Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

METODOLOGI PENELITIAN
“Konsep Dasar Penelitian”

Disusun Oleh :

1. Febrian Virijai (21175007)


2. Mardia Roza Tanjung (21175010)
3. Muhammad Fauzi (21175011)
4. Wina Deswinda Yanti (21175023)
5. Wandika (21175029)

PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021

i
PRAKATA PENULIS

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Metodologi
Penelitian tentang “Konsep Dasar Penelitian”.
Ilmu pengetahuan terus berkembang. Hal tersebut memancing para ilmuan dan para
pencari ilmu unruk mengembangkan ilmu pengetahuan. Dalam proses tersebut dilakukan
serangkaian langkah-langkah untuk mendapatkan data dan menemukan suatu konsep. Untuk
itu, kita harus tahu langkah-langkah tersebut. Proses tersebut dipelajari dalam metodologi
penelitian.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
khususnya dosen pengampu mata kuliah MetodologimPenelitian yakni Ibu Dr. Desnita,
M.Si., dan Bapak Dr. Ahmad Fauzi, M.Si.
Dalam penulisan makalah ini, masih terdapat kekurangan. Kritik dan saran dari
pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan makalah ini untuk kedepannya. Semoga
makalah ini bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Padang, 23 Agustus 2021

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

METODOLOGI PENELITIAN....................................................................................................i
PRAKATA PENULIS.................................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 1
C. Tujuan 1
D. Manfaat Penulisan 2
BAB II..................................................................................................................................... 3
KAJIAN TEORI........................................................................................................................ 3
A. Metode Ilmiah 3
B. Berpikir Ilmiah 3
C. Research Dan Langkah-Langkah Penelitian 4
D. Masalah Dan Memilih Topik 6
E. Fokus Masalah 7
F. Variabel Penelitian 9
G. Aplikasi Konsep Dasar Dalam Penelitian Pendidikan Fisika 11
BAB III.................................................................................................................................. 14
PENUTUP.............................................................................................................................. 14
A. Kesimpulan 14
B. Saran 14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................. 15

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di zaman sekarang ini, perkembangan ilmu pengetahuan sangat pesat. Ilmu yang
dipelajari lima tahun sebelumnya sudah banyak berkembang jika dibandingkan dengan tahun
ini. Begitu pula lima tahun akan mendatang, ilmu akan terus berkembang. Ilmu dan teknologi
berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
Dahulu, tidak terbayangkan bias kuliah online seperti saat ini. Bahkan media yang
digunakan dalam berbagai bidang termasuk pendidikan masih belum mengenal teknologi
secanggi rea 4.0 seoerti saat ini. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi ini tidak terlepas
dari penemuan para ahli. Banyak ahli yang penasaran tentang ilmu apa yang akan ditemukan
di masa yang akan datang.
Tuntutan zaman membuat beberapa orang melakukan suatu cara untuk menemukan
penemuan baru. Proses itu dikenal dengan sebutan penelitian saat ini. Penelitian ini
didasarkan oleh suatu metode ilmiah dalam proses mengumpulan data. Cara-cara
pengumpulan data ini akan dibahas di dalam suatu metode yang kita kenal metoda ilmiah.
Untuk itu kita harus tahu apa itu metoda ilmiah.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil adalah sebagai berikut:
1. Apa itu metode ilmiah?
2. Bagaimana cara berpikir ilmiah?
3. Bagaimana langkah-langkah reseach?
4. Bagaimana cara mencari masalah dan memilih topik penelitian?
5. Apa fokus masalah penelitian?
6. Apa saja variabel penelitian?
7. Bagaimana aplikasi konsep dasar penelitian?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk menjelaskan:
1. Menjelaskan pengertian metode ilmiah.
2. Menjelaskan cara berpikir ilmiah.
3. Menjelaskan langkah-langkah reseach.
1
4. Menjelaskan cara mencari masalah dan memilih topik penelitian.
5. Menjelaskan fokus masalah penelitian.
6. Menjelaskan jenis-jenis variabel penelitian.
7. Menjelaskan di mana aplikasi konsep dasar penelitian.

D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi penulis dapat memperdalam pengetahuan tentang metodologi penelitian
khususnya bagian konsep dasar penelitian.
2. Bagi pembaca dapat memahami lebih baik tentang konsep dasar penelitian.
3. Salah satu tugas mata kuliah Metodologi Penelitian.

2
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Metode Ilmiah
Pengertian konsep dasar metodologi penelitian menurut para ahli, yaitu:
1. Metoda ilmiah pada dasarnya merupakan cara ilmiah utnuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. (Sugiyono, 2012: 2)
2. Metoda dan metodologi penelitian itu memiliki pengertian berbeda. Metoda penelitian
mengemukakan secara teknis tentang metoda-metoda yang digunakan dalam penelitian.
Sedangkan metodologi membahas konsep teoretik berbagai metoda, kelebihan dan
kelemahannya, yang dalam karya ilmiah yang dilanjutkan dengan pemilihan metoda
yang akan digunakan. Metodologi penelitian merupakan ilmu yang mempelajari tentang
metode-metode penelitian, ilmu tentang alat-alat dalam penelitian. (Muhadjir, Neong,
2000: 3)
3. Metode Eksperimen adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan
hubungan sebab-akibat (kausalitas) antara satu variabel dengan lainnya (variabel X dan
variable Y). Untuk menjelaskan hubungan kausalitas ini, peneliti harus melakukan
kontrol dan pengukuran yang sangat cermat terhadap variabel-variabel penelitiannya.
(Siyoto, Sandu dan Ali Sodik., 2015: 22-23)
4. Metode penelitian merupakan cara atau teknik ilmiah untuk memperoleh data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu. Cara atau teknik ilmiah yang dimaksud adalah di mana
kegiatan penelitian itu dilaksanakan berdasarkan ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional,
empiris dan sistematis. (Kurniawan, Agung Widhi dan Zarah Puspitaningyas, 2016: 11)
5. Pengetahuan dan kebenaran yang didapat melalui pendekatan ilmiah dengan
menggunakan penelitian atau penyelidikan sebagai wahana, serta berpijak pada teori
tertentu yang berkembang berdasarkan penelitian secara empiris sebelumnya akan
mempunyai kekuatan yang sangat berarti dalam perkembangan ilmu pengetahuan.
(Yusuf, A. Muri, 2015: 15). 

B. Berpikir Ilmiah

1. Berpikir Ilmiah (Scientific Thinking)

Salah satu tujuan pembelajaran sains pada anak adalah mengembangkan


kemampuan berpikir ilmiah. Melalui berpikir ilmiah, anak diberi kesempatan umtuk
membangun sendiri pengetahuannya melalui penemuannya sendiri. Anak diberi
3
kesempatan untuk mengajukan pertanyaan, melakukan investigasi sendiri,
mengumpulkan data dan mencari sendiri jawaban dari pertanyaan tersebut. Dalam
mengembangkan berpikir ilmiahnya, guru harus memposisikan anak didik sebagai
pembelajaran aktif dan memberi kesempatan kepada anak untuk mengeksploras
kemampuannya dan bereksperimen.
Berpikir saintifik berhubungan dengan bentuk lain dari studi berpikir melalui
psikologi, misalnya inferensi dan pemecahan masalah (Goswami Ch., vol. 13). Yang
lebih utama, berpikir saintifik berhubungan dengan berpikir argumentatif lebih dari
sekedar eksperimen (Kuhn, 1993; Lehrer, Schauble, & Petrosino, 2001). Berpikir
saintifik memberikan kemampuan kepada anak didik untuk dapat berargumentasi
berdasarkan pengalaman empiris yang dimilikinya.
Berpikir Saintifik mengacu kepada mental proses digunakan ketika penalaran
tentang konten sains, dipadukan dengan kegiatan sains, atau bentuk spesifik dari
penalaran yang digunakan pada sains. Berpikir saintifik melibatkan beberapa kegunaan
umum dari pembedahan berpikir yang diterapkan oleh manusia pada domain tidak ilmiah
misalnya perkenalan, deduksi, analogi, pemecahan masalah dan penalaran sebab. Bentuk
berpikir saintifik melibatkan berpikir investigasi yang memiliki konten saintifik.
As Klahr (2000) mencatat, sangat sedikit penelitian yang dilakukan mengenai berpikir
saintifik yang meliputi seluruh siklus penyelidikan ilmiah, sebuah siklus memiliki empat
fase utama: inquiry, analisis, inferensi, dan argumen. Beberapa penelitian dilakukan
dengan langkah terpisah, kebanyakan di antaranya hanya mengevaluasi dari bukti
(Amsel & Brock, 1996; Klaczynski, 2000; Koslowski, 1996), sebuah rancangan
penelitian memiliki hubungan dengan penalaran berpikir untuk meneliti inferensi kausal
induktif (Lien & Cheng, 2000).

C. Research Dan Langkah-Langkah Penelitian


Riset/ Research adalah suatu penyelidikan, pemeriksaan, pencermatan, percobaan
yang membutuhkan ketelitian dengan menggunakan metode/ kaidah tertentu untuk
memperoleh suatu hasil dengan tujuan tertentu. Kegiatan Riset/ Research meliputi
pengumpulan, pengolahan, analisis, penyajian data yang dilakukan secara sistematis dan
objektif yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah. Riset/ penelitian merupakan
kegiatan dalam koridor keilmiahan yang harus sesuai dengan bidang akademika/ keilmuan
Berikut ini adalah beberapa definisi riset menurut para ahli:
1. Pengertian Riset Menurut Hopkins WG (2002)
4
Riset yaitu mengirimkan suatu pertanyaan atau isu serta menjawab suatu
pertanyaan atau memecahkan suatu masalah.
2. Pengertian Riset Menurut Burns (1994)
Riset yaitu sebuah investigasi sistematik untuk menemukan jawaban dari suatu
permasalahan.
3. Pengertian Riset Menurut Kerlinger (1986)
Riset adalah sistematik, terkontrol secara empiris dan investigasi kritis terhadap
dalil tentang dugaan hubungan antar berbagai macam fenomena.
(https://www.temukanpengertian.com/2013/06/pengertian-riset-research.html)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam merencanakan suatu riset adalah sebagai


berikut: (Alimul 2003)
1. Memilih Topik
Dalam proses penyusunan riset, topik merupakan tahab awal yang harus
ditentukan oleh peneliti sebelum melakukan penulisan. Pemilihan topik sangat penting
dan merupakan dasar dari langkah-langkah selanjutnya. Dalam mencari topik untuk
penulisan riset hindari masalah yang bersifat sensasi, masalah yang terlalu luas atau
sebaliknya masalah yang terlalu sempit. Pilihlah topik yang dapat dibahas dari salah
satu segi saja, sehingga permasalahan menjadi tuntas dan jelas
Memilih topik harus memenuhi kriteria:
a. Menarik perhatian, sehingga mendorong penulis untuk mencari data dan
menyelesaikan riset dengan sebaik-baiknya.
b. Penulis mengetahui prinsip pokok yang dipilih seperti tiori dan latar belakangnya.
c. Hindari topik yang sulit untuk mendapatkan sumber datanya serta hindari pula topik
yang kontroversi yang akan menguranggi nilai objektifitas riset.
d. Ruang lingkup topik adalah seluruh masalah kesehatan.

2. Mengumpulkan informasi
Mengumpulkan bahan atau informasi yang sesuai dengan topik penulisan, bahan
atau informasi dapat diperoleh dari penelitian ataupun studi kepustakaan tergantung
jenis penelitian. Informasi dapat berupa fakta, kutipan-kutipan, opini, artikel dan lain
sebagainya yang dapat membantu penulis dalam mengembangkan topik.

3. Menilai dan memilih materi yang dikumpulkan

5
Mulailah menilai dan menentukan bahan mana yang benar-benar sesuai dengan
topik yang telah ditentukan, catatlah identitas sumber yang akan digunakan dengan jelas
dan lengkap meliputi nama pengarang, judul buku/artikel, dimana diterbitkan, nama
penerbit, tahun, volume/edisi dan halaman.

4. Menyusun Riset
Mulailah membuat kerangka (outline). Outline merupakan alat bantu rencana
kerja yang teratur sihingga karangan/tulisan dapat digambarkan dan disusun secara
sistematis dan logis. Kerangka ini tidak perlu terlalu rinci kerna sifatnya hanya sebagai
penuntun. Manfaat out-line adalah untuk :
a. Memudahkan penulis dalam menyusun tulisannya sehingga tidak perlu megolah
sustu ide sampai dua kali dan dapat mencegah menyimpang dari sasaran atau tujuan
penelitian.
b. Dapat menciptakan klimaks penulisan pada setiap bab atau bagian
c. Dapat mengingatkan penulis pada bahan yang diuraikan berdasarkan urutan dari tiap-
tiap bab.
Dengan demikian out-line tersebut dapat membantu penyusunan yang logis dan
sisitematis serta me(rupakan strategi bagi penempatan ide.
(https://pakjalpidie.blogspot.com/2013/01/langkah-langkah-pembuatan-riset.html)

D. Masalah Dan Memilih Topik


Menurut KBBI, masalah adalah sesuatu yang harus dipecahkan atau diselesaikan.
Masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan atau penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang sebenarnya terjadi. (dalam buku metode penelitian kuantitatif).
Di bawah ini beberapa pengertian masalah menurut para ahli:
1. Menurut Irmansyah Effendi, masalah adalah salah satu bentuk pelajaran ketika anda
sadar, sebagai kesadaran jiwa, anda dapat melihat dengan mudah berbagai kelemahan
dan masalah dalam kehidupan anda
2. Menurut Kartini Kartono, masalah merupakan kondisi atau situasi yang memiliki
karakteristik yang belum mapan atau belum diketahui untuk diselesaikan atau diketahui
secara pasti
3. Menurut Mestika Zed, masalah merupakan sesuatu yang belum ditemukan cara
penyelesaiannya atau jawabannya, yang menjadi teka teki yang menuntut pemecahan

6
(penelitian) ilmiah, karena untuk menemukan jawabannya hanya mungkin didapatkan
melalui penelitian atau cara kerja ilmiah.
4. Menurut Jeffey Liker, masalah adalah salah satu peluang untuk menuju kehidupan yang
lebih baik.
5. Menurut Istijanto, masalah adalah salah satu bagian yang paling utama dan terpenting
dalam proses riset, karena masalah dapat memberikan pedoman jenis informasi yang
nantinya akan dicari penyelesaiannya
Seorang peneliti dapat menemukan masalah di lingkungan kerja sendiri. Bisa juga
ditemui di lingkungan masyarakat. Kunci utama untuk menemukan titik awal masalah
yang dapat dicari jawabannya melalui penelitian adalah kepekaan terhadap keadaan di
sekitar lingkungannya.
Masalah penelitian seharusnya dirumuskan secara secara spesifik sehingga dapat
dilakukan pengujian secara empiris. Apabila masalah yang dirumuskan terlalu umum,
maka akan menyulitkan tahapan pemecahan masalah karena pokok permasalahannya tidak
jelas

E. Fokus Masalah
1. Pengertian Masalah
Seringkali terjadi seorang peneliti mengalami kebingungan setelah sekian lama
proses penelitian berjalan. Kebingungan itu antara lain disebabkan oleh tidak adanya
fokus yang jelas dari kasus, fenomena atau permasalahan yang sesungguhnya hendak
diteliti. Tidak sedikit pula seorang peneliti tidak mengetahui dengan persis
permasalahan yang sesungguhnya hendak diteliti.
Tidak sedikit pula seorang peneliti tidak mengetahui dengan persis permasalahan,
hasil atau temuan dari penelitian yang telah dilaksanakan. Akibatnya, tidak sedikit
seorang peneliti yang setelah diuji oleh penguji atau ketika ditanya oleh pemesannya
mengalami kebingungan, tahu banyak masalah tetapi tidak mampu mendesain
pengetahuannya itu menjadi ilmu pengetahuan yang bermanfaat. Jujun S.Sumantri
menyebut peneliti seperti ini (penelitian yang tidak fokus) sebagai seorang pemborong
bangunan bukan seorang arsitek (Sumantri, 1987).
Dalam penelitian kualitatif, rumusan masalah biasanya dikemukakan dalam
bentuk fokus penelitian yang relative masih abstrak dan tentative, sedangkan dalam
penelitian kuantitatif biasanya dikemukakan dalam bentuk rumusan masalah yang
bersifat pasti, rinci dan baku.
7
Fokus penelitian adalah fokus permasalahan yang dipilih untuk diteliti,
kemampuan nenetukan fokus penelitian dengan baik akan berpengaruh positif terhadap
hasil penelitian. Dengan fokus yang jelas seorang peneliti dapat memilih dan memilah
data yang benar-benar fungsional. Artinya data yang tidak berkaitan dengan fokus
masalah walaupun menarik bagi peneliti untuk sementara ditinggalkan, dan sebaliknya
data yang relevans harus dikejar walaupun mungkin peneliti kurang tertarik atau
mengalami kesulitan dalam pengumpulannya. Dalam penelitian kualitatif fokus masalah
itu masih bersifat tentative dalam arti sewaktu-waktu peneliti ketika berada dilapangan
bisa jadi fokusnya berubah sesuai dnegan realitas yang ada. Fokus masalah memang
bukan masalah itu sendiri. Fokus masalah adalah arahan pembimbing atau acuan untuk
menentukan masalah yang sebenar-benarnya. Masalah sendiri baru dapat dirumuskan
apabila peneliti sudah turun ke lapangan penelitian.
(https://ahmadarisuhud.blogspot.com/2016/04/menetapkan-fokus-penelitian.html)

2. Masalah dan Memilih Topik


Menurut KBBI, masalah adalah sesuatu yang harus dipecahkan atau diselesaikan.
Masalah dapat diartikan sebagai kesenjangan atau penyimpangan antara yang
seharusnya dengan apa yang sebenarnya terjadi (dalam buku metode penelitian
kuantitatif). Di bawah ini beberapa pengertian masalah menurut para ahli, yaitu:
a. Menurut Irmansyah Effendi, masalah adalah salah satu bentuk pelajaran ketika anda
sadar, sebagai kesadaran jiwa, anda dapat melihat dengan mudah berbagai
kelemahan dan masalah dalam kehidupan andaMenurut Kartini Kartono, masalah
merupakan kondisi atau situasi yang memiliki karakteristik yang belum mapan atau
belum diketahui untuk diselesaikan atau diketahui secara pasti
b. Menurut Mestika Zed, masalah merupakan sesuatu yang belum ditemukan cara
penyelesaiannya atau jawabannya, yang menjadi teka teki yang menuntut pemecahan
(penelitian) ilmiah, karena untuk menemukan jawabannya hanya mungkin
didapatkan melalui penelitian atau cara kerja ilmiah.
c. Menurut Jeffey Liker, masalah adalah salah satu peluang untuk menuju kehidupan
yang lebih baik.
d. Menurut Istijanto, masalah adalah salah satu bagian yang paling utama dan
terpenting dalam proses riset, karena masalah dapat memberikan pedoman jenis
informasi yang nantinya akan dicari penyelesaiannya
8
Seorang peneliti dapat menemukan masalah di lingkungan kerja sendiri. Bisa juga
ditemui di lingkungan masyarakat. Kunci utama untuk menemukan titik awal masalah
yang dapat dicari jawabannya melalui penelitian adalah kepekaan terhadap keadaan di
sekitar lingkungannya.
Masalah penelitian seharusnya dirumuskan secara secara spesifik sehingga dapat
dilakukan pengujian secara empiris. Apabila masalah yang dirumuskan terlalu umum,
maka akan menyulitkan tahapan pemecahan masalah karena pokok permasalahannya
tidak jelas.

F. Variabel Penelitian
Secara sederhana Effendi (1982,42) menyebut variabel penelitian sebagai sebuah
konsep yang mengandung variasi nilai. Sementara Sugiyono (2016, 38) mengartikan
variabel penelitian sebagai suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan
yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya variabel
penelitian sudah pasti memiliki sifat beragam (bervariasi). Variasi nilai pada variabel
penelitian ini merujuk pada ragam karakteristik-berbeda antar satu dengan lainnya.
Kita ambil contoh sebuah penelitian berjudul “pengaruh minat baca terhadap
prestasi belajar siswa” dalam penelitian tersebut variabel penelitiannya adalah minat baca
dan prestasi belajar siswa. Tinggi rendahnya minat baca serta hasil prestasi belajar siswa
pasti bervariasi karena berbeda antar satu siswa dengan yang lainnya.
Pada penelitian yang lebih bersifat deskriptif, penelitian kualitatif, variabel biasa
dikenal dengan istilah konsep dan sifatnya sulit terukur. Pada artikel ini kami akan
membahas variabel penelitian yang sering kali digunakan dalam penelitian kuantitatif.
Variabel penelitian pun menjadi hal penting yang sangat mendasar dalam penelitian.
Hal ini mengingat variabel penelitian merupakan tahapan awal dari penulisan suatu
penelitian dalam menentukan hal yang ingin diteliti. Suatu penelitian tentunya tidak
mungkin ada tanpa variabel penelitian.

Jenis- Jenis Variabel Penelitian


Berdasarkan sifat hubungan antar variabelnya, variabel penelitian dibedakan menjadi
dua yaitu:
1. Variabel bebas (independent variable)

9
Variabel bebas berarti variabel yang memiliki pengaruh atas perubahan yang terjadi
pada variabel lainnya. Suatu perubahan yang terjadi pada suatu variabel dianggap
disebabkan oleh variabel bebas ini.
Contohnya penelitian dengan judul “pengaruh minat baca terhadap prestasi belajar
siswa” variabel bebasnya adalah minat baca karena variabel tersebut berdiri sendiri dan
dianggap mempengaruhi perubahan yang terjadi pada variabel lainnya yaitu prestasi
belajar siswa. Variabel jenis ini juga biasa disebut dengan istilah variabel stimulus atau
pengaruh.

2. Variabel terikat (dependent variable)


Berkebalikan dengan variabel bebas, variabel terikat berarti variabel yang dipengaruhi
oleh variabel lainnya. Variabel ini keberadaannya dianggap merupakan suatu akibat dari
adanya variabel bebas. Contoh masih dengan judul penelitian yang sama dengan
sebelumnya, berarti variabel terikatnya adalah “prestasi belajar siswa” karena hasil prestasi
siswa dianggap dipengaruhi oleh minat baca siswanya.
Hubungan timbal balik berarti suatu variabel dapat menjadi penyebab sekaligus akibat
bagi variabel lainnya. Contohnya variabel kualitas pendidikan dengan tingkat ekonomi
nasional. Kedua variabel tersebut memiliki pengaruh satu sama lain.

Menurut sifatnya terdapat dua jenis variabel penelitian, yaitu:


1. Variabel dinamis
Sesuai dengan namanya, variabel penelitian ini berarti jenis variabel yang sifatnya
dapat berubah-ubah—naik/turun hingga karakteristiknya. Contoh variabel ini adalah minat
belajar, prestasi belajar siswa, minat baca, kinerja pegawai, dan lain sebagainya.

2. Variabel statis.
Berkebalikan dengan variabel dinamis, variabel statis berarti variabel yang sifatnya
tetap dan tidak dapat diubah atau dalam kondisi normal sifat dalam variabel tersebut sulit
untuk diubah. Contohnya seperti jenis kelamin, status sosial, asal daerah, dan lain
sebagainya.

Jenis Variabel Penelitian Berdasarkan Urgensi


Jenis variabel selanjutnya adalah berdasarkan urgensi atau penting tidaknya sebuah
instrumen dalam pengumpulan data penelitian. Jenis variabel penelitiannya yaitu:

1. Variabel konseptual

10
Konseptual berarti variabel dalam jenis ini tersembunyi dan tidak terlihat melalui
fakta yang ada. Meski begitu, variabel konseptual dapat terlihat melalui indikator yang
ada. Contoh dari variabel konseptual adalah minat baca, motivasi belajar, dan bakat.

2. Variabel faktual
Variabel faktual merupakan variabel yang dapat terlihat melalui fakta yang ada.
Contohnya seperti suku daerah, umur, gender, pendidikan, agama dan lain sebagainya.
Mengingat sifatnya yang faktual, kesalahan variabel dalam jenis ini merupakan hal yang
jarang terjadi. Apabila pada akhirnya ditemukan kesalahan biasanya penyebabnya
adalah responden yang tidak jujur.

Jenis Variabel Penelitian Berdasarkan Tipe Skala Pengukur


1. Variabel Nominal
Terdapat beberapa nama dalam menyebut variabel nominal seperti variabel
kategori atau variabel diskrit. Variabel nominal berarti variabel yang hanya dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori saja. Karena hanya dapat dikelompokkan ke
dalam kategori yang relatif sedikit, variabel nominal menjadi variabel dengan variasi
yang paling sedikit. Contoh variabel ini adalah: gender, agama, suku daerah dan lain
sebagainya.
2. Variabel Kontinum
Variabel kontinum berarti variabel yang memiliki jenjang atau tingkatan. Terdapat
beberapa jenis variabel lainnya dalam variabel kontinum, yaitu: variabel ordinal,
variabel interval, dan variabel rasio. Variabel ordinal berarti variabel dengan tingkatan
atau urutan tertentu contohnya variabel peringkat atau skor dari suatu kejuaraan.
Sementara variabel interval merupakan variabel dengan jarak atau skala tertentu
Contohnya adalah variabel skala penilaian siswa.

G. Aplikasi Konsep Dasar Dalam Penelitian Pendidikan Fisika


Konsep dasar penelitian sangat perlu kita pahami jika ingin melakukan penelitian.
Dalam dunia pendidikan, penelitian adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan.penelitian
menjadikan dunia pendidikan menjadi dan berkembang. Dalam penelitian di bidang fisika
telah banyak inovasi-inovasi pembelajaran yang tercipta baik dari segi bahan ajar,metode
pembelajaran,praktikum,dan sebagainya.
Berikut ini ada beberapa artikel ilmiah dibidang fisika yang kami telaah
keterkaitannya dengan konsep dasar penelitian:
11
1. Artikel ilmiah dengan judul “Pembuatan Bahan Ajar Berbasis Android untuk
Pembelajaran Fisika pada Materi Gelombang Bunyi,Gelombang Cahaya dan Alat Optik
di kelas XI SMA/MA” karya Muhammad Arif, Festiyed Desnita dan Wahyuni Satria
Dewi. Artikel ini terdapat pada jurnal Pillar of Physics Education ,Vol.12 No.13,tahun
2019 hal.457-64. Penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian kombinasi [mixed-
method] yaitu menggabungkan metode kualitatif dengan metode kuantitatif yang
digunakan bersama-sama dalam penelitian. Tujuan dari penelitian ini adalah
menentukan validitas dari suatu bahan ajar yang telah dibuat secara sistematis dan tepat
dengan melakukan Validasi. Prosedur penelitiannya diawali dengan menentukan
masalah dilapangan,merancang produk bahan ajar dan melakukan uji validitas. Hasil
penelitiannya terdapat 2 bentuk yaitu berupa produk bahan ajar dan hasil validasi yang
digunakan yaitu:1.kelayakan isi bahan ajar 2.tata bahasa bahan ajar 3.kegrafisan bahan
ajar 4.langkah-langkah pendekatan saintifik 5.pemanfaatan software
2. Artikel berjudul “ Problematika Pembelajaran Sains ditinjau dari aspek Guru “karya
dari Milya Sari dimuat di Jurnal Al Ta’lim Jilid 1. Nomor 4 Februari 2013.hal 346-356.
Artikel ini disusun berdasarkan konsep dasar berpikir ilmiah. Penulis membandingkan
teori,data dengan kenyataan yang ada di lapangan .Fokus masalah yang diangkat penulis
adalah Guru sebagai aspek yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran,Penelitian
ini termasuk jenis penelitian deskrpitif yaitu menggambarkan fenomena yang ada.
3. Artikel yang berjudul ‘Pengaruh LKS IPA Terpadu bermuatan Keterampilan Literasi
tema gerak dalam kehidupan terhadap Kompetensi siswa kelas VIII SMP 8 Padang.
Artikel ini ditulis oleh Yosa Aulia Putri Asrizal dan Yulkifli. Artikel ini terdapat pada
Jurnal Pillar of Physics Education ,Vol.11.No 1 Februari 2018,121-128. Jenis penelitian
yang akan dilakukan adalah eksperimen semu. Desain penelitian yang digunakan adalah
tes awal dan tes akhir. Variabel penelitian terdiri dari variabel bebas dan variabel
terikat. Variabel bebasnya adalah LKS IPA Terpadu bermuatan keterampilan literasi
tema gerak dalam kehidupan. Variabel terikatnya adalah kompetensi siswa kelas VIII
SMP N 8 Padang . Prosedur penelitiannya meliputi 3 tahap yaitu persiapan,pelaksanaan
dan penyelesaian.
4. Artikel “ Pengembangan Modul berbasis Contextual Teaching and Learning untuk
Fisika SMA kelas XI semester II pada materi Fluida Dinamis”. Artikel ini ditulis oleh
Zuherman Desnita dan Erfan Handoko. Artikel ini terbit pada Jurnal Prosiding Seminar
Nasional Fisika [E.Journal] SNF 2015, Volume IV, Oktober 2015. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian dan pengembangan dengan
12
tahapan yaitu tahap perencanaan tanpa persiapan penulisan modul,tahap penulisan dan
tahap Validasi. Tujuan penelitiannya adalah menghasilkan bahan ajar fisika berupa
modul berbasis Contextual Teaching and Learning [CTL] untuk fisika SMA kelas XI
semester 2 materi fluida dinamis. Instrumen yang digunakan adalah kuisioner dan
instrumen validasi.
5. Artikel “Validasi Perangkat Pembelajaran Fisika SMA Berbasis Model Pembelajaran
generatif dengan pendekatan Open-Ended Problem untuk menstimulus keterampilan
Berpikir Kritis Peserta Didik” Artikel ini ditulis oleh Rahayu dan Festiyed pada Jurnal
Pendidikan Fisika, Vol 7. no 1 [2019]. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
validitas perangkat pembelajaran fisika SMA berbasis model pembelajaran generatif
dengan pendekatan opwen-ended problem untuk menstimulus keterampilan berpikir
kritis peserta didik. Validitas dalam penelitian ini menggunakan validitas isi, konstruk
dan bahasa. Jenis penelitian yang digunakan adalah 4D terdiri dari tahap pendefenisian
[define], perancangan [design], pengembangan [development] dan penyebaran
[disseminate].

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Saran
Makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu untuk lebih memahami tentang
substansi filsafat ilmu khususnya tentang kenyataan, kebenaran, konfirmasi, dan logika
inferensi, pembaca disarankan untuk membaca lebih lanjut dari sumber-sumber lainnya
seperti buku, jurnal, artikel, dan lain-lain.

14
DAFTAR PUSTAKA

Muhadjir, Noeng. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif Edsi IV. Yogyakarta: Rake Sarasin.
Kurniawan, Agung Widhi dan Zarah Puspitaningyas. 2016. Metodologi Penelitian
Kuantitatif. Yogyakarta. Pandiva Buku.
Siyoto, Sandu dan Ali Sodik. 2015. Dasar Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Literasi Media
Publishing.
Sugiyono. 2012. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Yusuf, A. Muri. 2017. Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Gabungan. Jakarta:
Kencana.

15

Anda mungkin juga menyukai