Anda di halaman 1dari 31

PORTOFOLIO

STRUKTUR ALJABAR

Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Suradi Tahmir, M.Si

Oleh :

Nama : Nuraisyah Aulia Muhsin


NIM : 1611042011
Kelas : A1

Pendidikan Matematika
Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2020/2021
Pertemuan 1 : Himpunan

1. Peta Konsep Himpunan

HIMPUNAN
Himpunan adalah kumpulan objek yang memiliki sifat yang dapat
didefinisikan dengan jelas, atau segala koleksi benda benda tertentu
yang dianggap sebagai satu kesatuan

HIMPUNAN KLASIK HIMPUNAN KABUR


Himpunan klasik adalah himpunan yang Himpunan kabur adalah konsep yang
telah dikenal secara umum. Himpunan mendasari logika fuzzy. Himpunan Fuzzy
klasik membedakan anggotanya dengan adalah sebuah himpunan yang memiliki
nilai 0 dan 1. Anggota himpunan atau derajat keanggotaan
bukan.

Contoh Contoh
1. S = 𝑆 = {1,2,3,4,5,6} ; 𝐴 = {1,2,3} ; 𝐵 = {3,4,5} 1. Dalam semesta X = {-1,-2,-3,0,1,2,3}𝐴
Adalah himpunan “bilangan bulat yang dekat
-Nilai keanggotaan 2 pada A = HA {2}=1 dengan nol”
-Nilai keanggotaan 4 pada A = HA{4} =0 2. Himpunan kabur 𝐴 = “ Himpunan anak anak
-Nilai keanggotaan 5 pada B = HB{5} =1 yang tinggi”

PERBEDAAN
Himpunan klasik membedakan anggotanya dengan
nilai 0 dan 1 yang merupakan anggota himpunan atau
bukan. Sedangkan, himpunan kabur merupakan sebuah
himpunan yang memiliki derajat keanggotaan
2. Peta Konsep Operasi Himpunan

OPERASI HIMPUNAN

Operasi Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang bisa


didefinisikan dengan jelas, hingga dengan tepat bisa diketahui objek
yang termasuk himpunan dan yang tidak termasuk dalam himpunan
tersebut.

IRISAN/INTERSECTION ( ∩ ) GABUNGAN/UNIUON (U)


Operasi gabungan pada himpunan menyatakan
Irisan dari dua himpunan A dan B adalah operasi untuk menggabungkan anggota –
himpunan yang anggota-anggotanya ada di anggota menjadi satu dalam himpunan baru.
himpunan A dan ada di himpunan B. Dengan Sehingga, anggota – anggota himpunan
kata lain yaitu himpunan yang anggotanya ada gabungan berasal dari anggota – anggota
di kedua himpunan tersebut. himpunan yang dioperasikan.
A ∩ B = {x|x ϵ A dan x ϵ B} A ∪ B = {x|x ϵ A atau x ϵ B}

SELISIH/DIFRENCE (-) KOMPLEMEN ( AC )


Selisih dua himpunan meliputi semua anggota Komplemen dari sebuah himpunan A adalah
himpunan yang tidak dimiliki himpunan lain. himpunan semua anggota himpunan semesta (S)
Selisih antara dua buah himpunan dinotasikan yang tidak ada di himpunan A. Himpunan
oleh tanda kurang ( – ). semesta memuat semua anggota dari himpunan
yang dibicarakan.
A - B = {x|x ϵ A dan x B}
Ac = {x|x ϵ S dan x A}

DELTA

himpunan A dan B adalah anggota himpunan A dan B


tetapi Bukan himpunan A ∩ B.
AΔB = (A-B)∪(B-A)
AΔB = {x|x ϵ A atau x ϵ B dan x A ∩ B
Sifat/teorema himpunan

 Hukum komutatif  Hukum negasi


1. p ∩ q ≡ q ∩ p
2. p ∪ q ≡ q ∪ p p ∩ pc ≡ Ø
 Hukum asosiatif p ∪ pc ≡ S
1. (p ∩ q) ∩ r ≡ p ∩  Hukum negasi ganda
(q ∩ r) 1. (pc) c ≡ p
2. (p ∪ q) ∪ r ≡ p ∪  Hukum idempotent
(q ∪ r) 1. p ∩ p ≡ p
 Hukum distributif 2. p ∪ p ≡ p
1. p ∩ (q ∪ r) ≡ (p ∩  Hukum De Morgan
q) ∪ (p ∩ r) (p ∩ q) c ≡ pc ∪ qc
2. p ∪ (q ∩ r) ≡ (p ∪ (p ∪ q) c ≡ pc ∩
q) ∩ (p ∪ r)
 c
q Hukum penyerapan
 Hukum identitas
1. p ∩ (p ∪ q) ≡ p
1. p ∩ S ≡ p
2. p ∪ (p ∩ q) ≡ p
2. p ∪ Ø ≡ p
 Negasi S dan Ø
 Hukum ikatan
1. Sc ≡ Ø
1. p ∩ Ø ≡ Ø
2. p ∪ S ≡ S
Pertemuan 2 : Fungsi dan Operasi Modulo m

1. Peta Konsep Fungsi

RELASI CONTOH

Relasi adalah suatu pengaitan dari suatu himpunan ke Relasi kurang dari (<) dalam himpunan
himmpunan lain yang memenuhi aturan aturan tertentu, atau bilangan bulat Z, maka f dapat ditulis,
dengan kata lain suatu relasi f dari “himpunan A ke himpunan f = {(x,y) ; x ∈ 𝒁 , y ∈ 𝒁, dan x < y }
B adalah subset dari A x B. Jadi relasi f merupakan suatu Jelas (1,2) ∈ f, tetapi (2,-1) ∈/ f
himpunan subset dari A X B

FUNGSI
Misalkan A dan B dua buah himpunan tidak kosong, fungsi f dari A ke B adalah suatu relasi yang
mengaitkan setiap anggota A ke B adalah suatu relasi yang mengaitkan setiap anggota a ∈ A dengan hanya
satu pasangan yang dinyatakan dengan f(a) di B, dan ditulis f : 𝐴 → 𝐵 dengan f adalah fungsi dari A ke B

INJEKTIF SURJEKTIF BIJEKTIF KOMPOSISI

FUNGSI INJEKTIF/ FUNGSI SATU SATU


𝑗𝑖𝑘𝑎 ∀𝑥, 𝑦 𝑒𝐴 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑦)𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑥 = 𝑦
Contoh
𝑓: 𝑁 → 𝑁
𝑓(𝑎) = 2𝑎, ∀𝑎 ∈ 𝑁 𝐴𝑚𝑏𝑖𝑙 𝑎, 𝑏 ∈ 𝑁 𝑠𝑒𝑏𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑓(𝐴) = 𝑓(𝑏), 𝑚𝑎𝑘𝑎
𝑓(𝑎) = 2𝑎 = 2𝑏 = 𝑓(𝑏)
2𝑎 = 2𝑏 => 𝑎 = 𝑏
𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑖, 𝑓(𝑎) = 𝑓(𝑏) => 𝑎 = 𝑏 ; 𝑻𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊 𝒊𝒏𝒋𝒆𝒌𝒕𝒊𝒇
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎 = 𝑏 = 1
𝑓(𝑎) = 𝑓(𝑏) = 2𝑎 = 2𝑏 = 2.1 = 2
𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑎 = 𝑏 = 2
𝑓(𝑎) = 𝑓(𝑏) = 2𝑎 = 2𝑏 = 2.2 = 4
𝑘𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑑𝑖𝑎 𝑖𝑛𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑟𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
=> 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 ∃1 ∈ 𝑁 𝑘𝑜𝑑𝑜𝑚𝑎𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑛∃𝑥 ∈ 𝑁 𝑑𝑜𝑚𝑎𝑖𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(𝑥) = 1

FUNGSI SURJEKTIF/ ONTO


∀𝑏 ∈ 𝐵 ∃ 𝑎 ∈ 𝐴 𝑆𝑒ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 𝑓(𝑎) = 𝑏
Contoh
𝑓: 𝑅 → 𝑅+
𝑓(𝑎): 𝑎2, ∀𝑎 ∈ 𝑅
𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 ∃𝒁 ∈ 𝑹 𝑑𝑎𝑛 ∃𝑋 ∈ 𝑹 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(𝑥) = 2, 𝑦𝑎𝑖𝑡𝑢 √2
𝑓(𝑎) = 𝑏 𝑓(√2) = 2
2 = 2(𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 𝑠𝑢𝑟𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓)
𝑘𝑒𝑚𝑢𝑑𝑖𝑎𝑛 ℎ𝑎𝑟𝑢𝑠 𝑑𝑖𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑑𝑖𝑎 𝑠𝑢𝑟𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑏𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑖𝑛𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
𝑝𝑒𝑟ℎ𝑎𝑡𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑏𝑎ℎ𝑤𝑎 𝑓(𝑎) = 𝑎2 𝑓(𝑏) = 𝑏2
𝑓(−2) = (−2)2 = 4 𝑓(2) = 22 = 4
𝐷𝑎𝑙𝑎𝑚 ℎ𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑖 𝑓(−2) = 𝑓(2)𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 − 2 ≠ 2
𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑓(𝑎) = 𝑓(𝑏)𝑡𝑒𝑡𝑎𝑝𝑖 𝑎 ≠ 𝑏 𝒎𝒂𝒌𝒂 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊 𝒊𝒏𝒋𝒆𝒌𝒕𝒊𝒇
FUNGSI BIJEKTIF
𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑓 ∶ 𝐴 → 𝐵
𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑖𝑛𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑟𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
Contoh
𝑓: 𝑅+ → 𝑅+
𝑓(𝑎) = 𝑎2, ∀𝑎 ∈ 𝑅+
𝑓(𝑎) = 𝑎2 = 𝑏2 = 𝑓(𝑏)

=) = 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊 𝒊𝒏𝒋𝒆𝒌𝒕𝒊𝒇


𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 ∃1 ∈ 𝑅+ 𝑘𝑜𝑑𝑜𝑚𝑎𝑖𝑛 𝑑𝑎𝑛 ∃𝑥 ∈ 𝑅+𝑑𝑜𝑚𝑎𝑖𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓(𝑥) = 1
𝑚𝑎𝑘𝑎 𝒕𝒆𝒓𝒃𝒖𝒌𝒕𝒊 𝒔𝒖𝒓𝒋𝒆𝒌𝒕𝒊𝒇
𝐾𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑢𝑘𝑡𝑖 𝑖𝑛𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓 𝑑𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑟𝑗𝑒𝑘𝑡𝑖𝑓
𝑚𝑎𝑘𝑎 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑡𝑒𝑟𝑠𝑒𝑏𝑢𝑡 𝑚𝑒𝑟𝑢𝑝𝑎𝑘𝑎𝑛 𝒇𝒖𝒏𝒈𝒔𝒊 𝒃𝒊𝒋𝒆𝒌𝒕𝒊𝒇

FUNGSI KOMPOSISI

𝑆𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑓𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑑𝑎𝑟𝑖 𝐴 𝑘𝑒 𝐶 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎𝑘𝑎𝑛


𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 (𝑔𝑜𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥)), ∀𝑥 ∈ 𝐴

PERBEDAAN FUNGSI INJEKTIF, SURJEKTIF, DAN BIJEKTIF

- Fungsi injektif adalah fungsi satu-satu, Jika dan hanya jika anggota kodomain hanya
dipasangkan satu kali dengan anggota domain.
- Fungsi Surjektif atau onto memiliki ciri-ciri yaitu anggota kodomainnya boleh memiliki
pasangan lebih dari satu, namun tidak boleh ada anggota kodomain yang tidak
dipasangkan. Fungsi surjektif biasanya dipenuhi apabila jumlah anggota kodomain sama
atau lebih sedikit dari anggota domain.
- Fungsi Bijektif adalah gabungan dari fungsi injektif dan surjektif. Pada fungsi bijektif,
semua anggota domain dan kodomain terpasangkan tepat satu. Kebalikan fungsi dari
fungsi injektif dan surjektif belum pasti fungsi/pemetaan, namun kebalikan fungsi dari
fungsi bijektif juga merupakan fungsi/pemetaan.
2. Peta Konsep Operasi Modulo

BILANGAN BULAT MODULO m


BILANGAN BULAT MODULO m, misalkan Z himpunan bilangan bulat,
definisikan operasi penjumlahan dan perkalian modulo Z

PENJUMLAHAN BILANGAN BULAT MODULO m PERKALIAN BILANGAN BULAT MODULO p

m bilangan bulat positif sebarang, didefiniskan P bilangan bulat positif sebarang,


penjumlahan bilangan modulo m, yang didefinisikanperkalian modulo p,yang
dinotasikan dengan +m pada himpunan dinotasikan Xp pada himpunan bilangan bulat
bilangan bulat Z, yaitu untuk setiap a,b elemen Z yaitu untuk setiap a, b elemen Z a Xp b
Z, a+m b adalah bilangan bulat tak negative adalah bilangan bulat tak negative terkecil
terkecil merupakan sisa pembagian dari yang merupakan sisa pembagian perkalian a
penjumlahan a dan b oleh m dan b dibagi p

Contoh :
Contoh :
Z4={0,1,2,3}
Z4={0,1,2,3}
4+4 6=10 mod4 = 2
4 x 46 = 24 mod4 =0
Pertemuan 3 : Pengertian Grup

Peta Konsep Grup

𝐺 ≠∅
G bukan himpunan kosong

𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐵𝑖𝑛𝑒𝑟 " ∗ "


Operasi dengan sifat
tertutup

(𝐺,∗) 𝑆𝐴
Himpunan tidak kosong G
(𝐺,∗)𝐺𝑟𝑢𝑝 𝐾𝑜𝑚𝑢𝑡𝑎𝑡𝑖𝑓 dengan operasi Biner (𝐺,∗)𝐺𝑟𝑢𝑝𝑜𝑖𝑑
∀ 𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺 => 𝑎 ≠ 𝑏 ∈
∀𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺, 𝑎 ∗ 𝑏 = 𝑏 ∗ 𝑎 𝐺 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑢𝑡𝑢𝑝
Contoh : (Z,+) Contoh : (Z,-)

(𝐺,∗)𝐺𝑟𝑢𝑝 𝑡𝑖𝑑𝑎𝑘 𝐾𝑜𝑚𝑢𝑡𝑎𝑡𝑖𝑓


(𝐺,∗)𝑆𝑒𝑚𝑖𝑔𝑟𝑢𝑝
∀ 𝑎, 𝑏, 𝑐 ∈ 𝐺 => 𝑎 ∗ (𝑏 ∗ 𝑐) = (𝑎 ∗ 𝑏) ∗ 𝑐
∃𝑎, 𝑏 ∈ 𝐺, 𝑎 ∗ 𝑏 ≠ 𝑏 ∗ 𝑎 𝐺𝑔𝑟𝑢𝑝𝑜𝑖𝑑 + 𝐴𝑠𝑜𝑠𝑖𝑎𝑡𝑖𝑓
Contoh : ( M2(R) , + ) Contoh : (N,+)

𝐵𝑒𝑟ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎
(𝐺,∗)𝑀𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑
Grup yang memiliki anggota berhingga ∃ 𝑒 ∈ => 𝑎 ∗ 𝑒 = 𝑒 ∗ 𝑎 = 𝑎 ∀𝑎 ∈ 𝐺
merupakan grup terbatas atau finite 𝐺𝑠𝑒𝑚𝑖𝑔𝑟𝑢𝑝 + 𝐼𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠
grup Contoh : Untuk S = {0} maka (S,+) Contoh : (N,)
merupakan grup Berhingga

𝑇𝑎𝑘 𝐵𝑒𝑟ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎 (𝐺,∗) 𝐺𝑟𝑢𝑝


∀ 𝑎 ∈ 𝐺, ∃ 𝑎−1 ∈ 𝐺 => 𝑎 ∗ 𝑎−1 = 𝑎−1 ∗ 𝑎 = 𝑏
𝐺𝑚𝑜𝑛𝑜𝑖𝑑 + 𝐼𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠
Grup yang anggotanya tidak
Contoh : (Z,+)
Terbatas disebut infinite grup

Contoh : (Z,+)
Pertemuan 4 : Teorema-teorema Grup

(G,*) GRUP

Invers Tunggal (a-1)-1 = a


Setiap unsur pada group memiliki invers yang tunggal
Identitas Tunggal
Bukti
Misal G grup sebarang dengan e merupakan unsur identitasnya. Ambil x  G Unsur identitas Pada Grup senantiasa tunggal
sebarang dengan y,z  G merupakan invers dari x Bukti:
Akan dibuktikan
y=z
Perhatikan bahwa : Contoh : Ambil G grup sebarang, missal e1 dan e2 merupakan unsur
 Invers dari 3 di (Z ,+) yaitu -3 identitas di G.
 Invers dari 5 di (Z ,x ) yaitu 1/5 akan di buktikan
Pandang : e1= e2,
y(xz) = ye = y….. (1)
(yx)z = ez = z….. (2)
Berdasarkan (1) dan (2) dari G grup akibatnya diperoleh y=z Perhatikan bahwa :

 a  G berlaku (a-1)-1 = a
Bukti
Misal G grup dengan e identitas di G  a  G berlaku (a-1)-1 = a
ambil a  G sebarang, perhatikan dari (1) dan (2) diperoleh
 (5-1)-1 = 5 Contoh:
a-1. a = e dan a. a-1 = e
 (1/2 )-1)-1 = 1/2 e1 = e2  (Z ,+) memiliki identitas tunggal yaitu 0
jadi a adalah inversnya a-1  (R,+) memiliki identitas tunggal yaitu 0
yaitu a=(a-1) -1

Hukum Pencoretan (a*b)-1=b-1* a-1


Setiap grup memenuhi hukum pencoretan Adb (ab)-1=b-1 a-1,  a,b  G
 a.b.c  G dan G grup maka
Jika ab=ac maka b=c (pencoretan kanan) Bukti
Jika ba=ca maka b=c (pencoretan kiri) Misal G grup, ambil a,b  G sebarang, dengan e  G
Bukti untuk identitasnya,
Misal G grup, ambil a.b.c  G dan adb b=c jika
 ab=ac ditunjukkan bahwa
ab=ac Contoh : (b-1 a-1)(ab)= e dan (ab) (b-1 a-1)=e
-1 -1
a ab=a ac  a.b.c  G dan G grup,
1. b = 1. c misal a= 2 b=3 dan c =3 ambil a,b  G sebarang, perhatikan
b=c  ab=ac (b-1 a-1)(ab)= e dan (ab) (b-1 a-1)=e
 ba = ca 2.3=2.3
Contoh :
-1 -1 3=3 12
baa =caa  Misal A=[ ] dan B=
 ba=ca
b. 1=c .1 jadi b-1 a-1 adalah inversnya ab 7 2 3 4 -1 -1 -1
3.2=3.2 A=[ maka ] (AB) = B A
b=c 3=3 yaitu (ab)-1 = b-1 a-1 35
 Misal (Z/{0} ,x) a=2 dan b=3,
a,b 
Pertemuan 5 : Grup Siklik

Peta konsep Grup Siklik

(G, *) Grup

Tingkat/Order Pangkat

Misal G grup dan a ∈ G dan e unsur identitas di Misal G grup dan a ∈ G didefinisikan
G. Jika P={n∈N:an=e} maka tingkat dari 𝑎 a1=a,a(n+1)=an.a untuk n ∈ N
adalah minimum {n\in N :an=e}

Group Periodik Group Aperiodik


∀ a ∈ G t(a) ≠ ∞ ∀ a ∈ G, a≠e , t(a) = ∞

Contoh : Contoh :
(Z5 ,+) (Q+ ,×);

Group Campuran Group Siklik

Jika ada a ∈ G sehingga t(a) = ∞ dan ada b ≠ e Jika ada a ∈ G sehingga setiap anggota dari G
sehingga t(b) ≠ ∞ dapat dibentuk oleh a

Contoh : Contoh :
(R\{0} ,×); (Z4 ,+)
(Z ,+)
Pertemuan 5 : Subgrup

(G, *) Grup

HG

1. Komplex

H

(H, *) Grup

H Subgrup dari G

Teorema

Identitas di H = Identitas di G Invers a di H = Invers a di G

Order a di H = Order a di G

Tugas 6:
1. Tuliskan definisi dari Subgrup berdasarkan peta konsep di atas.
2. Berikan contoh minimal lima subgrup dari:
Grup berhingga.
Grup takberhingga.
3. Buktikan teorema-teorema pada peta di atas.
Jawab :

1. Definisi H subgroup dari G


Misalkan G adalah grup dan H adalah subset sebarang dari G. H adalah suatu
komplex tidak kosong dari G sehingga H disebut komplex dari G.Namun Jika
H adalah grup terhadap operasi yang sama di dalam G, maka H disebut
subgrup dari G.
2. Berikan contoh minimal lima subgrup dari:
a. Grup berhingga.
G={-1.0,1} dan H={0}
G group dan H adalah subgroup
b. Grup takberhingga.
1.) G group (Z,+) dan H adalah subgroup (2Z,+)
2.) G group (2Z,+) dan H adalah subgroup (4Z,+)
3.) G group (Q+ ,×) dan H adalah subgroup (5Q+ ,×)
4.) G group (R\{0} ,×) dan H adalah subgroup (2R\{0} ,×)
5.) G group ( M2(R) , + ) dan H adalah subgroup ( L2(R) , + )dengan det=1

3. Buktikan teorema-teorema pada peta di atas.

Bukti

Misalkan G suatu grup dan H subgrup dari G.

a) Identitas di H = identitas di G
Misalkan e1 ∈ H dan e2 ∈ G, dimana e1 dan e2 berturut turut unsur
identitas di H dan G.
Ambil sebarang a∈H, maka a ∈ G.
Jika a ∈ G dan e2 identitas di G maka ae2 = a
Jika a ∈ H dan e1 identitas di H maka ae1=a
Dengan demikian ae2=ae1
sehingga e2=e1

b) Inver a di H = inver a di G
Misalkan e unsur identitas di H dan G
Ambil a ∈ H dan a ∈ G sebarang,
jika b invers a di H, maka a b=e
jika c invers a di G, maka ac=e
sehingga diperoleh:
ab=ac
b=c

c) Order a di H = order a di G
Misalkan e unsur identitas di H dan G
Ambil a ∈ H dan a ∈ G sebarang,
Selanjutnya misal o (a)= t ∈ H maka at=e
Jika o (a) = p ∈ G . maka ap=e

Diperoleh,
at=ap

Andaikan p≠t. WLOG misal p>t.


ap=at,
ap∙a(-t) =at.a(-t)
a(p+(-t))= e
a(p-t)= e,
padahal p-t<p, dan o(a)=p (kontradiksi)
jadi haruslah p=t
Pertemuan 6 : Teorema Subgrup

Peta konsep Teorema Subgrup

(G, *) Grup

HG

Teorema 1 Teorema 2

2.  x, y  S  x*y  H
H  x, y  H  x*y-1  H
3.  x  S  x-1  H

Anda mungkin juga menyukai