Anda di halaman 1dari 15

PENGERTIAN PENELITIAN KUANTITATIF

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK II

NAMA : 1. ALAN NUARI ( 19120003)


2. NURHANA (19120017)
3. SALWAH CANIAGO ( 19120024)
SEMESTER : IV (EMPAT)

DOSEN PEMBIMBING: NOVEBRI, S.Pd., M.Pd

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
MANDAILING NATAL
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Allah SWT, yang telah


melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga pemakalah dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Pengertian Penelitian Kuantitatif” Makalah ini
digunakan untuk memenuhi tugas mata kuliah.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat dengan waktunya.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karna itu, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi sempurnanya makalah untuk
kedepanya.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi kita dan bermanfaat
untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Panyabungan, 22 Februari 2021


Penyusun,

Kelompok II

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................... 1
BAB II PEMBAHSAN ............................................................................. 2
A. Pengertian Penelitian Kuantitatif .................................................. 2
B. Pendekatan Kuantitatif Dalam Penelitian Sosial........................... 4
C. kerangka Susunan Penelitian Kuantitatif ...................................... 5
BAB III PENUTUP .................................................................................. 9
A. Kesimpulan ................................................................................... 9
B. Saran .............................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Alam pada dasarnya bersifat teratur, terstruktur dan simetri. Alam
mencakup benda alam dan "benda" konsep dalam gagasan manusia. Dalam
penelitian ilmu alam, kebenaran ilmu haruslah positif, memusatkan perhatian
pada gejala yang nyata dan konkret tanpa halangan dari pertimbangan lainnya
(Soekanto, 1997: 444). Untuk itu, penelitian didefinisikan sebagai
penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis, tentang
fenomena-fenomena alami, dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis
tentang hubungan yang dikira terdapat antara fenomena-fenomena itu. Secara
historis, pendekatan ini diilhami oleh pemikiran tokoh-tokoh filsafat seperti
Rene Descartes, Auguste Comte dan John Dewey.
Manusia mempunyai tahap perkembangan mulai dari tahap teologis,
metafisik sampai positif. Kebenaran ilmu dicapai pada tahap positif, sehingga
ilmu harus memusatkan perhatian pada gejala yang nyata dan konkret. Paham
positivisme ini mengatakan bahwa perilaku masyarakat manusia memiliki
kesesuaian dengan kondisi alam (isomorphism). Sebagaimana dengan gejala
alam, manusia bersifat terstruktur dan dapat diramalkan. Alam, termasuk
manusia, diciptakan sebagai sebuah keserasian. Keserasian itu dapat dilihat
dari berbagai gejala alam seperti berjuta-juta planet termasuk bumi yang
mengitari matahari pada wilayah orbitnya dengan tidak pernah saling
berbenturan, lingkaran dalam batang pohori memberi petunjuk mengenai usia
pohon yang bersangkutan, ujung jarum apabila diperbesar dengan suatu alat
akan terlihat seperti bintik-bintik yang teratur dan indah, bawang terbungkus
dengan kulitnya membangun sebuah bentuk yang sangat simetri, dan
sebagainya. Hukum-hukum alam ini mempengaruhi usaha untuk memahami
masyarakat manusia. Perilaku manusia diasumsikan sebagai sebuah
keteraturan yang dapat diuji, diramalkan dan digeneralisasikan. Pengaruh itu
terlihat dalam konsep dan metode.

1
2

Pengaruh ilmu alam dalam konsep ilmu psikologi dan pendidikan


terdapat dalam konsep heriditas yang diadopsi dari eksperimen Morgan dalam
lapangan biologi, teori psikologi medan diambil dari teori medan magnet,
teori belajar kuantum berasal dari fisika kuantum, konsep individu, stimulus
dan respons, juga merupakan konsep-konsep dalam ilmu alam yaitu teori
atom. Pengaruh ilmu alam dalam metode penelitian psikologi dan pendidikan
terlihat dalam penggunaan metode observasi yang diambil dari cara yang
digunakan dalam ilmu astronomi, asumsi normalitas dalam pengukuran
psikologis, prosedur sampling, analisa kuantitatif, metode eksperimen,
perlunya definisi operasional, dan sebagainya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian penelitian kuantitatif?
2. Bagaimana pendekatan kuantitatif dalam penelitian sosial?
3. Bagaimana kerangka susunan penelitian kuantitatif?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Penelitian Kuantitatif


Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Penelitian kuantitatif lebih diarahkan untuk meneguhkan teori
(confirmatory analysis). Alur logika penelitian kuantitatif dimulai dari
mengkaji teori yang sudah ada, mendefinisikan, melakukan fisikalisasi dan
mengukur untuk mengumpulkan data di lapangan, kemudian menganalisis
secara statistik untuk menolak atau menerima kebenaran teori. Penelitian
kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif
melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk
yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk
menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka. Sebagai contoh: 240
orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya
pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga
hari ini. Menurut ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79%
dari penemuan dapat diproyeksikan ke seluruh populasi dari sampel yang
telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai survei kuantitatif
atau penelitian kuantitatif.
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini
sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode
untuk penelitian. Metode ini disebut juga metode positivistik karena
berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode
ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu
konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga
disebut metode discovery, karena dengan metodeini dapat ditemukan dan

3
4

dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif


karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis berupa statistik.
Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi
objek yang alamiyah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana
penelitian adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data
dilakukan secara Purposive dan Snowbaal, teknik pengumpulan dengan tri
anggulasi (gabungan, analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil
penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
a. Topical Review
Pengertian Topical Review Metode Topical Review adalah
strategi dengan lemah lembut menantang peserta didik untuk
mengingat kembali apa yang dipelajari dalam setiap topik atau unit
pelajaran. Metode ini adalah cara yang sangat baik karena siswa
harus menjawab pertanyaan pada akhir pelajaran maka siswa fokus
pada saat guru menjelaskan materi dan memperhatikan mulai dari
awal sampai akhir pelajaran sehingga metode ini dapat mengaktifkan
siswa dalam proses pembelajaran dan untuk membantu peserta didik
mengunjungi kembali isi yang telah dilipat.
1) Langkah-langkah metode Topical Review Langkah-langkah
metode Topical Review menurut Melvin L. Silberman
adalah:
a) Pada akhir pelajaran, sajikan kepada peserta didik
daftar topik yang telah anda lipat. Jelaskan bahwa Anda
ingin menemukan apa yang mereka ingat tentangnya
dan apa yang mereka lupakan.
b) Mintalah peserta didik mengingat kembali apa yang
dibicarakan oleh setiap topik dan sebanyak apa yang
dapat mereka ingat. Tanyakan pertanyaan-pertanyaan
berikut ini:
1) Topik ini menunjuk pada apa ?
5

2) Mengapa ia penting ?
3) Siapa yang dapat memberi saya contoh terkait apa
yang kita pelajari dalam topik ini ?
4) Aktivitas-aktivitas apa yang kita alami berkaitan
dengan topik ini? Jika hanya sedikit diingat, atasi
kelupaannya secara humor, atau salahkan diri anda
sendiri agar topik itu “tidak dilupakan”
c) Teruskan secara kronologis sampai Anda menyinggung
semua materi pelajaran (sebanyak mungkin Anda
punya waktu dan siswa berminat)
d) Ketika Anda melewati seluruh kandungan, buat tanda
akhir yang anda harapkan.
b. Inquiring Mind Want To Know
Inquiring Minds Want To Know yaitu suatu strategi
pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dengan cara
membangkitkan rasa penasaran peserta didik melalui pertanyaan
yang diajukan oleh guru. Teknik ini dapat membangkitkan
keingintahuan peserta didik dengan meminta mereka untuk membuat
perkiraan-perkiraan tentang suatu topik atau suatu pertanyaan.
Biasanya peserta didik cenderung diam ketika diajak untuk
membahas materi-materi yang belum terpecahkan pada pertemuan
sebelumnya jika diminta untuk menjawab secara bersama-sama satu
kelas. Peran guru dalam menerapkan stategi Inquiring Minds Want
To Know ini adalah guru sebagai penanya. Sebab, kemampuan
peserta didik untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya
sudah merupakan sebagian dari proses berpikir. Oleh sebab itu,
kemampuan guru untuk bertanya dalam setiap langkah inkuiri sangat
diperlukan. Berbagai jenis dan teknik untuk bertanya perlu dikuasai
oleh setiap guru, apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta
perhatian peserta didik, bertanya untuk melacak, bertanya untuk
mengemangkan kemampuan, atau bertanya untuk menguji.
6

B. Pendekatan Kuantitatif Dalam Penelitian Sosial


Pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, karena
penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat
yang mengemukakan penelitian kuantitatif adalah pendekatan penelitian yang
banyak dituntut menguakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan hasilnya.
Pendekatan penelitian kuantitaif adalah suatu pendekatan yang secara
primer menggunakan paradigma postpositivist dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan (seperti pemikiran teentang sebab akibat, reduksi kepada
variabel, hipotesis, dan pertanyaan spesifik menggunakan pengukuran dan
observasi, serta pengujian teori), menggunakan strategi penelitian seperti
eksperimen dan survei yang memerlukan data statistik (Emzir). Cara pandang
postpositivist atau biasa juga disebut positivisme, merupakan cara pandang
yang menyatakan bahwa eksistensi kenyataan/realitas sosial dan realitas fisik
adalah independent atau terpisah bebas atau berada di luar diri peneliti. Oleh
karena itu siapa saja yang akan meneliti realitas tersebut, dapat mengamati
atau mengukurnya, dan apabila pengamatan/pengukurannya tidak bias maka
hasil-hasil penelitian tersebut dapat dikategorikan sebagai pengetahuan ilmiah
(scientific knowledge) (Borg).
Cara pandang positivisme memiliki karakteristik sebagai berikut:
1) Asumsi bahwa realitas adalah objektif, terpisah di luar peneliti, dapat
diamati dan diukur.
2) Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan dan menjelaskan
hubungan antar variabel yang diukur;
3) Fokus pada reduksi realitas menjadi variabel dan variabel dapat
diukur dengan instrumen dan menghasilkan data numerik;
4) Asumsi metodologis: proses deduktif, hubungan antar variabel,
sebab-akibat, disain statis-telah ditentukan sebelum penelitian, bebas
konteks (context-free), hasil prediksi-eksplanasi dapat
digeneralisasikan, validitas dan reliabilitas dapat diketahui;
5) Analisis data menggunakan analisis statistika:
7

6) Peranan kajian teoretik sangat dominan untuk menjelaskan dan


menjawab pertanyaan penelitian/rumusan masalah;
7) Data kuantitatif berpusat pada unit analisis dan berbentuk distribusi.

C. Kerangka Susunan Penelitian Kuantitatif


Penelitian ilmiah bertujuan untuk mempelajari atau menemukan
hubungan antara dua variabel atau lebih. Secara singkat dapat dikatakan
bahwa ada dua macam hubungan : hubungan non-kausal dan hubungan
kausal. Hubungan non-kausal dipelajari atau diteliti melalui metode
deskriptif, sedangkan hubungan kausal diselidiki melalui metode eksperimen.
Dalam penelitian yang bersifat kuantitatif peneliti merencanakan
penelitiannya sebelum dia turun ke lapangan untuk mencari data. Sudah
barang tentu jauh sebelum peneliti merumuskan masalah yang hendak diteliti
ia sudah siap dengan teori yang berhubungan dengan masalah tersebut.
Berdasarkan spektrum penelitian di atas kerangka umum penelitian
(khususnya penelitian dengan pendekatan kuantitatif terdiri dari komponen-
komponen berikut :
a. Judul Penelitian
Judul penelitian yang baik mencerminkan keterkaitan antara
variabel-variabel yang akan diteliti. Judul tidak perlu panjang lebar
sebab keterangan-keterangan yang berhubungan dengan judul dapat
diberikan dibagian yang membahas ruang lingkup masalah.
b. Latar Belakang
Latar belakang yang digunakan dalam usulan penelitian
diperlukan agar orang dapat memahami konteks atau lingkungan,
faktor-faktor yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti.
Jadi segala informasi yang berhubungan dengan permasalahan
tersebut dikemukakan dengan maksud agar orang lebih mudah
menghayati situasi dan kondisi di mana masalah-msalah tersebut
timbul atau terjadi. Informasi mengenai latar belakang tidak perlu
penjang lebar melainkan singkat tapi jelas agar tidak membosankan.
8

Seringkali peneliti perlu memberikan uraian kronologi dan logis


dalam bentuk urutan paragraf yang teratur. Urutan informasi ini
memerlukan organisasi pemikiran yang cermat yang harus
dituangkan dalam kalimat yang efektif dan menarik. Uraian harus
secara eksplisit dapat mengungkapan adanya kesenjangan antara das
sollen dan das sein, sehingga muncul suatu keinginan meneliti
adalah untuk dapat menutupi atau setidak-tidaknya memperkecil
kesenjangan tersebut.
c. Masalah
Masalah penelitian sebaiknya menanyakan keterkaitan antara
variable-variabel yang akan diteliti, baik untuk penelitian yang
bersifat deskriptif / ex post facto maupun yang bersifat eksperimen.
Dengan perkataan lain, masalah penelitian merupakan pertanyaan
peneliti yang mendorongnya untuk mengadakan penelitian. Karena
itu masalah penelitian (research question) harus dirumuskan secara
spesifik agar dapat menjadi penuntun bagi peneliti di lapangan.
Peneliti yang belum berpengalaman pada umumnya ingin meneliti
masalah yang terlalu luas dan terlalu banyak hingga akhirnya tidak
mampu melaksanakannya. Karena itu para peneliti harus senantiasa
berhati-hati sebelum menentukan masalahnya agar jangan sampai
meneliti masalah yang terlalu luas, terlalu banyak dan tidak benar-
benar diketahui sehingga akhirnya tidak mampu melanjutkannya.
Peneliti juga harus selalu ingat bahwa masalah yang diteliti harus
ilmiah dan dapat diteliti (researchable).
Perumusan masalah harus terkait dengan latar belakang masalah
yang telah diungkap. Perumusan masalah pada hakikatnya bisa
dirumuskan dengan kalimat pernyataan (statement/declaration) dan
dapat juga dirumuskan dengan kalimat pertanyaan (question). Pada
penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, lazimnya
perumusan masalah menggunakan kalimat pertanyaan, sehingga
perumusan masalah tersebut dapat diukur (testable).
9

d. Tujuan
Secara ringkas dapat dikatakan bahwa tujuan penelitian adalah
untuk mencari informasi empiris, obyektif, logis mengenai sesuatu
atau menentukan keterkaitan antara variable-variabel yang
dipermasalahkan. Dengan demikian maka tujuan penelitian yang
dirumuskan harus mencerminkan dan konsisten dengan masalah-
masalah yang dikemukakan sebelumnya. Jelaslah bahwa penelitian
yang akan dilaksanakan mengarah pada jawaban-jawaban terhadap
pertanyaan yang telah dinyatakan dalam masalah. Tujuan tersebut
harus pula dirumuskan secara jelas agar hubungan antara tujuan dan
masalah yang tersurat tampak. Tujuan yang telah dirumuskan satu
demi satu secara terperinci akan menjadi patokan untuk mengetahui
apakah penelitian tersebut sudah selesai dilaksanakan secara lengkap
atau belum.
e. Kerangka Teori, Hasil Penelitian yang Relevan dan Kerangka
Berpikir.
Setiap ilmuwan mempunyai kebiasaan membaca dan mengkaji
berbagai literatur dalam bidangnya. Dalam proses tersebut ia akan
menemui berbagai hasil penelitian, teori, dan permasalahan yang
berkaitan dengan itu. Karena itu dengan mudah ia akan dapat
menentukan masalah-masalah yang perlu diteliti. Setiap masalah
penelitian mempunyai kaitan dengan teori. Teori-teori yang terdapat
dalam literatur seringkali berlawanan sifatnya. Dengan perkataan
lain mengenai satu hal, misalnya terdapat teori-teori yang
berlawanan arahnya. Perbedaan (gaps) antara teori-teori tersebut
merupakan masalah yang dapat diteliti. Perbedaan tersebut, apabila
dirumuskan dapat menjadi masalah penelitian. Karena itu teori-teori
tersebut merupakan sumber dimana masalah dan hipotesis dapat
ditemukan. Dengan perkataan lain masalah dan hipotesis penelitian
harus mempunyai landasan teori.
10

f. Hipotesis
Hipotesis adalah praduga ataupun asumsi yang harus diuji
melalui data atau fakta yang diperoleh melalui penelitian. Dengan
demikian hipotesis merupakan penuntun bagi peneliti dalam
menggali data yang diinginkan. Sekalipun demikian perlu diingat
bahwa peneliti harus senantiasa memegang teguh prinsip obyektif
agar jangan timbul “bias” dalam pencarian data. Hipotesis
merupakan jawaban sementara atau dugaan jawaban terhadap
pertanyaan yang diajukan, yang pada hakikatnya merupakan
kesimpulan dari kerangka berpikir yang dikembangkan. Secara
konsep, hipotesis dapat diartikan sebagai pernyataan mengenai
keadaan populasi yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data
yang diperoleh dari sampel penelitian. Secara statistik hipotesis
merupakan pernyataan mengenai keadaan parameter yang akan diuji
melalui statistik sampel. Hipotesis biasanya juga mengandung
prediksi, dan ketepatan prediksinya akan sangat tergantung kepada
tingkat kebenaran dan ketepatan landasan teori yang mendasarinya.
Secara umum hipotesis sebenarnya menyangkut dua hal yaitu
tentang hubungan dan tentang perbedaan, tetapi perumusannya
dapat beraneka ragam. Dalam penelitian kuantitatif yang paling perlu
diperhatikan adalah jenis rumusan hipotesis tersebut, apakah suatu
hipotesis dirumuskan secara direksional atau non direksional. Hal ini
penting diperhatikan karena menyangkut uji signifikansi yang akan
diterapkan, yaitu; uji satu arah (one tail) untuk hipotesis direksional,
atau uji dua arah (two tail) untuk hipotesis nondireksional, di
samping kedua jenis rumusan hipotesis dimaksud akan menuntut
arah kajian teori yang berbeda.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang
menggunakan data berupa angka sebagai alat menganalisis keterangan
mengenai apa yang ingin diketahui.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap
bagian-bagian dan fenomena serta hubungan-hubungannya.
Penelitian kuantitatif lebih diarahkan untuk meneguhkan teori
(confirmatory analysis). Alur logika penelitian kuantitatif dimulai dari
mengkaji teori yang sudah ada, mendefinisikan, melakukan fisikalisasi dan
mengukur untuk mengumpulkan data di lapangan, kemudian menganalisis
secara statistik untuk menolak atau menerima kebenaran teori. Penelitian
kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif
melalui perhitungan ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk
yang diminta menjawab atas sejumlah pertanyaan tentang survei untuk
menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.

B. Saran
Demikianlah makalah yang dapat penulis susun ini, penulis sadar
makalah ini masih kurang dari segi kesempurnaan, jadi jika ada kesalahan
atau kekurangan itu karena keterbatasan pengetahuan kami, maka dari itu
kritik dan saran sangat penulis butuhkan demi kesempurnaan isi makalah
inin. Semoga ilmu yang terdapat dalam makalah ini bermamfaat bagi kita
semua.

11
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Bumi Aksara


Hajrah. Efektivitas Metode Pembelajaran Aktif Topical Review Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Biologi Siswa Kelas Viii Smp
Negeri 1 Mare Kabupaten Bone, http://repositori.uin-
alauddin.ac.id/10107/1/St%20Hajrah%20pdf.pdf
Kuntjojo, Metodologi Penelitian,
https://ebekunt.files.wordpress.com/2009/04/metodologi-penelitian.pdf
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R& D, (Bandung: AFFABETA, 2012)
Wina Sanjaya, 2016, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana,

Anda mungkin juga menyukai