Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH

PENELITIAN KOLERASIONAL
Diajukan Untuk Memenuhi Mata Kuliah Penelitian Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dr. Kondrat Sawang, M.Pd

Disusun Oleh :
Kelompok 11

Ika Indrawati
Olivia Oktaviani
Matius Valentino Jehatut
Setyo Handoko

PROGRMAM STUDI TEKNOLOGI PENDIDIKAN


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya
makalah yang berjudul “Penelitian Korelasional” ini dapat terselesaikan sesuai dengan yang
diharapkan dan tepat pada waktunya. Makalah yang membahas tentang uraian mengenai
pengertian, tujuan, ciri/karakteristik, jenis, langkah-langkah, kelebihan dan kelemahan, cara
menyusun/menuliskan, kiat penelitian, serta contoh masalah penelitian Korelasional ini diajukan
untuk memenuhi tugas dari mata kuliah penelitian pendidikan. Dalam penulisan makalah ini
penulis merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknik penulisan maupun materi. Untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak, semoga makalah ini
bermanfaat untuk para pembaca.

Palangkaraya, 18 Maret 2023

Penulis Kelompok 8

i
DAFTAR ISI
HALAM JUDUL
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i
DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1
B. Rumus Masalah....................................................................................................... 2
C. Tujuan ..................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Korelasional ......................................................................... 3
B. Tujuan Penelitian Korelasional ............................................................................... 4
C. Ciri - Ciri Penelitian Korelasional .......................................................................... 4
D. Arah Dan Koefisien Hubungan ............................................................................... 4
E. Macam - Macam Penelitian Korelasional ............................................................... 5
F. Macam - Macam Teknik Penelitian Korelasional .................................................. 8
G. Rancangan Penelitian Korelasional ........................................................................ 13
H. Langka - Langkah Penelitian Korelasional ............................................................. 15
I. Kelebihan, Kelemahan Penelitian Korelasional ..................................................... 17
J. Contoh Korelasi Product Moment .......................................................................... 18

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ............................................................................................................. 21
B. Saran ....................................................................................................................... 21

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan pada suatu masalah yang
memerlukan solusi yang tepat. Dalam kehidupan selalu ada masalah, baik masalah pribadi,
keluarga, masyarakat dan negara. Dari semua masalah tersebut, tidak semua masalah yang
memerlukan solusi dalam bentuk kegiatan penelitian. Perbedaanya adalah pada kegiatan
penyelesaian masalah. Selain masalah, komponen penting yang harus ada dalam penelitian
adalah tujuan penelitian sehingga dapat ditentukan metode yang tepat untuk penyelesain
masalah. Kegiatan penyelesaian masalah yang disebut penelitian dapat dilakukan secara
sistematis dengan mengikuti metodologi, dikontrol, dan didasarkan teori yang ada serta
diperkuat dengan gejala yang ada (Sukardi, 2004:3).
Secara umum, penelitian dapat dibedakan dari beberapa aspek, diantaranya aspek tujuan,
aspek metode, aspek kajian. Menurut Gay (dalam Sukardi, 2004:13) Aspek tujuan terdiri
dari penelitian dasar dan lanjut. Aspek metode terdiri atas penelitian deskriptif, penelitian
sejarah, penelitian survei, penelitian ex-postfakto, penelitian eksperimen, penelitian kuai
eksperimen. Sedangkan, aspek kajian sesuai bidang garapan dapat dibagi menjadi dua, yaitu
penelitian kependidikan dan penelitian nonkependidikan (Sukardi, 2004:13-16).
Masalah penelitian dapat dibagi dalam berbagai bidang diantaranya bidang pendidikan,
kesehatan, sosial, ekonomi, dan lain-lain. Salah satu bidang penelitian yang memerlukan
perhatian khusus adalah bidang penelitian pendidikan. Secara umum metode penyelesaian
masalah pada penelitian pendidikan ada dua, yaitu metode kualitatif dan kuantitatif. Metode
kualitatif yang yang pengumpulan datanya berinteraksi langsung dengan objek penelitianya
dan hasilnya tidak diperoleh melalui prosedur statistik. Sedangkan metode kuantitatif,
pengumpulan datanya melalui instrumen penelitian berupa populasi dan sampel serta
hasilnya diperoleh melalui prosedur statistic. Salah satu peneltian yang penting dan
bermanfaat dalam dunia pendidikan adalah penelitian korelasional.
Fenomena yang terjadi dalam dunia pendidikan terdapat hubungan antarunsur-unsurnya.
Seperti hubungan antara guru dengan siswa, guru dengan materi/kurikulum, materi dengan

1
evaluasi, dan lain-lain. Hubungan-hubungan tersebut dapat diketahui tingkat korelasinya
secara ilmiah secara statistik melalui metode penelitian korelasional.

B. Rumus Masalah
Dari paparan diatas maka dirumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian penelitian korelasional?
2. Apa tujuan penelitian korelasional?
3. Apa cirri-ciri penelitian korelasional?
4. Ada berapa macam-macam penelitian korelasional?
5. Apa saja jenis-jenis rancangan penelitian korelasional?
6. Bagaimana langkah-langkah desain dasar penelitian korelasional?
7. Apa saja kelebihan dan kelemahan penelitian korelasional?

C. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk memenuhi kelengkapan tugas mata kuliah metodologi penelitian pendidikan
2. Mengerti tentang teori penelitian korelasional

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Korelasional


Penelitian korelasi atau korelasional adalah suatu penelitian untuk mengetahui hubungan
dan tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih tanpa ada upaya untuk mempengaruhi
variabel tersebut sehingga tidak terdapat manipulasi variabel (Faenkel dan Wallen,
2008:328). Adanya hubungan dan tingkat variabel ini penting karena dengan mengetahui
tingkat hubungan yang ada, peneliti akan dapat mengembangkannya sesuai dengan tujuan
penelitian. Jenis penelitian ini biasanya melibatkan ukuran statistik/tingkat hubungan yang
disebut dengan korelasi (Mc Millan dan Schumacher, dalam Syamsuddin dan Vismaia,
2009:25). Penelitian korelasional menggunakan instrumen untuk menentukan apakah, dan
untuk tingkat apa, terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih yang dapat
dikuantitatifkan.
Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166) penelitian korelasi merupakan salah satu bagian
penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel yang
ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi. Selanjutnya, Fraenkel dan Wallen (2008:329)
menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian deskripsi karena penelitian tersebut
merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti
berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam konteks kuantitatif yang direfleksikan
dalam variabel.
Penelitian korelasional dilakukan dalam berbagai bidang diantaranya pendidikan, sosial,
maupun ekonomi. Penelitian ini hanya terbatas pada panafsiran hubungan antarvariabel saja
tidak sampai pada hubungan kausalitas, tetapi penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk
diajadi penelitian selanjutnya seperti penelitian eksperimen (Emzir, 2009:38). Menurut
Sukardi (2004:166) penelitian korelasi mempunyai tiga karakteristik penting untuk para
peneliti yang hendak menggunakannya. Tiga karakteristik tersebut adalah sebagai berikut.
Penelitian korelasi tepat jika variabel kompleks dan peneliti tidak mungkin melakukan
manipulasi dan mengontrol variabel seperti dalam penelitian eksperimen.Memungkinkan

3
variabel diukur secara intensif dalam setting (lingkungan) nyata.Memungkinkan peneliti
mendapatkan derajat asosiasi yang signifikan.

B. Tujuan Penelitian Korelasional


Tujuan penelitian korelasional menurut Suryabrata (dalam Abidin, 2010) adalah untuk
mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi
pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Sedangkan menurut
Gay dalam Emzir (2009:38) Tujuan penelitian korelasional adalah untuk menentukan
hubungan antara variabel, atau untuk menggunakan hubungan tersebut untuk membuat
prediksi. Studi hubungan biasanya menyelidiki sejumlah variabel yang dipercaya
berhubungan dengan suatu variabel mayor, seperti hasil belajar variabel yang ternyata tidak
mempunyai hubungan yang tinggi dieliminasi dari perhatian selanjutnya.

C. Ciri-ciri Penelitian Korelasional


a Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau
tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
b Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya
secara serentak dalam keadaan realistiknya.
c Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan
ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
d Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.

D. Arah Dan Koefisien Hubungan


Analisis korelasi dapat dikaji dari hasil atau skor signifikansi (sig) dan skor koefisien
korelasi dengan simbol r. Berdasar skor sig dapat diketahui hasil signifikansi penelitian
tersebut. Sedangkan hasil atau skor r dapat dipahami mengenai arah korelasi (hubungan) dan
kuat lemahnya hubungan di antara variabel bebas dengan Penelitian Korelasional 85
variabel terikat. Khusus mengenai r terdapat beragam hasil, yang dapat dikelompokkan
dalam tiga arah yakni:
1. Hubungan positif, bila kenaikan nilai variabel bebas (x), disertai atau diikuti oleh
kenaikan nilai variabel terikat (y). Dapat pula diartikan turunnya nilai variabel bebas (x),

4
disertai atau diikuti turunnya nilai variabel terikat (y). Hal ini dapat dikaji dari skore
hasil sig, besarnya tidak lebih besar dari 0,050; dan hasil skor r (koefisien korelasi)
biasanya tergolong memiliki derajat hubungan kuat dan sangat kuat, dengan skor r
melebihi 0,600.
2. Hubungan negatif, bila kenaikan nilai variabel bebas (x), disertai turunnya nilai variable
terikat (y). Juga dapat terjadi turunnya nilai variable bebas (x), disertai kenaikan nilai
variable terikat (y). Hal ini dapat dikaji dari skore hasil sig, besarnya tidak lebih besar
dari 0,050; dan hasil skore r (koefisien korelasi) biasanya bertanda negatif (-), tergolong
memiliki derajat hubungan kuat dan sangat kuat, dengan skor r lebih rendah dari -0,600
3. Hubungan nihil (tidak ada hubungan), bila kenaikan/turunnya nilai variable bebas (x),
tidak dikuti oleh kenaikan/turunnya nilai variabel terikat (y). Tidak adanya hubungan
tersebut dapat dikaji dari skore hasil sig, yakni jika besarnya sig lebih besar dari 0,050.
Kondisi ini biasanya diikuti oleh hasil skore r (koefisien korelasi) yang tergolong
Penelitian Inferensial dalam Bidang Pendidikan 86 memiliki derajat hubungan lemah
dan sangat lemah, dengan skor r mendekati 0,000. Perlu dipahami bahwa koefisien
korelasi (simbol r) adalah bilangan yang menyatakan besar kecilnya atau kuat lemahnya
hubungan antara dua variabel yang diteliti. Bilangan yang menunjukkan koefisien
korelasi bergerak antara -1 atau -1,0, sampai dengan +1 atau 1,0. Bila r menghasilkan
angka yang mendekati -1, maka disebut berkorelasi negatif. Sebaliknya, jika r
menghasilkan angka yang mendekati +1, maka disebut berkorelasi positif. Sedangkan
jika r menghasilkan angka yang mendekati 0, maka disebut tidak ada korelasi.

E. Macam-macam Penelitian Korelasional


1. Penelitian Hubungan
Penelitian hubungan, relasional, atau korelasi sederhana (seringkali hanya disebut
korelasi saja) digunakan untuk menyelidiki hubungan antara hasil pengukuran terhadap
dua variabel yang berbeda dalam waktu yang bersamaan. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan tingkat atau derajat hubungan antara sepasang variabel (bivariat). Lebih
lanjut, penelitian jenis ini seringkali menjadi bagian dari penelitian lain, yang dilakukan
sebagai awal untuk proses penelitian lain yang kompleks. Misalnya, dalam penelitian
korelasi multivariat yang meneliti hubungan beberapa variabel secara simultan pada

5
umumnya selalu diawali dengan penelitian hubungan sederhana untuk melihat
bagaimana masing-masing variabel tersebut berhubungan satu sama lain secara
berpasangan.Dalam penelitian korelasi sederhana ini hubungan antar variabel tersebut
ditunjukkan oleh nilai koefisien korelasi. Nilai koofisien korelasi merupakn suatu alat
statistik yang digunakan untuk membantu peneliti dalam memahami tingkat hubungan
tersebut. Nilai koefisien bervariasi dari -1,00 sampai +1,00 diperoleh dengan
menggunakan teknik statistik tertentu sesuai dengan karakter dari data masing-masing
variabel.
Pada dasarnya, desain penelitian hubungan ini cukup sederhana, yakni hanya
dengan mengumpulkan skor dua variabel dari kelompok subjek yang sama dan
kemudian menghitung koefisien korelasinya. Oleh karena itu, dalam melakukan
penelitian ini, pertama-tama peneliti menentukan sepasang variabel yang akan diselidiki
tingkat hubungannya. Pemilihan kedua variabel tersebut harus didasarkan pada teori,
asumsi, hasil penelitian yang mendahului, atau pengalaman bahwa keduanya sangat
mungkin berhubungan.
2. Penelitian Prediktif
Dalam pelaksanaan di bidang pendidikan, banyak situasi yang menghendaki
dilakukannya prediksi atau peramalan. Pada awal tahun ajaran baru, misalnya, setiap
sekolah karena keterbatasan fasilitas, seringkali harus menyeleksi para pendaftar yang
akan diterima menjadi calon siswa baru.Penelitian korelasi jenis ini memfokuskan pada
pengukuran terhadap satu variabel atau lebih yang dapat dipakai untuk memprediksi atau
meramal kejadian di masa yang akan datang atau variabel lain (Borg & Gall dalam
Abidin, 2010). Penelitian ini sebagaimana penelitian relasional, melibatkan
penghitungan korelasi antara suatu pola tingkah laku yang kompleks, yakni variabel
yang menjadi sasaran prediksi atau yang diramalkan kejadiannya (disebut kriteria), dan
variabel lain yang diperkirakan berhubungan dengan kriteria, yakni variabel yang
dipakai untuk memprediksi (disebut prediktor). Teknik yang digunakan untuk

6
mengetahui tingkat prediksi antara kedua variabel tersebut adalah teknik analisis regresi
yang menghasilkan nilai koefisien regresi, yang dilambangkan dengan R.
Perbedaan yang utama antara penelitian relasional dan penelitian jenis ini terletak
pada asumsi yang mendasari hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam penelitian
relasional, peneliti berasumsi bahwa hubungan antara kedua variabel terjadi secara dua
arah atau dengan kata lain, ia hanya ingin menyelidiki apakah kedua variabel
mempunyai hubungan, tanpa mempunyai anggapan bahwa variabel yang muncul lebih
awal dari yang lain. Oleh karena itu, kedua variabel biasanya diukur dalam waktu yang
bersamaan. Sedang dalam penelitian prediktif, di samping ingin menyelidiki hubungan
antara dua variabel, peneliti juga mempunyai anggapan bahwa salah satu variabel
muncul lebih dahulu dari yang lain, atau hubungan satu arah. Oleh karena itu, tidak
seperti penelitian relasional, kedua variabel diukur dalam waktu yang berurutan, yakni
variabel prediktor diukur sebelum variabel kriteria terjadi, dan tidak dapat sebaliknya.
3. Korelasi Multivariat
Teknik untuk mengukur dan menyelidiki tingkat hubungan antara kombinasi dari
tiga variabel atau lebih disebut teknik korelasi multivariat. Ada beberapa teknik yang
dapat digunakan, dua diantaranya yang akan dibahas di sini adalah: regresi
ganda ataumultiple regresion dan korelasi kanonik.
Regresi ganda. Memprediksi suatu fenomena yang kompleks hanya dengan
menggunakan satu faktor (variabel prediktor) seringkali hanya memberikan hasil yang
kurang akurat. Dalam banyak hal, semakin banyak informasi yang diperoleh semakin
akurat prediksi yang dapat dibuat (Mc Millan & Schumaker dalam Abidin, 2010), yakni
dengan menggunakan kombinasi dua atau lebih variabel prediktor, prediksi terhadap
variabel kriteria akan lebih akurat dibanding dengan hanya menggunakan masing-
masing variabel prediktor secara sendiri-sendiri. Dengan demikian, penambahan jumlah
prediktor akan meningkatkan akurasi prediksi kriteria.
Korelasi kanonik. Pada dasarnya teknik ini sama dengan regresi ganda, dimana
beberapa variabel dikombinasikan untuk memprediksi variabel kriteria. Akan tetapi,

7
tidak seperti regresi ganda yang hanya melibatkan satu variabel kriteria, korelasi kanonik
melibatkan lebih dari satu variabel kriteria. Korelasi ini berguna untuk menjawab
pertanyaan, bagaimana serangkaian variabel prediktor memprediksi serangkai variabel
kriteria? Dengan demikian, korelasi kanonik ini dapat dianggap sebagai perluasan dari
regresi ganda,dan sebaliknya, regresi berganda dapat dianggap sebagai bagian dari
korelasi kanonik (Pedhazur dalam Abidin, 2010). Seringkali korelasi ini digunakan
dalam penelitian eksplorasi yang bertujuan untuk meentukan apakah sejumlah variabel
mempunyai hubungan satu sama lain yang serupa atau berbeda.

F. Macam-macam Teknik Korelasi


Ada beberapa jenis teknik korelasi yang bisa digunakan.
1. Korelasi Product – Moment
Pemikiran utama korelasi product - momen antara lain : Jika kenaikan kuantitas
dari suatu variabel diikuti dengan kenaikan kuantitas dari variabel lain, maka dapat kita
katakan kedua variabel ini memiliki korelasi yang positif. Jika kenaikan kuantitas dari
suatu variabel sama besar atau mendekati besarnya kenaikan kuantitas dari suatu variabel
lain, korelasi kedua variabel akan mendekati 1.
Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel diikuti dengan penurunan kuantitas
dari variabel lain, maka dapat kita katakan kedua variabel ini memiliki korelasi yang
negatif. Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel sama besar atau mendekati besarnya
penurunan kuantitas dari variabel lain, korelasi kedua variabel akan mendekati -1.
Jika kenaikan kuantitas dari suatu variabel diikuti oleh kenaikan dan penurunan
kuantitas secara random dari variabel lain atau jika kenaikan suatu variabel tidak diikuti
oleh kenaikan atau penurunan kuantitas variabel lain (nilai dari variabel lain stabil), maka
dapat dikatakan kedua variabel itu tidak berkorelasi atau memiliki korelasi yang
mendekati nol.
Ada 3 unsur yang digunakan untuk menentukan koefisien korelasi ini, yaitu:

8
• r : koefisien korelasi Pearson
• N : banyak pasangan nilai X dan Y
• ∑XY : jumlah dari hasil kali nilai X dan nilai Y
• ∑X : jumlah nilai X
• ∑Y : jumlah nilai Y
• ∑X2 : jumlah dari kuadrat nilai X
• ∑Y2 : jumlah dari kuadrat nilai Y

Dari ketiga rumus diatas akan didapat koefisien korelasi (r) lalu diinterpretasikan.
Interpretasi Indeks/Koefisien Korelasi Product Moment
Data hasil pengukuran akan dihitung koefisien korelasinya dengan rumus pada bagian
sebelumnya. Hasil perhitungan tersebut diperoleh suatu nilai yang disebut dengan
koefisien korelasi Pearson. Koefisien korelasi tersebut menunjukkan seberapa kuat
korelasi antar variabel. Nilai koefisien korelasi yaitu -1 < r < 1. Interpretasi terhadap
koefisien korelasi tersebut yaitu:

0,00 – 0199: korelasi sangat rendah

0,20 – 0,399: korelasi rendah

0,40 – 0,599: korelasi sedang

0,60 – 0,799: korelasi kuat

0,80 – 1,000: korelasi sangat kuat

9
Begitu pula dengan nilai negatifnya, semakin mendekati nilai 0 maka korelasi semakin
rendah dan mendekati -1 korelasi semakin kuat. Nilai negatif menunjukkan hubungan
terbalik sedangkan nilai positif menunjukkan hubungan searah.

2. Korelasi Tata Jenjang


Korelasi tata jenjang digunakan untuk menentukan hubungan atau dua gejala yang
kedua-duanya merupakan gejala ordinal atau tata jenjang. Rumus yang dikemukakan:

3. The Widespread Biserial Correlation


Sering terjadi dalam penelitian yang membutuhkan pengamatan seperti cenderung
memberikan nilai rata-rata dari pada menilai sangat baik atau sangat buruk. Rumus :

4. Poin Biserial Correlation


Digunakan apabila kita hendak mengetahui korelasi antara dua variabel, yang atu
variabel kontinum, sedang yang lain variabel deskrit murni. Hasil perhitungan dengan

10
korelasi biserial dapat dikonsultasikan ke tabel r hasil korelasi produk moment. Rumus:

5. Korelasi Tetrachoric
Digunakan untuk mencari korelasi dua variabel deskrit buatan. Mula-mula
datanya merupakan data kontenum yang sebenarnya dikelompokkan menjadi dua
kelompok yaitu subjek yang menguasai materi dan yang tidak menguasai materi.
6. Phi Coeficient
Koefisien Phi (π) digunakan untuk mencari hubungan dua variabel diskrit dan
diutamakan diskrit murni bila variabel deskrit dan merupakan variabel diskrit, diubah
dulu menjadi variabel diskrit. Korelasi Phi sering digunakan untuk menentukan validitas
item variabel pertama adalah benar atau salahnya subjek dalam menjawab item,
sedangkan variabel kedua adalah skor total yang dibuat dikotomi. Cara mengubah skor
total menjadi dikatomi dapat menggunakan mean atau median. Jika menggunakan mean
sebagai nilai pemisah subjek, ada kemungkinan banyaknya subjek pada dua kelompok
bisa tidak sama. Bila menggunakan mean sebagai nilai pemisah subjek, banyak subjek
untuk kedua kelompok sama.
a. Kelompok yang tidak sama jumlah subjeknya

11
b. Kelompok yang sama jumlah subjeknya

7. Contingen Coeficient (Koefisien Kontingensi)


Koefisien Kontingensi digunakan bila variabel yang dikorelasikan berbentuk
kategori (gejala ordinal). Bila data bergaris diskrit, maka selain menggunakan koefisient
phi atau tetra korik. Bila variabelnya diklasifikasikan menjadi lebih dari dua, koefisient
phi atau tetra korik tidak dapat digunakan.
Contingency (C) sangat erat kaitannya dengan Ch – kuadrat dan dihitung
dengan Chi kuadrat, C dapat dengan mudah diketahui. Rumus menghitung Chi kuadrat
adalah:

12
Untuk menghitung koefisien kontinyansi digunakan rumus:

G. Rancangan Penelitian Korelasional


Penelitian korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan. Shaughnessy dan Zechmeinter
(dalam Emzir, 2009:48-51), yaitu:
1. Korelasi Bivariat
Rancangan penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan penelitian yang
bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua variabel. Hubungan antara dua
variabel diukur. Hubungan tersebut mempunyai tingkatan dan arah. Tingkat hubungan
(bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam angka antar -1,00 dan
+1,00, yang dinamakan koefisien korelasi. Korelasi zero (0) mengindikasikan tidak ada
hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1,00 atau +1,00, merupakan
korelasi sempurna pada kedua ekstrem (Emzir, 2009:48).
Arah hubungan diindikasikan olh simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif
berarti bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada
variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi
skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya
(Emzir, 2009:48).
2. Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu
variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan. Regresi merujuk pada seberapa
baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik -
1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.

13
3. Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan
penambahan beberapa variabel. Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih
banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang akurat. Apa yang kita
prediksikan disebut variabel kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk
membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor
(predictor variables).
4. Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada. Sejumlah besar
variabel dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu
faktor penting yang umum.
5. Rancangan korelasional yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal
Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-
pernyataan tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional. Rancangan
tersebut adalah rancangan analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel
lintas-akhir (cross-lagged panel design).
Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang
menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya. Sedangkan desain panel lintas
akhir mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus.
6. Analisis sistem (System Analysis)
Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks/rumit
untuk menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan
balik serta unsur dan aliran hubungan.

14
H. Langkah – Langkah Penelitian Koresioanal
Pada dasarnya penelitian korelasioanal melibatkan perhitungan korelasi antara variabel
yang komplek (variabel kriteria) dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan
(variabel prediktor). Langkah-langkah tesebut penelitian ini antara lain secara umum
menurut Mc Milan dan Schumaker (2003), yaitu penentuan masalah, peninjauan masalah
atau studi pustaka, pertanyaan penelitian atau hipotesis, rancangan penelitian dan
metodologi penelitian, pengumpulan data, dan analisis data, simpulan.
1. Penentuan masalah
Dewey (dalam Syamsuddin dan Vismaia, 2009:42) menyatakan masalah dalam penelitian
merupakan kesenjangan antara yang diharapkan dengan kenyataan yang ada atau sesuatu
yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh peneliti, tetapi target tersebut tidak
tercapai. Disetiap penelitian langkah awal yang harus dilakukan peneliti adalah
menentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Ciri-ciri permasalahan
yang layak diteliti adalah yang dapat diteliti (researchable), mempunyai kontribusi atau
kebermanafaatan bagi banyak pihak, dapat didukung oleh data empiris serta sesuai
kemampuan dan keinginan peneliti (Sukardi, 2004:27-28). Dalam penelitian korelasional,
masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti dalam pola perilaku fenomena
yang kompleks yang memerlukan pemahaman. Disamping itu, variabel yang dimasukkan
dalam penelitian harus didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar,
bahwa variabel tersebut mempunyai hubungan tertentu. Hal ini biasanya dapat diperoleh
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya.
2. Peninjauan Masalah atau Studi Kepustakaan
Setelah penentuan masalah, kegiatan penelitian yang penting adalah studi kepustakaan
yang menjadi dasar pijakan untuk memperoleh landasan teori, kerangka pikir dan
penentuan dugaan sementara sehingga peneliti dapat mengerti, mengalokasikan,
mengorganisasikan, dan menggunakan variasi pustaka dalam bidangnya. Macam-macam
sumber untuk memperoleh teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti adalah dari

15
jurnal, laporan hasil penelitian, majalah ilmiah, surat kabar, buku yang relevan, hasil-
hasil seminar, artikel ilmiah dan narasumber.
3. Rancangan penelitian atau Metodologi Penelitian
Pada tahap ini peneliti menentukan subjek penelitian yang akan dipilih dan menentukan
cara pengolahan datanya. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur
dalam variabel-variabel yang menjadi fokus penelitian. Subyek tersebut harus relatif
homogen dalam faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat
mempengaruhi variabel terikat. Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang
berarti dalam faktor-faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur.
Untuk mengurangi heterogenitas tersebut, peneliti dapat mengklasifikasikan subyek
menjadi beberapa kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu kemudian menguji
hubungan antar variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.
4. Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data
masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman interview dan pedoman observasi,
tentunya disesuaikan dengan kebutuhan. Data yang dikumpulkan dengan instrumen-
instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian korelasional, pengukuran
variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama. Sedang dalam penelitian
prediktif, variabel prediktor harus diukur selang beberapa waktu sebelum variabel kriteria
terjadi. Jika tidak demikian, maka prediksi terhadap kriteria tersebut tidak ada artinya.
5. Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara
mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel lain.
Dalam penelitian korelasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya,
digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara variabel yang satu dengan yang
lain. Sedang dalam penelitian prediktif, teknik yang digunakan adalah analisis regresi
untuk mengetahui tingkat kemampuan prediktif variabel prediktor terhadap variabel
kriteria. Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya

16
melibatkan dua variabel. Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk
menentukan apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk
memprediksi variabel kriteria lebih baik dari bila digunakan secara sendiri-sendiri, teknik
analisis regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonikdapat digunakan. Hasil
analisis tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien
regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan
oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.Interpretasi data pada penelitian korelasional
adalah bila dua variabel hubungkan maka akan menghasil koefisen korelasi dengan
simbol (r). Hubungan variabel tersebut dinyatakan dengan nilai dari -1 samapai +1. Nilai
(-) menunjukan korelasi negatif yang variabelnya saling bertolak belakang dan nilai (+)
menunjukkan korelasi positif yang variabelnya saling mendekati ke arah yang sama
(Syamsudin dan Vismaia, 2009:25).
6. Simpulan
Berisi tentang hasil analisis deskripsi dan pembahasan tentang hal yang diteliti dengan
menggunakan mudah dipahami pembaca secara ringkas.

I. Kelebihan dan Kelemahan Penelitian Korelasional


Penelitian korelasional mengandung kelebihan-kelebihan, antara lain: kemampuannya
untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara bersama-sama (simultan); dan
Penelitian korelasional juga dapat memberikan informasi tentang derajat (kekuatan)
hubungan antara variabel-variabel yang diteliti (Abidin, 2010). Selanjutnya, Sukardi
menambahkan kelebihan penelitian ini adalah penelitian ini berguna untuk mengatasi
masalah yang berkaitan dengan bidang pendidikan, ekonomi, sosial. Dengan penelitian ini
juga memungkinkan untuk menyelidiki beberapa variabel untuk diselidiki secara intensif
dan penelitian ini dapat melakukan analisis prediksi tanpa memerlukan sampel yang besar.
Sedangkan, kelemahan penelitian korelasional, antara lain: Hasilnya cuma
mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan saling hubungan yang
bersifat kausal; Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional

17
itu kurang tertib- ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadap variabel-variabel bebas;
Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur; ering merangsang penggunaannya
sebagai semacam short-gun approach, yaitu memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan
menggunakan setiap interpretasi yang berguna atau bermakna. (Abidin, 2010).

J. Contoh Korelasi Product Moment


Hubungan antara siswa lama bermain game dengan nilai yang diperoleh siswa pada mata
pelajaran biologi kelas 11 SMA Negeri 1 Pandih Batu.
a. Metode Jenis dan Desain Penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian korelasional. Dengan pendekatan
kuantitatif. Adapun desain penelitian ini dilakukan uji coba penelitian pada siswa kelas 11
SMA mata prlajaran biologi.
b. Populasi dan Sampel
Populasi dan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah siswa kelas 11 SMAN Padih
Batu yang berjumlah 15 siswa. Selanjutnya, teknik yang digunakan dalam menentukan
sampel penelitian ini ialah total sampling. Alasan mengambil total sampling dalam
penelitian ini karena jumlah populasi yang diteliti < 100, sehingga seluruh populasi
dijadikan sampel. Dengan demikian, jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 15 orang
siswa atau keseluruhan dari populasi.
c. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan dua
instrumen, yaitu instrumen lama bermain game dan instrumen nilai siswa. Adapun tahap
dalam menyusun instrumen penelitian terdiri atas beberapa tahap, yaitu: (1) menyusun
indikator variabel penelitian, (2) menyusun kisi-kisi instrumen, (3) melakukan uji coba
instrumen, dan (4) melakukan pengujian validitas dan reliabelitas instrumen. Sesuai variabel
yang ada dalam penelitian, maka untuk mendapatkan data yang diolah dalam penelitian ini,
instrumen yang digunakan adalah (1) Instrumen lama bermain game (X) menggunakan
lembar instrumen dengan angket dan tes disusun berdasarkan skala likert, sedangkan nilai

18
siswa (Y) menggunakan lembar instrumen dengan angket dan tes disusun berdasarkan skala
likert.

No. Nama Lama Bermain Game Nilai Siswa


1. A 7 64
2. B 7 66
3. C 7 63
4. D 4 78
5. E 4 67
6. F 2 53
7. G 3 86
8. H 4 96
9. I 3 76
10. J 4 92
11. K 6 86
12. L 5 69
13. M 6 69
14. N 2 81
15. O 3 83
Menentukan koefisien korelasi data dengan menggunakan rumus koefisien korelasi Pearson.

NO. Nama Lama Nilai XY X2 Y2


Bermain Siswa
Game
1. A 7 64 448 49 4096
2. B 7 66 462 49 4356
3. C 7 63 441 49 3969
4. D 4 78 312 16 6084

19
5. E 4 67 268 16 4489
6. F 2 53 106 4 2809
7. G 3 86 258 9 7396
8. H 4 96 384 16 9216
9. I 3 76 228 9 5776
10. J 4 92 368 16 8464
11. K 6 86 516 36 7396
12. L 5 69 345 25 4761
13. M 6 69 414 36 4761
14. N 2 81 162 4 6561
15. O 3 83 249 9 6889
Jumlah N = 15 67 1129 4961 343 87023

Sehingga perhitungannya sebagai berikut.

r = -0,2736
Jadi, koefisien korelasi data tersebut adalah -0,2736.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa hubungan antara lama bermain
game dengan nilai siswa sebesar -0,2736 dengan kategori rendah. Hal ini menunjukkan bahwa
semakin lama siswa bermain game maka semakin buruk nilai yang diperoleh siswa.

20
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Menurut Gay dalam Sukardi (2004:166) penelitian korelasi merupakan salah satu
bagian penelitian ex-postfacto karena biasanya peneliti tidak memanipulasi keadaan variabel
yang ada dan langsung mencari keberadaan hubungan dan tingkat hubungan variabel yang
direfleksikan dalam koefisien korelasi.
Fraenkel dan Wallen (2008:329) menyebutkan penelitian korelasi ke dalam penelitian
deskripsi karena penelitian tersebut merupakan usaha menggambarkan kondisi yang sudah
terjadi. Dalam penelitian ini, peneliti berusaha menggambarkan kondisi sekarang dalam
konteks kuantitatif yang direfleksikan dalam variabel.
1. Ciri-ciri Penelitian Korelasional
a Penelitian macam ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan/atau
tak dapat diteliti dengan metode eksperimental atau tak dapat dimanipulasi.
b Studi macam ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya
secara serentak dalam keadaan realistiknya.
c Output dari penelitian ini adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan
ada atau tidak adanya saling hubungan tersebut.
d Dapat digunakan untuk meramalkan variabel tertentu berdasarkan variabel bebas.

B. Saran
Dengan adanya keterbatasan dalam penulisan makalah penelitian ini, kepada peneliti lain
diharapkan untuk mengadakan penelitian sejenis lebih lanjut dengan melakukan penelitian
yang lebih luas, sampel yang lebih banyak dan menggunakan rancangan penelitian yang
lebih kompleks sehingga dapat ditemukan hasil yang lebih optimal dan bisa
digeneralisasikan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel).


Dalam http://www.Muhammad Zainal Abidin Personal Blog.htm. di akses tanggal 25
September 2010.

Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom Universitas
Mercubuana Jakarta

Emzir. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja
Grafindo Pergoda.

Fraenkel, J.R dan Wellen, N.E. 2008. How to Design and Evaluate research in Education. New
York: McGraw-Hill.

22

Anda mungkin juga menyukai