KELOMPOK 3
1. Irvan Ladeoca(18073127)
2. Mayori Musdalifah (19086039)
3. Taufikurrahman Hsb (19086062)
4. Vela Juwita Safitri(18027091)
2020
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1
A. Latar Belakang............................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................... 2
C. Tujuan.......... ................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.................................................................................................................... 9
B. Saran ............................................................................................................................. 10
ii
KATA PENGANTAR
Pertama, Kami memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan nikmat, rahmat dan pertolongan-Nya, sehingga selalu dalam keadaan sehat wal
‘afiyat dari awal dan sampai akhir dalam membuat makalah ini.
Kedua, Sholawat dan salam semoga selalu terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, beliaulah satu-satunya Nabi yang dapat memberikan syafa’at di yaumil
qiyamah nanti. Semoga kita termasuk orang-orang yang mendapatkan syafa’at beliau, amin.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini tidak akan terselesaikan tanpa
adanya bantuan, bimbingan, nasehat, dan do’a dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, dalam
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
berbagai pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Kami juga memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini masih banyak
kesalahan dan kekurangan dalam menganalisis suatu permasalahan, karena memang manusia
dilahirkan tidak akan luput dari lupa dan kesalahan.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan
yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi
wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta
prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan
sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman secara
langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam
sekitar secara alamiah.
Perkembangan ilmu pengetahuan alam (IPA) telah melaju dengan pesatnya karena
selalu berkaitan erat dengan perkembangan teknologi yang memberikan wahana yang
memungkinkan perkembangan tersebut. Dalam proses pembelajaran IPA, keaktifan
peserta didik merupakan inti dari pola belajar. Hal ini dapat tercermin dari keaktifan
peserta didik dalam membaca sendiri, mengaitkan konsep-konsep baru dengan berdiskusi
dan menggunakan istilah, konsep dan prinsip baru dari berbagai eksperimen dan
observasi.(Haryono,2013 :1-4).
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian metode ilmiah?
2. Apa langkah-langkah operasional metoda ilmiah?
3. Apa keunggulan dan keterbatasan metoda ilmiah?
4. Apa awal timbulnya ilmu pengetahuan alam?
5. Apa pengertian ipa klasik dan ipa modern?
6. Apa pernan matematikaterhadap ipa?
7. Apa disiplin ipa dan multi disiplin ipa?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian metode ilmiah.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah operasional metoda ilmiah
3. Untuk mengetahui keunggulan dan keterbatasan metoda ilmiah.
4. Untuk mengetahui awal timbulnya ilmu pengetahuan alam
5. Untuk mengetahui pengertian ipa klasik dan ipa modern.
6. Untuk mengetahui pernan matematikaterhadap ipa
7. Untuk mengetahui disiplin ipa dan multi disiplin ipa.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
3. Perumusan hipotesis,
4. Pengujian hipotesis, dan
5. Penarikan kesimpulan.
Langkahlangkah tersebut dapat dibagankan seperti di bawah ini.
4
terkumpul juga tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Kesimpulan yang diambil
berdasarkan data tidak benar, tentu saja juga tidak akan benar. Jadi, peluang
terjadinya kekeliruan suatu kesimpulan yang diambil berdasarskan metode ilmiah
tetap ada.
Oleh karena itu semua kesimpulan ilmiah, atau kebenaran ilmu bersifat
tentatif, artinya kesimpulan itu dianggap benar selama belum ada kebenaran ilmu
yang dapat menolak kesimpulan itu. Sedangkan kesimpulan ilmiah yang dapat
menolak kesimpulan ilmiah yang terdahulu, menjadi kebenaran ilmu yang baru.
Keterbatasan lain yaitu tidak dapat menjangkau untuk membuat kesimpulan yang
bersangkutan dengan baik dan buruk atau sistem nilai, tentang seni dan
keindahan, dan juga tidak dapat menjangkau untuk menguji adanya Tuhan.
b. Keunggulan
Ciri ilmiah yaitu obyektif, metodik, sistimatik dan berlaku umum oleh karena
itu orang akan terbimbing sedemikian hingga padanya terkembangkan suatu
sikap ilmiah. Sikap ilmiah yaitu :
1) Mencintai kebenaran yang obyektif, dan bersikap adil
2) Menyadari bahwa kebenaran ilmu tidak absolut
3) Tidak percaya pada takhyul, astrologi maupun untung-untungan.
4) Ingin tahu lebih banyak
5) Tidak berpikir secara prasangka
6) Tidak percaya begitu saja pada suatu kesimpulan tanpa adanyabukti-bukti
yang nyata.
7) Optimis, teliti dan berani menyatakan kesimpulan yang menurut keyakinan
ilmiahnya adalah benar.
D. Awal timbulnya Ilmu Pengetahuan Alam
5
Menurut Margono dikutip Rahma,dkk (2011:13) mengemukakan bahwa
pendekatan ilmiah sebagai kelahiran IPA yang merupakan suatu metode keilmuan
atau pendekatan ilmiah yaitu perpaduan antara rasionalisme dan empirisme.
6
Sedangkan pada IPA modern suatu pengetahuan diperoleh melalui eksperimen
yang dilakukan dengan berkiblat pada teori yang telah ada dan dengan bantuan
teknologi yang lebih canggih dan maju. Maka kajian dari IPA modern lebih
mendetail dapat disimpulkan bahwa IPA modern merupakan pengembangan dari
IPA kalsik.
Untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah dengan baik, maka diperlukan sarana
yang berupa bahasa, logika.
7
umpanya “jarak yang ditempuh seoang anak” (y). maka dapat dibuat lambang
hubungan tersebut sebagai z = y/x, di mana z melambangkan waktu berjalan kaki
seorang anak. Pernyataan z = y/x kiranya jelas : Tidak mempunyai konotasi
emosional dan hanya mengemukakan informasi mengenai hubungan x, y dan z,
artinya matematika mempunyai sifat yang jelas, spesifik dan informative dengan
tidak menimbulkan konotasi yang bersifat emosional.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Metode ilmiah pada hakikatnya merupakan prosedur yang mencakup berbagai
kegiatan, pikiran, pola kerja, tata kerja, dan cara teknis untuk memperoleh
pengetahuan baru dan mengembangkan pengetahuan yang sudah ada. Langkah –
langkah dalam oprasional metode ilmiah menurut Tyndall (dalam Jujun S.
Suriasumantri, 1990:125- 129) yang dikenal dengan proses logico-hypothetico-
verifikasi.Yaitu Perumusan masalah,Penyusunan kerangka berpikir dalam pengajuan
hipotesis , Perumusan hipotesis, Pengujian hipotesis, dan Penarikan kesimpulan.
Metode ilmiah mempunyai keterbatasan dan keunggulan. keterbatasannya
yaitu dalam pengujian hipotesis, diperlukan data. Data ini berasal dari pengamatan
yang dilakukan oleh pancaindera. Kita mengetahui bahwa panca indera mempunyai
keterbatasan untuk menangkap sesuatu fakta. Dengan demikian maka data yang
terkumpul juga tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Sedangkan keunggulan metode
ilmiah yaitu obyektif, metodik, sistimatik dan berlaku umum oleh karena itu orang
akan terbimbing sedemikian hingga padanya terkembangkan suatu sikap ilmiah.
Dengan demikian terdapat dua konsep IPA, yaitu IPA klasik yang telaahannya
bersifat makroskopik, dan IPA modern yang bersifat mikroskopik. IPA Modern
didasarkan pada konsepsi, yaitu meliputi cara berfikir, cara memandang, dan cara
menganalisis suatu gejala alam. Namun pada IPA klasik, suatu pengetahuan
didapatkan dari awal yakni, didasarkan dari hasil eksperimen yang dilakukan dan
kajian pada IPA klasik lebih dangkal karena terbatas pada media atau alat bantu
penelitian.
9
disebabkan hukum-hukum dasar pengetahuan alam dinyatakan dalam bahasa
matematika.
B. SARAN
Kami sebagai penyusun makalah ini, sangat mengharap atas segala saran –
saran dan kritikan bagi para pembaca yang kami hormati guna untuk membangun
pada masa yang akan datang untuk menjadi yang lebih baik dalam membenarkan
dalam tugas yang kami kerjakan.
10
DAFTAR PUSTAKA
Sri Soeprapto. (2003). Metode Ilmiah dalam Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat
UGM. Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta:
Liberty.
http://lisalidasari.blogspot.com/2015/01/keterbatasan-dan-keunggulan-metode.html
http://rudy-unesa.blogspot.com/2010/12/timbulnya-ilmu-pengetahuan-alam.html
11