Anda di halaman 1dari 26

TEORI METODE STUDI KASUS DAN

APLIKASI METODE STUDI KASUS

MAKALAH
Disusun guna memunuhi tugas
Mata Kuliah: Metode Penelitian Kualitatif
Dosen Pengampu: Dr. Ine Kusuma Aryani, M.Pd.

Disusun oleh :

Ani Puji Lestari ( 2220110062)

Asih Sukma Ndari (2220110066)

Muji Iriyani (2220110076)

Renita Meilina (2220110108)

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN DASAR


UNIVERSITAS MUHAMADIYAH PURWOKERTO
PURWOKERTO
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah
yang berjudul “TEORI METODE STUDI KASUS DAN APLIKASI METODE
STUDI KASUS " dengan baik dan tepat waktu. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Kualitatif.
Pada kesempatan kali ini tidak lupa penulis sampaikan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada Ibu Dr. Ine Kusuma Aryani, M.Pd. selaku dosen mata
kuliah Metode Penelitian Kualitatif yang telah memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan tugas ini. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini dengan baik.
Demikian makalah ini penulis buat, dan penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari sempurna. Apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang penulis angkat pada makalah ini, penulis
mohon maaf sebesar-besarnya. Kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan agar bisa membuat karya makalah yang lebih baik pada kesempatan
berikutnya.
Purwokerto, Februari 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………… i


KATA PENGANTAR …………………………………………………… ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… iii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………… 1
A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………….. 2
C. Tujuan ……………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………….. 3
A. Pengertian Studi Kasus …………........................................... 3
B. Jenis Studi Kasus …………………………………………. 8
C. Bentuk Studi Kasus Berdasarkan Permasalahan Penelitian
…………………………………………………… 11
D. Tujuan Studi Kasus …………………………………………. 12
E. Ciri-ciri Studi Kasus yang baik …………………………….. 12
F. Kelebihan dan Kekurangan Studi Kasus ……………………. 13
G. Langkah-Langkah Penelitian Studi Kasus ………………….. 14
H. Contoh Penelitian Studi Kasus ……………………………… 20
BAB III PENUTUP ……………………………………………………… 22
A. KESIMPULAN ……………………………………………... 22
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 23

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kegiatan penelitian adalah suatu cara dalam memperoleh pengetahuan
atau memecahkan permasalahan yang dihadapi, dilakukan secara ilmiah, siste
matis dan logis, dan menempuh langkah-langkah tertentu. Dalam penelitian di
bidang apa pun pada umumnya langkah-langkah itu mempunyai kesamaan, w
alaupun dalam beberapa hal sering terjadi pelaksanaannya yang dimodifikasi
oleh peneliti yang bersangkutan sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihad
api.
Adapun secara garis besar fase-fase atau langkah-langkah penelitian d
apat dipilah menjadi tiga fase, yaitu fase perencanaan, pelaksanaan, dan lapor
an. Adapun studi kasus termasuk ke dalam fase perencanaan penelitian yang
diawali dengan kegiatan memilih masalah secara operasional dan membuat pe
mbatasan-pembatasan, yaitu untuk menentukan ruang lingkup masalah yang d
iteliti. Setelah memilih masalah penelitian, baru dilakukan studi kasus.
Banyak penelitian yang perencanaannya tidak dilakukan sebagaimana
mestinya. Terdapat kecenderungan di kalangan peneliti untuk menyelidiki ses
uai dengan pergi ke lapangan guna mengumpulkan data tanpa perencanaan ya
ng matang. Pada waktu hendak mengolah datanya barulah dirasakan adanya k
ekurangan-kekurangan dalam penelitian itu secara keseluruhan, sehingga hasi
l yang diperoleh tidak memuaskan, baik bagi si peneliti sendiri, maupun bagi
pihak yang akan mempergunakan hasil penelitian tersebut. Oleh karena itu, ti
dak dapat disangsikan lagi bahwa studi kasus  ini sangat penting artinya untuk
mendapatkan hasil yang memuaskan.
Oleh karena itu untuk lebih memahami tentang metode penelitian
studi kasus maka disusunlah makalah ini. Makalah ini menjelaskan tentang
pengertian studi kasus, jenis studi kasus, bentuk studi kasus juga langkah-
langkah studi kasus serta contohnya. Semoga bisa membantu untuk
mempermudah pemahaman tentang metode penelitian studi kasus.
B. Rumusan Masalah

1
1. Apa yang dimaksud dengan Studi Kasus?
2. Apa saja jenis-jenis Studi Kasus ?
3. Apa saja bentuk Studi Kasus berdasarkan permasalahan penelitian?
4. Apa tujuan Studi Kasus ?
5. Apa ciri-ciri Studi Kasus yang baik ?
6. Apa Kelebihan dan Kekurangan Studi kasus ?
7. Apa Langkah-Langkah penelitin Studi Kasus?
8. Apa saja contoh penelitian Studi Kasus?

C. Tujuan
1. Meningkatkan pemahaman mengenai Metode Penelitian Studi Kasus
2. Mengetahui Jenis-Jenis Penelitian Studi Kasus
3. Mengetahui bentu-bentuk penelitian Studi Kasus
4. Mengetahui Tujuan Penelitian Studi Kasus
5. Mengetahui ciri-ciri Penelitian studi Kasus yang baik
6. Mengetahui Kelebihan dan kekurangan penelitian Studi Kasus
7. Mengetahui langkah-langkah Penelitian studi Kasus
8. Mengetahu Contoh Penelitian studi Kasus

BAB II

2
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN STUDI KASUS


Studi Kasus berasal dari terjemahan dalam bahasa Inggris “A Case Stud
y” atau “Case Studies”. Kata “Kasus” diambil dari kata “Case” yang menurut
Kamus Oxford Advanced Learner’s Dictionary of Current English 3 (1989; 17
3), diartikan sebagai 1). “instance or example of the occurance of sth., 2). “actu
al state of affairs; situation”, dan 3). “circumstances or special conditions relati
ng to a person or thing”. Secara berurutan artinya ialah 1). contoh kejadian sesu
atu, 2). kondisi aktual dari keadaan atau situasi, dan 3). lingkungan atau kondisi
tertentu tentang orang atau sesuatu.
Studi kasus adalah laporan informasi deskriptif tentang data penelitian pe
rcobaan atau eksperimen, proyek, peristiwa atau analisis. Dalam ilmu sosial stu
di kasus melibatkan pemeriksaan yang mendalam, dan rinci dari subjek studi (k
asus), serta kondisi kontekstual yang terkait.
Studi kasus adalah salah satu metode penelitian dalam ilmu sosial. Dala
m penelitian yang menggunakan metode ini, dilakukan pemeriksaan longitudin
al yang mendalam terhadap suatu keadaan atau kejadian yang disebut sebagai k
asus dengan menggunakan cara-cara yang sistematis dalam melakukan pengam
atan, pengumpulan data, analisis informasi, dan pelaporan hasilnya. Sebagai ha
silnya, akan diperoleh pemahaman yang mendalam tentang mengapa sesuatu te
rjadi dan dapat menjadi dasar bagi riset selanjutnya. Studi kasus dapat digunak
an untuk menghasilkan dan menguji hipotesis
Studi kasus dapat dihasilkan dengan mengikuti metode penelitian formal.
Studi kasus cenderung muncul di tempat-tempat penelitian formal, sebagai jurn
al dan konferensi profesional, daripada karya-karya populer. Studi kasus banya
k digunakan dalam disiplin dan profesi, mulai dari psikologi, antropologi, sosio
logi, dan ilmu politik hingga pendidikan, ilmu klinis, pekerjaan sosial, dan ilmu
administrasi.
Dalam melakukan penelitian studi kasus, “kasus” yang sedang dipelajari
dapat berupa individu, organisasi, peristiwa, atau tindakan, yang ada di waktu d
an tempat tertentu. Namun, ketika “kasus” digunakan dalam pengertian abstrak,

3
seperti dalam klaim, proposisi, atau argumen, kasus seperti itu dapat menjadi s
ubjek dari banyak metode penelitian, bukan hanya penelitian studi kasus. Studi
kasus dapat melibatkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif.
Terdapat beberapa definisi studi kasus, diantaranya yaitu;
1. Studi kasus adalah strategi penelitian dan penyelidikan empiris yang
menyelidiki fenomena dalam konteks kehidupan nyata.
2. Studi kasus didasarkan pada investigasi mendalam terhadap satu individu,
kelompok, atau peristiwa untuk mengeksplorasi penyebab prinsip-prinsip
yang mendasarinya.
3. Studi kasus adalah analisis deskriptif dan eksploratif dari seseorang,
kelompok atau peristiwa.
4. Penelitian studi kasus dapat berupa studi kasus tunggal atau ganda, termasuk
bukti kuantitatif, bergantung pada berbagai sumber bukti dan manfaat dari
pengembangan proposisi teoritik sebelumnya.
5. Studi kasus adalah analisis terhadap orang, kelompok, peristiwa, keputusan,
periode, kebijakan, lembaga atau sistem lain yang dipelajari secara holistik
dengan satu atau lebih metode.
Penelitian studi kasus mengacu pada studi yang mendalam dan terperinci
tentang seseorang atau sekelompok kecil individu. Studi semacam itu biasanya
bersifat kualitatif, menghasilkan deskripsi naratif tentang perilaku atau pengala
man. Penelitian studi kasus tidak digunakan untuk menentukan sebab dan akiba
t, juga tidak digunakan untuk menemukan kebenaran yang dapat digeneralisasi
kan atau membuat prediksi.
Sebaliknya, penekanan dalam penelitian studi kasus ditempatkan pada ek
splorasi dan deskripsi suatu fenomena. Karakteristik utama penelitian studi kas
us adalah fokusnya sempit, memberikan tingkat detail yang tinggi, dan mampu
menggabungkan data objektif dan subyektif untuk mencapai pemahaman yang
mendalam.
Pengertian Studi Kasus Menurut Para Ahli
Adapun definisi studi kasus menurut para ahli, antara lain sebagai berikut;

1. Yin

4
Pengertian pertama mengenai studi kasus datang dari Yin (1996), yan
g menggambarkan studi kasus sebagai proses pencarian pengetahuan yang e
mpiris guna menyelidiki dan meneliti berbagai fenomena dalam konteks keh
idupan nyata. Yin kemudian menambahkan bahwa pendekatan studi kasus d
apaat diterapkan jika batas antara fenomena dan konteks kehidupan nyata ter
lihat samar atau tidak terlihat dengan jelas serta ada berbagai sumber yang d
apat dijadikan acuan bukti dan penggalian informasi.
2. Pollit & Hungler
Pollit & Hungler (1990) menjelaskan bahwa fokus studi kasus terletak
pada penentuan dinamika mengenai pertanyaan lebih lanjut mengapa seseor
ang berpikir, melakukan sesuatu, atau bahkan mengembangkan diri. Fokus i
ni dinilai oleh Pollit & Hungler penting dalam studi kasus karena dibutuhka
n analisis yang intensif, bukan berfokus pada status, kemajuan, tindakan, ata
u pikiran yang dimilikinya
3. W.S. Winkel & Sri Hastuti
Mengacu pada pengertian yang dibuat oleh W.S. Winkel dan Sri Has
tuti (2006), studi kasus dilihat dari sisi bimbingan pendidikan dan konseling
siswa yang mempelajari keadaan serta perkembangan siswa secara mendala
m juga lengkap. Studi kasus ini dilakukan oleh guru atau pendidik yang bers
angkutan untuk memahami siswa sebagai individu dengan lebih mendalam
guna membantu perkembangan siswa tersebut kedepannya. 
4. Susilo Rahardjo & Gudnanto
Masih dalam ranah bimbingan dan perkembangan diri, Susilo Rahardj
o & Gudnanto (2011) menyatakan bahwa studi kasus merupakan metode ya
ng diterapkan untuk memahami individu lebih mendalam dengan dipraktekk
an secara integratif dan komprehensif. Hal ini dilakukan supaya peneliti bisa
mengumpulkan dan mendapatkan pemahaman yang mendalam mengenai in
dividu yang diteliti, berikut masalah yang dihadapi supaya dapat terselesaik
an dan membuat diri individu tersebut berkembang lebih baik. 

5. Bimo Walgito 

5
Studi kasus menurut Bimo Walgito (2010) adalah metode yang bertuj
uan untuk mempelajari dan menyelidiki suatu kejadian atau fenomena meng
enai individu, seperti riwayat hidup seseorang yang menjadi objek penelitia
n. Bimo Walgito juga menambahkan bahwa dibutuhkan banyak informasi d
an integrasi data yang diperoleh dari metode lain guna mendapatkan inform
asi mendalam pada metode studi kasus yang dilakukan. 
6. Tellis 
Menurut Tellis (1997), metode studi kasus memiliki unit analisis yang
lebih mengacu pada sistem tindakan yang dilakukan dibanding pada individ
unya sendiri atau suatu lembaga tertentu. Tellis juga menekankan bahwa uni
t analisis tersebut merupakan hal yang kritikal dalam penerapan studi kasus
dan dapat bervariasi antara individu atau lembaga. 
7. Feagin, Orum, & Sjoberg
Ketiga ahli ini menyatakan bahwa studi kasus adalah metode penelitia
n yang bersifat multi-perspectival analyses, yaitu peneltiian yang membutuh
kan adanya analisa dari berbagai sudut pandang dan bukan berfokus pada in
dividu yang menjadi objek penelitian saja. Peneliti juga perlu memperhatika
n aspek-aspek lain seperti kelompok yang relevan dengan individu terkait da
n memiliki interaksi satu sama lain, untuk dapat memberikan kekuatan pada
mereka yang lebih lemah (powerless) dan tidak bisa menyampaikan pendap
at (voiceless). 
8. Aziz S.R.
Menurut Aziz S.R (2003), studi kasus merupakan metode penelitian m
engenai individu, lembaga, atau unit sosial tertentu dalam kurun waktu yang
ditentukan serta berupa fenomena yang ada dan terjadi nyata dalam konteks
kehidupan. 
9. Kumar
Kumar (1999) menjabarkan studi kasus sebagai suatu metode pendeka
tan dan penelitian sosial yang melakukan analisis suatu kasus dari individu d
engan teliti dan lengkap guna memberikan hasil analisa yang intensif dalam
meneliti fenomena sosial yang ada. Studi kasus juga disebut oleh Kumar seb
agai pendekatan dan penelitian yang memiliki lebih banyak rincian dalam m

6
elakukan analisisnya, yang justru sering dilewatkan dalam metode penelitian
lainnya.
10. Surachrnad
Studi kasus dijelaskan oleh Surachrnad (1982) sebagai pendekatan pen
elitian yang berfokus dan memperhatikan dengan seksama suatu kasus deng
an intensif dan rinci, dengan penggalian informasi dan analisa secara menda
lam.
11. Bogdan & Bikien
Metode penelitian studi kasus menurut Bogdan & Bikien (1982) adala
h suatu penelitian dengan melakukan pengujian secara rinci atas sesuatu, bai
k individu (orang), latar, pembukuan dan penyimpanan dokumen, atau bahk
an peristiwa tertentu. 
12. Ary, Jacobs & Razavieh
Studi kasus dijelaskan oleh ketiga ahli ini (1985) sebagai metode pene
litian yang bertujuan menguji individu, lembaga, atau unit tertentu secara m
endalam dengan menemukan semua variabel yang berperan penting pada ob
jek yang diteliti tersebut. 
13. Stake
Stake (2006) memaparkan studi kasus sebagai metode penelitian yang
memiliki tujuan penting dalam meneliti dan mengungkap keunikan serta kek
hasan karakteristik yang terdapat dalam kasus yang diteliti, dimana kasus ter
sebut menjadi penyebab mengapa penelitian dilakukan. Stake menambahka
n bahwa karena itulah dalam penelitian studi kasus perlu dilakukan penggali
an informasi dan analisis mendalam mengenai segala hal yang berkaitan den
gan kasus, baik sifat, kegiatan, sejarah, kondisi lingkungan dan fisik, fungsi,
dan lain sebagainya
14. Van Wynsberghe & Khan
Menurut Van Wynsberghe & Khan (2007), studi kasus adalah metode
penelitian yang bertujuan untuk menyajikan laporan kepada pembaca menge
nai bagaimana rasanya terlibat dalam suatu kejadian dan menjadi bagian di
dalamnya dengan hasil analisis yang rinci dan mendalam mengenai suatu ka
sus atau kejadian yang diteliti. Karena itulah, kedua ahli tersebut menambah

7
kan bahwa dalam studi kasus sangat perlu dilakukan penggalian informasi d
an analisis yang rinci dan tentunya hati-hati dalam penggambaran kejadian y
ang akan dituangkan sebagai bentuk gambaran dari realita dan fenomena sos
ial yang ada.
15. Creswell
Menurut Creswell (1988), studi kasus merupakan penelitian yang men
geksplorasi suatu sistem yang terikat atau sebuah kasus (atau bisa jadi beber
apa kasus) yang terjadi selama kurun waktu tertentu melalui pengumpulan d
ata yang mendalam dan terperinci dari berbagai sumber informasi yang dapa
t dipercaya kebenaran persaksiannya. Pengumpulan informasi dalam studi k
asus menurut Creswell dapat dilakukan dengan melakukan wawancara pada
informan, observasi lapangan langsung, serta berbagai dokumen serta lapora
n yang sudah ada sebelumnya dan bahan materi berbentuk audivisual. 
Dari penjabaran definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Studi
Kasus ialah suatu serangkaian kegiatan ilmiah yang dilakukan secara intensif, t
erinci dan mendalam tentang suatu program, peristiwa, dan aktivitas, baik pada
tingkat perorangan, sekelompok orang, lembaga, atau organisasi untuk memper
oleh pengetahuan mendalam tentang peristiwa tersebut. Biasanya, peristiwa ya
ng dipilih yang selanjutnya disebut kasus adalah hal yang aktual (real-life event
s), yang sedang berlangsung, bukan sesuatu yang sudah lewat.

B. JENIS STUDI KASUS


Ada beberapa jenis studi kasus, masing-masing berbeda satu sama lain
berdasarkan hipotesis (jawaban sementara) maupun dari tesis yang akan dibu
ktikan. Masing-masing jenis studi kasus berikut dapat digunakan dalam
berbagai bidang atau disiplin apa pun baik itu psikologi, bisnis atau seni, dan
berbagai bidang lainnya.
1. Studi Kasus Eksplanatori
Studi kasus eksplanatori bertujuan untuk menjawab pertanyaan ‘baga
imana’ atau ‘mengapa’, ketika peneliti hampir tidak memiliki kendali atas
peristiwa yang dijelaskan. Jenis studi kasus ini berfokus pada fenomena da

8
lam konteks situasi kehidupan nyata. Misalnya, pengaruh peristiwa politik
atau ekonomi pada perang dan krisis global.
Penerapannya cocok untuk fenomena maupun suatu kelompok indiv
idu yang tidak atau belum bisa dijelaskan. Hal ini lumrah karena dalam set
iap individu atau manusia dijamin ada satu dua variabel yang tidak bisa dij
elaskan. 
Maka tujuan utama dari metode studi kasus eksplanatori adalah untu
k menunjukan data yang tidak bisa dijelaskan tadi. Sekaligus melakukan d
eskripsi investigasi kausal. 
2. Studi Kasus Eksploratori
Jenis kedua dari penelitian studi kasus adalah studi kasus eksplorat
ori, yaitu metode penelitian yang tujuannya adalah untuk menjawab pertan
yaan “apa” dan juga “siapa”. Data yang dikumpulkan peneliti berasal dari
dua sumber, yakni dari data eksplorasi dan data tambahan. 
Data tambahan bisa diperoleh peneliti dari kegiatan wawancara, ek
sperimen, kuesioner, dan lain sebagainya. Umumnya metode satu ini sanga
t cocok diterapkan pada penelitian formal dan berskala besar. Tujuannya a
dalah membantu peneliti mendapatkan lebih banyak informasi latar belaka
ng dibanding studi kasus biasa. 
Dilakukan kegiatan ekstra untuk mendapat data tambahan juga dim
aksud untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih baik. Selain itu juga
bisa bertujuan untuk memberikan lebih banyak waktu kepada peneliti men
cerna dan memahami informasi yang didapatkan selama proses pelaksanaa
n penelitian.
3. Studi Kasus Deskriptif
Berikutnya adalah studi kasus deskriptif yang diterapkan dengan tuj
uan menganalisis urutan peristiwa tertentu yang terjadi di masa lalu. Topik
di jenis penelitian ini biasanya mencakup bidang budaya atau disebut juga
sebagai bidang sejarah. 
Adapun tujuan dari metode ini adalah untuk membandingkan teori at
au penemuan baru dengan teori dan penemuan yang sudah ada di bidang y

9
ang sama. Sehingga bisa diketahui mana yang paling benar dengan melihat
analisis urutan peristiwanya. 
Jika melihat dari bentuknya, maka studi kasus dapat dibedakan kedal
am berbagai macam jenis. Berikut ini adalah beberapa macam jenis studi k
asus :
1. Ilustratif
Jenis metode penelitian sosial dengan ilustratif ini akan lebih men
dekatkan pada kajian deskriptif terhadap berbagai bentuk kejadian-keja
dian yang ada didalam masyarakat. Misalnya seperti masalah sosial di I
ndonesia yang saat ini sedang terjadi. Seperti misalnya kemiskinan, kri
minalitas maupun kenakalan remaja atau pelajar.
2. Penyelidikan
Jenis lain dari studi kasus adalah dengan penyelidikan atau lebih d
ikenal dengan istilah investigasi dalam penelitian. Metode ini sangat efe
ktif diterapkan dalam masyarakat, terutama mengenai konflik sosial yan
g sering terjadi.
3. Kumulatif
Dalam penentuan studi kasus bisa juga menggunakan jenis penelit
ian kumulatif yang secara singkat akan menjelaskan perbandingan kum
pulan informasi yang ada dalam sumber literasi seperti misal pada buk
u-buku, jurnal, maupun yang ada didalam internet. Kemudian selanjutn
ya dari bahasan tersebut dikumpulkan menjadi satu untuk selanjutnya di
lakukan penelaahan yang lebih dalam.
4. Kritis
Jenis terakhir dari studi kasus adalah kritis, kritis ini bisa kita laku
kan dengan menguji persoalan masyarakat dengan hasil dari sebab dan
akibat. Proses kritis yang dilakukan dalam studi kasus ini haruslah dilak
ukan dengan wawasan dan pengetahuan yang luas, oleh karena itu terkh
usus untuk jenis studi kasus yang terakhir ini bisa dikatakan sulit dilaku
kan untuk orang awam.
C. Bentuk Studi Kasus Berdasarkan Permasalahan Penelitian

10
Creswell membagai penelitian studi kasus berdasarkan maksud analisis
kasusnya menjadi 3 (tiga) jenis, yaitu:
1. Studi Kasus Intrumental Tunggal
Studi kasus instrumental tunggal (single instrumental case study) me
rupakan penelitian studi kasus yang dilakukan dengan menggunakan sebua
h kasus untuk menggambarkan suatu isu. Dalam penelitian ini, peneliti me
mperhatikan dan mengkaji suatu isu yang menarik perhatiannya, dan meng
gunakan sebuah kasus sebagai sarana (instrumen) untuk menggambarkann
ya secara terperinci.
2. Studi Kasus Jamak
Studi kasus jamak (collective or multiple case study) merupakan pen
elitian studi kasus yang menggunakan banyak (lebih dari satu) isu atau kas
us di dalam satu penelitian. Fokus dalam penelitian hanya pada satu isu da
n memenfaatkan banyak kasus untuk menjelaskannya.
Selain itu, penelitian ini juga bisa hanya menggunakan satu kasus (lo
kasi), tetapi dengan banyak isu yang diteliti. Penelitian ini juga bisa bersifa
t sangat kompleks, sebab terfokus pada banyak isu atau perhatian dan men
ggunakan banyak kasus untuk menjelaskannya.
3. Studi kasus mendalam
Studi kasus mendalam (intrinsic case study) merupakan penelitian ya
ng dilakukan pada suatu kasus yang mempunyai kekhasan dan keunikan ya
ng tinggi. Penelitian ini berfokus pada kasus itu sendiri, baik sebagai lokas
i, program, kejadian atau kegiatan.
Penelitian ini mirip dengan penelitian naratif, tapi mempunyai prose
dur kajian yang lebih terperinci pada kasus dan kaitannya dengan lingkung
an disekitarnya secara terintegrasi dan apa adanya. Secara lebih khusus, da
pat dikatakan bahwa studi kasus mendalam merupakan pnelitian yang sang
at terikat pada konteksnya, atau sangat terikat pada lokusnya (site-case).

D. Tujuan Studi Kasus


Tujuan studi kasus secara umum diantaranya yaitu sebagai berikut;

11
1. Menggambarkan situasi individu, sehingga dalam metode penelitian ini
peneliti akan mencoba menggambarkan secara detail mengenai situasi
yang dialami oleh individu yang statusnya adalah subjek penelitian.
Individu disini bisa sebagai seseorang, sebuah bisnis, sebuah organisasi,
dan lain-lain. 
2. Mengidentifikasi masalah utama pada suatu kasus, sehingga peneliti bisa
melakukan identifikasi berbagai masalah dan menentukan masalah yang
menjadi masalah utama dari suatu kasus. 
3. Menganalisa kasus menggunakan konsep teoritis, tentunya teori yang
digunakan masih relevan dari unit atau bidang disiplin ilmu tertentu. 
4. Merekomendasikan tindakan yang bisa menjadi penyelesaian dari suatu
kasus, atau bisa dikatakan peneliti bisa merekomendasikan solusi atas
masalah yang menjadi penyebab suatu kasus.
Sedangkan secara lebih spsifik, berikut ini tujuan studi kasus pada beberapa b
idang ilmu, antara lain:
1. Tujuan di balik studi kasus psikolog adalah mencari informasi mendalam
tentang otak manusia, perilaku, atau pemikiran kognitif.
2. Tujuan studi kasus sosiolog akan serupa dengan psikolog, kecuali yang
melihat ke dalam perilaku atau interaksi di dalam, antara, atau di sekitar
komunitas, kelompok, atau organisasi.
3. Tujuan dari studi kasus para ilmuwan adalah untuk bereksperimen di
antara teori atau menghasilkan teori baru. Para ilmuwan dapat
mengembangkan hipotesis dan merinci melalui penelitian mereka dan
bereksperimen ketika memproses melalui jenis studi kasus pilihan mereka.

E. Ciri-ciri Penelitian Studi Kasus yang Baik


Suatu penelitian memiliki ciri-ciri untuk dapat dikatakan sebagai pene
litian yang baik. Ciri-ciri penelitian studi kasus yang baik memiliki karakte
ristik seperti di bawah ini.

1. Memandang objek penelitian sebagai kasus atau permasalahan


2. Memandang kasus sebagai fenomena yang bersifat kontemporer

12
3. Dilakukan berdasarkan kenyataan atau fakta yang ada
4. Menggunakan berbagai sumber data untuk diteliti
5. Menggunakan teori yang sesuai sebagai pedoman atau acuan penelitian

F. Kelebihan dan Kekurangan Penelitian Studi Kasus


Penelitian studi kasus seperti penelitian pada umumnya, yaitu memili
ki kelebihan dan kekurangan dalam penerapannya. Kekurangan dan kelebih
an penelitian studi kasus dijelaskan seperti berikut.
1. Kelebihan Penelitian Studi Kasus
Kelebihan atau keunggulan penelitian studi kasus yaitu;
a. Studi kasus dapat mengungkap hal-hal spesifik, detail, dan rinci yang
tidak bisa dijelaskan dengan penelitian yang lain. Selain itu,
penelitian studi kasus juga dapat menguak makna di balik
permasalahan atau fenomena yang diteliti dengan kondisi yang apa
adanya
b. Studi kasus tidak hanya sekadar memberikan laporan secara faktual,
akan tetapi dapat juga memberikan suasana, nuansa, dan pikiran-pik
iran yang dapat dikembangan menjadi bahan penelitian lain selanjut
nya.
2. Kekurangan Penelitian Studi Kasus
Kekurangan atau kelemahan penelitian studi kasus yaitu;
a. Pada penelitian kuantitatif, studi kasus agak dipersoalkan karena segi
reliabilitas, validitas, dan generalisasi.
b. Studi kasus tidak selalu cocok dengan menggunakan penelitian kuanti
tatif, karena tujuannya menggeneralisasi.
c. Studi kasus yang bersifat observasional mengharuskan peneliti untuk
terjun langsung, supaya mendapatkan data yang valid

G. Langkah-Langkah dalam Penelitian Studi Kasus


1. Pemilihan Tema, Topik dan Kasus

13
Pada tahap pertama ini peneliti harus yakin bahwa dia akan
memilih kasus tertentu yang merupakan bagian dari “body of
knowledge”nya bidang yang dipelajari. Seorang peneliti hanya akan bisa
menghasilkan penelitian yang baik pada bidang yang diminati dan
dikuasainya. Karena itu, memilih kasus pada bidang yang diminati
sangat penting.
Kasus bisa diperoleh dari hasil pengamatan peneliti sendiri,
pengalamannya selama ini, hasil membaca buku, majalah ilmiah,
koran, mengikuti pertemuan-pertemuan ilmiah (seperti seminar,
lokakarya, konferensi), diskusi dengan teman sejawat, tutor, dosen
pembimbing, membaca hasil penelitian orang lain. Setelah sumber-
sumber bacaan diperoleh, peneliti membacanya untuk menentukan tema
besar penelitian. Dari tema besar disempitkan lagi menjadi topik. Agar
bisa fokus, dari topik peneliti dapat memberikan tekanan pada objek
kajian, yang selanjutnya menjadi kasus. Dari tema, topik, dan objek
kajian, peneliti merumuskan judul penelitian. Dengan demikian, judul
penelitian dibuat setelah tema, topik, objek/kasus ditentukan. Prosesnya
dapat digambarkan sebagai berikut:

Objek
Tema Topik kajian/Kasus/unit Judul
analisis

2. Pembacaan Literatur
Setelah kasus diperoleh, peneliti mengumpulkan literatur atau
bahan bacaan sebanyak-banyaknya berupa jurnal, majalah ilmiah, hasil-
hasil penelitian terdahulu, buku, majalah, surat kabar yang terkait
dengan kasus tersebut. Menurut Yin (1994: 9) pembacaan literatur
sangat penting untuk memperluas wawasan peneliti di bidang yang
akan diteliti dan mempertajam rumusan masalah yang akan diajukan.
Pada saat pengumpulan bahan bacaan peneliti perlu
mempertimbangkan dua aspek penting, yakni relevansi (relevance)
bahan bacaan/literatur tersebut dengan topik bahasan (kasus) yang

14
diangkat dan kemutakhiran (novelty). Semakin mutakhir bahan bacaan,
semakin baik, sehingga peneliti dapat mengikuti perkembangan
keilmuan paling up date atau “state of the arts” bidang yang digeluti.
Sebab, ilmu pengetahuan senantiasa mensyaratkan hal-hal baru.
(Tentang pentingnya “state of the arts” dalam penelitian telah dibahas
dalam tulisan tersendiri). Terkait dengan bahan bacaan, sering pula
ditemukan peneliti mengumpulkan bahan bacaan yang sangat banyak,
tetapi tidak relevan dengan objek kajian yang diangkat, sehingga
laporan penelitian menjadi sangat tebal. Padahal, kualitas penelitian
tidak ditentukan oleh tebalnya atau banyaknya halaman hasil laporan
penelitian, tetapi oleh ketepatan metode penelitian, keluasan perspektif
teoretik peneliti, keandalan dan kecukupan data, kedalaman analisis,
kebaruan temuan dan sumbangannya bagi ilmu pengetahuan.
3. Perumusan Fokus dan Masalah Penelitian
Langkah sangat penting dalam setiap penelitian ialah merumuskan
fokus dan masalah. Fokus penelitian perlu dibuat agar peneliti bisa
berkonsentrasi pada satu titik yang menjadi pusat perhatian. Di muka
telah dibahas bagaimana rumusan masalah penelitian dibuat. Satu hal
penting lainnya terkait dengan rumusan masalah ialah dari rumusan
tersebut dapat digali informasi penting dan mendalam untuk menjadi
pengetahuan yang berharga bagi kemanusiaan, bukan sembarang
informasi yang tidak bernilai ilmiah.
4. Pengumpulan Data
Sebagaimana telah ditulis di muka, data penelitian Studi Kasus
dapat diperoleh dari beberapa teknik, seperti wawancara, observasi
pelibatan (participant observation), dan dokumentasi. Peneliti sendiri
merupakan instrumen kunci, sehingga dia sendiri yang dapat mengukur
ketepatan dan ketercukupan data serta kapan pengumpulan data harus
berakhir. Dia sendiri pula yang menentukan informan yang tepat untuk
diwawancarai, kapan dan di mana wawancara dilakukan.
5. Penyempurnaan Data
Data yang telah terkumpul perlu disempurnakan. Bagaimana

15
caranya peneliti mengetahui datanya kurang atau belum sempurna?
Caranya ialah dengan membaca keseluruhan data dengan merujuk ke
rumusan masalah yang diajukan. Jika rumusan masalah diyakini dapat
dijawab dengan data yang tersedia, maka data dianggap sempurna.
Sebaliknya, jika belum cukup untuk menjawab rumusan masalah, data
dianggap belum lengkap, sehingga peneliti wajib kembali ke lapangan
untuk melengkapi data dengan bertemu informan lagi. Itu sebabnya
penelitian kualitatif berproses secara siklus.
6. Pengolahan Data
Setelah data dianggap sempurna, peneliti melakukan pengolahan
data, yakni melakukan pengecekan kebenaran data, menyusun data,
melaksanakan penyandian (coding), mengklasifikasi data, mengoreksi
jawaban wawancara yang kurang jelas. Tahap ini dilakukan untuk
memudahkan tahap analisis.
7. Analisis Data
Setelah data berupa transkrip hasil wawancara dan observasi,
maupun gambar, foto, catatan harian subjek dan sebagainya dianggap
lengkap dan sempurna, peneliti melakukan analisis data. Analsis data
Studi Kasus dan penelitian kualitatif pada umumnya hanya bisa
dilakukan oleh peneliti sendiri, bukan oleh pembimbing, teman, atau
melalui jasa orang lain. Sebab, sebagai instrumen kunci, hanya peneliti
sendiri yang tahu secara mendalam semua masalah yang diteliti.
Analisis data merupakan tahap paling penting di setiap penelitian
dan sekaligus paling sulit. Sebab, dari tahap ini akan diperoleh
informasi penting berupa temuan penelitian. Kegagalan analisis data
berarti kegagalan penelitian secara keseluruhan. Kemampuan analisis
data sangat ditentukan oleh keluasan wawasan teoretik peneliti pada
bidang yang diteliti, pengalaman penelitian, bimbingan dosen, dan
minat yang kuat peneliti untuk menghasilkan penelitian yang
berkualitas.

8. Proses Analisis Data

16
Pada hakikatnya analisis data adalah sebuah kegiatan untuk
memberikan makna atau memaknai data dengan mengatur,
mengurutkan, mengelompokkan, memberi kode atau tanda, dan
mengkategorikannya menjadi bagian-bagian berdasarkan
pengelompokan tertentu sehingga diperoleh suatu temuan terhadap
rumusan masalah yang diajukan. Melalui serangkaian aktivitas tersebut,
data kualitatif yang biasanya berserakan dan bertumpuk-tumpuk dapat
disederhanakan sehingga dapat dipahami dengan lebih mudah. Tidak
ada prosedur atau teknik analisis data yang baku dalam penelitian
kualitatif, tetapi langkah-langkah berikut bisa digunakan sebagai
pedoman;
a. Peneliti membaca keseluruhan transkrip untuk memperoleh
informasi- informasi secara umum (general) dari masing-masing
transkrip,
b. Pesan-pesan umum tersebut dikompilasi untuk diambil pesan
khususnya (spesific messages),
c. Dari pesan-pesan khusus tersebut akan diketahui pola umum data.
Selanjutnya, data tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan urutan
kejadian, kategori, dan tipologinya. Sebagaimana lazimnya dalam
penelitian kualitatif, analisis data Studi Kasus dimulai sejak peneliti
di lapangan, ketika mengumpulkan data dan ketika data sudah
terkumpul semua.
9. Dialog Teoretik
Untuk melahirkan temuan konseptual berupa “thesis statement,
setelah pertanyaan penelitian terjawab, peneliti Studi Kasus, khususnya
calon magister dan lebih-lebih doktor, melakukan langkah selanjutnya,
yaitu melakukan dialog temuan tersebut dengan teori yang telah dibahas
di bagian kajian pustaka, sehingga bagian kajian pustaka bukan sekadar
ornamen belaka. Tahap ini disebut Dialog Teoretik. Sering kali terjadi
ketika pertanyaan penelitian sudah terjawab, peneliti mengira tugasnya
sudah selesai. Ini kesalahan umum yang terjadi pada peneliti Studi
Kasus.

17
Umumnya untuk karya ilmiah setingkat S1 (skripsi), temuan
penelitian cukup berupa fact finding secara deskriptif atas dasar teori
yang telah dipelajari selama kuliah. Untuk karya ilmiah setingkat
magister (tesis), temuan penelitian harus sudah pada tahap
pengembangan teori (theoretical development). Sedangkan untuk karya
setingkat S3 (disertasi), temuan harus sampai pada tahap menemukan
sesuatu yang baru (new findings), walaupun tidak harus berupa teori.
10. Triangulasi Temuan (Konfirmabilitas)
Agar temuan tidak dianggap bias, peneliti perlu melakukan
triangulasi temuan, atau yang sering disebut sebagai konfirmabilitas,
yakni dengan melaporkan temuan penelitian kepada informan yang
diwawancarai. Hal ini juga jarang dilakukan peneliti Studi Kasus,
mungkin karena takut hasilnya berbeda dengan yang telah dia temukan.
Seorang peneliti harus jujur, sehingga temuannya dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah di masyarakat akademik atau
masyarakat umum. Karena akan menjadi ilmuwan, seorang peneliti
harus memiliki kejujuran, bertindak secara objektif, bertanggung jawab,
dan profesional.
11. Laporan Penelitian
Langkah paling akhir kegiatan penelitian ialah membuat laporan
penelitian. Laporan penelitian merupakan salah satu bentuk
pertanggungjawaban kegiatan penelitian yang dituangkan dalam bahasa
tulis untuk kepentingan umum. Menurut Yunus (2010: 417) ada
beberapa versi mengenai laporan penelitian, tetapi secara umum
terdapat 3 syarat agar laporan penelitian dapat dikategorikan sebagai
karya ilmiah, yaitu objektif, sistematik, dan mengikuti metode ilmiah.
Objektif artinya data yang diperoleh benar-benar dari subjek yang
diteliti, bukan dari peneliti dan pandangan peneliti. Sistematik artinya
urut, yakni pembahasan harus mengikuti alur penalaran yang runtut di
mana sejak bagian awal pembahasan hingga akhir menunjukkan
keterkaitan logis dan merupakan satu kesinambungan. Secara garis
besar batang tubuh karya ilmiah terdiri atas tiga bagian utama, yaitu

18
bagian awal (prologue), bagian pembahasan (dialogue), dan bagian
akhir (epilogue). Bagian prologue merupakan bagian awal penelitian
yang menjelaskan latar belakang mengapa suatu penelitian
dilaksanakan. Bagian ini memuat latar belakang/konteks,
fokus/rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
lingkup penelitian, originalitas penelitian dan definisi operasional
istilah-istilah kunci. Bagian dialogue merupakan batang tubuh utama
penelitian karena merupakan proses penalaran yang dibangun atas dasar
kaidah-kaidah ilmiah.
Hal-hal yang dibutuhkan dalam penelitian terdiri atas tinjauan
pustaka, metode penelitian, dan deskripsi atau gambaran tentang lokus
penelitian di mana penelitian dilakukan.
Sedangkan mengikuti metode ilmiah yang dimaksudkan ialah
kegiatan penelitian mengikuti langkah-langkah memperoleh
pengetahuan ilmiah sesuai yang telah disepakati oleh para ilmuwan.
Memang juga terdapat beberapa versi tentang langkah memperoleh
pengetahuan ilmiah. Untuk penelitian Studi Kasus, langkah-langkah
berikut dapat digunakan sebagai pedoman, yakni:
a. Penentuan fokus kajian (focus of study), yang mencakup kegiatan
memilih masalah yang memenuhi syarat kelayakan dan
kebermaknaan,
b. Pengembangan kepekaan teoretik dengan menelaah bahan pustaka
yang relevan dan hasil kajian sebelumnya,
c. penentuan kasus atau bahan telaah, yang meliputi kegiatan memilih
dari mana dan dari siapa data diperoleh,
d. Pengembangan protokol pemerolehan dan pengolahan data, yang
mencakup kegiatan menetapkan piranti, langkah dan teknik
pemerolehan dan pengolahan data yang digunakan,
e. Pelaksanaan kegiatan pemerolehan data, yang terdiri atas kegiatan
mengumpulkan data lapangan atau melakukan pembacaan naskah
yang dikaji,
f. Pengolahan data perolehan, yang meliputi kegiatan penyandian

19
(coding), pengkategorian (categorizing), pembandingan (comparing),
dan pembahasan (discussing),
g. Negosiasi hasil kajian dengan subjek kajian, dan
h. Perumusan simpulan kajian, yang meliputi kegiatan penafsiran dan
penyatu-paduan (interpreting and integrating) temuan ke dalam
bangunan pengetahuan sebelumnya, serta saran bagi kajian
berikutnya.
Karena sifat dasar bahan yang dikaji serta tujuan yang ingin
dicapai, bisa saja langkah-langkah tersebut diubah menurut dinamika
lapangan. Rumpun kajian, misalnya, mungkin mengalami penajaman
dan perumusan ulang setelah peneliti melakukan penjajakan lapangan.
Tentu saja, penajaman ulang perlu dilakukan ketersediaan data serta
dimaksudkan untuk meningkatkan kebermaknaan kajian.

H. Contoh Penelitian Studi Kasus


Secara umum, penelitian studi kasus diterapkan pada ilmu sosial dan
juga pengaturan pendidikan. Penjelasan mengenai studi kasus di atas dirasa
kurang cukup tanpa memberikan contoh studi kasus dalam penelitian.
Contoh dari penelitian dengan metode studi kasus ini sendiri
kemudian sangat beragam. Adapun contoh-contoh penelitian studi kasus
antara lain: 
1. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan
seorang anak yang dibesarkan oleh orangtua tunggal atau single parent. 
2. Penelitian yang dilakukan kepada anak yang mengalami isolasi atau diab
aikan kehadirannya sampai anak tersebut menginjak usia 12 tahun. 
3. Penelitian yang dilakukan untuk mengetahui riwayat kesehatan seseoran
g sejak lahir sampai menginjak usia remaja, atau bisa juga dari usia rem
aja misalnya 12 tahun sampai memasuki usia dewasa di usia 35 tahun. 
4. Penelitian untuk mengetahui peningkatan atau perkembangan karir seseo
rang di suatu lingkungan kerja atau perusahaan. 
5. Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui efek dari kel
as menulis yang diikuti oleh anak-anak dari kelas VI di sekolah X. 

20
6. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana perkembangan k
emampuan atau keterampilan menggambar anak-anak kelas VI di sekola
h X setelah mengikuti kelas menggambar secara intensif. 

7. Penelitian yang dilakukan di sebuah perusahaan untuk mengetahui apa s


aja inovasi yang sudah berhasil dilakukan dan rencananya akan dilakuka
n oleh perusahan tersebut. 
8. Penelitian yang dilakukan di suatu perusahan yang memproduksi sepatu
sehingga peneliti bisa mengetahui bagaimana proses pembuatan sepatu d
an berbagai kendala yang dihadapi karyawan selama proses produksi ber
langsung. 
9. Penelitian yang dilakukan di sebuah jalan raya atau suatu ruas jalan untu
k mengetahui apa saja yang menjadi penyebab kecelakaan di ruas jalan t
ersebut. 
10. Penelitian terhadap implementasi kebijakan pemerintah, sehingga bisa di
ketahui efek dari penerapan kebijakan tersebut apakah cenderung positif
atau menguntungkan dan bisa juga cenderung sebaliknya atau merugika
n. 
11. Penelitian di suatu perusahaan untuk mengetahui bagaimana perusahaan
tersebut bisa menjalin kerjasama dengan perusahaan lain. Masing-masin
g perusahaan yang bekerjasama memiliki satu tujuan, yakni terus berke
mbang dan menjadi perusahaan yang lebih baik lagi. 
12. Penelitian terhadap kebijakan terbaru dari pemerintah di bidang perekon
omian, apakah mendorong peningkatan ekonomi masyarakat atau sebali
knya. 
13. Penelitian yang dilakukan di suatu sekolah untuk mengetahui seberapa b
esar perkembangan anak-anak ketika berkumpul dengan anak-anak berpr
estasi lainnya. 
14. Penelitian yang dilakukan untuk melihat perkembangan anak-anak yang
sering atau dibiasakan membaca cerita dongen sebelum tidur. 

21
15. Penelitian yang dilakukan di suatu daerah untuk mengetahui bagaimana
perkembangan kesehatan masyarakat pasca erupsi gunung di dekat daera
h tersebut.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Studi kasus secara sederhana diartikan sebagai proses penyelidikan atau
pemeriksaan secara mendalam, terperinci, dan detail pada suatu peristiwa tert
entu atau khusus yang terjadi. Studi kasus dapat diperoleh dari metode-metod
e penelitian formal. Banyak disiplin ilmu yang menggunakan studi kasus dala
m proses penelitiannya, baik itu ilmu sosial maupun ilmu eksakta. 
Jenis-Jenis studi kasus ada 3 yaitu, studi kasus Eksplanatori, studi kasus
Ekploratori dan studi kasus Deskriptif. Menurut bentuk permasalahannya
studi kasus di bedakan menjadi 3 yaitu, studi kasus instrumental tunggal,
studi kasus jamak dan studi kasus mendalam.
Langkah-Langkah dalam penelitian studi kasus ada 12 yaitu, pemilihan
tema, topik dan kasus, pembacaan literatur, perumusan fokus dan masalah
penelitian, pengumpulan data, penyempurnaan data, pengolahan data, analisis
data, proses analisis data, dialog teoretik, triangulasi temuan
(konfirmabilitas), simpulan hasil penelitian, laporan penelitian.
Secara umum, penelitian studi kasus diterapkan pada ilmu sosial dan juga
pendidikan. Selain itu pula manfaat adanya metode studi kasus dalam
mempermudah penelitian sosial dilakukan, hal ini lantaran teknik
pengumpulan data, pengorganisasian kelompok, dan presentasi data yang
diberikan dalam studi kasus tidak sulit untuk kemudian dipahami.

22
DAFTAR PUSTAKA

Aula, Abied. Makalah Metode Penelitian Studi Kasus (Case Study) . dari
https://www.academia.edu/34954968/makalah_metode_penelitian_studi_k
asus_Case_Study . Diakses pada 19 Februari 2023 pukul 11.00 WIB
Case Studies dari https://research-methodology.net/research-methods/qualitative-r
esearch/case-studies/
Case study dari https://en.wikipedia.org/wiki/Case_study
Case Study Method dari https://cirt.gcu.edu/research/developmentresources/resear
ch_ready/descriptive/case_study
Case study purpose dari https://www.westernsydney.edu.au/__data/assets/pdf_file
/0007/1082473/Case_Study_Purpose.pdf
Definition of Case Study dari https://www.pressacademia.org/definition-of-case-st
udy/
Rahardjo. 2017. Studi Kasus dalam Penelitian Kualitatif : Konsep dan
Prosedurnya.  Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
dari repository.uin-malang.ac.id. Diakses pada 22 Februari 2023 pukul
23.45
Salma. 2021. Penelitian Studi Kasus: Pengertian, Jenis, dan Contoh Lengkapnya.
dari https://www.duniadosen.com/penelitian-studi-kasus/ . Diakses pada
19 Februari 2023 pukul 13.00 WIB
Studi Kasus dari https://id.wikipedia.org/wiki/Studi_kasus . Diakses pada 21
Februari pukul 10.00 WIB
Understanding the Different Types of Case Studies dari https://www.universalclas
s.com/articles/business/case-studies-types.htm
What is a case study?dari https://ebn.bmj.com/content/21/1/7
What is the Purpose of a Case Study? dari http://pastorsstudy.net/the-main-purpos
es-of-your-case-study-writing-assignment.html

23

Anda mungkin juga menyukai