Anda di halaman 1dari 15

TUGAS

MATA KULIAH
METODE PENELITIAN KEBIDANAN
Dosen Pengampuh
Sudirman SKM.,M.Si

OLEH :

RISTI (PBA180023)

PROGRAM STUDI D III KEBIDANANAN


POLITEKNIK BAUBAU

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena pimpinan dan penyertaan-Nya
sehingga tugas Metode Penelitian Kebidanan dapat diselesaikan dengan baik.
Tugas ini dibuat bertujuan memberikan pengertian/ pemahaman serta langkah-langkah yang tepat
dalam melakukan sebuah penelitian.
saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan tugas ini.
Saya menyadari bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran sangat saya
harapkan untuk kesempurnaan tugas selanjutnya.

  

                                                                    Baubau, 14 Oktober 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER……………..………………………………………………………………………………………………..

KATA PENTANTAR………………………………………………………………………………………………..

DAFTAR ISI………..………………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………………………………………..


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………………...
C. Tujuan ……..………………………………………………………………………………………………..

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Ciri Masalah Yang Layak Di Teliti ……………………………………………...


B. Latar Belakang Timbulnya Masalah Penelitian ………………………………………………………
C. Sumber masalah Penelitian …………..……………………………………………………………..
D. Identifikasi Masalah …………………….……………………………………………………………..
E. Proses Dan Langkah Merumuskan Masalah Penelitian …………………..………………………..

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………………..
B. Saran ………………………………………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………………………………..


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian ini merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk mencari kebenaran dari sesuatu.
Penelitian juga dilakukan dengan berbagai macam metode yang ada, sehingga memperoleh hasil
yang diinginkan.
Latar belakang masalah adalah gambaran yang jelas mengenai pemikiran ilmiah, dengan cara
mengemukakan masalah dan menghadapkan  pada beberapa pustaka yang relevan yang dapat
menuntun pembaca menuju kepada pemikiran logis.
Penelitian berangkat dari masalah karena penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah.
Penelitian yang sistematis diawali dengan suatu persoalan. John Dewey menyatakan bahwa langkah
pertama dalam suatu metode ilmiah adalah pengakuan adanya kesulitan, hambatan atau masalah
yang membingungkan peneliti
Identifikasi masalah adalah langkah yang sangat penting dalam proses penelitian. Menemukan
dan mengidentifikasi masalah yang tepat sangat penting dalam proses untuk meneliti dan
menyelesaikan masalah tersebut.
Setelah kita berkutat membahas tentang sumber masalah penelitian, tingkatan masalah dalam
penelitian dan kriteria masalah yang baik untuk dijadikan bahan penelitian.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan pengertian dan ciri masalah yang layak di teliti
2. Apa yang di masud dengan latar belakang timbulnya masalah penelitian
3. Apa yang di maksud dengan sumber masalah penelitian
4. Apa yang di maksud dengan indentifikasi masalah
5. Apa yang di maksud dengan proses dan langkah merumuskan masalah penelitian

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan ciri masalah masalah yang layak di teliti
2. Untyk menengetahui latar belakang timbulnya masalah penelitian
3. Untuk mengetahui sumber masalah penelitian
4. Untuk mengetahui indentifikasi masalah
5. Untuk mengetahui proses dan langkah merumuskan masalah penelitian
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dan Ciri Masalah Yang Layak Di Teliti

1. Pengertian
Penelitian secara umum di artikan sebagai kegiatan pencarian kembali atau mencari hal-
hal yang berkaitan dengan ilmu pengetahuan. Dengan tujuan memperoleh hasil yang di inginkan
agar dapat di implementasikan kepada masyarakat luas dan khalayak ramai. Dan menggunakan
metode-metode yang telah ada.

Penelitian menurut beberapa ahli

1. Menurut sukardi penelitian adalah sebuah proses dengan kareteristik yang sistematis, empiris dan
di control dengan baik dan di lakukan atas dasar teori-teori yang sudah ada lalu di kaji lebih dalam
lagi guna mendapatkan sesuatu yang di inginkan sehingga berguna bagi kehidupan masyarakat
luas.
2. Menurut soerjono soekanto penelitian adalah suatu kegiatan yang di lakukan secara ilmiah yang di
lakukan secara sistematis dan di lakukan secara metodelogi dan selalu konsisten dengan tujuan
mengungkapkan kebenaran yang sedang di cari oleh manusia.
3. Menurut Hadi sutrisno, penelitian merupakan sebuah upaya yang berguna untuk menemukan
sesuatu yang sudah ada. Penelitian juga mencakup pengujian dari sesuatu yang telah ada.
Sehingga hasil penelitian tersebut akan di bandingkan dan di analisis dengan beberapa hasil
penelitian yang telah ada sebelumnya.

 Tujuan penelitian adalah rumusan kalimat yang menunjukkan adanya hasil, sesuatu yang didapatkan
setelah penelitian selesai, sesuatu yang akan dicapai atau dituju dalam sebuah penelitian.
Rumusan tujuan penelitian mengungkapkan keinginan peniliti untuk mendapatkan jawaban atas
permasalahan penelitian yang diajukan.
 Teori dalam penelitian adalah alur logika atau penalaran, yang merupakan seperangkat konsep,
definisi, dan proposisi yang disusun secara sistematis. Teori mempunyai tiga fungsi, yaitu :
1. Menjelaskan (explanation) fungsi teori ini digunakan untuk memperjelas dan mempertajam ruang
lingkup, atau konstruk variabel yang akan diteliti
2. Meramalkan (prediction) untuk merumuskan hipotesis dan menyusun instrumen penelitian, karena
pada dasarnya hipotesis itu merupakan pernyataan yang bersifat prediktif
3. Pengendalian (control) suatu gejala digunakan mencandra dan membahas hasil penelitian,
sehingga selanjutnya digunakan untuk memberikan saran dan upaya pemecahan masalah.
 Adapun jenis teori dalan penlitian yaitu sebagai berikut :
1. Teori yang Deduktif: memberi keterangan yang dimulai dari suatu perkiraan, atau pikiran
spekulatis tertentu kearah data akan diterangkan.
2. Teori Induktif: cara menerangkan adalah dari data ke arah teori. Dalam bentuk ekstrim titik
pandang yang positivistik ini dijumpai pada kaum behaviorist
3. Teori fungsional: disini nampak suatu interaksi pengaruh antara data dan perkiraan teoritis, yaitu
data mempengaruhi pembentukan teori dan pembentukan teori kembali mempengaruhi data.
 Metodelogi penelitian adalah strategi dalam melakukan penelitian termaksud tahapan-tahapan yang
di lakukan meliputi :
1. Pendekatan yang di pilih (positivism atau alternatif)
2. Penetapan tujuan studi
3. Perumusan research question
4. Pengumpulan data
5. Dan penulisan laporan
 Ada macam-macam metode penelitian yang biasa digunakan dalam sebuah penelitian, mulai dari::
1. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berfokus pada pemahaman terhadap
fenomena sosial yang terjadi di masyarakat. Pada metode penelitian ini, peneliti menggunakan
perspektif dari partisipan sebagai gambaran yang diutamakan dalam memperoleh hasil penelitian.
2. Metode Penelitian Kuantitatif adalah metode penelitian yang bersifat sistematis dan menggunakan
model-model yang bersifat matematis. Teori-teori yang digunakan serta hipotesa yang diajukan
juga biasanya berkaitan dengan fenomena alam.
3. Metode penelitian survey atau secara ringkas biasa disebut metode survey adalah penelitian yang
sumber data dan informasi utamanya diperoleh dari responden sebagai sampel penelitian dengan
menggunakan kuesioner atau angket sebagai instrumen pengumpulan data.
4. Metode penelitian deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki
dengan menggambarkan keadaan subjek atau objek dalam penelitian dapat berupa orang,
lembaga, masyarakat dan yang lainnya yang pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang
tampak atau apa adanya
5. Metode penelitian Ekspos Facto merupakan penelitian yang bertujuan menemukan penyebab
yang memungkinkan perubahan perilaku, gejala atau fenomena yang disebabkan oleh suatu
peristiwa, perilaku atau hal-hal yang menyebabkan perubahan pada variable bebas yang secara
keseluruhan sudah terjadi

2. Ciri-ciri masalah yang layak di teliti


a. Masalah yang dipilih harus mempunyai nilai penelitian, masalah tersebut mempunyai kegunaan
tertentu dan dapat digunakan untuk suatu keperluan. Oleh karena itu, untuk menemukan
masalah yang mempunyai nilai penelitian, terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan, yakni:
 Keaslian masalah, berarti masalah tersebut merupakan masalah yang up to date; memiliki
nilai ilmiah; merupakan masalah yang signifikan sehingga peneliti tidak mengangkat hal-
hal yang sepele ke dalam penelitiannya.
 Masalah yang menyatakan suatu korelasi, yaitu masalah haruslah memiliki suatu
hubungan, misalnya masalah A berhubungan dengan B, atau bagaimana A dan B memiliki
hubungan dengan C, dan lain sebagainya. Selain itu, masalah yang dikaji harus definitif,
padat dan dapat dinyatakan dalam beberapa hipotesa alternatif.
 Masalah yang penting; penting dalam artian tidak hanya dapat digunakan untuk
pengembangan ilmu tertentu saja, melainkan dapat diaplikasikan ke dalam kehidupan
sehari-hari atau kehidupan sosial.
 Masalah yang dapat diuji, masalah yang dipilih sedemikian rupa sehingga memberikan
implikasi untuk kemungkinan pengujian secara empiris.
 Masalah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan, yakni pertanyaan yang dibuat sedemikian
rupa sehingga dengan dinyatakan dalam bentuk pertanyaan tersebut tidak menimbulkan
kerancuan dalam pengertian.
b. Masalah yang dipilih harus mempunyai fisibilitas, yaitu masalah yang diangkat haruslah dapat
dipecahkan (fisibel). Oleh karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut ini:
 Data dan metode; yang digunakan untuk pemecahan masalah harus tersedia. Hal ini
disebabkan data dan metode akan menentukan masalah yang diangkat tersebut dapat
terpecahkan atau tidak.
 Biaya; yang digunakan untuk pemecahan masalah harus sesuai dengan batas
kemampuan. Oleh karena itu biaya untuk pemecahan masalah haruslah diperhitungkan
secara matang.
 Waktu; yang digunakan dalam pemecahan masalah haruslah wajar. Sehingga untuk
implementasi pada kehidupan sosial tidak terlalu menunggu waktu yang terlalu lama.
 Sponsor harus kuat; untuk tingkat mahasiswa, sponsor atau adviser sangat membantu
dalam penelitian yang dilakukan. Adviser tersebut haruslah sesuai dengan bidang ilmu
penelitian tersebut.
 Tidak bertentangan dengan hukum atau adat; pemecahan masalah tersebut sedapat
mungkin tidak bertentangan dengan hukum negara ataupun hukum adat yang berlaku.
Karena bila hal ini dilanggar secara otomatis, akan menimbulkan berbagai kesulitan,
pertentangan, baik secara individu ataupun secara kelompok.
c. Masalah yang dipilih harus sesuai dengan kualifikasi peneliti; masalah yang diangkat selain
sesuai dengan metode ilmiah dan dapat terpecahkan, masalah tersebut juga harus sesuai
dengan kualifikasi peneliti. Kriteria yang masuk dalam kualifikasi peneliti, antara lain:
 Menarik bagi peneliti; masalah yang menarik dan sesuai dengan bidang studinya, akan
mendorong peneliti menemukan jawaban atas masalah tersebut, apalagi ditunjang dengan
kesesuaian bidang studinya.
 Sesuai dengan kualifikasi; maksudnya sulit atau mudahnya dapat ditentukan sendiri oleh
peneliti tersebut sesuai dengan kemampuan akademisnya, daya nalar, sensivitas
terhadap data, serta kemampuannya dalam menghasilkan orginalitas.
B. Latar Belakang Timbulnya Masalah Penelitian

Latar belakang masalah adalah gambaran yang jelas mengenai pemikiran ilmiah, dengan cara
mengemukakan masalah dan menghadapkan  pada beberapa pustaka yang relevan yang dapat
menuntun pembaca menuju kepada pemikiran logis.
Latar belakang masalah berisi tentang sejarah dan persitiwa-peristiwa yang sedang terjadi  pada
suatu proyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, nampak adanya penyimpangan-penyimpangan
dari standar yang ada, baik standar keilmuan maupun aturan-aturan. Dalam latar belakang ini peneliti
harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan menjadi jelas. Melalui analisis masalah
ini, peneliti harus dapat menunjukkan adanya suatu penyimpangan dan menuliskan mengapa hal itu
perlu diteliti (Sugiyono, 1999:302).
Bagian latar belakang masalah menjelaskan mengapa suatu penelitian dilaksanakan dan apa
yang ingin dicapai atau diketahui dari pelaksanaan penelitian tersebut. Fakta dan data yang
mendukung harus dicantumkan (Dermawan Wibisono, 2000:304).
Latar belakang masalah setidaknya memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi perhatian anda untuk dijadikan suatu latar belakang. Itulah
yang disebut dengan latar belakang faktual (identifikasi masalah yang relevan). 
2. Informasi kasus, baik secara langsung lewat pengamatan di masyarakat maupun lewat buku-
buku referensi, dan hasil-hasil penelitian lain yang sejenis, ini disebut latar belakang teoritis.
Peneliti menghubungkan kasus yang satu dengan yang lain, Bagaimana kasus-kasus
kontemporer berhubungan dengan kasus-kasus terdahulu, dan bagaimana antara teori-teori
yang dapat menjelaskan fenomena perubahan tersebut dari waktu ke waktu. 
3. Tonggak problematik yang berisi berbagai persoalan yang akan dijawab dalam bab-bab
selanjutnya. Latar belakang memberi alur berpikir sehingga mempermudah peneliti untuk
mensistematisir persoalan yang ingin dipecahkan. Setiap masalah yang akan dijawab sebaiknya
diutarakan sebagai problematik yang akan dibahas dalam bab-bab berikutnya.

C. Sumber Masalah Penelitian

Sumber masalah dalam suatu penelitian bisa berasal dari berbagai sumber. Menurut Mac Millan
dan Schumacher (Hadjar, 1996: 40-42), masalah bisa bersumber dari observasi, hasil deduksi dari
suatu teori, ulasan kepustakaan, masalah sosial yang saat ini sedang terjadi, situasi praktis dan juga
bisa bersumber dari pengalaman pribadi. Masing - masing sumber dapat dijelaskan sebagaimana
berikut:
1. Observasi
Observasi adalah sumber yang paling kaya akan masalah penelitian. Kebanyakan keputusan
praktis didasarkan atas praduga yang tidak didukung oleh data empiris. Masalah penelitian bisa
diangkat dari hasil observasi terhadap suatu hubungan tertentu yang masih belum memiliki
dasar penjelasan yang memadai dan cara - cara rutin yang di dalam melakukan suatu tindakan
didasarkan atas tradisi atau otiritas. Penyelidikan kemungkinan dapat menghasilkan teori yang
baru, rekomendasi pemecahan masalah praktis dan mengidentifikasi variabel yang belum ada
dalam bahasan litelatur.
2. Deduksi dari teori
Teori itu sendiri merupakan konsep - konsep yang masih berupa prinsip - prinsip umum yang
penerapannya belum bisa diketahui selama belum dialkukan pengujian secara empiris.
Penyelidikan terhadap suatu masalah yang diangkat berasal dari teori bermanfaat untuk
memperoleh penjelasan secara empiris praktik tentang teori tersebut.
3. Kepustakaan
Hasil dari penelitian kemungkinan dapat memberikan rekomendasi akan perlunya dilakukan
suatu penelitian ulang (replikasi), baik dengan ataupun tanpa variasi. Replikasi bisa
meningkatkan validitas hasil penelitian dan kemampuan untuk digeneralisasikan secara lebih
luas. Laporan penelitian tidak jarang juga menyampaikan suatu rekomendasi kepada peneliti lain
mengenai apa saja yang perlu dilakukan penelitian yang lebih lanjut. Hasil penelitian ini juga
dapat menjadi sumber untuk menentukan masalah yang perlu diangkat untuk dilakukan suatu
penelitian.
4. Masalah sosial
Masalah sosial bisa juga menjadi sumber masalah penelitian. Seperti seringnya terjadi
perkelahian siswa antar sekolah, bisa memunculkan pertanyaan tentang efektivitas pelaksanaan
pendidikan agama dan moral serta pembinaan sikap disiplin di lingkungan sekolah. Banyaknya
pengangguran lulusan perguruan tinggi juga dapat memunculkan pertanyaan tentang
kesesuaian kurikulum dengan kebutuhan masyarakat.
5. Situasi praktis 
Pada tahap pembuatan suatu keputusan tertentu, tidak jarang mendesak untuk dilakukannya
suatu penelitian evaluatif. Hasil penelitian ini sangat diperlukan guna dijadikan dasar dalam
pembuatan keputusan yang lebih lanjut.
6. Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi bisa memunculkan masalah yang membutuhkan jawaban empiris guna
mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam.(Purwanto, 2010:109-111)
D. Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah adalah langkah yang sangat penting dalam proses penelitian. Menemukan
dan mengidentifikasi masalah yang tepat sangat penting dalam proses untuk meneliti dan
menyelesaikan masalah tersebut.
Identifikasi masalah ini pada dasarnya adalah langkah selanjutnya setelah seorang peneliti
memilih suatu fenomena yang akan diteliti. Langkah ini penting untuk memperinci apa saja yang
sebenarnya harus diteliti lebih dalam dari fenomena tersebut.
Identifikasi masalah dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Bisa dengan studi literatur,
perbandingan dengan kondisi ideal, pengujian, ataupun dengan observasi langsung.
Identifikasi masalah terdiri dari 3 langkah yaitu
 Menemukan bahwa terdapat Masalah (Problem)

Proses paling penting dan yang pertama harus dilakukan dalam identifikasi masalah adalah untuk
menentukan apakah terdapat masalah di suatu lokasi/fenomena. Jika ternyata terdapat suatu
permasalahan, langkah selanjutnya adalah menemukan semua masalah yang ada.

Umumnya, suatu hal dikatakan menjadi masalah jika tidak sesuai dengan standar atau acuan
yang berlaku. Dalam proses perencanaan, umumnya masalah ditemukan ketika kondisi lapangan
dibandingkan dengan dokumen perencanaan yang sudah ada seperti RTRW ataupun RPJM.

Selain pendekatan teknokratik seperti yang sudah dijelaskan diatas, terdapat pula pendekatan
akar rumput (grassroots) dimana kita melakukan observasi dan wawancara kepada orang-orang
yang terdampak. Respons merekalah yang menentukan apa saja masalah yang terjadi di suatu
wilayah.

Jika daerah tersebut sulit untuk diakses, kalian juga dapat melakukan identifikasi masalah dengan
menggunakan data-data sekunder lainnya seperti jurnal ilmiah, media sosial ataupun media
populer seperti koran dan portal berita online.

Umumnya, ketika ada masalah, pemerintah ataupun pemangku kepentingan lokal akan bersuara
di media sosial atau media populer lokal yang meliput wilayah tersebut.

Hal ini mempermudah kalian, para peneliti untuk mendapatkan gambaran mengenai
permasalahan-permasalahan yang mungkin terjadi di suatu lokasi.

 Mengidentifikasi sumber permasalahan (Root cause)


Setelah mengetahui apa-apa saja yang menjadi masalah di suatu lokasi, kalian perlu untuk
mengidentifikasi sumber permasalahannya. Tahapan ini berguna untuk menentukan apa apa saja
yang menjadi akar masalah dari masalah yang sudah kalian temukan.
Terkadang, suatu permasalahan bukanlah permasalahan akarnya. Contohnya adalah masalah
kemiskinan di suatu lokasi, ternyata, kemiskinan tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi didukung oleh
beberapa faktor.
Faktor-faktor yang bisa saja mempengaruhi kemiskinan antara lain adalah aksesibilitas
transportasi, ketersediaan lapangan kerja, dan tingkat pendidikan masyarakat setempat.
Bisa jadi, kemiskinan tersebut disebabkan oleh rendahnya akses transportasi dari lokasi tersebut
ke tempat kerja. Oleh karena itu, produktivitas masyarakat rendah sehingga sulit bertahan hidup.
Disini, pemerintah harus menjawab permasalahan dengan cara membangun jalan atau
menyediakan transportasi publik.
Bisa juga, kemiskinan tersebut disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan masyarakat,
sehingga tidak layak dipekerjakan oleh para pemilik usaha. Disini, pembangunan jalan dan
penyediaan transportasi publik tidak akan terlalu membantu, pemerintah harus meningkatkan
kualitas dan kuantitas pendidikan di daerah tersebut.
Oleh karena itu, analisis mengenai akar permasalahan sangatlah penting untuk mendapatkan
identifikasi masalah yang akurat.

 Menciptakan kalimat isu/kalimat permasalahan ( Problem Statement) yang menjelaskan


permasalahan yang sudah diidentifikasi

Setelah kalian menentukan masalah apa saja yang ada di suatu wilayah beserta akar
masalahnya, kalian harus merangkainya menjadi kalimat identifikasi permasalahan yang runut
atau sering disebut sebagai kalimat isu.
Secara umum, terdapat 3 indikator kalimat isu yang baik yaitu spesifik, objektif, dan jelas. Intinya
adalah, kalimat isu tersebut harus mudah dipahami oleh semua orang, bahkan orang-orang yang
tidak mengerti permasalahan tersebut.
Selain itu, kalimat isu juga harus memiliki dasar analisis yang kuat. Disini, dasar analisis yang kuat
maksudnya adalah basis riset dan data yang cukup agar peneliti dapat mengklaim bahwa kalimat
isu tersebut valid.
Hal ini seharusnya sudah diselesaikan pada 2 tahap sebelumnya yaitu tahap menemukan
masalah dan tahap identifikasi akar masalah.
Kalimat isu yang tepat dapat meningkatkan pemahaman pendengar dan pembaca mengenai
masalah apa yang sedang atau seharusnya diselesaikan. Hal ini sangat penting, terutama jika
kalian berkerja sebagai konsultan atau pembuat kebijakan yang mempengaruhi hajat hidup orang
banyak.
CONTOH KASUS:

Penderita DBD di Kota Baubau Dengan 36 Kasus dan 1 Pasien Meninggal Dunia

DBD atau demam berdarah dengue adalah penyakit yang disebabkan oleh salah satu dari empat virus
dengue. Demam berdarah merupakan penyakit yang mudah menular. Sarana penularan demam berdarah
sendiri berasal dari gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albocpictus. Saat demam berdarah
terlambat untuk ditangani, maka komplikasi akan terjadi. Komplikasi demam berdara atau  dengue shock
syndrome (DSS).

Berdasarkan data yang saya temukan di weebside KENDARIPOS.CO.ID

Wabah deman berdarah dengue (DBD) terus menjakiti warga di kota baubau. Penyakit yang di sebapkan
oleh virus dengue akibat di tularkan gigitan nyamuk aedes aegypti itu tak kalah mencemaskan dengan
wabah corona. Sepanjang tahun 2020 ini kasus DBD sudah mencapai puluhan kejadian. Bahkan telah
menelan 1 korban jiwa. Berdasarkan data yang di himpun dari Dinas Kesehatan setempat mencatat.
Sebaran penyakit DBD di Kota Baubau hampir terjadi di semua kecamatan. Jumlah kejadian yang tercatat
setiap bulan cenderung mengalami peningkatan. Pada Januari jumlah kejadian DBD sebanyak 12 kasus,
Februari 13 kasus dan Maret 22 kasus. Pada april mulai menurunmenjadi 14 kasus, dan pada awal Mei
hanya mencatat 2 kasus.

“Sampai saat ini kejadian DBD di Baubau sudah mencapai63 kasus dan 1 kejadian yaitu seorang bayi dari
Kelurahan Batulo, tercatat meninggal dunia”,kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan
Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Kota Baubau, Marfiah Tahara saat di konfirmasi, selasa (2/5). Ia
menjelaskan, korban meninggal dunia karena lambatnya penanganan yang di lakukan. Diakuinya, itu
karena dampak dari informasi tentang wabah virus corona yang lebih mencemaskan.

“Saat itu masih puncak-puncaknya Covid-19, jdi ada keraguan karena saat itu pasien demam. Kemudian
di bawah ke rumah sakit juga sudah agak terlambat. Pasien sudah lemas sehingga sudah tidak tertolong
lagi.” Terangnya. Kata Marfiah, 36 kasus DBD yang terjadi hingga awal Mei 2020 cenderung mengalami
penurunan jika di banding dengan kejadian DBD Januari-Mei 2019 lalu.semua itu bisa menjadi tolak ukur
akan meningkatnya kesadran pola hidup bersih dan sehat dari masyarakat. “Kalau 2019 lalu pada Januari-
Maret kasus DBD sudah mencapai 60 kejadian. Jika di bandingka dengan tahun ini, mengami penurunan.
Mungkin karena Covid ini, kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan meningkat,” ungkapnya.

E. Proses Dan Langkah-Langkah Merumuskan Masalah Penelitian

1. Proses perumusan suatu masalah akan melalui tahap-tahap sebagai berikut:


a. Tahap Analisa
Setelah masalah teridentifikasi dan benar-benar dipahami, dilakukan analisa untuk
menentukan variabel-variabel yang akan diteliti.
b. Tahap Fokus Dan Scope
Dari analisa yang dilakukan, akan didapat masalah yang lebih spesifik dan terfokus. Masalah
yang spesifik dan terfokus ini yang selanjutnya akan diteliti dan diukur variable-variabelnya.
Perilaku dan kondisi-kondisi yang ditetapkan untuk mengukur variabel-variabel selanjutnya
akan membatasi ruang lingkup penelitian tersebut.
c. Tahap Formulasi Rumusan Masalah
Bila tahap identifikasi masalah, tahap analisa dan tahap fokus dan scope sudah dilakukan,
tahap terakhir adalah menformulasikan masalahnya. Dalam masalah keruwetan Pasar Klewer
tersebut, mungkin anda merumuskan masalahnya sebagai hubungan antara jumlah, jenis dan
waktu parkir serta jumlah pedagang dan pengunjung pasar Klewer pada jam-jam tertentu
dengan lama waktu tempuh jenis kendaraan tertentu untuk melewati jalan di depan Pasar
Klewer tersebut.

2. Langkah-langkah perumusan masalah penelitian


Dalam bukunya, Metodologi Penelitian Kualitatif, Prof. DR. Lexy J. Moleong, MA.
menuliskan langkah-langkah perumusan masalah sebagai berikut :
a. Tentukan fokus penelitian
b. Cari berbagai kemungkinan faktor yang ada kaitannya dengan fokus tersebut yang dalam hal
ini dinamakan subfokus
c. Di antara faktor-faktor yang terkait, adakan pengkajian mana yang sangat menarik untuk
ditelaah, kemudian tetapkan mana yang dipilih
d. Kaitkan secara logis faktor-faktor subfokus yang dipilih dengan fokus penelitian.
Rumusan masalah merupakan suatu tulisan yang isinya berupa pertanyaan-pertanyaan
yang dibahas untuk memecahkan suatu masalah. Rumusan masalah ini bertujuan untuk
mempermudah suatu penelitian. Nah, berikut adalah langkah-langkah merumuskan masalah:
a. Rumusan masalah yang dibahas bahasanya harus singkat, padat, dan jelas.
Bahasa yang harus digunakan harus singkat, padat, dan jelas supaya orang-orang bisa cepat
mengerti bahasa digunakan dalam merumuskan suatu masalah.
b. Merumuskan atau membuat data yang akan dibahas untuk memecahkan masalah.
Ketika merumuskan masalah, kita perlu membuat data-data mengenai materi yang dibahas.
Supaya disaat kita merumuskan masalah, kita tidak kebingungan mengenai apa yang akan kita
rumuskan/bahas.
c. Membuat beberapa pertanyaan.
Membuat pertanyaan ini sangat perlu dan pertanyaan ini harus terkait akan masalah yang akan
kita rumuskan kepada orang-orang.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penelitian ini merupakan sebuah usaha yang dilakukan untuk mencari kebenaran dari sesuatu.
Penelitian juga dilakukan dengan berbagai macam metode yang ada, sehingga memperoleh hasil
yang diinginkan.
Latar belakang masalah adalah gambaran yang jelas mengenai pemikiran ilmiah, dengan cara
mengemukakan masalah dan menghadapkan  pada beberapa pustaka yang relevan yang dapat
menuntun pembaca menuju kepada pemikiran logis.
Penelitian berangkat dari masalah karena penelitian bertujuan untuk memecahkan masalah.
Penelitian yang sistematis diawali dengan suatu persoalan. John Dewey menyatakan bahwa langkah
pertama dalam suatu metode ilmiah adalah pengakuan adanya kesulitan, hambatan atau masalah
yang membingungkan peneliti
Identifikasi masalah adalah langkah yang sangat penting dalam proses penelitian. Menemukan
dan mengidentifikasi masalah yang tepat sangat penting dalam proses untuk meneliti dan
menyelesaikan masalah tersebut.
Setelah kita berkutat membahas tentang sumber masalah penelitian, tingkatan masalah dalam
penelitian dan kriteria masalah yang baik untuk dijadikan bahan penelitian

B. Saran
Dalam melalukan sebuah penelitian seorang harus menperhatikan langkah-langkah, metode-
metode, serta kiat-kiat yang tepat untuk menyusun sebuah hasli penelitian.
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.cryptowi.com/pengertian-penelitian
2. https://www.kajianpustaka.com/2014/04/latar-belakang-masalah-penelitian.html
3. https://www.asikbelajar.com/masalah-penelitian
4. https://insanpelajar.com/identifikasi-masalah
5. http://www.galeripustaka.com/2013/05/proses-perumusan-masalah-dalam.html
6. https://mugiekonomi.wordpress.com/2013/11/08/langkah-langkah-perumusan-masalah

Anda mungkin juga menyukai