Anda di halaman 1dari 17

(Printed) ISSN 2598-3202

(Online) ISSN 2599-316X

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN


METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MAHASISWA PBSI
TINGKAT I-B IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN AKADEMIK
2018/2019

Agus Darmuki1, Ahmad Hariyadi2


agus_darmuki@yahoo.co.id1, ahmadhariyadi31@yahoo.co.id2

Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia1, Prodi Pendidikan Kewarganegaraan2


IKIP PGRI Bojonegoro, Indonesia

Abstrak
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan: (1) kualitas proses (keaktifan) pembelajaran berbicara dengan menggunakan
metode kooperatif tipe Jigsaw pada mahasiswa prodi PBSI tingkat I-B IKIP PGRI Bojonegoro dan (2) hasil pembelajaran
keterampilan berbicara dengan menerapkan metode kooperatif tipe Jigsaw pada mahasiswa prodi PBSI tingkat I-B IKIP
PGRI Bojonegoro. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini subjeknya adalah mahasiswa tingkat I-
B berjumlah 40 mahasiswa yang terdiri atas 30 mahasiswa perempuan dan 10 mahasiswa laki-laki dan satu orang dosen
pengampu matakuliah keterampilan berbicara. Objek penelitian ini adalah kegiatan pembelajaran berbicara. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara mendalam, dan analisis dokumen. Teknik validitas data
menggunakan teknik triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan
teknik analisis deskripsi komparatif dan analisis interaktif. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam dua siklus yang
meliputi empat tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya
peningkatan hasil pembelajaran berbicara, ditandai dengan meningkatnya jumlah mahasiswa yang mencapai batas
ketuntasan, yaitu pada siklus I ada 32 mahasiswa (80 %), pada siklus II ada 38 mahasiswa (95%), dan pada siklus III ada
40 mahasiswa (100%). Simpulan penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan metode kooperatif tipe Jigsaw dapat
meningkatkan keaktifan mahasiswa, proses dan hasil pembelajaran keterampilan berbicara mahasiswa.

Kata kunci: Peningkatan, berbicara, Jigsaw.


Abstract
The purpose of this study is to improve: (1) the quality of the process (activeness) of learning by using the Jigsaw
cooperative method on PBSI I-B level students at IKIP PGRI Bojonegoro and (2) speaking skills learning outcomes by
applying the Jigsaw cooperative method to PBSI level study students IB IKIP PGRI Bojonegoro. This research is a
classroom action research. This research subject is 40 students of I-B level consisting of 30 female students and 10 male
students and one speaking lecturer. The object of this research is learning speaking activities. Data collection techniques
used were observation, in-depth interviews, and document analysis. The data validity technique uses data source
triangulation techniques and method triangulation. The data analysis technique in this study uses comparative description
analysis techniques and interactive analysis. This classroom action research was conducted in two cycles which included
four stages, namely: planning, implementation, observation, and reflection. The results of this study indicate an increase in
speaking learning outcomes, marked by an increase in the number of students who reached the completeness limit, namely
in the first cycle there were 32 students (80%), in the second cycle there were 38 students (95%), and in the third cycle
there were 40 students (100%). The conclusions of this study indicate that the application of the Jigsaw type cooperative
method can increase student activity, process and learning outcomes of student speaking skills.

Keynotes: upgrading, speak, jigsaw.

PENDAHULUAN karena itu, penguasaan keterampilan

Kegiatan berbicara sebagai


bagian dari keterampilan berbahasa
sangat penting, baik bagi pengajaran
maupun di dalam kehidupan sehari-
hari (Darmuki dkk., 2018). Oleh
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN | 1
METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MAHASISWA PBSI TINGKAT I-B
IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Agus Darmuki1, Ahmad Hariyadi2
berbicara harus dimiliki oleh mengikuti kuliah, diskusi, seminar,
setiap orang termasuk presentasi, MC dan debat menuntut
mahasiswa. Berkomunikasi adanya kemahiran seseorang
secara lisan dengan teman, dalam berbicara.
Sehubungan dengan pernyataan di
atas, maka dalam kegiatan belajar tidak menyenangkan. Menurut
mengajar di Program Studi mahasiswa cara mengajar dosen
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia, keterampilan berbicara
menjadi salah satu bagian yang wajib
diajarkan kepada mahasiswa dan
harus dikuasai oleh semua
mahasiswa tersebut.
Pada kenyataannya,
berdasarkan hasil survei awal yang
dilakukan oleh peneliti, diketahui
bahwa kualitas hasil pembelajaran
keterampilan berbicara, khususnya
presentasi dan diskusi pada
mahasiswa tingkat I-B Program
Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia IKIP PGRI Bojonegoro,
masih tergolong rendah. Hal ini
dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas
I-B, dalam tes mata kuliah berbicara
semester I (gasal) tahun akademik
2018/2019 dan hasil pengamatan
langsung, yang hanya mencapai nilai
6,50 (enam koma lima puluh).
Padahal Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) untuk mata kuliah berbicara
di kelas I-B Program Studi
Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia IKIP PGRI Bojonegoro
adalah 7,00 (tujuh koma nol nol).
Hasil wawancara awal sebelum
tindakan dengan dosen pengajarnya,
dikatakan bahwa “rendahnya
keterampilan berbicara untuk
mahasiswa disebabkan oleh beberapa
faktor, yaitu: (1) mahasiswa kurang
berminat pada pembelajaran
berbicara. Sebagian besar mahasiswa
menyatakan bahwa pembelajaran
berbicara merupakan materi yang
2 | urnal Kredo
Vol. 2 No. 2 April 2019
dalam pembelajaran berbicara melalui belajar dan berlatih (Kayi,
kurang menarik; (2) sebagian 2006; Bahrani & Soltani, 2008;
besar mahasiswa mengalami Lourdunathan & Menon, 2011;
kesulitan dan takut untuk Thuy, 2012; Darmuki dkk., 2017).
mengungkapkan Kompetensi yang diinginkan akan
pendapat/gagasan dengan bahasa dapat dicapai apabila mahasiswa
yang baik dan benar ketika dosen dilatih berbicara dan diberi
memberi pertanyaan atau tampil kesempatan yang sebanyak-
berbicara di depan kelas. Dari banyaknya untuk tampil berbicara
dosen (Pan, 2010). Oleh karena itu,
(1) mengalami kesulitan untuk pembelajaran berbicara harus
membangkitkan minat dilaksanakan dengan menciptakan
mahasiswa dalam pembelajaran situasi belajar yang memungkinkan
keterampilan berbicara; (2) dosen mahasiswa dapat mengembangkan
mengalami kesulitan untuk keterampilan berbicara dan
menemukan alternatif metode memberikan kesempatan kepada
pembelajaran yang tepat dalam mahasiswa berlatih berbicara di
mengajarkan kelompok kecil sebelum tampil di
keterampilan berbicara kepada depan kelas. Tanpa keberanian atau
mahasiswa. keberanian yang setengah-setengah
Berbicara merupakan suatu akan mengakibatkan kacaunya
kompetensi yang dapat dicapai kegiatan komunikasi lisan atau
berbicara.
Merefleksikan fenomena di tugas tanpa rancangan tertentu yang
atas, maka metode kooperatif tipe dapat membuat setiap mahasiswa
jigsaw perlu diterapkan sebagai menjadi aktif. Akibatnya, ada mahasiswa
alternatif dalam menyelesaikan yang aktif bekerja, tetapi ada juga yang
masalah dengan mengantisipasi pasif, ataupun bahkan ada yang ramai
kegiatan pembelajaran keterampilan sendiri. Sedangkan dalam pembelajaran
berbicara berupa Penelitian Tindakan dengan pendekatan Cooperatif Learning,
Kelas (PTK). Metode kooperatif tipe setiap mahasiswa dituntut untuk aktif
Jigsaw tersebut dipilih karena bekerja dalam kelompok melalui
merupakan salah satu unit dari rancangan-rancangan tertentu yang
pendekatan Cooperatif Learning, sudah dipersiapkan sebelumnya oleh
memiliki sifat belajar yang tidak dosen, sehingga seluruh mahasiswa
sama dengan cara belajar bersama harus aktif bekerja dan belajar.
seperti biasa. Juga karena para dosen Penerapan metode Jigsaw ini, bagi
pada umumnya menggunakan mahasiswa dapat termotivasi untuk
metode konvensional, sehingga mengungkapkan ide atau gagasan secara
menimbulkan persaingan terjadi di lisan di dalam wadah kelompoknya.
dalam kelas yang berdampak negatif Mahasiswa memiliki tempat dan
bagi mahasiswa. kesempatan untuk curah
Dalam pembelajaran pada
umumnya, dosen membentuk
kelompok belajar lalu memberikan
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN | 3
METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MAHASISWA PBSI TINGKAT I-B
IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Agus Darmuki1, Ahmad Hariyadi2
pendapat dengan teman-teman dalam upaya meningkatkan
mereka sebaya. Selain itu, tujuan keterampilan
Cooperatif Learning adalah berbicara mahasiswa Kelas IB
menciptakan sebuah situasi, agar Program Studi Pendidikan Bahasa
bagaimana cara anggota dan Sastra Indonesia IKIP PGRI
kelompok bisa meraih tujuan Bojonegoro 2018 / 2019.
pribadi mereka, dan melalui
kelompok bisa sukses untuk KAJIAN TEORI
melakukan usaha belajar secara
maksimal (Gilles & Michael, Berbicara merupakan
2010). komunikasi verbal secara lisan dan
Berdasarkan uraian langsung antara penutur dan mitra
permasalahan mengenai tutur yang bisa juga dengan
pembelajaran keterampilan menggunakan media komunikasi
berbicara di atas, peneliti audio atau audiovisual agar gagasan
mengatasi masalah pembelajaran itu dapat dipahami (Eric, 2008: 3).
keterampilan berbicara tersebut Berbicara tidak hanya sekedar
dengan menyampaikan gagasan lisan, tetapi
menerapkan model pembelajaran yang lebih penting adalah bagaimana
kooperatif tipe jigsaw. gagasan itu dapat dipahami oleh
Selanjutnya peneliti menerapkan pendengar. Sebelum melakukan
penggunaan model pembelajaran aktivitas berbicara, ia melakukan
kooperatif tipe jigsaw tersebut kegiatan menyimak terlebih dahulu.
Hasil penyimakan merupakan berinteraksi atau berkomunikasi secara
dasar keterampilan berbicara, dari berhasil dalam bahasa tersebut.
proses menyimak inilah seseorang Keberhasilan penguasaan keterampilan
mulai belajar berbicara. Kemampuan bebicara seseorang ditunjang oleh faktor
berbicara seseorang akan baik jika kebahasaan dan nonkebahasaan (Bygate,
aktivitas menyimaknya juga dilalui 2000: 10- 14). Faktor kebahasaan
dengan baik pula (Nurgiyantoro, berkaitan dengan penguasaan unsur-
2001: 276). Seseorang dikatakan unsur linguistik dan kaidah tata bahasa
terampil berbicara jika setidaknya lainnya, sedangkan nonkebahasaan
memiliki empat kompetensi yakni berhubungan dengan penguasaan diri,
gramatikal, sosiolinguistik, analisis sikap, dan hubungan sosial pembicara.
wacana dan strategi (Liao, 2009: Faktor-faktor kebahasaan sebagai
645). Oleh karena itu, faktor penunjang keefektifan berbicara, antara
penguasaan bahasa tidak dapat lain (Thornbury, 2001: 52), (1)
diabaikan begitu saja. ketepatan ucapan/
Pendapat Hughes (2003: 113) vokal; (2) pengucapan konsonan; (3)
sebagai berikut: “The objective of penempatan tekanan (4) penempatan
teaching spoken language is the persendian; (5) penggunaan nada/ irama;
development of the ability to interact (6) pilihan kata (diksi); (7)
successfully in that language”.
Tujuan pengajaran berbicara adalah
untuk mengembangkan kemampuan
4 | urnal Kredo
Vol. 2 No. 2 April 2019
ketepatan ungkapan; (8) tata (1991, 55,
bentukan kata; (9) pola struktur (6, 392-395) dengan topik
kalimat. Sedangkan faktor Cooperatif Learning of Achievment
nonkebahasaan yang mendukung in Social Studies: Jigsaw II.
keterampilan berbicara (Hughes, Dalam Jigsaw
2003: 43), antara lain: (1) Sikap
yang wajar, tenang, dan tidak
kaku; (2) Pandangan harus
diarahkan kepada lawan bicara;
(3) Kesediaan menghargai
pendapat orang lain; (4) kinesik
dan mimik yang tepat; (5)
Kenyaringan suara; (6)
Kelancaran, relevansi/penalaran;
(7) Penguasaan topik; (8)
kejelasan isi.
Cooperatif Learning
adalah suatu model pembelajaran
dimana siswa belajar dan bekerja
dalam kelompok-kelompok kecil
secara kolaboratif yang
anggotanya terdiri dari 4-5 orang
dengan struktur kelompoknya
yang bersifat heterogen (Slavin,
2010: 240). Metode Jigsaw
merupakan salah satu bentuk
belajar kooperatif yang
mensyaratkan adanya bahan ajar
tertulis yang dapat dipelajari
mahasiswa. Model kooperatif
jenis jigsaw pertama kali
diperkenalkan oleh Aronson
dkk., Dalam bukunya The Jigsaw
Classroom (1978). Moskowits
dkk., dalam Journal
Contemporary

Educational Psychology (1985,


10, 104-112) menulis topik ini
dengan judul Evaluation of
Jigsaw Cooperatif Technique.
Selanjutnya jigsaw
dikembangkan oleh Mattingly
dan Vansickle dalam tulisannya
pada Journal Social Education
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN | 5
METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MAHASISWA PBSI TINGKAT I-B
IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Agus Darmuki1, Ahmad Hariyadi2
sangat dipentingkan kemampuan METODE PENELITIAN
individual mahasiswa untuk menjadi
Jenis penelitian ini adalah
peer-tutor bagi temannya
penelitian tindakan kelas. Penelitian
sekelompok (Paulina Pannen, 2005:
ini dilaksanakan di Program Studi
71). Melalui metode Jigsaw kelas
Pendidikan Bahasa dan Sastra
dibagi atas beberapa kelompok, tiap
Indonesia kelas I-B IKIP PGRI
kelompok anggotanya 4-5 orang
Bojonegoro Tahun Akademik
(Trianto, 2007: 56). Mahasiswa
2018/2019 semester I (gasal) dengan
bekerja dengan sesama mahasiswa
tiga siklus, setiap siklus terdiri dari
dalam suasana gotong royong dan
empat aspek. Kemmis (2009)
mempunyai banyak kesempatan
menyebutkan empat aspek dalam
untuk mengolah informasi dan
penelitian tindakan kelas, yaitu:
meningkatkan keterampilan
perencanaan tidakan (planning),
berkomunikasi (Lie, 2008: 69).
pelaksanaan tindakan (acting),
Penilaian dalam berbicara
pengamatan (observasing) dan
menyangkut dua aspek yaitu aspek
refleksi (reflecting). Penelitian ini
keterampilan dan aspek kemampuan
dengan subjek mahasiswa tingkat I-B
kognitif. Aspek keterampilan dapat
yang berjumlah 40 orang dengan
dilihat dari segi kelancaran dan
rincian terdiri dari 30 mahasiswa
kewajaran gerakan. Adapun aspek
perempuan dan 10 mahasiswa laki-
kognitif mencakup: (1) keakuratan
laki serta satu orang dosen pengampu
informasi; (2) hubungan
matakuliah keterampilan berbicara.
antarinformasi; (3) ketepatan struktur
Sumber data penelitian ini adalah
dan kosakata; (4) kelancaran; (5)
kegiatan pembelajaran berbicara di
kewajaran urutan wacana; (6) gaya
Prodi PBSI kelas I-B IKIP PGRI
pengucapan (Nurgiantoro, 2001:
Bojonegoro. Teknik pengumpulan
278-292). Rubrik penskoran bahasa
data menggunakan wawancara,
lisan menggunakan model O’mally
dokumentasi, observasi dan tes.
dan Pierce (1996: 67) yang sejalan
Teknik validitas data menggunakan
dengan konsep Bailey (2005: 42)
teknik triangulasi sumber data dan
penilaian kecakapan berbicara
triangulasi metode. Teknik analisis
meliputi unsur-unsur kebahasaan:
data yang digunakan adalah teknik
pemahaman, pelafalan, kosakata, tata
analisis deskripsi komparatif dan
bahasa dan kefasihan. Berdasarkan
analisis interaktif.
beberapa pendapat di atas dapat
disimpulkan bahwa penelitian ini
HASIL DAN PEMBAHASAN
dilakukan penilaian autentik dengan
mengamati dan menilai performansi
Hasil tes keterampilan
mahasiswa berbicara di depan kelas
berbicara menggunakan metode
serta tes untuk mengetahui
Jigsaw pada tindakan siklus I
pemahaman mahasiswa.
menunjukkan mahasiswa yang sudah
mencapai batas Kriteria Ketuntasan
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN |
261
METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MAHASISWA PBSI TINGKAT I-B
IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Agus Darmuki1, Ahmad Hariyadi2
Minimal siklus I, terjadi metode Jigsaw di dapat 38
(KKM) yang kenaikan pada tindakan mahasiswa
ditetapkan 70 20%. Hasil siklus II (95%),
didapat 32 tindakan menunjukkan sedangkan
mahasiswa pembelajaran mahasiswa mahasiswa
(80%) sudah pada siklus I yang sudah yang lain
mampu dapat mencapai batas belum
berbicara dikatakan Kriteria mencapai
dengan cukup berjalan Ketuntasan batas
baik, dengan Minimal ketuntasan
sedangkan 8 cukup baik, (KKM) yang minimal
mahasiswa walaupun dari ditetapkan 70 sebanyak 2
(20%) masih hasil observasi mahasiswa
perlu terhadap (5%) dan
kegiatan proses masih
perbaikan. belajar memerlukan
Hal ini mengajar perbaikan.
dapat masih Kelemahan
dibandingkan banyak yang dimiliki
hasil kelemahan, dosen pada
prestasi mahasiswa tindakan
mahasiswa masih pasif, siklus I sudah
dari sebelum belum banyak mampu
tindakan yang aktif serta teratasi
siklus I dosen belum dengan baik
yang menerapkan pada tindakan
telah metode Jigsaw siklus II.
mencapai secara Kemudian
ketuntasan maksimal, pada
belajar dosen belum pelaksanaan
dengan mampu tindakan
melampaui mengelola siklus II,
KKM kelas secara dosen sudah
hanya 18 maksimal. mampu
mahasiswa Temuan mengelola
(45%) tersebut akan kelas dengan
kemudian direfleksikan baik sehingga
meningkat pada tindakan relatif tidak
menjadi 32 siklus II. Hasil ditemukan
mahasiswa tes kelemahan.
(80%) setelah keterampilan Selanjutnya
adanya berbicara kelemahan
tindakan menggunakan
260 | urnal Kredo
Vol. 2 No. 2 April 2019
dari Jigsaw pada
mahasisw tindakan
a siklus III
kemampu menunjukk
an dan an
kecepatan mahasiswa
berbicara 100%
mahasisw tuntas, hal
a masih ini bentuk
rendah, usaha dosen
masih memberika
banyak n
mahasisw penghargaa
a yang n kepada
tampil mahasiswa
berbicara dalam
dengan bentuk
suara pujian dan
pelan dan hadiah-
lemah. hadiah.
Ha Berikut
sil tes hasil
keterampi tindakan
lan siklus I, II,
berbicara dan III yang
mengguna dapat
kan dilihat pada
metode tabel
berikut ini.

Tabel 1. Hasil Pembelajaran


Berbicara Mahasiswa
No Nilai Keterangan
Jumlah Mahasiswa
Pratindakan Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
1 ≥69 22 8 2 0 Tidak Tuntas
2 70-80 10 10 8 4 Tuntas
3 81-90 7 12 12 16 Tuntas
4 91-100 1 10 18 20 Tuntas

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN |


261
METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MAHASISWA PBSI TINGKAT I-B
IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Agus Darmuki1, Ahmad Hariyadi2
Berdasarkan tabel di atas, dalam melaksanakan pembelajaran
tindakan yang dilakukan dosen yang efektif dan menarik di kelas.
dengan menerapkan pembelajaran Keberhasilan penggunaan metode
kooperatif tipe Jigsaw berhasil dan kooperatif tipe Jigsaw dalam
mampu meningkatkan kemampuan meningkatkan keaktifan mahasiswa
mahasiswa dalam berbicara. Selain selama proses pembelajaran dan
itu, kemampuan dosen dalam hal kemampuan mahasiswa dalam
penguasaan kelas saat pembelajaran berbicara dapat dilihat dari indikator-
mata kuliah berbicara meningkat dan indikator sebagai berikut.

Tabel 2. Hasil Observasi


Keaktifan Mahasiswa dalam
Pembelajaran
No Indikator
Presentasi yang Dicapai
P
r
a
s
i
k
l
u
s

S
i
k
l
u
s
1

S
i
k
l
u
s
2

S
i
k
l
u
s
3
Keaktifan
1 20% 70%
mahasisw 78%
a 83%
apersepsi
Keaktifan

mahasisw
a

262 | urnal Kredo


Vol. 2 No. 2 April 2019
2 memperhatikan penjelasan materi
selama banyaknya
dosen
Keberanian mahasiswa dalam proses mahasiswa
3 mengungkapkan pendapat pembelajara yang aktif
(berbicara) n sehingga memberikan
4 Keaktif
an 46% 66% hasil respon
88% praktik terhadap
mahasi
swa berbicara apersepsi
diskusi mereka yang
5 Ketuntasan hasil belajar berbicara juga diberikan
meningkat. dosen,
80%
100%
Selain itu, memperhatik
penggunaan an penjelasan
Berda bergantian. metode materi yang
sarkan tabel Pelaksanaan kooperatif diberikan
di atas pembelajaran tipe Jigsaw dosen, dan
penerapan saat diskusi, memberika aktif dalam
metode mahasiswa n dampak berdiskusi
pembelajaran kepada kelompok.
kooperatif menguasai mahasiswa Penin
tipe Jigsaw materi, aktif menjadi gkatan
juga mampu dalam diskusi, lebih kualitas hasil
meningkatkan dan mampu antusias pembelajaran
keaktifan, berbicara dan keterampilan
kerjasama, menyampaikan berminat berbicara
dan hasil materi kepada dalam dengan
belajar teman satu mengikuti metode
mahasiswa kelompok atau pembelajara Jigsaw
dalam proses kelompok n berbicara. berdasarkan
pembelajaran lainnya. Bentuk hasil
keterampilan Penggunaan antusiasme pelaksanaan
berbicara. Hal metode dan minat tindakan
ini kooperatif tipe tersebut siklus I,
dikarenakan Jigsaw dapat terlihat dari
dalam metode meningkatkan II, III dapat tindakan-
kooperatif keaktifan dikatakan tindakan siklus I,
tipe Jigsaw mahasiswa terjadi II, III tersebut
semua peningkatan dosen telah
mahasiswa kualitas berhasil
mempunyai pembelajaran melaksanakan
peran untuk keterampilan pembela
berbicara berbicara. keterampilan
secara Berdasarkan berbicara
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN | 263
METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MAHASISWA PBSI TINGKAT I-B
IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Agus Darmuki1, Ahmad Hariyadi2
menggunakan b dan apersepsi; (b) mahasiswa.
metode mahasiswa Keaktifan Dosen
Jigsaw menjadi lebih mahasiswa melakukan
mampu fokus dalam dalam apersepsi
mengembang proses pembelajaran melalui
kan secara pembelajaran merupakan hal skemata
optimal telah terbukti. pokok dalam terkait dengan
keterampilan Sesuai proses topik penting
mahasiswa pendapat pembelajaran. sebelum
dan Slavin (2010: Apersep penyampaian
meningkatka 256) si menjadi materi
n kualitas pembelajaran langkah awal pelajaran.
proses, Jigsaw sangat dalam Dosen pada
keaktifan dan baik untuk pembelajaran apersepsi ini
hasil menambahkan yang harus
selalu
pembelajaran. tanggung jawab dilakukan
mengawali
Berda individual dosen untuk
dengan
sarkan kepada diskusi mengaktifkan
pertanyaan
pengamatan kelompok, sesuai topik
peneliti (tabel karena pelajaran
2), maka sebelumnya yang akan
dapat tidak diberi dipelajari saat
dikatakan tahu siapa akan itu.
bahwa mewakili Mahasiswa
tindakan kelompok dalam
dosen cukup (ahli) dalam memberikan
berhasil mengemukakan respon
dalam jawaban terhadap
meningkatkan sehingga setiap apersepsi
keaktifan mahasiswa yang
mahasiswa. menjadi lebih dilakukan
Penggunaan fokus dan aktif. dosen selalu
metode Peningkatan mengalami
kooperatif segi keaktifan peningkatan
tipe Jigsaw mahasiswa ini dari siklus I
memiliki dapat dilihat ke siklus II
peranan dari indikator dan siklus III.
penting berikut: (a) Fokus
dalam Meningkatnya dan perhatian
meningkatkan respon mahasiswa dalam
keaktifan, mahasiswa proses
tanggungjawa selama pembelajaran
264 | urnal Kredo
Vol. 2 No. 2 April 2019
merupaka pembelajara menggunak telah tercipta
n hal yang n sehingga an suasana
sangat mereka kooperatif pembelajaran
penting. termotivasi tipe Jigsaw yang
Dosen untuk juga telah menyenangka
untuk mengikuti membuktik n bagi
menumbu pembelajara an bahwa mahasiswa
hkan n berbicara (Kagan, 2009: mahasiswa
perhatian dengan cara 63; Attle & diharapkan lebih
tersebut, yang Baker, 2007). memiliki rasa
harus menyenang Dalam hal ini, tanggung jawab
memotiva kan. Dalam mahasiswa terhadap
si penelitian merasa pembelajarannya
mahasisw ini, dosen mendapatkan sendiri dan juga
a dengan menggunak suasana yang orang lain.
menerapk an metode baik dalam Begitu pula
an cara- kooperatif penggunaan Kagan (2009)
cara baru tipe Jigsaw metode menyatakan
yang hasilnya pembelajaran bahwa metode
digunakan mahasiswa yang baru dari pembelajaran
dalam lebih fokus dosen. kooperatif tipe
proses belajarnya. Penggu Jigsaw bertumpu
pembelaja Perhatian naanmetode pada kerja
ran. mahasiswa kooperatif kelompok kecil,
Seperti dalam dapat berlawanan
yang proses meningkatkan dengan
disampaik pembelajara keaktifan pembelajaran
an n mahasiswa klasikal (satu
Darmuki keterampila dalam kegiatan kelas penuh).
dkk, n berbicara berdiskusi. Dengan demikian
(2017: meningkat Diskusi dalam mahasiswa
79) Dosen setelah pembelajaran dituntut bekerja
dalam tindakan berbicara yang sama dalam
pembelaja tersebut dilakukan diskusi dan saling
ran dilakukan. mahasiswa membantu satu
berbicara Meningkatn bertujuan agar sama lain.
ya mahasiswa Keberania
agar perhatian bekerja sama nmahasiswa
menumbu mahasiswa dengan menyampaikan
hkan terhadap temannya. ide dan informasi
perhatian pembelajara Melalui kerja materi saat
terhadap n berbicara sama, pembelajaran
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN | 265
METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MAHASISWA PBSI TINGKAT I-B
IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Agus Darmuki1, Ahmad Hariyadi2
berbicara komunikasi dengan Kaur, 2017).
harus sering lisan kegiatan
dilatih terus- (Alibakhshi komunikatif SIMPULAN
menerus. dan Padiz, dinilai lebih
Salah satunya 2011: 141). menyenang Simpu
dengan cara Menurut kan lan penelitian
mahasiswa Bygate daripada ini
harus berani (2000: 11), yang tidak menunjukkan
berbicara komunikasi komunikatif bahwa
menyampaika adalah (Green, penerapan
n serangkaian 1993: 2; metode
pendapatnya perbuatan Hughes, kooperatif
di depan komunikasi 2003: 14). tipe Jigsaw
teman- yang Secara dapat
temannya. dipergunak umum hasil meningkatkan
Berbicara an secara penelitian keaktifan
merupakan sistematis ini mahasiswa,
salah satu untuk menunjukk proses dan
bagian dari menyelesai an bahwa hasil
komunikasi, kan atau penggunaan pembelajaran
dimana mencapai metode keterampilan
berbicara maksud- kooperatif berbicara
merupakan maksud tipe Jigsaw pada
bentuk tertentu. mampu mahasiswa
kegiatan Dengan meningkatk tingkat I-B
demikian, an kualitas (gasal) Prodi
mahasiswa proses dan Pendidikan
dituntut hasil Bahasa dan
mampu pembelajara Sastra
berbicara/ n Indonesia
menyampai keterampila IKIP PGRI
kan sebuah n berbicara Bojonegoro
informasi/m (Thuy, Tahun
ateri agar 2005; Tran, Akademik
dapat 2014; 2018/2019.
dipahami
orang lain. DAFTAR PUSTAKA
Pembelajar
an Alibakhshi dan Padiz. 2011. “The
berbicara Effect of Teaching Strategic
yang Competence on Speaking
dilakukan Performance of ELS Learners”.

266 | urnal Kredo


Vol. 2 No. 2 April 2019
Journal of Langguage
Teaching and Research. Vol.
2 (4) pp. 941-947.

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN | 267


METODE KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA MAHASISWA PBSI TINGKAT I-B
IKIP PGRI BOJONEGORO TAHUN AKADEMIK 2018/2019
Agus Darmuki1, Ahmad Hariyadi2
Attle, S., & Baker, B. 2007. Cooperative learning a Comparative environment:
Classroom applications. International Journal and Learning in Higher
Education. Vol. 19 No. 1, pp.77-83.

Bahrani, Tahir dan Rahmatollah Soltani. 2008. “How to Teach Speaking Skill?”.
ELT Journaleltj Oxfordjournals. Org, Vol 62, Iss 2, Pp 131-138.

Bygate, Martin. 2000. Speaking. Oxford: Oxford University Press.

Darmuki, A., Andayani, Joko Nurkamto, Kundharu Saddhono. 2017. Evaluating


Information-Processing-Based Learning Cooperative Model on Speaking Skill
Course. Journal of Language Teaching and Reasearch. 8(1), 44-51.

Darmuki, A., Andayani, Joko Nurkamto, Kundharu Saddhono. 2017. Cooperative,


Synectics, and CTL Learning. Proceeding International Conference on
Intellectuals’Global Responsibility (ASSEHR). Vol. 125, 75-79.

Darmuki, A., Andayani, Joko Nurkamto, Kundharu Saddhono. 2018. The


Development and Evaluation of Speaking Learning Model by Cooperative
Approach. International Journal of Instruction. 11(2), 115-128.

Gilles, Robyn dan Boyle, Michael. 2010. “Teacher reflections on Cooperative


Learning: Issues of Implementation”. Teaching and Teacher Education. Vol.
26 pp. 933-940.

Hughes, Arthur. 2003. Testing for Language Teacher. Second Edition. Cambridge
University Press.

Joice, B., MarshaWeil, dan Emily Calhoun. 2011. Model of Teaching. Eight
Edition. USA: Pearson Education, Inc.

Kayi, H. 2006. Teaching Speaking Activities to Promote Speaking in a Second


Language. The Internet TESL Journal. 7 (11).

Klimoviene, Giedre. 2006. “Using Cooperative Learning to Develop Language


Competence and Social Skill”. Studies About Languages. Vol 8 Pp 77-83.

Lavasani, M. G., Afzali, L., & Afzali, F. 2011. Cooperative Learning and Social
Skills. Cypriot Journal of Educational Science. Vol.4.No 10. Pp. 186-193.
Liao, Guoqiang. 2009. “Educational Technology & Society, Improvement of
Speking Ability Through Interralated Skills”.Journal of Langguage Teaching
and Research. Vol. 1 (3) pp 643.658

Lie, Anita. 2008. Kooperatif Learning. Jakarta: PT Gramedia.

Lie, Anita. 2005. Cooprative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di


Ruang-Ruang Kelas. Jakarta: Grasindo.

Lourdunathan, Josephine dan Sujatha Menon. 2011. “Developing Speaking Skill


Through Interaction”. The English Teacher Journal.University Teknologi
MARA. Vol. 34. Pp 1-18.

Morgan, Bobette. 2012. “Teaching Cooperative Learning with Childrens


Literature”. National Forum of Teacher Educational Journal. Vol. 22(3) pp.
234-246.

Murdoch, K. & Wilson, J. 2004. How to Succeed with Cooperative Learning.


Australia: Curriculum Corporation.

Ning, H. 2010. Adapting Cooperative in Tertiary ELT. ELT Journal. 65(1). 60-70.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa
Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE.

Pan, Lili. 2010. “International Students in English-Speaking Universities: A Study


of Public Speaking in Korean Educational Chinese Students”. Journal of
Langguage Teaching and Research. Vol. 1 (6) pp 922-925.

Pandey dan Kishore. 2010. Effect of Cooperative Learning on Cognitive


Achievemet in Science. Journal of Science and Mathematics Education in
Asia.Vol. 26. No. 252.

Pandya Shefali. 2010. Interactive Effect of Cooperative Learning Model and


Learning Goals of Students on Academic Achievement of Student in
Mathematics. Mevlana International Journal of Education. Vol. 1(2) pp. 27-
34.

Parveen dan Batool. 2012. Effect of Cooperative Learning on Achievement of


Students in General Science at Secondary Level. International Education
Studies. Vol. 5, No. 2.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning Teori, Riset dan Praktik. Bandung:
Nusa Media.

Susan, R. 2009. The Jigsaw Classroom. Connecting Education and Careers.


84(4) pp. 8-19.

Suwantarathip, O., & Woolfolk, S. 2010. The Impact of Cooperative Learning on


Anxiety and Proficiency in an EFL Class. Journal of College Teaching and
Learning. 7(11). 51-58.

Syaodih, Nana. 2007. Pengembangan Model Pembelajaran Kooperatif untuk


Meningkatkan Keterampilan Sosial. Jurnal Pendidikan. Vol. 39. No. 2. Pp.
129-140.

Talebi, Ferina. 2012. “The Impact of Cooperative Learning on Oral Proficiency”.


Mediterranean Journal of Social Sciences. Vol 3. Iss 3. Pp.75-79.

Thornbury, Scott. 2001. How to Teach Speaking. Tanpa Kota: Longman.

Thuy, Le Thi Bich. 2005. “An Action Research on the Application of cooperative
Learning to Teaching Speaking”. TESOL. Journal, Vol 1, pp. 332-349.

Thuy, Nguyen Thi Thu. 2012. Effectiveness of Jigsaw, Think Pair Share and
Numbered Head Together on Student Oral Participation in Speaking Lessons.
Mediterranean Journal of Social Sciences. Vol 3. Iss 3. Pp. 120-132.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovativ Berorientasi Konstruktivistik.


Jakarta: Prestasi Pustaka.

Wood, Denise dan Chen, Kuan-Chou. 2010. Evaluating Tenchniques for


Cooperative Learning. International Journal of Management dan Information
Systems-First Quarter. Vol.14.No.1.

Young, Showing and Shyh-Jane Li. 2010. An Action Research on System


Dynamics Course Through Cooperative Learning. Action Research. Vol. 7. Pp.
170-184.

Anda mungkin juga menyukai