Anda di halaman 1dari 78

BUKU AJAR

TATA TULIS LAPORAN

Oleh :

Dr. Gede Santanu,S.E., M.M.

JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA


POLITEKNIK NEGERI BALI
BUKIT JIMBARAN, BADUNG
2022

1
2

Kata Pengantar

Om Swasti Astu,

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sanghyang
Widhi Waca), karena berkat rahmatNya revisi Buku Ajar Tata Tulis Laporan dapat
kami selesaikan sesuai dengan rencana.
Keberadaan Buku Ajar Tata Tulis Laporan mempunyai arti penting dalam
mendukung terlaksananya proses belajar-mengajar di Jurusan Administrasi Niaga.
Walapun buku-buku yang sejenis sudah banyak yang beredar, namun buku yang
sesuai dan relepan dengan Sistem Pembelajaran Politeknik masih terbatas. Hal inilah
sebagai salah satu motivasi kami untuk menyusun Buku Ajar Tata Tulis Laporan.
Dalam penyusunan buku ini kami banyak mendapatkan bantuan materiil dan
non materiil dari berbagai pihak. Perkenankanlah kami untuk menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian buku ini.
Kami menyadari buku ini masih jauh dari sempurna, untuk itu masukan, saran
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan buku ini. Akhirnya revisi Buku Ajar Tata
Tulis Laporan kami persembahkan ke jurusan semoga bermanfaat.
Om Canti Canti Canti Om,

Desember 2022
Penulis,
3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………………….i


Daftar Isi …………………………………………………………………………… ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Pengertian Penelitian Ilmiah 5
2. Jenis-jenis Penelitian 7
3. Karakteristik Proses Penelitian 9
4. Unsur-Unsur Penelitian 11
5. Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif 13

BAB II DATA DAN SEKALA PENGUKURAN


1. Pengertian Data …………………………………………………… 10
2. Jenis-Jenis Data ………………………………………………… 11
3. Sumber Data ………………………………………………………… 14
4. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………… 14
5. Skala Pengukuran …………………………………………………… 14
6. Jenis-Jenis Skala Pengukuran ………………………………………… 15

BAB III PROSEDUR PENELITIAN


1. Proses Penelitian ……………………………………………………… 19
2. Prosedur Penelitian …………………………………………………… 20

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH


1. Sumber Masalah ……………………………………………………… 23
2. Masalah dan Judul Penelitian ………………………………………… 24
3. Jenis-Jenis Masalah Penelitian ……………………………………… 25
4. Merumuskan Judul Penelitian ……………………………………… 26

BAB V MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN


1. Manfaat Perumusan Masalah ……………………………………… 30
2. Teknik Perumusan Masalah ………………………………………… 31
3. Bentuk-Bentuk Masalah Penelitian………………………… 31
4. Merumuskan Tujuan Penelitian…………………………… 33
5. Manfaat Penelitian……………………………. 34

BAB VI MENENTUKAN PENDEKATAN PENELITIAN


1. Jenis-Jenis Pendekatan Penelitian…………………………… 47
4
2. Populasi dan Sampling …………………………………………… 48
3. Metode Penentuan Sampel ……………………………………… 49
4. Menentukan Ukuran Sampel ……………………………………… 51

BAB VII VARIABEL PENELITIAN


1. Jenis-Jenis Variabel ………………………………………………. 54
2. Katagorisasi Variabel Penelitian…………………………………. 55
3. Sumber Data Penelitian …………………………………………… 56

BAB VIII PENGUMPULAN DATA


1. Jenis-Jenis Instrumen Pengumpul Data …………………………… 73
2. Teknik Pengumpul Data …………………………………………… 74

BAB IX ANALISIS DATA PENELITIAN


1. Statistik Deskriptif dan Inferensial ………………………………… 76
2. Statistik Parametris dan Non Parametris …………………………… 77
3. Konsep Dasar Pengujian Hipotesis …………………………………… 80
4. Analisis Regresi dan Korelasi ……………………………………… 82

BAB X MENYUSUN LAPORAN


1. Format Laporan Ilmiah ……………………………………………… 97
2. Hubungan Penulisan Antar Bab …………………………………… 98

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………… 106


5

BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengantar
Penelitian ilmiah adalah merupakan suatu metode untuk memperoleh
kebenaran dengan cara-cara dan prosedur ilmiah yang mempunyai ciri-ciri:
rasional, empiris, dan sistimatis. Untuk itu perlu dipahami terlebih dahulu,
kenapa penelitian dengan menggunakan metode ilmiah berkembang pesat,
khususnya untuk komunitas masyarakat ilmiah. Selanjutnya jenis-jenis
penelitian, proses dan unsur-unsur penelitian, serta pemahaman terhadap
perbedaan penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif akan mengantarkan
kepada pelaksanaan kegiatan penelitian sesuai dengan standar ilmiah yang ada.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah metode
ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik pendahuluan ini, mahasiswa diharapkan dapat
menyebutkan jenis-jenis penelitian, unsur-unsur penelitian, menjelaskan alasan
kenapa penelitian ilmiah berkembang, serta memahami perbedaan secara prinsip
antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif
D. Materi Pembahasan
1. Pengertian Penelitian Ilmiah
Secara harfiah, istilah penelitian berasal dari bahasa inggris: “reseasch” yang
berarti “mencari kembali”. Upaya untuk mencari suatu kebenaran dilandasi
oleh 2 (dua) hal, yaitu:
6
a. Hasrat ingin tahu dengan menggunakan pola berpikir ilmiah. Manusia
sesuai dengan kodratnya, didalam hatinya selalu ada hasrat atau rasa
ingin tahu tentang sesuatu hal. Rasa keingintahuan ini dilakukan secara
skeptis ( selalu menanyakan bukti atas fenomena yang terjadi ), kritis
( berpikir menggunakan logika dan rasional ), dan analitis ( selalu
menggunakan perhitungan yang cermat dan sistimatis ).
b. Adanya masalah, dalam kenyataan, hidup manusia selalu menghadapi
masalah. Masalah dapat muncul kapan saja, dimana saja dan dapat
menimpa siapa saja. Orang yang mempunyai banyak pengalaman
umumnya dapat memecahkan masalahnya lebih mudah dari pada orang
yang sedikit pengalamannya.
Apa yang disebut ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lain adalah kumpulan
dari pengalaman-pengalaman dari sejumlah orang yang dipadukan secara
harmonis dalam suatu bangunan yang teratur. Orang dapat mengambil
manfaat sebesar-besarnya dan ilmu pengetahuan justru oleh karena ilmu
pengetahuan disusun dari pengalaman-pengalaman dan pengetahuan-
pengetahuan yang sudah di uji kebenarannya.
Upaya untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul dapat dilakukan
dengan sistem coba-coba (tidak ada suatu metode yang jelas), dan dengan
sistem atau metode yang disebut metode ilmiah. Metode penelitian
merupakan cara ilmiah yang dilakukan untuk mendapatkan data dengan
tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan yang dilandasi dengan metode
keilmuan yang mempunyai ciri-ciri:
a. Rasional adalah penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
b. Empiris adalah cara-cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui
cara-cara yang digunakan.
c. Sistematis ialah proses yang digunakan dalam suatu penelitian
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan motode ilmiah diharapkan data


yang akan didapatkan adalah data yang obyektif, valid, dan reliabel. Obyektif
7
berarti semua orang akan memberikan penapsiran yang sama, valid berarti
adanya ketepatan antara data yang terkumpul dengan data yang ada pada
obyek yang sesungguhnya terjadi, dan reliabel berarti adanya ketepatan atau
keajegan atau konsistensi data yang didapat dari waktu ke waktu.

Kegiatan penelitian dilakukan dengan tujuan tertentu dan pada umumnya


tujuan itu dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Penemuan; hasil penelitian yang diperoleh betul-betul baru dan belum
ada yang mengetahuinya.
b. Pembuktian; jika penelitian bertujuan untuk melakukan pengujian
terhadap temuan yang sudah pernah di ungkapkan sebelumnya.
c. Pengembangan; adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan, menyempurnakan, melengkapi atas temuan
sebelumnya.

Dari ke-tiga hal tersebut, maka implikasi hasil penelitian akan dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Untuk mendapatkan kesimpulan dari suatu kegiatan penelitian, maka
langkah-langkah utama yang perlu dilakukan adalah identifikasi masalah,
merumuskan masalah penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, merumuskan
hipotesis penelitian, mengumpulkan data, menganalisis, dan membuat
generalisasi atau kesimpulan.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan penelitian adalah


usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan cara
mengumpulkan, mencatat dan menganalisis data secara terencana dan
sistimatis dengan menggunakan metode ilmiah
2. Jenis-jenis Penelitian
Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, pendekatan,
tingkat eksplanasi, dan jenis data.

a. Penelitian Menurut Tujuan


1) Penelitian dasar/murni (pure research); adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan
kegunaan yang bersifat praktis.
8
2) Penelitian terapan (applide reseach); adalah penelitian dengan
tujuan menerapkan, mengisi dan mengevaluasi kemampuan suatu
teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.

b. Penelitian Menurut Pendekatan atau Metode Digunakan.


1) Penelitian Survai; adalah penelititan yang dilakukan pada populasi,
tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari
populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul
data yang pokok.
2) Penelitian Ex post Facto; adalah suatu penelitian yang dilakukan
untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian mengurut
kebelakang melalui data untuk menemukan faktor-faktor yang
mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas
peristiwa yang diteliti.
3) Penelitian eksperimen; adalah suatu penelitian yang berusaha
mencari pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam
kondisi yang terkontrol secara ketat.
4) Penelitian naturalistik; adalah penelitian ini sering disebut dengan
metode kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan
untuk meneliti pada kondisi obyek yang alami (tidak dalam kondisi
buatan) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
5) Penelitian kebijakan (Policy Research); adalah suatu proses
penelitian yang dilakukan pada atau analisis terhadap masalah-
masalah sosial yang mendasar sehingga temuannya dapat
direkomendasikan kepada pembuat keputusan atau kebijakan untuk
bertindak secara praktis dalam menyelesaikan suatu masalah.
6) Penelitian tindakan (action Research), David Khue mengemukakan
bahwa penelitian tindakan dilakukan dengan tujuan untuk
mengembangkan pendekataan dan program baru guna memecahkan
masalah yang muncul pada situasi yang aktual.
7) Penelitian evaluasi; terdapat dua jenis penelitian evaluasi yatu
penelitian evaluasi formatif yang menekankan pada proses dan
penelitian evaluasi sumatif yang menekankan pada produk (hasil).
9
Evaluasi formatif ingin mendapatkan feed back dari suatu aktivitas
dalam proses, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan
program. Evaluasi sumatif menekankan pada efektivitas pencapaian
program yang berupa produk tertentu.
8) Penelitian sejarah; adalah penelitian berkenaan dengan analisis yang
logis terhadap kejadian-kejadian yang telah berlangsung di masa
lalu. Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekomendasi
kejadian-kejadian dimasa lampau secara sistematis dan obyektif,
melalui pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data yang
diperoleh, sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta untuk membuat
kesimpulan.

c. Penelitian Menurut Eksplanasi


Yang dimaksudkan dengan jenis penelitian menurut eksplanasi adalah
jenis-jenis penelitian berdasarkan tingkat penjelasan, yaitu bagaimana
variabel-variabel yang diteliti akan dijelaskan melalui data terkumpul.
Jenis-jenis penelitian menurut eksplanasinya adalah :
1) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap
variabel secara mandiri, yaitu tenpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain. Suatu penelitian yang
berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: seberapa besar
produktivitas kerja karyawan, seberapa baik kepemimpinpinan di
PT Z?
2) Penelitian komparatif; adalah satu penelitian yang bersifat memban
dingkan. Dalam penelitian komparatif variavelnya masih mandiri
tetapi sampelnya lebih dari satu: contoh : studi perbedaan tingkat
produksivitas kerja antara pegawai negeri dan swasta.
3) Penelitian Asosiatif adalah suatu penelitian dimana minimal terdapat
dua variabel yang dihubungkan. Jadi dalam penelitian ini akan
dicari model atau bentuk hubungan, besar kecilnya hubungan,
tingkat keratan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel
lainnya.

d. Penelitian Menurut Jenis Data


10
1) Penelitian kualitatif, adalah suatu penelitian dimana data pokok
penelitiannya merupakan data yang berbentuk kalimat, skema,
gambar, dan sebagainya.
2) Penelitian kuantitatif; adalah suatu penelitian yang data pokoknya
merupakan data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan.
3. Karakteristik Proses Penelitian
Karena penelitian di pandang sebagai metode ilmiah, maka karakteristik
penelitian terutama yang menggunakan pendekatan kuantitatif adalah sebagai
berikut:
Penelitian harus Sistematis, adalah penelitian adalah merupakan proses
terstruktur, sehingga diperlukan aturan dan langkah-langkah tertentu untuk
melaksanakannya.

a. Penelitian harus Logis, artinya langkah-langkah penelitian yang


sistematis, urutannya harus logis pada setiap tahap atau bagian, sehingga
validitas internal (rasional) secara relatif dapat dipenuhi.

b. Penelitian harus Empiris, ialah penelitian harus berkenaan dengan dunia


empiris atau dunia nyata, yaitu dunia yang dapat diindera oleh panca
indera manusia. Dengan demikian penelitian sifatnya obyektif sesuai
dengan fakta.

c. Penelitian mempunyai Sifat Reduktif, ialah bila penelitian menggunakan


prosedur yang analitik untuk mendapatkan data, maka sebenarnya
peneliti telah mereduksi tentang suatu fenomena. Proses reduksi adalah
merupakan bagian dari upaya untuk menjelaskan realitas menjadi
pernyataan yang bersifat konseptual, sehingga dapat digunakan untuk
memahami hubungan antara kejadian antara yang satu dengan kejadian
yang lainnya, dan untuk memprediksi bagaimana kejadian akan
berlangsung.

d. Penelitian bersifat Replicable dan Transmitable, adalah karena penelitian


bersifat ilmiah, maka harus dapat diulangi oleh orang lain sehingga
dapat diperiksa kebenarannya. Sedangkan transmitable artinya bahwa
11
penelitian tersebut harus dapat dipahami untuk dapat dipergunakan
hasilnya.

e. Penelitian harus memiliki Kegunaan, adalah sesuai dengan tujuan


diadakannya penelitian, maka kegunaan penelitian ada dua, yaitu :
1) Kegunaan praktis, dalam arti mampu memberi rekomendasi saran
kepada komunitas, kelompok atau institusi dalam menigkatkan,
memperbaiki, meminimalkan resiko dari permasalahan yang
dijadikan sebagai pusat pengamatan.
2) Kegunaan akademik, yang berarti bahwa suatu penelitian harus
memberika kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu
pengatehuan.
4. Unsur-Unsur Penelitian
Penelitian sosial pada dasarnya adalah suatu upaya yang sistimatis untuk
menerangkan suatu fenomena sosial dengan cara memandang fenomena
tersebut sebagai hubungan antar variabel. Secara umum proses penelitian
sosial terdiri dari dua tahap, yakni proses teoritisasi dan proses empirisasi.
Agar peneliti dapat melakukan proses penelitian dengan baik, maka peneliti
harus memiliki pengetahuan yang baik tentang berbagai unsur peneitian.
Pemahaman ini diperlukan pada proses teoritisasi, karena dengan adanya
pengetahuan tentang berbagai konsep, proposisi dan teori, peneliti akan dapat
merumuskan hubungan-hubungan teoritis secara baik. Pada tahap empirisasi,
pengetahuan tentang variabel, hipotesis, dan definisi operasional juga
diperlukan agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas tentang data yang
hendak dikumpulkan dalam suatu penelitian. Unsur unsur penelitian tersebut
dalah:

a. Konsep, adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas


dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan,
kelompok atau individu tertentu. Peranan konsep dalam penelitian adalah
untuk menghubungkan dunia teori dan dunia observasi, antara abstraksi
dan realita. Dalam kenyataannya akan ditemui dua jenis konsep yaitu
konsep yang jelas hubungannya dengan fakta atau realita yang mereka
wakili, seperti konsep tentang meja, kursi dan lain-lain, dan yang kedua
12
konsep yang sifatnya lebih abstrak atau lebih kabur hubungannya dengan
realita seperti konsep tentang motivasi, kecerdasan, kemampuan,
kepuasan, semangat dan lain-lain. Konsep-konsep yang sangat abstrak
disebut dengan konstruk. Tugas peneliti adalah bagaimana
menggambarkan konsep yang masih bersifat abstrak menjadi suatu
fenomena yang lebih riil sehingga memudahkan untuk melakukan
pengukuran.

b. Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep atau lebih.
Proposisi tidak mempunyai format yang baku. Biasanya disajikan dalam
bentuk kalimat pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua
konsep. Misalnya proposisi tentang kepuasan pelanggan yang di
pengaruhi oleh kualitas pelayanan. Dalam penelitian sosial dikenal dua
tipe proposisi, yaitu aksioma atau postulat dan teorem. Aksioma atau
postulat adalah proposisi yang kebenarnya tidak di pertanyakan lagi
sehingga tidak perlu diuji kembali. Seperti proposisi bahwa matahari
adalah pusat alam semesta, bumi berputar pada sumbunya dan lain-lain.
Teorem adalah proposisi yang reduksi dari aksioma yang mana
kebenarannya masih diragukan sehingga perlu diuji kembali dalam suatu
penelitian. Proposisi yang kebenarannya tidak di pertanyakan lagi
sebenarnya hampir tidak pernah ada dalam fenomena sosial. Perubahan
waktu, tempat dan subyek penelitian akan dapat menghasilkan penelitian
yang berbeda dari permasalahan yang sama.

c. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi


untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep.
Berdasarkan definisi tersebut, teori mengandung tiga hal, yaitu :
1) Teori adalah serangkaian proposisi antara konsep-konsep yang saling
berhubungan.
2) Teori menerangkan secara sistimatis suatu fenomena dengan cara
menentukan hubungan antar konsep.
3) Teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan
hubungan antar konsep dan bagaimana bentuk hubungannya.
13
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa teori adalah dasar
untuk merumuskan hubungan antar variabel, bentuk hubungan yang
terjadi, dan selanjutnya akan dipergunakan sebagai landasan teoritis
dalam merumuskan hipotesis penelitian.

d. Variabel, agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka konsep


tersebut dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel,
yang berarti sesuatu yang mempunyai variasi nilai. Dalam penelitian
sosial dikenal dua bentuk variabel yaitu variabel kategorikal (categorical
variables) dan variabel bersambungan (contiaous variables). Variabel
katagorikal adalah variabel yang membagi responden menjadi dua
katagori atau disebut juga variabel dilotomi, misalnya variabel jenis
kelamin, yaitu pria dan wanita, variabel status perkawinan, yaitu kawin
dan tidak kawin.. Variabel bersambungan adalah variabel yang nilainya
merupakan skala, baik bersifat ordinal, internal, maupun rasio. Contoh
variabel bersambungan antara lain umur tingkat pendapatan, motivasi,
kinerja, kepuasan pelanggan dan lain-lain.
e. Hipotesis; adalah merupakan instrumen penelitiian yang penting, karena
ia merupakan hasil reduksi dari teori atau proposisi yang lebih spesifik
sifatnya sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris. Suatu hipotesis
umumnya dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan
antara dua variabel atau lebih. Masalah hipotesis akan dibahas secara rinci
pada bab berikutnya.
f. Definisi opersional; adalah merupakan unsur penelitian yang
memberitahukan bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan
kata lain definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan untuk
mengukur variabel agar data yang dikumpulkan valid dan reliabel.
Misalnya, variabel prestasi kerja karyawan yang direduksi dari teori
prestasi kerja menyatakan bahwa kinerja adalah merupakan kemampuan
karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan tugas dan
tanggung jawabnya. Agar variabel prestasi kerja karyawan dapat diukur
secara lebih pasti, maka ia harus di operasionalisasikan. Definisi
operasional variabel prestasi kerja karyawan, misalnya: prestasi kerja
14
karyawan adalah kemampuan karyawan untuk menyelesaikan tugas-tugas
ditinjau dari jumlah tugas yang mampu di selesaikan, mutu atau kualitas
pekerjaan yang dihasilkan dan ketepatan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan.

5. Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif


Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif bukan saja terletak pada jenis
datanya, namun juga mempunyai perbedaan-perbedaan lain yang sangat
mendasar. Perbedaan-perbedaan tersebut adalah:
a. Dari segi perspektifnya, penelitian kuantitatif lebih menggunakan
pendekatan etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan
menetapkan terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang
berhubungan yang berasal dari teori yang sudah ada. Sebaliknya
penelitian kualitatif menggunakan perspektif emik yang artinya peneliti
mempelajari fenomena yang terjadi dengan jalan mengumpulkan data
berupa cerita rinci dari responden yang diungkapkan secara obyektif.
b. Penelitian kuantitatif berangkat dari sebuah konsep teori, kemudian
merumuskan hipotesis dan melakukan pengujian. Sedangkan penelitian
kualitatif adalah upaya mengkaji suatu fenomena melalui pengumpulan
informasi berupa cerita rinci, kemudian mengembangkan, menciptakan,
menemukan konsep atau terori.
c. Penelitian kuantitatif umumnya dilengkapi dengan hipotesis. Hipotesis
ditetapkan sejak awal penelitian yang bertitik tolak dari konsep yang
terdapat dalam teori yang terpilih, penelitian kualitatif umumnya tidak
dilengkapi hipotesis, jika ada maka hipotesis bisa ditemukan ditengah
penggalian data.
d. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan
penggunaan kuisioner sedangkan penelitian kualitatif mengutamakan
penggunaan wawancara dan observasi.
e. Dari segi permasalahan atau tujuan, penelitian kuantitatif menanyakan
atau ingin mengetahui pengaruh, keeratan hubungan antar variabel,
15
sedang penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang
makna dari fenomena yang terjadi.
f. Dari segi teknik memperoleh jumlah sampel, penelitian kuantitatif
umumnya sudah menetapkan terlebih dahulu melalui teknik pengumpulan
sampel yang representatif, dan dalam penelitain kualitatif penetapan
jumlah responden (sampel) didasarkan pada suatu proses pencapaian
kualitas informasi yang penetapannya baru dapat ditentukan pada saat
penelitian sudah dilaksanakan.
g. Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif, di mulai dari
konsep yang berasal dari teori yang bersifat umum kemudian diuji dan
dibuat kesimpulan. Sedang penelitian kualitatif menggunakan pendekatan
induktif, yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail
kemudian dikatagori, diabstraksi serta dicari tema, dibuat konsep atau
teori sebagai temuan.
h. Dari segi bentuk sajian data penelitian kuantitatif berupa angka sedang
penelitian kualitatif adalah bentuk informasi detail sesuai dengan
pandangan responden.
i. Dari segi analisis data, penlitian kuantitatif dilakukan setelah data
dikumpulkan dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang
penelitian kualitatif analisis data dilakukan sejak awal diadakannya
penelitian dengan cara mereduksi, mengelompokkan dan memberi
iterprestasi.
j. Dari segi kesimpulan penelitian kualitatif interprestasi data oleh peneliti
melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subyek penelitian, sedang
penelitian kuantitatif pembuatan kesimpulan sepenuhnya di lakukan oleh
peneliti berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.
E. Latihan Soal-Soal
Setelah mempelajari topik ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan di
bawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Sebutkan dan jelaskan 2 (dua) metoda yang dapat ditempuh untuk
mendapatkan kebenaran !
2. Sebutkan dan jelaskan 3 (tiga) ciri dari penelitian ilmiah !
3. Uraikan apa yang menjadi tujuan peneltian ilmiah !
16
4. Jelaskan dengan menggunakan contoh, apa yang dimaksud data valid,
reliabel, dan obyektif !
5. Jelaskan apa perbedaan dari penelitian murni (pure research) dan penelitian
terapan (apllide) . Berikan contoh !
6. Jelaskan dengan menggunakan contoh, apa yang dimaksud dengan konsep,
variabel, dan teori !
7. Apa manfaatnya merumuskan definisi operasional variabel, berikan
contohnya!
8. Penel;itian ilmiah bersifat replicable dan transmicable, apa maksudnya,
jelaskan dengan menggunakan contoh !
9. Salah satu sifat penelitian ilmiah adalah bahwa penelitian tersebut bersifat
empiris, jelaskan dengan contoh !
10. Sebutkan dan jelaskan 3 (tiga) perbedaan penelitian kuantitatif dan
kualitatif !

F. Kesimpulan

Penelitian ilmiah adalah merupakan metoda untuk mendapatkan


kebenaran yang dilakukan dengan cara rasional, empiris dan sistimatis. Dalam
prakteknya, penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan
induktif maupun deduktif.
BAB II
DATA DAN SKALA PENGUKURAN

A Pengantar
Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan penelitian
ilmiah adalah tersedianya data yang valid dan reliabel. Data yang valid dan
reliabel akan diperoleh bila sudah dipahami struktur organisasi dari data,
jenis-jenis data, sumber data, dan teknik pengumpulan data. Data penelitian
yang diperoleh baik berupa angka maupun non angka (berupa keterangan)
adalah merupakan fakta empiris atas gejala atau penomena yang akan
dipelajari. Data penelitian yang valid dan reliabel akan menghasilkan
kesimpulan penelitian yang representatif.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah metode
ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat
menyebutkan jenis-jenis data, sumber data, teknik pengumpulan data, serta
dapat menjelaskan struktur organisasi data.
D. Materi Pembahasan
1. Pengertian
Pada dasarnya konsep dan teori adalah abstraksi tentang obyek dan
kejadian yang digunakan peneliti untuk menggambarkan fenomena yang
diteliti. Fungsi konsep sebagai alat untuk mengidentifikasi fenomena yang
di observasi, sedang teori adalah jalur logika atau penalaran yang
digunakan peneliti untuk menerangkan hubungan antar fenomena yang
diteliti. Dalam penelitian sosial konsep harus di hubungkan dengan realita.
Untuk itu harus dilakukan pengukuran atas gejala-gejala yang diamati
sehingga memperoleh apa yang di sebut data.

17
18

2. Jenis-jenis Data
Berdasarkan sifatnya, data di dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
a. Data kualitatif adalah data yang berupa keterangan atau informasi
misalnya keterangan tentang kemajuan pembangunan, stabilitas
keamanan, pemerataan pendapat dan lain-lain.
b. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka misalnya jumlah
penduduk, tingkat pendapatan, laju inflasi, suku bunga dan lain-lain.
Data kuantitatif dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1) Data Diskrit/Nominal/Dikotomi adalah data yang diperoleh dari
hasil perhitungan yang berupa bilangan bulat dan hanya dapat di
golongkan secara katagori. Contoh, Jenis Kelamin : 1 = Pria; dan
2 = Wanita. Status perkawinan: 1 = kawin; dan 2 = tidak kawin
2) Data Kontinum / Politomi adalah data yang diperoleh dari hasil
pengukuran yang memiliki variasi menurut tingkatannya. Contoh:
data kepuasan pelanggan : sangat puas, puas, cukup puas, tidak
puas, sangat tidak puas. Selanjutnya data kontinum dapat dibagi
menjadi :
a) Data Ordinal; adalah data berbentuk ranking atau peringkat dengan
jarak yang tidak sama. Skala ordinal disebut juga skala berjenjang
yang menggolong-golongkan subyek menurut jenjangnya.
b) Data interval; adalah data berupa ranking yang mempunyai jarak
sama, tetapi tidak memiliki angka nol mutlak.
c) Data ratio; adalah data berupa ranking, mempunyai jarak yang
sama, dan memiliki nilai nol mutlak.
Pemahaman tentang berbagai jenis data ini sangat penting dalam suatu
penelitian sosial. Penelitian terhadap gejala-gejala nominal / dikotomi
mempunyai kegunaan yang sangat terbatas. Ia menjadi ciri pokok daripada
penelitian eksploratif yang maksudnya semata-mata untuk mengetahui ada
tidaknya perbedaan, ada tidaknya hubungan tanpa dapat menjelaskan lebih
jauh dari pola hubungan atau pola perbedaan yang terjadi. Sedang
penelitian terhadap gejala-gejala kontinum dimana datanya memiliki
variasi atau peringkat mempunyai kegunaan yang lebih luas yaitu
19

disamping penelitian ini dapat menjelaskan ada tidaknya hubungan tapi


juga mampu menjelaskan pola hubungan yang terjadi dari fefnomen-
fenomena yang diselidiki. Perbedaan sifat data ini juga akan berimplikasi
kepada perbedaan di dalam memilih alat analisis yang akan dipergunakan
pada saat pengolahan data.
3. Sumber Data
a. Data Primer; adalah data yang diperoleh dan diolah secara langsung
dari lokasi penelitian.
b. Data Sekunder; adalah data yang didapatkan secara tidak langsung
dari berbagai sumber yang ada hubungannya dengan permasalahan
penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi (Observation) ; adalah teknik pengumpulan data dimana
peneliti datang secara langsung mengamati situasi kondisi
gejala/fenomena ke lokasi penelitian.
b. Wawancara (Intervew); adalah teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan wawancara langsung dengan responden.
c. Daftar Pertanyaan (Questionaire) ; adalah merupakan teknik
pengumpulan data dengan jalan menyebarkan angket/daftar pertanyaan
kepada responden.
d. Dokumentasi (Documentation); adalah teknik pengumpulan data
melalui penelusuran informasi dari sumber-sumber yang diakui
keabsahannya.
5. Skala Pengukuran
Keberadaan data yang valid dan reliabel adalah penting untuk
menghasilkan penelitian yang berkualitas. Permasalahan utama dalam
penelitian sosial yang menggunakan pendekataan kuantitatif adalah
bagaimana mengukur variabel penelitian yang sebetulnya merupakan
fenomena sosial agar data yang dihasilkan adalah data kuantitatif berupa
angka.

Untuk tujuan ini, skor jawaban dari pertanyaan- pertanyaan yang akan
diajukan kepada responden harus dibuat dengan menetapkan hal-hal
sebagai berikut:
20

a. Range ( jejang ) skor jawaban : Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan


yang dibuat harus ditetapkan terlebih dahulu range / jenjang skor
jawabannya.. Contoh penelitian yang menggunakan jenjang 3, yaitu: 1
= rendah ; 2 = cukup ; 3 = tinggi. Penelitian yang menggunakan
jenjang 5, yaitu: 1 = sangat tidak setuju ; 2 = tidak setuju ; 3 = netral ; 4
= setuju ; 5 = sangat setuju.

b. Bobot Skor pada setiap pertanyaan; pada tahap ini peneliti harus
menetapkan bobot skor dari masing-masing pertanyaan. Bobot skor
pada setiap pertanyaan, bisa sama dan bisa tidak sama
6. Jenis-jenis Skala Pengukuran
a. Skala Likert
Skala ini biasanya dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
prestasi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan menggunakan skala likert variabel yang akan diulkur di
jabarkan menjadi indikator variabel sebagai dasar untuk menyusun
item-item pertanyaan instrumen penelitian. Contoh: misalnya akan
diadakan survai terhadap 100 karyawan PT. XYZ, tentang akan di
berlakukannya sistem penggajian yang baru. Berdasarkan data yang
telah dikumpulkan, maka diketahui :
Jumlah jawaban sangat setuju = 25 orang
Jumlah jawaban setuju = 40 orang
Jumlah jawaban cukup setuju = 5 orang
Jumlah jawaban tidak setuju = 20 orang
Jumlah jawaban sangat tdk setuju = 10 orang

Agar data yang telah dikumpulkan dapat dianalisis lebih lanjut, maka
terlebih dahulu jawaban atas pertanyaan dalam instrumen harus
diberikan skor . Jawaban sangat tidak setuju di beri skor 1, jawaban
tidak setuju diberi skor 2, jawaban cukup setuju diberi skor 3, jawaban
setuju diberi skor 4, dan jawaban sangat setuju diberi skor 5. Data
tersebut dapat dianalisis sebagai berikut :
 Jumlah skor 25 orang menjawab sangat setuju (ss): 25x5 = 125
 Jumlah skor 40 orang menjawab setuju (s) : 40x4 = 160
21

 Jumlah skor 5 orang menjawab cukup setuju (cs) : 5 x 3 = 15


 Jumlah skor 20 orang menjawab tidak setuju (ts) : 20x2 = 40
 Jumlah skor 10 orang menjawab sts :10x1 = 10
Jumlah = 350

Jumlah skor ideal ( kriterium ) untuk seluruh item pertanyaan adalah


sebagai berikut : 5 x 100 = 500 ( sangat setuju ).
Jumlah skor terendah adalah : 1 x 100 = 100 ( sangat tidak setuju ).
Dengan demikian maka tingkat persetujuan terhadap pemberlakuan
sistem penggajian yang baru adalah sebesar : 350/500 x 100% =
70%.
b. Skala Guttman
Skala ini biasanya dipergunakan untuk mengukur jawaban yang tegas
dari responden seperti ya - tidak, pernah - tidak pernah. Data yang
diperoleh dengan menggunakan metode ini adalah data interval atau rati.
c. Semantic Defferensial
Metode ini dikembangkan oleh Osggod. Metode ini biasanya
dipergunakan untuk mengukur sikap yang bentuknya disusun dalam satu
garis kontinum, dimana jawaban sangat positif berada di bagian kanan
garis, dan jawaban sangat negatif terletak dibagian kiri. Responden dapat
memberi jawaban pada rentang jawaban sangat positif sampai dengan
sangat negatif sesuai dengan persepsi responden. Contoh: Berikan nilai
tetang gaya kepemimpinan manager anda

1 Bersahabat 5 4 2 1 Bermusuhan
2 Tepat janji 5 4 2 1 Lupa janji
3 Sabar 5 4 2 1 Suka marah
Penuh
4 5 4 2 1 Egois
perhatian
Memberikan
kepercayaan
5 5 4 2 1 Mendominasi
kepada
bawahan
22

d. Rating Scala
Data yang diperoleh dengan metode rating scala berupa angka dan
kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Contoh: seberapa
tinggi pengetahuan anda tentang mata kuliah - mata kuliah berikut ini,
sebelum dan sesudah diklat.
Kriteria Penilaian:
1) 0 = Bila sama sekali belum tahu
2) 1 = Bila mengetahui sampai dengan 25 %
3) 2 = Bila mengetahui sampai dengan 50 %
4) 3 = Bila mengetahui sampai dengan 75 %
5) 4 = Bila mengetahui sampai dengan 100 %
Mohon dijawab dengan cara melingkari nomor sebelum dan sesudah
latihan :
Pengetahuan Mata kuliah Pengetahuan
sebelum diklat sebelum diklat
0 1 2 3 4 Komunikasi 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Tata ruang kantor 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Sistem laporan 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Pemasaran 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Akuntasi 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Statistik 0 1 2 3 4

Metode ini sangat efektif digunakan untuk melihat sejauh mana perubahan
peningkatan pemahaman tentang mata kuliah yang terjadi antara sebelum
diadakannya diklat dan sesudahn diklat.

E. Latihan Soal-Soal
Jawab dengan jelas dan singkat dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang saudara ketahui tentang data ?
2. Jelaskan dengan menggunakan diagram struktur organisasi data !
3. Jelaskan dengan menggunakan contoh apa yang dimaksud dengan data
ordinal ?
4. Jelaskan perbedaan data interval dengan ratio !
23

5. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam menentukan skala


pengukuran ?
6. Skala pengukuran apa kiranya yang paling tepat dipergunakan mengukur
sikap?
7. Sebutkan dan jelaskan sumber-sumber data penelitian!
8. Apa yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data dengan kuesioner?
9. Apa keuntumngan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik
wawancara?
F. Kesimpulan
Data adalah bagian terpenting yang harus dipahami dalam suatu
kegiatan penelitian. Hal ini disebabkan karena data adalah merupakan bahan
baku yang akan diolah/diproses untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan
yang ada. Jika data yang terkumpul tidak valid dan tidak reliabel, maka akan
mendapatkan hasil penelitian yang tidak valid juga.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Pengantar
Peneltian ilmiah adalah merupakan upaya manusia untuk mendapat
kebenaran melalui cara-cara ilmiah yang sudah mempunyai proses dan
prosedur sistimatis yang baku dan standar. Prosedur yang sistimatis adalah
merupakan urut-urutan langkah yang dibuat sedemikian rupa, dimana langkah
2 baru dapat dikerjakan bila langkah 1 sudah selesai, demikian seterusnya.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat
menyebutkan dan menjelaskan tahap-tahap kegiatan penelitian.
D. Materi Pembahasan
1. Proses Penelitian
Penelitian kuantitatif didasarkan pada paradigma positivisme dengan
berlandaskan pada asumsi mengenai obyek empiris. Asumsi pertama
bahwa obyek / fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis,
struktur, bentuk dan sebagainya.
Asumsi kedua adalah determinisme (hubungan sebab-akibat). Asumsi ini
mengatakan bahwa setiap gejala ada yang menyebabkan. Berdasarkan
asumsi pertama dan kedua maka peneliti dapat memilih variabel yang
diteliti, dan mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang
lain.
Asumsi ketiga adalah bahwa suatu gejala tidak akan mengalami perubahan
dalam waktu tertentu. Kalau gejala yang diteliti itu berubah terus maka
akan sulit untuk diteliti.
Penelitian pada prinsipnya adalah untuk menjawab suatu permasalahan.
Masalah merupakan penyimpangan daripada yang seharusnya terjadi
dengan apa yang sesungguhnya terjadi. Penelitian kuantitatif bertolak dari
24
25

studi pendahuluan dari obyek yang diteliti melalui pengamatan fakta-fakta


empiris. Supaya peneliti dapat merumuskan masalah dengan baik, maka
peneliti harus menguasai teori.
Kajian fakta-fakta empiris yang berlandaskan kerangka konsep dan teori
dari fenomena-fenomena yang diteliti. Model hubungan ini akan
dirumuskan dengan jelas melalui perumusan hipotesis.
Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang
berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Proses penelitian kuantitatif
dapat juga di lakukan secara berulang-ulang dalam rangka untuk
mendapatkan konsistensi atau reliabilitas data penelitian dan sebagai
pembuktian.
2. Presedur Penelitian
Secara garis besar prosedur penelitian dapat di bagi menjadi 3 (tiga) yaitu
a. Perancangan penelitian
b. Pelaksanaan penelitian
c. Pembuatan laporan penelitian
Untuk mendapat gambaran yang lebih rinci tentang prosedur pelaksanaan
penelitian, maka prosedur penelitian yang teridri dari perancangan,
pelaksanaan dan pembuatan laporan penelitian dapat diuraikan menjadi:
1) Identifikasi masalah
2) Studi pendahuluan
3) Merumuskan masalah
4) Merumuskan anggapan dasar
4a) Merumuskan hipotesis
5) Memilih pendekatan
6) Menentukan variabel dan sumber data
7) Menyusun instrumen
8) Mengumpulkan data
9) Analisis data
10) Membuat kesimpulan
11) Membuat laporan
Langkah ke - 1 sampai dengan ke – 6 adalah rincian dari kegiatan
pembuatan rancangan penelitian, langkah ke – 7 sampai dengan ke – 10
26

merupakan pelaksanaan penelitian, langkah terahir sama dengan


pembuatan laporan penelitian.
BAGAN ARUS PENELITIAN

Langkah 1
Identifikasi Masalah

Langkah 2
Studi Pendahuluan

Langkah 3
Merumuskan Masalah

Langkah 4
Merumuskan Anggapan Dasar
Langkah 4. a
Hipotesis

Langkah 5
Memilih Pendekatan

Langkah 6 a. Langkah 6 b.
Menentukan Variabel Menentukan sumber data

Langkah 7
Menyusun Instrumen Penelitian

Langkah 8
Mengumpulkan Data

Langkah 9
Analisis Data

Langkah 10
Menarik Kesimpulan

Langkah 11
Menyusun laporan
27

E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyan pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan prosedur penelitian ?
2. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap kegiatan penelitian yang termasuk
dalam kelompok perencanaan !
3. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap kegiatan penelitian yang termasuk
dalam kelompok pelaksanaan !
4. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap kegiatan penelitian yang termasuk
dalam kelompok pelaporan dan publikasi !
5. Apakah tahap-tahap kegiatan penelitian tersebut dapat dirubah sesuai
dengan kemampuan ? Jelaskan jawaban saudara !
F. Kesimpulan
Salah satu syarat yang harus diikuti dalam penelitian ilmiah adalah
bahwa tahap-tahap peneltian harus dikerjakan sesuai dengan urutan yang ada.
Prosedur peneltian tersebut sudah standar dan baku, dimulai dari identifikasi
masalah, perumusan masalah sampai pada pelaporan dan pempublikasian
laporan penelitian.
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH

A. Pengantar
Tujuan utama peneltian adalah menemukan, menguji, dan
mengembangkan teori tertentu sehingga dapat memecahkan berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh manusia beserta lingkungannya. Oleh
karena itu dalam suatu kegiatan peneltian yang pertama ada adalah masalah.
Upaya untuk menemukan akar masalah dari suatu penomena/gejala bukanlah
hal yang mudah. Pengidentifikasian masalah dapat dilakukan dengan
berbagai cara, antara lain : mengkaji secara cermat melalui teori-teori faktor-
faktor yang mungkin menjadi penyebab dari suatu gejala, mengadakan
observasi ke lokasi kejadian, bertemu dengan orang atau tokoh masyarakat
yang dapat memberikan informasi dari penomena yang miuncul, dan lain
sebagainya.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat
menyebutkan, menjelaskan, dan mengimplementasikan teknik mengadakan
pengidentifikasian masalah sehingga dapat detemukan masalah utama dari
suatu gejala/penomena yang terjadi.
D. Materi Pembahasan
1. Sumber Masalah
Mengidentifikasi dan memilih masalah penelitian adalah suatu langkah
awal dari suatu kegiatan penelitian. Bagi orang yang belum
berpengalaman meneliti, menentukan dan memilih masalah penelitian
bukanlah pekerjaan yang mudah, dan bahkan boleh dikatakan sulit.
Seringkali bahwa fenomena yang muncul kepermukaan dari suatu fakta /
realita bukan merupakan akar permasalahannya. Untuk itu diperlukan

28
29

pengamatan yang sungguh-sungguh agar mendapatkan akar permasalahan


atas fakta yag terjadi.
Pada dasarnya masalah timbul karena adanya tantangan, adanya halangan /
rintangan, adanya gap antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang
sesungguhnya terjadi. Pengidentifikasian dan perumusan masalah
bertujuan untuk mencari dan menemukan jawaban atas permasalah yang
ada.
Sebenarnya banyak sekali masalah yang perlu dipecahkan yang berada di
sekeliling kita. Yang menjadi kendala untuk memperoleh masalah adalah
kesanggupan peneliti menggali dan mengidentifikasi masalah serta
mengetahui sumber-sumber dimana masalah penelitian dapat diperoleh.
Sumber-sumber masalah penelitian antara lain :
1 Pengamatan tehadap kegiatan manusia
2 Buku-buku ilmu pengetahuan
3 Membaca hasil penelitian orang lain
4 Pengalamanan dan catatan pribadi
5 Pengamatan terhadap lingkungan
6 Diskusi-diskusi ilmiah.
2. Masalah dan Judul Penelitian
Masalah dan judul penelitian adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Dari rumusan judul penelitian, kita sudah dapat membayangkan terhadap
perumusan permasalahannya. Pemilihan dan penentuan masalah / judul
penelitian harus memprtimbangkan empat hal sebagai berikut:
a. Penelitian harus menarik minat peneliti; kegiatan penelitian merupakan
pekerjaan yang dapat menguras tenaga, pikiran, waktu, dan biaya dari
peneliti. Untuk itu masalah atau judul penelitian harus berdasarkan atas
minat peneliti. Karena hal ini dapat dijadikan motivasi untuk
menyelesaikan kegiatan penelitiannya secara tuntas. Maslah minat
peneliti biasanya di hubungkan dengan bidang keahlian ilmu
pengetahuan peneliti agar peneltian dapat dilaksanakan
b. Ada 4 (empat) hal sebagai pertimbangan agar penelitian dapat
dilaksanakan (ditinjau dari diri peneliti) :
30

1) Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah tersebut.


Artinya peneliti menguasai teori, metode dan teknik analisis untuk
memecahkan permasalahannya.
2) Peneliti mempunyai waktu yang cukup untuk mengerjakannya.
3) Peneliti mempunyai tenaga / fisik yang cukup kuat mengerjakan
tugas-tugas penelitian.
4) Peneliti mempunyai dana yang cukup untuk menyelesaikan tugas
penelitian.
c. Tersedia faktor pendukung; faktor pendukung yang bersifat eksternal
ini sangat dibutuhkan demi kelancaran pelaksanaan penelitan. Faktor-
faktor tersebut adalah : (1) tersedianya data sehingga pertanyaan
penelitian dapat dijawab, dan (2) adanya izin dari pihak yang
berwenang
d. Hasil penelitian bermanfaat
Suatu penelitian seharusnya dapat memberikan kontribusi positif
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, meningkatkan efektifitas kerja
atau mengembangkan sesuatu.
3. Jenis-Jenis Masalah Peneltian
Jenis atau bentuk masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan
penelitian menurut tingkat eksplanasinya (penjelasannya). Hal ini
disebabkan karena pada dasarnya hasil penelitian nanti digunakan untuk
menjelaskan fenomena berdasarkan data yang terkumpul. Jenis atau
bentuk maslah penelitian adalah sebagai berikut:
a. Permasalahan Deskriptif; adalah suatu permasalahan yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel secara mandiri.
Penelitian ini tidak bertujuan mencari hubungan antara variabel yang
diteliti.
b. Permasalahan komparatif; adalah suatu permasalhan penelitian yang
bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua
atau lebih sampel yang berbeda.
c. Permasalah asosiatif; adalah suatu permasalahan yang bersifat
hubungan antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Terdapat tiga
bentuk hubungan permasalahan asosiatif yaitu :
31

1) Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau


lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan
kausal maupun interaktif.. Contoh : hubungan antara tinggi bada
dengan prestasi kerja dibidang pemasaran.

2) Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Jadi


disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan
variabel dependen (variabel dipengaruhi) Contoh: adakah
pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja karyawan.

3) Hubungan interaktif / resiprocal/ timbal balik adalah hubungan


yang saling mempengaruhi; disini tidak diketahui mana variabel
independen dan mana variabel dependen. Contoh: hubungan
antara kecerdasan dengan kekayaan, kecerdasan dapat
menyebabkan kaya, demikian juga kekayaan dapat meningkatkan
kecerdasan karena gizi terpenuhi.
4. Merumuskan Judul Penelitian
Ada yang berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya ditulis selengkap
mungkin, sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak
peneliti dengan kgiatannya itu. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa
judul penelitan sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca mengetahui
maksud lebih lanjut dari judul tersebut harus membaca penjelasan di
bagian lain. Pada dasarnya judul penelitian yang lengkap diharapkan
mencakup hal-hal sebagai berikut:.
a. Sifat dan jenis penelitian : apakah jenis permasalahan penelitian
termasuk penelitian deskriptif, komperatif, atau asosiatif
b. Obyek yang diteliti : dalam judul sudah dirumuskan secara jelas pola
hubungan dari varabel yang diteliti.
c. Subyek penelitian : adalah bahwa judul penelitian sudah diberi
petunjuk tentang subek / responden dan yang dijadikan sumber
informasi.
d. Lokasi / daerah penelitian : adalah judul penelitian yang baik biasanya
sudah mencantumkan tentang lokasi penelitian akan diadakan.
32

e. Tahun / waktu penelitian dengan mencantumkan tahun penelitian pada


judul berarti peneliti sudah berupaya untuk melakukan pembatasan
masalah penelitian.
Syarat-syarat judul penelitian yang baik antara lain :
a. Menarik artinya penelitian yang akan dilaksanakan permasalahannya
sedang hangat dibicarakan, belum pernah ada yang meneliti dan
permasalahan penelitian mempunyai dampak yang luas.
b. Singkat dan jelas bahwa judul penelitian harus dibuat singkat namun
juga harus jelas.
c. Tidak ambigu; bahwa judul penelitian harus diupayakan tidak
memberikan multi interpretasi.
d. Mencerminkan masalah yang akan diteliti ; artinya bahwa dalam judul
penelitian sudah dirumuskan dengan jelas tentang pola/bentuk
hubungan dari varabel-variabel yang akan diteliti.
E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!:
1. Apa tujuannya mengadakan identifikasi masalah peneltian?
2. Sebutkan dan jelaskan teknik pengidentifikasian masalah penelitian!
3. Sebutkan dan jelaskan apa yang dapat dianggap sumber masalah!
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis masalah peneltian!
5. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat judul penelitian yang baik!
6. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam memilih msalah/judul
peneltian?
7. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar peneltian
dapat terlaksana dengan baik!
F. Kesimpulan
Seringkali fenomena yang muncul kepermukaan sebenarnya bukanlah
merupakan akar dari permasalahan. Untuk itu perlu dilakukan
pengidentifikasian masalah secara cermat dan tepat agar dapat ditemukan
akar permasalah yang sebenarnya agar peneltian dapat terlaksana secara
efektif dan efisien.
BAB V

MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN

A. Pengantar
Peneltian ilmiah adalah suatu upaya untuk mendapatkan kebenaran
melalui cara-cara dan proses tertentu yang mempunyai ciri-ciri ilmiah.
Dengan demikian, masalah penelitian harus dirumuskan secara jelas, tegas
dan memungkinkan untuk dicari jawabannya. Perumusan masalah harus
terukur, sehingga dapat diketahui apakah kesimpulan penelitian sudah
merupakan jawaban atas masalah yang ada.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat
menyebutkan, menjelaskan, serta mempraktekkan teknik-teknik untuk
merumuskan masalah penelitian dengan baik sesuai dengan kaedah-kaedah
yang ada.
D. Materi Pembahasan
1. Manfaat Perumusan Masalah

Sudah dijelaskan dalam Bab IV. Identifikasi masalah, bahwa fenomena


atau permasalahan yang muncul atas realita / fakta jumlahnya mungkin
banyak sekali. Misalnya ditemukan fakta dari sebuah perusahaan yang
selama tiga periode terakhir menunjukkan laba usaha atas pemasaran
produk baru mengalami penurunan secara signifikan. Ada banyak
fenomena yang muncul dan dapat diduga sebagai faktor penyebab
penerimaan laba perusahaan yang mengalami penurunan. Fenomena-
fenomena tersebut antara lain : menurunnya kinerja karyawan bagian
perusahaan, kualitas produk, perubahan selera konsumen, hadirnya
pesaing-pesaing baru, menurunnya daya beli masyarakat dan sebagainya.
Agar penelitian menjadi fokus maka peneliti harus menetapkan dan
merumuskan permasalahan penelitian dengan jelas.

33
34

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa perumusan masalah akan


bermanfaat untuk mempertegas masalah penelitian atas berbagai
fenomena yang terjadi. Di samping itu perumusan masalah juga
bertujuan untuk memberikan keyakinan bahwa permasalahan penelitian
khususnya tentang pola atau model hubungan antar variabel adalah
merupakan problematik penelitian yang didasarkan atas gejala empiris,
kerangka konsep, teori dan didukung oleh penelitian-penelitian
terdahulu.
2. Teknik Perumusan Masalah
Perumusan masalah merupakan awal dari segenap proses ilmiah yang
sangat menentukan keberhasilan penelitian. Makin tegas dan terarah
perumusan masalah penelitian, maka akan memperjelas peneliti untuk
mengerjakan tahap-tahapan penelitian.
Fraenkel dan Wallen dalam Sugiyono (2005) mengemukakan bahwa
masalah penelitian yang baik adalah :
a. Masalah harus feasible; dalam arti masalah tersebut harus dapat
dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak
menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
b. Masalah harus jelas; yaitu semua orang memberikan persepsi yang
sama terhadap masalah tersebut.
c. Masalah harus signifikan; dalam arti jawaban atas masalah tersebut
harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan
pemecahan masalah kehidupan manusia.
d. Masalah bersifat etis; yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang
bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama.
Selanjutnya Tuckman (1998) menambahkan rumusan masalah yang baik
adalah yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih,
dinyatakan dalam bentuk kalimat tanya atau secara implisif mengandung
pertanyaan.
3. Bentuk – Bentuk Masalah Penelitian
a. Permasalahan deskriftif; adalah suatu permasalahan berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel secara mandiri baik
hanya pada satu variabel atau lebih. Jadi dalam penelitian ini peneliti
35

tidak bermaksud untuk mencari hubungan antar variabel,


membandingkan variabel dari sampel yang berbeda. Contoh
penelitian deskriptif adalah penelitian-penelitian yang bermaksud
mengetahui potensi pasar, kemampuan daya beli terhadap barang
tertentu, dan sebagainya.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
1). Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan PT. ABC.
2). Seberapa baik interaksi kerja karyawan di industri A.
3). Seberapa baik tanggapan masyarakat terhadap produk baru
shampoo merk Z.
4). Seberapa tinggi penjualan produk elektronik merk “LUV” di
Kotamadya Denpasar.
b. Permasalahan komparatif adalah permasalahan penelitian yang
bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada
dua atau lebih sampel yang berbeda.
Contoh perumusan masalah komparatif :
1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri,
BUMN dan swasta? (satu variabel pada tiga sampel).
2) Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
3) Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara
pegawai swasta nasional dan perusahaan Asing (dua variabel
pada dua sampel)
4) Adakah perbedaan kuantitas dan kiralitas produktivitas antara
pegawai pria dan wanita pada industri garment di Kota A
c. Permasalahan Asosiatif; suatu pertanyaan peneliti yang bersifat
meneliti hubungan antara dua variabel atau lebih. Bentuk
permasalahan ini ada 3 (tiga), yaitu :
1) Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau
lebih yang munculnya secara bersamaan.
Contoh:
a) Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan
dengan jumlah sepatu yang dibeli?
36

b) Adakah hubungan antara sering datang ke gunung Kawi


dengan prestasi bisnis?
c) Adakah hubungan tinggi badan dengan kemampuan
pemasaran?
2) Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat
Contoh ::
a) Adakah pengaruh yang signifikan antara kemampuan kerja,
motivasi terhadap prestasi kerja karyawan di perusahaan B?
b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan manajer terhadap
iklim kerja di prusahaan Z?
c) Adakah pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan PT. XXX?
3) Hubungan interaktif / resiprocal / timbal balik adalah hubungan
yang saling mempengaruhi sehingga sulit untuk ditentukan
antara variabel bebas dan variabel terikat. Contoh rumusan
masalah resiprocal:
a) Hubungan antara motivasi dan prestasi, disini dapat
dinyatakan motivasi mempengaruhi prestasi dan juga prestasi
dapat mempengaruhi motivasi.
b) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan.
4. Merumuskan Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah merupakan harapan jawaban atas perumusan
masalah penelitian. Dalam rumusan permasalahan penelitian ditanyakan
tentang apa pokok permasalahan yang akan dikaji / diteliti maka dalam
rumusan tujuan ditetapkan tentang pernyataan dari jawaban yang
diharapkan dari suatu penelitian.
Contoh:
a. Rumusan tujuan atas permasalahan : seberapa tinggi tingkat
produktivitas kerja karyawan di perusahaan A?, adalah : untuk
mengetahui tingkat produktivitas kerja karyawan di perusahaan A.
b. Untuk rumusan masalah : adakah perbedaan tentang kemampuan dan
disiplin kerja antara karyawan perusahaan swasta nasional dengan
karyawan perusahaan asing? Rumusan tujuannya adalah untuk
37

mengetahui perbedaan kemampuan dan disiplin kerja karyawan


antara perusahaan swasta nasional dengan perusahaan asing.
c. Rumusan masalah : adakah pengaruh yang signifikan antara kualitas
pelayanan terhadap kepuasan pelanggan PT. XXX?
d. Tujuan :untuk mengetahui besarnya pengaruh kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan PT. XXX.
5. Manfaat Penelitian
Manfaat atau kegunaan penelitian dapat dilihat dari berbagai aspek antara
lain:
a. Manfaat penelitian ditinjau dari kontribusi hasil penelitian terhadap
permasalahan pembangunan nasional.
b. Manfaat penelitian ditinjau dari aspek lokasi dimana penelitian
dilaksanakan. Dalam hal ini hasil penelitian hendaknya dapat
memberikan rekomendasi positif atas permasalahan yang dijadikan
pusat kajian penelitian.
c. Manfaat bagi peneliti adalah merupakan media bagi peneliti untuk
belajar dan peka terhadap berbagai fenomena sesial yag terjadi dan
berupaya untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada.
d. Kegunaan yang sangat penting dari suatu penelitian adalah bahwa
hasil penelitian harus dapat memberi sumbangan tehadap
perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Kenapa rumusan masalah penelitian harus dibuat dalam bentuk
pertanyaan?
2. Apa hubungan masalah peneltian dengan judul penelitian?
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis masalah penelitian!
4. Bagaimana merumuskan tujuan peneltian?
5. Jelaskan manfaat peneltian dari aspek teoritis!
F. Kesimpulan
Masalah peneltian harus dibuat tegas dan memungkinkan untuk dicari
jawabannya. Sebagai penelti pemula, perumusan masalah sebaiknya dibuat
dalam bentuk pertanyaan.
BAB VI
MENENTUKAN PENDEKATAN PENELITIAN

A. Pengantar
Pada dasarnya pendekatan penelitian adalah merupakan upaya peneliti
untuk memilih salah satu metode pendekatan yang dipandang paling cocok,
yaitu yang paling sesuai dengan data yang akan diperoleh, tujuan penelitian,
dan masalah yang akan dicarikan solusinya. Pertimbangan lainnya adalah
masalah efisiensi, yaitu dengan memperhatikan keterbatasan dana, tenaga,
waktu, dan kemampuan peneliti. Dengan demikian pendekatan penelitian yang
paling baik adalah yang efektif dan efisien, yaitu pendekatan penelitian yang
dapat menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat
sehingga dapat menghemat biaya, tenaga, dan waktu.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat
menyebutkan, menjelaskan, serta menetapkan pendekatan penelitian yang
sesuai dengan jenis dan sifat penelitian.
D. Materi Pembahasan
1. Jenis-Jenis Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, tergantung
dari sudut pandangnya.
Jenis-jenis pendekatan penelitian adalah :
a. Menurut luas sempitnya pengamatan :
1) Pendekatan populasi
2) Pendekatan sampling
3) Pendekatan kasus
b. Menurut timbulnya variabel :
1) Pendekatan non eksperimen
38
39

2) Pendekatan eksperimen
c. Menurut sifat penelitian :
1) Penelitian kasus (case studies)
2) Penelitian kausal komperatif
3) Penelitian koreksi
4) Penelitian historis
d. Menurut model pengembangan / pertumbuhan :
1) One shot model; model pendekatan dengan satu kali pengumpulan
data pada suatu saat.
2) Longitudinal model; model pendekatan dengan melakukan
pengumpulan data secara berkesinambungan (time-series).
3) Cross sectional model; model pendekatan yang merupakan
kombinasi antara model a dan b.
Hampir dapat dipastikan bahwa dalam rangka memilih pendekatan
penelitian yang efektif dan efisien, pendekatan berdasarkan luas-
sempitnya pengamatan mempunyai arti yang sangat penting, dan
menjadi fokus pembahasan bab ini.
2. Populasi dan Sampel
Poplasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang
mempunyai sifat dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimplan. Jadi populasi bukan
hanya orang, tetapi juga obyek yang menjadi seluruh pengamatan, seperti
misalnya meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
subyek.
Sedang sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan sebagai
pusat kajian atau pengamatan bila populasinya besar dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua populasi, maka karena keterbatasan waktu,
tenaga, kemampuan, dan dana, maka peneliti dapat menggunakan sampel.
Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif ( mewakili ).
Contoh penelitian populasi adalah penelitian sensus, seperti ; penelitian
sensus penduduk, sensus perekonomian nasional, sensus pertanian, dan
sebagainya. Sedang contoh penelitian sampel, seperti : analisis persepsi
40

konsumen terhadap kualitas produk sabun mandi cair merk Lux di


Denpasar.

3. Metode Penentuan Sampel


Persoalan mendasar dalam tahap penentuan sampel adalah berapa besarnya
sampel (sampel size) yang harus diambil untuk mendapatkan data yang
representatif. Ada empat faktor yang harus di pertimbangkan dalam
menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian, yaitu :
a. Derajat keseragaman ( degree of homogenity ); adalah berhubungan
dengan tingkat homogenitas sifat dan karakteristik dari populasi.
Makin homogen atau seragam suatu populasi, makin kecil jumlah
sampel yang dapat diambil. Apabila populasi itu homogen atau
seragam secara sempurna ( completely homogenous ), maka satu
satuan elemen saja dari populasi sudah cukup representatif untuk
diteliti. Sebaliknya apabila populasi itu secara sempurna tidak
homogen atau seragam ( completely heterogeneous ), maka hanya
pencacahan lengkap ( sensus ) yang dapat memberikan gambaran
yang representatif.
b. Tingkat presisi yang diinginkan dari penelitian; adalah merupakan
tingkat ketelitian atau persentase kelonggaran ketidak-telitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang dikehendaki dalam penelitian.
Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki makin besar pula
jumlah sampel yang harus diambil. Jadi ukuran sampel yang besar
cendrung memberikan pendugaan yang lebih mendekati nilai
sesungguhnya. Tingkat presisi ini biasanya ditentukan : 5% , 10%, dan
sebagainya.
c. Rencana analisis; adalah besarnya sampel sudah mencukupi sesuai
dengan presisi yang dikehendaki, tapi kalau dikaitkan dengan
kebutuhan analisis, maka jumlah sampel tersebut kurang mencukupi.
Misalnya bila penelitian akan menggunakan teknik analisis statistik
SEM (Structural Equal Modeling), maka persyaratan jumlah
sampelnya minimal 100 responden.
d. Tenaga biaya dan waktu; adalah penentuan jumlah sampel juga harus
mempertimbangkan keberadaan biaya waktu dan tenaga peneliti.
Metode/teknik penentuan sampel, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu :
a. Probabillity sampling
41

Adalah teknik pengambilan sampel yang penentuan sampelnya yang


memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel. Metode ini dapat di bedakan menjadi:
1) Sampel random sampling; adalah teknik pegambilan sampel yang
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada
populasi. Metode ini dapat dilakukan yang paling umum
dipergunakan adalah cara undian dan cara sistematis. Cara undian
dapat dilakukan dengan memberikan nomor pada seluruh anggota
populasi. Selanjutnya dilakukan pengundian atau lotre dengan jalan
mengambil nomor-nomor anggota populasi sebanyak sampel yang
dibutuhkan. Nomor-nomor yang muncul dari cara undian atau lotre
ini adalah merupakan anggota sampel. Sedang cara sistematis
adalah teknik untuk memilih anggota sampel melalui peluang dan
teknik dimana pemilihan anggota sampel dilakukan setelah terlebih
dahulu dimulai dengan penentuan secara acak untuk data pertama.
Sedangkan data berikutnya menggunakan interval tertentu secara
sistematis.
2) Proportional stratified random sampling; adalah teknik penentuan
sampel bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan
berstrata secara proposional.
3) Disproportional stratified random sampling; adalah teknik ini
digunakan untuk menetukan jumlah sampel bila populasi tidak
homogen dan berstrata secara tidak proposional.
4) Cluster sampling ( Area Sampling ); adalah teknik pengambilan
sampel bila obyek yang akan diteliti mencakup daerah atau wilayah
yang sangat luas. Misalnya suatu penelitian meliputi wilayah atau
daerah seluruh Bali. Dengan cluster sampling maksudnya sampel
akan diambil dari empat daerah kabupaten yang ada di Bali.
Penentuan keempat daerah kabupaten tersebut dilakukan secara
acak.
b. Non probabillity sampling
Adalah teknik penentuan sampel dimana tidak seluruh anggota
populasi mempunyai peluang yang sama untuk menjadi anggota
sampel. Teknik sampel ini meliputi:
1) Purposive sampling; adalah teknik pengambilan sampel yang
dilakukan secara disengaja untuk tujuan dan pertimbangan tertentu.
Misalnya penelitian tentang masalah adat atau budaya, maka
sampel yang dipilih adalah anggota populasi yang oleh peneliti
dianggap mempunyai wawasan yang luas atas permasalahan yang
42

diteliti misalnya: tokoh-tokoh masyarakat, bendesa adat, kepala


desa dan sebagainya.
2) Quota sampling ( sampling kuota ); adalah teknik untuk
menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu
sampai jumlah (quota) yang diinginkan.
3) Aksidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
peneliti dapat diambil sebagai sampel ( bila dinilai orang tersebut
cocok sebagai sumber informasi ).
4) Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-
mula jumlahnya kecil, kemudian orang-orang yang dijadikan
sampel ini diminta menunjukkan responden lain untuk dijadikan
sampel lagi, demikian seterusnya sehingga jumlah sampel terus
menjadi banyak.
4. Menentukan Ukuran Sampel
a. Rumus Slovin :
Untuk menentukan berapa jumlah sampel yang dibutuhkan jika
ukuran populasinya diketahui, maka dapat menggunakan rumus slovin
(Umar husein, 2004) sebagai berikut :

Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = tingkat prestasi atau tingkat kelonggaran ketidak-telitian karena
kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir misalnya, 10 %, 5
% dan sebagainya.
Pemakaian rumus slovin mengandung asumsi bahwa populasi
berdistribusi normal.
b. Tabel Isaac dan Michael
Adalah teknik penentuan ukuran smapel dari populasi tertentu dengan
menggunakan tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael,
untuk tingkat kesalahan 1 %, 5 % dan 10 %. Rumus untuk
menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya
adalah sebagai berikut ( Sugiyono, 2005 ) :

S=
43

Dimana:
2 dengan derajat kebebasan = 1, taraf kesalahan : 1 %, 5 %
P = Q = 0,5
d = 0,05
S = jumlah sampel
N = jumlah populasi
c. Interval Taksiran
Jika ukuran populasi tidak diketahui atau sangat besar, maka
penentuan ukuran sampel dapat dilakukan dengan rumus untuk
menaksir nilai parameter rata-rata , sebagai berikut :

atau

Dimana : Z dianggap error (e) dari hasil taksiran, jika error

dikuadratkan, akan didapat : e2 =

Dengan perhitungan matematika, jumlah sampel n dapat ditentukan

menjadi n = Karena standard deviasi populasi tidak

diketahui, maka jalan keluarnya adalah standar deviasi dapat didekati


dengan range (R), yaitu selisih antara data terbesar dengan data

terkecil, sehingga  dapat dicari dengan rumus :

5. Studi Kasus
Studi kasus adalah metode penelitian yang dilakukan secara mendalam
pada obyek dan lokasi tertentu, dimana kesimpulan yang didapatkan dari
penelitian studi kasus ini hanya berlaku di lokasi penelitian itu saja ( tidak
dapat digunakan untuk membuat generalisasi atas kasus yang sama pada
tempat yang lain ).
E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1. Jelaskan apa yang dijadikan dasar dalam penentuan pendekatan
penelitian!
44

2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pendekatan penelitian ditinjau dari luas-


sempitnya pengamatan!
3. Faktor-faktor apa yang harus diperhatikan dalam pemilihan pendekatan
sampling?
4. Bagaimana caranya menentukan besarnya ukuran sampel?
5. Sebutkan dab jelaskan metoda penentuan sampel!
6. Sebutkan dan jelaskan teknik penentuan sampel probability sampling!
7. Sebutkan dan jelaskan teknik penentuan sampel non probability
sampling!
F. Kesimpulan
Adanya keterbatasan yang ada pada peneliti, maka perlu diupayakan
suatu metode pendekatan penelitian yang sesuai dengan sifat dan jenis
penelitian. Kendala menyangkut waktu, biaya, dan tenaga peneliti harus dapat
diupayakan suatu metode pendekatan yang dapat menghasilkan data penelitian
yang valid. Teknik sampling, baik probability sampling maupun non
probability sampling adalah merupakan solusi untuk mengatasi masalah
keterbatasan peneliti.
BAB VII
VARIABEL PENELITIAN

A. Pengantar
Secara teoritis; variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang
atau obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau
satu obyek dengan obyek yang lain (Hacth dan Forkady dalam Sugiyono
2005).
Pendapat lain dari Kerlinger (1973) mengemukakkan bahwa variabel
adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya
tingkat aspirasi, penghasilan pendidikan, jenis-jenis kelamin, produktivitas
kerja dan sebagainya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan
bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat
menyebutkan, menjelaskan, menetapkan variabel penelitian, serta
menentukan pola hubungan diantara variabel penelitian tersebut.
D. Materi Pembahasan
1. Jenis-Jenis Variabel.
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya
maka jenis-jenis variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel independen; variabel ini sering disebut variabel
stimulus, predikator, antecedent, dan dalam bahasa Indonesia sering
disebut variabel bebas. Variabel independen atau bebas adalah
merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan
variabel tersebut.

45
46

b. Variabel dependen; sering disebut sebagai variabel


output, kriteria, konsekuen, terikat. Variabel terikat merupakan variabel
yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
c. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara variabel independen
dengan dependen. Variabel ini sering juga disebut sebagai variabel
independen kedua.
d. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) antara variabel
independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
e. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau
dibuat konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap
dependen tidak di pengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti.
Variabel ini sering di pergunakan peneliti bila akan melakukan
penelitian yag sifatnya membandingkan.
2. Katagorisasi Variabel Penelitian
Pemahaman terhadap keberadaan variabel melalui pengidentifikasi setiap
variabel menjadi variabel yang lebih kecil, indikator, dan item merupakan
syarat mutlak untuk dapat melakukan pengukuran secara benar dari
variabel tersebut.
Memilah-milah variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut katagorisasi,
yakni memecah variabel menjadi katagori-katagori data yang harus
dikumpulkan. Katagori-katagori ini dapat diartikan sebagai indikator
variabel.
Katagori. Indikator, sub-variabel ini akan dijadikan pedoman dalam
merumuskan hipotesis, menyusun isntrumen, mengumpulkan data dan
kelanjutan langkah penelitian. Contoh katagori variabel penellitian:
Judul Penelitian: Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan di
perusahaan XYZ
Konsep Variabel Indikator Item
Motivsi Motivasi kerja 1.kebutuhan 1 kemauan menyelesaikan
Prestasi tugas yang sulit
(achieve- 2 kemauan bekerja keras
ment) mencapai target
3 kemauan
mempertahankan
standar kualitas
4 responsif terhadap
persaingan

2.kebutuhan 1.kemauan menjalin


47

afiliasi hubungan kerja dengan


(afiliation) rekan sejawat.
2.kemauan menjalin
hubungan kerja
dengan rekan sejawat.
3.Kemauan membina
hubungan dengan
rekan sejawat.
4.Aktif bergabung dengan
organisasi serikat
pekerja.

3.Kebutuha 1 Pengendalian
Kekuasaan Lingkungan Kerja.
(Power) 2 Pendekatan kerja yang
inovatif.
3 Kemampuan
penyampaian opini
secara rasional

Prestasi Prestasi kerja 1. Kualitas 1 Ketepatan waktu


Kerja karyawan Hasil Kerja menyelesaikan tugas.
2 Ketelitian hasil tugas.
3 Kerapian hasil tugas.
4 Pengakuan hasil tugas.

2. Kuantitas 1 Jumlah tugas yang


Hasil kerja dapat dihasilkan.
2 Ketuntasan hasil tugas.

3. Sumber Data Penelitian


Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah subyek dari
mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan kuisioner atau
wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber datanya disebut
responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab pertanyaan-
pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya
bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Untuk mempermudah
mengidentifikasi sumber data dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Person; yaitu sumber data yang bisa memberikan informasi baik
secara lisan maupun tertulis.
b. Place; yaitu sumber data yang menyajikan data berupa keadaan.
Misalnya: kelengkapan alat, ruang kerja, disiplin kerja, kinerja
karyawan, motivasi kerja dan sebagainya.
48

c.
Paper; yaitu sumber data yang menyajikan informasi yang dapat
dikumpulkan dari buku-buku, dokumen, laporan dan sebagainya.
E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian?
2. Apa perbedaan variabel dengan konsep penelitian?
3. Sebutkan dan jelaskan, jenis-jenis variabel penelitian!
4. Mengapa variabel intervening yang dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan tidak dapat diamati?
5. Mengapa dalam penelitian menggunakan pendekatan eksperimen harus
ditentukan variabel kontrol?
6. Buatlah contoh judul penelitian dan kemudian susunlah matrik jabaran
variabel, indikator, dan item!
7. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis sumber informasi!
F. Kesimpulan
Landasan pokok pengidentifikasian variabel adalah teori-teori yang
relevan. Melalui kajian secara teoritis akan dapat diidentifikasi dimensi,
indikator, maupun item dari sebuah variabel. Untuk mendapatkan gambaran
yang jelas tentang variabel maka perlu dibuat matrik jabaran konsep, variabel,
dimensi, indikator, dan item. Matrik jabaran atau katagori variabel ini nanti
akan menjadi landasan menyusun instrumen atau kuesioner penelitian.
BAB VIII
PENGUMPULAN DATA

A. Pengantar
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa mengamati dan
mengumpulkan data bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Menurut
Kerlinger (1990), menyatakan bahwa mengobservasi adalah suatu istilah
umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan
dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya dan
mencatatnya.
Mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang melelahkan dan
kadang-kadang sulit. Berjalan dari rumah mengadakan interview atau
membagi angket, belum lagi kalau orang yang dicari tidak ditemui sungguh
merupakan pekerjaan yang membosankan dan memerlukan ketahanan mental.
Sehubungan dengan hal tersebut, seorang pencacah (pengumpul data)
harus memiliki kesabaran dan ketahanan mental yang baik. Pemilihan metode
dan waktu pengumpulan data harus dipertimbangkan secara matang. Semua
ini bertujuan agar data yang terkumpul adalah data yang obyektif, valid, dan
reliabel.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat
menyebutkan, menjelaskan teknik-teknik pengumpulan data.
D. Materi Pembahasan
1. Jenis-Jenis Instrumen Pengumpulan Data
a. Penggunaan Tes
Pada dasarnya jenis data yang dapat diungkap dalam penelitian dapat
dibedakan menjadi tiga janis yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan.
Untuk mengukur ada tidaknya, serta besar–kecilnya kemampuan
obyek yang diteliti, digunakan tes.
Untuk menusia instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan dasar atau pencapaian prestasi. Untuk

49
50

mengukur kemampuan dasar antara lain: tes untuk mengukur


intelegensi (IQ), tes minat, tes bakat dan sebagainya.
b. Penggunaan Angket
Sebagian besar kegiatan penelitian menggunakan kuesioner sebagai
metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Beberapa kelemahan
yang sering terjadi dalam mengumpulkan data dengan menggunakan
metode kuesioner atau angket antara lain: banyak item pertanyaan
yang kosong (tidak ada jawabannya), sering kali kuisioner tidak
dikembalikan oleh responden dan sebagainya.
Untuk memperoleh data yang obyektif dengan menggunakan metode
ini, maka perancangan kuisioner harus memperhatikan hal-hal berikut:
penyusunan pertanyaan disesuaikan dengan tingkat pendidikan
responden, setiap pertanyaan yang ada dalam kuisioner harus
mengukur tentang satu obyek/karakteristik, pertanyaan atau
pernyataan harus tegas sehingga tidak menimbulkan penapsiran
ganda, kuisioner harus dilengkapi dengan petunjuk untuk menjawab.
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Penggunaan Interview
Adalah merupakan metode pengumpulan data dengan jalan
mengadakan wawancara langsung dengan responden. Secara garis
besar, ada dua macam pedoman wawancara, yaitu wawancara
terstruktur dan tidak terstruktur. Wawancara terstruktur, yaitu
pedoman wawancara yang disusun secara terperinci sehingga
menyerupai check–list. Sedang, wawancara tidak terstruktur yaitu
pedoman wawancara yang hanya memuat garis besar yang akan
ditanyakan.
Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi
structured”. Dalam hal ini, mula-mula pewawancara menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu
diperdalam dalam mengorek informasi lebih lanjut.
51

b. Penggunaan Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah
Format yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah
laku yang digambarkan oleh obyek yang diteliti.
Pada dasarnya mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat,
tetapi juga mengadakan penilaian kedalam suatu skala bertingkat.
c. Penggunaan Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui penelusuran
buku transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, laporan yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Metode ini relatif
lebih gampang jika dibandingkan dengan metode pengumpulan data
yang lainnya.
E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Sebutkan dan jelaskan alat-alat pengumpul data!
2. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik pengumpul data!
3. Bila penelitian mencakup pengamatan yang luas, maka teknik
pengumpulan data yang sesuai adalah? Jelaskan dengan contoh!
4. Apa keunggulan teknik pengumpul data wawancara?
5. Bolehkah dalam suatu penelitian menggunakan teknik pengumpul data
lebih dari 1 (satu), jelaskan jawaban anda!
F. Kesimpulan
Keberadaan instrumen dan teknik pengumpul data dalam penelitian
ilmiah adalah sangat penting. Artinya ketepatan dan kesesuaian penggunaan
alat pengumpul data dan teknik pengumpulannya sangat mempengaruhi
keberhasilan penelitian. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan alat dan teknik pengumpulan data, antara lain: jenis penelitian,
luas-sempitnya wilayah pengamatan, dan tingkat keragaman responden.
BAB IX
ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Pengantar
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
mengelompokkan data berdasarkan variabel, mengadakan tabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan ( untuk penelitian yang menggunakan hipotesis ).
Teknik analisis data untuk yang manggunakan statistik, terdapat dua
macam statistik yang digunakan untuk analisis data penelitian, yaitu statistik
deskriptif dan statistik inferensial.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat, menjelaskan
dan mengaplikasikan teknik-teknik analisis data penelitian.
D. Materi Pembahasan

1. Statistik Deskriptif dan Inferensial


Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
umum atau generalisasi. Dengan kata lain, statistik deskriptif dapat
digunakan peneliti bila ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak
membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi. Tapi bila peneliti ingin
membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi, maka teknik analisis
yang digunakan adalah statistik Inferensial.
Termasuk dalam statistik deskriptif antar lain adalah penyajian data
melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram perhitungan modus,
median, mean, standar deviasi perhitungan persentase.

52
53

Menurut Sugiyono (2005), menyatakan bahwa statistik deskriptif juga


dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui
analisis korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat
perbandingan. Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi,
regresi atau membandingkan dua rata-rata atau lebih tidak perlu diuji
signifikasinya. Jadi secara teknis dapat diketahui bahwa dalam statistik
deskriptif tidak ada uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan karena
peneliti tidak bermaksud membuat generalisasi, sehingga tidak ada
kesalahan generalisasi.
Statistik inferensial sering juga disebut statistik induktif atau statistik
probabilitas, adalah teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis
data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini juga
disebut statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk
populasi berdasarkan data sampel yang kebenarannya bersifat peluang
(probability). Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan
untuk populasi, mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran
(kepercayaan) yang dinyatakan dalam bentuk persentase. Bila peluang
kesalahan 5% maka taraf kepercayaannya 95%, bila peluang kesalahan 1%
maka taraf kepercayaannya 99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini
disebut dengan taraf signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dari hasil
suatu analisis akan lebih praktis, bila berdasarkan pada tabel yang sesuai
dengan teknik analisis yang digunakan. Dapat diberikan contoh, misalnya
dari hasil analisis korelasi ditemukan koefisien korelasi 0,54 dan untuk
signifikansi 5%. Hal itu berarti hubungan variabel sebesar 0,54 itu dapat
berlaku pada 95 dari 100 sampel yang diambil dari suatu populasi.
Jadi signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasikan dengan taraf
kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikan berarti hubungan itu dapat
digeneralisasikan.

2. Statistik Parametris dan Non parametris


Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris.
Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui
statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Parameter
54

populasi meliputi: rata-rata hitung dengan notasi  (mu), simpangan baku


(sigma), dan varians (2). Sedangkan statistiknya adalah meliputi : nilai
rata-rata hitugn ( bar), simpangan baku (s), dan varians (s2). Jadi
parameter populasi  diuji melalui selanjutnya , selanjutnya  diuji
melalui s, dan 2 diuji melalui s2. Dalam statistik pengujian parameter
melalui statistik (data sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik.
Oleh karena itu penelitian yang berhipotesis statistik adalah penelitian
yang menggunakan sampel.
Dalam statistik hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol (Ho), karena tidak
dikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan parameter
statistik (data yang diperoleh dari data sampel).
Penggunaan statistik parametris dan non parametris tergantung pada
asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris
memerlukan banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan
dianalisis harus berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah
satu tes mengharuskan data homogen, dalam regresi harus terpenuhi
asumsi linieritas. Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhinya
banyak asumsi. Oleh karena itu statistik nonparametris sering disebut
“distribusi free”
Penggunaan kedua statistik tersebut juga tergantung pada jenis data yang
dianalisis. Statistik parametris umumnya digunakan untuk menganalisis
data interval dan ratio, sedangkan statistik non parametris kebanyakan
digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal. Pada tabel
berikut ini ditunjukkan penggunaan statistik parametris dan non parametris
untuk analisis data, khususnya untuk pengujian hipotesis.
Penggunaan Statistik Parametris dan
Nonparametris Untuk Menguji Hipotesis

Maca Bentuk Hipotesa


m Deskripti Komparatif (dua Komparatif (lebih Asosiat
data f satu sampel) dari 2 sampel) if
variabel Releted Independ Releted Indepen (hubun
atau satu en den gan)
sampel
Nomi Binomin Mc Fisher Cochra X2 Contin
55

nal al : X2 Nemar Exact nQ untuk : gency


satu Prababili k coeficie
sampel ty : X2 sampel nt : C
dua
sampel
Ordin Run test Sign Median Friedm Media Spearm
al test Test an Extensi an rank
Wilcox Mann- Two- on Correla
on Witney, way Kruskal tion
matche U Test Anova -Wallis Kendall
d pairs Kolomog One Tan
orov Way
Sminor Anova
Waid-
Wold
Fowitz
Interv t-test T-test t-test One- One- Korelas
al of independ way way i
ratio related ent Anova Anova product
Two- Two- momen
way way t
Anova Anova Korelas
i
parsial
Korelas
i ganda
Regresi
sederha
na
Regresi
ganda

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan penjelasan tiap-tiap kolom


yang berisi teknik statistik sebagi berikut :
1. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bila skala
pengukurannya data nominal dapat digunakan teknik statistik
binominal atau Chi-kuadrat.
2. Menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bila skala
pengukuran data berbentuk ordinal, digunakan teknik statistik Ren-
Test.
3. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bila skala
pengukuran data berbentuk interval atau ratio, dapat digunakan teknik
statistik T-test
56

4. Menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan


dengan skala pengukuran data berbentuk nominal, digunakan teknik
statistik Mc. Nemar.
5. Menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan
dengan skala pengukuran data berbentuk ordinal, digunakan teknik
analisis sign-test atau Wilcoxon Matched Pairs.
6. Menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan
dengan skala pengukuran data berbentuk interval atau ratio, digunakan
teknik analisis statistik T-test.
7. Untuk menguji hipotesis dua sampel independen, bila
skala pengukuran data berbentuk nominal, dapat digunakan teknik
analisis statistik Fisher atau Chi-kuadrat.
8. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel
independen, bila skala pengukuran data berbentuk ordinal, dapat
digunakan teknik statistik Median-test, Mann-Witney, U-test,
Kolmogorov Smirnov, atau wald-Wolfowitz.
9. Menguji hipotesis komparatif dua sampel independen, bila
skala pengukuran data berbentuk interval atau ratio, digunakan teknik
statistik T-test.
10. Menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan, bila
skala pengukuran data berbentuk nominal, dapat digunakan teknik
statistik Cochran Q.
11. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan
bila skala pengukuran data berbentuk ordinal dapat digunakan teknik
statistik Friedman.
12. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan
bila skala pengukuran data berbentuk interval atau ratio dapat
digunakan teknik statistik Anova.
13. Menguji hipotesis komparatif k sampel independen, bila
skala pengukuran data berbentuk nominal, dapat digunakan teknik
statistik Chi-kuadrat.
14. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen
dan skala pengukuran data berbentuk ordinal, digunakan teknik
statistik Median Extension atau Kruskal-Wallis.
15. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen
dan skala pengukuran data berbentuk interval atau ratio dapat
digunakan teknik statistik Anova.
57

16. Menguji hipotesis asosiatif/hubungan, bila skala


pengukuran data berbentuk nominal, dapat digunakan teknik statistik
Koefisien Kontingensi.
17. Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan, bila skala
pengukuran data berbentuk ordinal, digunakan teknik statistik
Koefisien Spearman, Rank atau Koefisien Kendall-Tan.
18. Untuk menguji hipotesis asosiatif/hubungan, bila skala
pengukuran data berbentuk interval atau ratio dapat digunakan teknik
statistik Korelasi Pearson Product Moment, Korelasi Parsial, Korelasi
Berganda dan Regresi.
3. Konsep Dasar Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus dibuktikan melalui
data yang terkumpul. Pengertian tersebut adalah untuk hipotesis penelitian.
Sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan
mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya
berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Oleh
karena itu dalam statistik yang diuji adalah hipotesis nol (Emory dalam
Sugiyono, 2005).
a. Taraf Kesalahan
Pada dasarnya menguji hipotesis adalah menaksir parameter populasi
berdasarkan data sampel. Terdapat dua cara menaksir, yaitu point
estimate dan interval estimate. Point estimate (titik taksiran) adalah
suatu taksiran parameter populasi berdasarkan suatu nilai dari rata-rata
data sampel. Sedangkan interval estimate (taksiran interval) adalah
suatu taksiran parameter populasi berdasarkan nilai interval rata-rata
data sampel.
Menaksir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal (point
estimate) akan mempunyai resiko kesalahan yang lebih besar
dibandingkan dengan menggunakan interval estimate.
Bila nilai statistik (data) sampel yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data sama dengan nilai parameter populasi atau masih
berada pada nilai interval parameter populasi, maka hipotesis yang
dirumuskan 100% diterima. Jadi tidak terdapat kesalahan. Tetapi bila
nilai statistik di luar nilai parameter populasi akan terdapat kesalahan.
Tingkat kesalahan ini selanjutnya dinamakan level of significant atau
tingkat signifikansi. Dalam praktiknya tingkat signifikansi telah
ditetapkan peneliti terlebih dahulu sebelum hipotesis diuji. Biasanya
58

tingkat signifikansi (kesalahan) ditetapkan 1%, 5%. Suatu hipotesis


terbukti dengan mempunyai kesalahan 1% berarti bila penelitian
dilakukan pada 100 sampel yang diambil dari populasi yang sama,
maka akan terdapat satu kesimpulan salah yang diberlakukan untuk
populasi.
b. Jenis Jenis Pengujian Hipotesis
1) Uji Dua Pihak (Two Tail Test)
Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (Ho) mengandung
pengertian “sama dengan” dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi
“tidak sama dengan ()”.

Gambar: Uji Dua Pihak

Daerah Penolakan Daerah


Ho Daerah Penolakan
Penerimaan Ho
Ho

½ ½

2) Uji Pihak Kiri


Uji pihak kiri digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi
“lebih besar atau sama dengan ()”, dan hipotesis alternatif
berbunyi “lebih kecil (<)”.
Gambar: Uji Pihak Kiri
Daerah
Penolakan Ho


3) Uji Pihak Kanan
Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi
“lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatifnya
(Ha) berbunyi “lebih besar (>)”.
Gambar: Uji Pihak Kanan

Daerah Penolakan
Daerah Ho
Penerimaan Ho
59


Pada prinsipnya, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan jalan
mengkonsultasikan nilai pengujian hasil perhitungan dengan nilai
tabel tertentu. Jika nilai pengujian hasil perhitungan lebih besar (>)
dari nilai tabel pada taraf kesalahan tertentu, maka kesimpulannya
adalah hipotesis nol (Ho) ditolak, atau hipotesis alternatif (Ha)
diterima. Dan bila nilai pengujian hasil perhitungan lebih kecil (<)
dari nilai tabel pada tingkat kesalahan tertentu, maka kesimpulannya
hipotesis nol (Ho) diterima atau hipotesis alternatif (Ha) ditolak.
4. Analisis Regresi dan Korelasi
Analisis regresi dan korelasi mempunyai hubungan yang sangat erat.
Setiap regresi pasti ada korelsinya, tetapi hububgan korelasi belum tentu
dilanjutkan dengan regresi. Analisis korelasi yang tidak dilanjutkan
dengan analisis regresi adalah korelasi antara dua variabel yang tidak
mempunyai hubungan kausal (sebab-akibat), atau hubungan fungsional.
Analisis regresi dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan
kausal atau fungsional. Untuk menetapkan kedua variabel mempunyai
hubungan kausal atau tidak maka harus berdasarkan pada teori atau konsep
tentang kedua variabel tersebut.
Hubungan antara panas dengan tingkat muai panjang, dapat dikatakan
sebagai hubungan kausal; hubungan antara kepemimpinan dengan
kepuasan kerja pegawai dapat dikatakan hubungan fungsional; hubungan
antara kupu-kupu yang datang dengan banyaknya tamu di rumah bukan
merupakan hubungan kausal maupun fungsional.
a. Analisis Regresi dan Korelasi Sederhana
Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal antara satu variabel independen dengan satu variabel
dependen.
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Y1 = a + bX Rumus: 1

Dimana :
Y1 = Variabel dependen (terikat)
a = Harga Y bila X = 0 (konstan)
b = Koefisien arah (kofisien regresi), menunjukkan angka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan
variabel independen.
60

Bila b (+), maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan
X = Variabel independen (bebas)
Harga a dan b dapat dicari dengan rumus :

Rumus : 2
Rumus : 3
Dimana r = Koefisien product moment antara variabel X dengan
variabel Y.
Sy = simpangan baku variabel Y
Sx = simpangan baku variabel X
Harga Sy dan Sx dapat dihitung dengan rumus :

Rumus : 4

Rumus : 5

Dimana :
Sy dan Sx = Simpangan baku
= Nilai rata-rata variabel Y ( Y/N)

= Nilai rata-rata variabel X ( X/N)


N = Jumlah sampel (responden)

Selain itu harga a dan b juga dapat dicari dengan rumus :

Rumus : 6

Rumus : 7

Analisis korelasi sederhana berguna untuk menentukan kuatnya


hubungan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.
Persamaan umum korelasi sederhana adalah :

Rumus : 8
61

Dimana:
X = X- = Skor rata-rata dari x
Y = Y- = Skor rata-rata sari Y
Atau :

Dimana :
X= Variabel Dependen
Y = Variabel Independen
N =Jumlah Sampel
Nilai koefisien korelasi (r) berkisar antara 0 sampai  1. menurut
Arikunto (2002); interpretasi terhadap koefisien korelasi (r) yang
diperoleh adalah sebagai berikut Tabel Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Intepretasi


Antara 0,800 sampai dengan 1.00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0.800 Cukup
Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak rendah
Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah
Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat rendah

Uji Hipotesis
Selanjutnya nilai korelasi (r), yang menyatakan tentang tingkat
hubungan antara variabel independen terhadap dependen, harus
dilanjutkan dengan uji signifikasi (uji hipotesis), yaitu apakah
hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi. Tehnik
pengujian signifikasi ada dua yaitu :
1). Dengan menggunakan rumus statistik : t-test, sebagai berikut :

t=

Kriteria pengujian adalah menolak Ho (menerima H1) jika harga


t hasil perhitungan lebih besar dari harga t yang didapat dari
tabel distribusi t dengan taraf kesalahan ( yang dipilih
62

dengan derajat kebebasan (dk) = n-2. (angka 2, adalah


merupakan jumlah variabel)
2). Nilai korelasi (r) yang diperoleh dari hasil perhitungan,
dikonsultasikan dengan nilai tabel product moment dengan taraf
kesalahan ( yang dipilih pada r tertentu (r = jumlah sampel).
kriteria pengujian adalah menolak Ho (menerima H1) jika harga r
hasil perhitungan lebih besar (>) dari nilai yang diperoleh dari
tabel product moment
Contoh :
Diduga ada hubungan antara penghasilan (x) dan pengeluaran
(y). dari 100 orang (populasi) akan diambil sebagai sampel
sebanyak 10 orang, untuk ditanya tentang penghasilan dan
pengeluaran selama satu bulan. Data penghasilan (x) dan
pengeluaran (y) dari 10 orang responden adalah :
Tabel: Jumlah pendapatan dan pengeluaran tiap bulan dari 10
orang responden
No. Responden Pendapatan / bulan (x) Pengeluaran /
x.100.000 bulan (y)
x.100.000
1 8 3
2 9 3
3 7 2
4 6 2
5 7 2
6 8 2
7 9 3
8 6 1
9 5 1
10 5 1

Bentuk atau model hubungan antara variabel pendapatan (x) dan


pengeluaran (y) dapat diprediksi dengan menggunakan rumus :
regresi linier sederhana, sebagai berikut :

Y1 = a + bx
63

Untuk mencari persamaan regresinya, maka diperlukan tabel


penolong seperti berikut ini:
No. X Y XY X2 Y2
1 8 3 24 64 9
2 9 3 27 81 9
3 7 2 14 49 4
4 6 2 12 36 4
5 7 2 14 49 4
6 8 2 16 64 4
7 9 3 27 81 9
8 6 1 6 36 1
9 5 1 5 25 1
10 5 1 5 25 1
X=70 Y=20 XY=150 X2=510 46
Nilai : a dan b, dapat dihitung sebagai berikut :

b=

Selanjutnya nilai a dan b, dimasukkan kedalam rumus


persamaan regresi. Jadi persamaan regresi tentang hubungan
antara pendapatan (x) dan Pengeluaran (y) adalah sebagai
berikut :
y1 = 0,07 + 0,5x
Persamaan regresi yang telah ditemukan dapat digunakanan
untuk melakukan prediksi (peramalan) bagaimana individu
dalam variabel dependen ditetapkan. Misalnya, jumlah pendapat
64

(x) ditetapkan sebesar Rp. 100.000, maka jumlah pengeluaran


dapat diprediksi menjadi:
y1 = 0,07 + 0,5 (100.000)
= 50.000,70
Antara pendapatan dengan jumlah pengeluaran dapat dihitung
tingkat keeratan hubungannya (korelasinya).
Korelasi dapat dihitung dengan rumus :

= 0,9132

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat hubungan


yang positif sebesar 0,9132 atau 91,32% antara pendapatan dan
pengeluaran. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuat-
lemahnya hubungan itu maka dapat menggunakan pedoman
seperti yang tertera pada tabel di bawah ini (Sugiyono, 2004)
Tabel: Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Nomor Interval koefien Tingkat hubungan
1 0,00-0,199 Sangat rendah
2 0,20-0,399 Rendah
3 0,40-0,599 Sedang
4 0,60-0799 Kuat
5 0,80-1,000 Sangat kuat

Berdasarkan tabel di atas, maka koefisien korelasi yang


ditemukan sebesar 0,9132 atau 91,32% termasuk pada katagori
65

hubungan sangat kuat. Jadi terdapat hubugan yang sangat kuat


antara pendapatan dan pengeluaran. Hubungan tersebut baru
berlaku untuk sampel responden sebanyak 10 orang. Untuk
menguji signifikansi hubungan, yaitu apakah hubungan yang
ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi yang berjumlah 100
orang, maka perlu diuji signifikansinya. Uji signifikansi yang juga
berarti uji hipotesis, dapat di hitung dengan rumus:

Harga t hitung tersebut selanjutnya di bandingkan atau


dikonsultasikan dengan harga t tabel pada taraf kesalahan tertentu
(misalnya: 1%, 5%, 10%). Nilai tabel t untuk taraf kesalahan ()
5% dan derajat kebebasan (ak) = n – 2 = 8, pada uji dua sisi (dua
fihak) adalah sebesar t tabel = 2,306 (lihat nilai tebel distribusi t)
uji signifikansi atau hipotesis dapat di gambarkan seperti berikut:

Daerah penolakan Ho (terima Daerah Daerah penolakan Ho (terima


H1) Penerimaa H1)
n
Ho
3,66 2,30 2,30 3,66
8 6 6 8

Hipotesis statisitk dari contoh di atas, adalah :


Ho :  = 0 (tidak ada hubungan)
H1 :   0 ( ada hubungan)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui nilai t hitung
sebesar 6,330 lebih besar (>) dari nilai t tabel, yang berarti berada
66

pada daerah penolakan Ho atau penerimaan H1. Dengan demikian


dapat dikatakan bahwa hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak
ada hubungan antara pendapatan dan pengeluaran ditolak, dan
hipotesis alternatif (H1) yang menyatakan ada hubungan diterima.
Jadi kesimpulannya koefisien korelasi antara pendapatan dan
pengeluaran sebesar 0,9132 atau 91,32% adalah signifikan.
Artinya nilai koefisien korelasi (r) tersebut dapat
digeneralisasikan atau dapat diberlakukan untuk seluruh populasi.
Selanjutnya analisis dapat diteruskan untuk menghitung kontrilasi
variabel bebas terhadap variabel terkait denan mencari koefisien
destriminasi.
b. Analisis Regresi Beganda
Regresi berganda didasarkan pada hubugan fungsional ataupun kausal dari
minimal dua variabel independen dengan satu variabel dependen. Analisis
regresi berganda digunakan dengan maksud meramalkan (memprediksi)
bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel dependen, bila dua atau lebih
variabel independen sebagai faktor predikator:
Persamaan regresi untuk dua predikator (dua variabel bebas):

Y = a + b1 x2 + b2x2

Jadi persamaan regresi untuk  predikator adalah :

Y = a + b1 x1 + b2x2 + .………..+ bx

Nilai : a, b1, b2 dan b dapat di cari dengan motode kuadrat terkecil


sebagai berikut:
Y – n.a - b1 x1 - b2 x2 = 0 …..................I
 x1Y - a x1- b1 - b2 x1x2 = 0 ………II
 x2Y - a x2 – b1 x1x2 - b2 = 0 …...III
Melalui ketiga persamaan di atas, nilai a, b1, dan b2 dapat dicari.
Selanjutnya nilai-nilai tersebut dimasukkan ke rumus:
67

Contoh : Penelitian dilakukan terhadap 10 orang responden dengan


tujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan kerja pegawai
dan kepemimpinan direktif terhadap produktivitas kerja
pegawai. Data dari 10 orang responden adalah sebagai
beriklut:
No Kemampuan kerja Kepemimpinan Produktifitas
Responden (X2) Direktif (X2) kerja
(Y)
1 10 7 23
2 2 3 7
3 4 2 15
4 6 4 17
5 6 6 23
6 7 5 22
7 10 4 3
8 6 3 14
9 7 4 20
10 6 3 19

Untuk dapat meramalkan atau memprediksi bagaimana produktifitas


kerja pegawai bila kemampuan kerja pegawai dan kepemimpinan
direktif dinaikkan atau diturunkan, maka harus dicari modal persamaan
regresinya dengan cara sebagai berikut.
Tabel penolong untuk menghitung persamaan regresi ganda dua
predikator.
No x1 x2 Y x1Y X2 Y x1 x2
1 10 7 23 230 161 70 100 49
2 2 3 7 14 21 6 4 9
3 4 2 15 60 30 8 16 4
4 6 4 17 102 68 24 36 16
5 6 6 23 184 138 48 64 36
6 7 5 22 154 110 35 49 25
7 4 3 10 40 30 12 16 9
8 6 3 14 84 42 18 36 9
9 7 4 20 140 80 28 49 16
10 6 3 19 114 57 18 36 9
Jml 60 40 170 1122 737 267 406 182

Y = Produktivitas kerja pegawai


x1 = Kemampuan kerja pegawai
68

x2 = Kepemimpinan direktif
Dari tebel diperoleh:
Y = 170  x1Y = 737
 x1 = 60  x1 x2 = 267
 x2 = 40 = 406
 x1Y = 1.122 = 182

Untuk menghitung harga-harga : a, b, b2, dapat menggunakan


persamaan:
Y = an + b1 x1 + b2  x2
 x1Y = a x1 + b1 + b2  x1x2
 x2Y = a  x2 + b1 x1 x2 + b2 
Bila harga-harga dari tabel diatas dimasukkan dalam persamaan tersebut
maka:
170 = 10a + 60 b1 + 40 b2 …….........…. (1)
1.122 = 60 a + 406 b1 + 267 b2 …...……. (2)
737 = 40 a + 267 b1 + 182 b2 ………..... (3)
Bila persamaan ( 1 ) dikalikan 6, persamaan ( 2 ) dikalikan 1, maka :

................

... (4)
Persamaan ( 1 ) dikalikan 4, persamaan ( 2 ) dikalikan 1, maka :

.................

(5)
Persamaan ( 4 ) dikalikan 27, persamaan ( 5 ) dikalikan 46, maka :

Harga b2 = -0,466 dimasukkan dalam salah satu persamaan (4) atau (5).
Dalam hal ini dimasukkan ke dalam persamaan (4), maka hasilnya :
-102 = -46 b1 – 27 (-0,466)
-102 = -46b1 + 12,582
46b1 = 114,582
b1 = 11,582 : 46
= 2,4909
Hasil b1 = 2,4909, dan b2 = - 0,466, dimasukkan kedalam persamaan (1),
maka
170 = 10 a + 60 (2,4909) + 40 (-0,466)
69

170 = 10 a + 149,454-18,640
10ª = 170-149,454 + 18,640
a = 39,16 : 10 = 3,9186
Jadi pemasangan regresi ganda linier untuk dua variabel bebas
adalah :
Y1 = 3,9166 + 2,4909 X1 - 0,446X2
Dari persamaan di atas berarti bahwa produktivitas kerja pegawai (y)
akan meningkat bila kemampuan kerja pegawai ditingkatkan dan akan
turun bila kepemimpinan direktif (otokratis) ditingkatkan.
Jadi bila kemampuan pegawai (1) ditingkatkan menjadi 10, dan
juga tingkat kepemimpinan direktif (2) ditingkatkan menjadi 10, maka
produktivitas kerja pegawai dapat diramalkan menjadi :
Y1 = 3,9166 + 2,4909 (10) - 0,446 (10)
= 3,9166 + 24,909 - 4,46
= 24,1676
c. Analisis Korelasi Linier Berganda
Untuk mengetahui kuat-lemahnya hubungan atau pengaruh variabel
bebas (minimal dua variabel bebas) terhadap variabel terikat dapat
dihitung dengan menggunakan rumus korelasi linier ganda sebagai
berikut :

Ry 12 =

Korelasi ganda variabel X1 dan X2 secara bersama-sama


dengan variabel y.
= Korelasi sederhana antara variabel X1 dengan y
= Korelasi sederhana antara variabel X2 dengan y
= Korelasi sederhana antara variabel X1 dengan X2
Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda dapat dihitung
dengan rumus :
70

Dimana :
F = Nilai F hitung yang akan dikonsultasikan dengan tabel F pada taraf
kesalahan () tertentu (1%, 5%, 10% )
R2 = Koefisien Korelasi Ganda
k = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
Nilai F yang diperoleh dari hasil perhitungan akan dikonsultasikan
dengan nilai tabel F dengan didasarkan pada derajad kebebasan (dk)
pembilang = k dan derajad kebebasan (dk) penyebut = (n-k-1), dan pada
taraf kesalahan () tertentu.
c.Analisis Korelasi Parsial
Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan
variabel independen dengan variabel dependen dimana salah satu
variabel independennya dikendalikan (dianggap tetap atau konstan).
Analisis Korelasi Parsial, dimana X2 = tetap.

Analisis Korelasi Parsial, dimana X2 = tetap.

Uji signifikansi Parsial

rp = korelasi parsial
n = jumlah sampel
t = t hitung yang harus dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf
kesalahan () tertentu
angka : 3 = karena ada dua variabel bebas dan satu variabel terikat.
d. Uji Asumsi Klasika
Pada bagian awal dari pembahasan bab ini sudah dijelaskan bahwa dalam
analisis statistika parametris, dimana datanya bersifat interval atau ratio,
maka sebelum analisis tersebut dilakukan harus terpenuhinya beberapa
asumsi klasik, antara lain:
71

1. Uji Normalitas
2. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Syarat dari penggunaan rumus statistika
parametris (regresi, korelasi) adalah datanya harus berdistribusi normal.
Teknik pengujiannya dapat dilakukan dengan banyak cara antara lain
dengan menggunakan diagram pencar (scetter plott) dan analisis Chi-
kwadrat.
3. Uji Homoginitas
Disamping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data pada
sampel perlu kiranya melakukan pengujian terhadap kesamaan
(homoginitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya variansi
sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.
Pengujian homoginitas sampel menjadi sangat penting apabila peneliti
bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitian yang data
penelitiannya diambil dari kelompok-kelompok terpisah yang berasal
dari satu populas. Teknik pengujian homoginiitas salah satunya dapat
menggunakan Test Bartleth. Dalam menguji homoginitas, pengujian
didasarkan atas asumsi bahwa apabila varians yang dimiliki oleh
sampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel tersebut
cukup homogen.
4. Uji Linieritas
Uji linieritas dapat dilakukan dengan menggunakan diagram pencar
(scetter plott) antara variabel bebas (independent) dengan variabel
terikat (dependent) secara berpasangan.
Uji linieritas bertujuan untuk memastikan, apakah hubungan antara dua
variabel merupakan hubungan linier (membentuk garis lurus).
E. Latihan Soal Soal
1. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap kegiatan dalam aktivitas analisis
data!
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis teknik analisis yang ada!
3. Jelaskan dengan menggunakan contoh, jenis penelitian yang
menggunakan teknik analisis stastistik deskriptif!
72

4. Jelaskan dengan menggunakan contoh, jenis penelitian yang


menggunakan teknik analisis statistik inferensial parametris!
5. Jelaskan dengan menggunakan contoh, jenis penelitian yang
menggunakan teknik analisis inferensial non parametris!
6. Apa makna kata ”signifikan” dalam peneltian yang mengggunakan
data yang bersumber dari data sampling?
7. Mengapa harus menggunakan derajad kesalahan atau derajad
keyakinan dalam pengujian hipotesis?
8. Apakah semua hipotesis penelitian harus diuji? Jelaskan dengan
menggunakan contoh!
9. Apa perbedaan mendasar terhadap hasil penelitian, antara penelitian
yang menggunakan teknik analisis parametris dengan non
parametris?
10. Apa hubungan antara judul, pokok masalah, hipotesis terhadap hasil
penelitian?
F. Kesimpulan
Pada prinsipnya teknik analisis adalah adalah merupakan alat yang
digunakan untuk mengolah data penelitian untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid dan reliabel. Secara umum ada 2 (dua) teknik
analisis, yaitu teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Penggunaan
terhadap ke-dua teknik analisis ini harus mempertimbangkan beberapa
faktor, antara lain: jenis data, luas sempitnya wilayah pengamatan, jenis
penelitian dan sebagainya.

BAB X
MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN

A. Pengantar.
Menyusun laporan penelitian merupakan aktivitas terakhir dari proses
penelitian. Dalam hal ini akan dibahas penyusunan laporan dari segi
pengetikan, ukuran kertas, tehnik kutipan dan lain-lain, karena ketentuan ini
73

akan mengacu kepada metode penyusunan laporan tugas akhir yang


ditetapkan oleh jurusan.
Pada prinsipnya, laporan penelitian adalah merupakan laporan ilmiah
untuk itu maka harus dibuat secara sistematis dan logis pada setiap bagian,
sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah yang telah ditempuh
dalam penelitian. Karena sifatnya ilmiah maka laporan penelitian harus
reflicable yaitu harus bisa dielansi oleh orang lain yang akan membuktikan
hasil penemuan dalam penelitian tersebut.
Titik tolak penyusunan laporan penelitian adalah rancangan penelitian
yang telah di buat berdasarkan hal tersebut maka kedudukan penelitian ini
sangat penting.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat,
menjelaskan dan membuat laporan ilmiah sesuai dengan kaidah-kaidah yang
ada.
D. Materi Pembahasan
1. Format Laporan Ilmiah.
Pada umumnya format penyusunan laporan penelitian adalah sebagai
berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
F. Kegunaan Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
B. Kerangka Konsep
74

C. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
B. Populasi dan Sampel Penelitian
C. Defenisi Operasional Variabel
D. Skala Pengukuran Variabel
E. Data Penelitian
1. Jenis Data
2. Sumber Data
3. Tehnik Pengumpulan Data
F. Tehnik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
 Instrument Penelitian
 Hasil Pengujian Validitas Dan Relabilitas
 Data Mentah
 Hasil Analisis Data
 Lain-lain
2. Hubungan Antar Bab
Bab-bab dalam kerangka laporan tersebut memiliki hubungan yang erat
antara yang satu dengan yang lainnya. Hal-hal yang berkaitan erat dalam
kerangka laporan penelitian dapat digambarkan seperti berikut :

Rumusan Tujuan Hipotesis


simpulan Saran
masalah penelitian penelitian
75

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa :


a. Tujuan penelitian ditulis berangkat dari rumusan masalah. Misalnya
rumusan masalahnya berbunyi: ”Apakah ada hubungan antara
kemampuan dengan produktivitas kerja?” Maka tujuan penelitiannya
adalah ”Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kemampuan
dengan produktivitas kerja.”
b. Rumusan hipotesis penelitian juga berangkat dari rumusan masalah
karena hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Berdasarkan contoh rumusan masalah di atas maka
rumusan hipotesisnya adalah: “Ada hubungan positif dan signifikan
antara kemampuan dengan produktivitas kerja pegawai.”
c. Kesimpulan penelitian merupakan jawaban dari tujuan penelitian.
Kesimpulan penelitian ini akan sangat tergantung dari hasil pengujian
hipotesis.
d. Saran yang diberikan harus di dasarkan pada hasil pengujian hipotesis
dan kesimpulan. Kalau hasil pengujian hipotesis menyatakan ada
hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan dengan
produktivitas kerja. Maka Sarannya adalah ”Produktivitas kerja
karyawan dapat ditingkatkan melalui peningkatan kemampuan kerja
pegawai.”
e. Jumlah halaman dari laporan penelitian tidak menjadi syarat mutlak
yang peling penting adalah semua aspek dalam kerangka laporan
penelitian dapat dipenuhi secara padat, jelas, dan lengkap.
E. Latihan Soal – Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Faktor apa yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan format
laporan ilmiah/peneltian?
2. Apa hubungan antara penulisan antar bab?
3. Bagaimana sebaiknya penggunaan kode penulisan laporan
penelitian?
4. Apakah pertimbangan pemilihan jenis huruf, font, margin dalam
penulisan laporan peneliitian?
76

5. Adakah ketentuan tentang jumlah halaman untuk masing-masing


bab dalam penulisan laporan penelitian?
F. Kesimpulan
Penulisan laporan hasil penelitian harus mengacu kepada standar
penulisan laporan ilmiah yang terdiri dari : bab pendahuluan, kajian
pustaka dan hipotesis, gambaran umum lokasi penelitian, hasil dan
pembahasan, simpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA

1. Arikunto, Suharsimi. 2016. Manajemen Penelitian, Penerbit Rineka Cipta,


Jakarta.
2. Arihanto, Suharsimi. 2016. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
3. Herdiansyah, Haris. 2019. Metodologi penelitian kualitatif untuk ilmu-ilmu
sosial, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
4. Gujarati, DN. 1995. Basic Econometrics, Penterjemah: Sumarno Zain,
Penerbit Erlangga Jakarta.
5. Hadi Sutrisno. 1986. Metodologi Research, Penerbit Yayasan Fakultas
Psikologi UGM, Yogyakarta.
6. Hakim Abdul. 2021. Statistika Deskriptif untuk Ekonomi dan Bisnis,
Penerbit Ekonesia Kampus Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.
7. Hartono. 2006. Bagaimana Menulis Tesis, Penerbit Universitas
Muhammadiyah, Malang.
8. Hamini. 2004. Metode Penelitian Kualitatif, Penerbit Universitas
Muhammadiyah, Malang
9. Iskandar, J & Nitimiharjo C. 1992. Beberapa Indeks dan Skala Pengukuran
Variabel-Variabel Sosial dan Psikologi, Penerbit Kompas STKS,
Bandung.
10. Kerlinger, Fred N. 1990. Fondation of Behavioral Research, Penterjemah:
Landung R Simatupang, Penerbit Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
11. Nasution’s & Thomas, M. 2011. Buku Penuntun Membuiat Thesis, Skripsi,
Disertasi, Penerbit Jemmars, Bandung.
12. Nasir, M. 2003. Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indo, Jakarta.
13. Rao TV. 1996. Performance Appraiisal, Penterjemah: Mulyana L, Penerbit
PT Pustaka Binawan Presindo, Jakarta.
14. Riduwan. 2020. Rumus dan Data dalam Analisa Statistik, Penerbit Alfa
Beta, Bandung.
15. Santotoso Singgih. 2004. SPSS Statistik Paranetrik, Penerbit PT Elex
Media Komputindo, Jakarta.
16. Sekaran Uma. 2006. Research Methods for Bussiness, Penterjemah: Kwan
Men Yon, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
17. Singarimbun, Masri & Effendi, Sefian. 1991. Metode Penelitian Survei,
Penerbit LP3ES, Jakarta

77
78

18. Soliman. 2003. Metode Kuantitatif Untuk Manajemen, Penerbit Pasca


Sarjana Universitas Brawijaya, Malang
19. Sugiyono. 2018. Motode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfa Beta, Bandung.
20. Sugiyono. 2018. Statistika untuk Penelitian, Penerbit Alfa Beta, Bandung.
21. Supranto, J. 2003. Metode Riset Aplikasi dalam Pemasaran, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
22. Supranto. J. 2001. Analisis Supranto. J. 2001. Teknik Riset Pemasaran dan
Ramalan Penjualan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
23. Supranto. J. 2004. Analisis Multivariat, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
24. Umar Husein. 2018. Metode Riset Ilmu Administrasi, Penerbit PT
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
25. Usman Hardius, dan Nachrowi Djalal. 2002. Penggunaan Teknik
Ekonometri, Penerbit PT Raja-Grafindo Persada, jakarta.

Anda mungkin juga menyukai