Anda di halaman 1dari 112

BUKU AJAR

METODOLOGI PENELITIAN

Oleh :

Drs. I Ketut Pasek, M.AB

JURUSAN ADMINISTRASI BISNIS


POLITEKNIK NEGERI BALI
BADUNG
2016
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………………………i

Daftar Isi ……………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN

1. Pengertian Metode Ilmiah …………………………………………………… 1


2. Jenis-Jenis Penelitian ………………………………………………………... 3
3. Karakteristik Proses Penelitian ………………………………………………. 5
4. Unsur-Unsur Penelitian ………………………………………. ……………. 6
5. Pernedaan Penelitian Kuantitatif dengan Kualitatif …………………………. 9

BAB II DATA DAN SEKALA PENGUKURAN

1. Pengertian Data ……………………………………………………………… 10


2. Jenis-Jenis Data ……………………………………………………………… 11
3. Sumber Data …………………………………………………………………. 14
4. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………………… 14
5. Skala Penguykuran …………………………………………………………… 14
6. Jenis-Jenis Skala Pengukuran ………………………………………………… 15

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

1. Proses Penelitian ……………………………………………………………… 19


2. Prosedur Penelitian …………………………………………………………… 20

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH

1. Sumber Masalah ……………………………………………………………… 23


2. Masalah dan Judul Penelitian ………………………………………………… 24
3. Jenis-Jenis Masalah Penelitian ……………………………………………….. 25
4. Merumuskan Judul Penelitian ………………………………………………… 26

BAB V STUDI PENDAHULUAN

1. Manfaat Studi Pendahuluan …………………………………………………. 28


2. Metode Studi Pendahuluan ………………………………………………….. 29

BAB VI MERUMUSKAN MASALAH

1. Manfaat Perumusan Masalah ………………………………………………… 30


2. Teknik Perumusan Masalah ………………………………………………….. 31
3. Bentuk-Bentuk Masalah …………………………………………………….. 31
4. Merumuskan Tujuan ………………………………………………………… 33
5. Merumuskan Manfaat ……………………………………………………….. 34

BAB VII MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR

1. Pengertian …………………………………………………………………… 35
2. Teknik Menentukan Anggapan Dasar ……………………………………… 36

BAB VIII HIPOTESIS

1. Merumuskan Hipotesis …………………………………………………….. 38


2. Jenis-Jenis Hipotesis ……………………………………………………….. 39
3. Bentuk-Bentuk Hipotesis …………………………………………………… 40
4. Paradigma Penelitian ……………………………………………………….. 42

BAB IX MENENTUKAN PENDEKATAN PENELITIAN

1. Jenis-Jenis Pendekatan ……………………………………………………… 47


2. Populasi dan Sampling ……………………………………………………… 48
3. Metode Penentuan Sampel ………………………………………………….. 49
4. Menentukan Ukuran Sampel …………………… …………………………… 51

BAB X VARIABEL PENELITIAN

1. Jenis-Jenis Variabel …………………………………………………………. 54


2. Katagorisasi Variabel ……………………………………………………….. 55
3. Sumber Data Penelitian ……………………………………………………... 56

BAB XI INSTRUMEN PENELITIAN

1. Teknik Penyususnan Instrumen ……………………………………………… 59


2. Uji Validitas dan Reliabilitas ………………………………………………… 61

BAB XII PENGUMPULAN DATA

1. Jenis-Jenis Instrumen Pengumpul Data ……………………………………… 73


2. Teknik Pengumpul Data ……………………………………………………… 74

BAB XIII ANALISIS DATA

1. Statistik Deskriptif dan Inferensial …………………………………………… 76


2. Statistik Parametris dan Non Parametris …………………………………….. 77
3. Konsep Pengujian Hipotesis …………………………………………………. 80
4. Analisis Regresi dan Korelasi ………………………………………………… 82
BAB XIV MENYUSUN LAPORAN

1. Format Laporan Ilmiah ………………………………………………………. 97


2. Hubungan Penulisan Antar Bab ……………………………………………… 98

BAB XV RANCANGAN PENELITIAN

1. Pendahuluan ………………………………………………………………….. 101


2. Kajian Teori dan Hipotesis …………………………………………………… 103
3. Metosde penelitian …………………………………………………………… 104

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………… 106


Kata Pengantar
Om Swasti Astu,

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sanghyang
Widhi Waca), karena berkat rahmatNya revisi Buku Ajar Metodologi Penelitian dapat
kami selesaikan sesuai dengan rencana.

Keberadaan Buku Ajar Metodologoi Penelitian mempunyai arti penting dalam


mendukung terlaksananya proses belajar-mengajar di Jurusan Administrasi Niaga.
Walapun buku-buku Metodologi Penelitian sudah banyak yang beredar, namun buku
yang sesuai dan relepan dengan Sistem Pembelajaran Politeknik masih terbatas. Hal
inilah sebagai salah satu motivasi kami untuk menyusun Buku Ajar Metodologi
Penelitian.

Dalam penyusunan buku ini kami banyak mendapatkan bantuan materiil dan
non materiil dari berbagai pihak. Dan untuk itu perkenankanlah kami untuk
menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
buku ini.

Kami menyadari buku ini masih jauh dari sempurna, untuk itu masukan, saran
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan buku ini. Akhirnya revisi Buku Ajar
Metodologi Penelitian kami persembahkan ke jurusan semoga bermanfaat.

Om Canti Canti Canti Om,

Desember 2011

Penulis,
BAB I
PENDAHULUAN

A. Pengantar
Penelitian ilmiah adalah merupakan suatu metode untuk memperoleh
kebenaran dengan cara-cara dan prosedur ilmiah yang mempunyai ciri-ciri: rasional,
empiris, dan sistimatis. Untuk itu perlu dipahami terlebih dahulu, kenapa penelitian
dengan menggunakan metode ilmiah berkembang pesat, khususnya untuk
komunitas masyarakat ilmiah. Selanjutnya jenis-jenis penelitian, proses dan unsur-
unsur penelitian, serta pemahaman terhadap perbedaan penelitian kualitatif dan
penelitian kuantitatif akan mengantarkan kepada pelaksanaan kegiatan penelitian
sesuai dengan standar ilmiah yang ada.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir semester),
mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian secara rasional,
empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah metode ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik pendahuluan ini, mahasiswa diharapkan dapat
menyebutkan jenis-jenis penelitian, unsur-unsur penelitian, menjelaskan alasan
kenapa penelitian ilmiah berkembang, serta memahami perbedaan secara prinsip
antara penelitian kualitatif dengan penelitian kuantitatif
D. Materi Pembahasan
1. Pengertian Penelitian Ilmiah

Secara harfiah, istilah penelitian berasal dari bahasa inggris: “reseasch” yang
berarti “mencari kembali”. Upaya untuk mencari suatu kebenaran dilandasi oleh 2
(dua) hal, yaitu:
a. Hasrat ingin tahu dengan menggunakan pola berpikir ilmiah. Manusia sesuai
dengan kodratnya, didalam hatinya selalu ada hasrat atau rasa ingin tahu
tentang sesuatu hal. Rasa keingintahuan ini dilakukan secara skeptis ( selalu
menanyakan bukti atas fenomena yang terjadi ), kritis ( berpikir menggunakan
logika dan rasional ), dan analitis ( selalu menggunakan perhitungan yang
cermat dan sistimatis ).

1
2
b. Adanya masalah, dalam kenyataan, hidup manusia selalu menghadapi
masalah. Masalah dapat muncul kapan saja, dimana saja dan dapat menimpa
siapa saja. Orang yang mempunyai banyak pengalaman umumnya dapat
memecahkan masalahnya lebih mudah dari pada orang yang sedikit
pengalamannya.

Apa yang disebut ilmu pengetahuan sebenarnya tidak lain adalah kumpulan dari
pengalaman-pengalaman dari sejumlah orang yang dipadukan secara harmonis dalam
suatu bangunan yang teratur. Orang dapat mengambil manfaat sebesar-besarnya dan
ilmu pengetahuan justru oleh karena ilmu pengetahuan disusun dari pengalman-
pengalaman dan pengetahuan-pengetahuan yang sudah di uji kebenarannya.

Upaya untuk mengatasi berbagai masalah yang timbul dapat dilakukan dengan
sistem coba-coba ( tidak ada suatu metode yang jelas ), dan dengan sistem atau
metode yang disebut metode ilmiah. Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang
dilakukan untuk mendapatkan data dengan tujuan tertentu. Cara ilmiah berarti
kegiatan yang dilandasi dengan metode keilmuan yang mempunyai ciri-ciri:
a. Rasional adalah penelitian dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal
sehingga terjangkau oleh penalaran manusia.
b. Empiris adalah cara-cara yang dilakukan dalam penelitian dapat diamati
indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-
cara yang digunakan.
c. Sistematis ialah proses yang digunakan dalam suatu penelitian menggunakan
langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.

Penelitian dengan menggunakan pendekatan motode ilmiah diharapkan data


yang akan didapatkan adalah data yang obyektif, valid, dan reliabel. Obyektif berarti
semua orang akan memberikan penapsiran yang sama, valid berarti adanya ketepatan
antara data yang terkumpul dengan data yang ada pada obyek yang sesungguhnya
terjadi, dan reliabel berarti adanya ketepatan atau keajegan atau konsistensi data yang
didapat dari waktu ke waktu.

Kegiatan penelitian dilakukan dengan tujuan tertentu dan pada umumnya


tujuan itu dapat di kelompokkan menjadi tiga yaitu:
1) Penemuan; hasil penelitian yang diperoleh betul-betul baru dan belum ada
yang mengetahuinya.
3
2) Pembuktian; jika penelitian bertujuan untuk melakukan pengujian terhadap
temuan yang sudah pernah di ungkapkan sebelumnya.
3) Pengembangan; adalah suatu penelitian yang bertujuan untuk
mengembangkan, menyempurnakan, melengkapi atas temuan sebelumnya.

Dari ke-tiga hal tersebut, maka implikasi hasil penelitian akan dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah. Untuk mendapatkan
kesimpulan dari suatu kegiatan penelitian, maka langkah-langkah utama yang perlu
dilakukan adalah identifikasi masalah, merumuskan masalah penelitian, tujuan dan
manfaat penelitian, merumuskan hipotesis penelitian, mengumpulkan data,
menganalisis, dan membuat generalisasi atau kesimpulan.

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan penelitian adalah


usaha untuk memperoleh fakta-fakta atau prinsip-prinsip dengan cara mengumpulkan,
mencatat dan menganalisis data secara terencana dan sistimatis dengan menggunakan
metode ilmiah

2. Jenis-jenis Penelitian
Jenis-jenis penelitian dapat dikelompokkan menurut tujuan, pendekatan, tingkat
eksplanasi, dan jenis data.

a. Penelitian Menurut Tujuan


1) Penelitian dasar/murni (pure research); adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengembangkan teori dan tidak memperhatikan
kegunaan yang bersifat praktis.
2) Penelitian terapan (applide reseach); adalah penelitian dengan tujuan
menerapkan, mengisi dan mengevaluasi kemampuan suatu teori yang
diterapkan dalam memecahkan masalah-masalah praktis.

b. Penelitian Menurut Pendekatan atau Metode Digunakan.


1) Penelitian Survai; adalah penelititan yang dilakukan pada populasi,
tetapi data yang dipelajari adalah data sampel yang diambil dari
populasi dengan menggunakan kuisioner sebagai alat pengumpul data
yang pokok.
2) Penelitian Ex post Facto; adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk
meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian mengurut
kebelakang melalui data untuk menemukan faktor-faktor yang
4
mendahului atau menentukan sebab-sebab yang mungkin atas
peristiwa yang diteliti.
3) Penelitian eksperimen; adalah suatu penelitian yang berusaha mencari
pengaruh variabel tertentu terhadap variabel lain dalam kondisi yang
terkontrol secara ketat.
4) Penelitian naturalistik; adalah penelitian ini sering disebut dengan
metode kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alami (tidak dalam kondisi buatan)
dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci.
5) Penelitian kebijakan (Policy Research); adalah suatu proses penelitian
yang dilakukan pada atau analisis terhadap masalah-masalah sosial
yang mendasar sehingga temuannya dapat direkomendasikan kepada
pembuat keputusan atau kebijakan untuk bertindak secara praktis
dalam menyelesaikan suatu masalah.
6) Penelitian tindakan (action Research), David Khue mengemukakan
bahwa penelitian tindakan dilakukan dengan tujuan untuk
mengembangkan pendekataan dan program baru guna memecahkan
masalah yang muncul pada situasi yang aktual.
7) Penelitian evaluasi; terdapat dua jenis penelitian evaluasi yatu
penelitian evaluasi formatif yang menekankan pada proses dan
penelitian evaluasi sumatif yang menekankan pada produk (hasil).
Evaluasi formatif ingin mendapatkan feed back dari suatu aktivitas
dalam proses, sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan program.
Evaluasi sumatif menekankan pada efektivitas pencapaian program
yang berupa produk tertentu.
8) Penelitian sejarah; adalah penelitian berkenaan dengan analisis yang
logis terhadap kejadian-kejadian yang telah berlangsung di masa lalu.
Tujuan penelitian sejarah adalah untuk merekomendasi kejadian-
kejadian dimasa lampau secara sistematis dan obyektif, melalui
pengumpulan, evaluasi, verifikasi, dan sintesa data yang diperoleh,
sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta untuk membuat kesimpulan.
5
c. Penelitian Menurut Eksplanasi
Yang dimaksudkan dengan jenis penelitian menurut eksplanasi adalah jenis-
jenis penelitian berdasarkan tingkat penjelasan, yaitu bagaimana variabel-
variabel yang diteliti akan dijelaskan melalui data terkumpul. Jenis-jenis
penelitian menurut eksplanasinya adalah :
1) Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan terhadap
variabel secara mandiri, yaitu tenpa membuat perbandingan atau
menghubungkan dengan variabel yang lain. Suatu penelitian yang
berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti: seberapa besar
produktivitas kerja karyawan, seberapa baik kepemimpinpinan di PT
Z?
2) Penelitian komparatif; adalah satu penelitian yang bersifat memban
dingkan. Dalam penelitian komparatif variavelnya masih mandiri tetapi
sampelnya lebih dari satu: contoh : studi perbedaan tingkat
produksivitas kerja antara pegawai negeri dan swasta.
3) Penelitian Asosiatif adalah suatu penelitian dimana minimal terdapat
dua variabel yang dihubungkan. Jadi dalam penelitian ini akan dicari
model atau bentuk hubungan, besar kecilnya hubungan, tingkat keratan
hubungan antara variabel yang satu dengan variabel lainnya.

d. Penelitian Menurut Jenis Data


1) Penelitian kualitatif, adalah suatu penelitian dimana data pokok
penelitiannya merupakan data yang berbentuk kalimat, skema,
gambar, dan sebagainya.
2) Penelitian kuantitatif; adalah suatu penelitian yang data pokoknya
merupakan data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan.
3. Karakteristik Proses Penelitian

Karena penelitian di pandang sebagai metode ilmiah, maka karakteristik


penelitian terutama yang menggunakan pendekatan kuantitatif adalah sebagai berikut:

Penelitian harus Sistematis, adalah penelitian adalah merupakan proses terstruktur,


sehingga diperlukan aturan dan langkah-langkah tertentu untuk melaksanakannya.
6
a. Penelitian harus Logis, artinya langkah-langkah penelitian yang sistematis,
urutannya harus logis pada setiap tahap atau bagian, sehingga validitas internal
(rasional) secara relatif dapat dipenuhi.

b. Penelitian harus Empiris, ialah penelitian harus berkenaan dengan dunia


empiris atau dunia nyata, yaitu dunia yang dapat diindera oleh panca indera
manusia. Dengan demikian penelitian sifatnya obyektif sesuai dengan fakta.

c. Penelitian mempunyai Sifat Reduktif, ialah bila penelitian menggunakan


prosedur yang analitik untuk mendapatkan data, maka sebenarnya peneliti
telah mereduksi tentang suatu fenomena. Proses reduksi adalah merupakan
bagian dari upaya untuk menjelaskan realitas menjadi pernyataan yang bersifat
konseptual, sehingga dapat digunakan untuk memahami hubungan antara
kejadian antara yang satu dengan kejadian yang lainnya, dan untuk
memprediksi bagaimana kejadian akan berlangsung.

d. Penelitian bersifat Replicable dan Transmitable, adalah karena penelitian


bersifat ilmiah, maka harus dapat diulangi oleh orang lain sehingga dapat
diperiksa kebenarannya. Sedangkan transmitable artinya bahwa penelitian
tersebut harus dapat dipahami untuk dapat dipergunakan hasilnya.

e. Penelitian harus memiliki Kegunaan, adalah sesuai dengan tujuan diadakannya


penelitian, maka kegunaan penelitian ada dua, yaitu :
1) Kegunaan praktis, dalam arti mampu memberi rekomendasi saran
kepada komunitas, kelompok atau institusi dalam menigkatkan,
memperbaiki, meminimalkan resiko dari permasalahan yang dijadikan
sebagai pusat pengamatan.
2) Kegunaan akademik, yang berarti bahwa suatu penelitian harus
memberika kontribusi positif terhadap perkembangan ilmu
pengatehuan.

4. Unsur - Unsur Penelitian

Penelitian sosial pada dasarnya adalah suatu upaya yang sistimatis untuk
menerangkan suatu fenomena sosial dengan cara memandang fenomena tersebut
sebagai hubungan antar variabel. Secara umum proses penelitian sosial terdiri dari dua
7
tahap, yakni proses teoritisasi dan proses empirisasi. Agar peneliti dapat melakukan
proses penelitian dengan baik, maka peneliti harus memiliki pengetahuan yang baik
tentang berbagai unsur peneitian. Pemahaman ini diperlukan pada proses teoritisasi,
karena dengan adanya pengetahuan tentang berbagai konsep, proposisi dan teori,
peneliti akan dapat merumuskan hubungan-hubungan teoritis secara baik. Pada tahap
empirisasi, pengetahuan tentang variabel, hipotesis, dan definisi operasional juga
diperlukan agar peneliti mempunyai gambaran yang jelas tentang data yang hendak
dikumpulkan dalam suatu penelitian. Unsur unsur penelitian tersebut dalah :

a. Konsep, adalah abstraksi mengenai suatu fenomena yang dirumuskan atas


dasar generalisasi dari sejumlah karakteristik kejadian, keadaan, kelompok
atau individu tertentu. Peranan konsep dalam penelitian adalah untuk
menghubungkan dunia teori dan dunia observasi, antara abstraksi dan realita.
Dalam kenyataannya akan ditemui dua jenis konsep yaitu konsep yang jelas
hubungannya dengan fakta atau realita yang mereka wakili, seperti konsep
tentang meja, kursi dan lain-lain, dan yang kedua konsep yang sifatnya lebih
abstrak atau lebih kabur hubungannya dengan realita seperti konsep tentang
motivasi, kecerdasan, kemampuan, kepuasan, semangat dan lain-lain.
Konsep-konsep yang sangat abstrak disebut dengan konstruk. Tugas peneliti
adalah bagaimana menggambarkan konsep yang masih bersifat abstrak
menjadi suatu fenomena yang lebih riil sehingga memudahkan untuk
melakukan pengukuran.

b. Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep atau lebih. Proposisi
tidak mempunyai format yang baku. Biasanya disajikan dalam bentuk kalimat
pernyataan yang menunjukkan hubungan antara dua konsep. Misalnya
proposisi tentang kepuasan pelanggan yang di pengaruhi oleh kualitas
pelayanan. Dalam penelitian sosial dikenal dua tipe proposisi, yaitu aksioma
atau postulat dan teorem. Aksioma atau postulat adalah proposisi yang
kebenarnya tidak di pertanyakan lagi sehingga tidak perlu diuji kembali.
Seperti proposisi bahwa matahari adalah pusat alam semesta, bumi berputar
pada sumbunya dan lain-lain. Teorem adalah proposisi yang reduksi dari
aksioma yang mana kebenarannya masih diragukan sehingga perlu diuji
kembali dalam suatu penelitian. Proposisi yang kebenarannya tidak di
pertanyakan lagi sebenarnya hampir tidak pernah ada dalam fenomena sosial.
8
Perubahan waktu, tempat dan subyek penelitian akan dapat menghasilkan
penelitian yang berbeda dari permasalahan yang sama.

c. Teori adalah serangkaian asumsi, konsep, konstruk, definisi, dan proposisi


untuk menerangkan suatu fenomena secara sistematis dengan cara
merumuskan hubungan antar konsep.
Berdasarkan definisi tersebut, teori mengandung tiga hal, yaitu :
1) Teori adalah serangkaian proposisi antara konsep-konsep yang saling
berhubungan.
2) Teori menerangkan secara sistimatis suatu fenomena dengan cara
menentukan hubungan antar konsep.
3) Teori menerangkan fenomena tertentu dengan cara menentukan
hubungan antar konsep dan bagaimana bentuk hubungannya.
Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa teori adalah dasar untuk
merumuskan hubungan antar variabel, bentuk hubungan yang terjadi, dan
selanjutnya akan dipergunakan sebagai landasan teoritis dalam merumuskan
hipotesis penelitian.

d. Variabel, agar konsep-konsep dapat diteliti secara empiris, maka konsep


tersebut dioperasionalisasikan dengan mengubahnya menjadi variabel, yang
berarti sesuatu yang mempunyai variasi nilai. Dalam penelitian sosial dikenal
dua bentuk variabel yaitu variabel kategorikal (categorical variables) dan
variabel bersambungan (contiaous variables). Variabel katagorikal adalah
variabel yang membagi responden menjadi dua katagori atau disebut juga
variabel dilotomi, misalnya variabel jenis kelamin, yaitu pria dan wanita,
variabel status perkawinan, yaitu kawin dan tidak kawin.. Variabel
bersambungan adalah variabel yang nilainya merupakan skala, baik bersifat
ordinal, internal, maupun rasio. Contoh variabel bersambungan antara lain
umur tingkat pendapatan, motivasi, kinerja, kepuasan pelanggan dan lain-lain.

e. Hipotesis; adalah merupakan instrumen penelitiian yang penting, karena ia


merupakan hasil reduksi dari teori atau proposisi yang lebih spesifik sifatnya
sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris. Suatu hipotesis umumnya
dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang menghubungkan antara dua
9
variabel atau lebih. Masalah hipotesis akan dibahas secara rinci pada bab
berikutnya.

f. Definisi opersional; adalah merupakan unsur penelitian yang memberitahukan


bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Dengan kata lain definisi
operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan untuk mengukur variabel
agar data yang dikumpulkan valid dan reliabel. Misalnya, variabel prestasi
kerja karyawan yang direduksi dari teori prestasi kerja menyatakan bahwa
kinerja adalah merupakan kemampuan karyawan untuk menyelesaikan
pekerjaan sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Agar variabel prestasi
kerja karyawan dapat diukur secara lebih pasti, maka ia harus di
operasionalisasikan. Definisi operasional variabel prestasi kerja karyawan,
misalnya: prestasi kerja karyawan adalah kemampuan karyawan untuk
menyelesaikan tugas-tugas ditinjau dari jumlah tugas yang mampu di
selesaikan, mutu atau kualitas pekerjaan yang dihasilkan dan ketepatan waktu
yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan.

5. Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif

Perbedaan Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif bukan saja terletak pada jenis
datanya, namun juga mempunyai perbedaan-perbedaan lain yang sangat mendasar.
Perbedaan-perbedaan tersebut adalah:

a. Dari segi perspektifnya, penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan


etik, dalam arti bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan
terlebih dahulu konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang
berasal dari teori yang sudah ada. Sebaliknya penelitian kualitatif
menggunakan perspektif emik yang artinya peneliti mempelajari fenomena
yang terjadi dengan jalan mengumpulkan data berupa cerita rinci dari
responden yang diungkapkan secara obyektif.

b. Penelitian kuantitatif berangkat dari sebuah konsep teori, kemudian


merumuskan hipotesis dan melakukan pengujian. Sedangkan penelitian
kualitatif adalah upaya mengkaji suatu fenomena melalui pengumpulan
10
informasi berupa cerita rinci, kemudian mengembangkan, menciptakan,
menemukan konsep atau terori.

c. Penelitian kuantitatif umumnya dilengkapi dengan hipotesis. Hipotesis


ditetapkan sejak awal penelitian yang bertitik tolak dari konsep yang terdapat
dalam teori yang terpilih, penelitian kualitatif umumnya tidak dilengkapi
hipotesis, jika ada maka hipotesis bisa ditemukan ditengah penggalian data.

d. Dari segi teknik pengumpulan data, penelitian kuantitatif mengutamakan


penggunaan kuisioner sedangkan penelitian kualitatif mengutamakan
penggunaan wawancara dan observasi.

e. Dari segi permasalahan atau tujuan, penelitian kuantitatif menanyakan atau


ingin mengetahui pengaruh, keeratan hubungan antar variabel, sedang
penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna dari
fenomena yang terjadi.

f. Dari segi teknik memperoleh jumlah sampel, penelitian kuantitatif umumnya


sudah menetapkan terlebih dahulu melalui teknik pengumpulan sampel yang
representatif, dan dalam penelitain kualitatif penetapan jumlah responden
(sampel) didasarkan pada suatu proses pencapaian kualitas informasi yang
penetapannya baru dapat ditentukan pada saat penelitian sudah dilaksanakan.

g. Penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan deduktif, di mulai dari konsep


yang berasal dari teori yang bersifat umum kemudian diuji dan dibuat
kesimpulan. Sedang penelitian kualitatif menggunakan pendekatan induktif,
yakni prosesnya diawali dari upaya memperoleh data yang detail kemudian
dikatagori, diabstraksi serta dicari tema, dibuat konsep atau teori sebagai
temuan.

h. Dari segi bentuk sajian data penelitian kuantitatif berupa angka sedang
penelitian kualitatif adalah bentuk informasi detail sesuai dengan pandangan
responden.

i. Dari segi analisis data, penlitian kuantitatif dilakukan setelah data


dikumpulkan dengan menggunakan perhitungan statistik, sedang penelitian
kualitatif analisis data dilakukan sejak awal diadakannya penelitian dengan
cara mereduksi, mengelompokkan dan memberi iterprestasi.
11
j. Dari segi kesimpulan penelitian kualitatif interprestasi data oleh peneliti
melalui pengecekan dan kesepakatan dengan subyek penelitian, sedang
penelitian kuantitatif pembuatan kesimpulan sepenuhnya di lakukan oleh
peneliti berdasarkan hasil perhitungan atau analisis statistik.

E. Latihan Soal-Soal

Setelah mempelajari topik ini, jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini


dengan singkat dan jelas !

1) Sebutkan dan jelaskan 2 (dua) metoda yang dapat ditempuh untuk


mendapatkan kebenaran !

2) Sebutkan dan jelaskan 3 (tiga) ciri dari penelitian ilmiah !

3) Uraikan apa yang menjadi tujuan peneltian ilmiah !

4) Jelaskan dengan menggunakan contoh, apa yang dimaksud data valid, reliabel,
dan obyektif !

5) Jelaskan apa perbedaan dari penelitian murni (pure research) dan penelitian
terapan (apllide) . Berikan contoh !

6) Jelaskan dengan menggunakan contoh, apa yang dimaksud dengan konsep,


variabel, dan teori !

7) Apa manfaatnya merumuskan definisi operasional variabel, berikan


contohnya!

8) Penel;itian ilmiah bersifat replicable dan transmicable, apa maksudnya,


jelaskan dengan menggunakan contoh !

9) Salah satu sifat penelitian ilmiah adalah bahwa penelitian tersebut bersifat
empiris, jelaskan dengan contoh !

10) Sebutkan dan jelaskan 3 (tiga) perbedaan penelitian kuantitatif dan kualitatif !

F. Kesimpulan

Penelitian ilmiah adalah merupakan metoda untuk mendapatkan kebenaran


yang dilakukan dengan cara rasional, empiris dan sistimatis. Dalam prakteknya,
penelitian ilmiah dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan induktif maupun
deduktif.
BAB II
DATA DAN SKALA PENGUKURAN

A Pengantar
Salah satu faktor yang sangat menentukan keberhasilan penelitian ilmiah
adalah tersedianya data yang valid dan reliabel. Data yang valid dan reliabel akan
diperoleh bila sudah dipahami struktur organisasi dari data, jenis-jenis data,
sumber data, dan teknik pengumpulan data. Data penelitian yang diperoleh baik
berupa angka maupun non angka (berupa keterangan) adalah merupakan fakta
empiris atas gejala atau penomena yang akan dipelajari. Data penel;itian yang
valid dan reliabel akan menghasilkan kesimpulan penelitian yang representatif.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah metode
ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan
jenis-jenis data, sumber data, teknik pengumpulan data, serta dapat menjelaskan
struktur organisasi data.
D. Materi Pembahasan
1. Pengertian

Pada dasarnya konsep dan teori adalah abstraksi tentang obyek dan
kejadian yang digunakan peneliti untuk menggambarkan fenomena yang diteliti.
Fungsi konsep sebagai alat untuk mengidentifikasi fenomena yang di observasi,
sedang teori adalah jalur logika atau penalaran yang digunakan peneliti untuk
menerangkan hubungan antar fenomena yang diteliti. Dalam penelitian sosial
konsep harus di hubungkan dengan realita. Untuk itu harus dilakukan pengukuran
atas gejala-gejala yang diamati sehingga memperoleh apa yang di sebut data.

12
13

2. Jenis-jenis Data

Berdasarkan sifatnya, data di dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:

a. Data kualitatif adalah data yang berupa keterangan atau informasi


misalnya keterangan tentang kemajuan pembangunan, stabilitas keamanan,
pemerataan pendapat dan lain-lain.

b. Data kuantitatif adalah data yang berupa angka misalnya jumlah


penduduk, tingkat pendapatan, laju inflasi, suku bunga dan lain-lain. Data
kuantitatif dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu:
1) Data Diskrit/Nominal/Dikotomi adalah data yang diperoleh dari
hasil perhitungan yang berupa bilangan bulat dan hanya dapat di
golongkan secara katagori. Contoh, Jenis Kelamin : 1 = Pria; dan
2 = Wanita. Status perkawinan: 1 = kawin; dan 2 = tidak kawin
2) Data Kontinum / Politomi adalah data yang diperoleh dari hasil
pengukuran yang memiliki variasi menurut tingkatannya. Contoh:
data kepuasan pelanggan : sangat puas, puas, cukup puas, tidak
puas, sangat tidak puas. Selanjutnya data kontinum dapat dibagi
menjadi :
a) Data Ordinal; adalah data berbentuk ranking atau peringkat dengan
jarak yang tidak sama. Skala ordinal disebut juga skala berjenjang
yang menggolong-golongkan subyek menurut jenjangnya.
b) Data interval; adalah data berupa ranking yang mempunyai jarak
sama, tetapi tidak memiliki angka nol mutlak.
c) Data ratio; adalah data berupa ranking, mempunyai jarak yang
sama, dan memiliki nilai nol mutlak.

Pemahaman tentang berbagai jenis data ini sangat penting dalam suatu
penelitian sosial. Penelitian terhadap gejala-gejala nominal / dikotomi mempunyai
kegunaan yang sangat terbatas. Ia menjadi ciri pokok daripada penelitian
eksploratif yang maksudnya semata-mata untuk mengetahui ada tidaknya
perbedaan, ada tidaknya hubungan tanpa dapat menjelaskan lebih jauh dari pola
hubungan atau pola perbedaan yang terjadi. Sedang penelitian terhadap gejala-
gejala kontinum dimana datanya memiliki variasi atau peringkat mempunyai
kegunaan yang lebih luas yaitu disamping penelitian ini dapat menjelaskan ada
14

tidaknya hubungan tapi juga mampu menjelaskan pola hubungan yang terjadi dari
fefnomen-fenomena yang diselidiki. Perbedaan sifat data ini juga akan
berimplikasi kepada perbedaan di dalam memilih alat analisis yang akan
dipergunakan pada saat pengolahan data.

3. Sumber Data

a. Data Primer; adalah data yang diperoleh dan diolah secara langsung dari
lokasi penelitian.
b. Data Sekunder; adalah data yang didapatkan secara tidak langsung dari
berbagai sumber yang ada hubungannya dengan permasalahan penelitian.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi (Observation) ; adalah teknik pengumpulan data dimana peneliti
datang secara langsung mengamati situasi kondisi gejala/fenomena ke lokasi
penelitian.
b. Wawancara (Intervew); adalah teknik pengumpulan data dengan jalan
mengadakan wawancara langsung dengan responden.
c. Daftar Pertanyaan (Questionaire) ; adalah merupakan teknik pengumpulan
data dengan jalan menyebarkan angket/daftar pertanyaan kepada responden.
d. Dokumentasi (Documentation); adalah teknik pengumpulan data melalui
penelusuran informasi dari sumber-sumber yang diakui keabsahannya.
5. Skala Pengukuran

Keberadaan data yang valid dan reliabel adalah penting untuk menghasilkan
penelitian yang berkualitas. Permasalahan utama dalam penelitian sosial yang
menggunakan pendekataan kuantitatif adalah bagaimana mengukur variabel
penelitian yang sebetulnya merupakan fenomena sosial agar data yang dihasilkan
adalah data kuantitatif berupa angka.

Untuk tujuan ini, skor jawaban dari pertanyaan- pertanyaan yang akan
diajukan kepada responden harus dibuat dengan menetapkan hal-hal sebagai
berikut:

a. Range ( jejang ) skor jawaban : Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang


dibuat harus ditetapkan terlebih dahulu range / jenjang skor jawabannya..
Contoh penelitian yang menggunakan jenjang 3, yaitu: 1 = rendah ; 2 =
cukup ; 3 = tinggi. Penelitian yang menggunakan jenjang 5, yaitu: 1 =
15

sangat tidak setuju ; 2 = tidak setuju ; 3 = netral ; 4 = setuju ; 5 = sangat


setuju.

b. Bobot Skor pada setiap pertanyaan; pada tahap ini peneliti harus
menetapkan bobot skor dari masing-masing pertanyaan. Bobot skor pada
setiap pertanyaan, bisa sama dan bisa tidak sama

6. Jenis-jenis Skala Pengukuran

a. Skala Likert

Skala ini biasanya dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan


prestasi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dengan
menggunakan skala likert variabel yang akan diulkur di jabarkan menjadi
indikator variabel sebagai dasar untuk menyusun item-item pertanyaan instrumen
penelitian. Contoh: misalnya akan diadakan survai terhadap 100 karyawan PT.
XYZ, tentang akan di berlakukannya sistem penggajian yang baru. Berdasarkan
data yang telah dikumpulkan, maka diketahui :
 Jumlah jawaban sangat setuju = 25 orang
 Jumlah jawaban setuju = 40 orang
 Jumlah jawaban cukup setuju = 5 orang
 Jumlah jawaban tidak setuju = 20 orang
 Jumlah jawaban sangat tdk setuju= 10 orang

Agar data yang telah dikumpulkan dapat dianalisis lebih lanjut, maka terlebih
dahulu jawaban atas pertanyaan dalam instrumen harus diberikan skor . Jawaban
sangat tidak setuju di beri skor 1, jawaban tidak setuju diberi skor 2, jawaban
cukup setuju diberi skor 3, jawaban setuju diberi skor 4, dan jawaban sangat
setuju diberi skor 5. Data tersebut dapat dianalisis sebagai berikut :
 Jumlah skor 25 orang menjawab sangat setuju (ss): 25x5 = 125
 Jumlah skor 40 orang menjawab setuju (s) : 40x4 = 160
 Jumlah skor 5 orang menjawab cukup setuju (cs) : 5 x 3 = 15
 Jumlah skor 20 orang menjawab tidak setuju (ts) : 20x2 = 40
 Jumlah skor 10 orang menjawab sts :10x1 = 10
Jumlah = 350
16

Jumlah skor ideal ( kriterium ) untuk seluruh item pertanyaan adalah sebagai
berikut : 5 x 100 = 500 ( sangat setuju ).
Jumlah skor terendah adalah : 1 x 100 = 100 ( sangat tidak setuju ).
Dengan demikian maka tingkat persetujuan terhadap pemberlakuan sistem
penggajian yang baru adalah sebesar : 350/500 x 100% = 70%.

b. Skala Guttman

Skala ini biasanya dipergunakan untuk mengukur jawaban yang tegas dari
responden seperti ya - tidak, pernah - tidak pernah. Data yang diperoleh dengan
menggunakan metode ini adalah data interval atau rati.

c. Semantic Defferensial
Metode ini dikembangkan oleh Osggod. Metode ini biasanya
dipergunakan untuk mengukur sikap yang bentuknya disusun dalam satu garis
kontinum, dimana jawaban sangat positif berada di bagian kanan garis, dan
jawaban sangat negatif terletak dibagian kiri. Responden dapat memberi jawaban
pada rentang jawaban sangat positif sampai dengan sangat negatif sesuai dengan
persepsi responden. Contoh: Berikan nilai tetang gaya kepemimpinan manager
anda

1 Bersahabat 5 4 2 1 Bermusuhan
2 Tepat janji 5 4 2 1 Lupa janji
3 Sabar 5 4 2 1 Suka marah
Penuh
4 5 4 2 1 Egois
perhatian
Memberikan
kepercayaan
5 5 4 2 1 Mendominasi
kepada
bawahan

d. Rating Scala
Data yang diperoleh dengan metode rating scala berupa angka dan
kemudian ditafsirkan dalam pengertian kualitatif. Contoh: seberapa tinggi
17

pengetahuan anda tentang mata kuliah - mata kuliah berikut ini, sebelum dan
sesudah diklat.
Kriteria Penilaian:
1) 0 = Bila sama sekali belum tahu
2) 1 = Bila mengetahui sampai dengan 25 %
3) 2 = Bila mengetahui sampai dengan 50 %
4) 3 = Bila mengetahui sampai dengan 75 %
5) 4 = Bila mengetahui sampai dengan 100 %
Mohon dijawab dengan cara melingkari nomor sebelum dan sesudah latihan :

Pengetahuan Mata kuliah Pengetahuan


sebelum diklat sebelum diklat
0 1 2 3 4 Komunikasi 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Tata ruang kantor 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Sistem laporan 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Pemasaran 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Akuntasi 0 1 2 3 4
0 1 2 3 4 Statistik 0 1 2 3 4

Metode ini sangat efektif digunakan untuk melihat sejauh mana perubahan
peningkatan pemahaman tentang mata kuliah yang terjadi antara sebelum
diadakannya diklat dan sesudahn diklat.

E. Latihan Soal-Soal
Jawab dengan jelas dan singfkat dari pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1. Apa yang saudara ketahui tentang data ?
2. Jelaskan dengan menggunakan diagram struktur organisasi data !
3. Jelaskan dengan menggunakan contoh apa yang dimaksud dengan data
ordinal ?
4. Jelaskan perbedaan data interval dengan ratio !
5. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam menentukan skala
pengukuran ?
18

6. Skala pengukuran apa kiranya yang paling tepat dipergunakan mengukur


sikap?
7. Sebutkan dan jelaskan sumber-sumber data penelitian!
8. Apa yang dimaksud dengan teknik pengumpulan data dengan kuesioner?
9. Apa keuntumngan teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik
wawancara?

F. Kesimpulan
Data adalah bagian terpenting yang harus dipahami dalam suatu kegiatan
penelitian. Hal ini disebabkan karena data adalah merupakan bahan baku yang
akan diolah/diproses untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang ada.
Jika data yang terkumpul tidak valid dan tidak reliabel, maka akan mendapatkan
hasil penelitian yang tidak valid juga.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN

A. Pengantar
Peneltian ilmiah adalah merupakan upaya manusia untuk mendapat
kebenaran melalui cara-cara ilmiah yang sudah mempunyai proses dan prosedur
sistimatis yang baku dan standar. Prosedur yang sistimatis adalah merupakan urut-
urutan langkah yang dibuat sedemikian rupa, dimana langkah 2 baru dapat
dikerjakan bila langkah 1 sudah selesai, demikian seterusnya.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan dan
menjelaskan tahap-tahap kegiatan penelitian.
D. Materi Pembahasan

1. Proses Penelitian
Penelitian kuantitatif didasarkan pada paradigma positivisme dengan
berlandaskan pada asumsi mengenai obyek empiris. Asumsi pertama bahwa
obyek / fenomena dapat diklasifikasikan menurut sifat, jenis, struktur, bentuk dan
sebagainya.

Asumsi kedua adalah determinisme (hubungan sebab-akibat). Asumsi ini


mengatakan bahwa setiap gejala ada yang menyebabkan. Berdasarkan asumsi
pertama dan kedua maka peneliti dapat memilih variabel yang diteliti, dan
mencari hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain.

Asumsi ketiga adalah bahwa suatu gejala tidak akan mengalami perubahan
dalam waktu tertentu. Kalau gejala yang diteliti itu berubah terus maka akan sulit
untuk diteliti.

Penelitian pada prinsipnya adalah untuk menjawab suatu permasalahan.


Masalah merupakan penyimpangan daripada yang seharusnya terjadi dengan apa
yang sesungguhnya terjadi. Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan
19
20

dari obyek yang diteliti melalui pengamatan fakta-fakta empiris. Supaya peneliti
dapat merumuskan masalah dengan baik, maka peneliti harus menguasai teori.

Kajian fakta-fakta empiris yang berlandaskan kerangka konsep dan teori


dari fenomena-fenomena yang diteliti. Model hubungan ini akan dirumuskan
dengan jelas melalui perumusan hipotesis.

Kesimpulan adalah langkah terakhir dari suatu periode penelitian yang


berupa jawaban terhadap rumusan masalah. Proses penelitian kuantitatif dapat
juga di lakukan secara berulang-ulang dalam rangka untuk mendapatkan
konsistensi atau reliabilitas data penelitian dan sebagai pembuktian.

2. Presedur Penelitian

Secara garis besar prosedur penelitian dapat di bagi menjadi 3 (tiga) yaitu

a. Perancangan penelitian
b. Pelaksanaan penelitian
c. Pembuatan laporan penelitian

Untuk mendapat gambaran yang lebih rinci tentang prosedur pelaksanaan


penelitian, maka prosedur penelitian yang teridri dari perancangan, pelaksanaan
dan pembuatan laporan penelitian dapat diuraikan menjadi:
1) Identifikasi masalah
2) Studi pendahuluan
3) Merumuskan masalah
4) Merumuskan anggapan dasar
4a)Merumuskan hipotesis
5) Memilih pendekatan
6) Menentukan variabel dan sumber data
7) Menyusun instrumen
8) Mengumpulkan data
9) Analisis data
10) Membuat kesimpulan
11) Membuat laporan

Langkah ke - 1 sampai denga ke – 6 adalah rincian dari kegiatan


pembuatan rancangan penelitian, langkah ke – 7 sampai dengan ke – 10
21

merupakan pelaksanaan penelitian, langkah terahir sama dengan pembuatan


laporan penelitian.
BAGAN ARUS PENELITIAN

Langkah 1
Identifikasi Masalah

Langkah 2
Studi Pendahuluan

Langkah 3
Merumuskan Masalah

Langkah 4
Merumuskan Anggapan Dasar
Langkah 4. a
Hipotesis

Langkah 5
Memilih Pendekatan

Langkah 6 a. Langkah 6 b.
Menentukan Variabel Menentukan sumber data

Langkah 7
Menyusun Instrumen Penelitian

Langkah 8
Mengumpulkan Data

Langkah 9
Analisis Data

Langkah 10
Menarik Kesimpulan

Langkah 11
Menyusun laporan
22

E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyan pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas !
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan prosedur penelitian ?
2. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap kegiatan penelitian yang termasuk
dalam kelompok perencanaan !
3. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap kegiatan penelitian yang termasuk
dalam kelompok pelaksanaan !
4. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap kegiatan penelitian yang termasuk
dalam kelompok pelaporan dan publikasi !
5. Apakah tahap-tahap kegiatan penelitian tersebut dapat dirubah sesuai
dengan kemampuan ? Jelaskan jawaban saudara !

F. Kesimpulan
Salah satu syarat yang harus diikuti dalam penelitian ilmiah adalah bahwa
tahap-tahap peneltian harus dikerjakan sesuai dengan urutan yang ada. Prosedur
peneltian tersebut sudah standar dan baku, dimulai dari identifikasi masalah,
perumusan masalah sampai pada pelaporan dan pempublikasian laporan
penelitian.
BAB IV
IDENTIFIKASI MASALAH

A. Pengantar
Tujuan utama peneltian adalah menemukan, menguji, dan
mengembangkan teori tertentu sehingga dapat memecahkan berbagai
permasalahan yang dihadapi oleh manusia beserta lingkungannya. Oleh karena itu
dalam suatu kegiatan peneltian yang pertama ada adalah masalah. Upaya untuk
menemukan akar masalah dari suatu penomena/gejala bukanlah hal yang mudah.
Pengidentifikasian masalah dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain :
mengkaji secara cermat melalui teori-teori faktor-faktor yang mungkin menjadi
penyebab dari suatu gejala, mengadakan observasi ke lokasi kejadian, bertemu
dengan orang atau tokoh masyarakat yang dapat memberikan informasi dari
penomena yang miuncul, dan lain sebagainya.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan,
menjelaskan, dan mengimplementasikan teknik mengadakan pengidentifikasian
masalah sehingga dapat detemukan masalah utama dari suatu gejala/penomena
yang terjadi.
D. Materi Pembahasan
1. Sumber Masalah

Mengidentifikasi dan memilih masalah penelitian adalah suatu langkah


awal dari suatu kegiatan penelitian. Bagi orang yang belum berpengalaman
meneliti, menentukan dan memilih masalah penelitian bukanlah pekerjaan yang
mudah, dan bahkan boleh dikatakan sulit. Seringkali bahwa fenomena yang
muncul kepermukaan dari suatu fakta / realita bukan merupakan akar
permasalahannya. Untuk itu diperlukan pengamatan yang sungguh-sungguh agar
mendapatkan akar permasalahan atas fakta yag terjadi.

23
24

Pada dasarnya masalah timbul karena adanya tantangan, adanya halangan /


rintangan, adanya gap antara apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang
sesungguhnya terjadi. Pengidentifikasian dan perumusan masalah bertujuan untuk
mencari dan menemukan jawaban atas permasalah yang ada.

Sebenarnya banyak sekali masalah yang perlu dipecahkan yang berada di


sekeliling kita. Yang menjadi kendala untuk memperoleh masalah adalah
kesanggupan peneliti menggali dan mengidentifikasi masalah serta mengetahui
sumber-sumber dimana masalah penelitian dapat diperoleh. Sumber-sumber
masalah penelitian antara lain :
1 Pengamatan tehadap kegiatan manusia
2 Buku-buku ilmu pengetahuan
3 Membaca hasil penelitian orang lain
4 Pengalamanan dan catatan pribadi
5 Pengamatan terhadap lingkungan
6 Diskusi-diskusi ilmiah.

2. Masalah dan Judul Penelitian

Masalah dan judul penelitian adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.
Dari rumusan judul penelitian, kita sudah dapat membayangkan terhadap
perumusan permasalahannya. Pemilihan dan penentuan masalah / judul penelitian
harus memprtimbangkan empat hal sebagai berikut:

a. Penelitian harus menarik minat peneliti; kegiatan penelitian merupakan


pekerjaan yang dapat menguras tenaga, pikiran, waktu, dan biaya dari
peneliti. Untuk itu masalah atau judul penelitian harus berdasarkan atas
minat peneliti. Karena hal ini dapat dijadikan motivasi untuk
menyelesaikan kegiatan penelitiannya secara tuntas. Maslah minat peneliti
biasanya di hubungkan dengan bidang keahlian ilmu pengetahuan peneliti
agar peneltian dapat dilaksanakan

b. Ada 4 (empat) hal sebagai pertimbangan agar penelitian dapat


dilaksanakan (ditinjau dari diri peneliti) :
1) Peneliti mempunyai kemampuan untuk meneliti masalah tersebut.
Artinya peneliti menguasai teori, metode dan teknik analisis untuk
memecahkan permasalahannya.
25

2) Peneliti mempunyai waktu yang cukup untuk mengerjakannya.


3) Peneliti mempunyai tenaga / fisik yang cukup kuat mengerjakan
tugas-tugas penelitian.
4) Peneliti mempunyai dana yang cukup untuk menyelesaikan tugas
penelitian.

c. Tersedia faktor pendukung; faktor pendukung yang bersifat eksternal ini


sangat dibutuhkan demi kelancaran pelaksanaan penelitan. Faktor-faktor
tersebut adalah : (1) tersedianya data sehingga pertanyaan penelitian dapat
dijawab, dan (2) adanya izin dari pihak yang berwenang

d. Hasil penelitian bermanfaat


Suatu penelitian seharusnya dapat memberikan kontribusi positif
terhadap kemajuan ilmu pengetahuan, meningkatkan efektifitas kerja atau
mengembangkan sesuatu.

3. Jenis-Jenis Mmasalah Peneltian

Jenis atau bentuk masalah penelitian ini dikembangkan berdasarkan


penelitian menurut tingkat eksplanasinya (penjelasannya). Hal ini disebabkan
karena pada dasarnya hasil penelitian nanti digunakan untuk menjelaskan
fenomena berdasarkan data yang terkumpul. Jenis atau bentuk maslah penelitian
adalah sebagai berikut:

a. Permasalahan Deskriptif; adalah suatu permasalahan yang berkenaan


dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel secara mandiri.
Penelitian ini tidak bertujuan mencari hubungan antara variabel yang
diteliti.

b. Permasalahan komparatif; adalah suatu permasalhan penelitian yang


bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda.

c. Permasalah asosiatif; adalah suatu permasalahan yang bersifat hubungan


antara dua atau lebih variabel yang diteliti. Terdapat tiga bentuk hubungan
permasalahan asosiatif yaitu :

1) Hubungan simetris adalah suatu hubungan antara dua variabel atau


lebih yang kebetulan munculnya bersamaan. Jadi bukan hubungan
26

kausal maupun interaktif.. Contoh : hubungan antara tinggi bada


dengan prestasi kerja dibidang pemasaran.

2) Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab-akibat. Jadi


disini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan
variabel dependen (variabel dipengaruhi) Contoh: adakah
pengaruh sistem penggajian terhadap prestasi kerja karyawan.

3) Hubungan interaktif / resiprocal/ timbal balik adalah hubungan


yang saling mempengaruhi; disini tidak diketahui mana variabel
independen dan mana variabel dependen. Contoh: hubungan
antara kecerdasan dengan kekayaan, kecerdasan dapat
menyebabkan kaya, demikian juga kekayaan dapat meningkatkan
kecerdasan karena gizi terpenuhi.

4. Merumuskan Judul Penelitian

Ada yang berpendapat bahwa judul penelitian sebaiknya ditulis selengkap


mungkin, sehingga dengan membaca judul dapat diketahui kehendak peneliti
dengan kgiatannya itu. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa judul penelitan
sebaiknya sesingkat mungkin. Jika pembaca mengetahui maksud lebih lanjut dari
judul tersebut harus membaca penjelasan di bagian lain. Pada dasarnya judul
penelitian yang lengkap diharapkan mencakup hal-hal sebagai berikut:.

a. Sifat dan jenis penelitian : apakah jenis permasalahan penelitian termasuk


penelitian deskriptif, komperatif, atau asosiatif

b. Obyek yang diteliti : dalam judul sudah dirumuskan secara jelas pola
hubungan dari varabel yang diteliti.
c. Subyek penelitian : adalah bahwa judul penelitian sudah diberi petunjuk
tentang subek / responden dan yang dijadikan sumber informasi.
d. Lokasi / daerah penelitian : adalah judul penelitian yang baik biasanya
sudah mencantumkan tentang lokasi penelitian akan diadakan.
e. Tahun / waktu penelitian dengan mencantumkan tahun penelitian pada
judul berarti peneliti sudah berupaya untuk melakukan pembatasan
masalah penelitian.
27

Syarat-syarat judul penelitian yang baik antara lain :


1) Menarik artinya penelitian yang akan dilaksanakan
permasalahannya sedang hangat dibicarakan, belum pernah ada
yang meneliti dan permasalahan penelitian mempunyai dampak
yang luas.
2) Singkat dan jelas bahwa judul penelitian harus dibuat singkat
namun juga harus jelas.
3) Tidak ambigu; bahwa judul penelitian harus diupayakan tidak
memberikan multi interpretasi.
4) Mencerminkan masalah yang akan diteliti ; artinya bahwa dalam
judul penelitian sudah dirumuskan dengan jelas tentang
pola/bentuk hubungan dari varabel-variabel yang akan diteliti.

E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!:
1. Apa tujuannya mengadakan identifikasi masalah peneltian?
2. Sebutkan dan jelaskan teknik pengidentifikasian masalah penelitian!
3. Sebutkan dan jelaskan apa yang dapat dianggap sumber masalah!
4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis masalah peneltian!
5. Sebutkan dan jelaskan syarat-syarat judul penelitian yang baik!
6. Faktor-faktor apa yang perlu diperhatikan dalam memilih msalah/judul
peneltian?
7. Sebutkan dan jelaskan faktor-faktor yang perlu diperhatikan agar peneltian
dapat terlaksana dengan baik!

F. Kesimpulan
Seringkali fenomena yang muncul kepermukaan sebenarnya bukanlah
merupakan akar dari permasalahan. Untuk itu perlu dilakukan pengidentifikasian
masalah secara cermat dan tepat agar dapat ditemukan akar permasalah yang
sebenarnya agar peneltian dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
BAB V
STUDI PENDAHULUAN

A. Pengantar
Dalam upaya memastikan apakah penelitian akan dapat dilaksanakan
sesuai rencana, maka dipandang perlu untuk melakukan stuidi pendahuluan.
Melalui studi pendahuluan akan dapat dipastikan bahwa data, sumber data
peneltian akan dapat diperoleh bila penelitian benar-benar dapat dilaksanakan.
Studi pendahuluan dapat dilakukan melalui penelaahan teori-teori, publikasi
ilmiah, sumber-sumber data, dan lokasi dimana penelitian akan dilaksanakan.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan, dan
menjelaskan teknik-teknik untuk melakukan studi pendahuluan.
D. Materi Pembahasan

1. Manfaat Studi Pendahuluan

Manfaat penting dari diadakan kegiatan studi pendahuluan adalah untuk


memastikan bahwa penelitian yang akan dilaksanakan dapat terlaksana sesuai
dengan yang direncanakan. Dengan mengadakan studi pendahuluan mungkin
ditemukan bahwa orang lain sudah berhasil memecahkan masalah yang diajukan
sehingga tidak ada gunanya untuk di teliti lagi. Atau mungkin sebaliknya peneliti
menemukan hal-hal yang relevan dengan permasalhan yang akan diteliti sehingga
akan memperkuat motivasi peneliti untuk melanjutkan penelitiannya.
Jadi dengan demikian manfaat diadakan studi pendahuluan (studi eksploratoris)
adalah sebagai berikut:
a. Mengetahui dengan pasti apa yang akan diteliti.
b. Mengetahui dimana, kepada siapa informasi penelitian dapat diperoleh
c. Mengetahui bagaimana caranya memperoleh data atau informasi
penelitian.

28
29

d. Dapat menentukan cara yang tepat untuk menganalisis data.


e. Memastikan apakah penelitian sudah mempertimbangkan faktor minat,
kemampuan peneliti, faktor pendukung (biaya, waktu, tenaga, perizinan)
sehingga peneliti dapat dilaksanakan dengan baik.

2. Metode Studi Pendahuluan

Sumber pengumpulan informasi untuk mengadakan studi pendahuluan ini


dapat dilakukan pada tiga obyek yaitu
a. Paper adalah dokumen-dokumen, buku-buku, majalah atau bahan tertulis
lainnya baik berupa teori, laporan penelitian atau penemuan sebelumnya.
b. Person ; bertemu, bertanya, berkonsultasi dengan para pakar / ahli, nara
sumber yang sudah mengadakan penelitian sejenis.
c. Place adalajh menyangkut tempat / lokasi penelitian. Hal ini ada
hubungannya dengan tingkat kesulitan medan / daerah areal penelitian.

E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1. Sebutkan dan jelaskan, apa manfaat kegiatan studi pendahuluan ?
2. Sebutkan cara-cara untuk melakukan studi pendahuluan!
3. Mengapa kegiatan studi pendahuluan dapat dilakukan dengan penelusuran
teori dan berbagai publikasi ilmiah?
4. Apa guna studi pendahuluan lokasi atau daerah penelitian?
5. Apa hubungan studi pendahuluan dengan keberhasilan pelaksanaan
penelitian?
F. Kesimpulan
Studi Pendahuluan sangat penting dilaksanakan untuk menghindari adanya
kegagalan dalam proses penelitian. Hal ini disebabkan karena studi pendahuluan
akan dapat meemberikan kepastian akan ketersediaan data, sumber-sumber data,
serta dimana data tersebut dapat dilaksanakan.
BAB VI

MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN

A. Pengantar
Peneltian ilmiah adalah suatu upaya untuk mendapatkan kebenaran melalui
cara-cara dan proses tertentu yang mempunyai ciri-ciri ilmiah. Dengan demikian,
masalah penelitian harus dirumuskan secara jelas, tegas dan memungkankan
untuk dicari jawabannya. Perumusan masalah harus terukur, sehingga dapat
diketahui apakah kesimpulan penelitian sudah merupakan jawaban atas maslah
yang ada.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir semester),
mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian secara rasional,
empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan,
menjelaskan, serta mempraktekkan teknik-teknik untuk merumuskan masalah
penelitian dengan baik sesuai dengan kaedah-kaedah yang ada.

D. Materi Pembahasan
1. Manfaat Perumusan Masalah

Sudah dijelaskan dalam Bab IV. Identifikasi masalah, bahwa fenomena


atau permasalahan yang muncul atas realita / fakta jumlahnya mungkin banyak
sekali. Misalnya ditemukan fakta dari sebuah perusahaan yang selama tiga
periode terakhir menunjukkan laba usaha atas pemasaran produk baru mengalami
penurunan secara signifikan. Ada banyak fenomena yang muncul dan dapat
diduga sebagai faktor penyebab penerimaan laba perusahaan yang mengalami
penurunan. Fenomena-fenomena tersebut antara lain : menurunnya kinerja
karyawan bagian perusahaan, kualitas produk, perubahan selera konsumen,
hadirnya pesaing-pesaing baru, menurunnya daya beli masyarakat dan sebagainya.
Agar penelitian menjadi fokus maka peneliti harus menetapkan dan merumuskan
permasalahan penelitian dengan jelas.

30
31

Dengan demikian maka dapat dikatakan bahwa perumusan masalah akan


bermanfaat untuk mempertegas masalah penelitian atas berbagai fenomena yang
terjadi. Di samping itu perumusan masalah juga bertujuan untuk memberikan
keyakinan bahwa permasalahan penelitian khususnya tentang pola atau model
hubungan antar variabel adalah merupakan problematik penlitian yang didasarkan
atas gejala empiris, kerangka konsep, teori dan didukung oleh penelitian-
penelitian terdahulu.

2. Teknik Perumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan awal dari segenap proses ilmiah yang


sangat menentukan keberhasilan penelitian. Makin tegas dan terarah perumusan
masalah penelitian, maka akan memperjelas peneliti untuk mengerjakan tahap-
tahapan penelitian.

Fraenkel dan Wallen dalam Sugiyono (2005) mengemukakan bahwa


masalah penelitian yang baik adalah :
a. Masalah harus feasible; dalam arti masalah tersebut harus dapat
dicarikan jawabannya melalui sumber yang jelas, tidak banyak
menghabiskan dana, tenaga dan waktu.
b. Masalah harus jelas; yaitu semua orang memberikan persepsi yang
sama terhadap masalah tersebut.
c. Masalah harus signifikan; dalam arti jawaban atas masalah tersebut
harus memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu dan
pemecahan masalah kehidupan manusia.
d. Masalah bersifat etis; yaitu tidak berkenaan dengan hal-hal yang
bersifat etika, moral, nilai-nilai keyakinan dan agama.

Selanjutnya Tuckman (1998) menambahkan rumusan masalah yang baik


adalah yang menyatakan hubungan antara dua variabel atau lebih, dinyatakan
dalam bentuk kalimat tanya atau secara implisif mengandung pertanyaan.

3. Bentuk – Bentuk Masalah Penelitian

a. Permasalahan deskriftif; adalah suatu permasalahan berkenaan


dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel secara mandiri baik
hanya pada satu variabel atau lebih. Jadi dalam penelitian ini peneliti
32

tidak bermaksud untuk mencari hubungan antar variabel,


membandingkan variabel dari sampel yang berbeda. Contoh penelitian
deskriptif adalah penelitian-penelitian yang bermaksud mengetahui
potensi pasar, kemampuan daya beli terhadap barang tertentu, dan
sebagainya.
Contoh rumusan masalah deskriptif :
1). Seberapa tinggi produktivitas kerja karyawan PT. ABC.
2). Seberapa baik interaksi kerja karyawan di industri A.
3).Seberapa baik tanggapan masyarakat terhadap produk baru
shampoo merk Z.
4). Seberapa tinggi penjualan produk elektronik merk “LUV” di
Kotamadya Denpasar.
b. Permasalahan komparatif adalah permasalahan penelitian yang bersifat
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau
lebih sampel yang berbeda.
Contoh perumusan masalah komparatif :
1) Adakah perbedaan produktivitas kerja antara pegawai negeri,
BUMN dan swasta? (satu variabel pada tiga sampel).
2) Adakah kesamaan cara promosi antara perusahaan A dan B?
3) Adakah perbedaan kemampuan dan disiplin kerja antara pegawai
swasta nasional dan perusahaan Asing (dua variabel pada dua
sampel)
4) Adakah perbedaan kuantitas dan kiralitas produktivitas antara
pegawai pria dan wanita pada industri garment di Kota A

c. Permasalahan Asosiatif; suatu pertanyaan peneliti yang bersifat


meneliti hubungan antara dua variabel atau lebih. Bentuk
permasalahan ini ada 3 (tiga), yaitu :
1).Hubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih
yang munculnya secara bersamaan. Contoh::
a) Adakah hubungan antara banyaknya radio di pedesaan
dengan jumlah sepatu yang dibeli?
b) Adakah hubungan antara sering datang ke gunung Kawi
dengan prestasi bisnis?
33

c) Adakah hubungan tinggi badan dengan kemampuan


pemasaran?
2). Hubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat
Contoh ::
a) Adakah pengaruh yang signifikan antara kemampuan kerja,
motivasi terhadap prestasi kerja karyawan di perusahaan B?
b) Seberapa besar pengaruh kepemimpinan manajer terhadap
iklim kerja di prusahaan Z?
c) Adakah pengaruh yang signifikan antara kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pelanggan PT. XXX?

3). Hubungan interaktif / resiprocal / timbal balik adalah hubungan


yang saling mempengaruhi sehingga sulit untuk ditentukan antara
variabel bebas dan variabel terikat. Contoh rumusan masalah
resiprocal:
a) Hubungan antara motivasi dan prestasi, disini dapat
dinyatakan motovasi mempengaruhi prestasi dan juga
prestasi dapat mempengaruhi motivasi.
b) Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan.

4. Merumuskan Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah merupakan harapan jawaban atas perumusan


masalah penelitian. Dalam rumusan permasalahan penelitian ditanyakan tentang
apa pokok permasalahan yang akan dikaji / diteliti maka dalam rumusan tujuan
ditetapkan tentang pernyataan dari jawaban yang diharapkan dari suatu penelitian.
Contoh:
a. Rumusan tujuan atas permasalahan : seberapa tinggi tingkat produktivitas
kerja karyawan di perusahaan A?, adalah : untuk mengetahui tingkat
produktivitas kerja karyawan di perusahaan A.
b. Untuk rumusan masalah : adakah perbedaan tentang kemampuan dan
disiplin kerja antara karyawan perusahaan swasta nasional dengan
karyawan perusahaan asing? Rumusan tujuannya adalah untuk mengetahui
perbedaan kemampuan dan disiplin kerja karyawan antara perusahaan
swasta nasional dengan perusahaan asing.
34

c. Rumusan masalah : adakah pengaruh yang signifikan antara kualitas


pelayanan terhadap kepuasan pelanggan PT. XXX?
d. Tujuan :untuk mengetahui besarnya pengaruh kualitas pelayanan terhadap
kepuasan pelanggan PT. XXX.

5. Manfaat Penelitian

Manfaat atau kegunaan penelitian dapat dilihat dari berbagai aspek antara
lain:
a. Manfaat penelitian ditinjau dari kontribusi hasil penelitian terhadap
permasalahan pembangunan nasional.
b. Manfaat penelitian ditinjau dari aspek lokasi dimana penelitian
dilasanakan. Dalam hal ini hasil penelitian hendaknya dapat memberikan
rekomendasi positif atas permasalahan yang dijadikan pusat kajian
penelitian.
c. Manfaat bagi peneliti adalah merupakan media bagi peneliti untuk belajar
dan peka terhadap berbagai fenomena sesial yag terjadi dan berupaya
untuk mencari solusi atas permasalahan yang ada.
d. Kegunaan yang sangat penting dari suatu penelitian adalah bahwa hasil
penelitian harus dapat memberi sumbangan tehadap perkembangan dan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!
1. Kenapa rumusan masalah penelitian harus dibuat dalam bentuk pertanyaan?
2. Apa hubungan masalah peneltian dengan judul penelitian?
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis masalah penelitian!
4. Bagaimana merumuskan tujuan peneltian?
5. Jelaskan manfaat peneltian dari aspek teoritis!

F. Kesimpulan
Masalah peneltian harus dibuat tegas dan memungkinkan untuk dicari
jawabannya. Sebagai penelti pemula, perumusan masalah sebaiknya dibuat dalam
bentuk pertanyaan.
BAB VII

MERUMUSKAN ANGGAPAN DASAR

A. Pengantar
Peneltian sosial umumnya sangat dipengaruhi oleh keadaan dan situasi yang
berkembang saat itu. Dengan demikian, agar peneltian dapat terlaksana dengan
baik, maka terlebih dahulu harus disampaikan asumsi atau anggapan yang harus
terpenuhi dan menjadi syarat peneltian. Misalnya, hubungan antara dua fenomena
atau lebih baru akan terjadi bila suasana perekonomian kondusif.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir semester),
mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian secara rasional,
empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan,
menjelaskan, serta mempraktekkan teknik-teknik untuk membuat asumsi dasar
penelitian.
D. Materi Pembahasan
1. Pengertian
Setelah masalah penelitian dirumuskan, maka langkah selanjutnya dalam
proses penelitian kuantitatif adalah mencari teori-teori, konsep-konsep dan
generalisasi-generalisasi, hasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai
dasar perumusan asumsi atau anggapan dasar tentang hubungan dari fenomena-
fenomena yang akan diteliti. Landasan teori dan anggapan dasar yang kokoh ini
perlu ditegakkan agar penelitian mempunyai dasar yang kuat, dan bukan sekedar
perbuatan coba-coba (trial and error).

Teori adalah alur logika atau penalaran yang merpakan seperangkat


konsep, definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Secara umum teori
mempunyai tiga fungsi, yaitu untuk menjelaskan (explanation), meramalkan
(prediction), dan pengendalian (control) suatu gejala atau fenomen. Dalam suatu
penelitian seperangkat teori akan dijadikan dasar penyusunan sederetan asumsi

35
36

yang kuat tentang kedudukan dan pola hubungan dari fenomena-fenomena yang
diteliti.

Menurut Surakhmad dalam Arikunto (2002) dinyatakan bahwa anggpan


dasar atau posfulat adalah sebuah titik tolak pemikiran yang kebenarannya di
terima oleh peneliti. Adapun manfaat dari perumusan anggapan dasar adalah
sebagai berikut:
b. Sebagai dasar berpijak yang kokoh terhadap masalah yang sedang
diteliti.
c. Untuk mempertegaskan variabel yang menjadi pusat kajian.
d. Guna menentukan dan merumuskan hipotesis.

2. Teknik Menentukan Anggapan Dasar


Seseorang yang masih merasa ragu-ragu terhadap sesuatu hal tentu saja
tidak dapat menentukan anggapan dasar secara pasti. Menentukan anggapan dasar
dapat dilakukan dengan membaca buku-buku, mendengar berita, ceramah,
menyimak pembicaraan orang lain, banyak berkunjung kedaerah-daerah,
mengadakan pendugaan berdasarkan perpendaharaan pengetahuan yang dimiliki.
Dengan kata lain bahwa asumsi dasar atau anggapan dasar harus didasarkan atas
kebenaran yang telah diyakini oleh peneliti. Contoh menentukan anggapan atau
asumsi dasar.

Judul Penelitian : studi tentang peranan orang tua terhadap pilihan profesi
anak SMU di kotamadya Denpasar. Anggapan dasar yang dapat dirumuskan
antara lain :
a) Hubungan antara anak dengan orang tua cukup erat
b) Anak tahu tentang keadaan orang tuanya (pendidikan pekerjaan cita-cita
terhadap dirinya)
c) Anak SMU sudah memahami jenis-jenisjenis profesi yang ada.
Judul Penelitian : Analisis pengaruh motivasi dan kemampuan kerja terhadap
prestasi kerja karyawan di perusahaan ABC.. Anggapan dasar yang dapat dibuat
antara lain:
a) Prestasi kerja karyawan perusahaan ABCD bervariasi
b) Kemampuan kerja karyawan berbeda-beda
c) Dorongan atau motivasi karyawan untuk melakukan pekerjaan tidak sama.
37

d) Tingkat prestasi kerja karyawan dipengaruhi oleh adanya motivasi dan


kemampuan kerjanya.
Judul Penelitian : Pengaruh sistem pengawasan terhadap disiplin karyawan di
perusahaan Z.. Anggapan dasar yang dapat dibuat antara lain:
a) Karyawan akan bekerja dengan baik bila ada yang mengawasi.
b) Disiplin karyawan bervariasi.
c) Sistem pengawasan di perusahaan Z masih lemah.

E. Latihan Soal-Soal
Jawabla pertanyaan-pertanyaan di bawah ini!
1. Apa yang anda ketahui tentang asumsi dasar peneltian?
2. Apa manfaat asumsi dasar peneltian?
3. Bagaimana caranya merumuskan asumsi dasar penelitian?
4. Apa akibatnya bila asumsi dasar penelitian tidak dibuat?
5. Faktor-faktor apa yang dapat dijadikan sebagai landasan perumusan
asumsi dasar penelitian?
F. Kesimpulan
Hasil penelitian akan valid jika asumsi dasar yang dibangun adalah
akurat, demikian pula sebaliknya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
asumsi dasar menjadi syarat agar penelitian dapat memberikan hasil yang
representatif.
BAB VIII
HIPOTESIS

A. Pengantar
Fungsi teori yang kedua (prediksi dan pemandu untuk menemukan fakta)
adalah untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian. Karena
pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif.
Ditinjau dari arti kata, istilah hipotesis berasal dari kata hypo artinya di
bawah dan tesa yang artinya kebenaran. Jadi secara hartiah istilah hipotesis
berarti suatu kebenaran yang berada dibawah atau suatu kebenaran yang masih
harus dibuktikan. Apabila peneliti telah mendalami permasalahan penelitiannya
dengan seksama serta sudah menetapkan anggapan dasar maka peneliti membuat
suatu teori sementara yang kebenarannya masih perlu diuji. Selanjutnya peneliti
akan bekerja berdasarkan teori sementara ( hipotesis ) ini.

Dalam penelitian kuantitatif yang menggunakan pendekatan deduktif,


hipotesis merupakan hasil deduksi dari teori atau proposisi yang lebih spesifik
sehingga lebih siap untuk diuji secara empiris.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir semester),
mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian secara rasional,
empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan,
menjelaskan, serta mempraktekkan teknik-teknik untuk membuat hipotesis
penelitian dengan baik dan benar sesuai dengan teori yang ada.
D. Materi Pembahasan

1. Merumuskan Hipotesis

Jawaban yang bersifat sementara dari suatu penilitian tentang pernyataan


bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih dirumuskan berdasarkan kerangka
berpikir. Artinya bahwa rumusan hipotesis tidak muncul secara tiba-tiba tapi
melalui suatu proses dan tahap-tahapan yang logis dan sistematis.

38
39

Menurut Uma Sekaran dalam Sugiyono (2005), mengemukakan bahwa


kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
hubungan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan
hubungan antar variabel independen dan dependen.

2. Jenis - Jenis Hipotesis

a. Hopotesisi Kerja / Alternatif (Ha/H1); adalah merupakan hipotesis


penelitian yang menyatakan adanya hubungan, pengaruh, perbedaan antara
variabel independen (variabel bebas) terhadap variabel dependen (variabel
terikat). Contoh : :Penelitian dengan perumusan masalah: Apakah ada
pengaruh yang signifikan dan positif dari variabel lama tayangan iklan di
TV terhadap penjualan barang? Perumusan hipotesis alternatif (Ha/H1)
adalah lama tayangan iklan di TV berpengaruh secara signifikan dan
positif terhadap penjualan barang.

b. Hipotesis nol (null hypotesys) disingkat Ho; hipotesis nol (Ho) sering juga
disebut hipotesis statistik karena biasanya dipakai dalam penelitian yang
bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik..Rumusan hiptesis
nol (Ho) menyatakan tidak ada hubungan, pengaruh, perbedaan dari
variabel bebas terhadap variabel terikat.. Berdasarkan contoh hipotesis
alternatif (Ha) diatas maka rumusan hipotesis nol (Ho) adalah : Lama
tayangan iklan di TV tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
penjualan barang.

Perumusan hipotesis alternatif adalah merupakan rumusan hipotesis


penelitian, sedang hipotesis nol (Ho) yang disebut hipotesis statistik adalah
hipotesis yang dipergunakan sebagai dasar pengujian.
40

3. Bentuk - Bentuk Hipotesis

Bentuk hipotesis penelitian sangat terkait dengan rumusan masalah


penelitian. Bila dilihat dari tingkat eksplanasinya, maka bentuk rumusan masalah
penelitian ada tiga yaitu rumusan masalah deskriptif ( variabel mandiri ),
komperatif ( perbandingan ), dan asosiatif ( hubungan ). Oleh karena itu maka
bentuk hipotesis juga ada 3 (tiga) yaitu, hipotesis deskriptif, komparatif, dan
asosiatif / hubungan.
a. Hipotesis Deskriptif;
Adalah merupakan jawaban sementara terhadap masalah deskriptif, yaitu
berkenaan dengan keberadaan variabel secara mandiri (tidak dikorelasikan dengan
variabel lain). Contoh Rumusan masalah deskriptif :
1) :Berapa lama daya tahan lampu pijar merk X?
2) Seberapa baik kualitas pelayanan karyawan bagian sales di perusahaan A?
3) Seberapa tinggi semangat kerja karyaan di PT Z?
Rumusan hipotesis deskriptifnya untuk masalah nomor satu adalah :
Daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam (Ho). Ini merupakan perumusan
hipotesis nol, karena daya tahan lampu pijar yang ada pada sampel diharapkan
tidak berbeda secara signifikan dengan daya tahan lampu pijar yang ada pada
populasi. Hipotesis alternatif ( Ha ): daya tahan lampu pijar merk X  600 jam.
Artinya daya tahan lampu bisa lebih besar atau lebih kecil dari 600
jam.Keterangan : angka daya tahan lampu pijar merk X = 600 jam adalah angka
standar yang ditetapkan.
Rumusan hipotesis nol ( Ho ) untuk maslah deskriptif nomor dua adalah:
1) Kualitas pelayanan karyawan bagian sales di perusahaan A mencapai 75 %
dari kritera ideal yang ditetapkan. Kualitas pelayanan karyawan bagian
sales di perusahaan A = 75 % dari kritera yang ditepakan (paling banyak
berarti lebih kecil atau sama dengan  ).
2) Kualitas pelayanan karyawan bagian sales di perusahaan A paling sedikit
75% dari kriteria yang ditetapkan ( paling sedikit berarti lebih besar atau
sama dengan > ).
3) Kualitas pelayanan karyawan bagian sales di perusahaan A paling banyak
75 % dari kriteria ideal yang ditetapkan (paling banyak berarti lebih kecil
atau sama dengan ≤ )
41

Dalam prakteknya hipotesis yang diajukan hanya satu dan hipotesis mana
yang dipillih tergantung pada teori dan pengamatan pendahuluan yang dilakukan
pada obyek. Hipotesis alternatif ( Ha ) dari masing-masing hipotesis nol ( Ho )
diatas adalah sebagai berikut :
1) Kualitas pelayanan karyawan bagian sales di perusahaan, A ≠ 75%.
2) Kualitas pelayanan karyawan bagian sales di perusahaan, A < 75%.
3) Kualitas pelayanan karyawan bagian sales di perusahaan, A > 75%.
Secara matematis, rumusan hipotesis statistiknya dapat ditulis :
 Ho : ρ = 75%
 Ha: ρ ≠ 75%
 Ho : ρ ≥ 75%
 Ha : ρ < 75%
 Ho : ρ ≤ 75%
 Ha : ρ > 75%
Teknik pengujian yang digunakan untuk mengujji ketiga hipotesis tersebut tidak
sama (hal ini akan dijelaskan pada bab Analisis Data).

Hipotesis Komparatif
b. Hipotesis Komparatif
Adalah merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
komparatif. Pada rumusan ini umumnya variabelnya sama tetapi populasi atau
sampelnya berbeda atau keadaan tersebut terjadi pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif “Bagaimanakah produktivitas kerja
karyawan PT.X bila dibandingkan dengan PT.”Y ?
Alternatif rumusan hipotesis komparatif :
1). Ho : Tidak terdapat perbedaan produktivitas kerja antara karyawan PT. X dan
PT.Y.
Ha : Produktivitas kerja antara karyawan PT. X berbeda dengan PT.Y.
Ho : μ1 = μ2
Ha : μ1 ≠ μ2
2). Ho : Produktivitas kerja karyawan PT. X lebih besar atau sama dengan PT.Y.
Ha : Produktivitas kerja karyawan PT. X lebih kecil dari pada PT.Y.
Ho : μ1 ≥ μ2
42

Ha : μ1 < μ2
3). Ho : Produktivitas kerja karyawan PT. X lebih kecil atau sama dengan PT.Y.
Ha : Produktivitas kerja karyawan PT. X lebih besar dari pada PT.Y.
Ho : μ1 ≤ μ2
Ha : μ1 > μ2
Keterangan :
μ1 = rata-rata produktivitas karyawan PT.X.
μ2 = rata-rata produktivitas karyawan PT.Y.

c. Hipotesis Asosiatif

Hipotesis asosiatif adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah


asosiatif, yaitu yang menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih.
Contoh :
- Rumusan masalah asosiatif ( hubungan sebab akibat )
Apakah ada pengaruh yang signifikan antara motivasi dan kemampuan
terhadap prestasi kerja karyawan di perusahaan Z ?
- Rumusan hipotesis penelitian :
Terdapat pengaruh yang signifikan antara motivasi dan kemampuan
terhadap prestasi kerja karyawan di perusahaan Z.
- Hipotesis statistik :
Ho : ρ = 0 ; berarti tidak ada pengaruh antara motivasi dan kemampuan
terhadap prestasi kerja karyawan di perusahaan Z.
Ha : ρ ≠ 0 ; berarti ada pengaruh antara motivasi dan kemampuan terhadap
prestasi kerja karyawan di perusahaan Z.

5. Paradigma Penelitian, Masalah dan Hipotesis

Dalam suatu penelitian kuantitatif yang didasari oelh suatu asumsi bahwa
suatu gejala dapat diklasifikasikan dan hubungan gejala bersifat kausal (sebab
akibat) maka peneliti dapat memfokuskan penelitiannya kepada beberapa variabel
saja. Pola hubungan variabel-variabel yang akan diteliti disebut dengan paradigma
penelitian. Jadi paradigma penelitian merupakan pola pikir yang menunjukkan
hubungan antar variabel yang akan diteliti dan sekaligus mencerminkan jenis dan
jumlah rumusan masalah yang perlu dijawab melalui penelitian, teori yang
digunakan untuk merumuskan hipotesis, jenis dan jumlah hipotesis dan teknik
43

analisis yang akan digunakan. Berdasarkan hal ini maka bentuk-bentuk paradigma
atau model penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut :
a. Paradigma Sederhana
Paradigma sederhana ini terdiri dari satu variabel independen ( X ) dan satu
variabel dependen ( Y ).
Model paradigma sederhana digambarkan :

X Y

Keterangan :
X = Kualitas Iklan Y = Jumlah barang yang terjual
Beradasarkan gambar di atas, maka kita dapat menentukan :
Jumlah rumusan masalah deskriptif ada dua, dan asosiatif ada satu, yaitu
1) Rumusan masalah deskriptif
- Bagaimana kualitas iklan (X) ?
- Seberapa banyak jumlah barang yang terjual (Y) ?
2) Rumusan masalah asosiatif
Apakah ada hubungan atau pengaruh antara kualitas iklan dengan
jumlah barang yang dapat dijual ?
Teori yang digunakan ada dua yaitu:
1) Tteori tentang periklan dan
2) Tteori penjualan.
Hipotesis yang dirumuskan ada dua yaitu hipotesis deskriptif ( biasanya tidak
dirumuskan ) dan hipotesis asosiatif.
1) Rumusan hipotesis deskriptif :
- Kualitas iklan yang dilakukan telah mencapai 70% dari yang
diharapkan.
- Jumlah barang yang terjual telah mencapai 90% dari yang
diharapkan.
2) Rumusan hipotesis asosiatif :
Ada hubungan atau pengaruh yang signifikan antara kualitas iklan
dengan jumlah barang yang terjual.
Teknik Analisis Data
44

1) Untuk masalah deskriptif, bila datanya berbentuk interval atau ratio,


maka pengujian hipotesis menggunakan t-test one sampel.
2) Untuk masalah asosiatif, bila datanya berbentuk interval atau ratio,
maka pengujian menggunakan statistik koreksi product moment
.
b. Paradigma Ganda Dengan Dua Variabel Independen
Dalam paradigma ini teradapt dua variabel independen (X1 dan X2)
dan satu variabel dependen (Y).
Model ini digambarkan sebagi berikut :

r1
X1
Y
R
X2

r2

Keterangan : X1 = kualitas pelayanan


X2 = kualitas iklan
Y = jumlah barang yang terjual
Paradigma ganda dengan dua variabel independen X1 dan X2 dan satu
variabel dependen Y. Hubungan X1 dengan Y dan X2 dengan Y,
menggunakan teknik korelasi sederhana. Untuk mencari hubungan X1 dan
X2 secara bersama-sama terhadap Y menggunakan korelasi ganda.

c. Paradigma Ganda dengan Satu Variabel Independen dan Dua Variabel


Dependen
Dalam hubungan ini terdapat satu variabel independen (X) dan dua
variabel dependen Y1 dan Y2.
Gambar model ini adalah :

r1
Y1
X
r2
Y2
45

Keterangan : X = pelatihan
Y1 = Prestasi kerja (kuantitas)
Y2 = Prestasi kerja (kualitas)

Hubungan X dengan Y1 dan Y2 menggunakan teknik korelasi sederhana.

d. Paradigma Jalur
Contoh :

X1
Y
X2
X2

Keterangan :
X1 = kemampuan kerja
X2 = pelatihan
X3 = prestasi kerja
Y = Pengembangan karier

E. Latihan Soal-Soal :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan singkat dan jelas!

1. Apa yang anda ketahui tentang hipotesis?

2. Apa dasar membuat hipotesis?

3. Apa perbedaan hipotesis penelitian dengan hipotesis statistik?

4. Jelaskan dengan contoh, apa yang dimaksud hipotesis Nol (Ho)?

5. Jelaskan dengan contoh bagaimana merumuskan hipotesis kerja(Ha)?

6. Sebutkan dan jelaskan bentuk-bentuk hipotesis yang anda ketahui!

7. Apa hubungan hipotesis dengan rumusan masalah penelitian?

8. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis paradigma penelitian!


46

F. Kesimpulan
Hipotesis adalah kesimpulan sementara yang kebenarannya masih harus
dibuktikan. Perumusan hipotesis dibuat melalui pengkajian teori-teori dan hasil-
hasil penelitian terdahulu yang relevan. Hipotesis dapat menuntun dan mengarahkan
proses penelitian terlaksana sesuai rencana. Jenis hipotesis ada 2 (dua), yaitu :
hipotesis nol (Ho) dan hipotesis kerja/alternatif (H1). Sedangkan menurut
bentuknya, hipotesis dapat dibagi 3 (tiga), yaitu : hipotesis deskriptif, hipotesis
komparatif, dan hipotesis asosiatif. Bentuk hubungan antara dua variabel atau lebih
yang selanjutnya disebut paradigma jalur.
BAB IX
MENENTUKAN PENDEKATAN PENELITIAN

A. Pengantar
Pada dasarnya pendekatan penelitian adalah merupakan upaya peneliti
untuk memilih salah satu metode pendekatan yang dipandang paling cocok,
yaitu yang paling sesuai dengan data yang akan diperoleh, tujuan penelitian,
dan masalah yang akan dicarikan solusinya. Pertimbangan lainnya adalah
masalah efisiensi, yaitu dengan memperhatikan keterbatasan dana, tenaga,
waktu, dan kemampuan peneliti. Dengan demikian pendekatan penelitian yang
paling baik adalah yang efektif dan efisien, yaitu pendekatan penelitian yang
dapat menghasilkan informasi yang lengkap dan valid, dilakukan dengan cepat
sehingga dapat menghemat biaya, tenaga, dan waktu.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan,
menjelaskan, serta menetapkan pendekatan penelitian yang sesuai dengan jenis
dan sifat penelitian.
D. Materi Pembahasan
1. Jenis-Jenis Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
tergantung dari sudut pandangnya.
Jenis-jenis pendekatan penelitian adalah :
a. Menurut luas sempitnya pengamatan :
1) Pendekatan populasi
2) Pendekatan sampling
3) Pendekatan kasus
b. Menurut timbulnya variabel :
1) Pendekatan non eksperimen
2) Pendekatan eksperimen

47
48

c. Menurut sifat penelitian :


1) Penelitian kasus (case studies)
2) Penelitian kausal komperatif
3) Penelitian koreksi
4) Penelitian historis
d. Menurut model pengembangan / pertumbuhan :
1) One shot model; model pendekatan dengan satu kali pengumpulan
data pada suatu saat.
2) Longitdinal model; model pendekatan dengan melakukan
pengumpulan data secara berkesinambungan (time-series).
3) Cross sectional model; model pendekatan yang merupakan
kombinasi antara model a dan b.
Hampir dapat dipastikan bahwa dalam rangka memilih pendekatan
penelitian yang efektif dan efisien, pendekatan berdasarkan luas-
sempitnya pengamatan mempunyai arti yang sangat penting, dan
menjadi fokus pembahasan bab ini.
2. Populasi dan Sampel
Poplasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari obyek atau subyek
yang mempunyai sifat dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimplan. Jadi populasi
bukan hanya orang, tetapi juga obyek yang menjadi seluruh pengamatan,
seperti misalnya meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh
subyek.
Sedang sampel adalah bagian dari populasi yang akan dijadikan
sebagai pusat kajian atau pengamatan bila populasinya besar dan peneliti
tidak mungkin mempelajari semua populasi, maka karena keterbatasan
waktu, tenaga, kemampuan, dan dana, maka peneliti dapat menggunakan
sampel. Apa yang dipelajari dari sampel kesimpulannya akan diberlakukan
untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-
betul representatif ( mewakili ).
Contoh penelitian populasi adalah penelitian sensus, seperti ;
penelitian sensus penduduk, sensus perekonomian nasional, sensus
pertanian, dan sebagainya. Sedang contoh penelitian sampel, seperti :
analisis persepsi konsumen terhadap kualitas produk sabun mandi cair
merk Lux di Denpasar.
49

3. Metode Penentuan Sampel


Persoalan mendasar dalam tahap penentuan sampel adalah berapa
besarnya sampel (sampel size) yang harus diambil untuk mendapatkan data
yang representatif. Ada empat faktor yang harus di pertimbangkan dalam
menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian, yaitu :
a. Derajat keseragaman ( degree of homogenity ); adalah
berhubungan dengan tingkat homogenitas sifat dan karakteristik
dari populasi. Makin homogen atau seragam suatu populasi, makin
kecil jumlah sampel yang dapat diambil. Apabila populasi itu
homogen atau seragam secara sempurna ( completely homogenous
), maka satu satuan elemen saja dari populasi sudah cukup
representatif untuk diteliti. Sebaliknya apabila populasi itu secara
sempurna tidak homogen atau seragam ( completely heterogeneous
), maka hanya pencacahan lengkap ( sensus ) yang dapat
memberikan gambaran yang representatif.
b. Tingkat presisi yang diinginkan dari penelitian; adalah merupakan
tingkat ketelitian atau persentase kelonggaran ketidak-telitian
karena kesalahan pengambilan sampel yang dikehendaki dalam
penelitian. Makin tinggi tingkat presisi yang dikehendaki makin
besar pula jumlah sampel yang harus diambil. Jadi ukuran sampel
yang besar cendrung memberikan pendugaan yang lebih mendekati
nilai sesungguhnya. Tingkat presisi ini biasanya ditentukan : 5% ,
10%, dan sebagainya.
c. Rencana analisis; adalah besarnya sampel sudah mencukupi sesuai
dengan presisi yang dikehendaki, tapi kalau dikaitkan dengan
kebutuhan analisis, maka jumlah sampel tersebut kurang
mencukupi. Misalnya bila penelitian akan menggunakan teknik
analisis statistik SEM (Structural Equal Modeling), maka
persyaratan jumlah sampelnya minimal 100 responden.
d. Tenaga biaya dan waktu; adalah penentuan jumlah sampel juga
harus mempertimbangkan keberadaan biaya waktu dan tenaga
peneliti.
Metode / teknik penentuan sampel, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
dua, yaitu :
a. Probabillity sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang penentuan sampelnya yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk
menjadi anggota sampel. Metode ini dapat di bedakan menjadi:
50

1) Sampel random sampling; adalah teknik pegambilan sampel yang


dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada pada populasi.
Metode ini dapat dilakukan yang paling umum dipergunakan adalah cara
undian dan cara sistematis. Cara undian dapat dilakukan dengan
memberikan nomor pada seluruh anggota populasi. Selanjutnya dilakukan
pengundian atau lotre dengan jalan mengambil nomor-nomor anggota
populasi sebanyak sampel yang dibutuhkan. Nomor-nomor yang muncul
dari cara undian atau lotre ini adalah merupakan anggota sampel. Sedang
cara sistematis adalah teknik untuk memilih anggota sampel melalui
peluang dan teknik dimana pemilihan anggota sampel dilakukan setelah
terlebih dahulu dimulai dengan penentuan secara acak untuk data pertama.
Sedangkan data berikutnya menggunakan interval tertentu secara
sistematis.
2) Proportional stratified random sampling; adalah teknik penentuan sampel
bila populasi mempunyai anggota yang tidak homogen dan berstrata
secara proposional.
3) Disproportional stratified random sampling; adalah teknik ini digunakan
untuk menetukan jumlah sampel bila populasi tidak homogen dan berstrata
secara tidak proposional.
4) Cluster sampling ( Area Sampling ); adalah teknik pengambilan sampel
bila obyek yang akan diteliti mencakup daerah atau wilayah yang sangat
luas. Misalnya suatu penelitian meliputi wilayah atau daerah seluruh Bali.
Dengan cluster sampling maksudnya sampel akan diambil dari empat
daerah kabupaten yang ada di Bali. Penentuan keempat daerah kabupaten
tersebut dilakukan secara acak.
b. Non probabillity sampling
Adalah teknik penentuan sampel dimana tidak seluruh anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk menjadi anggota sampel. Teknik sampel
ini meliputi:
1) Purposive sampling; adalah teknik pengambilan sampel yang dilakukan
secara disengaja untuk tujuan dan pertimbangan tertentu. Misalna
penelitian tentang masalah adat atau budaya, maka sampel yang dipilih
adalah anggota populasi yang oleh peneliti dianggap mempunyai
wawasan yang luas atas permasalahan yang diteliti misalnya: tokoh-
tokoh masyarakat, bendesa adat, kepala desa dan sebagainya.
2) Quota sampling ( sampling kuota ); adalah teknik untuk menentukan
sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah
(quota) yang diinginkan.
3) Aksidental sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan
51

peneliti dapat diambil sebagai sampel ( bila dinilai orang tersebut cocok
sebagai sumber informasi ).
4) Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian orang-orang yang dijadikan sampel ini
diminta menunjukkan responden lain untuk dijadikan sampel lagi,
demikian seterusnya sehingga jumlah sampel terus menjadi banyak.
3. Menentukan Ukuran Sampel
a. Rumus Slovin :
Untuk menentukan berapa jumlah sampel yang dibutuhkan jika
ukuran populasinya diketahui, maka dapat menggunakan rumus slovin
(Umar husein, 2004) sebagai berikut :

N
n
1  N e 
2

Dimana :
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
E = tingkat prestasi atau tingkat kelonggaran ketidak-telitian
karena kesalahan pengambilan sampel yang dapat ditolerir
misalnya, 10 %, 5 % dan sebagainya.
Pemakaian rumus slovin mengandung asumsi bahwa populasi
berdistribusi normal.
b. Tabel Isaac dan Michael
Adalah teknik penentuan ukuran smapel dari populasi tertentu
dengan menggunakan tabel yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael,
untuk tingkat kesalahan 1 %, 5 % dan 10 %. Rumus untuk menghitung
ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai
berikut ( Sugiyono, 2005 ) :
 2 .N .P.Q
S= 2
d  N  1   2 .P.Q

Dimana:
2 dengan derajat kebebasan = 1, taraf kesalahan : 1 %, 5 %
P = Q = 0,5
d = 0,05
S = jumlah sampel
N = jumlah populasi
c. Interval Taksiran
52

Jika ukuran populasi tidak diketahui atau sangat besar, maka


penentuan ukuran sampel dapat dilakukan dengan rumus untuk menaksir
nilai parameter rata-rata , sebagai berikut :

X         , X  Z     atau
    
n  n

  X      

 n
Dimana : Z   n  dianggap error (e) dari hasil taksiran, jika error

dikuadratkan, akan didapat : e =    
2 2
 n
Dengan perhitungan matematika, jumlah sampel n dapat ditentukan

menjadi n = 

 Z  .
2
 
2

 Karena standard deviasi populasi tidak


 e 

diketahui, maka jalan keluarnya adalah standar deviasi dapat didekati
dengan range (R), yaitu selisih antara data terbesar dengan data terkecil,
sehingga  dapat dicari dengan rumus :   R
4
4. Studi Kasus
Studi kasus adalah metode penelitian yang dilakukan secara mendalam
pada obyek dan lokasi tertentu, dimana kesimpulan yang didapatkan dari
penelitian studi kasus ini hanya berlaku di lokasi penelitian itu saja ( tidak
dapat digunakan untuk membuat generalisasi atas kasus yang sama pada
tempat yang lain ).
E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini :
1. Jeladskan apa yang dijadikan dasar dalam penentuan pendekatan
penelitian!
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis pendekatan penelitian ditinjau dari luas-
sempitnya pengamatan!
3. Faktor-faktor apa yang harus diperhatikan dalam pemilihan pendekatan
sampling?
4. Bagaimana caranya menentukan besarnya ukuran sampel?
5. Sebutkan dab jelaskan metoda penentuan sampel!
6. Sebutkan dan jelaskan teknik penentuan sampel probability sampling!
7. Sebutkan dan jelaskan teknik penentuan sampel non probability sampling!
53

F. Kesimpulan
Adanya keterbatasan yang ada pada peneliti, maka perlu diupayakan
suatu metode pendekatan penelitian yang sesuai dengan sifat dan jenis
penelitian. Kendala menyangkut waktu, biaya, dan tenaga peneliti harus dapat
diupayakan suatu metode pendekatan yang dapat menghasilkan data penelitian
yang valid. Teknik sampling, baik probabiliyt sampling maupun non
probability sampling adalah merupakan solusi untuk mengatasi masalah
keterbatasan peneliti.
BAB X
VARIABEL PENELITIAN

A. Pengantar
Secara teoritis; variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau
obyek, yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain ( Hacth dan Forkady dalam Sugiyono 2005 ).
Pendapat lain dari Kerlinger ( 1973 ) mengemukakkan bahwa variabel
adalah konstruk atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya tingkat
aspirasi, penghasilan pendidikan, jenis-jenis kelamin, produktivitas kerja dan
sebagainya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek, atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulan.

B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.

C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan,
menjelaskan, menetapkan variabel penelitian, serta menentukan pola hubungan
diantara variabel penelitian tersebut.

D. Materi Pembahasan
1. Jenis-Jenis Variabel.
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lainnya
maka jenis-jenis variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi:
a. Variabel independen ; variabel ini sering disebut variabel stimulus,
predikator, antecedent, dan dalam bahasa Indonesia sering disebut
variabel bebas. Variabel independen atau bebas adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan variabel
tersebut.

54
55

b. Variabel dependen ; sering disebut sebagai variabel output, kriteria,


konsekuen, terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
c. Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat
dan memperlemah) hubungan antara variabel independen dengan
dependen. Variabel ini sering juga disebut sebagai variabel
independen kedua.
d. Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi (memperkuat dan memperlemah) antara variabel
independen dengan dependen, tetapi tidak dapat diamati dan diukur.
e. Variabel kontrol adalah variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan sehingga pengaruh variabel independen terhadap dependen
tidak di pengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel ini
sering di pergunakan peneliti bila akan melakukan penelitian yag
sifatnya membandingkan.
2. Katagorisasi Variabel Penelitian
Pemahaman terhadap keberadaan variabel melalui pengidentifikasi
setiap variabel menjadi variabel yang lebih kecil, indikator, dan item
merupakan syarat mutlak untuk dapat melakukan pengukuran secara benar
dari variabel tersebut.
Memilah-milah variabel menjadi sub-variabel ini juga disebut
katagorisasi, yakni memecah variabel menjadi katagori-katagori data yang
harus dikumpulkan. Katagori-katagori ini dapat diartikan sebagai indikator
variabel.
Katagori. Indikator, sub-variabel ini akan dijadikan pedoman dalam
merumuskan hipotesis, menyusun isntrumen, mengumpulkan data dan
kelanjutan langkah penelitian. Contoh katagori variabel penellitian:
Judul Penelitian : Pengaruh motivasi terhadap prestasi kerja karyawan di
perusahaan XYZ
Konsep Variabel Indikator Item
Motivsi Motivasi kerja 1.kebutuhan 1 kemauan menyelesaikan
Prestasi tugas yang sulit
(achieve- 2 kemauan bekerja keras
ment) mencapai target
3 kemauan
mempertahankan
standar kualitas
4 responsif terhadap
persaingan

2.kebutuhan 1.kemauan menjalin


afiliasi hubungan kerja dengan
56

(afiliation) rekan sejawat.


2.kemauan menjalin
hubungan kerja
dengan rekan sejawat.
3.Kemauan membina
hubungan dengan
rekan sejawat.
4.Aktif bergabung dengan
organisasi serikat
pekerja.

3.Kebutuha 1 Pengendalian
Kekuasaan Lingkungan Kerja.
(Power) 2 Pendekatan kerja yang
inovatif.
3 Kemampuan
penyampaian opini
secara rasional

Prestasi Prestasi kerja 1. Kualitas 1 Ketepatan waktu


Kerja karyawan Hasil Kerja menyelesaikan tugas.
2 Ketelitian hasil tugas.
3 Kerapian hasil tugas.
4 Pengakuan hasil tugas.

2. Kuantitas 1 Jumlah tugas yang


Hasil kerja dapat dihasilkan.
2 Ketuntasan hasil tugas.

3. Sumber Data Penelitian


Yang dimaksud dengan sumber data dalam penelitian adalah
subyek dari mana data dapat diperoleh. Apabila peneliti menggunakan
kuisioner atau wawancara dalam pengumpulan datanya, maka sumber
datanya disebut responden, yaitu orang yang merespon atau menjawab
pertanyaan-pertanyaan peneliti, baik pertanyaan tertulis maupun lisan.
Apabila peneliti menggunakan teknik observasi, maka sumber
datanya bisa berupa benda, gerak atau proses sesuatu. Untuk
mempermudah mengidentifikasi sumber data dapat dilakukan sebagai
berikut :
a. Person; yaitu sumber data yang bisa memberikan informasi baik
secara lisan maupun tertulis.
b. Place; yaitu sumber data yang menyajikan data berupa keadaan.
Misalnya : kelengkapan alat, ruang kerja, disiplin kerja, kinerja
karyawan, motivasi kerja dan sebagainya.
57

c. Paper; yaitu sumber data yang menyajikan informasi yang dapat


dikumpulkan dari buku-buku, dokumen, laporan dan sebagainya.
E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
1. Apa yang dimaksud dengan variabel penelitian?
2. Apa perbedaan variabel dengan konsep penelitian?
3. Sebutkan dan jelaskan, jenis-jenis variabel penelitian!
4. Mengapa variabel intervening yang dapat memperkuat atau memperlemah
hubungan tidak dapat diamati?
5. Mengapa dalam penelitian menggunakan pendekatan eksperimen harus
ditentukan variabel kontrol?
6. Buatlah contoh judul penelitian dan kemudian susunlah matrik jabaran
variabel, indikator, dan item!
7. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis sumber informasi!
F. Kesimpulan
Landasan pokok pengidentifikasian variabel adalah teori-teori yang
relevan. Melalui kajian secara teoritis akan dapat diidentifikasi dimensi,
indikator, maupun item dari sebuah variabel. Untuk mendapatkan gambaran
yang jelas tentang variabel maka perlu dibuat matrik jabaran konsep, variabel,
dimensi, indikator, dan item. Matrik jabaran atau katagori variabel ini nanti akan
menjadi landasan memyususn instrumen atau kuesioner penelitian.
BAB XI
INSTRUMEN PENELITIAN

A. Pengantar
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
penomena sosial maupun alam. Alat ukur dalam penelitian dinamakan
instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur penomena alam maupun sosial yang menjadi pusat
pengamatan. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian.
Instrumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel dalam
ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas dan rehabilitasnya.
Misalnya variabel panas, maka instrumennya adalah calorimeter, variabel
suhu maka instrumennya adalah thermometer, variabel panjang maka
instrumennya adalah meteran, variebel berat maka instrumennya adalah
timbangan berat.
Instrumen-instrumen dalam penelitian sosial memang ada yang sudah
tersedia dan telah teruji validitasnya dan reliabilitasnya seperti instrumen
untuk mengukur motif berprrestasi menggunakan instrumen yang disebut “n-
ach” untuk mengukur sikap; mengukur IQ, menggunakan test IQ; mengukur
bakat menggunakan test bakat dan sebagainya. Walaupun beberapa instrumen
penelitian dalam ilmu sosial sudah ada, namun tetap saja bahwa instrumen-
instrumen tersebut harus diuji ulang tentang validitas dan reliabilitasnya.
Alasannya bahwa fenomena sosial sangat dipengaruhi oleh waktu, tempat dan
situasi terhadap kejadian atau fenomena yang ada. Masalahnya bisa sama, tapi
kalau waktu, tempat dan situasi pengamatan berbeda, maka sangat
memungkinkan untuk mendapatkan hasil yang berbeda.

B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan,
menjelaskan teknik menyusun instrumen penelitian, serta mampu membuat
kuesioner penelitian yang valid dan reliabel.

58
59

D. Materi Pembahasan

1. Teknik Penyusunan Instrumen


Instrumen-instrumen penelitian dalam penelitian sosial umumnya dan
khsusunya dalam bidang bisnis yang sudah baku sulit ditemukan. Untuk itu
peneliti harus mampu membuat instrumen yang akan digunakan dalam
penelitian.
Titik tolak dari penyusunan instrumen penelitian adalah definisi
operasional variabel yang ditetapkan peneliti. Selanjutnya definisi operasional
variabel ini dijabarkan menjadi indikator yang akan diukur. Dari indikator
kemudian dijabarkan menjadi butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Untuk
memudahkan penyusunan instrumen penelitian, maka perlu digunakan
“matrik pengembangan instrumen” atau “kisi-kisi instrumen” seperti
membuat kategorisasi variabel penelitian. Contoh; judul penelitian : gaya dan
situasi kepemimpinan serta pengaruhnya terhadap iklim kerja organisasi.
Judul tersebut terdiri atas dua variabel independen (bebas) dan satu variabel
dependen (terikat). Instrumen penelitian yang dibutuhkan adalah :
a. Instrumen untuk mengukur variabel gaya kepemimpinan.
b. Instrumen untuk mengukur variabel situasi kepemimpinan.
c. Instrumen untuk mengukur variabel iklim kerja organisasi.
Agar supaya penyusunan instrumen lebih sistematis sehingga mudah
dikontrol, dikoreksi dan dikonsultasikan pada orang ahli, maka sebelum
instrumen disusun menjadi item-item / butir-butir pertanyaan, maka perlu
dibuat kisi-kisi seperti tabel dibawah ini :
Tabel kisi-kisi instrumen atau matrik katagorisasi variabel penelitian untuk
mengukur gaya kepemimpinan, situasi kepemimpinan dan Iklim kerja
organisasi
Variabel Indikator Item/butir Keterangan
penelitian instrumen
I. Gaya 1. Kepemimpinan 1. Menjelaskan
Kepemimpinan Direktif tugas kelompok.
2. Tugas koordinasi
3. Memberi
perintah

2. Kepemimpinan 4. Mengembangkan
supportive sifat bersahabat.
5. Memberikan
motivasi
6. Memberikan
saran
3. Kepeimpinan 7. Melibatkan
partisipatif anggota
60

merumuskan
target
8. Ikut secara aktif
mengatasi
masalah
9. Pemimpin
melibatkan
anggota
merumuskan
tugas.
10. Mengurangi
beban bawahan
II. Situasi 1. Hubungan 1. Dukungan
Kepemimpinan pimpinan bawahan
dengan anggota terhadap
2. Fungsi pimpinan.
memenage 2. Kemampuan
3. Tugas-tugas memimpin
4. Power Position 3. Kemauan
kerjasama
4. Penjelasan
prosedur kerja.
5. Penetapan target
6. Kekuasaan
pimpinan

III. Iklim 1. Otonomi Dan 1. Fleksibilitas


kerja Fleksibilitas waktu kerja.
oraganisasi 2. Kepercayaan 2. Pendelegasian
Dan Terbuka. tugas
3. Simpatik Dan 3. Peduli dan
Memberi perhatian
Dukungan. kepada bawahan
4. Jujur Dan 4. Kebebasan
Menghargai. mendiskusikan
5. Kejelasan masalah.
Tujuan. 5. Perumusan
tujuan
6. Pertumbuhan 6. Memperhatikan
kepribadian. masalah
bawahan.

7. Pekerjaan
didefinisikan
dengan jelas.
8. Bebas
menyampaikan
pendapat.
9. Penekanan
61

kepada staf
untuk bekerja
dengan kualitas
tinggi.

Instrumen tentang gaya kepemimpinan diatas dikembangkan dari teori


kepemimpinan situasional. Alasannya adalah karena gaya kepemimpinan
yang baik sangat tergantung dari situasinya. Pada saat menjelaskan tugas-
tugas kelompok maka ia harus bergaya direktif, pada saat menunjukkan hal-
hal yang dapat menarik simpati anggotanya maka ia harus bergaya supportif
dan untuk merumuskan tujuan kelompok ia bergaya partisipatif.
2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Perlu dibedakan antara data penelitian yang valid dan reliabel dengan
instrumen yang valid dan reliabel. Data penelitian yang valid bila terdapat
kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya terjadi
pada obyek yang diteliti. Sedangkan data penelitian reliabel, bila terdapat
kesamaan data dalam waktu yang berbeda.
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data adalah tepat (valid). Valid, berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yag
reliabel adalah instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur
obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Pada dasarnya terdapat dua macam instrumen yaitu instrumen yang
berbentuk test untuk mengukur prestasi belajar dan instrumen yang no-test
untuk mengukur sikap.
a. Pengujian Validitas Instrumen
Uji Validitas yang juga disebut uji butir, tujuannya adalah untuk
memastikan apakah instrumen yang digunakan sudah sesuai/tepat untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur. Pengujian dapat dilakukan dengan
menggunakan Korelasi Produkt Moment, sebagai berikut :

Dimana :
R = Nilai Korelasi Produkt Moment
N = Jumlah Sampel
62

X = Skor Butir
Y = Skor Total
Kreteria Hasil Pengujian :
 Instrumen Valid, Jika Nilai R > Nilai Tabel Produk Moment
 Instrumen Tidak Valid, Jika Nilai R < / = Nilai Tabel Poduk Moment

Jika Pengolahan data menggunakan bantuan program SPSS, maka instrument


valid, jika nilai signifikansinya < 0,05, demikian sebaliknya (Sugiyono, 2006).
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam pengujian validitas instrumnen:
1).Validitas Konstruks (Construct Validity)
Dalam hal ini instrumen dikontruksi tentang aspek-aspek yang
akan diukur dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya
dikonsultasikan dengan para ahli.
2).Validitas Isi (Content Validity)
Untuk instrumen berbentuk test, pengujian validitas isi dapat
dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi,
pelajaran yang telah diajarkan. Secara teknis pengujian validitas konstruk
dan isi dapat dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen atau matrik
pengembangan instrumen.

3).Validitas Eksternal
Validitas eksternal diuji dengan cara membandingkan antara
kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di
lapangan.
Pengujian validitas instrumen harus dilakukan sebelum penelitian
dengan jalan melakukan uji-coba (try-out) instrumen dengan mengambil
sampel paling sedikit 30 orang responden.
Langkah-langkah untuk mengukur validitas adalah sebagai berikut
(Umar Husein, 2004) :
a) Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur.
b) Melakukan uji coba pengukuran pada sejumlah responden. Jumlah
responden untuk uji coba disarankan minimal 30 orang (agar
skor/nilai lebih mendekati kurve normal).
c) Mempersiapkan total tabulasi jawaban responden, sebagai contoh
ada 10 pertanyaan yang diisi oleh 9 orang responden. Jawaban
yang diberikan responden seperti tertera pada tabel dibawah ini.
63

d) Menghitung nilai korelasi antara data pada masing-masing


pertanyaan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi
“Product Moment”.

Contoh : Teknik Menyusun Angket dan Uji Validitas.


Instrument angket (questionnaire), sebagai alat pengumpul data,
penyusunannya harus mengacu kepada :
 Konsep Teori yang digunakan
 Definisi Opersional Variabel
 Matrik/Jabaran Konsep, Variabel, Indikator, Item

Misalnya, penelitian dengan judul : Pengaruh Kompensasi Terhadap


Prestasi Kerja Karyawan Pada PT. Bali Mandiri Denpasar. Angket yang
dibutuhkan adalah : angket tentang Variable Kompensasi dan Prestasi
Kerja Karyawan.
Tabel: . Matrik/Jabaran Variabel, Indikator, dan Item:
No Variabel Indikator Butir/Item

1 Kompensasi Kewajaran 1.Gaji sesuai dengan


pekerjaan
2.Gaji memenuhi kebutuhan
minimal

Keadilan 1.Gali sudah adil


dibandingkan jabatan
sejenis dalam satu
depatemen
2.Gaji sudah adil
dibandingkan jabatan
sejenis antar departemen

2 Prestasi Kerja Kuantitas 1.Dapat mengerjakan semua


Pekerjaan tugas yang dibebankan
2.Dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan tuntas

Kualitas Pekerjaan 1.Hasil pekejaan selalu benar


2.Pekerjaan dapat
diselesaikan tepat waktu

Berdasarkan matrik jabaran variable, indikator, dan item dapat


disusun angket sebagai berikut :
64

1). Angket Variabel Kompensasi :


1. Gaji yang saya terima sudah sesuai dengan beban tugas dan tanggung
jawab yang ada
a. Sangat setuju (4) b. Setuju (3)
b. Kurang Setuju (2) d. Sangat Tidak Setuju (1)
2. Besarnya gaji yang saya terima sudah memenuhi kebutuhan fisik
minimal
a. Sangat setuju (4) b. Setuju (3)
c. Kurang Setuju (2) d. Sangat Tidak Setuju (1)
3. Pemberian gaji sudah adil jika dibandingkan dengan jabatan yang
sama dalam satu departemen.
a. Sangat setuju (4) b. Setuju (3)
d. Kurang Setuju (2) d. Sangat Tidak Setuju (1)
4. Prinsip keadilan pemberian gaji juga sudah menunjukkan keadilan
untuk jabatan yang sama antar departemen
a. Sangat setuju (4) b. Setuju (3)
c. Kurang Setuju (2) d. Sangat Tidak Setuju (1)

2). Angket Variabel Prestasi Kerja :


1. Saya selalu dapat mengerjakan semua tugas yang diberikan atasan.
a. Sangat setuju (4) b. Setuju (3)
d. Kurang Setuju (2) d. Sangat Tidak Setuju (1)

2. Saya senantiasa dapat menyelesaikan semua pekerjaan dengan


tuntas
a. Sangat setuju (4) b. Setuju (3)
c. Kurang Setuju (2) d. Sangat Tidak Setuju (1)

3. Hasil tugas yang saya kerjakan senantiasa semua sesuai dengan


petunjuk.
a. Sangat setuju (4) b. Setuju (3)
d. Kurang Setuju (2) d. Sangat Tidak Setuju (1)
4. Saya selalu dapat menyelesaikan semua pekerjaan sesuai dengan
waktu yang diberikan.
a. Sangat setuju (4) b. Setuju (3)
65

c. Kurang Setuju (2) d. Sangat Tidak Setuju (1)

Sebelum instrumen tersebut dipergunakan maka terlebih dahulu harus


dilakukan pengujian, yaitu uji validitas dan uji reliabilitas. Hanya instrumen
yang valid dan reliable dapat dipergunakan sebagai alat pengumpul data
penelitian.
Uji Validitas yang juga disebut uji butir, tujuannya adalah untuk
memastikan apakah instrumen yang digunakan sudah sesuai/tepat untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur.
Tabel: Hasil Jawaban 10 Responden atas Pertanyaan untuk Mengukur
Variabel Kompensasi
No Skor Butir 1 Skor Butir 2 Skor Butir3 Skor Butir4 Total
1 3 4 4 4 15
2 4 3 4 3 14
3 4 2 4 3 13
4 4 3 4 2 13
5 4 4 4 4 16
6 4 3 4 3 14
7 4 2 4 2 12
8 4 1 4 1 10
9 4 1 4 1 10
10 4 3 4 3 14

Tabel: Hasil Uji Validitas Variabel Kompensasi untuk Butir Pertanyaan


Nomor 1.
No X Y X2 Y2 XY
1 3 15 9 225 45
2 4 14 16 196 56
3 4 13 16 169 52
4 4 13 16 169 52
5 4 16 16 256 64
6 4 14 16 256 56
66

7 4 12 16 144 48
8 4 10 16 100 40
9 4 10 16 100 40
10 4 14 16 196 56
39 131 153 1811 509

Keterangan : X = Skor Butir Y = Skor Total


Masukkan nilai-nilai di atas kedalam rumus Korelasi Produkt Moment
Sehingga diperoleh hasil :
10 (509) – (39) (131)
R = -------------------------------------------
/10 (153) – (39)2 10 (1811) – (131)2
5090 - 5109
=----------------------------------------
/ (1530 – 1521)( 18110 – 17161)

-19 -19
=------------ = --------- = - 0,2056
/ (9) (949) 92,42

Nilai Tabel Produkt moment untuk n = 10, pada taraf kesalahan 5%,adalah 0,632.
Kesimpulan :
Jadi nilai R hitung = - 0,2056 < nilai R tabel = 0,632, sehingga dapat disimpulkan
bahwa instrumen variable kompensasi untuk butir pertanyaan nomor 1 yang
menyatakan bahwa “Gaji yang saya terima sudah sesuai dengan tugas dan
tanggung jawab yang ada” , tidak valid, sehingga butir pertanyaan ini harus
dikeluarkan dari kuesioner atau perlu diadakan perbaikan redaksi atas butir
pertanyaan tersebut.

b. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas atau uji variable bertujuan untuk memastikan apakah
instrument yang digunakan masih dalam keadaan baik/sahih. Pengujian ini dapat
menggunakan Teknik Belah Dua dari Spearman-Brown, atau menggunakan
Teknik Alpha Cronbach.
67

1) Teknik Spearman-Brown:
Rumus :

Dimana :
R11 = Reliabilitas Instrumen
R1/2.1/2 = Inddeks Korelasi antara Dua Belahan Instrumen
Dengan menggunakan contoh di atas, misalnya akan dilakukan uji
reliabilitas dari instrument Variable Kompensasi.
Teknik Perhitungan Spearman-Brown, adalah :
 Instrumen penelitian dibagi 2(dua), kelompok butir pertanyaan
ganjil dan genap
 Dihitung nilai korelasi korelasi dari masing-masing kelompok
pertanyaan
 Hitung nilai reliabilitasnya dengan memasukkan nilai korelasi
tersebut ke dalam Rumus Teknik Belah Dua Spearman-Brown

Tabel: Jawaban Responden Untuk Instrumen Variabel


Kompensasi Kelompok Butir Pertanyaan Ganjil
No Skor Butir1 Skor Butir3 Total
1 3 4 7
2 4 4 8
3 4 4 8
4 4 4 8
5 4 4 8
6 4 4 8
7 4 4 8
8 4 4 8
9 4 4 8
10 4 4 8
68

Tabel: Jawaban Responden Untuk Instrumen Variabel


Kompensasi Kelompok Butir Pertanyaan Genap
No Skor Butir2 Skor Butir4 Total
1 4 4 8
2 3 3 6
3 2 3 5
4 3 2 5
5 4 4 8
6 3 3 6
7 2 2 4
8 1 1 2
9 1 1 2
10 3 3 6

Tabel: Nilai Korelasi dari Ke-dua Kelompok Pertanyaan


(kelompokpertanyaan ganjil dan genap)
No X Y X2 Y2 XY
1 7 8 49 64 56
2 8 6 64 36 48
3 8 5 64 25 40
4 8 5 64 25 40
5 8 8 64 64 64
6 8 6 64 36 48
7 8 4 64 16 32
8 8 2 64 4 16
9 8 2 64 4 16
10 8 6 64 36 48
79 52 625 310 408

Keterangan :
69

X = Total Skor Pertanyaan Ganjil


Y = Total skor Pertanyaan Genap

10(408) – (79 X 52)


R = ------------------------------------
/ 10 (625) - (79)2 10(310) – (52)2

4080 – 4108
R = --------------------------------
/ (6250 – 6241)(3100 – 2704)

-28
R = ------------ = -0,4690
59,70
Nilai R ini dimasukkan ke rumus Spearman-Brown:

2 X -0,4690 -0,938
R11 = ------------------ = --------- = -0,6385
1 + (0,4690) 1,4690
Kesimpulan:
Kreteria hasil pengujian : Suatu instrument dikatakan Reliabel, jika Nilai
Kofisioen Reliabilitasnya > 0,6 (Arikunto, 2004)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, Nilai R11 = -0,6385 > 0,6 maka
instrument untuk Variable Kompensasi adalah Reliabel

2) Teknik Alpha Cronbach


Dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :
R11 = Reliabilitas Instrumen
K = Banyaknya Butir/Item
= Varians Total
= Jumlah Varians Butir/Item
Nilai Varians dapat dihitung dengan rumus :
70

Dimana :
N = Jumlah Responden X = Nilai skor yang dipilih
= Varians

Contoh : Dengan menggunakan data instrument variable kompensasi di atas dapat


dihitung nilai koefisien reliabilitasnya.
Tabel: Jawaban 10 Responden Untuk Variabel Kompensasi
No Skor Skor Skor Skor Skor Skor Total
Butir1 Butir2 Butir3 Butir4 Total Kuadrat
1 3 4 4 4 15 225
2 4 3 4 3 14 196
3 4 2 4 3 13 169
4 4 3 4 2 13 169
5 4 4 4 4 16 256
6 4 3 4 3 14 196
7 4 2 4 2 12 144
8 4 1 4 1 10 100
9 4 1 4 1 10 100
10 4 3 4 3 14 196
Total A 39 26 40 26 131 1751
Total B 153 78 160 78

Keterangan :
A = Jumlah Data Tiap Butir
B = Jumlah Data Tiap Butir Dikuadratkan
Menghitung Varians Masing-Masing Butir:

153 – (39)2/10 153 – 152,1


Varians Butir1 = ----------------- = ----------------- = 0,09
10 10
71

78 – (26)2/10 78 – 67,6
Varians Butir2 = ----------------- = --------------- = 1,04
10 10

160 – (40)2/10 160 – 160


Varians Butir3 = ----------------- = --------------- = 0
10 10

78 – (26)2/10 78 – 67,6
Varians Butir4 = ----------------- = ------------- = 1,04
10 10

Jumlah Varians Butir = 0,09 + 1,04 + 0 + 1,04 = 2,17

1751 – (131)2/10 1751 – 1716,1


Varians Total = -------------------- = ------------------ = 3,49
10 10

Kemudian masukkan nilai-nilai tersebut di atas ke dalam Rumus


Alpha Cronbach :
R11 = (4/4-1) ( 1 – 2,17/3,49)
= (1,3333) (0,3782)
= 0,5043
Kesimpulan : Nilai Koefisien Korelasi Alpha Cronbach (R11) = 0,5043 < 0,6
Sehingga dengan demikian Instrumen Variabel Kompensasi Tidak Reliabel.
E. Latihan Soal-Soal.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan singkat dan jelas!
1. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis instrumen penelitian!
2. Apa keunggulan penggunaan instrumen penelitian kuesioner?
3. Apa yang dimaksud teknk wawancara terstruktur?
4. Apa kelebihan penggunaan teknik pengumpulan data obseervasi?
5. Jelaskan, apa yang dimaksud dengan instrumen valid dan reliabel?
6. Bagaimana caranya melakukan uji-coba kuesioner?
7. Apa kreteria instrumen penelitian valid dan reliabel?
8. Apa yang akan dilakukan jika instrumen penelitian tidak vaild dan tidak
reliabel?
72

9. Bagaimana teknik pembuatan kuesioner yang baik?


10. Fakyor-faktor apa yang dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
pembuatan matrik katagorisasi variabel?
F. Kesimpulan
Instrumen penelitian sebagai alat pengumpul data harus
mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain : luas sempitnya pengamatan,
jenis penelitian, serta tingkat wawasan responden. Instrumen yang baik adalah
instrumen yang telah teruji, baik tingkat validitas maupun reliabilitasnya.
BAB XII
PENGUMPULAN DATA

A. Pengantar
Seperti telah disinggung sebelumnya bahwa mangamati dan
mengumpulkan data bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Menurut
Kerlinger (1990), menyatakan bahwa mengobservasi adalah suatu istilah
umum yang mempunyai arti semua bentuk penerimaan data yang dilakukan
dengan cara merekam kejadian, menghitungnya, mengukurnya dan
mencatatnya.
Mengumpulkan data merupakan pekerjaan yang melelahkan dan
kadang-kadang sulit. Berjalan dari rumah mengadakan interview atau
membagi angket, belum lagi kalau orang yang dicari tidak ditemui sungguh
merupakan pekerjaan yang membosankan dan memerlukan ketahanan mental.
Sehubungan dengan hal tersebut, seorang pencacah (pengumpul data)
harus memiliki kesabaran dan ketahanan mental yang baik. Pemilihan metode
dan waktu pengumpulan data harus dipertimbangkan secara matang. Semua ini
bertujuan agar data yang terkumpul adalah data yang obyektif, valid, dan
reliabel.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat menyebutkan,
menjelaskan teknik-teknik pengumpulan data.
D. Materi Pembahasan

1. Jenis-Jenis Instrumen Pengumpulan Data


a. Penggunaan Tes
Pada dasarnya jenis data yang dapat diungkap dalam penelitian dapat
dibedakan menjadi tiga janis yaitu : fakta, pendapat, dan kemampuan.
Untuk mengukur ada tidaknya, serta besar – kecilnya kemampuan obyek
yang diteliti, digunakan tes.
Untuk menusia instrumen yang berupa tes ini dapat digunakan untuk
mengukur kemampuan dasar atau pencapaian prestasi. Untuk mengukur

73
74

kemampuan dasar antara lain : tes untuk mengukur intelegensi (IQ), tes
minat, tes bakat dan sebagainya.
b. Penggunaan Angket
Sebagian besar kegiatan penelitian menggunakan kuesioner sebagai
metode yang dipilih untuk mengumpulkan data. Beberapa kelemahan yang
sering terjadi dalam mengumpulkan data dengan menggunakan metode
kuesioner atau angket antara lain : banyak item pertanyaan yang kosong
(tidak ada jawabannya), sering kali kuisioner tidak dikembalikan oleh
responden dan sebagainya.
Untuk memperoleh data yang obyektif dengan menggunakan metode
ini, maka perancangan kuisioner harus memperhatikan hal-hal berikut :
penyusunan pertanyaan disesuaikan dengan tingkat pendidikan responden,
setiap pertanyaan yang ada dalam kuisioner harus mengukur tentang satu
obyek / karakteristik, pertanyaan atau pernyataan harus tegas sehingga
tidak menimbulkan penapsiran ganda, kuisioner harus dilengkapi dengan
petunjuk untuk menjawab.

2. Teknik Pengumpulan Data


a. Penggunaan Interview
Adalah merupakan metode pengumpulan data dengan jalan
mengadakan wawancara langsung dengan responden. Secara garis besar,
ada dua macam pedoman wawancara, yaitu wawancara terstruktur dan
tidak terstruktur. Wawancara terstruktur, yaitu pedoman wawancara yang
disusun secara terperinci sehingga menyerupai check – list. Sedang,
wawancara tidak terstruktur yaitu pedoman wawancara yang hanya
memuat garis besar yang akan ditanyakan.
Pedoman wawancara yang banyak digunakan adalah bentuk “semi
structured”. Dalam hal ini, mula-mula pewawancara menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu
diperdalam dalam mengorek informasi lebih lanjut.
75

b. Penggunaan Observasi
Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah Format
yang disusun berisi item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan oleh obyek yang diteliti.
Pada dasarnya mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat,
tetapi juga mengadakan penilaian kedalam suatu skala bertingkat.
c. Penggunaan Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah pengumpulan data melalui penelusuran
buku transkrip, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, laporan yang ada
hubungannya dengan masalah yang diteliti. Metode ini relatif lebih
gampang jika dibandingkan dengan metode pengumpulan data yang
lainnya.
E. Latihan Soal-Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Sebutkan dan jelaskan alat-alat pengumpul data!
2. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik pengumpul data!
3. Bila penelitian mencakup pengamatan yang luas, maka teknik
pengumpulan data yang sesuai adalah? Jelaskan dengan contoh!
4. Apa keunggulan teknik pengumpul data wawancara?
5. Bolehkah dalam suatu penelitian menggunakan teknik pengumpul data
lebih dari 1 (satu), jelaskan jawaban anda!
F. Kesimpulan
Keberadaan instrumen dan teknik pengumpul data dalam penelitian
ilmiah adalah sangat penting. Artinya ketepatan dan kesesuaian penggunaan
alat pengumpul data dan teknik pengumpulannya sangat mempengaruhi
keberhasilan penelitian. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam
pemilihan alat dan teknik pengumpulan data, antara lain: jenis penelitian,
luas-sempitnya wilayah pengamatan, dan tingkat keragaman responden.
BAB XIII
ANALISIS DATA PENELITIAN

A. Pengantar
Dalam penelitian kuantitatif, analisis data merupakan kegiatan
mengelompokkan data berdasarkan variabel, mengadakan tabulasi data
berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel
yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah
diajukan ( untuk penelitian yang menggunakan hipotesis ).
Teknik analisis data untuk yang manggunakan statistik, terdapat dua
macam statistik yang digunakan untuk analisis data penelitian, yaitu statistik
deskriptif dan statistik inferensial.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat, menjelaskan
dan mengaplikasikan teknik-teknik analisis data penelitian.
D. Materi Pembahasan

1. Statistik Deskriptif dan Inferensial


Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa
data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku
umum atau generalisasi. Dengan kata lain, statistik deskriptif dapat digunakan
peneliti bila ingin mendeskripsikan data sampel dan tidak membuat
kesimpulan yang berlaku untuk populasi. Tapi bila peneliti ingin membuat
kesimpulan yang berlakun untuk populasi, maka teknik analisis yang
digunakan adalah statistik Inferensial.
Termasuk dalam statistik deskriptif antarlain adalah penyajian data
melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram perhitungan modus,
median, mean, standar deviasi perhitungan persentase.
Menurut Sugiyono (2005), menyatakan bahwa statistik deskriptif juga
dapat dilakukan mencari kuatnya hubungan antara variabel melalui analisis

76
77

korelasi, melakukan prediksi dengan analisis regresi, dan membuat


perbandingan. Hanya perlu diketahui bahwa dalam analisis korelasi, regresi
atau membandingkan dua rata-rata atau lebih tidak perlu diuji signifikasinya.
Jadi secara teknis dapat diketahui bahwa dalam statistik deskriptif tidak ada
uji signifikansi, tidak ada taraf kesalahan karena peneliti tidak bermaksud
membuat generalisasi, sehingga tidak ada kesalahan generalisasi.
Statistik inferensial sering juga disebut statistik induktif atau statistik
probabilitas, adalah teknik analisis yang digunakan untuk menganalisis data
sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi. Statistik ini juga disebut
statistik probabilitas karena kesimpulan yang diberlakukan untuk populasi
berdasarkan data sampel yang kebenarannya bersifat peluang (probability).
Suatu kesimpulan dari data sampel yang akan diberlakukan untuk populasi,
mempunyai peluang kesalahan dan kebenaran (kepercayaan) yang dinyatakan
dalam bentuk persentase. Bila peluang kesalahan 5% maka taraf
kepercayaannya 95%, bila peluang kesalahan 1% maka taraf kepercayaannya
99%. Peluang kesalahan dan kepercayaan ini disebut dengan taraf
signifikansi. Pengujian taraf signifikansi dari hasil suatu analisis akan lebih
praktis, bila berdasarkan pada tabel yang sesuai dengan teknik analisis yang
digunakan. Dapat diberikan contoh, misalnya dari hasil analisis korelasi
ditemukan koefisien korelasi 0,54 dan untuk signifikansi 5%. Hal itu berarti
hubungan variabel sebesar 0,54 itu dapat berlaku pada 95 dari 100 sampel
yang diambil dari suatu populasi.
Jadi signifikansi adalah kemampuan untuk digeneralisasikan dengan
taraf kesalahan tertentu. Ada hubungan signifikan berarti hubungan itu dapat
digeneralisasikan.

2.Statistik Parametris dan Non parametris

Pada statistik inferensial terdapat statistik parametris dan nonparametris.


Statistik parametris digunakan untuk menguji parameter populasi melalui
statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel. Parameter
populasi meliputi : rata-rata hitung dengan notasi  (mu), simpangan baku
(sigma), dan varians (2). Sedangkan statistiknya adalah meliputi : nilai rata-
rata hitugn ( X bar), simpangan baku (s), dan varians (s2). Jadi parameter
78

populasi  diuji melalui selanjutnya X , selanjutnya  diuji melalui s, dan 2


diuji melalui s2. Dalam statistik pengujian parameter melalui statistik (data
sampel) tersebut dinamakan uji hipotesis statistik. Oleh karena itu penelitian
yang berhipotesis statistik adalah penelitian yang menggunakan sampel.
Dalam statistik hipotesis yang diuji adalah hipotesis nol (H o), karena
tidak dikehendaki adanya perbedaan antara parameter populasi dan parameter
statistik (data yang diperoleh dari data sampel).
Penggunaan statistik parametris dan non parametris tergantung pada
asumsi dan jenis data yang akan dianalisis. Statistik parametris memerlukan
banyak asumsi. Asumsi yang utama adalah data yang akan dianalisis harus
berdistribusi normal. Selanjutnya dalam penggunaan salah satu tes
mengharuskan data homogen, dalam regresi harus terpenuhi asumsi linieritas.
Statistik nonparametris tidak menuntut terpenuhinya banyak asumsi. Oleh
karena itu statistik nonparametris sering disebut “distribusi free”
Penggunaan kedua statistik tersebut juga tergantung pada jenis data
yang dianalisis. Statistik parametris umumnya digunakan untuk menganalisis
data interval dan ratio, sedangkan statistik non parametris kebanyakan
digunakan untuk menganalisis data nominal dan ordinal. Pada tabel berikut
ini ditunjukkan penggunaan statistik parametris dan non parametris untuk
analisis data, khususnya untuk pengujian hipotesis.
Penggunaan Statistik Parametris dan
Nonparametris Untuk Menguji Hipotesis

Macam Bentuk Hipotesa


data Deskriptif Komparatif (dua sampel) Komparatif (lebih dari 2 Asosiati
satu variabel sampel) f
atau satu Releted Independen Releted Independen (hubung
sampel an)
Nominal Binominal : Mc Fisher Cochran X2 untuk : Conting
2
X satu Nemar Exact Q k sampel ency
sampel Prabability : coeficie
X2 dua nt : C
sampel
Ordinal Run test Sign test Median Test Friedman Media Spearm
Wilcox Mann- Two-way Extension an rank
on Witney, Anova Kruskal- Correlat
matched U Test Wallis One ion
pairs Kolomogorov Way Kendall
79

Sminor Anova Tan


Waid-Wold
Fowitz
Interval t-test T-test of t-test One-way One-way Korelasi
ratio related independent Anova Anova product
Two-way Two-way moment
Anova Anova Korelasi
parsial
Korelasi
ganda
Regresi
sederha
na
Regresi
ganda

Berdasarkan tabel diatas dapat dikemukakan penjelasan tiap-tiap


kolom yang berisi teknik statistik sebagi berikut :
2. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bila skala
pengukurannya data nominal dapat digunakan teknik statistik binominal
atau Chi-kuadrat.
3. Menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bila skala pengukuran data
berbentuk ordinal, digunakan teknik statistik Ren-Test.
4. Untuk menguji hipotesis deskriptif satu sampel, bila skala pengukuran
data berbentuk interval atau ratio, dapat digunakan teknik statistik T-test
5. Menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan dengan skala
pengukuran data berbentuk nominal, digunakan teknik statistik Mc.
Nemar.
6. Menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan dengan skala
pengukuran data berbentuk ordinal, digunakan teknik analisis sign-test
atau Wilcoxon Matched Pairs.
7. Menguji hipotesis komparatif dua sampel berpasangan dengan skala
pengukuran data berbentuk interval atau ratio, digunakan teknik analisis
statistik T-test.
8. Untuk menguji hipotesis dua sampel independen, bila skala pengukuran
data berbentuk nominal, dapat digunakan teknik analisis statistik Fisher
atau Chi-kuadrat.
9. Untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen, bila skala
pengukuran data berbentuk ordinal, dapat digunakan teknik statistik
Median-test, Mann-Witney, U-test, Kolmogorov Smirnov, atau wald-
Wolfowitz.
80

10. Menguji hipotesis komparatif dua sampel independen, bila skala


pengukuran data berbentuk interval atau ratio, digunakan teknik statistik
T-test.
11. Menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan, bila skala
pengukuran data berbentuk nominal, dapat digunakan teknik statistik
Cochran Q.
12. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila skala
pengukuran data berbentuk ordinal dapat digunakan teknik statistik
Friedman.
13. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel berpasangan bila skala
pengukuran data berbentuk interval atau ratio dapat digunakan teknik
statistik Anova.
14. Menguji hipotesis komparatif k sampel independen, bila skala
pengukuran data berbentuk nominal, dapat digunakan teknik statistik
Chi-kuadrat.
15. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen dan skala
pengukuran data berbentuk ordinal, digunakan teknik statistik Median
Extension atau Kruskal-Wallis.
16. Untuk menguji hipotesis komparatif k sampel independen dan skala
pengukuran data berbentuk interval atau ratio dapat digunakan teknik
statistik Anova.
17. Menguji hipotesis asosiatif / hubungan, bila skala pengukuran data
berbentuk nominal, dapat digunakan teknik statistik Koefisien
Kontingensi.
18. Untuk menguji hipotesis asosiatif / hubungan, bila skala pengukuran
data berbentuk ordinal, digunakan teknik statistik Koefisien Spearman,
Rank atau Koefisien Kendall-Tan.
19. Untuk menguji hipotesis asosiatif / hubungan, bila skala pengukuran
data berbentuk interval atau ratio dapat digunakan teknik statistik
Korelasi Pearson Product Moment, Korelasi Parsial, Korelasi Berganda
dan Regresi.
3.Konsep Dasar Pengujian Hipotesis
Hipotesis yang diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, yang kebenarannya masih harus dibuktikan melalui data
yang terkumpul. Pengertian tersebut adalah untuk hipotesis penelitian.
Sedangkan secara statistik hipotesis diartikan sebagai pernyataan mengenai
keadaan populasi (parameter) yang akan diuji kebenarannya berdasarkan data
yang diperoleh dari sampel penelitian (statistik). Oleh karena itu dalam
statistik yang diuji adalah hipotesis nol (Emory dalam Sugiyono, 2005).
81

a. Taraf Kesalahan
Pada dasarnya menguji hipotesis adalah menaksir parameter
populasi berdasarkan data sampel. Terdapat dua cara menaksir, yaitu
point estimate dan interval estimate. Point estimate (titik taksiran) adalah
suatu taksiran parameter populasi berdasarkan suatu nilai dari rata-rata
data sampel. Sedangkan interval estimate (taksiran interval) adalah suatu
taksiran parameter populasi berdasarkan nilai interval rata-rata data
sampel.
Menaksir parameter populasi yang menggunakan nilai tunggal
(point estimate) akan mempunyai resiko kesalahan yang lebih besar
dibandingkan dengan menggunakan interval estimate.
Bila nilai statistik (data) sampel yang diperoleh dari hasil
pengumpulan data sama dengan nilai parameter populasi atau masih
berada pada nilai interval parameter populasi, maka hipotesis yang
dirumuskan 100% diterima. Jadi tidak terdapat kesalahan. Tetapi bila
nilai statistik di luar nilai parameter populasi akan terdapat kesalahan.
Tingkat kesalahan ini selanjutnya dinamakan level of significant
atau tingkat signifikansi. Dalam praktiknya tingkat signifikansi telah
ditetapkan peneliti terlebih dahulu sebelum hipotesis diuji. Biasanya
tingkat signifikansi (kesalahan) ditetapkan 1%, 5%. Suatu hipotesis
terbukti dengan mempunyai kesalahan 1% berarti bila penelitian
dilakukan pada 100 sampel yang diambil dari populasi yang sama, maka
akan terdapat satu kesimpulan salah yang diberlakukan untuk populasi.
b. Jenis Jenis Pengujian Hipotesis
1).Uji Dua Pihak (Two Tail Test)
Uji dua pihak digunakan bila hipotesis nol (Ho) mengandung
pengertian “sama dengan” dan hipotesis alternatif (Ha) berbunyi
“tidak sama dengan ()”.
82

Gambar : Uji Dua Pihak

Daerah Penolakan Ho Daerah Penerimaan


Ho Daerah Penolakan Ho

½ ½
2). Uji Pihak Kiri
Uji pihak kiri digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi “lebih
besar atau sama dengan ()”, dan hipotesis alternatif berbunyi “lebih
kecil (<)”.
Gambar : Uji Pihak Kiri
Daerah Penolakan
Ho


3). Uji Pihak Kanan
Uji pihak kanan digunakan apabila hipotesis nol (Ho) berbunyi
“lebih kecil atau sama dengan (≤)” dan hipotesis alternatifnya (Ha)
berbunyi “lebih besar (>)”.
Gambar : Uji Pihak Kanan

Daerah Penolakan Ho
Daerah Penerimaan
Ho


Pada prinsipnya, pengujian hipotesis dapat dilakukan dengan jalan
mengkonsultasikan nilai pengujian hasil perhitungan dengan nilai tabel
tertentu. Jika nilai pengujian hasil perhitungan lebih besar (>) dari nilai tabel
pada taraf kesalahan tertentu, maka kesimpulannya adalah hipotesis nol (Ho)
ditolak, atau hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dan bila nilai pengujian hasil
perhitungan lebih kecil (<) dari nilai tabel pada tingkat kesalahan tertentu,
maka kesimpulannya hipotesis nol (Ho) diterima atau hipotesis alternatif (Ha)
ditolak.
4.Analisis Regresi dan Korelasi
Analisis regresi dan korelasi mempunyai hubungan yang sangat erat.
Setiap regresi pasti ada korelsinya, tetapi hububgan korelasi belum tentu
dilanjutkan dengan regresi. Analisis korelasi yang tidak dilanjutkan dengan
83

analisis regresi adalah korelasi antara dua variabel yang tidak mempunyai
hubungan kausal (sebab-akibat), atau hubungan fungsional. Analisis regresi
dilakukan bila hubungan dua variabel berupa hubungan kausal atau
fungsional. Untuk menetapkan kedua variabel mempunyai hubungan kausal
atau tidak maka harus berdasarkan pada teori atau konsep tentang kedua
variabel tersebut.
Hubungan antara panas dengan tingkat muai panjang, dapat dikatakan
sebagai hubungan kausal; hubungan antara kepemimpinan dengan kepuasan
kerja pegawai dapat dikatakan hubungan fungsional; hubungan antara kupu-
kupu yang datang dengan banyaknya tamu di rumah bukan merupakan
hubungan kausal maupun fungsional.
a. Analisis Regresi dan Korelsi Sederhana
Regresi linier sederhana didasarkan pada hubungan fungsional
ataupun kausal antara satu variabel independen dengan satu variabel
dependen.
Persamaan umum regresi linier sederhana adalah :

Y1 = a + bX Rumus : 1

Dimana :
Y1 = Variabel dependen (terikat)
a = Harga Y bila X = 0 (konstan)
b = Koefisien arah (kofisien regresi), menunjukkan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan variabel
independen.
Bila b (+), maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan
X = Variabel independen (bebas)
Harga a dan b dapat dicari dengan rumus :
Sy
br Rumus : 2
Sx
a  Y  bx Rumus : 3
Dimana r = Koefisien product moment antara variabel X dengan
variabel Y.
Sy = simpangan baku variabel Y
Sx = simpangan baku variabel X
Harga Sy dan Sx dapat dihitung dengan rumus :
84

2
 _


 Y  Y 

Sy  Rumus : 4
N

  X  X 

Sx  Rumus : 5
N

Dimana :
Sy dan Sx = Simpangan baku

Y = Nilai rata-rata variabel Y ( Y/N)

X = Nilai rata-rata variabel X ( X/N)
N = Jumlah sampel (responden)

Selain itu harga a dan b juga dapat dicari dengan rumus :

        


2

n X   X 
a 2
Rumus : 6
2

n XY     Y 
b
 X    X  2 Rumus : 7
 2

Analisis korelasi sederhana berguna untuk menentukan kuatnya


hubungan antara satu variabel independen terhadap variabel dependen.
Persamaan umum korelasi sederhana adalah :

r
 XY Rumus : 8
 X  Y 
2 2

Dimana:
 X n
 
X = X- X X = Skor rata-rata dari x

y = Skor rata-rata sari Y  Y n 


 
Y = Y- Y
Atau :

N  XY    X  Y 
r
N  X 2
   X   N  Y    Y 
2 2 2
85

Dimana :
X= Variabel Dependen
Y = Variabel Independen
N =Jumlah Sampel
Nilai koefisien korelasi (r) berkisar antara -0 sampai  1. menurut
Arikunto (2002); interpresi tarhadap koefisien korelasi (r) yang
diperoleh adalah sebagai Berikut Tabel Interpretasi Nilai r

Besarnya nilai r Intepretasi


Antara 0,800 sampai dengan 1.00 Tinggi
Antara 0,600 sampai dengan 0.800 Cukup
Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak rendah
Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah
Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat rendah

Uji Hipotesis
Selanjutnya nilai korelasi (r), yang menyatakan tentang tingkat
hubungan antara variabel independen terhadap dependen, harus
dilanjutkan dengan uji signifikasi (uji hipotesis), yaitu apakah hubungan
yang ditemukan itu berlaku untuk seluruh populasi. Tehnik pengujian
signifikasi ada dua yaitu :
1). Dengan menggunakan rumus statistik : t-test, sebagai berikut :

r n2
t=
1  r 
2

Kriteria pengujian adalah menolak Ho (menerima H1) jika harga t


hasil perhitungan lebih besar dari harga t yang didapat dari tabel
distribusi t dengan taraf kesalahan (  ) yang dipilih dengan derajat
kebebasan (dk) = n-2. (angka 2, adalah merupakan jumlah variabel)
2). Nilai korelasi (r) yang diperoleh dari hasil perhitungan, dikonsultasikan
dengan nilai tabel product moment dengan taraf kesalahan (  ) yang
dipilih pada r tertentu (r = jumlah sampel). kriteria pengujian adalah
menolak Ho (menerima H1) jika harga r hasil perhitungan lebih besar
(>) dari nilai yang diperoleh dari tabel product moment
Contoh :
86

Diduga ada hubungan antara penghasilan (x) dan


pengeluaran (y). dari 100 orang (populasi) akan diambil
sebagai sampel sebanyak 10 orang, untuk ditanya tentang
penghasilan dan pengeluaran selama satu bulan. Data
penghasilan (x) dan pengeluaran (y) dari 10 orang responden
adalah :

Tabel: Jumlah pendapatan dan pengeluaran tiap bulan dari 10 orang


responden
No. Responden Pendapatan / bulan (x) Pengeluaran / bulan (y)
x.100.000 x.100.000
1 8 3
2 9 3
3 7 2
4 6 2
5 7 2
6 8 2
7 9 3
8 6 1
9 5 1
10 5 1

Bentuk atau model hubungan antara variabel pendapatan (x) dan


pengeluaran (y) dapat diprediksi dengan menggunakan rumus :
regresi linier sederhana, sebagai berikut :

Y1 = a + bx

Untuk mencari persamaan regresinya, maka diperlukan tabel


penolong seperti berikut ini :
No. X Y XY X2 Y2
1 8 3 24 64 9
2 9 3 27 81 9
3 7 2 14 49 4
4 6 2 12 36 4
5 7 2 14 49 4
6 8 2 16 64 4
7 9 3 27 81 9
87

8 6 1 6 36 1
9 5 1 5 25 1
10 5 1 5 25 1
X=70 Y=20 XY=150 X2=510 46
Nilai : a dan b, dapat dihitung sebagai berikut :

a
          
2

       
2

=
20510  70150
10 70   70 
2

10200  10500  360


=   0,0714  0,07
700  49000  420

         
b=
       
2 2

10150   70 20 


=
10510   70 
2

1500  1400 100


=   0,5
5100  49000 200
Selanjutnya nilai a dan b, dimasukkan kedalam rumus persamaan regresi.
Jadi persamaan regresi tentang hubungan antara pendapatan (x) dan
Pengeluaran (y) adalah sebagai berikut :
y1 = 0,07 + 0,5x
Persamaan regresi yang telah ditemukan dapat digunakanan untuk
mnelakukan prediksi (peramalan) bagaimana individu dalam variabel
dependen ditetapkan. Misalnya, jumlah pendapat (x) ditetapkan sebesar
Rp. 100.000, maka jumlah pengeluaran dapat diprediksi menjadi :
y1 = 0,07 + 0,5 (100.000)
= 50.000,70
Antara pendapatan dengan jumlah pengeluaran dapat dihitung
tingkat keeratan hubungannya (korelasinya).
Korelasi dapat dihitung dengan rumus :
88

        

   2

       2    
2 2

10150  7020

10510  70  1046  20 
2 2

1500  1400

5100  4900460  400
100

20060
100

12.000
100
 = 0,9132
109,5
Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa terdapat hubungan
yang positif sebesar 0,9132 atau 91,32% antara pendapatan dan
pengeluaran. Untuk dapat memberi interpretasi terhadap kuat-
lemahnya hubungan itu maka dapat menggunakan pedoman seperti
yang tertera pada tabel di bawah ini (Sugiyono, 2004)
Tabel: Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Nomor Interval koefien Tingkat hubungan
1 0,00-0,199 Sangat rendah
2 0,20-0,399 Rendah
3 0,40-0,599 Sedang
4 0,60-0799 Kuat
5 0,80-1,000 Sangat kuat

Berdasarkan tabel di atas, maka koefisien korelasi yang


ditemukan sebesar 0,9132 atau 91,32% termasuk pada katagori
hubungan sangat kuat. Jadi terdapat hubugan yang sangat kuat antara
pendapatan dan pengeluaran. Hubungan tersebut baru berlaku untuk
sampel responden sebanyak 10 orang. Untuk menguji signifikansi
hubungan, yaitu apakah hubungan yang ditemukan itu berlaku untuk
seluruh populasi yang berjumlah 100 orang, maka perlu diuji
signifikansinya. Uji signifikansi yang juga berarti uji hipotesis, dapat
di hitung dengan rumus:
89

r n2
t
1 2



0,9132 10  2 
1  0,9132
2


0,9322,8284
1  08339
2,5829

0,1661

2,5829

0,4076
 6,3368
Harga t hitung tersebut selanjutnya di bandingkan atau
dikonsultasikan dengan harga t tabel pada taraf kesalahan tertentu
(misalna : 1%, 5%, 10%). Nilai tabel t untuk taraf kesalahan () 5%
dan derajat kebebasan (ak) = n – 2 = 8, pada uji dua sisi (dua fihak)
adalah sebesar t tabel = 2,306 (lihat nilai tebel distribusi t) uji
signifikansi atau hipotesis dapat di gambarkan seperti berikut:

Daerah penolakan Ho (terima H1) Daerah Daerah penolakan Ho (terima H1)


Penerimaan
Ho

3,668 2,306 2,306 3,668

Hipotesis statisitk dari contoh di atas, adalah :


Ho :  = 0 (tidak ada hubungan)
H1 :   0 ( ada hubungan)
Berdasarkan hasil perhitungan di atas, diketahui nilai t hitung
sebesar 6,330 lebih besar (>) dari nilai t tabel, yang berarti berada pada
daerah penolakan Ho atau penerimaan H1. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa hipotesis nol (Ho) yang menyatakan tidak ada
hubungan antara pendapatan dan pengeluaran ditolak, dan hipotesis
alternatif (H1) yang menyatakan ada hubungan diterima. Jadi
kesimpulannya koefisien korelasi antara pendapatan dan pengeluaran
90

sebesar 0,9132 atau 91,32% adalah signifikan. Artinya nilai koefisien


korelasi (r) tersebut dapat digeneralisasikan atau dapat diberlakukan
untuk seluruh populasi. Selanjutnya analisis dapat diteruskan untuk
menghitung kontrilasi variabel bebas terhadap variabel terkait denan
mencari koefisien destriminasi.
b.Analisis Regresi Beganda
Regresi berganda didasarkan pada hubugan fungsional ataupun
kausal dari minimal dua variabel independen dengan satu variabel
dependen. Analisis regresi berganda digunakan dengan maksud
meramalkan (memprediksi) bagaimana keadaan (naik-turunnya) variabel
dependen, bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor
predikator:
Persamaan regresi untuk dua predikator (dua variabel bebas):

Y = a + b1 x2 + b2x2

Jadi persamaan regresi untuk  predikator adalah :

Y = a + b1 x1 + b2x2 + .………..+ bx

Nilai : a, b1, b2 dan b dapat di cari dengan motode kuadrat terkecil


sebagai berikut:
Y – n.a - b1 x1 - b2 x2 = 0 …..................I
 x1Y - a x1- b1 12 - b2 x1x2 = 0 ………II
 x2Y - a x2 – b1 x1x2 - b2  22 = 0 …...III
Melalui ketiga persamaan di atas, nilai a, b1, dan b2 dapat dicari.
Selanjutnya nilai-nilai tersebut dimasukkan ke rumus:

 1  a  b1 1  b2  2
91

Contoh : Penelitian dilakukan terhadap 10 orang responden dengan


tujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan kerja pegawai
dan kepemimpinan direktif terhadap produktivitas kerja
pegawai. Data dari 10 orang responden adalah sebagai
beriklut:
No Kemampuan kerja Kepemimpinan Produktifitas
Responden (X2) Direktif (X2) kerja
(Y)
1 10 7 23
2 2 3 7
3 4 2 15
4 6 4 17
5 6 6 23
6 7 5 22
7 10 4 3
8 6 3 14
9 7 4 20
10 6 3 19

Untuk dapat meramalkan atau memprediksi bagaimana produktifitas


kerja pegawai bila kemampuan kerja pegawai dan kepemimpinan
direktif dinaikkan atau diturunkan, maka harus dicari modal persamaan
regresinya dengan cara sebagai berikut.
Tabel penolong untuk menghitung persamaan regresi ganda dua
predikator.
No x1 x2 Y x1Y X2 Y x1 x2 12 12
1 10 7 23 230 161 70 100 49
2 2 3 7 14 21 6 4 9
3 4 2 15 60 30 8 16 4
4 6 4 17 102 68 24 36 16
5 6 6 23 184 138 48 64 36
6 7 5 22 154 110 35 49 25
7 4 3 10 40 30 12 16 9
8 6 3 14 84 42 18 36 9
9 7 4 20 140 80 28 49 16
10 6 3 19 114 57 18 36 9
Jml 60 40 170 1122 737 267 406 182

Y = Produktivitas kerja pegawai


x1 = Kemampuan kerja pegawai
x2 = Kepemimpinan direktif
Dari tebel diperoleh:
Y = 170  x1Y = 737
92

 x1 = 60  x1 x2 = 267
 x2 = 40 12 = 406
 x1Y = 1.122  22 = 182

Untuk menghitung harga-harga : a, b, b2, dapat menggunakan


persamaan:
Y = an + b1 x1 + b2  x2
 x1Y = a x1 + b1 12 + b2  x1x2
 x2Y = a  x2 + b1 x1 x2 + b2   22
Bila harga-harga dari tabel diatas dimasukkan dalam persamaan tersebut
maka:
170 = 10a + 60 b1 + 40 b2 …….........…. (1)
1.122 = 60 a + 406 b1 + 267 b2 …...……. (2)
737 = 40 a + 267 b1 + 182 b2 ………..... (3)
Bila persamaan ( 1 ) dikalikan 6, persamaan ( 2 ) dikalikan 1, maka :
1020  60a  360b1  240b2
1122  60a  406b1  267b2
................... (4)
 102  0a  46b1  27b2
 102  46b1  27b2
Persamaan ( 1 ) dikalikan 4, persamaan ( 2 ) dikalikan 1, maka :
680  40a  240b1  160b2
737  40a  4267b1  182b2
................. (5)
 57  0a  27b1  22b2
 57  27b1  22b2
Persamaan ( 4 ) dikalikan 27, persamaan ( 5 ) dikalikan 46, maka :
 2.754  1.242b1  72b2
 2.622  1.242b1  1.012b2
 132  0b1  283b2
 132  283b2
 0,466
Harga b2 = -0,466 dimasukkan dalam salah satu persamaan (4) atau (5).
Dalam hal ini dimasukkan ke dalam persamaan (4), maka hasilnya :
-102 = -46 b1 – 27 (-0,466)
-102 = -46b1 + 12,582
46b1 = 114,582
b1 = 11,582 : 46
= 2,4909
93

Hasil b1 = 2,4909, dan b2 = - 0,466, dimasukkan kedalam persamaan (1),


maka
170 = 10 a + 60 (2,4909) + 40 (-0,466)
170 = 10 a + 149,454-18,640
10ª = 170-149,454 + 18,640
a = 39,16 : 10 = 3,9186
Jadi pemasangan regresi ganda linier untuk dua variabel bebas
adalah :
Y1 = 3,9166 + 2,4909 X1 - 0,446X2
Dari persamaan di atas berarti bahwa produktivitas kerja pegawai (y)
akan meningkat bila kemampuan kerja pegawai ditingkatkan dan akan
turun bila kepemimpinan direktif (otokratis) ditingkatkan.
Jadi bila kemampuan pegawai (1) ditingkatkan menjadi 10, dan
juga tingkat kepemimpinan direktif (2) ditingkatkan menjadi 10, maka
produktivitas kerja pegawai dapat diramalkan menjadi :
Y1 = 3,9166 + 2,4909 (10) - 0,446 (10)
= 3,9166 + 24,909 - 4,46
= 24,1676
b. Analisis Korelasi Linier Berganda
Untuk mengetahui kuat-lemahnya hubungan atau pengaruh
variabel bebas (minimal dua variabel bebas) terhadap variabel terikat
dapat dihitung dengan menggunakan rumus korelasi linier ganda sebagai
berikut :

r 2  1  r 2  2  2r 1 .r 2 .r 1  2


Ry 12 =
1  r 2 1  2

R1 2  Korelasi ganda variabel X1 dan X2 secara bersama-sama


dengan variabel y.
r1 = Korelasi sederhana antara variabel X1 dengan y
r 2 = Korelasi sederhana antara variabel X2 dengan y
r 1  2 = Korelasi sederhana antara variabel X1 dengan X2
94

Untuk menguji signifikansi koefisien korelasi ganda dapat dihitung


dengan rumus :
R 2 /k
F
(1  R 2 )/(n  k  1)
Dimana :
F = Nilai F hitung yang akan dikonsultasikan dengan tabel F pada taraf
kesalahan () tertentu (1%, 5%, 10% )
R2 = Koefisien Korelasi Ganda
k = jumlah variabel independen
n = jumlah sampel
Nilai F yang diperoleh dari hasil perhitungan akan dikonsultasikan
dengan nilai tabel F dengan didasarkan pada derajad kebebasan (dk)
pembilang = k dan derajad kebebasan (dk) penyebut = (n-k-1), dan pada
taraf kesalahan () tertentu.

c.Analisis Korelasi Parsial


Analisis ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau hubungan
variabel independen dengan variabel dependen dimana salah satu
variabel independennya dikendalikan (dianggap tetap atau konstan).
Analisis Korelasi Parsial, dimana X2 = tetap.
ryx1  ryx 2 .rx 1 x 2
ryx1 x 2 
1  r 2 x 1 x 2 . 1  r 2 y.x 2

Analisis Korelasi Parsial, dimana X2 = tetap.


ryx 2  ryx1 .rx 1 x 2
ryx1 x 2 
1  r 2 x 1 x 2 . 1  r 2 yx1

Uji signifikansi Parsial

rp n  3
t
1  rp
rp = korelasi parsial
n = jumlah sampel
t = t hitung yang harus dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf
kesalahan () tertentu
95

angka : 3 = karena ada dua variabel bebas dan satu variabel terikat.

d.Uji Asumsi Klasika


Pada bagian awal dari pembahasan bab ini sudah dijelaskan bahwa
dalam analisis statistika parametris, dimana datanya bersifat interval atau
ratio, maka sebelum analisis tersebut dilakukan harus terpenuhinya
beberapa asumsi klasik, antara lain :
1. Uji Normalitas
Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah data penelitian
berdistribusi normal atau tidak. Syarat dari penggunaan rumus
statistika parametris (regresi, korelasi) adalah datanya harus
berdistribusi normal. Teknik pengujiannya dapat dilakukan dengan
banyak cara antara lain dengan menggunakan diagram pencar
(scetter plott) dan analisis Chi-kwadrat.
2. Uji Homoginitas
Disamping pengujian terhadap normal tidaknya distribusi data
pada sampel perlu kiranya melakukan pengujian terhadap kesamaan
(homoginitas) beberapa bagian sampel, yakni seragam tidaknya
variansi sampel-sampel yang diambil dari populasi yang sama.
Pengujian homoginitas sampel menjadi sangat penting apabila
peneliti bermaksud melakukan generalisasi untuk hasil penelitian
yang data penelitiannya diambil dari kelompok-kelompok terpisah
yang berasal dari satu populas. Teknik pengujian homoginiitas salah
satunya dapat menggunakan Test Bartleth. Dalam menguji
homoginitas, pengujian didasarkan atas asumsi bahwa apabila
varians yang dimiliki oleh sampel yang bersangkutan tidak jauh
berbeda, maka sampel tersebut cukup homogen.
3. Uji Linieritas
Uji linieritas dapat dilakukan dengan menggunakan diagram
pencar (scetter plott) antara variabel bebas (independent) dengan
variabel terikat (dependent) secara berpasangan.
96

Uji linieritas bertujuan untuk memastikan, apakah hubungan


antara dua variabel merupakan hubungan linier (membentuk garis
lurus).
E. Latihan Soal Soal
1. Sebutkan dan jelaskan tahap-tahap kegiatan dalam aktivitas analisis
data!
2. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis teknik analisis yang ada!
3. Jelaskan dengan menggunakan contoh, jenis penelitian yang
menggunakan teknik analisis stastistik deskriptif!
4. Jelaskan dengan menggunakan contoh, jenis penelitian yang
menggunakan teknik analisis statistik inferensial parametris!
5. Jelaskan dengan menggunakan contoh, jenis penelitian yang
menggunakan teknik analisis inferensial non parametris!
6. Apa makna kata ”signifikan” dalam peneltian yang mengggunakan
data yang bersumber dari data sampling?
7. Mengapa harus menggunakan derajad kesalahan atau derajad
keyakinan dalam pengujian hipotesis?
8. Apakah semua hipotesis penelitian harus diuji? Jelaskan dengan
menggunakan contoh!
9. Apa perbedaan mendasar terhadap hasil penelitian, antara penelitian
yang menggunakan teknik analisis parametris dengan non
parametris?
10. Apa hubungan antara judul, pokok masalah, hipotesis terhadap hasil
penelitian?
F. Kesimpulan
Pada prinsipnya teknik analisis adalah adalah merupakan alat yang
digunakan untuk mengolah data penelitian untuk mendapatkan hasil
penelitian yang valid dan reliabel. Secara umum ada 2 (dua) teknik
analisis, yaitu teknik analisis kualitatif dan kuantitatif. Penggunaan
terhadap ke-dua teknik analisis ini harus mempertimbangkan beberapa
faktor, antara lain: jenis data, luas sempitnya wilayah pengamatan, jenis
penelitian dan sebagainya.
BAB XIV
MENYUSUN LAPORAN PENELITIAN

A. Pengantar.
Menyusun laporan penelitian merupakan aktivitas terakhir dari proses
penelitian. Dalam hal ini akan dibahas penyusunan laporan dari segi pengetikan,
ukuran kertas, tehnik kutipan dan lain-lain, karena ketentuan ini akan mengacu
kepada metode penyusunan laporan tugas akhir yang ditetapkan oleh jurusan.
Pada prinsipnya, laporan penelitian adalah merupakan laporan ilmiah
untuk itu maka harus dibuat secara sistematis dan logis pada setiap bagian,
sehingga pembaca mudah memahami langkah-langkah yang telah ditempuh
dalam penelitian. Karena sifatnya ilmiah maka laporan penelitian harus
reflicable yaitu harus bisa dielansi oleh orang lain yang akan membuktikan hasil
penemuan dalam penelitian tersebut.
Titik tolak penyusunan laporan penelitian adalah rancangan penelitian
yang telah di buat berdasarkan hal tersebut maka kedudukan penelitian ini
sangat penting.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat, menjelaskan dan
membuat laporan ilmiah sesuai dengan kaidah-kaidah yang ada.
D. Materi Pembahasan
1. Format Laporan Ilmiah.
Pada umumnya format penyusunan laporan penelitian adalah sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Identifikasi Masalah
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
97
98

F. Kegunaan Penelitian
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
A. Landasan Teori
B. Kerangka Konsep
C. Hipotesis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN
A. Obyek Penelitian
B. Populasi dan Sampel Penelitian
C. Defenisi Operasional Variabel
D. Skala Pengukuran Variabel
E. Data Penelitian
1. Jenis Data
2. Sumber Data
3. Tehnik Pengumpulan Data
F. Tehnik Analisis Data
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
B. Pembahasan
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
 Instrument Penelitian
 Hasil Pengujian Validitas Dan Relabilitas
 Data Mentah
 Hasil Analisis Data
 Lain-lain
2. Hubungan Antar Bab
Bab-bab dalam kerangka laporan tersebut memiliki hubunan yang erat
antara yang satu dengan yang lama. Hal-hal yang berkaitan erat dalam kerangka
laporan penelitian dapat digambarkan seperti berikut :
99

Rumusan Tujuan Hipotesis


Kesipulan Saran
masalah penlitian penelitian

Dari gambar di atas dapat dijelaskan bahwa :


a. Tujuan penelitian ditulis berangkat dari rumusan maslah. Misalnya
rumusan masalahnya berbunyi: ”Apakah ada hubungan antara
kemampuan dengan produktivitas kerja?” Maka tujuan penelitiannya
adalah ”Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara kemampuan
dengan produktivitas kerja.”
b. Rumusan hipotesis penelitian juga berangkat dari rumusan masalah
karena hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Berdasarkan contoh rumusan masalah di atas maka
rumusan hipotesisnya adalah: “Ada hubungan positif dan signifikan
antara kemampuan dengan produktivitas kerja pegawai.”
c. Kesimpulan penelitian merupakan jawabab dari tujuan penelitian.
Kesimpulan penelitian ini akan sangat tergantung dari hasil pengujian
hipotesis.
d. Saran yang diberikan harus di dasarkan pada hasil pengujian hipotesis
dan kesimpulan. Kalau hasil pengujian hipotesis menyatakan ada
hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan dengan
produktivitas kerja. Maka Sarannya adalah ”Produktivitas kerja
karyawan dapat ditingkatkan melalui peningkatan kemampuan kerja
pegawai.”
e. Jumlah halaman dari laporan penelitian tidak menjadi syarat mutlak
yang peling penting adalah semua aspek dalam kerangka laporan
penelitian dapat dipenuhi secara padat, jelas, dan lengkap.
E. Latihan Soal – Soal
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini:
1. Faktor apa yang harus dipertimbangkan dalam pembuatan format
laporan ilmiah/peneltian?
2. Apa hubungan antara penulisan antar bab?
100

3. Bagaimana sebaiknya penggunaan kode penulisan laporan


penelitian?
4. Apakah pertimbangan pemilihan jenis huruf, font, margin dalam
penulisan laporan peneliitian?
5. Adakah ketentuan tentang jumlah halaman untuk masing-masing
bab dalam penulisan laporan penelitian?
F. Kesimpulan
Penulisan laporan hasil penelitian harus mengacu kepada standar
penulisan laporan ilmiah yang terdiri dari : bab pendahuluan, kajian
pustaka dan hipotesis, gambaran umum lokasi penelitian, hasil dan
pembahasan, simpulan dan saran.
BAB XV
RANCANGAN PENELITIAN

A. Pengantar
Rancangan penelitian atau proposal penelitan meripakan pedoman yang
berisi langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melaksankan
penelitiannya. Dalam menyusun rancangan penelitian, perlu diantisifasi hal-hal
yang akan dapat menghambat terlaksananya penelitian. Rancangan penelitian
harus dibuat secara logis dan sistematis sehingga dapat dijadikan pedoman dalam
pelaksanaan penelitian.
B. Tujuan Umum
Pada akhir pembelajaran Mata Kuliah Metodologi Penelitian (akhir
semester), mahasiswa diharapkan mampu melaksanakan kegiatan penelitian
secara rasional, empiris, dan sistimatis sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah.
C. Tujuan Khusus
Setelah mempelajari topik ini, mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan
dan membuat rancangan atau usul proyek penelitian (UPP) sesuai dengan kaidah-
kaidah yang ada.
D. Materi Pembahasan
Secara mendasar isi rancangan penelitian akan memuat hal-hal seperti
berikut :

A Pendahuluan

1. Latar Belakang Masalah


Pada bagian ini diuraikan tentang sejarah dan peristiwa yang
sedang terjadi pada suatu peristiwa yang menunjukkan suatu indikasi
bahwa kondisi yang terjadi pada saat sekarang tidak sesuai dengan kondisi
yang diharapkan. Berbagai bentuk penyimpangan yang mungkin terjadi
misalnya penyimpangan dari standar yang ada, baik standar yang bersifat
keilmuan maupun aturan-aturan yang ada.
Dalam latar belakang masalah penelitian peneliti harus melakukan
analisis masalah sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis

101
102

masalah ini, peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu


penyimpangan, dan penuliskan mengapa hal ini perlu diteliti.
2. Indentifikasi Masalah
Pada bagian perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada
obyek yang akan diteliti. Semua maslah yang mucul dalam obyek baik
yang akan diteliti maupun yang tidak diteliti sedapat mungkin diuraikan
secara lengkap.
Untuk dapat mengindentifikasi masalah dengan baik maka peneliti
perlu melakukan studi pendahuluan ke obek penelitian melakukan
observasi dan melakukan wawancara dengan berbagai sumber, sehingga
semua permasalahan dapat diungkap secara lengkap.
Pengidentifikasian masalah penelitian pada hakekatnya adalah
merupakan penetapan dan penelitian masalah penelitian yang didasarkan
atas studi pendahuluan yang telah dilakukan.
3. Batasan Masalah
Karena adanya keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori-teori dan
supaya penelitian dapat dilakukan secara mendalam maka tidak semua
masalah yang ada akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi batasan
variabel apa saja yang akan diteliti, serta bagaimana hubungan variabel
yang satu dengan variabel yang lainnya.
4. Rumusan Masalah
Setelah masalah yang akan diteliti ditentukan dan supaya masalah
penelitian dapat dijawab secara akurat, maka masalah penelitian harus
dirumuskan secara tegas dan spesifik.
Rumusan maslah penelitian merupakan suatu pernyataan tentang
pola hubungan yang akan diteliti secara tegas dan sebaiknya ditulis dalam
kalimat tanya.
5. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian adalah merupakan harapan jawaban yang ingin
dicapai dalam suatu penelitian. Tujuan penelitian berkaitan erat dengan
rumusan masalah yang dituliskan misalnya rumusan masalahnya :
Seberapa besar tingkat penjualan pasta gigi merk A di Bali?, maka tujuan
103

penelitiannya adalah untuk mengetahui besarnya tingkat penjualan pasta


gigi merk A di Bali.
6. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian merupakan dampak dari tercapaina tujuan
penelitian. Kegunaan hasil penelitian ada dua, yaitu :
a Kegunaan teoritis, yaitu kegunaan untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan dan tehnologi
b Keguaan praktis, yaitu manfaat langusng yang diperoleh untuk
memecahkan dan mengantisipasi masalah yang ada pada obyek yang
diteliti.

B Landasan Teori dan Hipotesis

1. Landasan Teori
Landasan teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat
digunakan untuk menjelaskan tentang variabel serta hubungannya dengan
variabel lain yang menjadi obyek penelitian. Hubungan dari variabel-
variabel yang diteliti ini juga dapat mengacu kepada hasil-hasil penelitian
yang telah ada sebelumnya.
Fungsi utama dari teori dan hasil penelitian yang terdahulu antara
lain :
a Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif tentang
variabel-variabel yang diteliti.
b Sebagai landasan untuk merumuskan hipotesis penelitian yang akan
dilakukan.
c Dapat digunakan sebagai landasan dalam pembahasan hasil
penelitian.
2. Hipotesis penelitian
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka selanjutnya
dapat digunakan untuk menyusun kerangka berpikir sebagai dasar untuk
menyusun hipotesis, hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap
rumusan masalah penelitian yang kebenarannya masih harus dibuktikan
secara empirik.
104

C Metode Penelitian

Pada bagian ini harus diuraikan secara detail tentang bagaimana


penelitian tersebut dilaksanakan. Hal-hal yang harus ditulis pada bagian ini
adalah :
1. Menentukan populasi dan sampel penelitian.
2. Jenis data
3. Tehnik Pengumpulan Data
4. Definisi Operasional Variabel
5. Instrumen Penelitian
6. Menentukan Tehnik Analisis

D Organisasi Pelaksana Penelitian

Bila penelitian dilaksanakan oleh tim atau kelompok maka diperlukan


adanya organisasi pelaksanaan penelitian.

E Jadwal Penelitian.

Setiap rencana penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang


akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa saja yang akan dilakukan
dan berapa lama akan dikerjakan.

F Biaya Penelitian

Pada bagian ini akan diuraikan secara rinci tentang jenis kegiatan dan
besarnya biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Kelengkapan rancangan penlitian dengan biaya ini diperlukan bila dalam
penelitian akan menggunakan pihak sponsor yang akan membiayai penelitian.
E. Latihan Soal-Soal
Buatlah sebuah proposal penelitian yang akan disampaikan kepada Ketua
Jurusan untuk mendapat persetujuan. Proposal penelitian tersebut harus
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:: disiplin ilmu, kemampuan
menyelesaikan, masalahnya menarik, jelah dan tidak ambigu, dan sebagainya!
F. Kesimpulan
Proposal penelitian atau usul proyek penelitian (UPP) adalah merupakan
bagian penting dari kegiatan peneltian. Dalam proposal peneltian akan ditulis
secara detail dan sistimatis tentang hal-hal apa yang akan dikerjakan dalam
105

suatu kegiatan peneltian. Kelengkapan dan kejelasan rancangan peneltian akan


dapat mempermudah pihak ke-dua untuk memberikan penilaian dan
persetujuan terhhadap rencana kegiatan penelitian.
106

DAFTAR PUSTAKA

1. Arihanto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian, Penerbit Rineka Cipta,


Jakarta.
2. Arihanto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
Penerbit Rineka Cipta, Jakarta.
3. Danin, Sudarwan. 2004. Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,
Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.
4. Gujarati, DN. 1995. Basic Econometrics, Penterjemah: Sumarno Zain,
Penerbit Erlangga Jakarta.
5. Hadi Sutrisno. 1986. Metodologi Research, Penerbit Yayasan Fakultas
Psikologi UGM, Yogyakarta.
6. Hakim Abdul. 2004. Statistika Deskriptif untuk Ekonomi dan Bisnis,
Penerbit Ekonesia Kampus Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.
7. Hartono. 2006. Bagaimana Menulis Tesis, Penerbit Universitas
Muhammadiyah, Malang.
8. Hamini. 2004. Metode Penelitian Kualitatif, Penerbit Universitas
Muhammadiyah, Malang
9. Iskandar, J & Nitimiharjo C. 1992. Beberapa Indeks dan Skala Pengukuran
Variabel-Variabel Sosial dan Psikologi, Penerbit Kompas STKS,
Bandung.
10.Kerlinger, Fred N. 1990. Fondation of Behavioral Research, Penterjemah:
Landung R Simatupang, Penerbit Gajah Mada University Press,
Yogyakarta.
11.Nasution’s & Thomas, M. 1985. Buku Penuntun Membuiat Thesis, Skripsi,
Disertasi, Penerbit Jemmars, Bandung.
12.Nasir, M. 2003. Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indo, Jakarta.
13.Rao TV. 1996. Performance Appraiisal, Penterjemah: Mulyana L, Penerbit
PT Pustaka Binawan Presindo, Jakarta.
14.Riduwan. 2007. Rumus dan Data dalam Analisa Statistik, Penerbit Alfa
Beta, Bandung.
15.Santotoso Singgih. 2004. SPSS Statistik Paranetrik, Penerbit PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
16.Sekaran Uma. 2006. Research Methods for Bussiness, Penterjemah: Kwan
Men Yon, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
17.Singarimbun, Masri & Effendi, Sefian. 1991. Metode Penelitian Survei,
Penerbit LP3ES, Jakarta
107

18.Soliman. 2003. Metode Kuantitatif Untuk Manajemen, Penerbit Pasca


Sarjana Universitas Brawijaya, Malang
19.Sugiyono. 2005. Motode Penelitian Bisnis, Penerbit Alfa Beta, Bandung.
20.Sugiyono. 2008. Statistika untuk Penelitian, Penerbit Alfa Beta, Bandung.
21.Supranto, J. 2003. Metode Riset Aplikasi dalam Pemasaran, Penerbit
Rineka Cipta, Jakarta
22.Supranto. J. 2001. Analisis Supranto. J. 2001. Teknik Riset Pemasaran dan
Ramalan Penjualan, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
23.Supranto. J. 2004. Analisis Multivariat, Penerbit Rineka Cipta, Jakarta
24.Umar Husein. 2004. Metode Riset Ilmu Administrasi, Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta.
25.Usman Hardius, dan Nachrowi Djalal. 2002. Penggunaan Teknik
Ekonometri, Penerbit PT Raja-Grafindo Persada, jakarta.

Anda mungkin juga menyukai