Anda di halaman 1dari 38

PENELITIAN KORELASIONAL DAN APLIKASI TEKNIK KORELASI

PRODUCT MOMENT DARI PEARSON


Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu Mata Kuliah : Drs.Mochamad Djauhar Siddiq,M.Pd

Disusun Oleh:
Elga Surya Andika

13105241017

Nungky Rizka Nugraheni

13105241038

Ryas Cahya Annisa

13105241050

Hilmi Andika Budiawan

13105244013

Ramadhani Cahya G P

13105244022

TEKNOLOGI PENDIDIKAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, dan Anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis berterima
kasih pada Bapak Dr Mochamad Djauhar Siddiq,M.Pd selaku dosen mata kuliah Penelitian
Pendidikan yang telah memberikan tugas ini.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan mengenai penelitian korelasional.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna. Oleh karena itu segala kritikan dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan agar dapat digunakan untuk penyempurnaan karya selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
makalah ini dapat berguna bagi penulis sendiri maupun orang yang membacanya.
Sebelumnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Yogyakarta, 09 Maret 2015

Penulis

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional2

DAFTAR ISI
Halaman Kulit Muka ...................................................................................................... 1
Kata Pengantar ................................................................................................................. 2
Daftar Isi .......................................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan
A; Latar Belakang ......................................................................................................... 4
B; Rumusan Masalah ..................................................................................................... 5
C; Tujuan........................................................................................................................ 5
BAB II Pembahasan
A; Konsep dasar penelitian korelasional ....................................................................... 6
B; Proses dasar penelitian korelasional ...................................................................... 7
C; Model Rancangan penelitian korelasional ............................................................. 11
D; Menghitung dan menyimpulkan korelasi antar variabel ........................................ 13
E; Aplikasi teknik korelasi product moment .............................................................. 22

BAB III Penutup


A; Kesimpulan.............................................................................................................. 38

Daftar Pustaka ................................................................................................................39

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional3

BAB I
PENDAHULUAN

A; Latar Belakang Masalah

Penelitian adalah suatu proses mencari tahu sesuatu secara sistematis dalam waktu
yang relatif lama dengan menggunakan metode ilmiah serta aturan-aturan yang berlaku.
Berdasarkan metodenya, penelitian dibagi menjadi tiga jenis yaitu penelitian sejarah,
penelitian deskriptif dan penelitian eksperimen.
Penelitian korelasi dalam bidang pendidikan,sosial maupun ekonomi banyak
dilakukan oleh peneliti. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang paling banyak
digunakan dan telah memberikan sumbangan yang sangat berarti bagi perkembangan
pengetahuan di bidang pendidikan (Cornell dalam Hadjar, 1999 : 277). Dalam penelitian jenis
ini, peneliti berusaha menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain untuk
memahami suatu fenomena dengan cara menentukan tingkat atau derajat hubungan di antara
variabel-variabel tersebut. Tingkat hubungan tersebut ditunjukkan oleh nilai koefisien
korelasi yang berfungsi sebagai alat untuk membandingkan variabilitas hasil pengukuran
terhadap variabel-variabel tersebut. Pengetahuan tentang tingkat hubungan tersebut
diharapkan dapat menambah pemahaman tentang faktor-faktor dalam karakteristik yang
kompleks dari suatu fenomena seperti prestasi belajar.
Penelitian korelasional adalah suatu penelitian yang melibatkan tindakan
pengumpulan data guna menentukan, apakah ada hubungan dan tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih. Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting, karena dengan
mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai
dengan tujuan peneliti. Menurut Gay dalam Sukardi (2008:166) menyatakan bahwa;
penelitian korelasi merupakan salah satu bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya
peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang ada dan langsung mencari keberadaan
hubungan dan tingkat hubungan variabel yang direfleksikan dalam koefisien korelasi.
Walaupun demikian ada peneliti lain seperti di antaranya Nazir dalam Sukardi (2008:166);
mengelompokkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi, karena penelitian tersebut
juga berusaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas dapat dibuat rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah konsep penelitian korelasional?
2. Bagaimanakah proses dasar penelitian korelasional?
3. Bagaimanakah model rancangan penelitian korelasional?
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional4

4. Bagaimanakah cara menghitung dan menyimpulkan korelasi antar variabel penelitian


korelatif?
5. Bagaimanakah contoh aplikasi teknik korelasi product moment dalam penelitian?
C. Tujuan
1. Peserta didik mengetahui konsep penelitian korelasional
2. Peserta didik memahami proses dasar penelitian korelasional
3. Peserta didik memahami model rancangan penelitian korelasional
4. Peserta didik mampu menghitung dan menyimpulkan korelasi antar variabel penelitian
5. Peserta didik mampu mengaplikasikan teknik korelasi product moment dalam penelitian

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional5

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep dasar penelitian korelasional
1. Pengertian Penelitian Korelasional
Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui
hubungan dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk
mempengaruhi variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan
Wallen, 2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan
mengetahui tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai
dengan tujuan penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat
hubungan yang disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher ,

dalam Syamsuddin

dan Vismaia, 2009:25). Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan


apakah, dan untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat
dikuantitatifkan.
Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166) penelitian korelasi merupakan salah satu
bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel
yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen (2008:329)
menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut
merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti
berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan
dalam variabel.
Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan,
sosial, maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan
antarvariabel saja tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan
acuan untuk diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38).
Perbedaan antara riset penelitian komparasi sebab akibat dengan riset korelasi adalah:
Riset Komparasi
Pada umumnya adalah dua kelompok individu

Riset Korelasi
Pada umumnya adalah mereka yang

yang sama dan dipilih karena kedua kelompok

menampakan perbedaan dalam beberapa

tersebut menunjukkan adanya persamaan-

variabel penting ( chritical variabel ) yang

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional6

persamaan dalam beberapa ciri khusus.

sedang diteliti.

2. Tujuan Penelitian Korelasional


Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi
pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut Gay
dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan hubungan
antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat prediksi. Studi
hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya berhubungan dengan suatu
variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak mempunyai hubungan yang
tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.
3. Ciri-ciri Penelitian Korelasional
Menurut Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting
untuk para peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai
berikut.
1; Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.
2; Memungkinkan variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.
3; Memungkinkan peneliti mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.
B. Proses dasar penelitian korelasional
Menurut Gay (1981) studi hubungan dan studi prediksi mempunyai karakteristik unik
yang membedakan keduanya, proses dasar keduanya sama. Lebih lanjut ia menjelaskan
prosedur dasar penelitian korelasional yang meliputi: Pemilihan Masalah, sampel dan
pemilihan instrument, desain dan prosedur, dan teknik analisa data serta interpretasi.
Kesemuanya dijelaskan sebagai berikut:
1 Pemilihan Masalah

Studi korelasional dapat dirancang untuk menentukan variabel mana dari suatu
daftar yang mungkin berhubungan maupun untuk menguji hipotesis mengenai hubungan
yang diharapkan. Variabel yang dilibatkan harus diseleksi berdasarkan penalaran deduktif dan
penalaran induktif. Dengan kata lain, hubungan yang akan diselidiki harus didukung oleh
teori atau diturunkan dari pengalaman. Contoh masalah penelitian korelasional
Judul penelitian:
Kualitas pelayanan Karyawan Administrasi Akademik di PT A
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional7

Masalah Penelitian:
a Apakah terdapat hubungan pengetahuan administrasi akademik dengan kualitas pelayanan
karyawan?
b Apakah terdapat hubungan komunikasi interpersonal dengan kualitas pelayanan
karyawan?
c Apakah terdapat hubungan pengetahuan administrasi akademik, komunikasi interpersonal,
dan kemampuan berfikir mekanik dengan kualitas pelayanan karyawan?
Dari beberapa contoh pertanyaan diatas jelaslah bahwa pemilihan masalah dalam
penelitian korelasional harus menggambarkan hubungan antara satu atau lebih variabel
(Variabel Independen) dengan variabel yang lain (Variabel Dependen)
2 Sampel dan Pemilihan Instrumen

Sampel untuk studi korelasional dipilih dengan menggunakan metode sampling yang
dapat diterima, dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran sampel minimal yang dapat diterima.
Sebagaimana suatu studi, adalah penting untuk memilih dan mengembangkan pengukuran
yang valid dan reliable terhadap variabel yang akan diteliti. Jika variabel yang tidak memadai
dikumpulkan, koefesien korelasi yang dihasilkan akan mewakili estimasi tingkat korelasi
yang tidak akurat. Selanjutnya, jika pengukuran yang digunakan tidak secara nyata mengukur
variabel yang diinginkan, koefesien yang dihasilkan tidak akan mengindikasikan hubungan
yang diinginkan.
Sebagai contoh; Seorang peneliti ingin menentukan hubungan antara hasil belajar
matematika dengan hasil belajar fisika. Jika dia memilih dan menggunakan tes keterampilan
berhitung yang valid dan reliable serta tes hasil belajar fisika yang juga valid dan reliabel,
koefesien korelasi yang dihasilkan tidak akan menjadi estimasi akurat dari hubungan yang
diinginkan. Hal ini dikarenakan keterampilan berhitung hanya merupakan satu jenis hasil
belajar matematika; koefesien korelasi yang dihasilkan akan mengindikasikan hubungan
antara hasil belajar fisika dan satu jenis dari hasil belajar matematika yaitu keterampilan
berhitung. Oleh karena itu, pemilihan dan penggunaan instrument yang valid dan reliable
harus diperhitungan dengan hati-hati untuk tujuan penelitian tersebut.
3 Desain dan Prosedur
Desain korelasional dasar tidaklah rumit; dua atau lebih skor yang diperoleh dari
setiap jumlah sampel yang dipilih, satu skor untuk setiap variabel yang diteliti, dan skor
berpasangan kemudian dikorelasikan. Koefesien korelasi yang dihasilkan mengindikasikan
tingkatan/derajat hubungan antara kedua variabel tersebut. Studi yang berbeda menyelidiki
sejumlah variabel, dan beberapa penggunaan prosedur statistik yang komplek, namun desain
dasar tetap sama dalam semua studi korelasional.
4 Teknik Analisis Korelasional

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional8

Teknik analisa korelasional ialah teknik analisa statistik mengenai hubungan antar
dua variabel atau lebih. Adapun tujuan analisis adalah:
a Ingin mencari bukti (berlandaskan pada data yang ada), apakah memang benar antara
variabel yang satu dengan variabel yang lain terdapat hubungan atau korelasi.
b Ingin menjawab pertanyaan apakah hubungan antar variabel itu (jika memang ada
hubungannya), termasuk hubungan yang kuat, cukupan ataukah lemah
c Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian (secara matematis), apakah hubuungan antar
variabel itu perupakan hubungan yang berarti atau meyakinkan (signifikan) ataukah
hubungan yang tidak berarti atau tidak meyakinkan.
Teknik analisa korelasional sebagaimana yang telah sedikit diungkap di atas dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu Teknik analisa Korelasional Bivariat dan
Teknik Analisa Multivariat. Sebagaimana dalam table berikut:

Teknik Analisa Korelasi Bivariat

Teknik Analisa Korelasi Multivariat

Korelasi product moment

Korelasi parsial

Korelasi tata jenjang Spearmen

Korelasi Regresi Ganda

Korelasi tata jenjang Kendall

Analisis Faktor

Korelasi biserial

Korelasi Kanonikal

Korelasi Point Biserial


Korelasi tetrachoric
Korelasi Kontingency
Korelasi Koefesien Phi
Korelasi Koefesien Cramer
Korelasi Rasio
Teknik korelasi parsial digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel,
sedangkan efek variabel ketiga ditekan. Teknik korelasi ganda digunakan untuk menentukan
hubungan antara satu variabel bebas dengan beberapa variabel bebas yang telah digabung.
Teknik korelasi kanonikal digunakan apabila variabel terikatnya terdiri atas sub-sub variabel.
Teknik analisis factor digunakan untuk mengelompokkan sejumlah variabel menjadi
beberapa kelompok atau variabel baru (Suryabrata, 1998) dan Sudijono (2003).

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional9

5 Proses Analisis Data dan Interpretasi

Bila dua variabel dikorelasikan hasilnya adalah koefesien korelasi. Suatu koefesien
korelasi disimbolkan dengan angka decimal, antara 0,00 dan +1,00, atau 0,00 dan 1,00,
yang mengindikasikan derajat hubungan dua variabel. Jika koefesien mendekati +1,00; kedua
variabel tersebut mempunyai hubungan positif. Hal ini berarti bahwa seseorang dengan skor
yang tinggi pada suatu variabel akan memiliki skor yang tinggi pula pada variabel lain. Dan
seseorang dengan skor rendah pada satu variabel akan memiliki skor yang rendah pada sutau
variabel yang lain. Suatu peningkatan pada suatu variabel berhubungan /diasosiasikan dengan
peningkatan pada variabel lain. Jika koefesien korelasi tersebut mendekati 0,00, kedua
variabel tidak berhubungan. Hal ini berarti bahwa skor seseorang pada suatu variabel tidak
mengindikasikan skor orang tersebut pada variabel lain.
Jika koefesien tersebut mendekati -1,00, kedua variabel memiliki hubungan yang
sebaliknya (negatif). Hal ini berarti bahwa seorang dengan skor tinggi pada suatu variabel
akan memiliki skor rendah pada variabel lain. Peningkatan pada suatu variabel akan
diasosiasikan dengan penurunan pada variabel lain, dan sebaliknya (Gay,1981)
Menurut Emzir (2010), Interpretasi suatu koefesien korelasi tergantung pada
bagaimana ia akan digunakan. Dengan kata lain seberapa besar ia diperlukan agar bermanfaat
tergantung pada tujuan perhitungannya. Dalam studi yang dirancang untuk menyelidiki
hubungan yang dihipotesiskan, suatu koefesien korelasi diinterpretasikan dalam istilah
signifikansi statistiknya. Signifikansi statistik mengacu pada apakah koefesien yang diperoleh
berbeda secara nyata dari zero (0) dan mencerminkan sutau hubungan yang benar, bukan
suatu kemungkinan hubungan. Keputusan berdasarkan signifikansi statistik dibuat pada suatu
level kemungkinan (probability) yang diberikan.
Jadi, berdasarkan ukuran sampel yang diberikan, seorang peneliti tidak
diperkenankan untuk secara langsung menentukan secara positif apakah ada atau tidak ada
hubungan yang benar antara dua variabel, tetapi dapat dikatakan bahwa secara probabilitas
ada atau tidak ada hubungan.
Sementara untuk menentukan signifikansi statistik maka harus dikonsultasikan pada
table yang dapat mengatakan tentang sebeberapa besar koefesien yang diperlukan untuk
menjadi signifikan pada level probabilitas dan ukuran sampel yang diberikan.
Untuk level probabilitas yang sama, atau level signifikansi yang sama, koefesien
yang besar diperlukan bila sampel yang lebih kecil dilibatkan. Secara umum, memiliki lebih
banyak bukti dalam koefesien yang didasarkan pada 100 subjek daripada 10 subjek.
Contoh, pada level Bukti 95%, dengan 10 kasus, seorang peneliti akan memerlukan
sekurangnya koefesien 0,6319 agar dapat menyimpulkan eksistensi suatu hubungan; di pihak
lain, dengan 102 kasus, seorang peneliti hanya memerlukan koefesien 0,1946. Konsep ini
berarti bahwa seorang peneliti memperhatikan kasus tersebut ketika dia akan mengumpulkan
data pada setiap anggota populasi, bukan hanya sampel. Dalam kasus ini, tidak ada
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional10

kesimpulan yang dilibatkan, dan tanpa memperhatikan seberapa kecil koefesien korelasi yang
ada, itu akan mewakili derajat koefesien yang benar antara variabel untuk populasi tersebut.
Ketika penginterpretasian suatu koefesien korelasi dilakukan, peneliti harus selalu
ingat bahwa dia hanya berbicara tentang suatu hubungan, bukan hubungan sebab akibat
(Causal Correlation). Koefesien korelasi yang signifikan mungkin menyarankan hubungan
sebab akibat tetapi tidak menetapkannya. Hanya ada satu cara untuk menetapkan hubungan
sebab akibat, yaitu eksperimen. Bila seseorang menemukan hubungan yang dekat antara dua
variabel, hal itu sering menjadi pemicu untuk menyimpulkan bahwa satu menyebabkan yang
lain. Dalam kenyataannya, itu hal itu mungkin tidak saling mempengaruhi; mungkin terdapat
variabel ketiga yang mempengaruhi kedua variabel tersebut (Emzir,2010:46).
C. Model Rancangan penelitian korelasional
Penelitian korelasional menurut Shaughnessy dan Zechmeister (2000: 2-5) memiliki 5 jenis
rancangan, yaitu :
1; Korelasi Bivariat

Rancangan korelasi bivariate adalah rancangan penelitian yang bertujuan untuk


mendeskripsikan hubungan antara dua variabel, hubungan dua variabel ini dapat diukur.
Hubungan antara dua variabel ini juga mempunyai tingkatan dan arah.
Kuat lemahnya hubungan antar variabel biasanya diungkapkan dalam angka antara
-1 dan +1, angka ini dinamakan koefesien korelasi. Sedangakan 0 atau korelasi zero
mengindikasikan bahwa tidak ada hubungan antar variabel. Koefesien korelasi yang bergerak
ke arah -1 atau +1 merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem.
Arah hubungan antar variabel diindikasikan oleh symbol - dan +. Jika korelasi
negatif berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, maka semakin rendah skor
variabel yang lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi
skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pda variabel lainnya.
Contoh dari penerapan korelasi bivariat positif adalah hubungan antara motivasi dan
prestasi belajar, sedangkan contoh dari korelasi negatif adalah hubungan antara stres dan
sehat.
2; Regresi dan prediksi

Jika terdapat korelasi antara dua variabel, dan telah diketahui skor pada salah satu
variablenya maka dapat diprediksi skor pada variabel yang lain. Regresi sendiri merujuk pada
seberapa baik prediksi yang dapat dibuat. Dibandingkan dengan pendekatan koefesien
korelasi baik -1 maupun +1, prediksi ini lebih baik karena sudah dengan jelas diketahui
skornya. Sebagai contoh, terdapat hubungan antara stress dan sehat. Jika kita mengetahui
skor stress maka kita dapat memprediksi skor kesehatan kita di masa yang akan datang.
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional11

3; Regresi jamak

Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan


penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih banyak
kekuatan untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang diprediksi disebut variabel kriteria
(criterion variable) sedangkan apa yang digunakan untuk membuat prediksi disebut variabel
prediktor (predictor variables).
Contohnya pada hubungan antara stres dan kesehatan. Jika kita tidak hanya
mengetahui skor stres, tetapi juga mengetahui skor perilaku kesehatan, yaitu seberapa baik
kita memperhatikan diri sendiri dan bagaimana kesehatan kita selama ini, maka kita akan
lebih dapat memprediksi secara tepat status kesehatan kita. Dengan demikian, terdapat tiga
variabel predictor, stres, perilaku kesehatan dan status kesehatan. Kemudia ada satu variabel
kriteria, yaitu kesehatan di masa akan datang.

4; Analisis faktor

Analisis faktor fokus pada identifikasi pola variabel yang ada. Hubungan yang tinggi antar
varibel yang dikorelasikan mengindikasikan suatu faktor penting yang umum.
5; Rancangan korelasi yang digunakan untuk membuat kesimpulan kausal

Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataanpernyataan tentang sebab akibat menggunakan metode korelasional. Rancangan tersebut
adalah rancangan analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir
(cross-lagged panel design).
Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang
menghubungkan suatu variabel dengan variabel yang lain. Sebagai contoh, kita mengetahui
bahwa terdapat hubungan antara stres dan kesehatan. Analisis jalur digunakan untuk
memperlihatkan bahwa terdapat jalur kecil yang terdapat diantara jalur utama hubungan
antara stres dan kesehatan.
Desain panel lintas-akhir mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus. Itu
digunakan sebagai contoh, untuk melihat bahwa menonton kekerasan di TV lebih mengerah
pada kekerasan perilaku daripada cara lain.
6; Analisis Sistem

Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks atau rumit
untuk menetukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik,
serta unsur dan aliran hubungan. Sebagai contoh, system analisis digunakan untuk
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional12

menggambarkan atau membuat diagram perbedaan antara SD yang berhasi dan tidak berhasil.
Beberapa unsur dari sistem ini adalah harapan guru terhadap performansi siswa, usaha
pengajaran, dan performansi siswa. Masing-masing unsur ini saling memengaruhi dan
berubah sepanjang waktu.
D. Menghitung dan menyimpulkan korelasi antar variabel
Untuk menghitung besarnya korelasi kita bisa menggunakan statistika. Teknik
statistik ini dapat digunakan untuk menghitung antara dua atau lebih variabel.
Koefisien korelasi merupakan statistik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
menerangkan keeratan hubungan antar variabel. Jenisnya ada dua macam yaitu Koefisien
korelasi bivariat dan multivariat.
Koefisien korelasi bivariat adalah statistik yang dapat digunakan oleh peneliti untuk
menerangkan keeratan hubungan antara dua variabel, misalnya : perhatian mahasiswa
terhadap mata pelajaran dengan prestasi belajar. Suharsimi Arikunto melalui Brog and Gall
( Prosedur Penelitian : 240 ) menyebut statistik korelasi bivariat ini dengan istilah zero-order
correlation.
Sedangkan disebut Korelasi multi variat ( multi variate correlational methods )
apabila metode statistik yang digunakan oleh peneliti untuk menggambarkan dan menentukan
hubungan antara tiga variabel atau lebih. Sebagai contoh : Prestasi belajar bukan hanya
dipengaruhi oleh satu variabel melainkan banyak penyebabnya misalnya lingkungan rumah,
pribadi siswa, pergaulan, pengalaman sekolah, dan sebagainya.
1. Korelasi Product Moment
Korelasi Product Moment digunakan misalnya untuk menentukan hubungan
antara dua gejala interval seperti nilai matematika dan nilai IPA. Ada tiga rumus yang
digunakan untuk menentukan koefisien dari korelasi ini.
Rumus 1
1
+ ( X X )(Y Y )
N
rxy=
Sx . Sx

Keterangan / penjabaran rumus:


X
X =
N
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional13

Y
Y =
N
2

X x

S x =
2
Y y

S y =

Rumus 2
rxy=

xy
( x2 )( y 2)

Keterangan / penjabaran rumus:


)2
X 2= ( X X
Y 2=( Y Y )

xy= jumla h h asil dari x dan y


Rumus 3

X 2
Y 2
N Y 2

X 2
N

N XY ( X )( Y )
r XY =

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional14

Cara lain yang lebih sederhana dan mudah adalah dengan menggunakan intepretasi
terhadap koefisien korelasi yang diperoleh (nilai r). Intepretasi tersebut adalah sebagai
berikut:
Besarnya Nilai r
Antara 0,800 sampai dengan 1,00
Antara 0,600 sampai dengan 0,800
Antara 0,400 sampai dengan 0,600
Antara 0,200 sampai dengan 0,400
Antara 0,000 sampai dengan 0,200

Interpretasi
Tinggi
Cukup
Agak Rendah
Rendah
Sangat Rendah

2. Korelasi Tata Jenjang


Korelasi tata jenjang dalam bahasa Inggris disebut Rank Diference Correlation atau
Rank Order Correlation. Korelasi tersebut digunakan untuk menentukan hubungan dua
gejala yang kedua duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang.
Rumus korelasi tata jenjang dikemukakan oleh Spearman.
Rumus:
r h o X Y =1

6 D

N ( N 21 )

Keterangan
rhoXY

Koefisien korelasi tata jenjang

: Difference. Sering digunakan juga B singkatan dari Beda. D adalah beda antara
jenjang setiap subjek

: Banyaknya Subjek

Contoh Soal :
Lima orang murid yang berbeda rangkingnya dalam pelajaran Matematika dan IPA
Nama Siswa

Rangking dalam
Rangking dalam
Matematika
IPA
Awan
2
5
Melinda
1
4
Sigit
3
3
Juki
5
2
Sulastri
4
1
Jumlah
15
15
Langkah menghitung koefisien korelasi

Difference

D2

-3
-3
1
2
3
0

9
9
1
4
9
32

Masukkan rangking tersebut ke dalam rumus:


Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional15

r h o XY =1

6 D

N ( N 21 )

6 x 32
5 (251 )

192
120

11,6=0,6

Koefisien korelasinya negatif. Ini menunjukkan bahwa ada korelasi namun


berlawanan kesejajaran. Hal ini dapat kita pahami karena siswa yang memiliki rangking
tinggi di dalam matematika cenderung memiliki rangking rendah dalam IPA.
Indeks korelasi dinyatakan ke dalam dua jenis yaitu Korelasi positif dan korelasi
negatif. Dikatakan korelasi positif apabila terjadi kenaikan nilai Y mengikuti kenaikan nilai
X. Maksudnya, semakin tinggi nilai X maka semakin tinggi pula nilai Y. Sedangkan korelasi
negatif apabila kenaikan X diikuti dengan penurunan nilai Y.
Ada tidaknya korelasi dinyatakan dengan angka pada indeks. Berapapun nilai indeks
koefisiennya asalkan bukan 0,00000 dapat diartikan bahwa antara kedua variabel terdapat
adanya korelasi. Semakin besar angka dalam indeks maka semakin tinggi pula korelasi antar
variabel.
3. Korelasi The Widespread Biserial Correlation
Sering terjadi di dalam penelitian yang membutuhkan pengamatan, peneliti hanya
memberikan penilaian rata-rata daripada menilai baik atau sangat buruk. Teknik untuk
mengetahui korelasi antara dua variabel yang interval dan diskrit buatan karena nilai
ekstrem ini pun dapat digunakan korelasi biserial. Tetapi apabila akan mengelompokkan
sampel menjadi tiga kategori akan dikorelasikan dengan titik kemampuan dasar atau
intelegensi yang berskala interval, maka dapat digunakan rumus korelasi serial.
rumus:
r 0t
0
( ( M ) }

r 0t
0
Keterangan:

2
rser
: koefisien korelasi serial

Or
: ordinat yang lebih rendah

S D t o t Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional16

r s er =

Ot

ordinat yang lebih tinggi

: mean

SDtot

: proporsi individu dalam golongan

standard deviasi total

4. Point Biserial Correlation


Korelasi ini disebut juga korelasi poin biserial. Digunakan apabila kita hendak
mengetahui korelasi antara dua variabel yang satu berbentuk variabel kontinue dan satunya
lagi berbentuk variabel diskrit murni. Misalnya saja untuk mengetahui hubungan antara jenis
kelamin dengan intelegensi, kemampuan berpidato atau prestasi belajar.
Rumus korelasi biserial adalah sebagai berikut:

r p b i s=

M pM t
St

p
q

Keterangan:
Rpbis

: koefisien korelasi point biserial

Mp

: Mean dari subjek yang menjawab betul item yang dicari korelasinya dengan tes

Mt

: Mean skor total ( skor rata-rata dari seluruh pengikut test)

St

: Standard deviasi skor total

: Proporsi subjek yang menjawab betul item tersebut

:1-p
5. Korelasi Tetrachoric
Korelasi tetrachoric digunakan untuk mencari korelasi dua variabel diskrit

buatan (artificial dichotomies) misalnya menentukan daya beda item. Data awalnya adalah
data kontinum yang berbentuk kurva normal. Untuk mendapatkan darta kontinum biasanya
hanya dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu subyek yang menguasai materi dan
subyek yang tidak menguasai materi. Sayangnya korelasi ini jarang dipakai karena
penghitungannya rumit dan standard erornya lebih besar.
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional17

6. Phi Coefficient

Korelasi Phi

yang menghasilkan koefisien phi digunakan untuk mencari

hubungan dua variabel diskrit. Diutamakan adalah variabel diskrit murni. Apabila variabel
yang ada bukanlah variabel diskrit maka harus diubah dulu menjadi variabel diskrit.
Korelasi Phi digunakan untuk menentukan validitas item, dengan variabel
pertama benar-salahnya subjek di dalam menjawab item, serta variabel kedua adalah
skor total yang dibuat dikotomi.
Cara mengubah skor total menjadi dikotomi adalah dengan menggunakan mean atau
median. Jika menggunakan mean sebagai nilai pemisah subjek maka kemungkinan
banyaknya subjek pada dua kelompok bisa tidak sama. Namun apabila menggunakan median
sebagai nilai pemisah subjek maka banyaknya subjek untuk kedua kelompok sama jumlahnya
seperti kita membagi subjek atas dua bagian upper group (kelompok atas) dan lower group
(kelompok bawah).
Kelompok yang tidak sama jumlah subjeknya
Jika kita menggunakan mean sebagai nilai pemisah dua kelompok, maka ada
kemungkinan banyaknya kelompok atas tidak sama dengan banyaknya kelompok bawah.
Kelompok atas adalah mereka yang skornya lebih besar dari mean sedangkan kelompok
bawah adalah subjek yang skornya sama atau lebih kecil dari mean. Banyaknya subjek untuk
setiap kategori dihitung kemudian dimasukkan ke dalam setiap tabel kontingensi 2x2.

Keterangan:
Sel a : memuat subjek yang skor 1 untuk item dan skor 1 untuk dikotomi skor total
Sel b : memuat subjek yang skor 1 untuk item dan skor 0 untuk dikotomi skor total
Sel c : memuat subjek yang skor 0 untuk item dan skor 1 untuk dikotomi skor total
Sel d : memuat subjek yang skor 0 untuk item dan skor 0 untuk dikotomi skor total
Kemudian berdasarkan frekuensi yang ada dalam setiap sel, dimasukkan ke dalam
rumus phi
r =

a db c
( c+ a ) dan Aplikasi Penelitian Korelasional18
( a+b ) ( b+ d ) ( d +c )Konsep

Contoh:
Dengan menggunakan tabel analisis item yang lalu, maka terdapat mean 6,6. Subjek yang
memiliki skor total di atas mean adalah Artini, Nining, Yanto, Santi, Murni, Tatang. Skor-skor
tersebut diubah menjadi 1 sedangkan skor di bawah mean diubah menjadi 0.

Skor

Total

5 (a)

1 (b)

0 (c)

4 (d)

Sel a

: Artini, Nining, Santi, Murni, Tatang

Sel b : Yudi
Sel c

: Tidak ada

Sel d : Yanto, Aryanto, Ibnu, Tini


r =

adbc
( a+b ) ( b+ d ) ( d +c ) ( c+ a )

r =

5.41.0
( 5+1 )( 1+4 ) ( 4+ 0 ) ( 0+5 )

r =

200
( 6 )( 5 )( 4 ) ( 5 )

r =

20
27,4

r =0,73

Kelompok yang sama jumlah subjeknya


Pa P

2p q
r =
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional19

Keterangan:
r : koefisien korelasi phi
Pa

: proposi kelompok atas yang memiliki skor 1 untuk item

Pb

: proposi kelompok bawah yang memiliki skor 1 untuk item

: proposi semua subjek yang skornya 1 untuk item

: 1-p

Contoh:
Dengan menggunakan tabel di atas ternyata membagi dengan mean sebagai batas telah
diperoleh 5 orang sebagai kelompok dengan skor 1 dan 5 orang sebagai kelompok dengan
skor 0.
Maka dapat dihitung indeks korelasinya sebagai berikut:
Pa

: 1,0

Pb

: 0,2

Pp

: 0,6

P aP

2 pq
r =
r =

1,00,2
2 0,6 . 0,4

r =

0,8
0,979

r =0,817

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional20

E. Aplikasi teknik korelasi product moment


BAB I
PENDAHULUAN
A; Latar Belakang

Persaingan bisnis dalam perekonomian di Indonesia berkembang pesat. Prinsip


ekonomi demokrasi kerakyatan Indonesia membuka lebar kesempatan wirausaha untuk
mengembangkan usahanya. Salah satunya, sekarang sedang berkembang pesat usaha
minimarket. Wirausaha di daerah membeli franchise guna mempermudah masyarakat
mengenali usahanya. Misalnya di Kabupaten Gunungkidul telah berkembang minimarket
dengan franchise Alfamart.
Dalam pelayanannya konsumen dimudahkan dengan sistem swalayan atau
konsumen dapat mengambil sendiri barang yang diinginkan. Kemudahan berbelanja yang
ditawarkan mendorong pengusaha mendirikan minimarket tersebut di daerahnya. Dapat
dilihat di lapangan bahwa minimarket Alfamart berkembang di sejumlah kecamatan di
Gunungkidul, yaitu : Wonosari, Semanu, Karangmojo, Nglipar, Semin, Paliyan dan Rongkop.
Namun demikian, bertumbuhnya minimarket dengan tanpa kendali dari pemerintah
dapat menyebabkan bertumbuhnya pola konsumtif pada masyarakat. Masyarakat sekitar
menjadi tergantung pada keberadaan minimarket tersebut. Akibatnya, eksistensi dari pasar
tradisional secara berlahan dapat tergeser. Seiring dengan pertumbuhan Alfamart.
Pada umumnya, seperti di daerah Kabupaten Gunungkidul pasar tradisional
merupakan pilar ekonomi masyarakat. Secara tidak konsumtif masyarakat berbelanja di pasar
tradisional, dengan adanya pola 5 hari pasaran memungkinan masyarakat mengatur
pengeluarannya. Namun, dari pengamatan awal di lapangan dapat diamati bahwa kebiasaan
berbelanja masyarakat di pasar tradisional mulai bergeser. Minimarket seperti Alfamart dan
Indomaret mulai menarik konsumen dari daerah sekitar.
Berdasarkan hal tersebut, maka ke depan perlu dipertimbangkan perkembangan
minimarket di Kabupaten Gunungkidul dan bagaimana pengaruh yang ditimbulkan bagi pola
konsumsi masyarakat.

B; Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut :
1; Bagaimana pertumbuhan minimarket Alfamart di Kabupaten Gunungkidul?
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional21

2; Bagaimana dampak pertumbuhan minimarket Alfamart terhadap eksistensi pasar

tradisional di Kabupaten Gunungkidul?


C; Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut peneliti menetapkan tujuan penelitian adalah


mengetahui :
1; Pertumbuhan minimarket Alfamart di Kabupaten Gunungkidul.
2; Dampak pertumbuhan minimarket Alfamart terhadap eksistensi pasar tradisional di
Kabupaten Gunungkidul.

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional22

BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1; Pengertian dari masing-masing variabel
a; Pengaruh adalah daya yang ada/timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut
membentuk watak, kepercayaan/
b; Pola (KBBI edisi 3;) adalah bentuk (struktur) yang tetap.
c; Konsumsi (KBBI edisi 3;) adalah pembelian barang hasil produksi (bahan pakaina,
bahan makanan, dsb)/ barang-barang yang langsung memenuhi keperluan hidup.
Jadi, pengertian pola konsumsi dapat disimpulkan yaitu suatu bentuk yang tetap untuk
membeli barang-barang kebutuhan dalam rangka memenuhi keperluan hidup
d; Minimarket (KBBI edisi 2;657) adalah pasar sawalayan kecil yaitu pelayanan sendiri
oleh pembeli karena perusahaan tidak menyediakan pramuniaga.
B. Hipotesis
1; Pertumbuhan mini market Alfamart berkembang pesat hampir di setiap kecamatan di
Kabupaten Gunungkidul
2; Dengan tumbuhnya minimarket Alfamart maka memengaruhi pola konsumsi
masyarakat sekitar Alfamart
3; Masyarakat bergantung pada keberadaan mini market Alfamart sehingga memberi
dampak terhadap penurunan eksistensi pasar tradisional sebagai tempat belanja.

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional23

BAB III
METODE PENELITIAN

A; Tempat dan Waktu Penelitian


1; Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di empat Kecamatan Gunungkidul, yaitu Kecamatan Semin,


Rongkop, Semanu dan Paliyan. Dengan alasan, Kecamatan Semin terletak di perbatasan
antara Daerah Istimewa Yogyakarta dan Provinsi Jawa Tengah serta letak mini market
Alfamart Kecamatan Semin dekat dengan pasar tradisional.
Pengambilan objek penelitian di Kecamatan Rongkop dapat mewakili wilayah timur
Gunungkidul. Kecamatan Semanu memiliki letak berdekatan dengan Kecamatan Wonosari
yang merupakan ibu kota kabupaten Gunungkidul. Pengambilan objek penelitian di
Kecamatan Paliyan berdasarkan alasan bahwa Kecamatan Paliyan mampu mewakili wilayah
selatan Gunungkidul seperti Kecamatan Tanjungsari yang terletak di pesisir pantai selatan.
2; Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2012 hingga bulan Januari 2013. Waktu 3
bulan dengan jadwal sebagai berikut :

No.

Bulan ke

Kegiatan penelitian

1. MENYUSUN RENCANA PENELITIAN

2. STUDI PUSTAKA

3. MENYUSUN INSTRUMEN PENELITIAN

4. MENGUMPULKAN DAN ANALISIS DATA

5. PENULISAN LAPORAN

6. PRESENTASI

Keterangan

V
V

B; Metode dan Desain Penelitian


1; Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data.
Dalam penelitian dikenal beberapa metode antara lain wawancara, studi pustaka, observasi
atau pengamatan dan kuesioner atau angket. Dalam hal penelitian ini, peneliti menggunakan
metode yang menekankan pada kuesioner atau angket disertai studi pustaka dan observasi.
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional24

2; Desain Penelitian

Dalam melakukan penelitian dikenal dua pendekatan dalam pemecahan masalah, yaitu
Kuantitatif dan Kualitatif. Pendekatan Kuantitatif mengkaji dan menyajikan data berupa tabel
atau angka. Pendekatan kualitatif mengkaji dan menyajikan data berupa deskriptif uraian
permasalahan yang diteliti. Berkaitan dengan penelitian ini, peneliti menggunakan
Pendekatan Kuantitatif.
C; Populasi dan Sampel Penelitian
1; Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah kumpulan unit elementer atau hal yang menjadi sumber
pengambilan sampel yang memenuhi syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.
Berkaitan dengan penelitian ini, populasi yang diambil adalah total Minimarket Alfamart
yang berada di Gunungkidul. Jumlah seluruh Minimarket Alfamart di Gunungkidul adalah 8
buah minimarket.
2; Sampel Penelitian

Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dan dipergunakan untuk penelitian
yang sifat dan karakternya mewakili populasi sebagai subyek penelitian. Berkaitan dengan
penelitian ini, dari jumlah populasi Alfamart yang ada peneliti mengambil sampel sejumlah 4
buah minimarket yang tersebar di Kecamatan Paliyan, Semanu, Semin, dan Rongkop dengan
jumlah responden 40 orang.
D; Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini digunakan teknik dan alat pengumpulan data yang mengacu pada tiga
variabel yang disusun. Masing-masing variabel digunakan alat pengumpulan data yang tepat.
Untuk variabel pertama dan ke dua digunakan wawancara dengan para responden yaitu
masyarakat sekitarAlfamart dan studi pustaka sebagai referensi penelitian. Sedangkan untuk
variabel ke tiga digunakan kuesioner atau angket yang disebarkan kepada 40 responden.
Adapun tujuan pengumpulan data ini adalah untuk memperoleh informasi yang relevan
dengan reliabilitas dan validitas setinggi mungkin.
E; Variabel Penelitian
1; Variabel pertama

: pertumbuhan mini market Alfamart


2; Variabel kedua
: eksistensi pasar tradisional di Paliyan, Semanu, Rongkop dan Semin
3; Variabel ketiga
: pengaruh pertumbuhan mini market alfamart terhadap eksistensi
pasar tradisional di paliyan, semanu, rongkop, dan semin

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional25

F; Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah teknik korelasi product
moment dari pearson. Tujuan pengujian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan
mini market Alfamart terhadap eksistensi pasar tradisional di Paliyan, Semanu, Rongkop, dan
Semin.

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional26

BAB IV
HASIL, ANALISIS DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A; Pertumbuhan Mini Market Alfamart
1; Deskripsi Data

Tabel 4.1 Variabel 1: Pertumbuhan Mini Market Alfamart


Kecamatan : SEMANU
No

Pertanyaan

Nama
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

Irangga

1 54

Ari

3 71

Vika

1 62

Sri Lestari

4 57

Budiyati

4 75

Wasman

3 75

Atika P

1 70

Aera N

Sri S

3 69
4
82

10 Sri Wulan

32

41

40

39

42

37

36

27

30

32

28

33

39

33

34

33

33

34

37

28 688

Jumlah

Tabel 4.2 Variabel 1: Pertumbuhan Mini Market Alfamart


Kecamatan : SEMIN
No

Pertanyaan

Nama
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1 Mateus G

3 72

2 Annisa Nur

2 65

3 Nurul F

3 63

4 Nur Ahmad

4 63

5 Wakhid R

2 68

6 Suharyani

5 66

7 Januardi

2 50

8 Sutopo

2 76

9 Anto W

3 75

10 Marisa

3 79

31

39

40

41

43

35

37

33

26

34

25

37

34

28

28

31

27

37

42

29 677

Jumlah

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional27

73

Tabel 4.3 Variabel 1: Pertumbuhan Mini Market Alfamart


Kecamatan :
PALIYAN
No

Pertanyaan

Nama
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

20

1Eka Galuh

1 56

2Hartati

3 64

3Sri Mulyani

3 81

4Heny L

2 64

5Sundari

4 69

6Watini

4 67

7Surati

3 71

8Sulis

4 75

9Yunita T

3 64

10Pasiyem

4 84

Jumlah

40

40

40

39

39

38

41

33

31

35

23

38

39

31

30

32

33

26

36

31 695

Tabel 4.4 Variabel 1: Pertumbuhan Mini Market Alfamart


Kecamatan :RONGKOP
No

19

Pertanyaan

Nama
1

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1Purwaning

65

2Ajeng Y

61

3Mulyadi

71

4Paijo

73

5Suharno

73

6Andi H

56

7Suhadi

63

8Supriyono

59

9Ani P

72

10Ikhwan

69

Jumlah

27 38 37 39 38 34 36 29 23

31 25 34 32 30 30 37 38 35 41 28 662

Tabel 4.5 Variabel 1: Pertumbuhan Mini Market Alfamart


No.

Nama
1Eka Galuh
2Hartatiningsih
3Sri Mulyani

Variabel 1
56
64
81
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional28

4Heny Lestari
5Sundari
6Watini
7Surati
8Sulis
9Yunita Tri Hastuti
10Pasiyem
11Irangga Dwi C
12Ari
13Vika
14Sri Lestari
15Budiyati
16Wasman
17Atika Puspita
18Aera Ning Tyas
19Sri Supartini
20Sri Wulan Agustya
21Mateus Gianino
22Annisa Nur
23Nurul Fitriani
24Nur Ahmad Rudin
25Wakhid Ryan C
26Suharyani
27Januardi
28Sutopo
29Anto Wiryawan
30Marisa
31Purwaningtyas C
32Ajeng Yasinta R
33Mulyadi
34Paijo
35Suharno
36Andi Harisman
37Suhadi
38Supriyono
39Ani Pratiwi
40Ikhwan Khoirul
Jumlah

64
69
67
71
75
64
84
54
71
62
57
75
75
70
69
82
73
72
65
63
63
68
66
50
76
75
79
65
61
71
73
73
56
63
59
72
69
2722

B; Eksistensi Pasar Tradisional


1; Deskripsi Data

Tabel 4.6 Variabel 2 : Eksistensi Pasar Tradisional


Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional29

Kecamatan :SEMANU
No

Pertanyaan

Nama
1

10

11 12 13

14 15

16

17 18

19 20

1Irangga D

79

2Ari

71

3Vika

68

4Sri Lestari

68

5Budiyati

62

6Wasman

58

7Atika P

74

8Aera N

70

9Sri S

63

71

31 30

32

38 37

24

36 35

35

10Sri Wulan
Jumlah

39

36 38

33 39

41 44

22 34

30 30 684

Tabel 4.7 Variabel 2 : Eksistensi Pasar Tradisional


Kecamatan : SEMIN
No

Pertanyaan

Nama
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

1Mateus G

51

2Annisa Nur

70

3Nurul F

67

4Nur A

64

5Wakhid R

54

6Suharyani

86

7Januardi

67

8Sutopo

66

9Anto W

64

70

37

30

30

31

36

38

39

34

31

34

32

32

32

33

38

44

27

29

31

10Marisa
Jumlah

Tabel 4.8 Variabel 2 : Eksistensi Pasar Tradisional


Kecamatan : PALIYAN
No

20

Pertanyaan

Nama
1

10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20

1Eka Galuh

72

2Hartati

67

3Sri M

74

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional30

21 659

4Heny L

63

5Sundari

68

6Watini

55

7Surati

72

8Sulis

67

9Yunita T

73

10Pasiyem

76

Jumlah

39 28 31 37 40 41 37 30 35 36 39 37 41 37 35 41 23 26 27 27 687

Tabel 4.9 Variabel 2 : Eksistensi Pasar Tradisional


Kecamatan : RONGKOP
No

Pertanyaan

Nama
1

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

1 Cahya

66

2 Ajeng Y

48

3 Mulyadi

70

4 Paijo

46

5 Suharno

53

6 Andi H

81

7 Suhadi

65

8 Supriyono

65

9 Ani P

63

10 Ikhwan K

72

35

26

23

32

40

34

32

27

30

30

36

36

36

34

38

34

21

30

26

Jumlah

Tabel 4.10 Variabel 2 : Eksistensi Pasar Tradisional


No.

Nama
1Eka Galuh
2Hartatiningsih
3Sri Mulyani
4Heny Lestari
5Sundari
6Watini
7Surati
8Sulis
9Yunita Tri Hastuti
10Pasiyem
11Irangga Dwi C

Variabel 2
72
67
74
63
68
55
72
67
73
76
79
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional31

29 629

12Ari
13Vika
14Sri Lestari
15Budiyati
16Wasman
17Atika Puspita
18Aera Ning Tyas
19Sri Supartini
20Sri Wulan Agustya
21Mateus Gianino
22Annisa Nur
23Nurul Fitriani
24Nur Ahmad Rudin
25Wakhid Ryan C
26Suharyani
27Januardi
28Sutopo
29Anto Wiryawan
30Marisa
31Purwaningtyas C
32Ajeng Yasinta R
33Mulyadi
34Paijo
35Suharno
36Andi Harisman
37Suhadi
38Supriyono
39Ani Pratiwi
40Ikhwan Khoirul
Jumlah

71
68
68
62
58
74
70
63
71
51
70
67
64
54
86
67
66
64
70
66
48
70
46
53
81
65
65
63
72
2659

C; Hubungan antara Pertumbuhan Minimarket Alfamart dengan Eksistensi Pasar

Tradisional
1; Deskripsi Data
Tabel 4.11 Rekapitulasi data
No.
1
2
3
4
5
6

Total Nilai x
56
64
81
64
69
67

Total Nilai y
72
67
74
63
68
55

x.y
4032
4288
5994
4032
4692
3685

x2
3136
4096
6561
4096
4761
4489

y2
5184
4489
5476
3969
4624
3025

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional32

No.
1 Semanu
2 Semin

7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Jumlah

71
75
64
84
54
71
62
57
75
75
70
69
82
73
72
65
63
63
68
66
50
76
75
79
65
61
71
73
73
56
63
59
72
69
2722

72
67
73
76
79
71
68
68
62
58
74
70
63
71
51
70
67
64
54
86
67
66
64
70
66
48
70
46
53
81
65
65
63
72
2659

5112
5025
4672
6384
4266
5041
4216
3876
4650
4350
5180
4830
5166
5183
3672
4550
4221
4032
3672
5676
3350
5016
4800
5530
4290
2928
4970
3358
3869
4536
4095
3835
4536
4968
180578

5041
5625
4096
7056
2916
5041
3844
3249
5625
5625
4900
4761
6724
5329
5184
4225
3969
3969
4624
4356
2500
5776
5625
6241
4225
3721
5041
5329
5329
3136
3969
3481
5184
4761
187616

5184
4489
5329
5776
6241
5041
4624
4624
3844
3364
5476
4900
3969
5041
2601
4900
4489
4096
2916
7396
4489
4356
4096
4900
4356
2304
4900
2116
2809
6561
4225
4225
3969
5184
179557

Tabel 4.12 Rekapitulasi data


Nama Kecamatan

Variabel x Variabel y
688
659
677
687
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional33

3
4

Paliyan
Rongkop
Jumlah

695
662
2722

703
629
2678

D. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Minimarket Alfamart dengan Eksistensi Pasar


x
Tradisional
y

2722
Berdasarkan pada
hasil dari kuesioner bertemakan Pengaruh Pertumbuhan
2659
Minimarket Alfamart terhadap Eksistensi Pasar Tradional, maka diperoleh informasi

x
mengenai tingkat kasualitas
antara keduanya. Peneliti menggunakan rumus korelasi product

moment;

y 2722


2 2659
y
n

2
n
x

179557
72231207237798
r=
40
}
{
}
{ 95356
111999

40
187616

14678
xy
r=

}
{10n
679776644

r180578
=
14678
r=
103343,0048
40
r=
r=0,142031868
Dengan hasil penghitungan r = 0,14 maka dapat disimpulkan bahwa Pengaruh
Pertumbuhan Minimarket terhadap Eksistensi Pasar Tradisional di Kecamatan Paliyan,
Semanu, Rongkop, Dan Semin. Dari hasil analisis di atas, maka hipotesis peneliti masih
kurang kuat, karena korelasi antara kedua variabel yang timbul sangat lemah.
E. Pengujian Hipotesis
Hipotesis peneliti yaitu pengaruh Pertumbuhan Minimarket Alfamart terhadap
Eksistensi Pasar Tradisional di Kecamatan Paliyan, Semanu, Rongkop, dan Semin. Tingkat
pengaruh Minimarket Alfamart terhadap Pasar Tradisional sangat lemah, dalam artian bahwa
pengendalian oleh masyarakat dalam memanfaatkan pasar tradisional masih sangat kuat.
Oleh karena itu, pertumbuhan Minimarket Alfamart dinilai belum membahayakan Eksistensi
Pasar Tradisional.
F. Pembahasan Analisis Data
a; Pertumbuhan Minimarket Alfamart
Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional34

Di Kabupaten Gunungkidul telah berkembang cukup pesat, diantaranya yang


berkembang di Kecamatan Paliyan, Semanu, Rongkop dan Semin. Masyarakat dinilai cukup
senang dengan kehadiran Minimarket Alfamart di daerahnya. Namun demikian, tingkat
antusias masyarakat masih pada tingkat normal yang berarti masyarakat tidak sampai
menggantungkan segala kebutuhan ekonomi mereka kepada Minimarket Alfamart.
b; Eksistensi Pasar Tradisional

Di Kabupaten Gunungkidul masih terjaga kelestarian pasar tradisional yang dimiliki


masing-masing daerah. Pasar Tradisional bagi masyarakat Gunungkidul masih sangat kuat
dengan diadakannya transaksi setiap harinya di Pasar Tradisional. Pasar Tradisional di sini
masih terjaga sebagai pusat pertumbuhan di masyarakat.
c; Pengaruh Pertumbuhan Minimarket Alfamart terhadap Eksistensi Pasar Tradisional

Perkembangan dan pertumbuhan Minimarket Alfamart mulai meluas ke dalam


hampir setiap kecamatan di Gunungkidul. Minimarket Alfamart di Kabupaten Gunungkidul
menawarkan hal yang baru dalam pelayanan yang baik, kebersihan tempat terjaga, dan
barang-barang yang dengan mudah didapatkan terjamin.
Namun demikian, dengan segala fasilitas yang ditawarkan masyarakat masih
menggantungkan kebutuhan hidup di pasar tradisional. Selain membuka lapangan pekerjaan
yang cukup luas bagi masyarakat, pasar tradisional dinilai dapat mencukupi segala kebutuhan
masyarakat dengan harga yang relatif murah.
Hal tersebut terbukti dengan tingkat korelasi yang bernilai 0,14 (hubungan sangat
lemah). Walaupun pertumbuhan Minimarket Alfamart cukup pesat, pengaruhnya terhadap
Eksistensi Pasar Tradisional masih sangat lemah.

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional35

BAB V
PENUTUP
A; Kesimpulan

Perkembangan dan pertumbuhan Minimarket Alfamart cukup pesat di Kabupaten


Gunungkidu;. Minimarket Alfamart menawarkan hal yang baru dalam pelayanan yang baik,
kebersihan tempat terjaga, dan barang-barang yang dengan mudah didapatkan terjamin.
Namun demikian, masyarakat masih menggantungkan kebutuhan hidup di pasar
tradisional. Selain membuka lapangan pekerjaan yang cukup luas bagi masyarakat, pasar
tradisional dinilai dapat mencukupi segala kebutuhan masyarakat dengan harga yang relatif
murah.
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa pertumbuhan Minimarket Alfamart di
Kabupaten Gunungkidul memiliki pengaruh yang sangat lemah terhadap Eksistensi Pasar
Tradisional.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.1997.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai
Pustaka
Maryati, Kun dkk.2012.Sosiologi untuk SMA dan MA Kelas XII.Jakarta:Esis
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/465/bab
%204%20kuw.pdf;jsessionid=850E21B3E39DE92AEC27B7E5B7F4E593?
sequence=5
pada hari Rabu, 30 Januari 2013 pukul 01.28 WIB

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional36

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional37

DAFTAR PUSTAKA

Konsep dan Aplikasi Penelitian Korelasional38

Anda mungkin juga menyukai