5 25 24 576 120
190 1344 2667 290267 17134 161 1031 2667 290267 15731

∑ (∑ )(∑ ) ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) ) √( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) )
( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) √( ) ( )

(∑ ) ∑ )
∑ ∑
150

Kode Soal No. 15 Kode Soal No. 16


Siswa X15 X152 Y Y2 X15Y Siswa X16 X162 Y Y2 X16Y
MDB 6 36 63 3969 378 MDB 4 16 63 3969 252
RAP 15 225 163 26569 2445 RAP 6 36 163 26569 978
MYR 0 0 134 17956 0 MYR 7 49 134 17956 938
SLS 12 144 62 3844 744 SLS 0 0 62 3844 0
KAV 9 81 75 5625 675 KAV 4 16 75 5625 300
HIN 7 49 146 21316 1022 HIN 6 36 146 21316 876
DRN 0 0 14 196 0 DRN 0 0 14 196 0
AZH 0 0 126 15876 0 AZH 4 16 126 15876 504
MFY 0 0 36 1296 0 MFY 0 0 36 1296 0
DFS 0 0 46 2116 0 DFS 3 9 46 2116 138
SPR 5 25 133 17689 665 SPR 5 25 133 17689 665
FSL 0 0 82 6724 0 FSL 8 64 82 6724 656
RPD 6 36 60 3600 360 RPD 0 0 60 3600 0
THS 0 0 45 2025 0 THS 0 0 45 2025 0
AWS 5 25 90 8100 450 AWS 4 16 90 8100 360
HAF 6 36 44 1936 264 HAF 0 0 44 1936 0
TLA 0 0 72 5184 0 TLA 0 0 72 5184 0
RZS 0 0 53 2809 0 RZS 2 4 53 2809 106
HFH 5 25 158 24964 790 HFH 3 9 158 24964 474
AAI 11 121 86 7396 946 AAI 3 9 86 7396 258
HGT 0 0 19 361 0 HGT 6 36 19 361 114
CVP 6 36 69 4761 414 CVP 0 0 69 4761 0
NAS 4 16 189 35721 756 NAS 12 144 189 35721 2268
MAA 13 169 129 16641 1677 MAA 6 36 129 16641 774
NPR 0 0 8 64 0 NPR 0 0 8 64 0
LMS 0 0 17 289 0 LMS 0 0 17 289 0
HCB 2 4 95 9025 190 HCB 2 4 95 9025 190
HRA 9 81 158 24964 1422 HRA 7 49 158 24964 1106
TNH 0 0 83 6889 0 TNH 5 25 83 6889 415
NPI 8 64 63 3969 504 NPI 0 0 63 3969 0
MTA 0 0 61 3721 0 MTA 4 16 61 3721 244
FKA 5 25 64 4096 320 FKA 0 0 64 4096 0
KRA 1 1 24 576 24 KRA 0 0 24 576 0
135 1191 2667 290267 14046 101 615 2667 290267 11616

∑ (∑ )(∑ ) ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) ) √( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) )
( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) √( ) ( )

(∑ ) (∑ )
∑ ∑
151

Kode Soal No. 17 Kode Soal No. 18


Siswa X17 X172 Y Y2 X17Y Siswa X18 X182 Y Y2 X18Y
MDB 0 0 63 3969 0 MDB 2 4 63 3969 126
RAP 3 9 163 26569 339 RAP 5 25 163 26569 815
MYR 0 0 134 17956 0 MYR 6 36 134 17956 804
SLS 0 0 62 3844 0 SLS 3 9 62 3844 186
KAV 0 0 75 5625 0 KAV 4 16 75 5625 300
HIN 5 25 146 21316 550 HIN 5 25 146 21316 730
DRN 0 0 14 196 0 DRN 0 0 14 196 0
AZH 5 25 126 15876 500 AZH 4 16 126 15876 504
MFY 0 0 36 1296 0 MFY 0 0 36 1296 0
DFS 0 0 46 2116 0 DFS 0 0 46 2116 0
SPR 6 36 133 17689 618 SPR 5 25 133 17689 665
FSL 0 0 82 6724 0 FSL 0 0 82 6724 0
RPD 0 0 60 3600 0 RPD 0 0 60 3600 0
THS 0 0 45 2025 0 THS 0 0 45 2025 0
AWS 8 64 90 8100 720 AWS 4 16 90 8100 360
HAF 0 0 44 1936 0 HAF 0 0 44 1936 0
TLA 0 0 72 5184 0 TLA 0 0 72 5184 0
RZS 0 0 53 2809 0 RZS 0 0 53 2809 0
HFH 4 160 158 24964 524 HFH 3 9 158 24964 474
AAI 0 0 86 7396 0 AAI 0 0 86 7396 0
HGT 0 0 19 361 0 HGT 0 0 19 361 0
CVP 0 0 69 4761 0 CVP 0 0 69 4761 0
NAS 0 0 189 35721 0 NAS 14 196 189 35721 2646
MAA 3 9 129 16641 306 MAA 4 16 129 16641 516
NPR 0 0 8 64 0 NPR 0 0 8 64 0
LMS 0 0 17 289 0 LMS 0 0 17 289 0
HCB 3 9 95 9025 285 HCB 1 1 95 9025 95
HRA 7 49 158 24964 1036 HRA 3 9 158 24964 474
TNH 10 100 83 6889 830 TNH 13 169 83 6889 1079
NPI 0 0 63 3969 0 NPI 0 0 63 3969 0
MTA 1 1 61 3721 61 MTA 5 25 61 3721 305
FKA 0 0 64 4096 0 FKA 0 0 64 4096 0
KRA 0 0 24 576 0 KRA 3 9 24 576 72
55 343 2667 290267 5769 84 606 2667 290267 10151

∑ (∑ )(∑ ) ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) ) √( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) )
( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) √( ) ( )

(∑ ) (∑ )
∑ ∑
152

Kode Soal No. 19 Kode Soal No. 20


Siswa X19 X192 Y Y2 X19Y Siswa X20 X202 Y Y2 X20Y
MDB 2 4 63 3969 126 MDB 4 16 63 3969 252
RAP 8 64 163 26569 1304 RAP 12 144 163 26569 1956
MYR 6 36 134 17956 804 MYR 0 0 134 17956 0
SLS 3 9 62 3844 186 SLS 4 16 62 3844 248
KAV 6 36 75 5625 450 KAV 3 9 75 5625 225
HIN 9 81 146 21316 1314 HIN 5 25 146 21316 730
DRN 0 0 14 196 0 DRN 0 0 14 196 0
AZH 6 36 126 15876 756 AZH 5 25 126 15876 630
MFY 0 0 36 1296 0 MFY 3 9 36 1296 108
DFS 0 0 46 2116 0 DFS 0 0 46 2116 0
SPR 6 36 133 17689 798 SPR 8 64 133 17689 1064
FSL 0 0 82 6724 0 FSL 6 36 82 6724 492
RPD 0 0 60 3600 0 RPD 0 0 60 3600 0
THS 0 0 45 2025 0 THS 0 0 45 2025 0
AWS 7 49 90 8100 630 AWS 4 16 90 8100 360
HAF 8 64 44 1936 352 HAF 3 9 44 1936 132
TLA 0 0 72 5184 0 TLA 7 49 72 5184 504
RZS 0 0 53 2809 0 RZS 2 4 53 2809 106
HFH 7 49 158 24964 1106 HFH 5 25 158 24964 790
AAI 4 16 86 7396 344 AAI 5 25 86 7396 430
HGT 0 0 19 361 0 HGT 0 0 19 361 0
CVP 0 0 69 4761 0 CVP 7 49 69 4761 483
NAS 16 256 189 35721 3024 NAS 7 49 189 35721 1323
MAA 8 64 129 16641 1032 MAA 5 25 129 16641 645
NPR 0 0 8 64 0 NPR 0 0 8 64 0
LMS 0 0 17 289 0 LMS 0 0 17 289 0
HCB 2 4 95 9025 190 HCB 9 81 95 9025 855
HRA 8 8 158 24964 1264 HRA 3 9 158 24964 474
TNH 10 100 83 6889 830 TNH 0 0 83 6889 0
NPI 0 0 63 3969 0 NPI 0 0 63 3969 0
MTA 0 0 61 3721 0 MTA 5 25 61 3721 305
FKA 0 0 64 4096 0 FKA 0 0 64 4096 0
KRA 6 36 24 576 144 KRA 0 0 24 576 0
122 1004 2667 290267 14654 112 710 2667 290267 12112

∑ (∑ )(∑ ) ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) ) √( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) )
( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) √( ) ( )

(∑ ) (∑ )
∑ ∑
153

Kode Soal No. 21 Kode Soal No. 22


Siswa X21 X212 Y Y2 X21Y Siswa X22 X222 Y Y2 X22Y
MDB 0 0 63 3969 0 MDB 4 16 63 3969 252
RAP 8 64 163 26569 1304 RAP 8 64 163 26569 1304
MYR 12 144 134 17956 1608 MYR 7 49 134 17956 938
SLS 3 9 62 3844 186 SLS 4 16 62 3844 248
KAV 0 0 75 5625 0 KAV 0 0 75 5625 0
HIN 10 100 146 21316 1460 HIN 4 16 146 21316 584
DRN 0 0 14 196 0 DRN 0 0 14 196 0
AZH 6 36 126 15876 756 AZH 4 16 126 15876 504
MFY 0 0 36 1296 0 MFY 0 0 36 1296 0
DFS 0 0 46 2116 0 DFS 0 0 46 2116 0
SPR 8 64 133 17689 1064 SPR 8 64 133 17689 1064
FSL 0 0 82 6724 0 FSL 0 0 82 6724 0
RPD 0 0 60 3600 0 RPD 5 25 60 3600 300
THS 0 0 45 2025 0 THS 0 0 45 2025 0
AWS 6 36 90 8100 540 AWS 0 0 90 8100 0
HAF 0 0 44 1936 0 HAF 0 0 44 1936 0
TLA 11 121 72 5184 792 TLA 0 0 72 5184 0
RZS 0 0 53 2809 0 RZS 4 16 53 2809 212
HFH 6 36 158 24964 948 HFH 6 36 158 24964 948
AAI 3 9 86 7396 258 AAI 4 16 86 7396 344
HGT 0 0 19 361 0 HGT 0 0 19 361 0
CVP 0 0 69 4761 0 CVP 0 0 69 4761 0
NAS 10 100 189 35721 1890 NAS 12 25 189 35721 2268
MAA 10 100 129 16641 1290 MAA 4 16 129 16641 516
NPR 0 0 8 64 0 NPR 0 0 8 64 0
LMS 0 0 17 289 0 LMS 0 0 17 289 0
HCB 2 4 95 9025 190 HCB 2 4 95 9025 190
HRA 7 49 158 24964 1106 HRA 7 49 158 24964 1106
TNH 0 0 83 6889 0 TNH 5 25 83 6889 415
NPI 0 0 63 3969 0 NPI 0 0 63 3969 0
MTA 0 0 61 3721 0 MTA 5 25 61 3721 305
FKA 0 0 64 4096 0 FKA 0 0 64 4096 5
KRA 2 0 24 576 48 KRA 0 0 24 576 5
104 876 2667 290267 13440 93 597 2667 290267 11498

∑ (∑ )(∑ ) ∑ (∑ )(∑ )
√( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) ) √( ∑ (∑ ) ( ∑ (∑ ) )
( ) ( ) ( ) ( )
√( ) ( ) √( ) ( )

(∑ ) (∑ )
∑ ∑
A. Uji Validitas Butir Soal

No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
0,48 0,27 0,29 0,72 0,65 0,58 0,72 0,80 0,67 0,76 0,76

Rumus uji T √

3,05 1,56 1,68 5,78 4,76 3,96 5,78 7,42 5,02 6,51 6,51
2,039513
Tidak Tidak
Kategori Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Valid Valid

No Soal 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
0,58 0,41 0,63 0,45 0,72 0,51 0,64 0,75 0,62 0,79 0,80

Rumus uji T √

3,96 2,50 4,52 2,81 5,78 3,30 4,64 6,31 4,40 7,17 7,42
2,039513
Kategori Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid

Catatan : Jika maka butir soal dikatakan valid

Jika maka butir soal dikatakan tidak valid

154
B. Uji Reabilitas

No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
13,02 13,27 23,3 10,70 7,03 12,91 5,76 11,19 12,45

No Soal 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
22,07 7,58 7,44 19,60 9,27 7,62 11,88 16,76 8,00 16,61 10,15

(∑ )

2264,4

Relibialitas

| || |

| || |

155
2. Tingkat Kesukaran

156
TK =

No No
Perhitungan Kategori Perhitungan Kategori
soal soal

1 TK = Sedang 12 TK = Sedang

2 TK = Sedang 13 TK = Sedang

3 TK = Sedang 14 TK = Sedang

4 TK = Sukar 15 TK = Sukar

5 TK = Sukar 16 TK = Sukar

6 TK = Sukar 17 TK = Sukar

7 TK = Sukar 18 TK = Sukar

8 TK = Sukar 19 TK = Sukar

9 TK = Sukar 20 TK = Sukar

10 TK = Sukar 21 TK = Sukar

11 TK = Sukar 22 TK = Sukar

157
3. Daya Pembeda

158
27 % dari 32 = 9
Kelompok Atas

Kelompok Bawah

159
̅ ̅
DP =

No No
Perhitungan Kategori Perhitungan Kategori
soal soal

1 DP = Cukup 12 DP = Baik

2 13 DP = Cukup

3 14 DP = Cukup

4 DP = Baik 15 DP = Cukup

5 DP = Baik 16 DP = Baik

6 DP = Cukup 17 DP = Cukup

7 DP = Baik 18 DP = Cukup

8 DP = Baik 19 DP = Baik

9 DP = Cukup 20 DP = Cukup

10 DP = Baik 21 DP = Baik

11 DP = Baik 22 DP = Baik

160
Lampiran 14 – Pengujian Validitas Butir Soal dan Reliabilitas Menggunakan SPSS

161
162
Catatan : Jika maka butir soal dikatakan valid

Jika maka butir soal dikatakan tidak valid

Dengan

163
164
165

Lampiran 15 – Surat Penelitian


166

Lampiran 16 – Dokumentasi Penelitian

Dokumentasi Tahap Small Group


167

Dokumentasi Tahap Field Test


168

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Ade Suci Ramadhani lahir di Bukit Tinggi pada tanggal 24


Desember 1998. Penulis merupakan anak ketiga dari enam
bersaudara dari pasangan Bapak Syafruddin dan Ibu Gusri
Yenti. Pada tahun 2011 penulis menamatkan pendidikan
dasar di SDN 50 Bengkalis. Pada tahun 2014 penulis
menamatkan pendidikan sekolah menengah pertama di
MTsN 1 Bengkalis dan pada tahun 2017 penulis menamat-
kan pendidikan sekolah menengah atas di SMAN 1
Bengkalis. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan peguruan tinggi di Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau pada program studi Pendidikan
Matematika melalui jalur SBMPTN. Selama perkuliahan penulis aktif dalam
organisasi kampus dan perlombaan dibidang akademik maupun non akademik.
Pada tahun 2018 penulis merupakan pengurus HIMAPENTIKA FKIP
UNRI sebagai anggota biro Intelektual. Pada tahun yang sama, penulis bersama
timnya menjadi juara 3 dalam debat bahasa Indonesia pada BEM FKIP EXPO dan
penulis menjadi best speaker dua. Pada tahun 2019 penulis kembali menjadi
pengurus HIMAPENTIKA FKIP UNRI sebagai bendahara divisi Kaderisasi. Pada
tahun yang sama juga, penulis bersama timnya menjadi finalis PIMNAS 32 di
Universitas Udayana Bali. Di tahun selanjutnya yaitu 2020, penulis merupakan
pengurus BEM UNRI Kabinet Lentera Bertuah sebagai anggota Kementerian
Komunikasi dan Informasi. Pada tahun 2020, peneliti bersama timnya menjadi
juara 3 writing a scinentific paper and scientific presentation pada kegiatan
Forum Komuniksi FKIP Se-Indonesia di Universitas Jember.
Penulis menyelesaikan tugas akhir dengan judul “Pengembangan Soal
Higher Order Thinking Skills (HOTS) Berkonteks Budaya Melayu Riau pada
Materi Segiempat dan Segitiga Kelas VII SMP/MTs” dibawah bimbingan Ibu
Syarifah Nur Siregar, S.Si, M.Pd dan Bapak Dr. Sehatta Saragih, M.Pd serta
dinyatakan lulus pada tanggal 26 Juli 2021 dan berhak menyandang gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd) pada bidang Matematika dengan masa studi 3 tahun 11 bulan.

Anda mungkin juga menyukai