Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN

“HAKIKAT PENELLITIAN DAN ALAT-ALAT PENELITIAN”

Dosen Pengampu: Miza Nina Adlini,M.Pd

Disusun Oleh: Kelompok 1

Puput Oktariani (0310203074)

Azra Khairunnisa (0310203046)

Kana Furkonah (0310203029)

Sri Melina Sari (0310202015)

Siti Aminah (0310203031)

Zahwa Adiesty (0310201065)

JURUSAN TADRIS BIOLOGI

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATRA UTARA

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Pemurah, karena
dengan berkat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“hakikat penelitian dan alat-alat penelitian”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi
salah satu tugas mata kuliah metodologi penelitian dan sebagai syarat memperoleh nilai
tugas pada mata kuliah ini. Dalam me-nyelesaikan makalah ini, penulis menyadari bahwa
sepenuhnya masih banyak kekurangan, akan tetapi atas bantuan semua pihak akhirnya
kesulitan-kesulitan tersebut dapat diatasi.

Atas bantuan segala pihak, pada kesempatan yang baik ini, penulis mengucap-
kan terimakasih kepada Ibu Miza Nina Adlini,M.Pd selaku dosen pengajar mata kuliah
Metodologi penelitian, dan teman-teman yang telah bekerja sama dan memberikan
masukan serta penjelasan kepada penulis.

Semoga makalah yang penulis buat ini dapat berguna untuk kita semua dan tak
lupa pula kritik dan saran yang membangun yang penulis harapkan demi sempurnanya
makalah berikutnya.

Medan,25 Februari 2023

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................1

DAFTAR ISI ......................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

A. Latar Belakang ....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...............................................................................................1

C. Tujuan ..................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................................3

I. HAKIKAT PENELITIAN DAN PENELITIAN PENDIDIKAN....................3

a) Definisi penelitian dan Urgensinya ....................................................................3

b) Langkah Dalam Proses Penelitian .....................................................................4

c) . Pendekatan Ilmiah Dalam Penelitian ..............................................................7

d) Ragam Pendekatan Penelitian Pendidikan .......................................................7

e). Etik Penelitian Pendidikan ................................................................................10

F). Skill merancang dan melakukan penelitian ....................................................11

II. ALAT-ALAT PENELITIAN ............................................................................12

A. Peran Perpustakaan Sebagai Alat Penelitian .................................................12

B. Komputer Dan Perangkat Lunak Sebagai Hasil Penelitian ...........................13

C. Skala Pengukuran Sebagai Alat Penelitian ......................................................17

D. STATISTIK SEBAGAI ALAT PENELITIAN ................................................18

E. Pemikiran Manusia............................................................................................20

F. Bahasa Sebagai Alat Penelitian .........................................................................21


ii
BAB III PENUTUP .........................................................................................................23

A. Kesimpulan ........................................................................................................23

B. Saran ...................................................................................................................23

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................24

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah yang digunakan untuk mendapatkan
data dengan tujuan penelitian. Menyelesaikan tugas secara efisien dan efektif adalah
penting. Akan ttapi yang lebih penting yaitu mengetahui tentang hal-hal yang harus
dilakukan dan memastikan bahwa tugas yang diselesaikan bergerak ke arah tujuan. Apa
yang harus dicapai oleh seorang manajer dan mengapa ia berusaha untuk mencapainya
selalu merupakan pertanyaan yang baik untuk diajukan dalam manajemen. Tujuan adalah
sesuatu yang ingin direalisasikan oleh sesorang, tujuan merupakan objek atas suatu
tindakan. Realisasikan masing-masing tujuan tambahan sehingga membantu pencapaian
tujuan yang secara hierarki langsung lebih tinggi. Dengan demikian, hal itu akan
memberikan kerangka tujuan yang benar-benar distukan dan selaras bagi semua individu
yang terikat dalam organisasi. Untuk mencapai tingkat efektivitas yang maksimum,
tujuan harus memiliki arti dan tepat pada waktunya bagi individu. Pada umumnya, tujuan
untuk penyelesaian pekerjaan pada hierarki bawah harus dinyatakan dalam kesatuan yang
dapat diukur. Sebelum melakukan penelitian alangkah lebih baik mengetahui jeni-jenis
penelitian yang akan dilakukan. Oleh karena itu, akan dibahas pada makalah ini tentang
jenis-jenis penelitian.

B. Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari penelitian ?


2. Apa saja langkah dalam proses penelitian?
3. Bagaimanakah pendekatan ilmiah dalam penelitian?
4. Apa saja ragam pendekatan penelitian pendidikan?
5. Bagaimana etik dalam penelitian pendidikan?
6. Bagaimanakan skil untuk merancang dan melakukan penelitian?
7. Bagaimana peranan perpustakaan sebagai alat penelitian?
8. Bagaimana perangkat lunak dan komputer bisa digunakan sebagai alat penelitian?
9. Berapa skala pengukuran sebagai alat penelitian?
10. Bagaimana statistik digunakan sebagai alat penelitian?
11. Bagaimana pikiran manusia sebagai alat penelitian?
12. Bagaimana bahasa sebagai alat penelitian?

1
C. Tujuan

1. Untuk mengetahui definisi penelitian


2. Untuk mengetahui langkah dalam proses penelitian
3. Untuk mengetahui pendekatan ilmiah dalam penelitian
4. Untuk mengetahui Apa saja ragam pendekatan penelitian pendidikan
5. Untuk mengetahui etik dalam penelitian pendidikan
6. Untuk mengetahui skil untuk merancang dan melakukan penelitian
7. Untuk mengetahui peranan perpustakaan sebagai alat penelitian
8. Untuk mengetahui perangkat lunak dan komputer yang bisa digunakan sebagai alat
penelitian
9. Untuk mengetahui skala pengukuran sebagai alat penelitian
10. Untuk mengetahui statistik digunakan sebagai alat penelitian
11. Untuk mengetahui pikiran manusia sebagai alat penelitian
12. Untuk mengetahui bahasa sebagai alat penelitian

2
BAB II

PEMBAHASAN

I. HAKIKAT PENELITIAN DAN PENELITIAN PENDIDIKAN

a) Definisi penelitian dan Urgensinya

Secara etimologi penelitian berasal dari bahasa Inggris yaitu research, ada juga yang
mengartikan kata research sebagai risct. Research sendiri berasal dari kata re, yang berarti kembali
dan to research yang berarti mencari. Dengan demikian arti dari research atau riset adalah mencari
kembali. Sementara menurut kamus Webster's New International, penelitian adalah penyidikan
yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta dan prinsip-prinsip: suatu penyidikan yang sangat
cerdik untuk menetapkan sesuatu.1

Menurut (Dr. Sandu Siyoto, SKM., 2015) Penelitian adalah suatu penyeledikan terorganisasi
atau penyelidikan yang hati-hati dan kritis dalam mencari fakta untuk menentukan sesuatu. Kata
Penelitian adalah terjemahan dar kata research yang berasal dari bahasa inggris. Kata Research
terdiri dari dua kata yaitu re yang berarti kembali dan to search yang berarti mencari.jadi dapat
disimpulkan bawha pengertian research (penelitian) adalah mencari kembali suatu pengetahuan.

Adapun definisi penelitian menurut para ahli :

1. Clifford Woody
Pengertian penelitian adalah suatu metode untuk menemukan sebuah pemikiran kritis. Penelitian
meliputi pemberian definisi dan redefinisi terhadap masalah, memformulasikan hipotesis atau
jawaban sementara, membuat kesimpulan, dan sekurang-kurangnya mengadakan pengujian yang
hati-hati atas semua kesimpulan yang diambil untuk menentukan apakah kesimpulan tersebut
cocok dengan hipotesis

2. Donald Ary
pengertian penelitian adalah penerapan pendekatan ilmiah pada pengkajian suatu masalah untuk
memperoleh informasi yang berguna dan dapat dipertanggungjawabkan.

3. Hill Way
pengertian penelitian adalah suatu metode studi yang bersifat hati- hati dan mendalam dari segala
bentuk fakta yang dapat dipercaya atas masalah tertentu guna membuat pemecahan masalah
tersebut

4. Winarno Surachmad
Pengertian penelitian adalah kegiatan ilmiah mengumpulkan pengetahuan baru yang bersumber
dari primer-primer, dengan tekanan tujuan pada penemuan prinsip-prinsip umu, serta mengadakan
ramalan generalisasi di luar sampel yang diselidikit.

1
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), hlm. 13
3
Secara umum urgensi dari metode penelitian menurut Sutrisno Hadi (2001; 10) ialah untuk
menemukan pengetahuan baru, mengembangkan pengetahuan dan menguji kebenaran suatu
pengetahuan. Metodelogi penelitian merupakan suatu jalan yang harus ditempuh oleh peneliti
guna mendapatkan ilmu pengetahuan luas dan relevan.
Secara umum tujuan penelitian ada 3 macam, yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian
dan pengembangan. Penemuan berarti data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang
baru yang sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh digunakan
untuk membuktikan adanya keraguan terhadap informasi. Pengembangan berarti memperdalam
dan memperluas pengetahuan yang telah ada. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan
hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Memahami berarti memperjelas suatu
masalah atau informasi yang tidak diketahui dan selanjutnya menjadi tahu. Memecahkan berarti
meminimalkan atau menghilangkan masalah. Mengantisipasi berarti mengupayakan agar masalah
tidak terjadi.2

Penelitian sebagai suatu kegiatan ilmiah merupakan aspek penting bagi kehidupan
manusia. Hal sebut disebabkan oleh beberapa alasan, yaitu:
3

1. Tuntutan kehidupan manusia sebagai makhluk sosial terus berkembang sejalan dengan
perkembangan kehidupan. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, menusia selalu berusaha
untuk mencoba menemukan. menghasilkan, dan menerapkan berbagai pengetahuannya
termasuk penemuan di bidang teknologi dan inovasi.
2. Penemuan di bidang teknologi dan inovasi telah mendorong para ilmuwan untuk terus
meneliti mengembangkan penemuan-penemuannya.
3. Selain di dorong oleh rasa ingin tahu, para peneliti juga didorong oleh adanya tuntutan
praktis di lapangan. Eskalasi perkembangan tuntutan praktis dengan jelas tidak lepas dari
ivensi dan inovasi. Ivensi-ivensi inilah (penemuan baru) inilah yang mendorong
perkembangan inovasi dan telah menjadikan suatu bangsa semakin maju dan berkembang.
Ivensi-ivensi timbu karena adanya dorongan untuk mengadakan penelitian-penelitian
ilmiah. Penelitian-penelitian ilmiah itulah yang didorong oleh keingintahuan dan tuntutan
praktis.

b) Langkah Dalam Proses Penelitian

Proses pelaksanaan penelitian ilmiah terdiri dari langkah-langkah yang juga menerapkan
prinsip metode ilmiah. Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan selama melakukan
penelitian ilmiah adalah sebagai berikut:

● Mengidentifikasi dan Merumuskan Masalah

Sebagaimana halnya dalam metode ilmiah, pada penelitian ilmiah juga harus berangkat dari
adanya permasalahan yang ingin pecahkan. Sebelum melaksanakan penelitian ilmiah perlu
dilakukan identifikasi masalah. Proses identifikasi masalah penting dilakukan agar rumusan
masalah menjadi tajam dan sebagai bentuk data awal bahwa dalam penelitian ilmiah tersebut

2
Private Universe3026, Pentingnya Mrtode Penelitian, (Diakses pada: 22 September 2019
3
Prof. Dr. Suryana, M.Si., Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

4
memang dibutuhkan pemecahan masalah melalui penelitian. Identifikasi masalah dirumuskan
bersesuaian sebagaimana latar belakang masalah, berdasarkan fakta dan data yang ada di
lapangan. Identifikasi masalah pada umumnya dirumuskan dalam bentuk kalimat deklaratif,
sementara rumusan masalah ditulis dalam bentuk kalimat tanya (berbentuk pertanyaan).

● Melakukan Studi Pendahuluan

Di dalam penelitian ilmiah, perlu dilakukan sebuah studi pendahuluan. Peneliti dapat
melakukannya dengan menelusuri dan memahami kajian pustaka untuk bahan penyusun landasan
teori yang dibutuhkan untuk menyusun hipotesis maupun pembahasan hasil penelitian nantinya.
Sebuah penelitian dikatakan bagus apabila didasarkan pada landasan teori yang kukuh dan relevan.
Banyak teori yang bersesuaian dengan penelitian, namun ternyata kurang relevan. Oleh karenanya,
perlu dilakukan usaha memilah-milah teori yang sesuai. Selain itu studi pendahuluan yang
dilakukan peneliti melalui pengkajian kepustakaan akan dapat membuat penelitian lebih fokus
pada masalah yang diteliti sehingga dapat memudahkan penentuan data apa yang nantinya akan
dibutuhkan.

● Merumuskan Hipotesis
Hipotesis perlu dirumuskan dalam sebuah penelitian ilmiah, lebih-lebih penelitian kuantitatif.
Dengan menyatakan hipotesis, maka penelitian ilmiah yang dilakukan peneliti akan lebih fokus
terhadap masalah yang diangkat. Selain itu dengan rumusan hipotesis. seorang peneliti tidak perlu
lagi direpotkan dengan data-data yang seharusnya tidak dibutuhkannya, karena data yang
diambilnya melalui instrumen penelitian hanyalah data- data yang berkaitan langsung dengan
hipotesis. Data-data ini sajalah yang nantinya akan dianalisis. Hipotesis erat kaitannya dengan
anggapan dasar. Anggapan dasar merupakan kesimpulan yang kebenarannya mutlak sehingga
ketika seseorang membaca suatu anggapan dasar, tidak lagi meragukan kebenarannya.

● Mengidentifikasi Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Sebuah variabel dalam penelitian ilmiah adalah fenomena yang akan atau tidak akan terjadi
sebagai akibat adanya fenomena lain. Variabel penelitian sangat perlu ditentukan agar masalah
yang diangkat dalam sebuah penelitian ilmiah menjadi jelas dan terukur. Dalam tahap selanjutnya,
setelah variabel penelitian ditentukan, maka peneliti perlu membuat definisi operasional variabel
itu sesuai dengan maksud atau tujuan penelitian Definisi operasional variabel adalah definisi
khusus yang dirumuskan sendiri oleh peneliti. Definisi operasional tidak sama dengan definisi
konseptual yang didasarkan pada teori tertentu.

● Menentukan Rancangan atau Desain Penelitian

Rancangan penelitian sering pula disebut sebagai desain penelitian. Rancangan penelitian
merupakan prosedur atau langkah-langkah aplikatif penelitian yang berguna sebagai pedoman
dalam melaksanakan penelitian ilmiah bagi si peneliti yang bersangkutan. Rancangan penelitian
harus ditetapkan secara terbuka sehingga orang lain dapat mengulang prosedur yang dilakukan
untuk membuktikan kebenaran penelitian ilmiah yang telah dilakukan peneliti.

● Menentukan dan Mengembangkan Instrumen Penelitian

Apakah yang dimaksud dengan instrumen penelitian? Instrumen penelitian merupakan alat yang
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang dibutuhkannya. Beragam alat dan teknik

5
pengumpulan data yang dapat dipilih sesuai dengan tujuan dan jenis penelitian ilmiah yang
dilakukan. Setiap bentuk dan jenis instrumen penelitian memiliki kelebihan dan kelemahannya
masing-masing. Karena itu sebelum menentukan dan mengembangkan instrumen penelitian, perlu
dilakukan pertimbangan-pertimbangan tertentu. Salah satu kriteria pertimbangan yang dapat
dipakai untuk menentukan instrumen penelitian adalah kesesuaiannya dengan masalah penelitian
yang ingin dipecahkan. Tidak semua alat atau instrumen pengumpul data cocok digunakan untuk
penelitian-penelitian tertentu.

● Menentukan Subjek Penelitian

Orang yang terlibat dalam penelitian ilmiah dan berperan sebagai sumber data disebut subjek
penelitian. Seringkali subjek penelitian berkaitan dengan populasi dan sampel penelitian. Apabila
penelitian ilmiah yang dilakukan menggunakan sampel penelitian dalam sebuah populasi
penelitian, maka peneliti harus berhati-hati dalam menentukannya. Hal ini dikarenakan, penelitian
yang menggunakan sampel sebagai subjek penelitian akan menyimpulkan hasil penelitian yang
berlaku umum terhadap seluruh populasi, walaupun data yang diambil hanya merupakan sampel
yang jumlah jauh lebih kecil dari populasi penelitian. Pengambilan sampel penelitian yang salah
akan mengarahkan peneliti kepada kesimpulan yang salah pula. Sampel yang dipilih harus
merepsentasikan populasi penelitian.

● Melaksanakan Penelitian

Pelaksanaan penelitian adalah proses pengumpulan data sesuai dengan desain atau rancangan
penelitian yang telah dibuat. Pelaksanaan penelitian harus dilakukan secara cermat dan hati-hati
karena kan berhubungan dengan data yang dikumpulkan, keabsahan dan kebenaran data penelitian
tentu saja akan menentukan kualitas penelitian yang dilakukan Seringkali peneliti saat berada di
lapangan dalam melaksanakan penelitiannya terkecoh oleh beragam data yang sekilas semuanya
tampak penting dan berharga. Peneliti harus fokus pada pemecahan masalah yang telah
dirumuskannya dengan mengacu pengambilan data berdasarkan instrumen penelitian yang telah
dibuatnya secara ketat. Berdasarkan cara pengambilan data terhadap subjek penelitian, data dapat
dibedakan menjadi dua macam, yaitu data langsung dan data tidak langsung. Data langsung adalah
data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari sumber data (subjek penelitian). sementara
data tidak langsung adalah data yang diperoleh peneliti tanpa berhubungan secara langsung
dengan subjek penelitian yaitu melalui penggunaan media tertentu misalnya wawancara
menggunakan telepon, dan sebagainya.

● Melakukan Analisis Data

Beragam data yang terkumpul saat peneliti melaksanakan penelitian ilmiahnya tidak akan
mempunyai kana apapun sebelum dilakukan analisis. Ada beragam alat yang dapat digunakan
untuk melakukan analisis data, bergantung pada jenis data itu sendiri. Bila penelitian ilmiah yang
dilakukan bersifat kuantitatif, maka jenis data akan bersifat kuantitatif juga. Bila penelitian bersifat
kualitatif, maka data yang diperoleh akan bersifat kualitatif dan selanjutnya perlu diolah menjadi
data kuantitatif. Untuk itu perlu digunakan statistik dalam pengolahan dan analisis data.

● Merumuskan Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada hakekatnya merumuskan hasil penelitian dan melakukan pembahasan adalah kegiatan
menjawab pertanyaan atau rumusan masalah penelitian, sesuai dengan hasil analisis data yang

6
telah dilakukan. Pada saat melakukan pembahasan, berarti peneliti melakukan interpretasi dan
diskusi hasil penelitian.Hasil penelitian dan pemabahasannya merupakan inti dari sebuah
penelitian ilmiah. Pada penelitian ilmiah dengan pengajuan hipotesis, maka pada langkah inilah
hipotesis itu dinyatakan diterima atau ditolak dan dibahas mengapa diterima atau ditolak. Bila
hasil penelitian mendukung atau menolak suatu prinsip atau teori, maka dibahas pula mengapa
demikian. Pembahasan penelitian harus dikembalikan kepada teori yang menjadi sandaran
penelitian ilmiah yang telah dilakukan.

● Menyusun Laporan Penelitian dan Melakukan Desiminasi

Seorang peneliti yang telah melakukan penelitian ilmiah wajib menyusun laporan hasil
penelitiannya. Penyusunan laporan dan desiminasi hasil penelitian merupakan langkah terakhir
dalam pelaksanaan penelitian ilmiah. Format laporan ilmiah seringkali telah dibukukan
berdasarkan institusi atau pemberi sponsor di mana penelitia itu melakukannya. Desiminasi dapat
dilakukan dalam bentuk seminar atau menuliskannya dalam jurnal-jurnal penelitian. Ini penting
dilakukan agar hasil penelitian diketahui oleh masyarakat luas (masyarakat ilmiah) dan dapat
dipergunakan bila diperlukan.

c) . Pendekatan Ilmiah Dalam Penelitian


Pendekatan ilmiah adalah pendekatan disipliner dan pendekatan ilmu pengetahuan
yang funsional terhadap masalah tertentu. Pendekatan ilmiah wujudnya adalah metode ilmiah.
Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang disebut ilmu. Jadi
ilmu merupakan pengetahuan yang didapat melalui metode ilmiah. Menurut Checkland,
berdasarkan sejarah perkembangan ilmu, di dapatkan tiga karakteristik utama dari pendekatan
ilmiah yaitu:

1. Reductionism adalah pendekatan yang mereduksi kompleksitas permasalahan menjadi


bagian bagian yang lebih kecil sehingga dapat dengan mudah di amati dan di teliti.
2. Repeatability adalah Suatu pengetahuan di sebut ilmu, bila pengetahuan tersebut dapat di
cek dengan mengulang eksperimen atau penelitian yang di lakukan oleh orang lain di
tempat dan waktu yang berbeda.
3. Refutation adalah sifat ini mensyaratkan bahwa suatu ilmu harus memuat informasi yang
dapat di tolak kebenarannya oleh orang lain.

Pendekatan ilmiah pada pendidikan adalah untuk membangun karakteristik seseorang


dalam menyelesaikan masalah dan memperluas pengetahun, tujuan tersebut selaras dengan tujuan
utama pendidikan itu sendiri; Metode pembelajaran pendekatan ilmiah bertujuan untuk
membiasakan siswa dalam menghimpunkan berbagai macam informasi, isu-isu penting dan
kejadian kontekstual dengan mengunakan cara menanya, mengamati, dan menalar.

d) Ragam Pendekatan Penelitian Pendidikan

a) Pendekatan Kuantitatif
Hakikat Pendekatan Kuantitatif
Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu upaya pencarian ilmiah (scientific inquiry)
yang didasari oleh filsafat positivism logical (logical positivism) yang beroperasi dengan aturan-
aturan yang ketat mengenai logika, kebenaran, hukum-hukum, dan prediksi. Fokus penelitian
kuantitatif diidentifikasikan sebagai proses kerja yang berlangsung secara ringkas, terbatas dan
memilah-milah permasalahan menjadi bagian yang dapat diukur atau dinyatakan dalam angka-
7
angka. Penelitian ini dilaksanakan untuk menjelaskan, menguji hubungan antar variabel,
menentukan kasualitas dari variabel, menguji teori dan mencari generalisasi yang mempunyai nilai
prediktif. Penelitian kuantitatif menggunakan instrumen (alat pengumpul data) yang menghasilkan
data numerikal (angka). Analisis data dilakukan menggunakan teknik statistik untuk mereduksi
dan mengelompokan data, menentukan hubungan serta mengidentifikasikan perbedaan antar
kelompok data. Kontrol, instrumen, dan analisis statistik digunakan untuk menghasilkan temuan-
temuan penelitian secara akurat. Dengan demikian kesimpulan hasil uji hipotesis yang diperoleh
melalui penelitian kuantitatif dapat diberlakukan secara umum.
Pendekatan kuantitatif mementingkan adanya variabel-variabel sebagai obyek penelitian dan
variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-
masing. Penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesis dan pengujiannya yang kemudian
akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula
statistik yang akan digunakan. Pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya
dengan penafsiran angka.

Prosedur Pendekatan Kuantitatif


- Penelitian kuantitatif berawal dari adanya masalah yang dapat digali dari sumber empiris
dan teoretis, sebagai suatu aktivitas penelitian pendahuluan (prariset). Agar masalah
ditemukan dengan baik memerlukan fakta-fakta empiris dan diiringi dengan penguasaan
teori yang diperoleh dari mengkaji berbagai literatur relevan. Penelitian dilakukan secara
sistematis, empiris, dan kritis mengenai fenomena-fenomena yang dipandu oleh teori serta
hipotesis.
- Kegiatan penelitian dimulai dengan mengidentifikasikan permasa- lahan atau isu-isu yang
penting, aktual dan menarik. Dan yang paling penting adalah manfaat yang dihasilkan bila
masalah itu diteliti. Masalah dapat digali dari berbagai sumber empiris ataupun teoretis
sebagai aktivitas penelitian pendahuluan (pra-penelitian). Agar masalah ditemukan dengan
baik diperlukan fakta-fakta empiris diiringi penguasaan teori yang diperoleh melalui
pengkajian berbagai literatur relevan. Pada tahap selanjutnya, penelitian melihat tujuan
sebagai suatu permasalahan. Masalah yang telah ditemukan diformulasikan dalam sebuah
rumusan masalah. Pada umumnya rumusan masalah penelitian kuantitatif disusun dalam
bentuk pertanyaan.
- Pada tahap selanjutnya, penelitian diarahkan untuk mencari data didasari oleh rumusan
masalah dan hipotesis yang dikemukakan sebelumnya. Sebelum kegiatan pengumpulan
data dilakukan, terlebih dahulu harus ditetapkan teknik penyusunan dan pengujian
instrumen yang akan digunakan untuk pengumpulan data. Data yang diperoleh kemudian
di analisis menggunakan teknik statistik. Hasil analisis data merupakan temuan yang
belum diberi makna.
- Pemaknaan hasil analisis data dilakukan melalui interpretasi yang mengarah pada upaya
mengatasi masalah atau menjawab pertanyaan penelitian. Dalam tahapan ini dikemukakan
tentang penerimaan atau penolakan hipotesis. Interpretasi dibuat dengan melihat hubungan
antara temuan yang satu dengan temuan lainnya. Kesimpulan merupakan generalisasi hasil
interpretasi. Terhadap kesimpulan yang diperoleh maka diciptakanlah implikasi dan
rekomendasi serta saran dalam pemanfaatan hasil penelitian.

b) Pendekatan Kualitatif
Hakikat Pendekatan Kualitatif
8
Dasar penelitian kualitatif adalah konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu
berdimensi jamak, interaktif dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh
setiap individu.
Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat
interaktif dan fleksibel. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena
sosial dari sudut pandang partisipan. Dengan demikian penelitian kualitatif adalah penelitian yang
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah dimana peneliti merupakan instrumen kunci.
Penelitian kualitatif menggunakan lingkungan alamiah sebagai sumber data. Peristiwa-
peristiwa yang terjadi dalam suatu situasi sosial merupakan kajian utama penelitian kualitatif.
Peneliti pergi ke lokasi tersebut, memahami dan mempelajari situasi. Studi dilakukan pada waktu
interaksi berlangsung di tempat kejadian. Peneliti mengamati, mencatat, bertanya, menggali
sumber yang erat hubungannya dengan peristiwa yang terjadi saat itu. Hasil-hasil yang diperoleh
pada saat itu segera disusun saat itu pula.
Penelitian kualitatif sifatnya deskriptif analitik. Data yang diperoleh seperti hasil pengamatan,
hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis doku- men, catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi
penelitian, tidak dituangkan dalam bentuk dan angka-angka. Peneliti segera melakukan analisis
data dengan memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola atas
dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa
pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk uraian naratif.
Penelitian kualitatif tidak dimulai dari teori yang dipersiapkan sebelumnya, tapi dimulai dari
lapangan berdasarkan lingkungan alami. Data dan informasi lapangan ditarik maknanya dan
konsepnya, melalui pemaparan deskriptif analitik, tanpa harus menggunakan angka, sebab lebih
mengutamakan proses terjadinya suatu peristiwa dalam situasi yang alami. Generalisasi tak perlu
dilakukan sebab deskripsi dan interpretasi terjadi dalam konteks dan situasi tertentu. Realitas yang
kompleks dan selalu berubah menuntut peneliti cukup lama berada di lapangan.

Prosedur penelitian kualitatif


Prosedur nya memiliki perbedaan dengan penelitian kuantitatif. Penelitian kualitatif biasanya
didesain secara longgar, tidak ketat, sehingga dalam pelaksanaan penelitian berpelu ang
mengalami perubahan dari apa yang telah direncanakan. Hal itu dapat terjadi bila perencanaan
ternyata tidak sesuai dengan apa yang dijumpai di lapangan. Meski demikian, kerja penelitian
mestilah merancang langkah-langkah kegiatan penelitian. Paling tidak terdapat tiga tahap utama
dalam penelitian kualitatif yaitu:
- Tahap deskripsi atau tahap orientasi. Pada tahap ini, peneliti mendeskripsikan apa yang
dilihat, didengar dan dirasakan. Peneliti baru mendata sepintas tentang informasi yang
diperolehnya.
- Tahap reduksi. Pada tahap ini, peneliti mereduksi segala informasi yang diperoleh pada
tahap pertama untuk memfokuskan pada masalah tertentu.
- Tahap seleksi. Pada tahap ini, peneliti menguraikan fokus yang telah ditetapkan menjadi
lebih rinci kemudian melakukan analisis secara mendalam tentang fokus masalah.
Hasilnya adalah tema yang dikonstruksi berdasarkan data yang diperoleh menjadi suatu
pengetahuan, hipotesis, bahkan teori baru.
- Secara spesifik, ketiga tahap di atas dapat djabarkan dalam tujuh langkah penelitian
kualitatif yaitu: identifikasi masalah, pembatasan masalah, penetapan fokus masalah,
pelaksanaan penelitian, pengolahan dan pemaknaan data, pemunculan teori, dan pelaporan
hasil penelitian.

c) Pendekatan Metode Gabungan


9
Penelitian yang menggabungkan pendekatan kuantitatif dan kualitatif belum banyak
dilakukan. Namun, perkembangan ilmu-ilmu sosial khususnya pendidikan telah membuka
kesempatan untuk memunculkan perrpaduan antara keduanya. Strauss & Corbin (Depdiknas,
2008: 34) menyatakan bahwa suatu penelitian dapat saja memakai metodologi yang
menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Salah satu jenis penelitian yang
memerlukan penggabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif adalah penelitian-penelitian
kebijakan. Brannen mencetuskan tiga acuan pokok dalam memadukan pendekatan kuantitatif dan
kualitatif. Ketiga acuan itu adalah:
1. Penelitian kuantitatif sebagai fasilisator penelitian kualitatif: maksud dari acuan ini adalah
penelitian kuantitatif memberikan data latar belakang yang terukur untuk mengaitkannya
dengan studi-studi skala kecil. Survei kuantitatif dapat memberikan landasan bagi data
kasus dari kelompok-kelompok tertentu yang akan melandasi studi intensif dalam
penelitian kualitatif.
2. Penelitian kualitatif sebagai fasilitator penelitian kuantitatif: berarti penelitian kualitatif
berperan sebagai penunjang. Penelitian kualitatif mempunyai fungsi tertentu yaitu: sebagai
sumber hipotesis yang akan diuji secara kuantitatif; sebagai pengembang dan pemandu
instrumeninstrumen penelitian kuantitatif seperti kuesioner, skala dan indeks pengukuran;
serta sebagai pembanding temuan-temuan kuantitatif.
3. Penelitian yang mempergunakan kedua pendekatan dengan bobot sama: kedua pendekatan
dilakukan untuk saling mengisi kesenjangan yang muncul pada saat survei lapangan,
analisis, atau pelaporan. Gabungan antara keduanya dapat berakhir dengan pemisahan
penelitian kualitatif dan kuantitatif tetapi tetap berhubungan.
Dalam penelitian pendidikan sering dijumpai dua pendekatan digunakan bersama-sama
terhadap masalah yang sama. Terkait dengan hal tersebut, Sudjana berpendapat bahwa pendekatan
tersebut sebenarnya bertolak dari asumsi yang berbeda, sehingga untuk persoalan yang sama sulit
menggunakan metode dengan asumsi yang berbeda. Namun pemecahan masalah melalui studi
yang berbeda cukup bermanfaat dalam memperkaya alternatif pemecahan masalahnya, sehingga
lebih komprehensif sifatnya. Sering ditemukan pemaparan data kualitatif menggunakan statistik
deskriptif serta temuan kualitatif dan kuantitatif disajikan bersama-sama. Beberapa peneliti
kadang-kadang berusaha menggunakan kedua pendekatan tersebut untuk masalah yang sama,
namun seringkali mengalami kerancuan dalam penarikan kesimpulannya.

e). Etik Penelitian Pendidikan


Peneliti harus mengupayakan izin pemberitahuan pelaksanaan penelitian meliputi dua
tahapan, yaitu: (1) para peneliti mengkonsiltasikan dan mengupayakan izin dari orang dewasa
yang bertanggung jawab terhadap subjek, dan (2) peneliti mendekati partisipan yang dimaksud.
Sementara itu mengupayakan izin dan kerjasama dari partisipan merupakan suatu bagian yang
otomatis dari penelitian kuantitatif (seorang partisipan dapat melengkapi suatu kuesioner mudah),
kepentingan dari izin pemberitahuan dalam penelitian kualitatif tidak selalu dikenali.
Berbicara tentang observasi partisipan, contohnya Fine & Sandstrom menyatakan bahwa para
peneliti harus memberikan suatu kepercayaan dan penjelasan bermakna tentang tujuan-tujuan
penelitian mereka, terutama dalam situasi di mana mereka memiliki sedikit kewenangan, dan
bahwa partisipan harus di berikan suatu kesempatan yang nyata dan legitimasi untuk mengatakan
bahwa mereka tidak ingin berperan serta, pemegang kewenangan menyarankan bahwa di mana
subjek-subjek melakukan penolakan, mereka tidak harus di tanya, tindakan-tindakan mereka tidak
harus di masukan dalam buku/artikel apapun.

10
F). Skill merancang dan melakukan penelitian

1. Problem Solving Ability


Suatu penelitian, pasti akrab dengan yang namanya masalah. Baik itu permasalahan
penelitian, maupun permasalahan personal. Mulai dari masalah apa yang ingin dibahas dalam
penelitian, hingga kebiasaan buruk apa yang harus diperbaiki agar skripsi dapat segera
diselesaikan. Artinya, secara tidak sadar sebenarnya kita telah dilatih untuk meningkatkan
kemampuan Problem Solving yang kita miliki. Dalam penelitian, kita diajarkan tahap-tahap dalam
menyelesaikan masalah dan tahap tahap itu sangat berharga apabila dapat kita implementasikan
dalam kehidupan sehari-hari.

2. Critical Thinking Ability


Mengerjakan penelitian melatih kita untuk berpikir secara independen dan kritis.
Membahas dan melihat suatu permasalahan di sekitar kita dengan cara yang mungkin orang lain
ga notice. Kita semua punya teman yang permasalahan penelitian nya sepertinya tidak akan kita
pikirkan dalam keseharian kecuali kita melakukan penelitian. Selain itu, apabila kita perhatikan,
diantara kunci berhasil dalam melakukan apapun adalah fokus dan sabar. Semua yang kita raih
hakikatnya merupakan buah dari fokus dan sabar yang kita lakukan. Ketika kita fokus, kita
memberikan waktu, tenaga, pikiran kita pada suatu hal tersebut. Ketika kita melakukannya,
kemudian dibarengi dengan kesabaran, yang diproksikan dengan persistensi dalam melakukannya,
maka besar kemungkinan kita akan berhasil dalam hal tersebut. Dan sekali lagi, skripsi
mengajarkan hal itu.

3. Using Library Resources


Sebagai warga negara dengan tingkat literasi dan minat baca yang rendah, saya berpikir,
mungkin kita akan sangat jarang bahkan mungkin tidak pernah menggunakan sumber daya
pustaka jika tidak dilatih untuk melakukan penelitian. Mungkin kita tidak akan membaca artikel
jurnal, buku-buku metode penelitian dan buku-buku statistika, jika tidak ada keperluan untuk
mempelajarinya. Skripsi mengajarkan kita untuk akrab dengan library resources tersebut.
Hal ini menjadi penting karena akan berkaitan dengan yang namanya kelestarian ilmu
pengetahuan. Adanya teknologi yang kita gunakan saat ini seperti artificial intelligence, self-
driving car, machine learning, dan teknologi lain dikarenakan ilmu yang dari dulu ada terus
dilestarikan sehingga dapat dikembangkan dari zaman ke zaman. Artinya, dengan mengerjakan
skripsi kita telah dilatih untuk ikut berkontribusi dalam melestarikan suatu keilmuan, bahkan
mungkin ikut mengembangkannya.

4. Writing skill
Menulis bukan hanya soal menuangkan gagasan dan pikiran ke dalam tulisan. Ada banyak
hal lain yang dikandung dalam aktivitas menulis. Mulai dari mengorganisir ide dan pikiran,
menetapkan topik dan permasalahan penelitian, apalagi bagi teman-teman yang melakukan
peneliltian menggunakan data primer, harus mampu menurunkan permasalahan penelitian tidak
hanya menjadi variabel, tapi dari variabel diturunkan kembali menjadi indikator, dan tiap indikator
harus dapat diturunkan lagi menjadi item-item pertanyaan. Kemampuan-kemampuan tersebut
merupakan skill yang tidak kalah penting untuk kita miliki, dan telah atau akan kita pelajari dalam
proses mengerjakan suatu penelitian
4

4
Afifuddin dan Beni Ahmad. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
11
II. ALAT-ALAT PENELITIAN

A. Peran Perpustakaan Sebagai Alat Penelitian


1. Sumber informasi
Sebagai pusat sumber informasi, perpustakaan secara tradisional berfungsi menyediakan
berbagai sumber informasi untuk memenuhi kebutuhan penggunanya. Sumber-sumber informasi
yang disediakan terekam dalam berbagai jenis media seperti kertas, mikrofis, mikrofilm, dan
piringan magnetik. Dalam menjalankan fungsinya, perpustakaan melakukan kegiatan antara lain
mengidentifikasi, memilih, mengadakan, mengatalog, dan memproses sumber-sumber informasi
sehingga tersedia dan dapat ditemu-balik dan digunakan secara efisien. Pustakawan akan
membantu dan membimbing para pengguna dalam penelusuran terutama penelusuran yang
kompleks.
Dalam perkembangannya, perpustakaan modern tidak lagi hanya mengandalkan sumber-
sumber informasi yang dimilikinya sendiri, tetapi juga menawarkan sumber informasi yang
tersimpan di tempat lain. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi yaitu teknologi
komputer dan teknologi komunikasi telah memungkinkan sumber-sumber informasi berbasis
elektronik dapat diperoleh pada waktu yang hampir bersamaan dengan saat dipublikasikan.
Informasi paper-based, yang merupakan primadona pada perpustakaan tradisional, sekarang mulai
digeser oleh informasi electronic-based.
2. Ledakan Informasi
Dalam abad ini, informasi yang dihasilkan jumlahnya sangat banyak. Setiap hari banyak
buku, artikel jurnal, laporan dan dokumen lainnya yang dihasilkan di seluruh dunia.
Kecenderungan ini sudah lama kita rasakan, namun jumlahnya semakin meningkat dalam
beberapa tahun terakhir ini. Antara tahun 1950-1960, jumlah informasi yang tersedia meningkat
dua kali lipat. Selama dasawarsa berikutnya meningkat tiga kali lipat. Dan dalam kurun waktu
1980-1990, informasi yang ada meningkat tujuh kali lipat.
5
Banyaknya informasi yang dihasilkan menjadikan informasi lebih cepat usang. Sebagai
contoh, diperkirakan setengah dari pengetahuan dalam bidang fisika akan menjadi usang dalam
kurun waktu lima tahun dari sekarang. Perkembangan ini banyak kaitannya dengan kemajuan
teknologi. Tidak saja inovasi di bidang penyimpanan, proses dan transmisi informasi, tetapi juga
perangkat keras dengan biaya yang rendah dan berkapasitas tinggi telah benar-benar mengubah
penanganan informasi dalam sepuluh tahun terakhir ini.
6
Kemajuan di bidang telekomunikasi yang memungkinkan hubungan antar jaringan yaitu
Internet telah mendukung tumbuhnya penerbitan elektronik. Berbagai jurnal, makalah simposium
dan karya pre-print dari para pakar diterbitkan dalam edisi elektronik. Pada tahun 1995, dilaporkan
bahwa terdapat lebih dari 100 judul jurnal yang diterbitkan secara elektronik dalam bidang
science, technology and medicine (STM). Disamping itu, bahan-bahan unpublished (grey
materials) yang selama ini sulit diperoleh, saat ini banyak disajikan untuk umum melalui Internet.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


5
Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
6
Hamidi. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.

Ibrahim, R dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

12
B. Komputer Dan Perangkat Lunak Sebagai Hasil Penelitian

Fungsi Perangkat Lunak sebagai hasil penelitian yaitu untuk :


1. Memproses data, perintah, atau instruksi khusus agar pengguna dapat mengoperasikan
komputernya sesuai dengan hasil informasi yang diinginkan.
2. Sarana interaksi yang menghubungkan pengguna dengan perangkat kerasnya.

3. Mengidentifikasi suatu program yang ada di sebuah komputer.( Pressman, Roger S., Ph.D.
2012)7

Komputer merupakan mesin yang memproses fakta atau data menjadi

informasi.Komputer digunakan orang untuk meningkatkan hasil kerja dan memecahkan

berbagai masalah.Yang menjadi pemroses data atau pemecah masalah itu adalah perangkat

lunak (software). Nama lain dari software disebut juga dengan perangkat lunak. Seperti nama

lainnya itu, yaitu perangkat lunak, sifatnya pun berbeda dengan hardware atau perangkat

keras, jika perangkat keras adalah komponen yang nyata yang dapat dilihat dan disentuh oleh

manusia, maka software atau perangkat lunak tidak dapat disentuh dan dilihat secarfisik,

software memang tidak tampak.

Perangkat lunak ini merupakan catatan bagi mesin untuk menyimpan perintah,

maupun dokumen serta arsip lainnya.Keberadaan software atau perangkat lunak dalam sistem

komputer merupakan hal yang penting.Perangkat lunak ini merupakan perintah-perintah yang

disusun oleh programmer untuk dapat memberdayakan sumber daya yang dimiliki oleh

komputer tersebut.Dalam kegunaannya software berguna untuk menerjemahkan bahasa yang

digunakanmanusia untuk dimengerti oleh bahasa mesin komputer yaitu true atau false.Dapat

disimpulkan bahwa perangkat keras atau hardware tidak dapat digunakan jika sistem

perangkat lunak tidak ada di dalam sistem komputer.(Haryanto 2014)8

7
Pressman, Roger S., Ph.D. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku Satu).
Yogyakarta: ANDI.
8
Haryanto, Bambang Ir, MT. 2014. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Bandung: Informatika.

13
Perangkat lunak (PL) atau software adalah sebuah perangkat yang terdiri dari item-

item / objek-objek yang merupakan konfigurasi dari :

1. Program : perintah (program komputer) yang bila dieksekusi memberikan fungsi dan unjuk

kerja seperti yang diinginkan

2. Dokumen : menggambarkan operasi dan kegunaan program

3. Data : struktur data yang memungkinkan program memanipulasi informasi secara

proporsional

Karakteristik Software

Adapun karakteristik dari karakteristik software ini yaitu diantaranya:

1. Perangkat Lunak (software) merupakan suatu produk, sekaligus sarana untuk membangun

suatu produk

2. Perangkat Lunak (software) dibangun dan dikembangkan (engineered, not manufactures).

Berbeda dengan perangkat keras (hardware), Perangkat Lunak(software) dibuat dengan suatu

perancangan yang kemudian setelah jadi dapat dikembangkan lebih lanjut. Biaya untuk

Perangkat Lunak (software) dikonsentrasikan pada pengembangan.

3. Perangkat Lunak (software) tidak pernah usang (wear out) namun memburuk (deteriorate).

Perangkat Lunak (software) tidak pernah usang karena adanya perawatan memungkinkan

pengembangan Perangkat Lunak (software) untuk menyesuaikan dengan kebutuhan baru.

Namun sekali Perangkat Lunak (software) rusak, maka tidak dapat diganti dengan Perangkat

Lunak (software) lain, namun harus dilakukan pembuatan ulang karena tidak ada suku cadang

dalam Perangkat Lunak (software) (berbeda dengan hardware).

1 Klasifikasi Software
14
9
Perangkat lunak secara umum dapat di bagi 2 yaitu perangkat lunak sistem dan perangkat

lunak aplikasi.

2. perangkat lunak aplikasi / application software

Perangkat lunak aplikasi adalah suatu subkelas perangkat lunak komputer yang

memanfaatkan kemampuan komputer langsung untuk melakukan suatu tugasyang diinginkan

pengguna.Biasanya dibandingkan dengan perangkat lunak sistem yang mengintegrasikan

berbagai kemampuan komputer, tapi tidak secara langsungmenerapkan kemampuan tersebut

untuk mengerjakan suatu tugas yang menguntungkan pengguna.Contoh utama perangkat

lunak aplikasi adalah pengolah kata, lembar kerja, dan pemutar media.Beberapa contoh dari

software aplikasi yaitu Open Office.

Sistem Operasi

Sistem operasi adalah perangkat lunak sistem yang bertugas untuk melakukan kontrol

dan manajemen perangkat keras serta operasi-operasi dasar

9
Sommerville, Ian. 2013. Software Engineering. H.M Widi Hardani. Jakarta: Erlangga

15
sistem, termasuk menjalankan software aplikasi seperti program-program pengolah

kata dan browser web.Secara umum sistem operasi menempati urutan pertama pada

memori komputer pada saat komputer mulai di hidupkan, setelah itu baru software-

software lainnya mulai di jalankan.Contoh dari sistem operasi adalah Microsoft

Windows, Linux, Solaris, Macintosh.

Kualitas Software

Menurut Roger Pressman (2002:10) Kualitas perangkat lunak adalah gabungan

yang komplek dari berbagai faktor yang akan bervariasi pada aplikasi dan pelanggan

yang berbeda yang membutuhkannya.

American Heritage Dictionary mendefinisikan kata kualitas sebagai “sebuah

karakteristik atau atribut dari sesuatu”. Sebagai atribut dari sesuatu, kualitas mengacu

pada karakteristik yang dapat diukur-sesuatu yang dapat dibandingkan dengan standar

yang sudah diketahui.

Menurut Janner Simarmata (2009:260), Kualitas Software didefinisikan sebagai

kesesuaian yang diharapkan pada semua perangkat lunak yang dibangun berkaitan

dengan fungsi perangkat lunak yang diutamakan dan unjuk kerja perangkat lunak,

standar pembangunan perangkat lunak yang terdokumentasi, dan karakteristik yang

ditunjukkan oleh perangkat lunak. Definisi ini menekankan pada beberapa hal yaitu:

perawatan memungkinkan pengembangan Perangkat Lunak (software) untuk

menyesuaikan dengan kebutuhan baru. Namun sekali Perangkat Lunak (software) rusak,

maka tidak dapat diganti dengan Perangkat Lunak (software) lain, namun harus

dilakukan pembuatan ulang karena tidak ada suku cadang dalam Perangkat Lunak

(software) (berbeda dengan hardware).

16
C. Skala Pengukuran Sebagai Alat Penelitian

Skala pengukuran dalam penelitian dijelaskan sebagai berikut


a. Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang mengenai fenomena sosial. Skala likert dalam penelitian tentang
fenomena sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut
sebagai variabel penelitian.
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang diukur akan dijabarkan
menggunakan indikator variabel yang kemudian dijadikan sebagai titik tolok ukur untuk
menyusun aspek-aspek atau instrumen yang berupa pernyataan atau pernyataan, baik yang
sifatnya favorable atau positif dan yang sifatnya unfavorable atau yang sifatnya negatif.

b. Skala Guttman
Skala guttman merupakan skala pengukuran yang tipenya peneliti akan mendapat
jawaban yang tegas. Yaitu jawaban ya atau jawaban tidak, jawaban benar, atau jawaban
salah, jawaban pernah, atau jawaban tidak pernah. Data yang diperoleh pada skala guttman
ini berupa data interval atau rasio dikotomi atau dua alternatif.

c. Skala Semantic Differential


Skala pengukuran dalam penelitian selanjutnya adalah skala semantic differential atau
semantik diferensial. Artinya, skala ini bisa digunakan untuk mengukur sikap, akan tetapi
bentuknya bukan pilihan ganda atau checklist, melainkan tersusun dalam satu garis kontinyu
yang jawaban paling positif berada di bagian kanan garis dan jawaban sangat negatif di
bagian kiri garis, atau sebaliknya.
Data yang diperoleh dalam skala ini adalah data interval. Artinya, skala ini biasanya
digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu yang dimiliki orang yang
berbeda-beda.

d. Skala Rating
Skala terakhir adalah skala rating atau penilaian yang diperoleh melalui data kuantitatif
atau angka yang kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Sama seperti skala yang
lainnya, dalam skala rating ini, responden akan memilih salah satu jawaban kuantitatif yang
sudah disediakan. Sifat dari skala rating adalah fleksibel dan tidak hanya bisa dipakai untuk
mengukur sikap.

Skala pengukuran data dalam penelitian juga dijelaskan sebagai berikut :


1. Skala Nominal
Skala nominal adalah skala pengukuran yang paling sering digunakan. Hal ini
karena skala nominal bentuknya paling sederhana, tetapi hanya cocok digunakan untuk
penelitian yang mencari pengkategorian saja. Contohnya kategori tabel, simbol, lambang,
dan lain sebagainya, di mana skala ini berperan mengelompokkan data sesuai
kategorisasinya. Biasanya, kategori yang dilakukan di lapangan menggunakan simbolisasi
yang fungsinya membedakan kelompok atau objek maupun kelompok subjek. Biasanya,
tanda skala nominal berupa mutually exclusive yang mana setiap objeknya memiliki satu
kategori saja. Selain itu, skala nominal tidak memiliki aturan terstruktur atau disebut abstrak.
Ciri-ciri skala nominal:
– tidak dijumlah bilangan pecahan
– tidak memiliki ranking
– tidak memiliki nol mutlak
17
– angka hanya sebagai label saja
– tidak memiliki ukuran yang baru
– menggunakan statistik non parametrik

2. Skala Ordinal
Skala pengukuran dalam penelitian yang kedua adalah skala ordinal. Skala ordinal
adalah skala pengukuran yang menunjukkan jarak interval antar-tingkatan tidak harus sama.
Skala ordinal setingkat lebih tinggi dibandingkan dengan skala nominal. Skala ordinal ini
pengkategorisasiannya disusun berdasarkan urutan terendah ke tingkat yang lebih tinggi.
Dari segi pengkategorisasiannya, skala ordinal ini saling memisah. Artinya,
karakteristik dalam segi kategorisasinya dibuat secara khusus berdasarkan kategori data dari
karakteristik masing-masing.
Ciri-ciri skala ordinal:
– data saling memisah
– data bersifat logis dan mengikuti aturan
– kategori data ditentukan oleh skala yang didasarkan pada jumlah karakteristik yang
dimiliki

3. Skala Interval
Skala interval merupakan skala pengukuran yang sering digunakan untuk menyatakan
sebuah peringkat antara berbagai tingkatan. Pada skala interval, tidak memiliki nilai nol.
Sehingga nilai nol yang dimaksud hanya menggambarkan satu titik di dalam skala saja. Dari
tingkatannya, skala interval berada di atas skala ordinal dan skala nominal.
Namun, skala interval tetap memiliki nilai dan bobot yang sama dari satu data dengan
data yang lain. Sama dengan skala ordinal, skala interval ini bersifat saling memisah dan
untuk kategorisasi datanya diatur dan disusun secara logis, sehingga datanya memiliki
karakteristik khusus dalam penentuan skalanya.

Ciri-ciri skala interval:


– data bersifat logis
– data saling memisah
– data ditentukan berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimiliki
– angka “0” hanya menggambarkan titik pada skala, tetapi sebenarnya tidak memiliki nilai
nol yang absolut.

4. Skala Rasio
Skala pengukuran dalam penelitian terakhir adalah skala rasio yang mana digunakan
untuk mengukur data dalam penelitian yang lebih sering digunakan untuk membedakan,
mengurutkan, dan membandingkan data. Skala rasio menjadi skala paling tinggi dari tiga
skala lainnya.
Ciri-ciri skala rasio:
– data bersifat saling memisah
– data bersifat logis dan mengikuti aturan
– kategori data ditentukan skala berdasarkan karakteristik khusus

D. STATISTIK SEBAGAI ALAT PENELITIAN

18
Statistika merupakan suatu ilmu mengumpulkan, mengolah, menyajikan,
menganalisis dan menginterpretasikan data yang diperoleh menjadi informasi untuk
membantu dalam pengambilan keputusan yang efektif. Statistika juga bisa
dijadikan alat untuk mempermudah perhitungan data yang berbentuk angka-angka.
Dalam penelitian sosial yang bersifat kuantitatif, peran statistika sangat besar.
Dimulai dari sebelum penelitian, saat melakukan penelitian sampai pengolahan
data penelitian. Proses statistika dimulai dengan teknik sampling, uji validitas dan
reabilitas, uji hipotesis, analisis data dan penafsirannya. Penyajian data awal
digunakan statistika deskriptif dengan membuktikan secara kuantitatif.( Budiyono.
2016.)10

PERAN STATISTIK DALAM PENELITIAN


1. Peranan Stasistik Dalam Penyusunan Model Teoritis Dalam usaha
memecahkan masalah penelitian, mula-mula orang belum mempunyai
gambaran yang jelas dan detail mengenai keadaan sesungguhnya.
Berdasarkan penalaahan keputusan, apa yang dimilikinya adalah gambaran
garis besar, gambaran mengenai pokok-pokonya, yang merupakan abstrak
dari keadaan yang sesungguhnya. Peneliti mengimajinasikan pokok-pokok
masalah dan jaln pemecahan. Gambaran hasil imajinasi inilah yang biasas
disebutkan model teoritis penelitian itu. Dewasa ini model yang paling
banyak digunakan adalah matematis, yaitu model yang menggunakan
hokum-hukum matematis, yaitu model sebagai dasarnya. Model matematis
ini mempunyai beberapa kelebihan jika dibandingkan dengan model non-
matematis (Budi,dkk.2009.)11
2. Peranan Stasistik Dalam Perumusan Peranan statistic sebagai pernyataan
yang menujukan pertautan antara dua variable atau lebih itu sebenarnya
adalah perumusan menurut model matematis. Selanjutnya perumusan-
perumusan hipotesis dalam hipotesis alternative dan hipotesis nol adalah
konsep dalam statistic. Hipotesis nol dirumuskan atas dasar teoritis
probabilitas. Karena itu pemahaman terhadap konsep-konsep dasar
mengenai teori ini akan sangat membantu sesorang untuk merumuskan
hipotesisnya secara lebih cermat.

11
Budi,dkk.2019. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia.Semarang: FMIPA UNNES. Darmawati
19
3. Peranan Statistik Dalam Pengembangan Alat Pengambilan datacomp
Sebelum seseorang menggunakan suatu alat pengambil data, dia harus
mempunyai kepastian bahwa alat yang digunakannya itu mempunyai taraf
reliabilitas dan taraf validitas yang diperlukan. Untuk menguji kualitas alat
pengambil data itu cara yang terbaik ialah dengan menerapkan
metodemetode statistic tertentu. Dan untuk tujuan ini dalam bidang statistic
telah dikembangkan banyak metode atau teknik. Berbagai teknik tersebut
biasa disajikan di bawah judul Reliabilitasi dan Validitas. (Joenita.2013)12
4. Peranan Statistika Dalam penyusuanan Rancangan Penelitian Keunggualan
dan kekurangan yang terletak pada masing-masing rancangan yaitu
keunggulan dan kekurangan dilihat dari sudut pertimbangan statistic. Hal
demikina karan dengan cara itulah peneliti dapat mengetrahui kekuatan dan
keterbatasan penelitian yang dilakukan sebagai uapaya untuk mendapatkan
pengetahuan yang benar mengenai masalah yang sedang ditelitinya.
5. Peranan Statistik Dalam Penentuan Sampel Penelitian Tujuan teknik
penentuan sample yaitu Agar diperoleh sample yang representative bagi
populasinya. Penggunaan teknik-teknik tersebut hanya sah kalu asumsi-
asumsi yang mendasrinya terpenuhi, namun tidak dapat diingakari bahwa
bagian statistik ini telah banyak membantu para peneliti dakam melakukan
kegiatannya.( Purwanto,Ngalim.2013)13

Peranan Statistik Dalam pengelohan dana Analisis data


• Statisitik telah membantu mengambangk teknik-teknik untuk mengklasifikasi
data dan menyajikan data yang sangat mebantu para peneliti
• Statistik juga telah mengambangakan teknik-teknik perhitungan harga-harga
tertentu.
• Statistik telah dikembangakan berbagai metode untuk menguji hipotesis.
E. Pemikiran Manusia
Hitungan statistik dapat menjelaskan kondisi data yang kami kelolah. seperti
bagaimana validitasnya, dan bagaimana hubungan antar variabelyang ada dalam suatu
penelitian. Namun, statistik tidak dapat meninterpretasikan data-data tersebut hingga
mencapai kesimpulan logis seperti yang tidak diharapkan oleh data tersebut. Hanya
pemikiran penelitinya sajalah yang mampu melakukan hal tersebut tersebut.

Purwanto,Ngalim.2013. Pengertian Hasil Belajar Matematika Ghony

20
Pemikiran manusia tidak diragukan lagi sebagai alat utama yang digunakan dalam
melakukan suatu penelitian. Pemikirian manusia mampu mengembangkan sejumlah strategi
untuk membantu mereka mengetahui segala sesuatu yang belum mereka ketahui. Kunci
pemikiran perkembangan tersebut diantaranya logika deduktif, alasan induktif, metode
penelitian, berfikir kritis dan kolaborasi (Leedy, 2005).

a. Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif bermula dari suatu asumsi. Penalaran deduktif terjadi ketika
seorang peneliti bekerja dari informasi yang lebih umum menuju yang lebih spesifik.
Terkadang hal ini disebut pendekatan "Perintahkipekedrinkarena memulai di bagian atas
dengan cakupan informasi yang sangat luas dan mereka bekerja dengan cara mengacu pada
kesimpulan tertentu (Ashley. Tanpa tahun). Misalnya, seorang peneliti mungkin memulai
dengan teori tentang topik yang tertarik. Dari situ, ia akan mempersempit yang turun
menjadi hipotesis yang lebih spesifik yang dapat diuji. Logika deduktif sangat diperlukan
untuk merumuskan suatu hipotesis penelitian dan juga menguji keabsahan suatu teori
(Leedy, 2005).

b. Penalaran induktif
Berbeda dengan penalaran deduktif, penalaran induktif tidak bermula dari suatu
asumsi melainkan berawal dari suatu kejadian/observasi (Leedy, 2005). Penalaran induktif
berlawanan dengan penalaran induktif, karena pada penalaran induktif berlangsung dari
pengamatan khusus untuk generalisasi yang lebih luas dan teori (Ashley, Tanpa tahun).

c. Metode Saintifik
Metode saintifik merupakan suatu upaya pemecahan permasalahan melalui (1)
Identifikasi permasalahan, (2) Menyusun hipotesis, (3) mengumpulkan data yang sesuai
dengan hipotesis, (4) Menganalisis dan menginterpretasikan data untuk mengetahui apakah
mendukung hipotesis atau tidak.

d. Berfikir Kritis
Sebelum memulai suatu penelitian, peneliti biasanya mencari topik dan teori
prespektif yang berhubungan dengan topik yang akan dikaji. Namun, mereka tidak begitu
saja menerima penelitian dan teori. Sebaliknya, mereka harus menyimak untuk kesalahan
asumsi, kelemahan metodelogi, analisis data yang janggal, dan kesimpulan yang tidak bisa
dipercaya. Dengan kata lain seorang peneliti yang baik selalu berpikir kritis.

e. Kolaborasi
Dalam suatu penelitian jika seorang peneliti bekerja sendiri untuk Menyelesaikan
penelitian akan lebih sulit mengingat adanya keterbatasan yang dimiliki oleh peneliti.
Dengan melibatkan profesional lainnya untuk bersama-sama menyelesaikan proyek
penelitian kita dapat kemudahan menyelesaikan proses penelitian tersebut.
Semua proses yang telah dideskripsikan mulai dari penalaran induktif hingga kolaborasi
dapat dijadikan sebagai alat bantu dalam memanfaatkan pemikiran manusia sebagai suatu
alat penelitian.
F. Bahasa Sebagai Alat Penelitian
Salah satu sarana untuk pengembangan penelitian adalah bahasa. Tanpa penggunaan
bahasa yang baik, benar dan komunikatif, sebaik apapun penelitian tidak akan mencapai
sasaran. Demikian pula pengembangan bahasa yang baik akan kukuh jika disokong oleh
penelitian yang baik (Hartati, 2008). Untuk menghasilkan kinerja operasi yang baik, maka
data, logika dan bahasa yang digunakan harus selaras antara peneliti dan pengguna hasil
21
penelitian/pembaca.
Seluruh proses penelitian mulai dari judul, proposal, pelaksanaan yang diharapkan
laporan penelitian menggunakan bahasa. Hal ini bermakna proses dan strategi penulisan dari
yang sederhanasehingga yang kompleksakan bertumpu pada satu hal utama, yaitu bahasa.
Bahasa berperan sebagai perantara utama antara ide atau lihat penulis sehingga tulisan
difahami dan enak dibaca. Seperti yang telah kita ketahui tidak semua penelitian tertulis
dalam Bahasa Indonesia, penggunaan Bahasa Inggris maupun bahasa lainnya pun kerap kita
jumpai dalam penulisan suatu penelitian, sehingga kemampuan dalam menguasai beberapa
bahasa perlu dimiliki untuk seorang peneliti dalammendukung proses penelitiannya.

22
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Hakikat penelitian adalah kegiatan ilmiah yang dilakukan untuk mencarikebenaran
dari suatu permasalahan dengan cara yang sistematis dan logis yangdapat dilakukan
melalui kajian empiris serta pengamatan dilapangan secaralangsung menggunakan
metode-metode ilmiah yang baik dan benar.
Ciri-ciri kegiatan penelitian yaitu dirancang dan diarahkan untuk memecahkan suatu
masalah yang dapat diobservasi dengan prosedur teliti, rasional, usaha objektif dan
logis sehingga dapat dihasilkan penemuan baru yang menekankan pada pengembangan
generalisasi, prinsip-prinsip dan teori-teori. Sedangkan karakteristik penelitian
meliputi, tujuan, metode, dan hubungan antira penelitian dengan ilmu.

B. Saran

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna di dalam pembahasannya, maka dari itulah pemakalah berharap adanya suatu
kritik dan saran yang dapat membangun bagi pemakalah dalam menyelesaikan makalah
yang akan ditulis berikutnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

Afifuddin dan Beni Ahmad. 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Pustaka
Setia.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Budi,dkk.2019. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia.Semarang: FMIPA UNNES. Darmawati

Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Haryanto, Bambang Ir, MT. 2014. Rekayasa Sistem Berorientasi Objek. Bandung:
Informatika.

Hamidi. 2008. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: UMM Press.

Ibrahim, R dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1983), hlm. 13

Purwanto,Ngalim.2013. Pengertian Hasil Belajar Matematika Ghony


Private Universe3026, Pentingnya Mrtode Penelitian, (Diakses pada: 22 September 2019

Prof. Dr. Suryana, M.Si., Metodologi Penelitian: Model Praktis Penelitian Kuantitatif dan
Kualitatif.

Pressman, Roger S., Ph.D. 2012. Rekayasa Perangkat Lunak Pendekatan Praktisi (Buku
Satu). Yogyakarta: ANDI.

Sommerville, Ian. 2013. Software Engineering. H.M Widi Hardani. Jakarta: Erlangga

24

Anda mungkin juga menyukai