Disusun Oleh
Kelompok 1 :
Dosen Pengampu :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat
rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelelesaikan makalah yang berjudul “
Perkembangan dan Pengembangan IPA ” untuk memenuhi tugas mata kuliah Ilmu
Kealaman Dasar. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Nabi Muhammad
Saw.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa begitu banyak pihak yang telah turut
membantu dalam penyelesaian makalah ini. Penulis mengucapkan terikasih kepada
ibu Atika Ulya Akmal, S.Pd., M.Pd. sebagai dosen pembimbing mata kuliah ini.
Terimakasih kepada anggota kelompok yang telah bekerjasama dalam pembuatan
makalah ini seta semua pihak yang telah membantu sehingga malah ini dapat selesai
pada waktunya.
Penulis menyadari dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan, baik
dari segi isi maupun lain sebagainya. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun dari dosen pembimbing mata kuliah, teman
maupun pembaca makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I Pendahuluan
BAB II Pembahasan
1. Kesimpulan .........................................................................................…...16
2. Saran ....................................................................................................…...16
Daftar Rujukan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian metoda lmiah.
2. Untuk mengetahui langkah-langkah operasional metoda Ilmiah.
3. Untuk mengetahui keunggulan dan keterbatasan metoda llmah.
4. Untuk mengetahui awal timbulnya Ilmu pengetahuan alam.
5. Untuk mengetahui pengertian IPA klasik dan IPA modern.
6. Untuk mengetahui peranan matematika terhadap IPA.
7. Untuk mengetahui disiplin IPA dan multi disiplin IPA.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
c. “Trial and error” yaitu metode coba-coba atau untunguntungan.
Pengetahuan pada manusia yang diperoleh melalui cara yang terakhir itu
banyak sekali, yaitu sejak zaman manusia purba sampai sekarang. Banyak
pula penemuan hasil “trial and error” bermanfaat bagi manusia, misalnya
ditemukannya rendaman kulit kina untuk obat malaria. Penemuan dengan
coba-coba ini jelas tidak efesien sebagai suatu cara untuk mencari
kebenaran.
3. Sistematik, artinya pengetahuan ilmiah ini tersusun dalam suatu sistem, tidak
berdiri sendiri; satu dengan yang lain saling berkaitan, saling menjelaskan
sehingga seluruhnya merupakan satu kesatuan utuh.
4. Berlaku umum (universal), artinya pengetahuan itu tidak hanya berlaku atau
dapat diamati oleh seseorang atau beberapa orang saja, tetapi semua orang
dengan cara eksperimentasi yang sama akan memperoleh hasil yang sama
pula.
4
1) Perumusan masalah. Yang dimaksud masalah di sini adalah merupakan
pertanyaan-pertanyaan epistemologik seperti apa, mengapa, ataupun
bagaimana tentang objek yang diteliti.
5
Langkah-langkah yang dilakukan dalam proses penggalian ilmu pengetahuan
juga mengalami modiikasi walaupun secara substansi tidak jauh berbeda.
Sebelum melakukan observasi maka hal yang perlu dilakukan adalah membuat
gambaran umum tentang alasan-alasan mendasar dan paradigmatik pengambilan
tema penelitian, cara kerja, waktu dan kegunaannya. Elemenelemen tersebut
dikumpulkan dalam satu naskah usulan kerja yang disebut proposal penelitian.
Secara sederhana sebuah proposal penelitian berisi Nurdiana, (2015:27):
5. Penelitian terdahulu (prior research on topic). Dalam hal ini peneliti harus
menyebutkan hasil penelitian dan karya-karya terdahulu yang senada dengan
6
topik yang akan diteliti. Dengan menyebutkan karya-karya tersebut, peneliti
akan mengetahui posisinya di antara peneliti atau penulis terdahulu.
4) Keterbatasan lain dari metode ilmiah ini adalah tidak mampu menjangkau
hal-hal yang bersifat transendental misalnya tentang ketuhanan, tentang
sistem nilai ataupun keindahan.
7
Selain mempunyai keterbatasan dalam prakteknya, metode ilmiah juga
mempunyai kelebihan, yaitu:
1. Mencintai kebenaran yang objektif, bersikap adil, dan itu semua berorientasi
ke arah hidup yang lebih baik.
2. Menyadari bahwa kebenaran itu tidak absolut tetapi relatif; hal ini menjadi
inspirasi untuk konsisten mencari kebenaran.
3. Dengan ilmu pengetahuan, orang lalu tidak percaya pada takhyul, mitos, atau
astrologi karena segala sesuatu di alam semesta terjadi melalui suatu proses
yang teratur.
6. Ilmu pengetahuan membimbing kita untuk tidak percaya begitu saja pada
suatu kesimpulan tanpa adanya bukti-bukti yang nyata.
7. Metode ilmiah juga membimbing kita selalu bersikap optimis, teliti dan
berani membuat suatu pernyataan yang menurut keyakinan ilmiah kita
adalah benar. Apabila suatu hipotesis telah didukung oleh bukti dan data
yang meyakinkan dan bukti itu diperoleh dari berbagai percobaan yang
dilakukan di laboratorium, di mana eksperimen itu dilakukan oleh berbagai
peneliti dan bukti-bukti menunjukkan hal yang dapat dipercaya dan valid,
walaupun dengan keterbatasan tertentu, maka dapat disusun suatu teori. Hal
itu menunjukkan bukti kebenaran hipotesis dan disokong oleh bukti dari
berbagai pengujian, maka disusunlah teori.
8
Pengalaman tersebut dari zaman ke zaman akan berakumulasi karena
manusia mempunyai rasa ingin tahu atau kuriositas terhadap segalanya di alam
semesta ini. Pengalaman merupakan salah satu cara terbuntuknya pengetahuan,
yakni kumpulan fakta-fakta. Pengalaman itu akan bertambah terus selama
menusia ada dimuka bumi ini dan mewariskan pengetahuan itu kepada generasi
berikutnya. Pertambhan pengetahuan (kwoledge) seperti yang telah dikemukakan
didorong oleh: (1) dorongan untuk memuaskan diri yang bersifat nonpraktis atau
teoritis guna memenuhi kurioritas dan memahami hakikat alam semesta dan
isisnya serta (2) dorongan praktis, yang memanfaatkan pengetahuan itu untuk
meningkatkan taraf hidup yang lebih tinggi. Kedua dorongan itu menumbuhkan
kemajuan ilmu pengetahuan. Dorongan pertama menuju ilmu pengetahuan murni
(Pure-Science), sedangkan dorongan kedua menuju ilmu pengetahuan terapan
(Applied Science).
9
diklasifikasikan menjadi berbagai disiplin ilmu sub disiplin ilmu
spesialisasi.Tetapi muncul juga ilmu multidisplin karena munculnya fenomena
baru yang tidak mungkin ditelaah hanya dengan satu disiplin ilmu saja (Aisyah
dkk,2015).
IPA klasik merupakan suatu proses IPA di mana teori dan eksperimen
memiliki peran saling melengkapi dan memperkuat. IPA klasik memiliki kajian
yang bersifat makroskopik, yakni mengacu pada hal-hal yang berskala besar dan
kaidah pengkajiannya menggunakan cara tradisional. Di samping kajian yang
bersifat makrokopis, ciri lain IPA klasik adalah lebih mendahulukan eksperimen
dari pada teori.
IPA modern adalah suatu proses IPA di mana penekanan terhadap teori
lebih banyak dari pada praktek. IPA modern memiliki telaahan yang bersifat
mikroskopik, yakni sesuatu yang bersifat detail dan berskala kecil. Selain itu, IPA
modern menerapkan teori eksperimen, di mana ia menggunakan teori yang telah
ada untuk eksperimen selanjutnya.
Baiquni mengatakan bahwa sebenarnya segala ilmu yang diperlukan
manusia itu tersedia di dalam Alquran. Salah satu kemukjizatan (keistimewaan)
Alquran yang paling utama adalah hubungannya dengan ilmu pengetahuan,
begitu pentingnya ilmu pengetahuan dalam Alquran sehingga Allah menurunkan
ayat yang pertama kali :
QS. Al-‘Alaq: 1-5, yaitu: “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia)
dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya.”
Secara umum, langkah-langkah penerapan metode ilmiah pada IPA Klasik
dan IPA Modern adalah sama, yakni harus melalui penginderaan, perumusan
masalah, pengajuan hipotesis, eksperimen, dan penarikan kesimpulan (teori).
Baik IPA Klasik maupun IPA Modern keduanya memiliki tujuan akhir yang
sama, yakni keingintahuan. Namun pada IPA Klasik, suatu pengetahuan
didapatkan dari awal, yakni didasarkan dari hasil eksperimen yang dilakukan dan
kajian pada IPA Klasik lebih dangkal karena terbatas pada media atau alat bantu
penelitian. Sedangkan pada IPA Modern, suatu pengetahuan diperoleh melalui
eksperimen yang dilakukan dengan berkiblat pada teori yang telah ada dan
10
dengan bantuan teknologi yang lebih canggih dan maju, maka kajian dari IPA
Modern lebih mendetail.
Adapun perbedaan antara konsep IPA klasik dan modern berdasar pada
mekanikanya , yaitu :Mekanika Klasik: Semua variabel dinamis (sistem yang
ditinjau seperti posisi, energi) adalah observasi. Observable adalah variabel
dinamis yang dapat diukur, kontinu (mempunyai sembarang harga).Mekanika
modern: tidak semua variabel dinamis adalah observable, diskontinu (memiliki
harga-harga tertentu).
11
canggih dan maju.
IPA modern muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah
mengalami pembaruan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
Contoh kegiatan IPA modern, seperti pemanfaatan energi matahari untuk
kegiatan yang berkaitan dengan listrik untuk transportasi, industri, rumah tangga,
merupakan pemanfaatan foton untuk menimbulkan aliran muatan listrik
(elektron), karena perbedaan panas sehingga terbentuklah sel pembangkit listrik.
Tungku sinar matahari juga telah banyak digunakan yang hanya berprinsip pada
titik fokus lensa cekung. Dengan energi panas bumi, dapat diperoleh tenaga
listrik.
12
persamaan tersebut, tidak mengubah harga persamaan tadi. Berdasarkan hal itu,
berkesimpulan bahwa langkah yang dilakukan itu dapat dipertanggungjawabkan.
Cara berpikir seperti diatas adalah merupakan cara deduksi. Dengan contoh
seperti diatas dalam pemikiran deduktif, maka kesimpulan ditarik merupakan
konsekuensi logis dari fakta-fakta yang seblumnya telah diketahui. Dengan dasar
fakta-fakta kesimpulan yang ditarik tidak usah diragukan lagi.
13
lain (1) Pythagoras yang menghitung benda-benda yang berbentuk segi banyak.
(2) Apollonius yang menghitung benda-benda bergaris lengkung (3) Kepler
(1609) berjasa dalam perhitungan jarak peredaran yang berbentuk elips pada
planet-planet. (4) galileo (1642) berjasa dalam menetapkan hukum lintasan
peluru, gerak dan percepatan dan (5) Huygen (1695) yang dapat memecahkan
teka-teki cincin yang tedapat pada planet saturnus. Kecuali itu, ia dapat
menghitung kecepatan cahaya, yaitu 600.000 kali percepatan suara, dan
seterusnya.
14
b) Ilmu Pengetahuan Alam yang mempelajari tentang makhluk
hidup (biologi) dan benda mati (sains fisik). Sain fisik utama
adalah ilmu fisika yang sasaran utama pembelajarannya adalah
materi dan energi serta ilmu kimia yang mempelajari komposisi
materi.
BAB III
PENUTUP
15
A. Kesimpulan
Segala kebenaran yang tergantung dalam ilmu alamiah terletak pada metode
ilmiah. Kelebihan dan kekurangan I.A ditentukan oleh metode ilmiah, maka
pemecahan segala masalah yang tidak dapat diterapkan metode ilmiah, tidaklah
ilmiah. Semua proses penelitian ini akan dilakukan secara berurutan, berulang-
ulang, terus-menerus dan susul-menyusul, agar penelitian ini mendapatkan hasil
yang akurat. Kemudian, barulah disusun sebuah teks naratif kedua, yang berupa
laporan akhir penelitian ini. Dalam perkembangannya metode ilmiah atau sudah
berkembang menjadi metodologi penelitian sudah menjadi wacana biasa
dikalangan kampus ataupun masyarakat umum.
B. Saran
Demikian dengan isi makalah yang kami sajikan, bila ada kesalahan dalam
penulisan mohon dimaklumi. Dengan segala kerendahan hati kami, kami sebagai
pemakalah mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari teman-teman
sekalian.
DAFTAR RUJUKAN
Nurdiana. 2015. Ilmu Kealaman Dasar. Mataram : Institut Agama Islam Negeri Ma
16
taram (IAIN) Mataram.
Samiha, Yulia Tri. 2016. Standar Menilai Teori dalam Metode Ilmiah pada Kajian Fil
safat Ilmu. Jurnal: Studi Islam. 4(2). 133-142.
17