Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ILMU ALAMIAH DASAR


METODE ILMIAH DAN PERKEMBANGAN
ILMU PENGETAHUAN ALAM
DOSEN PENGAMPU
ALDINO, M.Pd

Oleh :

1. M. FATUR RIZKI PRATAMA (211014288203011)


2. NADIA HAWALINDA HARAHAP (211014288203015)
3. PARMA LESTARIAH (211014288203030)
4. TIARA MONICA (211042882203021)
5. TRI JUMIATI (211014288203002)
6. WANDA FITRI MULIA (211014288203021)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
2020/202
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani
sehingga kita masih tetap bisa menikmati indahnya alam ciptaan-Nya. Sholawat dan salam
semoga senantiasa tercurahkan kepada teladan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran agama yang sempurna dan menjadi
rahmat bagi seluruh alam.
Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Metode Ilmiah dan Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam” ini sesuai dengan waktu yang
penulis rencanakan. Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam
penyajian data dalam makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pembaca demi
kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini berguna dan dapat menambah pengetahuan
pembaca. Demikian makalah ini kami susun, apabila ada kata-kata yang kurang berkenan dan
banyak terdapat kekurangan, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Muara Bungo, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..…4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..…...7
2.1 Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan………………………………………………….…...7
2.2 Metode Ilmiah dan Langkah-langkahnya…………………………………….….……8
2.3 Lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam……………………………………………….…....9
2.4 IPA Klasik dan IPA Modern……………………………………………………..……9
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………...12
2.5 Kesimpulan………………………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………....13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan rahasia dan
gejala alam, meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses,
mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi. Ilmu ini terus berkembang sejalan
dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu, terutama tentang benda yang ada di sekelilingnya,
seperti alam jagad raya beserta isinya bahkan dirinya sendiri. Rasa ingin tahu tersebut
mendorong manusia untuk dapat memahami dan menjelaskan gejala alam baik secara
makroskopik maupun mikroskopik.
Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan terus
berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu
pengetahuan alam (IPA). Dengan akal yang dimilikinya, semua pengetahuan dapat diturunkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang didapat dapat disimpan dan di ajarkan
kepada generasi berikutnya, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka
informasi tentang pengetahuan ini terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi
berikutnya.
Perkembangan pengetahuan lebih diperlancar lagi dengan adanya tukar menukar informasi
mengenai pengetahuan dan pengalaman manusia yang satu dengan yang lain sehingga akumulasi
pengetahuan berlangsung cepat. Metode Ilmiah Sebagai Dasar Ilmu Pengetahuan Alam
pengertian metode ilmiah, Metode ilmiah dapat diartikan sebagai suatu langkah atau cara yang
digunakan dalam penelitian untuk menemukan jawaban dan menemukan masalah yang
dilakukan oleh seorang peneliti.
Dalam pencarian ilmu pengetahuan secara ilmiah, data atau fakta yang ada harus diverifikasi
terlebih dahulu sebelum menerima kebenarannya. Dengan cara ini pengetahuan atau fakta dapat
diperbaiki bila ada kesalahan atau adanya penemuan baru yang dapat mengkoreksi pengetahuan
sebelumnya. Ilmu pengetahuan pada mulanya berkembang sangat lambat sampai abad
pertengahan (abad 15-16).
Pengembangan tersebut sedikti lebih pesat terutama setelah Copernicus yang kemudian
diperkuat oleh Galileo berdasarkan penemuannya mengubah konsep geosentris menjadi
heliosentris dan seklaigus mengubah kepercayaan penguasa dan agama pada saat ini. Penemuan
ini sangat dimungkinkan karena berkembangnya alat bantu penelitian (teropong bintang) yang
lebih baik. Periode ini dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern yang
menetapkan suatu kebenaran berdasarkan induksi atau eksperimen.
Perubahan konsep ilmu yang radikal ini juga mempengaruhi cara berpikir dan sekaligus
memacu perkembangan ilmu sampai terjadinya revolusi industri pada abad ke-19. Sampai
mendekati abad pertengahan, perkembangan ilmu pengetahuan belum begitu luas dan dalam
sehingga seseorang yang mempunyai cara berpikir tajam dan kritis akan sangat mungkin dapat
menguasai beberapa cabang ilmu sekaligus.
Sebagai contoh adalah ahli pikir Yunani, Pythagoras (+ 500 SM) dikenal sebagai seorang
astronom dan juga ahli matematika dan transmutasi unsur (dasar dari kimia). Copernicus (1473-
1543 M) dikenal sebagai ahli astronomi, matematika dan pengobatan. Setelah itu perkembangan
ilmu yang relatif pesat dan mendalam sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang menguasai
berbagai bidang ilmu dengan mendalam.
Perkembangan IPA sangat pesat terjadi setelah diperkenalkannya konsep fisika kuantum dan
relativtas pada awal abad ke-20. Konsep modern ini mempengaruhi konsep IPA keseluruhan
sehingga dalam beberapa hal perlu dilakukan revisi dan penyesuaian konsepsi ilmu pengetahuan
ke arah pemikiran modern. Dengan demikian terdapat dua konsep IPA, yaitu IPA klasik yang
telaahannya bersifat makroskopik, dan IPA modern yang bersifat mikroskopik. Secara umum,
pengertian IPA bukan hanya ditinjau dari satu disiplin ilmu saja, namun IPA dapat dirinci lebih
lanjut mengenai berbagai disiplin ilmu
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengertian metode ilmiah
2. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan alam
3. Mengetahui syarat ilmu pengetahuan alam
4. Mengetahui langkah-langkah metode ilmiah
5. Mengetahui pengertian ipa klasik dan ipa modern

.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan dan informasi yang telah dikaji manusia
dalam berbagai bidang. Suatu pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat untuk menjadi ilmu
pengetahuan. Poedjawijatna dalam buku Tahu dan Pengetahuan (2004) menerangkan bahwa
syarat-syarat sebagai ilmu pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat yaitu obyektivitas,
metodologis, sistematis, dan universal. Berikut penjelasannya:
a. Ilmu pengetahuan harus obyektif
Ilmu pengetahuan harus memiliki obyek kajian yang tampak dari luar maupun dalam,
baik merupakan obyek material maupun obyek formal. Pengkajian ilmu pengatahuan juga harus
dilakukan dengan obyektif. Dilansir dari Stanford Encyclopedia of Philosophy, obyektivitas
ilmiah adalah pengungkapan gagasan ilmiah yang tidak dipengaruhi oleh perspektif tertantu baik
untuk kepentingan komunitas maupun kepentingan pribadi. Obyek ilmu pengetahuan harus
dikaji sebenar-benarnya sesuai dengan fakta yang berlaku tanpa adanya pendapat pribadi dari
subyek yang mengkaji obyek tersebut.
b. Ilmu pengetahuan memiliki metode Ilmu pengetahuan memiliki
Metode ilmiah dalam pengkajian obyeknya. Dilansir dari Nature, metode ilmiah adalah
suatu proses pengamatan yang mengarah pada suatu penjelasan hipotesis yang kemudian diuji
berulang-ulang untuk mencari kemungkinan penjelasan lainnya. Metode ilmiah membuat cara
atau jalan bagaimana untuk mengkaji suatu obyek. Sehingga metode ilmiah adalah suatu
kerangka penelitian dalam mencari kebenaran dan juga meminimalisasi kesalahan dalam
pengkajian obyek ilmu pengetahuan.
c. Ilmu pengetahuan tersusun secara sistematis Ilmu pengetahuan juga harus tersusun
secara sistematis.
Artinya berbagai pengetahuan dan informasi dalam suatu ilmu pengetahuan harus disusun
dengan teratur, saling tergantung satu-sama lain, rasional, juga logis. Di mana kebenaran suatu
pengetahuan dapat diuji dengan fakta dari pengetahuan yang lain. Ilmu pengetahuan tidak acak-
acakan, namun memiliki alur sistematis yang rasional sesuai dengan fakta-fakta yang terkumpu.
d. Ilmu pengetahuan bersifat universal
Hartono Kasmadi dan kawan-kawan dalam buku Filsafat Ilmu (1990) menyebutkan
bahwa ilmu bersifat universal artinya kebenaran yang diungkapkan ilmu tidak mengenai sesuatu
yang bersifat khusus, melainkan kebenaran tersebut berlaku umum. Misalnya ilmu fisika di
Indonesia akan sama dengan ilmu fisika yang berlaku di seluruh dunia. Artinya kebenaran dalam
ilmu fisika berlaku secara umum bagi siapa pun dan di mana pun. Misalkan nilai akar empat di
Indonesia sama dengan nilai akar empat di Afrika, artinya ilmu bersifat universal.
2.2 Metode Ilmiah dan Langkah-langkahnya
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur atau cara pemecahan masalah dengan
menggunakan langkah-langkah yang telah tersusun secara sistematis. Langkah-Langkah Metode
Ilmiah ada 10 tahap dalam metode ilmiah, selengkapnya bisa kamu cek di bawah ini:
1. Identifikasi Masalah
Metode ilmiah dimulai dari mengidentifikasi masalah. Caranya, dengan mengamati
lingkungan di sekitar, atau juga bisa mengidentifikasi masalah melalui artikel maupun buku-
buku yang yang sering dibaca. Oleh karena itu, identifikasi masalah sangat penting sebelum
kamu melakukan penelitian.
2. Merumuskan Masalah
Saat kamu sudah mengidentifikasi masalah, selanjutnya adalah merumuskan masalah.
Rumusan masalah itu erat kaitannya sama tujuan yang ingin kamu capai dalam suatu penelitian.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat merumuskan masalah: Perumusan masalah berupa
kalimat pertanyaan yang ingin kamu jawab dalam penelitian. Rumusan masalah yang dibuat
harus dapat diuji (observasi) untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kalimat pertanyaan harus
jelas dan mudah dimengerti.
3. Mengkaji Literatur (Menyusun Teori Dasar)
Setelah memiliki rumusan masalah, selanjutnya harus menyusun dasar teori untuk
penelitian.Caranya bisa dengan mengkaji berbagai literatur, seperti membaca buku, menganalisis
penelitian terdahulu, atau membaca artikel/jurnal ilmiah tentang topik yang kamu teliti.
4. Membuat Hipotesis
Selanjutnya kamu bisa membuat hipotesis yaitu dugaan sementara atas rumusan masalah
penelitian. Hipotesis ini harus berdasarkan dasar teori yang sudah dipilih dan bersifat objektif
(terukur).
5. Menentukan Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan faktor yang menentukan validitas (kebenaran) hasil
penelitian yang dilakukan. Ada tiga jenis variabel, yaitu variabel terikat, variabel bebas, dan
variabel control.
6. Menetapkan Prosedur Kerja
Prosedur kerja merupakan langkah-langkah kerja yang terperinci dan runtut. Urutan
langkah kerja ini dibuat ringkas namun dapat menggambarkan secara tepat pekerjaan yang harus
dilakukan. Data tersebut akan memudahkan pelaksanaannya, langkah kerja sebaiknya dibuat
dalam bentuk diagram alir.
7. Menguji Hipotesis (Melakukan Eksperimen, Observasi, atau Survei)
Lalu, bagaimana kita mengetahui apakah hipotesis yang sudah kamu buat sudah benar
atau belum benar? Caranya dengan menguji hipotesis tersebut. Misalnya, melakukan eksperimen
di dalam laboratorium, observasi langsung, atau melakukan survei. Atau juga bisa menyiapkan
tabel data pengamatan sebelum melakukan eskperimen agar memudahkan untuk mencatat.
8. Mengolah dan Menganalisis Data
Data-data yang telah diperoleh dari uji hipotesis, dicatat dan diolah ke dalam bentuk
tabel, grafik atau diagram, sehingga mudah untuk dianalisis. Dalam mengolah dan menganalisis
data ini, selanjutnya harus menghubungkannya dengan dasar teori yang sudah dijadikan rujukan.
9. Membuat Kesimpulan
Hasil analisis data menghasilkan suatu pola atau kecenderungan. Pola ini dapat dijadikan
landasan untuk menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan adalah suatu pernyataan yang
merangkum apa yang sudah dilakukan dalam kegiatan penelitian. Dalam menyusun suatu
kesimpulan, dan harus memutuskan apakah data yang dikumpulkan mendukung hipotesis atau
tidak. Selain itu, kalian juga harus mengulang suatu penelitian beberapa kali sebelum dapat
menarik suatu kesimpulan.
10. Mempublikasikan Hasil Penelitian
Setelah menyimpulkan hasil penelitian, baru bisa mempublikasikan apa yang sudah
temukan dalam bentuk tulisan berupa laporan ilmiah dan dipublikasikan dalam bentuk lisan
berupa presentasi dalam forum-forum ilmiah.

2.3 Lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam


Mula-mula manusia masih percaya pada mitos yang sekarang hanya dinilai sebagai
pengetahuan semu (pseudo science). Karena mitos kemudian dianggap tidak memuaskan, maka
dicarilah pure science. Objek utama yang dipikirkan manusia adalah alam, sehingga lahirlah
pengetahuan alam.Awal dari IPA dimulai pada saat manusia memperhatikan gajala-gejala alam,
mencatatnya, kemudian mempelajarinya.
Pengetahuan yang di peroleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala
alam yang ada. Kemudian, semakin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil
pemikirannya. Dengan peningkatan daya pikirnya, manusia akhirnya dapat melakukan
eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Setelah manusia
mampu memadukan kemampuan penalaran dan eksperimen, maka lahirlah ilmu pengetahuan
alam sebagai ilmu yang mantap.

2.4 IPA Klasik dan IPA Modern


Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama sekali bukan berkaitan dengan
waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi, yaitu
cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan pengalaman,
kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat mikroskopik, muncul
berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan yang dikaitkan
dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
1. IPA Klasik
Dapat diartikan bahwa yang klasik umumnya bersifat tradisional berdasarkan
pengalaman, kebiasaan, atau naluri semata. Meskipun ada kreasi, namun merupakan tiruan dari
keadaan alam sekitar. Pakar fisika membedakan antara Fisika Klasik dan Fisika Modern. Fisika
Klasik atau fisika terbatas mempelajari komponen materi dan interaksi antara komponen dengan
perkembangan pengamatan.
a. Dinikmati langsung gerakan benda dalam mekanika.
b. Penglihatan dengan teori cahaya
c. Pendengaran dengan suara.
d. Indera rasa termodinamika.
e. Listrik magnet.
Dari sisi berkembangan pengetahuan tentang penjumlahan vektor yang dipakai dalam
computed tomografi (CT) atau penampang lintang tubuh dengan sinar X,m magnetic resonance
imaging (MRI) untuk deteksi tumor. Di samping itu, juga teori momentum linear (p= mv) yang
selanjutnya dikembangkan dalam sistem terisolasi, muncul hukum kekekalan momentum
maupun kekekalan energi. Listrik maupun magnet ditemukan dan berkembang dengan adanya
potensial dan energi potensial serta gaya energi listrik induksi.
IPA klasik secara umum, sebagai contoh digambarkan pembuatan ragi tempe dan juga
ragi tapis; meskipun hanya berdasarkan pengalaman petani, namun tanpa disadari petani tersebut
telah berkecimpung dalam bidang mikrobiologi, mikologi, dan tentu saja tidak lepas dari ilmu
fisika yang mendasarinya. Contoh lain, pembuatan gula kelapa merupakan proses fisika
bersama-sama kimia yang telah tinggi tingkatannya, juga pembuatan terasi, ikan asin, rendang,
dan telor asin adalah merupakan karya IPA klasik.
Petani pembuat / pengrajin sama sekali tidak mengetahui proses yang terjadi dalam
mewujudkan karyanya. Demikian pula segala kegiatan yang merupakan larangan berdasarkan
kepercayaan. Dengan kata lain, dianggap tabu atau pamali atau angker adalah merupakan usaha
untuk mempertahankan keseimbangan lingkungan, sebagai contoh tokek tidak boleh dibunuh,
ikan di suatu tempat angker tidak boleh dimakan. Mereka tidak melakukan penelitian dan
pengujian, namun hanya berdasarkan pengalaman dari nenek moyangnya.
2. IPA modern
IPA modern muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan
pembaharuan yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada. Proses canning,
pengalengan ikan, buah-buahan, dan berbagai kegiatan yang berkaitan dengan fisika, biologi,
kimia, biokimia, dan sebagainya merupakan hasil perkembangan IPA yang telah dinikmati oleh
manusia.
Fisika modern merintis dimulainya IPA modern yang dikaitkan dengan diketemukannya
teori relativitas dan kuantum yang menggambarkan sifat atom, inti, dan partikel lain molekul zat
padat. Sebagai contoh, teknologi nuklir merupakan teknologi modern yang dapat dimanfaatkan
dalam bidang kedokteran, trasnportasi, angkatan bersenjata, dan berbagai penelitian yang
berkaitan dengan disiplin ilmu yang lain.
IPA modern diperoleh atas dasar penelitian dengan menggunakan metode ilmiah disertai
pengujian berulang kalo sehingga diperoleh ilmu yang mantap, baik untuk terapan atau ilmu
murni. Banyak contoh kegiatan IPA modern, seperti pemanfaatan energi matahari untuk kegiatan
yang berkaitan dengan listrik untuk transportasi, industri, rumah tangga adalah pemanfaatan
foron untuk menimbulkan aliran muatan listrik (elektron) karena perbedaan panas, sehingga
terbentuklah sel pembangkit listrik.
Tungku sinar matahari telah banyak digunakan yang hanya berprinsip pada titik fokus
lensa cekung. Dengan energi panas bumi dapat diperoleh tenaga listrik. Dalam kaitannya dengan
alam lingkungan, untuk menciptakan suasana bersih timbul pemikiran pemanfaatan sampah sisa
organisme, seperti jerami, sisa tanam-tanaman lain, dan kotoran hewan diproses dengan bantuan
bakteri dalam kondisi tertentu sehingga menghasilkan gas-gas yang ternyata dapat dimanfaatkan
sebagai pengganti bahan bakar. Proses di atas sering disebut sebagai energi biogas.
Dengan demikian penggolongan IPA klasik dan IPA modern sama sekali bukan berkaitan
dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih mengacu kepada konsepsi
yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu fenomena alam.
Perkembangan ilmu yang sangat besar akhir-akhir ini sangat ditunjang oleh perkembangan ilmu
maupun perangkat computer yang semakin cepat dan canggih.Pengembangan ilmu yang terus
menerus dan begitu cepatnya, terutama mulai awal abad ke-20 menyebabkan klasifikasi ilmu
berkembang ke arah disiplin ilmu yang lebih spesifik.
Sebagai contoh dalam displin ilmu kimia maka telah terjadi pemfokusan menjadi
berbagai sub-disiplin ilmu kimia antara lain : kimia teoritis, kimia analisis, kimia anorganik,
biokimia, kimia fisik, kimia organik. Selanjutnya contoh adalah dalam sub-disiplin kimia organik
maka terdapat antara lain fokus kearah kimia organik sintesis dan kimia bahan alam. Kimia
bahan alampun dapat terbagi lagi berdasarkan kelompok senyawa kimianya. Berdasarkan
pengembangan fokus ilmu tersebut menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan berkembang dengan
pesatnya sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang dapat menguasai ilmu dengan sempurna.
Untuk dapat menguasai ilmunya dengan baik, maka pada akhirnya seorang ahli akan
lebih memfokuskan atau menspesialisasikan dirinya dalam salah satu fokus disiplin ilmu
tertentu. Dalam hal lain, perkembangan ilmu tidak hanya ke arah fokus disiplin ilmu saja. Tetapi
banyak ilmu baru yang tidak bisa dibahas berdasarkan satu disiplin ilmu saja. Ilmu semacam ini
disebut sebagai multidisiplin ilmu. Contoh ilmu multidisiplin yang paling popular adalah ilmu
lingkungan . Pembahasan ilmu lingkungan dapat dilihat dari disiplin ilmu social maupun IPA.
Pendekatan IPA pun dapat dilihat dari berbagai disiplin ilmu seperti kimia (kimia
lingkungan), fisika (fisika lingkungan), biologi (ekologi, biodiversivitas), hidrologi (pencemaran
air), geografi (pencemaran udara, perubahan iklim), pertanian dan banyak lainnya.
Perkembangan multidisiplin IPA pun cukup banyak dan beberapa ilmu multidisiplin saat ini
berkembang dengan sangat pesat, sebagai contoh adalah bioteknologi, rekayasa genetika,
informatika/computer dan ilmu material. Perkembangan tersebut sangat mempengaruhi pola
pandang dan kehidupan sosial manusia saat ini.
BAB III
PENUTUP
2..5 Kesimpulan
Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan dan informasi yang telah dikaji
manusia dalam berbagai bidang. Suatu pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat untuk
menjadi ilmu pengetahuan. syarat-syarat yaitu obyektivitas, metodologis, sistematis, dan
universal. Metode ilmiah merupakan suatu prosedur atau cara pemecahan masalah dengan
menggunakan langkah-langkah yang telah tersusun secara sistematis.
Langkah-Langkah Metode Ilmiah ada 10 tahap dalam metode ilmiah yaitu, Identifikasi
Masalah Metode ilmiah, merumuskan Masalah, mengkaji Literatur (Menyusun Teori Dasar),
membuat Hipotesis, menentukan Variabel Penelitian, menetapkan Prosedur Kerja ,menguji
Hipotesis (Melakukan Eksperimen, Observasi, atau Survei) ,mengolah dan menganalisis
Data ,membuat Kesimpulan, mempublikasikan Hasil Penelitian.
Pengetahuan yang di peroleh mula-mula terbatas pada hasil pengamatan terhadap gejala
alam yang ada. Kemudian, semakin bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil
pemikirannya. Dengan peningkatan daya pikirnya, manusia akhirnya dapat melakukan
eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu pengetahuan. Setelah manusia
mampu memadukan kemampuan penalaran dan eksperimen, maka lahirlah ilmu pengetahuan
alam sebagai ilmu yang mantap.
IPA Klasik dan IPA Modern Penggolongan IPA menjadi “klasik” dan “modern” sama
sekali bukan berkaitan dengan waktu maupun klasifikasi bidang ilmu. Penggolongan ini lebih
mengacu kepada konsepsi, yaitu cara berpikir, cara memandang, dan cara menganalisis suatu
fenomena alam. IPA klasik yang telaahannya mengikuti kaidah ilmu tradisional berdasarkan
pengalaman, kebiasaan, dan bersifat makroskopik. Sedangkan IPA modern yang bersifat
mikroskopik, muncul berdasarkan penelitian maupun pengujian dan telah diadakan pembaharuan
yang dikaitkan dengan berbagai disiplin ilmu yang ada.
DAFTAR PUSTAKA

https://sites.google.com/site/blogilmupengetahuan/artikelpengetahuan/metodeilmiah

sebagaidasarilmupengetahuanalam

https://www.studocu.com/id/document/universitas-mulawarman/ilmu-alamiah-dasar/metode-
ilmiah-sebagai-dasar-ipa/33741471

https://bukankamenrider.wordpress.com/2013/08/23/perkembangan-ilmu-pengetahuan-alam/

https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/08/143500569/syarat-syarat-sebagai-ilmu-
pengetahuan?page=all

https://www.ruangguru.com/blog/konsep-metode-ilmiah-pengertian-dan-langkah-langkah

http://jejooo.blogspot.com/2011/03/lahirnya-ilmu-pengetahuan-alam.html

http://kumpulanmakalah4.blogspot.com/2016/11/makalah-tentang-metode-ilmiah-sebagai.html

Anda mungkin juga menyukai