Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nurul Azizah

Nim : 105361105018

RESUME

METODOLOGI PENELITIAN KORELASI, KAUSAL, KOMPARATIF DAN


EVALUATIF

 Metode Penelitian Korelasional

- Pengertian Penelitian Korelasional

Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan penelitian korelasi merupakan salah satu
bagian penelitian ex–post facto karena pada umumnya peneliti tidak memanipulasi
keadaan variabel yang ada dan langsung mencari adanya suatu hubungan dan tingkat
hubungan variabel yang dinyatakan dalam koefisien korelasi.

Penelitian korelasi merupakan suatu penelitian yang melibatkan kegiatan


pengumpulan data untuk menentukan, adakah hubungan dan tingkat hubungan antara 2
variabel atau lebih. Penelitian korelasi dilakukan, saat peneliti ingin mengetahui tentang
ada atau tidaknya dan kuat lemahnya suatu hubungan variabel yang berkaitan dalam
suatu objek atau subjek yang diteliti. Terdapatnya suatu hubungan dan tingkat variabel
ini penting, karena dengan mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat
mengembangkannya sesuai dengan tujuan penelitian

- Prosedur Dasar Penelitian Korelasional

Prosedur dasar penelitian korelasional dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut ini.

1. Pemilihan Masalah

Studi korelasional bisa dirancang untuk menentukan variabel manakah dari


suatu daftar variabel yang mungkin berhubungan, maupun untuk menguji hipotesis
mengenai suatu hubungan yang diharapkan. Variabel yang dilibatkan dalam
penelitian harus dilakukan seleksi berdasarkan penalaran induktif dan penalaran
deduktif. Dengan kata lain, hubungan yang akan diteliti dan diselidiki haruslah
didukung oleh teori atau diturunkan berdasarkan dari pengalaman.
2. Sampel dan Pemilihan Instrumen

Sampel untuk studi korelasional dapat dipilih dengan memakai metode


sampling yang bisa diterima, dan 30 subjek dirasa sebagai ukuran sampel minimal
yang bisa diterima. Dalam suatu penilitian, merupakan hal penting untuk memilih dan
mengembangkan pengukuran yang reliabel dan valid terhadap suatu variabel yang
hendak diteliti. Bila variabel tidak memadai dikumpulkan, maka koefisien korelasi
yang diperoleh akan mewakili estimasi tingkat korelasi yang kurang bahkan tidak
akurat. Kemudian bila pengukuran yang dilakukan tidak secara nyata benar-benar
mengukur variabel yang diinginkan, maka koefisien yang dihasilkan tidak akan
mengindikasikan hubungan yang diinginkan.

Sebagai contoh, peniliti hendak menentukan hubungan antara hasil belajar


matematika dengan hasil belajar kimia. Bila penrliti memilih dan memakai tes
keterampilan berhitung yang valid dan reliabel, koefisien korelasi yang diperoleh
tidak akan menjadi perkiraan yang akurat dari hubungan yang diinginkan.
Keterampilan berhitung siswa hanya merupakan satu jenis ketrampilan hasil belajar
matematika; koefisien korelasi yang diperoleh akan mengindikasikan hubungan antara
hasil belajar kimia dan satu jenis dari hasil belajar matematika yaitu keterampilan
berhitung. Oleh sebab itu, peneliti haruslah berhati-hati dalam memilih dan memakai
instrumen yang valid dan reliabel bagi tujuan penelitian.

3. Desain dan Prosedur

Desain korelasional dasar sangatlah sederhana; 2 atau lebih skor yang


didapatkan dari setiap jumlah sampel yang dipilih, 1 skor untuk setiap variabel yang
diteliti, dan skor berpasangan kemudian dikorelasikan. Koefisien korelasi yang
diperoleh mengindikasikan tingkatan atau derajat hubungan antara kedua variabel
tersebut. Penelitian yang berbeda menyelidiki sejumlah variabel, dan beberapa
penggunaan prosedur statistik yang kompleks, namun desain dasar tetaplah sama
dalam semua penelitian korelasional
4. Analisis Data dan Interpretasi

Jika 2 variabel dikorelasikan maka hasilnya yaitu koefisien korelasi. Suatu


koefisien korelasi dalam bentuk angka desimal, antara 0,00 dan + 1,00, atau 0,00 dan
– 1,00, yang mengindikasikan tingkat atau derajat hubungan antara 2 variabel. Bila
koefisien mendekati + 1,00; maka kedua variabel tersebut memiliki hubungan yang
positif. Hal ini dapat diartikan bahwa seseorang yang mempunyai skor yang tinggi
pada suatu variabel tertentu akan mempunyai skor yang tinggi pula pada variabel
yang lain. Dapat juga diartikan suatu peningkatan pada suatu variabel berhubungan
atau diasosiasikan dengan peningkatan juga pada variabel lain.

Apabila koefisien korelasi mendekati 0,00 kedua variabel tersebut tidak


mempunyai hubungan. Hal ini dapat diartikan bahwa skor seseorang pada suatu
variabel tertentu tidak mengindikasikan skor orang tersebut pada variabel yang lain.
Bila koefisien tersebut mendekati -1,00, maka diartikan kedua variabel memiliki
hubungan yang berkebalikan atau negatif. Hal ini diartikan bahwa seseorang dengan
skor tinggi pada suatu variabel tertentu akan mempunyai skor yang rendah pada
variabel yang lain, atau peningkatan pada suatu variabel akan diasosiasikan dengan
penurunan pada variabel lain, dan begitu juga sebaliknya.

- Kesalahan dalam Penelitian Korelasional

Kesalahan-kesalahan yang sering kali dilakukan oleh peneliti dalam penelitian


korelasional yaitu sebagai berikut.
•    Peneliti memilih statistik yang tidak tepat
•    Peneliti berasumsi bahwa korelasi merupakan bukti sebab akibat
•    Peneliti bertumpu pada pendekatan sekali tembak (shotgun approach)
•    Peneliti tidak melakukan studi validitas silang
•    Peneliti menggunakan analisis bivariat ketika multivariat yang lebih tepat
•    Peneliti salah tafsir terhadap signifikansi praktis atau statistik dalam suatu studi.
•    Peneliti menggunakan analisis jalur atau LISER tanpa peninjauan asumsi-asumsi
(teori)
•    Peneliti gagal menentukan suatu variabel kausal penting dalam perencanaan suatu
analisis jalur
- Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional

Penelitian korelasional mempunyai kelebihan antara lain yaitu:


kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara
bersama-sama (simultan); dan penelitian korelasional juga mampu memberikan
informasi  tentang derajat kekuatan hubungan antara variabel-variabel yang diteliti.
Selanjutnya, penelitian ini bermanfaat untuk mengatasi masalah yang berkaitan
dengan bidang pendidikan, sosial, ekonomi. Penelitian korelasional ini juga
memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel yang diselidiki secara intensif
dan penelitian ini bisa melakukan analisis prediksi tanpa membutuhkan sampel yang
besar.
Sedangkan, untuk kelemahan penelitian korelasional diantaranya: hasilnya
hanya mengidentifikasi sesuatu sejalan dengan sesuatu, tidak harus menunjukkan
saling hubungan yang bersifat kausal; bila dibandingkan dengan penelitian
eksperimental, penelitian korelasional ini kurang tertib dan ketat, karena kurang
melakukan pengontrolan terhadap variabel-variabel bebasnya; pola saling
berhubungan itu sering tidak menentu dan kabur atau kurang jelas; sering
merangsang penggunanya sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukan
berbagai data tanpa melakukan pemilihan dan menggunakan setiap interpretasi yang
berguna atau bermakna.

 Penelitian Kausal

- Pengertian Penelitian Kausal

Penelitian kausal adalah penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi


tingkat dan sifat hubungan sebab-akibat. Penelitian kausal dapat dilakukan untuk
menilai dampak dari perubahan spesifik pada norma yang ada, berbagai proses dan
lain-lain.

Studi kausal fokus pada analisis situasi atau rumusan masalah khusus untuk


menjelaskan pola hubungan antar variabel. Eksperimen adalah teknik pengumpulan
data primer yang paling populer dalam penelitian dengan rancangan
penelitian kausal.
- Ciri Penelitian Kausal

Jika penelitian deskriptif memiliki cakupan yang luas, berusaha untuk


mendefinisikan dengan lebih baik setiap opini, sikap, atau perilaku yang dimiliki oleh
kelompok tertentu, penelitian kausal dapat dibedakan dari penelitian deskriptif
tersebut karena memiliki karakteristik tersendiri yang ditinjau dari segi tujuannya,
yaitu:

1. Memahami variabel mana yang menjadi penyebabnya, dan variabel mana yang
pengaruhnya

Misalnya, katakanlah pemerintah ingin mengurangi kecelakaan mobil di jalan


raya. Mereka mungkin menemukan melalui penelitian deskriptif dan eksplorasi awal
bahwa kecelakaan dan kemarahan di jalan terus meningkat selama 5 tahun
terakhir.Alih-alih secara otomatis mengasumsikan bahwa kemarahan di jalan adalah
penyebab kecelakaan-kecelakaan ini, penting untuk mengukur apakah yang
sebaliknya bisa benar.

Mungkin kemarahan di jalan meningkat lebih banyak kecelakaan karena


penutupan jalur dan peningkatan lalu lintas.Bisa juga karena pepatah lama ‘korelasi
tidak menjamin penyebab.’ Mungkin keduanya meningkat karena alasan lain seperti
konstruksi, kurangnya kontrol lalu lintas yang tepat, atau masuknya driver baru.

2. Menentukan sifat hubungan antara variabel kausal dan efek yang diprediksi

Melanjutkan dengan contoh di atas, katakanlah pemerintah membuktikan


bahwa kemarahan di jalan semakin meningkatkan jumlah kecelakaan mobil di daerah
tersebut. Penelitian kausal dapat digunakan untuk dua hal.

Pertama, mengukur signifikansi efeknya, seperti menghitung persentase


peningkatan kecelakaan yang dapat dikontribusikan oleh kemarahan di jalan. Kedua,
mengamati bagaimana hubungan antara variabel bekerja (yaitu: driver yang marah
cenderung untuk mempercepat berbahaya atau mengambil lebih banyak risiko,
menghasilkan lebih banyak kecelakaan).

- Kelebihan dan Kekuarangan Penelitian Kausal


Penelitian kausal memiliki beberapa keunggulan, diantaranya yaitu:

1. Studi kausal dapat memainkan peran penting dalam hal mengidentifikasi alasan di
balik berbagai proses, serta, menilai dampak perubahan pada norma yang ada, proses
dan lain-lain.

2. Studi kausal biasanya menawarkan keuntungan replikasi jika diperlukan.Jenis studi


ini dikaitkan dengan tingkat validitas internal yang lebih besar karena pemilihan mata
pelajaran yang sistematis.

Penelitian kausal memiliki beberapa kekurangan, diantaranya yaitu:

1. Kebetulan dalam suatu peristiwa dapat dianggap sebagai hubungan sebab dan akibat.

2. Mungkin sulit untuk mencapai kesimpulan yang tepat berdasarkan temuan penelitian
kausal. Hal ini disebabkan dampak berbagai faktor dan variabel di lingkungan sosial.

3. Pada kasus-kasus tertentu, sementara korelasi antara dua variabel dapat ditetapkan
secara efektif; mengidentifikasi variabel mana yang merupakan penyebab dan mana
yang merupakan dampaknya dapat menjadi tugas yang sulit untuk diselesaikan.

 Metode Penelitian Evaluatif

- Pengertian Metode Penelitian Evaluatif

Evaluasi adalah sebuah kegiatan pengumpulan data atau informasi, untuk


dibandingkan dengan kriteria, kemudian diambil kesimpulan. Kesimpulan inilah
yang disebut sebagai hasil evaluasi. Penelitian evaluatif bermaksud mengumpulkan
data tentang implementasi kebijakan. Tujuan evaluatif itu untuk mengetahui
keterlaksanaam kebijakan, bukan hanya pada kesimpulan sudah terlaksanan dengan
baik atau tidaknya, tetapi ingin mengetahui kalau belum baik implementasinya, apa
yang telah menyebabkan, dimana letak kelemahannya, dan kalau lemah apa
sebabnya. Dengan kata lain, penelitian evaluatif bermaksud mencari titik-titik lemah
dari implementasi yang mungkin juga letak kelemahan kebijakannya.

- Langkah-langkah penelitian evaluative diantaranya :


1.  Identifikasi komponen

2. Identifikasi indicator

3. Identifikasi bukti-bukti

4. Menentukan sumber data

5. Menentukan metode pengumpulan data

6. Menentukan instrument pengumpulan data

- Prosedur Penelitian Evaluatif

Untuk melaksanakan penelitian evaluative, peneliti harus mengidentifikasi


komponen dari objek sebagai sebuah system. Contoh kita ambil dalam bidang
pendidikan. Secara umum, untuk memahami factor-faktor yang berpengaruh pada
tingginya prestasi belajar siswa dapat digambarkan dalam sebuah transformasi, yaitu
proses pembelajaran yang bagannya menggambarkan adanya masukan, proses
pengolahan, dan hasil proses sebagai berikut. Dalam gambar transformasi tersebut
dapat dilihat adanya masukan mentah, masukan instrumental dan keluaran.

Proses pembelajaran tersebut merupakan sebuah system yang komponen-


komponennya terdiri dari (1) siswa, (2) guru, (3) materi, (4) sarana, (5) pengelolahan,
(6) lingkungan. Keenam komponen tersebut bekerjasama membentuk sebuah proses,
yang pada akhirnya menghasilkan sebuah produk berupa “hasil pembelajaran”. Dari
gambar tersebut jelas bahwa hasil sebuah kegiatan yang merupakan sebuah system
tersebut tidak hanya dipengaruhi oleh satu factor saja tetapi semua factor secara
bersama-sama.

Penelitian evaluatif adalah sebuah kegiatan yang bertujuan untuk mengetahui


kinerja sebuah transformasi pembelajaran. Transformasi sendiri terdiri dari dua kata,
yaitu (1) trans dan (formasi). Trans artinya proses pengubahan, sedangkan formasi
dari kata form, artinya bentuk. Dari bagan tersebut jelas, bahwa peneliti evaluative
digambarkan sebagai sebuah mata yang menyoroti dengan tanda anak panah pertama
arahnya tujuan. Jika tujuan sudah tercapai, berarti semua komponen sudah bekerja
dengan baik. Jika tujuan belum tercapai dengan baik, peneliti menyoroti dengan anak
panah ke semua komponen yang bekerja sama mencapai tujuan system. Inilah
prosedur pertama yang harus dilakukan oleh peneliti.

 Metode Penelitian Komparatif

- Pengertian Penelitian Komparatif

Penelitian komparatif merupakan jenis penelitian deskriptif yang berusaha


mencari jawaban secara mendasar mengenai sebab-akibat, dengan menganalisis
faktor-faktor penyebab terjadinya maupun munculnya suatu fenomena atau kejadian
tertentu. Penelitian komparatif merupakan penelitian yang sifatnya membandingkan,
yang dilakukan untuk membandingkan persamaan dan perbedaan 2 atau lebih sifat-
sifat dan fakta-fakta objek yang diteliti berdasarkan suatu kerangka pemikiran
tertentu. Penelitian komparatif biasanya digunakan untuk membandingkan antara 2
kelompok atau lebih dalam suatu variabel tertentu.

Penelitian komparatif  bersifat “expost facto”, yang artinya data dikumpulkan


sesudah peristiwa atau isu yang diteliti terjadi. Expost facto merupakan penelitian
emperis yang sistematis yang mana peneliti tidak mengendalikan variabel bebasnya
secara langsung, karena variabel bebas tersebut sudah terjadi di masa lampau atau
karena variabel bebeas pada dasarnya tidak bisa dimanipulasi. Peneliti tidak
memberikan perlakuan dalam membandingkan dan mencari hubungan sebab-akibat
antar variabelnya. Penelitian ini juga dikenal sebagai Penelitian Kausal Komparatif.

- Prosedur Penelitian Komparatif

a) Pada Penelitian Komparatif memiliki prosedur yang tidak jauh beda dengan
penelitian lainnya, berikut ini prosedurnya yang harus dilakukan:
Penentuan masalah penelitian
Pada tahap perumusan masalah penelitian atau pertanyaan penelitian, peneliti
berspekulasi dengan apa yang menjadi penyebab fenomena yang berdasarkan
pada hasil penelitian sebelumnya, teori, atau pengamatan langsung.

b) Penentuan kelompok yang mempunyai  karakteristik yang akan diteliti.


c) Peneliti harus menentukan kelompok yang seperti apa yang akan diteliti
disesuaikan dengn isu atau masalah yang akan diangkat.

d) Pemilihan kelompok pembanding.


Setelah memperoleh kelompok yang akan diteliti langkah berikunya memilih
kelompok pembanding dengan mempertimbangkan karakteristik yang
membedakan dengan kelompok penelitian. Kelompok ini harus dideskripsikan
secara jelas dan didefinisikan secara operasional untuk masing-masing
kelompok yang mewakili populasi yang berbeda. Tidak lupa untuk mengontrol
variabel ekstra guna membantu menjamin kesamaan kedua kelompok.

e) Pengumpulan data.
Dalam tahap pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan instrumen
penelitian yang harus memenuhi persyaratan validitas dan reliabilitas.

f) Analisis data
Pada tahap terakhir yaitu analisis data, analisis data dimulai dengan analisis
statistik deskriptif  yaitu menghitung rata-rata dan simpangan baku. Kemudian
dilakukan analisis yang mendalam dengan statistik inferensial. Teknik yang
dapat digunakan sebagai analisis data dalam penelitian komparatif yaitu sebagai
berikut:
a. Apabila datanya berbentuk nominal, maka digunakan teknik statistiks :
binomial dan chi kuadrat satu sampel.
b. Apabila datanya berbentuk ordinal, maka digunakan teknik statistik : run test.
c. Apabila datanya berbentuk interval atau ratio maka digunakan tes satu
sampel.
Sumber :

http://ayo-nambah-ilmu.blogspot.com/2016/06/metode-penelitian-komparatif-tujuan-
dan.html?m=1

http://ayo-nambah-ilmu.blogspot.com/2016/06/metode-penelitian-korelasional-tujuan.html?
m=1

https://penelitianilmiah.com/penelitian-kausal/

Anda mungkin juga menyukai