Anda di halaman 1dari 25

METODOLOGI PENELITIAN PENDIDIKAN

MAKALAH
Makalah Ini Di Ajukan Untuk Memenuhu Tugas Mata Kuliah
Metodologi Penelitian

DI SUSUN OLEH
Kelompok 1
Andini 211040058
Magvira 211040044
Muzakir 211040056
Agil Rahmat 211040080

PRODI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS AKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI DATAOKARAMA
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan penulis kemudahan

dalam menyelesaikan makalah tepat waktu. Tanpa rahmat dan pertolongan-Nya,

penulis tidak akan mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa

shalawat serta salam tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW yang

syafa’atnya kita nantikan kelak.

Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehat-Nya, sehingga makalah “METODOLOGI PENELITIAN

PENDIDIKAN” dapat diselesaikan. Makalah ini disusun guna memenuhi tugas

mata kuliah. Penulis berharap makalah tentang Desain dan Praktek Metode

Eksperimen dalam Pembelajaran SD/MI dapat menjadi referensi bagi Mahasiswa

dan guru.

Penulis menyadari makalah bertema “METODOLOGI PENELITIAN

PENDIDIKAN” ini masih perlu banyak penyempurnaan karena kesalahan dan

kekurangan. Penulis terbuka terhadap kritik dan saran pembaca agar makalah ini

dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini, baik terkait

penulisan maupun konten, penulis memohon maaf.

Demikian yang dapat penulis sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat

bermanfaat.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL.........................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................ii

DAFTAR ISI...................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian metode penelitian pendidikan.............................................4

B. Urgensi metode penelitian pendidikan.................................................6

C. Ruang lingkup metode penelitian pendidikan......................................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan...........................................................................................21

Daftar Pustaka................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penelitian merupakan salah satu upaya manusia dalam memecahkan masalah

yang sering timbul di sekitarnya. Seorang peneliti pada prakteknya di lapangan

akan memilih salah satu metode yang dipandang paling cocok untuk

penelitiannya, yaitu yang sesuai dengan data yang akan diperoleh, tujuan, dan

masalah yang akan dipecahkan (efektivitas). Pertimbangan lainnya adalah

masalah efesiensi, yaitu seorang peneliti harus memperhatikan keterbatasan dana,

tenaga, waktu dan kemampuan. Dengan demikian metode penelitian yang dapat

menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat,

sehingga dapat menghemat biaya, tenaga dan waktu.

Penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui

akibat yang ditimbulkan dari suatu perlakuan yang diberikan secara sengaja oleh

peneliti. Penelitian eksperimen pada prisipnya dapat didefinisikan sebagai metode

sistematis guna membangun hubungan yang mengandung fenomena sebab akibat

(causal-effect relationship).

Sedangkan penelitian expost facto merupakan merupakan penelitian dimana

variabel-variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan

variabel- variabel terikat dalam suatu penelitian

Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang berusaha

menggambarkan dan menginterpretasi objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian

ini juga sering disebut noneksperimen, karena pada penelitian ini penelitian tidak

melakukan kontrol dan manipulasi variabel penelitian. Dengan metode deskriptif,

1
2

penelitian memungkinkan untuk melakukan hubungan antar variabel, menguji

hipotesis, mengembangkan generalisasi, dan mengembangkan teori yang memiliki

validitas universal. Di samping itu, penelitian deskriptif juga merupakan

penelitian, dimana pengumpulan data untuk mengetes pertanyaan penelitian atau

hipotesis yang berkaitan dengan keaadan dan kejadian sekarang. Mereka

melaporkan keadaan objek atau subjek yang diteliti sesuai dengan apa adanya.

Penelitian dapat kita lihat dari segi perspektif serta waktu terjadinya

fenomena- fenomena yang diselidiki. Metode sejarah mempunyai perspektif

historis. Banyak juga ahli yang mempersamakan metode sejarah dengan metode

dokumenter, karena dalam metode sejarah banyak data didasarkan pada

dokumen-dokumen. Tetapi sebenarnya metode sejarah tidak sama dengan metode

dokumenter, karena metode dokumenter dapat saja mengenai masalah dini dan

tidak perlu mengenai masalah masa lalu. Metode sejarah menggunakan catatan

observasi atau pengamatan orang lain yang tidak dapat diulang- ulang kembal.

Penelitian historis di dalam pendidikan merupakan penelitian yang sangat

penting atas dasar beberapa alasan. Penelitian historis bermaksud membuat

rekontruksi masa latihan secara sistematis dan objektif, dengan cara

mengumpulkan, mengevaluasi, mengverifikasikan serta mensintesiskan bukti-

bukti untuk mendukung bukti-bukti untuk mendukung fakta memperoleh

kesimpulan yang kuat. Dimana terdapat hubungan yang benar-benar utuh antara

manusia, peristiwa, waktu, dan tempat secara kronologis dengan tidak

memandang sepotong-sepotong objek-objek yang diobservasi.


3

Untuk dapat melaksanakan suatu penelitian yang baik, perlu dipahami terlebih

dahulu segala sesuatu yang berkait dengan komponen-komponen penelitian. Baik

yang berkaitan dengan jenis-jenis variabel, hakekat penelitian, karakteristik,

tujuan, syarat- syarat penelitian, langkah-langkah penelitian dan bentuk-bentuk

desain. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut tentang penelitian

eksperimen , ex post facto, deskriptif dan historis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian metode penelitian pendidikan

2. Apa yang dimaksud dengan Urgensi metode penelitian pendidikan

3. Apa yang dimaksud dengan Ruang lingkup metode penelitian

pendidikan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Penelitian

Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu1.

Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,

yaitu rasional, empiris, dan sistematis Rasional berarti kegiatan Penelitian itu

dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran

manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera

manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang

digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu

menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Data yang diperolen melaluí penelitian adalah data empiris (teramati) yang

mempunyai kriteria tertentu yaitu valid Untuk mendapatkan data yang langsung

valid dalam Penelitan sering sulit dilakukan Oleh karena itu, data yang telah

terkumpul sebelum diketahui validitasnva. dapat diuji melalui pengujian reliabilits

dan obyektivitas.

Setiap penelitian mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Secara umum

tujuan Penelitian ada tiga macam yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan

pengembangan. Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara

1
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2006

4
5

Secara umum data yang telah diperolen dari penelitian daat digunakan untuk

memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah2.

Metode penelitian pendidikan adalah suatu pendekatan sistematis yang

digunakan untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menginterpretasikan data

dalam rangka memahami dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terkait

dengan bidang pendidikan. Metode ini membantu para peneliti pendidikan dalam

merancang, melaksanakan, dan mengevaluasi studi atau penelitian yang berkaitan

dengan konteks pendidikan.

Penelitian memiliki hubungan yang sangat erat dengan ilmu, keduanya

tidal dapat dipisahkan. Ilmu lahir karena penelitian (Riset) dan sebaliknya ilmu

juga melahirkan riset. Demikian juga yang terjadi dengan pendidikan. Pendidikan

baik secara teoritis sebagai filsafat dan ilmu pendidikan maupun praktis dalam

pengertian dunia pendidikan , memiliki keterkaitan kuat dengan penelitian.

Penelitian memegang peranan penting dalam memberikan pondasi konseptual

terhadap tindak serta keputusan dalam segala aspek pendidikan.

Pendidikan dari segi bahasa berasal dari kata dasar didik, dan diberi

awalan men-, menjadi mendidik, yaitu kata kerja yang artinya memelihara dan

memberi latihan (ajaran). Pendidikan sabagai kata benda berarti proses perubahan

sikap dan tingkah laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha

mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan latihan.

2
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, h.4-5
6

Apabila dihubungkan dengan istilah penelitian , dapat dikemukakan

bahwa penelitian pendidikan adalah suatu jenis studi yang dilakukan secara hati-

hati dan mendalam dengan menggunakan metode ilmiah untuk memecahkan

persoalan dan menemukan suatu yang baru dalam wilayah pendidikan.

B. Urgensi metode penelitian Pendidikan

Karakteristik dalam suatu kegiatan penelitian berkaitan dengan tujuan

penelitian, metode penelitian, penelitian, dan ilmu. Tujuan penelitian menurut

Murdic, R.F dalam Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi, dapat

dilihat dua sisi, yaitu:

1. untuk pengembangan ilmu pengetahuan, dan biasanya bersifat jangka

panjang karena pada umumnya tidak terkait dengan suatu pemecahan

permasalahan secara praktis.

2. untuk pemecahan masalah/menjawab pertanyaan penelitian yang

bersifat jangka pendek, karena hasil penelitian lebih menekankan ada

upaya pemecahan suatu permasalahan secara praktis (practical

aproach).3

Metode penelitian merupakan usaha penyelidikan yang sistematis dan

terorganisasi. Arti sistematis dan terorganisasi menunjukkan bahwa untuk

mencapai tujuan, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan cara-cara

(prosedur) tertentu yang telah diatur dalam suatu metode yang baku. Metode

3
Rosady Ruslan, Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), hlm. 7.
7

penelitian berisikan pengetahuan yang mengkaji ketentuan metode-metode

dipergunakan dalam langkah-langkah suatu proses penelitian4.

Jadi penelitian merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan

pengetahuan, sedangkan ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang memiliki

kriteria tertentu, maka dengan demikian penelitian mempunyai hubungan erat

dengan ilmu. Penelitian pada dasarnya merupakan operasionalisasi dari metode

yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan ilmiah, disebut dengan metode

ilmiah (scientific method)5.

Karakteristik penelitian bisa dilihat dalam gambar berikut ini:


Tujuan Pengembangan
Karakteristik Penelitian Pengetahuan
Penelitian
Metode Pemecahan
Penelitan Masalah

Hubungan Penelitian dan Ilmu

Sementara kriteria penelitian ilmiah yang dikutip oleh Umar, yaitu menurut

M. Nazir (Metode Penelitian. 1988), secara umum bersifat sebagai berikut:6

1. Berdasarkan fakta, bukan berdasarkan kira-kira atau legenda yang

tidak memiliki dasar pengetahuan yang jelas.

2. Bebas dari prasangka, yaitu tidak berdasarkan sudut pandang yang

subjektif, tetapi berdasarkan alasan dan pembuktian logis yang objektif.

3. Menggunakan analisis, identifikasi masalah, dan dapat membantu

4
Rosady Ruslan, Metode Penelitian, hlm. 7
5
Rosady Ruslan, Metode Penelitian, hlm. 8
6
Rosady Ruslan, Metode Penelitian, hlm. 6
8

peneliti sebagai pedoman dalam kerangka berpikir, upaya menjawab

untuk hasil penelitian selanjutnya secara sistematis, logis, akurat, dan tepat.

4. Menggunakan teknik kuantifikasi, pengukuran data melalui kuantifikasi

untuk menghindari tolak ukur yang perkiraan secara tidak tepat atau

tidak jelas dalam melakukan metode penelitian. Menghindari ukuran

menurut perasaan (intuitif), seperti kalimat sejauhmana (sangat luas).

5. Dalam melakukan proses penelitian dan hingga tahapan hasil penelitian

harus menggunakan tolak ukur yang objektif, sistematis, dan logis.

Nurul Zuriah dalam bukunya Metodologi Penelitian Sosial dan

Pendidikan: Teori-Aplikasi memaparkan beberapa ciri dan karakteristik

penelitian dari berbagai sumber dan pakar, yang meliputi berikut ini:7

1. Suatu penelitian dirancang dan diarahkan guna memecahkan masalah.

Pemecahannya dapat berupa jawaban atas sesuatu masalah atau untuk

melihat hubungan antara dua atau lebih variabel yang menjadi fokus

suatu penelitian. Konteks ini penelitian berfungsi sebagai alat

memecahkan suatu masalah.

2. Penelitian tekanannya ada pada pengembangan generalisasi, prinsip,

serta teori. Hasilnya mempunyai nilai deskripsi dan prediksi. Deskripsi

dan prediksinya didasarkan pada hasil penemuan atau observasi

terhadap sampel yang representatif sehubungan dengan objek,

kelompok atau situasi yang menjadi fokus dan populasi penelitian yang

7
Rosady Ruslan, Metode Penelitian, hlm. 1
9

dikerjakan.

3. Suatu penelitian berangkat dan bermuara pada masalah atau objek yang

dapat diobservasi. Prosedur penelitian tidak dapat digunakan untuk

menjawab soal-soal yang tidak bisa diobservasikan dan yang tidak

mempunyai bukti empiris. Bangunan pengetahuan yang dihasilkan

berasal dari verifikasi empiris. diobservasikan dan yang tidak

mempunyai bukti empiris. Bangunan pengetahuan yang dihasilkan

berasal dari verifikasi empiris.

4. Sautu penelitian memerlukan observasi dan deskripsi yang akurat.

Penelitian menggunakan kuantifikasi serta berbagai alat pengukuran,

analisis, dan deskripsi yang secermat- cermatnya. Peneliti perlu upaya

instrumen dan prosedur dan pengumpulan data yang valid sehingga

membuahkan hasil analisis atau penemuan yang akurat dan terpercaya.

5. Suatu penelitian berkepentingan dengan penemuan baru, jadi bukan

sekedar mensintesis atau mereorganisasi hal-hal yang telah diketahui

sebelumnya. Dalam konteks ini, penelitian berfungsi sebagai sebuah

inovasi.

6. Suatu penelitian dirancang secara teliti prosedur-prosedur serta dilakukan

secara rasional. Demikian juga dalam hal analisis data dilakukan dengan

penuh kehati-hatian dan menggunakan teknik-teknik yang cermat.

7. Suatu penelitian menuntut keahlian. Karena itu, peneliti perlu

mengetahui secara memadai permasalahan yang diselidikinya dan

mengetahui penemuan sebelumnya yang relevan dan juga mengetahui


10

bahan-bahan kepustakaan lainnya yang berkenan dengan permasalahan

yang ditelitinya.

8. Suatu penelitian dilakukan dengan upaya objektif dan logis. Untuk itu

senantiasa mengupayakan validasi, baik terhadap prosedur yang

digunakan maupun terhadap data yang dikumpulkan serta di dalam

penyimpulannya. Penelitian tekanannya pada pengujian hipotesis, bukan

pembuktian hipotesis (bagi penelitian yang berhipotesis). Dengan kata

lain, peneliti harus menggunakan pola berpikir rasional, objektif, logis,

dan sistematis.

9. Suatu penelitian menuntut kesabaran dan tidak dilakukan secara tergesa-

gesa, pencatatan dan pelaporannya dilakukan secara hati-hati.

Prosedurnya dijabarkan secara terperinci, referensinya dinyatakan secara

tegas, serta hasilnya disajikan secara objektif. Kesimpulannya disajikan

atas dasar bukti-bukti yang ada, objektif, hati-hati, dan cermat.

Laporannya dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain

yang ingin mengkajinya. Dalam konteks ini berperan sebagai dasar

pengembangan ilmu yang sudah ada, bahkan mungkin juga menemukan

teori atau ilmu baru.

10. Penelitian menunut keberanian untuk menaggung risiko, hasil penelitian

bisa jadi berlawanan atau menyerang otoritas politik dan agama yang

berlaku.
11

C. Ruang lingkup metode penelitian Pendidikan

1. Pendidikan Sebagai Suatu Sistem

Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk

sosial, manusia tidak dapat melepaskan dirinya dari orang lain. Secara kodrati,

manusia akan selalu hidup bersama dalam berbagai bentuk komunikasi dan

situasi. Dalam kehidupan seperti itulah terjadi interaksi manusia, baik interaksi

dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya maupun interaksi dengan

Tuhan, baik disengaja maupun tidak disengaja. Salah satu bentuk interaksi

manusia yang dilakukan secara sengaja adalah pendidikan. Manusia sadar bahwa

tanpa pendidikan, perkembangan dan pertumbuhan potensi kemanusiaannya akan

berjalan lamban dan tidak optimal.

Secara operasional, proses pendidikan terjadi dengan melibatkan berbagai

unsur dan senantiasa terkait dengan fenomena sosial lainnya. Oleh karena itu,

pendidikan juga dapat dipahami dari pendekatan sistematik bahwa pendidikan

merupakan salah satu bentuk sistem sosial. Sistem juga dapat diartikan sebagai

suatu unsur atau komponen yang saling berinteraksi secara fungsional dalam

memproses masukan menjadi keluaran. Menurut definisi tradisional, sistem

adalah seperangkat komponen atau unsur-unsur yang saling berinteraksi untuk

mencapai tujuan tertentu.

Para ahli lain mengemukakan pengertian sistem sebgai berikut:

1) Sistem adalah suatu kesatuan yang terorganisasi terdidri atas sejumlah

komponenn yang saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan

yang hendak dicapai.


12

2) Sistem adalah sekelompok objek/bagian/komponen yang terindependen

dan berhubungan satu sama lain.

3) West Churchman mengatakan bahwa sistem adalah seperangkat bagian

yang telah dikoordinasikan untuk mencapai seperangkat tujuan.

Sebuah sistem memiliki ciri-ciri diantaranya adalah

a) Tujuan

b) Fungsi-fungsi yang diperlukan untuk mencapai tujuan

c) Komponen-komponen

d) Interaksi atau saling berhubungan

e) Penggabungan yang menimbulkan jalinan paduan

f) Proses transformasi

g) Umpan balik untuk koreksi

h) Daerah batasan dan lingkungan8.

Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem adalah seperangkat komponen yang

saling berhubungan dan bekerjasama untuk mencapai tujuan.

2. Komponen-Komponen Proses Pendidikan

Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara faktor-faktor yang

terlibat didalamnya guna mencapai tujuan. Proses sederhana yang

menggambarkan interaksi unsur pendidikan dapat dilihat secara jelas dalam proses

belajar yang terjadi dalam lembaga pendidikan formal, tepatnya dikelas, yaitu

manakala guru mengajarkan nilai-nilai ilmu dan keterampilan kepada anak didik,

dan anak didik menerima pengajaran tersebut terjadilah apa yang dinamakan

proses belajar.
8
Mahmud, MetodePenelitian Pendidikan,(Bandung:Pustaka Setia.2011), h. 51
13

Ruang lingkup penelitian pendidikan dilihat dari faktor atau komponen

pendidikan adalah dasar dan tujuan, pendidik, anak didik, materi, metode, alat dan

lingkungan.

a. Dasar dan tujuan Pendidikan

1) Dasar Pendidikan.

Dasar yang menjadi acuan pendidikan harus merupakan sumber nilai

lebenaran dan kekuatan yang dapat mengantarkan pada aktivitas yang dicita-

citakan. Nilai yang terkandung harus mencerminkan nilai yang universal tentang

seluruh aspek kehidupan manusia, serta merupakan standar nilai yang dapat

mengevaluasi kegiatan pendidikan yang selama ini berjalan.

2) Tujuan pendidikan

Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu berarah pada

tujuan. Demikian juga halnya tingkah laku manusia yang bersifat dan bernilai

pendidikan. Keharusan terdapatnya tujuan pada tindakan pendidikan didasari oleh

sifat ilmu pendidikan yang normatif dan praktis. Sebagai ilmu pengetahuan

normatif, ilmu pendidikan merumuskan kaidah-kaidah; norma-norma dan atau

ukuran tingkahlaku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia.

Sebagai ilmu pengetahuan praktis, tugas pendidikan dan atau pendidik maupun

guru ialah menanamkam sistem-sistem norma tingkah-laku perbuatan yang

didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung oleh lembaga pendidikan

danpendidik dalam suatu masyarakat (Syaifulah, 1981). Langeveld

mengemukakan bahwa pandangan hidup manusia menjiwai tingkah laku

perbuatan mendidik. Tujuan umum atau tujuan mutakhir pendidikan tergantung


14

pada nilai-nilai atau pandangan hidup tertentu. Pandangan hidup yang menjiwai

tingkahlaku manusia akan menjiwai tingkahlaku pendidikan dan sekaligus akan

menentukan tujuan pendidikan manusia.

b. Peserta Didik

Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia

sekolah saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu

orang mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah,

maka sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang

dewasa. Mendasarkan pada pemikiran tersebut di atas maka pembahasan peserta

didik seharusnya bermuara pada dua hal tersebut di atas.

Persoalan yang berhubungan dengan peserta didik terkait dengan sifat atau

sikap anak didik dikemukakan oleh Langeveld sebagai berikut :

Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, oleh sebab itu anak memiliki

sifat kodrat kekanak-kanakan yang berbdeda dengan sifat hakikat kedewasaan.

Anak memiliki sikap menggantungkan diri, membutuhkan pertolongan dan

bimbingan baik jasmaniah maupun rohaniah. Sifat hakikat manusia dalam

pendidikan ia mengemukakan anak didik harus diakui sebagai makhluk individu

dualitas, sosialitas dan moralitas. Manusia sebagai mahluk yang harus dididik dan

mendidik.

c. Pendidikan

Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah pendidik. Terdapat

beberapa jenis pendidik dalam konsep pendidikan sebagai gejala kebudayaan,

yang tidak terbatas pada pendidikan sekolah saja. Ditinjau dari lembaga
15

pendidikan muncullah beberapa individu yang tergolong pada pendidik. Guru

sebgai pendidik dalam lembaga sekolah, orang tua sebagai pendidik dalam

lingkungan keluarga, dan pimpinan masyarakat baik formal maupun informal

sebagai pendidik dilingkungan masyarakat. Sehubungan dengan hal tersebut

diatas Syaifullah (1982) mendasarkan pada konsep pendidikan sebagai gejala

kebudayaan, yang termasuk kategori pendidi adalah 1) orang dewasa, 2) orang

tua, 3) guru/pendidik, dan 4) pemimpin kemasyarakatan, dan pemimpin

keagamaan.

d. Metode Pendidikan

Dalam interaksi pendidikan tidak terlepas dari metode atau bagaimana

pendidikan dilaksanakan. Terdapat beberapa metode yang dilakukan dalam

mendidik, yaitu :

1) Metode Diktatoral

Metode ini bersumber dari teori empiris yang menyatakan bahwa

perkembangan manusia semata-mata ditentukan oleh faktor luar manusia. Metode

ini menimbulkan sikap dictator dan otoriter, pendidik yang menentukan

segalanya.

2) Metode Liberal

Bersumber dari pendirian Naturalisme yang berpendapat bahwa

perkembangan manusia itu sebagian besar ditentukan oleh kekuatan dari dalam

yang secara wajar ada pada diri manusia. Pandangan ini menimbulkan sikap

bahwa pendidik jangan terlalu banyak ikut campur terhadap perkembangan anak.

Membiarkan anak berkembang sesuai dengan kodratnya secara bebas.


16

3) Metode Demokratis

Bersumber dari teori konvergen yang mengatakan bahwa perkembangan manusia

itu tergantung pada faktor dari dalam dan dari luar. Didalam perkembangan anak

kita tidak boleh bersifat menguasai anak, tetapi harus bersifat membimbing

perkembangan anak. Disini tampak bahwa pendidik dan anak didik sama-sama

penting dalam proses pendidikan untuk mencapai tujuan.

e. Isi Pendidikan/Materi Pendidikan

Isi pendidikan memiliki kaitan yang erat dengan tujuan pendidikan. Untuk

mencapai tujuan pendidikan perlu disampaikan kepada peserta didik isi/materi

yang biasanya disebut kurikulum dalam pendidikan formal.Macam-macam

pendidikan tersebut terdiri dari pendidikan agama, pendidikan social, pendidikan

keterampilan, pendidikan jasmani dll.

f. Lingkungan Pendidikan

Lingkungan pendidikan meliputi segala segi kehidupan atau kebudayaan.

Hal ini didasarkan pada pendapat bahwa pendidikan sebagai gejala kebudayaan,

yang tidak membatasi pendidikan pada sekolah saja. Dalam artian yang sederhana

lingkungan pendidikan adalah segala sesuatu yang ada di sekeliling anak didik

dan komponen-komponen pendidikan yang lain.

g. Alat dan Fasilitas Pendidikan

Alat dan fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan dalam proses pendidikan,

dengan adanya fasilitas-fasilitas pendidikan maka proses pendidikan akan berjalan

dengan lancar sehingga tujuan pendidikan akan mudah dicapai. Misalnya

laboratorium lengkap dengan alat-alat percobaannya, internet dll9.


9
Ibid, 52
17

Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih diarahkan pada

aplikasi dari konsep dan teori. Penelitian demikian ini dikelompokkan sebagai

penelitian terapan atau applied research.

Ruang lingkup dan kajian pendidikan, diantaranya: komponen-komponen

proses pendidikan dan penelitian bidang pendidikan. Komponen-komponen

proses pendidikan tersebut meliputi: interaksi pendidikan, tujuan pendidikan,

lingkungan pendidikan, dan pergaulan pendidikan. Sedangkan penelitian bidang-

bidang pendidikan, antara lain meliputi: penelitian bidang ilmu dan praktek

pendidikan, akan dijelaskan dalam uraian berikut.

1. Penelitian Bidang ilmu dan Praktik Pendidikan

Penelitian dalam bidang pendidikan banyak yang lebih diarahkan pada

aplikasi dari konsep dan teori. Penelitian demikian ini dikelompokkan sebagai

penelitian terapan atau applied research. Disamping dua jenis penelitian di atas

dalam bidang ini dapat juga mengevaluasi pelaksanan atau keberhasilan suatu

sistem, ketepatan penggunaan suatu sistem, program model, metode, media,

instrumen, dsb.

a. Pendidikan Teoritis

Penelitian yang diarahkan pada kajian bidang pendidikan teoritis ini,

antara lain meliputi:

1) Kajian filosofis tentang pendididikan: idealisme, realisme,

pragmatisme, eksistensialisme.

2) Pendidikan dalam orientasi: tranmisi, transaksi, dan tranformasi.


18

3) Konsep-konsep pendidikan, perenialisme, esensialisme,

romantisme, progresivisme, teknologi pendidikan dan pendidikan

pribadi.

b. Pendidikan Praktik

Pengelompokan bidang pendidikan praktis tersebut, sebagai berikut:

1) Berdasarkan lingkungan dan kelompok usia

2) Berdasarkan jenjang

3) Berdasarkan Bidang Studi

2. Penelitian Bidang Ilmu, Praktik Kurikulum dan Pembelajaran

Pada umumnya penelitian dalam bidang kurikulum dan

pengajaran/pembelajaran diarahkan dari aplikasi dari teori atau konsep sebagai

penelitian terapan atau applied research. Selain itu, dalam penelitian bidang

kurikulum dan pengajaran, dapat juga dilakukan penelitian evaluasi, misalnya

untuk mengevaluasi pelaksanaan atau keberhasilan suatu model desain

kurikulum/pembelajaran, implementasi kurikulum, ketepatan penggunaan suatu

model, metode, media pembalajaran, instrumen evaluasi.

3. Lingkup penelitian Kurikulum dan Pembelajaran

Syaodih membagi lingkup penelitian kurikulum dan pembelajaran terdiri dari:

kurikulum teoritis dan kurikulum praktis, meliputi: kurikulum sebagai rencana

(curriculum design), penyusunan kurikulum, implementasi kurikulum, evaluasi

dan penyempurnaan kurikulum, serta manajemen kurikulum.

a. Kurikulum Teoritis (penelitian dasar)

1) Teori-teori desain dan rekayasa kurikulum


19

2) Teori-teori pengajaran/pembelajaran

3) Teori-teori belajar

4) Teori-teori evaluasi

b. Kurikulum Praktis (penelitian terapan dan evaluasi)

1) Kurikulum sebagai rencana (curriculum design)

2) Penyusunan Kurikulum

3) Implementasi Kurikulum

4) Evaluasi dan penyempurnaan kurikulum

5) Manajemen kurikulum

4. Penelitian Bidang Ilmu dan Praktik Bimbingan dan Konseling

Lingkup Bidang Bimbingan dan Konseling (BK), meliputi: bimbingan

konseling teoritis dan bimbingan konseling praktik. Berikut akan dijabarkan

secara rinci, baik bimbingan konseling teoritis maupun praktik10.

a) Bimbingan konseling teoritis, meliputi:

1) Teori bimbingan

2) Teori konseling

3) Teori kepribadian

4) Teori perkembangan

5) Teori balajar

6) Teori pengukuran

b) Bimbingan konseling praktik:

1) Berdasarkan layanan

a) Layanan pengukuran dan pengumpulan data


10
Nana Syoadih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005), h. 45
20

b) Layanan Pemberian informasi

c) Layanan penempatan

d) Layanan konseling

e) Layanan pengembangan

5. Penelitian Bidang Ilmu dan Praktik Manajemen Pendidikan

Kajian terhadap bidang ilmu dan praktik manajemen tersebut yang

menjadi perhatian dalam penelitian pendidikan dirinci sebagai berikut11.

a) Lingkup manajemen pendidikan teoritis

b) Lingkup manajemen pendidikan teoritis praktis

i. Kepemimpinan

ii. Model‐model manajemen

iii. Berdasarkan proses manajemen

iv. Berdasarkan komponen/ segi pengelolaannya manajemen program

Pendidikan

v. Berdasarkan komponen pendidikan

11
Ibid, 46
21

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan,

yaitu rasional, empiris, dan sistematis Rasional berarti kegiatan Penelitian itu

dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran

manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera

manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang

digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu

menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Metode penelitian merupakan usaha penyelidikan yang sistematis dan

terorganisasi. Arti sistematis dan terorganisasi menunjukkan bahwa untuk

mencapai tujuan, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan cara-cara

(prosedur) tertentu yang telah diatur dalam suatu metode yang baku. Metode

penelitian berisikan pengetahuan yang mengkaji ketentuan metode-metode

dipergunakan dalam langkah-langkah suatu proses penelitian.

Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Sebagai makhluk

sosial, manusia tidak dapat melepaskan dirinya dari orang lain. Secara kodrati,

manusia akan selalu hidup bersama dalam berbagai bentuk komunikasi dan

situasi. Dalam kehidupan seperti itulah terjadi interaksi manusia, baik interaksi

dengan alam lingkungan, interaksi dengan sesamanya maupun interaksi dengan

Tuhan, baik disengaja maupun tidak disengaja.


22

DAFTAR PUSTAKA

Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung : Alfabeta, 2006


Rosady Ruslan, Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi (Jakarta: RajaGrafindo Persada, 2004), hlm.
Mahmud, MetodePenelitian Pendidikan,(Bandung:Pustaka Setia.2011), h. 51Nana Syoadih Sukmadinata, Metode
Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005), h. 45

Anda mungkin juga menyukai