Anda di halaman 1dari 14

Disusun untuk memenuhi tugas matakuliah :

Metodelogi Penelitian
Proses Penelitian Kuantitatif dan Paradigma Kuantitatif
Yang dibimbing oleh :
Dr. Tony Seno Aji, S.E., M.E.

Dibuat Oleh:

1. Ahmad Muizudin (1996144047)


2. Muhammad Fahmi muhyidin (1996144055)
3. Sri Wahyuningsih (1996144064)
4. Murti Rahayu Utami (1996144071)

UNIVERSITAS HASYIM ASY’ARI


FAKULTAS EKONOMI
PRODI MANAJEMEN
FEBRUARI 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Alloh SWT yang telah memberikan Rahmat dan KaruniaNya
berupa ilmu pengetahuan dan kesehahtan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok untuk mata kuliah Metodelogi Penelitian dengan judul Proses Penelitian
Kuantitatif dan Paradigma Kuantitatif. Tak lupa terimakasih juga kepada teman-teman yang telah
memberikan ide-idenya sehingga dapat menyelesaikan makalah ini bersama-sama.

Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna,sehingga kami berharap kritik dan saran
yang membangun dari berbagai pihak agar tercapai makalah yang lebih baik di makalah selanjutnya.
Besar harapan kami agar makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Jombang, 10 Februari 2021

Penyusun kelompok

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………….................…….4
B. Rumusan Masalah………………………………………………………….................……………5
C. Tujuan…………………………………………………………………….................……………..5
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Pengertian Penelitian Kuantitatif................................................................................................…..6
B. Tujuan Penelitian Kuantitatif............................................................................................................7
C. Ciri-ciri Penelitian
Kuantitatif...........................................................................................................7
D. Penggunaan Metode
Kuantitatif........................................................................................................7
E. Proses Penelitian Kuantitatif............................................................................................................8
F. Kelebihan dan kekurangan Penelitian
kuantitatif ...........................................................................10
G. Ananlisis data
Kuantitatif................................................................................................................11
BAB 3 PENUTUP
A. Kesimpulan & Saran…………………………………………….……….................
………….....13
DAFTAR PUSTAKA……………………...........…………….……................................………....….14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latarbelakang
Alam pada dasarnya bersifat teratur, terstruktur dan simetri. Alam mencakup benda alam
dan "benda" konsep dalam gagasan manusia. Dalam penelitian ilmu alam, kebenaran ilmu
haruslah positif, memusatkan perhatian pada gejala yang nyata dan konkret tanpa halangan dari
pertimbangan lainnya (Soekanto, 1997: 444). Untuk itu, penelitian didefinisikan sebagai
penyelidikan yang sistematis, terkontrol, empiris dan kritis, tentang fenomena-fenomena alami,
dengan dipandu oleh teori dan hipotesis-hipotesis tentang hubungan yang dikira terdapat antara
fenomena-fenomena itu.  Secara historis, pendekatan ini diilhami oleh pemikiran tokoh-tokoh
filsafat seperti Rene Descartes, Auguste Comte dan John Dewey.
Manusia mempunyai tahap perkembangan mulai dari tahap teologis, metafisik sampai
positif. Kebenaran ilmu dicapai pada tahap positif, sehingga ilmu harus memusatkan perhatian
pada gejala yang nyata dan konkret. Paham positivisme ini mengatakan bahwa perilaku
masyarakat manusia memiliki kesesuaian dengan kondisi alam (isomorphism). Sebagaimana
dengan gejala alam, manusia bersifat terstruktur dan dapat diramalkan. Alam, termasuk manusia,
diciptakan sebagai sebuah keserasian. Keserasian itu dapat dilihat dari berbagai gejala alam
seperti berjuta-juta planet termasuk bumi yang mengitari matahari pada wilayah orbitnya dengan
tidak pernah saling berbenturan, lingkaran dalam batang pohori memberi petunjuk mengenai usia
pohon yang bersangkutan, ujung jarum apabila diperbesar dengan suatu alat akan terlihat seperti
bintik-bintik yang teratur dan indah, bawang terbungkus dengan kulitnya membangun sebuah
bentuk yang sangat simetri, dan sebagainya. Hukum-hukum alam ini mempengaruhi usaha untuk
memahami masyarakat manusia. Perilaku manusia diasumsikan sebagai sebuah keteraturan yang
dapat diuji, diramalkan dan digeneralisasikan. Pengaruh itu terlihat dalam konsep dan metode.
Pengaruh ilmu alam dalam konsep ilmu psikologi dan pendidikan terdapat dalam konsep
heriditas yang diadopsi dari eksperimen Morgan dalam lapangan biologi, teori psikologi medan
diambil dari teori medan magnet, teori belajar kuantum berasal dari fisika kuantum, konsep
individu, stimulus dan respons, juga merupakan konsep-konsep dalam ilmu alam yaitu teori
atom. Pengaruh ilmu alam dalam metode penelitian psikologi dan pendidikan terlihat dalam
penggunaan metode observasi yang diambil dari cara yang digunakan dalam ilmu astronomi,
asumsi normalitas dalam pengukuran psikologis, prosedur sampling, analisa kuantitatif, metode
eksperimen, perlunya definisi operasional, dan sebagainya.
Usaha pengukuran untuk mengubah kualitas menjadi kuantitas dilakukan terhadap tanda-
tanda perilaku dalam variabel. Benda alam tidaklah diukur hakikatnya, tetapi "perilaku" yang
dapat diindera. Benda konsep tidak diukur dalam hakikat konseptual variabel, tapi dalam
indikator yang menjadi tanda-tanda perilaku dalam variabel. Perilaku itu diperoleh melalui
proses belajar, sehingga pengukuran merupakan kegiatan mengukur hasil belajar dalam variabel
yang diteliti. Pengalaman dari proses belajar merupakan hasil belajar yang bersifat objektif dan
dapat diukur. Misalnya kepandaian diukur berdasarkan tanda-tanda perilaku yang dimiliki oleh
orang yang pandai, yaitu kemampuan menjawab dengan benar tes yang diberikan
4
kepadanya. Tingkat demokratisme guru adalah perilaku yang dilakukan dalam, mengambil
keputusan, memberi perintah, dan menilai hasil kerja siswa.
Pemanfaatan instrumen sebagai alat ukur dalam penelitian kuantitatif menjadi sangat
menentukan. Perkembangan alat ukur berjalan searah dengan perkembangan ilmu.
Berkembangnya alat-alat pengukuran mendorong penemuan-penemuan ilmiah, dan penemuan-
penemuan ilmiah mendorong usaha untuk mengembangkan alat-alat ukur baru. Usaha untuk
memahami bintang-bintang menimbulkan usaha untuk menciptakan teropong bintang dan
penemuan teropong bintang mendorong penemuan-penemuan besar dalam lapangan
astronomi. Begitulah hal itu terjadi secara komplementer.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian penelitian kuantitatif?
2.      Apa tujuan penelitian kuantitatif?
3.      Bagaimana kelebihan dan kekurangan penelitian kuantitatif?
4.      Bagaimana ciri-ciri penelitian kuantitatif?
5.      Bagaimana proses pengukuran penelitian kuantitatif?
6.      Bagaimana analisis penelitian kualintatif?

C.    Tujuan
1.                   Mengetahui Pengertian penelitian kuantitatif
2.                   Mengetahui Tujuan penelitian kuantitatif
3.                   Mengetahui Kelebihan dan kekurangan penelitian kuantitatif
4.                   Mengetahui Ciri-ciri penelitian kuantitatif
5.                   Mengetahui Proses pengukuran penelitian kuantitatif
6.                   Mengetahui analisis penelitian kualintatif

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta hubungan-hubungannya.1

Paradigma yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah positivistik. Menurut
Sugiyono (2014 dikutip dalam Nirmala, 2017, p. 45), penelitian kuantitatif disebut sebagai
penelitian positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Filsafat positivisme
memanang sebuah realitas, gejala atau fenomena sebagai hal yang dapat diklasifikasikan,
konkrit, teramati, terukur, relatif tetap, dan terdapat hubungan sebab-akibat.
Penelitian kuantitatif lebih diarahkan untuk meneguhkan teori (confirmatory analysis).
Alur logika penelitian kuantitatif dimulai dari mengkaji teori yang sudah ada, mendefinisikan,
melakukan fisikalisasi dan mengukur untuk mengumpulkan data di lapangan, kemudian
menganalisis secara statistik untuk menolak atau menerima kebenaran teori. Penelitian
kuantitatif adalah definisi, pengukuran data kuantitatif dan statistik objektif melalui perhitungan
ilmiah berasal dari sampel orang-orang atau penduduk yang diminta menjawab atas sejumlah
pertanyaan tentang survei untuk menentukan frekuensi dan persentase tanggapan mereka.
Sebagai contoh: 240 orang, 79% dari populasi sampel, mengatakan bahwa mereka lebih percaya
pada diri mereka pribadi masa depan mereka dari setahun yang lalu hingga hari ini. Menurut
ketentuan ukuran sampel statistik yang berlaku, maka 79% dari penemuan dapat diproyeksikan
ke seluruh populasi dari sampel yang telah dipilih. pengambilan data ini adalah disebut sebagai
survei kuantitatif atau penelitian kuantitatif.2
Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama
digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut juga
metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini sebagai metode
ilmiah/scientific karena telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif,
terukur, rasional, dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery, karena dengan
metodeini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode
kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis berupa statistik.3

Metode penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positifisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiyah, ( sebagai lawannya
adalah eksperimen) dimana penelitian adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara Purposive dan Snowbaal, teknik pengumpulan dengan tri

1
http:// Penelitian kuantitatif - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm

2
Ibid
3
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D, (Bandung:
AFFABETA, 2012) hlm.13

6
anggulasi ( gabungan, analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna dari pada generalisasi.
Menurut Suharsaputra dalam bukunya (2012, p. 50), penelitian kuantitatif yang
berlandaskan pada paham empirisme positivisme melihat bahwa kebenaran berada dalam fakta-
fakta yang dapat dibuktikan atau diuji secara empiris. Penelitian ini mengelaborasi tiga poin
penting untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam. Poin yang pertama adalah
menjelaskan fenomena atau gejala yang terjadi sebagai gambaran akan keingintahuan dan
keinginan untuk mendapat pemahaman mengenai suatu kondisi atau kejadian. Poin kedua adalah
penggunaan jenis data numerik atau data dalam bentuk angka-angka sebagai bahan utama untuk
melakukan analisis. Poin ketiga adalah menggunakan statistik dalam melakukan analisis.
Prosedur pelaksanaan penelitian kuantitatif amat ketat karena umumnya penelitian ini dilakukan
untuk memverifikasi sebuah teori melalui pengujian hipotesis yang sejak awal sudah ditentukan
dengan mengacu pada kerangka teori tertentu (Suharsaputra, 2012, h. 53).
B. Tujuan Penelitian Kuantitatif
Tujuan penelitian kuantitatif yaitu untuk menjelaskan, meramalkan, atau mengira-ngira
dan mengontrol kejadian melalui pengumpulan data yang terfokus dari data numerik.4

C. Ciri-ciri penelitian kuantitatif


a. Sifat realitasnya dapat diklasifikasikan, konkrit, teramati, terukur.
b. Hubungan peneliti dengan yang diteliti independen, supaya terbangun objektivitas.
c. Hubungan variabelnya sebab-akibat (kausal)
d. Cenderung membuat generalisasi
e. Cenderung bebas nilai .5

D. Penggunaan Metode Kuantitatif


Menurut Sugiyono (2013, h. 23). Metode kuantitatif digunakan apabila:
1. Bila masalah yang merupakan titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah
merupakan penyimpangan antara yang seharusnya dengan yang terjadi, antara aturan
dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara reneana dengan pelaksanaan.
Dalam menyusun proposal penelitian, masalah ini harus ditunjukkan dengan data, baik
data hasil penelitian sendiri maupun dokumentasi. Misalnya akan meneliti untuk
menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang miskin sebagai masalah
harus ditunjukkan.
2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode
penelitian kuantitatif coeok digunakan untuk mendapatkan infomasi yang luas tetapi tidak
mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sampeJ yang
diambil dari populasi tersebut.
4
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/16/apa-maksud-dan-tujuan-metode-penelitian-kuantitatif-itu-ya-
319380.html
5
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D, (Bandung:
AFFABETA, 2012) hlm.18

7
3. Bila ingin diketahui pengaruh perlakuanltreatment tertentu terhadap yang lain. Untuk
kepentingan ini metode eksperimen paling coeok digunakan. Misalnya pengaruh jamu
tertentu terhadap derajad kesehatan
4. Bila peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat
berbentuk hipotesis deskriptif, komparatif dan assosiatif.
5. Bila peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris
dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak-anak dari masyarakat tertentu,
maka dilakukan pengukuran dengan test IQ.
6. Bila ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori
dan produk tertentu.

E. Proses penelitian Kuantitatif


Pada umumnya statistik dibagi dua, yaitu (1) statistik deskriptif, (2) statistik inferensial.
Analisis statistik deskriptif biasanya dipergunakan kalau tujuan penelitianya untuk penjajagan
atau pendahuluan,tidak menarik kesimpulan,hanya memberikan gambaran/deskripsi tentang data
yang ada.analisis statistik infarasial dipergunakan jika peneliti akan memberikan interprestasi
menjenai data, atau ingin menarik kesimpulan dari data yang dihasilkan.Untuk kepentingan
analisis data, bagaimanapun bentuknya data, perlu ada prosedurnya. Prosedur yang sering
dilakukan dalam analisis data adalah sebagai berikut:

 Penyusunan Data
Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam penyusunan data:
 hanya memasukkan data yang penting dan benar-benar dibutuhkkan
 hanya memasukkan data yang bersifat obyektif
 hanya memasukkan data yang autentik
 perlu dibedakan antara data informasi dengan kesan pribadi responden.

 Pengolahan Data
Kegiatan pengolahan data terdiri dari:
 Pengklasifikasian data, yaitu menggolongkan aneka ragam jawaban itu ke dalam
kategori-kategori yang jumlahnya lebih terbatas. pengklarifikasian perangkat kategori itu
penyusunannya harus memenuhi bahwa setiap perangkat kategori dibuat dengan
mendasarkan kriterium yang tunggal, bahwa setiap perangat kategori harus dibuat
lengkap, sehingga tidak ada satupun jawaban responden yang tidak mendapat tempat, dan
kategori yang satu dengan yang lain harus terpisah secara jelas tidak saling tumpang
tindih
 Koding, yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden dengan jalan
menandai masing-masing kode tertentu.Bila analisis kuantitatif maka kode yg diberikan
adalah angka.bila angka itu berlaku sebagai skala pengukuran maka disebut skor

8
 Tabulasi, yaitu usaha penyajian data,terutama pengolahan data yg akan memjurus analisis
kuantitatif,biasanya menggunakan tabel,baik tabel distribusi frekuensi maupun tabel
silang.

Berdasarkan data yg diperoleh, peneliti akan menarik kesimpulan menjawab problemantik


atau hipotesis atau tujuan penelitian yang diajukan.jika analisis data dilakukan dengan secara
statistik,dari uji statistik yang telah dilakukan kemungkinan kesimpulannya berikut ini:
1)      Hubungan antara variabel-variabel penelitian atau perbedaan antara sampel-sampel yang
diteliti sangat signifikan atau signifikan.
2)      Hubungan antara varibel-varibel yang diteliti atau perbedaan antara sampel-sampel yang
diteliti tidak signifikan (Sutrisno Hadi,1981 23-24).

Dalam kemungkinan hasil yang pertama, kemungkinan besar hipotesis alternatifnya


diterima (hipotesis nihil ditolak). Menerima hipotesis alternatif berarti adanya dugaan hubungan
atau adanya perbedaan dinyatakan terbukti. Sebaliknya dalam kemungkinan hasil yg kedua,
hipotesis alternatifnya dinyatakan tidak terbukti.
Kesimpulan, yaitu hasil uji statistik, belumlah merupakan produk terakhir dari suatu
penelitian ilmiah. Pembahasan itu menjadi sangat penting jika ternyata hipotesis penelitiannya
tidak dapat dibuktikan. Dalam keadaan demikian penelitian berkewajiban mengkaji
kemungkinan sebab-sebab tidak terbuktinya hipotesis. Beberapa sumber tidak terbuktinya
hipotesis dapat dicari dari:
1.    Landasan teori yang digunakan untuk menyusun hipotesis sudah kedaluarsa; sudah kurang
sahih, atau kurang adekuat.
2.    Sampel penelitian terlalu kecil.
3.    Sampel penelitian tidak diambil secara rambang.
4.    Kurang cermatnya mengeleminasi atau menetralisasi variabel-variabel luar atau ekstrameus.
5.    Instrumen atau metode pengumpulan data tidak sahih dan tidak terandalkan.
6.    Rancangan penelitian yang digunakan tidak tepat.
7.    Perhitungan-perhitungan dalam analisisnya kurang cermat.
8.    Hipotesisnya sendiri yang ”palsu”, dan kenyataannya bertentangan dengan hipotesis itu
(SutrisnoHadi, 1981).

Dalam hubungan dengan kemungkinan tidak terbuktinya hipotesis perlu dikemukakan


bahwa dalam penelitian suatu hipotesis tidak terbukti, itu tidak berarti bahwa penelitiannya
gagal. Sering kali suatu penelitian terdiri dari beberapa hipotesis dan tidak terbuktinya satu atau
dua hipotesis memang jarang terjadi. Walaupun penelitiannya hanya terdiri dari satu hipotesis,
tidak terbuktinya hipotesis itupun tidak berarti menggagalkan seluruh penelitian. Yang penting
peneliti, dalam hal ini, dapat mengemukakan keterangan atau alasan yang kuat mengenai
kemungkinan-kemungkinan sebab tidak terbuktinya hipotesis tersebut dalam pembahasan atau
diskusi hasil analisisnya. Memang cukup berat bagi peneliti untuk ”mengakui”, misalnya bahwa

9
instrumen kurang sahih, sampling kurang representatif, pengontrolan variabel ekstraneus kurang
cermat, atau landasan teori-teorinya kurang adekuat. Kemungkinan tidak terbuktinya hipotesis
ini hendaknya mengingatkan kepada peneliti agar semua kemungkinan sebab-sebab itu ditutup
bocornya sebelum penelitian dilakukan. Jika saja setelah usaha optimal dan hasilnya memang
demikian, peneliti tinggal  menggali beberapa kemungkinan sebabnya yang secara metodologik
lebih dapat dipertanggungjawabkan, misalnya kurang besarnya sampel atau kemungkinan tidak
sahihnya teori-teori yang ada, sebab seperti telah diketahui bahwa lahirnya teori baru adalah dari
kemungkinan yang terakhir ini. Untuk analisis bukan statistik, barang kali komponen hasil dikusi
dan konklusi itu bergabung menjadi satu. Artinya hasil analisis adalah sekaligus konklusi
penelitian,        ebagian dari konsep-konsep yang dibicarakan dalam hasil analisis statistik diatas
tentunya berlaku juga untuk hasil analisis yang bukan statistik.6

F. Kelebihan dan kekurangan penelitian kuantitatif


Tidak ada model penelitian yang cocok untuk semua masalah pendidikan yang akan
dipecahkan. Penelitian kuantitatif mempunyai kekuatan digunakan untuk menjawab pertanyaan
penelitian yang bersifat hasil dari proses yang dihentikan, namun tidak efektif digunakan dalam
penelitian yang mempersoalkan tentang proses yang berjalan, dinamika, dan interaksi. Oleh
karena itu, di samping mempunyai keunggulan, penelitian kuantitatif juga mempunyai beberapa
kelemahan.

 Kelebihan metode penelitian kuantitatif


Suryabrata menjelaskan beberapa kekuatan metode penelitian kuantitatif yaitu :
 Memungkinkan dilakukan pencatatan data hasil penelitian secara eksak.
 mengikuti tata pikir dan tata kerja yang pasti dan konsisten.
 Data dapat diringkas dengan cara dan bentuk yang lebih bermakna dan lebih mudah
dianalisis.
 Memungkinkan penggunaan teknik analisis statistic dan matematis yang dapat
diandalkan dalam penelitian ilmiah.
 hasil penelitian yang diperoleh memiliki komunikabilitas yang tinggi.
 Penelitian kuantitatif mempunyai keunggulan dalam menegakkan objektivitas. Kebenaran
diterima secara sepakat oleh para pengamat, sehingga kesimpulan yang dicapainya kuat
.
 Kekurangan metode penelitian kuantitatif :
 Berdasarkan pada anggapan-anggapan (asumsi)
 Asumsi tidak sesuai dengan realitas yang terjadi atau menyimpang jauh maka
kemampuannya tidak dapat dijamin bahkan menyesatkan.
 Data harus berdistribusi normal dan hanya dapat digunakan untuk menganalisis data yang
populasi atau sampelnya sama.
6
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Penerbit Alfabeta. 2012), hal: 50-51

10
 Tidak dapat dipergunakan untuk menganalisis dengan cuplikan (sampel) yang jumlahnya
sedikit.

G. Analisis Data Kuantitatif7


Salah satu metode kuantitatif yang banyak digunakan untuk analisis data adalah dengan
menggunakan statistika. Statistika dalam penelitian kuantitatif dikategorikan ke dalam dua
bagian, yaitu: Statistika Deskriptif dan Statistika Inferensial.

1. Statistik Deskriptif
Analisis deskriptif juga disebut analisis sederhana, karena memang masih tahap awal analisis
statistik yang hanya menggambarkan secara lebih jelas data yang disajikan. Penyajian data ini
biasa dilakukan dengan tabel dan grafik, ukuran tendensi pusat, dan ukuran variabilitas data.
a) Tabel dan Grafik
Teknik ini mungkin merupakan teknik yang paling mudah dan paling banyak digunakan untuk
mendeskripsikan data. Distribusi frekuensi mengindikasikan jumlah dan persentase responden,
obyek yang masuk ke dalam kategori yang ada. Teknik ini biasanya digunakan untuk
memberikan informasi awal dalam penelitian tentang obyek atau responden.
b) Ukuran Tendensi Pusat data
Ukuran pemusatan data memperlihatkan suatu ukuran kecenderungan skor dalam suatu
kelompok data. Terdapat tiga jenis ukuran kecenderungan pemusatan data (central tendency)
yang sering digunakan dalam mendeskripsikan data kuantitatif yaitu rata-rata, media, dan modus.
Ukuran tersebut sering digunakan untuk menggambarkan karakteristik kelompok data tanpa
harus menunjukkan semua data yang ada dalam kelompok tersebut. Misalnya, dengan
menyebutkan rata-ratanya sudah terjelaskan gambaran umum suatu kelompok data.
 Modus
Modus (mode) adalah data yang paling sering muncul pada suatu distribusi dalam satu
kelompok data. Dalam contoh yang ditujukkanpada tabel 3.6, modusnya adalah 6 yang
muncul 3 kali (terbany akdibandingkan nilai lain yang hanya muncul satu kali dan dua
kali). Modus dapat digunakan pada data yang berskala nominal, ordinal,interval dan
rasio. Jika datanya berbentuk ordinal dapat digunakanukuran median.
 Median
Median atau nilai tengah diperoleh dengan cara mengurutkan data mulai dari skor terkecil
sampai tertinggi dalam satu kelompokkemudian dicari nilai tengahnya. Jika jumlah
anggota kelompoknya ganjil misalnya 9, maka median adalah skor pada urutan ke 5.
Jikajumlah anggota kelompoknya genap misalnya 10, maka median adalah skor hasil
penjumlahan skor urutan ke 5 dan ke 6 dibagi dua.
 Mean (Rata-rata)

7
Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

11
Rata-rata diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh data dalam satu kelompok
kemudian dibagi dengan jumlah anggota kelompok tersebut. Mean berfungsi untuk
mengetahui kemampuan/potensi/prestasi kelompok. Mean juga berguna untuk analisis
lebih lanjut terutama t-test dan uji normalitas.

2. Statistik Inferensial
Salah satu bagian penting dari statistik inferensial adalah pengujian hipotesis. Ada dua macam
hipoteses, yaitu: Hipotesis Nol (simbul Ho) yaitu suatu pernyataan yang menunjukkan kesamaan
atau tidak berbeda. Sebagai lawannya adalah hipotesis alternatif atau hipotesis kerja (simbol Ha)
yang menunjukkan perbedaan atau tidak sama.
a) Korelasi
Metode ini menggambarkan secara kuantitatif asosiasi ataupun relasi satu variabel interval
dengan variabel interval lainnya. Sebagai contoh kita dapat lihat relasi hipotetikal antara lamanya
waktu belajar dengan nilai ujian tinggi. Korelasi diukur dengan suatu koefisien (r) yang
mengindikasikan seberapa banyak relasi antar dua variabel. Daerah nilai yang mungkin adalah
+1.00 sampai -1.00. Dengan +1.00 menyatakan hubungan yang sangat erat, sedangkan -1.00
menyatakan hubungan negatif yang erat.
Berikut ini adalah panduan untuk nilai korelasi tersebut :
               + atau - 0.80 hingga 1.00    korelasi sangat tinggi
         0.60 hingga 0.79       korelasi tinggi
         0.40 hingga 0.59       korelasi moderat
          0.20 hingga 0.39       korelasi rendah
         0.01 hingga 0.19       korelasi sangat rendah
Satu hal yang perlu diingat adalah "korelasi tidak menyatakan hubungan sebab-akibat". Dari
contoh di atas, korelasi hanya menyatakan bahwa ada relasi antara lamanya waktu belajar dengan
nilai ujian tinggi, namun bukan "lamanya waktu belajar menyebabkan nilai ujian tinggi".

b. Regresi
Regresi digunakan ketika periset ingin memprediksi hasil atas variabel-variabel tertentu dengan
menggunakan variabel lain. Dalam bentuknya yang paling sederhana yang hanya melibatkan dua
buah variabel, yaitu variabel bebas (independent) dan variabel terikat (dependent), misalnya
lama waktu belajar dengan nilai ujian. Regresi sederhana berusaha memprakirakan nilai ujian
dengan lamanya waktu belajar.  Analisis regresi mengindikasikan kepentingan relatif satu atau
lebih variabel dalam memprediksi variabel lainnya

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian kuantitatif adalah penelitian ilmiah yang sistematis terhadap bagian-bagian
dan fenomena serta hubungan-hubungannya. Penelitian kuantitatif lebih diarahkan untuk
meneguhkan teori (confirmatory analysis). Yang mana tujuan penelitian kuantitatif yaitu untuk
menjelaskan, meramalkan, atau mengira-ngira dan mengontrol kejadian melalui pengumpulan
data yang terfokus dari data numerik. Metode penelitian ini mempunyai kelemahannya sendiri.

B. Saran
Kami sangat mengharap saran dan kritikan dari pembaca.

13
Daftar Pustaka

http:// Penelitian kuantitatif - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas.htm


Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R& D,
(Bandung: AFFABETA, 2012)
http://edukasi.kompasiana.com/2010/11/16/apa-maksud-dan-tujuan-metode-penelitian-kuantitatif-
itu-ya-319380.html
Ibnu Hadjar, Dasar-Dasar metodologi: Penelitian Kwantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.
Raja Grafindo, 1996)
http://skripsidanpenelitian.blogspot.com/2013/06/kelebihan-dan-kekurangan-penelitian-
kuantitatif.html
http://fitrirahmiku.blogspot.com/2013/01/tugas-makalah-kelompok-mp3m-penelitian.html
Sukanto. 1997. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi
Aksara. Hal. : 444
Suryabrata, Sumadi. 1998. Metodologi Penelitian. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sutrisno, Hadi. 1981. Metodologi Penelitian kualintatif. bandung: Grafindo Persada

14

Anda mungkin juga menyukai