MAKALAH
Disusun oleh:
Kelompok 6/Offering C
OKTOBER 2022
PRAKATA
Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karenaatas rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Penelitian Deskriptif dan
Membuat instrumen Wawancara dan Angket” tepat pada waktunya. Makalahini disusun dengan
tujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Penelitian Kuantitatifdalam Pendidikan
yang diampu oleh Dr. Sulisetijono, M.Si. selaku dosen mata kuliah ini.
Terima kasih kepada dosen pengampu yang telah memberikan kesempatan kepada kami
untuk mengkaji terkait penelitian deskriptif dan membuat instrumen wawancara dan angket
sehingga kami memiliki wawasan dan pengetahuan baru yang nantinya dapat dijadikan bekal
kami untuk penelitian mendatang.
Terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan
makalah ini. Kami harap makalah ini dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan
pengalaman bagi pembaca. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Tim Penyusun
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
6
sistematis dan akurat sebuah fakta maupun karakteristik mengenai populasi
atau mengenai bidang tertentu, (2) menyajikan dasar akar suatu hubungan, (3)
menyimpan informasi data mengenai subjek. Sebagian besar penelitian
pendidikan memiliki kecenderungan kuat untuk menemukan sebab dan
akibat hubungan dan menguji metode dan program pengajaran baru.
Biasanya, Penelitian deskriptif tidak didesain untuk menguji hipotesis,
tetapi lebih pada upaya menyediakan informasi seputar karakter fisik, sosial,
perilaku ekonomi, atau psikologi dari sekelompok orang kebanyakan
tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, melainkan lebih
untuk menggambarkan apa adanya suatu variabel, gejala, atau keadaan.
Namun demikian, bukan berarti semua penelitian deskriptif tidak
menggunakan hipotesis, ada juga penelitian deskriptif yang memakai
hipotesis.
8
yaitu perkembangan longitudinal atau jangka Panjang, longitudinal approach dan
perkembangan dalam tahap tertentu atau jangka pendek cross sectional approach.
Penelitian longitudinal meneliti perkembangan sesuatu aspek atau sesuatu hal dalam
seluruh periode waktu, atau tahapan perkembangan yang cukup Panjang, umpamanya
perkembangan kemampuan berbicara dari masa bayi sampai dengan akhir masa
remaja. Penelitian dalam satu tahapan, satu periode waktu atau bersifat cross sectional
hanya meneliti perkembangan dalam tahapan-tahapan tertentu saja umpamanya
perkembangan kemampuan berbicara hanya pada tahap atau masa bayi, anak kecil,
anak sekolah, remaja awal atau remaja akhir saja. Meskipun hanya meneliti tahapan-
tahapan tertentu, tetapi apabila semua tahapan dilaksanankan secara serempak, maka
perkembangan secara keseluruhan dapat diketahui (Sukmadinata, 2013).
Dalam studi cross-sectional, orang-orang dari beberapa kelompok usia yang
berbeda dijadikan sampel dan dibandingkan. Misalnya, seorang psikolog
perkembangan mempelajari sifat persahabatan untuk anak-anak pada usia 4, 8, 12,
dan 16 tahun. Seorang ahli gerontologi menyelidiki bagaimana pensiunan berusia 70-
an, 80-an, dan 90-an cenderung menghabiskan waktu luang mereka. Dalam studi
longitudinal, sekelompok orang diikuti selama beberapa bulan atau tahun, dan data
yang terkait dengan karakteristik yang diselidiki dikumpulkan pada berbagai waktu.
Misalnya, seorang psikolinguistik mungkin bagaimana bahasa lisan anak-anak
perubahan antara usia 6 bulan dan 5 tahun. Atau seorang psikolog pendidikan
mungkin mendapatkan ukuran pencapaian akademik dan penyesuaian sosial untuk
sekelompok siswa kelas empat dan kemudian, 10 tahun kemudian, mencari tahu
siswa mana yang telah menyelesaikan sekolah menengah (dan berapa IPK sekolah
menengah mereka) dan mana yang tidak. (Leedy & Jeanne, 2015)
3. Studi Perbandingan
Studi perbandingan (comparative study atau causal comparative study)
merupakan bentuk penelitian deskriptif yang membandingan dua situasi, kejadian,
kegiatan, program, dll yang sejenis atau hampir sama. Dalam studi ini yang
diperbandingkan adalah semua unsur atau komponennya. Pembandingan kegiatan
atau program umpanya meliputi dasar, tujuan, lingkup, langkah-langkah kegiatan,
organisasi, pelaksanaan, asaran, dan alat, biaya, pengelolaan, sampai dengan hasil.
Analisis diarahkan pada pelaksanaan, factor-faktor pendukung dan hasil. Dari hasil
perbandingan tersebut dapat ditemukan unsur-unsur atau factor-faktor penting yang
melatarbelakangi persamaan dan perbedaan (Sukmadinata, 2013).
9
Penelitian Komparatif Penelitian berfungsi membandingkan dua perlakuan atau
lebih dari suatu variabel, atau beberapa variabel sekaligus. Tujuan metode penelitian
ini untuk melihat perbedaan dua atau lebih situasi, peristiwa, kegiatan, atau program.
Perbandingan yang dilihat dari bagaimana seluruh unsur dalam komponen penelitian
terkait antara satu sama lain. Perhitungan yang digunakan berupa persamaan dan
perbedaan dalam perencanaan, pelaksanaan, serta faktor pendukung hasil. Yang
ditekankan dari hasil penelitian ini, yaitu bagaimana unsur pembentuk hasil penelitian
dapat menjadi latar belakang dari hasil penelitian tersebut (Ramdhan, 2021).
4. Studi Tindakan
Penelitian Tindakan Penelitian ini dilakukan setelah ada penelitian lain dan
dilaksanakan dalam bentuk penelitian baru. Penelitian ini adalah jenis turunan dari
penelitian terapan. Tujuan metode penelitian ini sebagai evaluasi pada sebuah
keberhasilan, manfaat, kegunaan, sumbangan, serta kelayakan suatu program,
produk, atau kegiatan tertentu, yang pada akhirnya bisa mendapatkan perbaikan agar
hasilnya lebih baik (Arifin, 2014).
5. Studi Tindak Lanjut
Studi tindak lanjut (follow up study) merupakan pengumpulan dan analisis data
terhadap para lulusan atau orang-orang yang telah menyelesaikan suatu program
Pendidikan, Latihan atau pembinaan. Studi ditujukan untuk mengetahui kegiatan dan
perkembangan mereka setelah ke luar dari institusi Pendidikan atau pembinaan.
Apakah ada dampak dari Pendidikan, pelatihan atau pembinaan yang telah mereka
ikuti terhadap posisi mereka dalam jabaran structural atau fungsional? Adakah
peningkatan performasi dan kinerja mereka, mampukah mereka mengaplikasikan
pengetahuan dan kecakapan-kecakapan yang mereka terima dari Lembaga
Pendidikan yang baru saja mereka selesaikan. Bagi para lulusan yang bukan pegawai,
berapa lama waktu mereka menanti sampai dapat pekerjaan, dalam jabatan atau tugas
apa mereka ditempatkan?, dll. (Sukmadinata, 2013).
6. Studi Waktu dan Gerak
Penelitian ini menekankan pada dua variable yaitu variable waktu dan gerak.
Karakteristik penelitian waktu dan gerak yaitu : a) banyak dilakukan dibidang
industry, b) observasi dan pengukuran terhadap Gerakan-gerakan badan yang
dilakukan oleh para pekerja sewaktu melaksanakan tugas produksi, dan c)
kecenderungan menggunakan instrumen stopwatch dan kamera gerak. Contoh dari
penelitian dalam bidang Pendidikan dan kurikulam dapat digunakan umpamanya
10
untuk mengukur waktu dan gerak dalam penyusunan jadwal pelajaran, Latihan, dan
belajar mandiri, penggunaan alat-alat praktik dan alat bantu pembelajaran terutama
yang rentan panas (Arifin, 2014).
7. Studi Kasus
Studi kasus (case study) merupakan metode untuk menghimpun dan
menganalisis data berkenaan dengan sesuatu kasus. Sesuatu dijadikan kasus
biasanya karena ada masalah, kesulitan, hambatan, penyimpangan, tatapi bisa juga
sesuatu dijadikan kasus meskipun tidak ada masalah, malahan dijadikan kasus
karena keunggulan atau keberhasilannya. Kasus ini bisa berkenaan dengan
perorangan atau kelompok (kerja, kelas, sekolah, etnis, ras, agama, social, budaya,
dll). Studi kasus kasus banyak dilakukan. keluarga, lembaga, organisasi, dll. Studi
kasus diarahkan pada mengkaji kondisi, kegiatan, perkembangan serta faktor-
faktor penting yang terkait dan menunjan penting yang terkait dan menunjang
kondisi dan per g kondisi dan perkembangan tersebut. kembangan tersebut.
Penelaahan studi kasus secara intensif terhadap seorang/sekelompok individu yang
dipandang mengalami kasus tertentu. Misal: ATG yang mampu mengingat berita
dengan cepat; kesurupan masal, gagal dalam belajar,
tidak bersosialisasi, bersosialisasi, siswa yang paling disukai disukai teman-
temannya teman-temannya atau sebaliknya, sebaliknya, selfconcept ATG dan
sebagainya. Analisisnya mendalam (mengungkap semua variabel yang
menyebabkan terjadinya kasus tersebut dari berbagai aspek yang mempengaruhi
kasus (Sukmadinata, 2013).
8. Studi Survei
Penelitian survei melibatkan perolehan informasi tentang satu atau lebih
kelompok orang misalnya tentang karakteristik, pendapat, sikap, atau pengalaman
mereka sebelumnya dengan mengajukan pertanyaan dan tabulasi jawaban. Tujuan
utamanya adalah untuk mempelajari populasi yang besar dengan mensurvei sampel
dari populasi tersebut, dengan demikian kita dapat menyebut pendekatan ini sebagai
survei deskriptif atau survei normative. Penelitian survei memiliki desain yang
cukup sederhana: Peneliti mengajukan serangkaian pertanyaan kepada peserta yang
bersedia; merangkum tanggapan mereka dengan persentase, jumlah frekuensi, atau
indeks statistik yang lebih canggih; dan kemudian menarik kesimpulan tentang
populasi tertentu dari tanggapan sampel (Leedy & Jeanne, 2015).
Karakteristik utama dari survei adalah : 1) Informasi dikumpulkan dari
11
sekelompok besar orang untuk mendeskripsikan beberapa aspek atau karakteristik
tertentu seperti ; kemampuan, sikap, kepercayaan, pengetahuan dari populasi, 2)
Informasi dikumpulkan melalui pengajuan pertanyaan(umumnya tertulis bisa juga
lisan) dari suatu populasi, 3) Informasi diperoleh dari sampel bukan dari populasi
(Sukardi, 2003).
12
tersebut secara operasional memberikan definisi kepada variabel penelitian. Oleh
karena itu, sebelum melangkah lebih lanjut, peneliti harus yakin bahwa data yang
akan diperoleh dengan instrumen yang dipilih benar-benar merupakan informasi
yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
4. Identifikasi populasi sasaran dan penentuan prosedur penarikan sampel yang
diperlukan
Peneliti harus menentukan kelompok yang akan dicari informasinya.
Dalam sensus, hal ini biasanya berupa kelompok setempat yang telah dirumuskan
dengan jelas, seperti siswa sekolah tertentu. Survei sampel biasanya meneliti
kelompok yang mempunyai ciri-ciri khusus, seperti siswa yang mempunyai
hambatan dalam membaca, siswa yang baru belajar bahasa Arab, siswa difabel
dan sebagainya. Dalam survei sampel, peneliti berusaha memilih sampel yang
akan mewakili populasi induknya d populasi induknya dengan baik. engan baik.
5. Rancangan prosedur pengumpulan data
Pada tahap ini, peneliti menguraikan jadwal praktis untuk memperoleh
sampel dan menggunakan instrumen.
6. Pengumpulan data
Dijelaskan Sulistyo Basuki (2006), metode penelitian ini
menggunakan berbagai berbagai teknik dan instrumen pengumpulan data, mulai
dari alat sederhana berupa stopwatch, mesin ukuran berat dan penggaris sampai ke
instrumenasi kromatografik dan kuesioner serta uji kepribadian atau sikap. Teknik
dan instrumen khusus dapat digunakan untuk mengatasi kelemahan peneliti,
contohnya data yang dikumpulkan melalui observasi dapat dibuat lebih objektif
dengan menggunakan senarai uji (checklist) dan gawai lain, seperti jadwal
observasi. Semua teknik dan instrumen pengumpulan pengumpulan data perlu
memiliki atribut kesahihan (validity) dan keandalan (reliability).
7. Analisis data
Berdasarkan sifat data yang dikumpulkan, analisis data hasil penelitian
dibedakan menjadi dua, yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis
kuantitatif digunakan untuk data yang dapat diklasifikasi dalam bentuk angka-
angka. Analisis kualitatif digunakan untuk data yang bersifat uraian kalimat (data
narartif) yang tidak dapat diubah dalam bentuk angka-angka. Data yang bersifat
kauntitaif pada penelitian deskriptif mutlak dianalisa dengan menggunakan
statistis. Statistik deskriptif bisa berupa rata-rata hitung berupa rata-rata hitung
13
(mean), median, (mean), median, modus, kadang-kadang persentase dan lain-lain.
14
perangkat lunak konferensi video lainnya. Strategi seperti itu dapat membantu
ketika kontak tatap muka diinginkan dengan peserta di lokasi yang jauh. Namun,
peserta harus (a) merasa nyaman menggunakan teknologi modern, (b) memiliki
akses mudah ke peralatan dan perangkat lunak yang dibutuhkan, dan (c) bersedia
menjadwalkan wawancara terlebih dahulu—tiga kualifikasi yang dapat, seperti
wawancara telepon, menghasilkan bias dalam sampel yang dipilih (Leedy & Jeanne,
2015).
3. Angket langsung
Kuisioner yang dikenal dengan angket, pada dasarnya adalah dafta pertanyaan
yang harus diisi oleh responden yang akan diukur. Dengan kuisioner ini dapat
diketahui tentang data diri, pengalaman, sikap, dan pendapatnya. Bentuk kuisioner
ada dua yaitu kuisioner tertutu dan kuisioner terbuka. Kuisioner tertutup adalah
kuisioner yang disusun dengan menyediakan jawaban yang lengkap. Kusioner
terbuka adalah kuisioner yang disusun tanpa ada pilihan jawaban sehingga
responden dapat bebas mengemukakan pendapatnya (Rukajat, 2018).
4. Angket tidak langsung
Cara lain yang relative cukup muda adalah dengan pengedaran angket melalui pos
atau email. Namun kuesioner yang diedarkan melalui pos atau email atau media
social juga memiliki kekurangan. Misalnya, ketika pertanyaan didistribusikan
melalui surat atau email, sebagian besar orang yang menerima kuesioner tidak
mengembalikannya, dengan kata lain mungkin ada tingkat pengembalian yang
rendah dan orang yang mengembalikannya belum tentu mewakili sampel yang
awalnya dipilih. Kelemahan lain adalah pertanyaan yang kurang jelas atau tidak
dipahami mungkin ditebak atau tidak dijawab atau bahkan salah tafsir (Leedy &
Jeanne, 2015).
Adapun jenis-jenis pertanyaan dalam angket adalah sebagai berikut :
a) Free response
Jenis pertanyaan ini jawabannya tidak terbatas pada jawaban yang
ditentukan oleh peneliti, akan tetapi responden bisa menjawab bebas dan
leluasa mungkin dalam mengungkapkan jawabannya. Pertanyaan ini biasanya
digunakan untuk menanyakan opini, motif, atau persepsi responden mengenai
suatu hal.
b) Directed response
Jenis pertanyaan ini sudah sedikit diarahkan oleh peneliti dalam
15
jawabannya. Sedikit diarahkan maksudnya adalah pertanyaan ini sudah
menjadi spesifik atau mendetail mengenai suatu hal yang ingin ditanyakan pada
responden penelitian.
c) Multiple choice
Jenis pertanyaan ini jawabannya sudah disediakan oleh peneliti dan
responden tinggal memilih jawaban yang sesuai. Keuntungan dari jenis
pertanyaan ini adalah tidak menyulitkan responden untuk memilih jawabannya.
d) Checklist
Jenis pertanyaan jenis ini adalah modifikasi dari teknik multiple choice.
Pada jenis pertanyaan ini, responden dapat memberikan jawaban lebih dari satu
yang sesuai dengan suatu hal tertentu berkaitan dengan penelitian dengan cara
checklist atau memberikan centang pada poin yang dipilih responden.
e) Ranking question
Jenis pertanyaan ini membuat responden memilih jawaban-jawaban
yang sesuai dengan cara mengurutkan jawaban-jawaban yang sudah disediakan
oleh peneliti. Jawaban yang dipilih oleh responden adalah jawaban yang
diurutkan sesuai dengan pendapatnya berkaitan dengan suatu hal tertentu dalam
penelitian.
f) Dichotomous question
Jenis pertanyaan ini hanya memberikan dua pilihan jawaban yang bisa
dipilih oleh responden. Dua pilihan jawaban tersebut adalah “Ya” atau “tidak”.
Responden memilih satu di antara dua jawaban tersebut yang sesuai dengan
pendapatnya.
g) Open ended question
Jenis pertanyaan ini seringkali atau umumnya digunakan pada penelitian
kualitatif. Biasanya pertanyaannya dimulai dengan salah satu subjek dan atas
dasar jawaban responden tersebut maka dilanjutkan dengan pertanyaan-
pertanyaan yang disusun sebagai kelanjutan dari jawaban tersebut.
16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang mendasar
memberikan gambaran atau mendiskripsikan suatu fenomena yang aktual
disusun secara sistematis.
2. Penelitian deskriptif mempunyai ciri penelitian deskriptif cenderung
menggambarkan suatu fenomena apa adanya dengan cara menelaah secara
sistematis, mengutamakan obyektivitas dan dilakukan seacara cermat.
5. Jenis-jenis penelitian deskriptif yaitu studi hubungan (korelasional), studi
perkembangan, studi perbandingan, studi tindakan, studi tindak lanjut, studi waktu
dan gerak, studi kasus, dan studi survei
6. Metode penelitian deskriptif yaitu pernyataan masalah, identifikasi informasi yang
diperlukan untuk memecahkan masalah, pemilihan atau pengembangan instrumen
pengumpulan data, identifikasi populasi sasaran dan penentuan prosedur penarikan
sampel yang diperlukan, merancang prosedur pengumpulan data, pengumpulan data,
analisis data
7. Pengumpulan data dalam penelitian deskriptif dapat dilakukan melalui beberapa cara
yaitu wawancara langsung, wawancara melalui telepon (online), pengedaran angket
kepada kelompok secara langsung dan melalui email atau media sosial.
B. Saran
Setelah mempelajari pengertian penelitian deskriptif, ciri-ciri penelitian deskriptif, jenis-
jenis penelitian deskriptif, langkah-langkah penelitian deskriptif dan metode membuat
instrument wawancara dan angket diharapkan peneliti selanjutnya dapat menyusun
penelitian deskriptif dan membuat instrumen wawancara dan angket dengan baik dan
benar.
17
DAFTAR RUJUKAN
Arifin, Zainal. 2014. Penelitian Pendidikan Metode dan Paradigma Baru. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
Ary, Donald. 2009. Introduction to Research in Education Eighth Edition. Canada: Cengage
Learning.
Creswell, J. 2015. Riset Pendidikan: Perencanaan, Pelaksanaan, dan Evaluasi Riset Kualitatif
& Kuantitatif (Edisi keli; H. P. Soetjipto & S. M. Soetjipto, eds.). Yogyakarta:
Penerbit Pustaka Pelajar.
Furchan, ahmad. 2004. Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka Belajar
Ginau, Maryam B. 2016. Pengantar Metode Penelitian. Yogyakarta : PT Kasinus
Leedy, P., Jeanne E, O. 2015. Practical Research Planning and Desaign. England : Pearson
Education Limited.Pearson.
Ramdhan, Muhammad. 2021. Metode Penelitian. Surabaya : Cipta Media Nusantara.
Rukajat, Ajat. 2018. Pendekatan Penelitian Kuantitatif. Yogyakarta : Deepublish.
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta
Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Sukmadinata. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung : Graha Aksara
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
18