Oleh :
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..…4
1.1 Latar Belakang...............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………………..…...7
2.1 Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan………………………………………………….…...7
2.2 Metode Ilmiah dan Langkah-langkahnya…………………………………….….……8
2.3 Lahirnya Ilmu Pengetahuan Alam……………………………………………….…....9
2.4 IPA Klasik dan IPA Modern……………………………………………………..……9
BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………...12
2.5 Kesimpulan………………………………………………………………………….12
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………....13
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ilmu pengetahuan alam adalah ilmu yang mempelajari tentang pengungkapan rahasia dan
gejala alam, meliputi: asal mula alam semesta dengan segala isinya, termasuk proses,
mekanisme, sifat benda maupun peristiwa yang terjadi. Ilmu ini terus berkembang sejalan
dengan sifat manusia yang selalu ingin tahu, terutama tentang benda yang ada di sekelilingnya,
seperti alam jagad raya beserta isinya bahkan dirinya sendiri. Rasa ingin tahu tersebut
mendorong manusia untuk dapat memahami dan menjelaskan gejala alam baik secara
makroskopik maupun mikroskopik.
Adanya kemampuan berpikir pada manusia tersebut yang menyebabkan terus
berkembangnya rasa ingin tahu tentang segala yang ada di alam semesta. Pengetahuan yang
diperoleh dari alam semesta ini selanjutnya merupakan dasar dari pengembangan ilmu
pengetahuan alam (IPA). Dengan akal yang dimilikinya, semua pengetahuan dapat diturunkan
dari satu generasi ke generasi berikutnya. Informasi yang didapat dapat disimpan dan di ajarkan
kepada generasi berikutnya, ditambah dengan pengetahuan yang diperoleh saat itu maka
informasi tentang pengetahuan ini terus bertambah dan berkembang dari generasi ke generasi
berikutnya.
Perkembangan pengetahuan lebih diperlancar lagi dengan adanya tukar menukar informasi
mengenai pengetahuan dan pengalaman manusia yang satu dengan yang lain sehingga akumulasi
pengetahuan berlangsung cepat. Metode Ilmiah Sebagai Dasar Ilmu Pengetahuan Alam
pengertian metode ilmiah, Metode ilmiah dapat diartikan sebagai suatu langkah atau cara yang
digunakan dalam penelitian untuk menemukan jawaban dan menemukan masalah yang
dilakukan oleh seorang peneliti.
Dalam pencarian ilmu pengetahuan secara ilmiah, data atau fakta yang ada harus diverifikasi
terlebih dahulu sebelum menerima kebenarannya. Dengan cara ini pengetahuan atau fakta dapat
diperbaiki bila ada kesalahan atau adanya penemuan baru yang dapat mengkoreksi pengetahuan
sebelumnya. Ilmu pengetahuan pada mulanya berkembang sangat lambat sampai abad
pertengahan (abad 15-16).
Pengembangan tersebut sedikti lebih pesat terutama setelah Copernicus yang kemudian
diperkuat oleh Galileo berdasarkan penemuannya mengubah konsep geosentris menjadi
heliosentris dan seklaigus mengubah kepercayaan penguasa dan agama pada saat ini. Penemuan
ini sangat dimungkinkan karena berkembangnya alat bantu penelitian (teropong bintang) yang
lebih baik. Periode ini dikenal sebagai permulaan abad ilmu pengetahuan modern yang
menetapkan suatu kebenaran berdasarkan induksi atau eksperimen.
Perubahan konsep ilmu yang radikal ini juga mempengaruhi cara berpikir dan sekaligus
memacu perkembangan ilmu sampai terjadinya revolusi industri pada abad ke-19. Sampai
mendekati abad pertengahan, perkembangan ilmu pengetahuan belum begitu luas dan dalam
sehingga seseorang yang mempunyai cara berpikir tajam dan kritis akan sangat mungkin dapat
menguasai beberapa cabang ilmu sekaligus.
Sebagai contoh adalah ahli pikir Yunani, Pythagoras (+ 500 SM) dikenal sebagai seorang
astronom dan juga ahli matematika dan transmutasi unsur (dasar dari kimia). Copernicus (1473-
1543 M) dikenal sebagai ahli astronomi, matematika dan pengobatan. Setelah itu perkembangan
ilmu yang relatif pesat dan mendalam sehingga tidak memungkinkan lagi seseorang menguasai
berbagai bidang ilmu dengan mendalam.
Perkembangan IPA sangat pesat terjadi setelah diperkenalkannya konsep fisika kuantum dan
relativtas pada awal abad ke-20. Konsep modern ini mempengaruhi konsep IPA keseluruhan
sehingga dalam beberapa hal perlu dilakukan revisi dan penyesuaian konsepsi ilmu pengetahuan
ke arah pemikiran modern. Dengan demikian terdapat dua konsep IPA, yaitu IPA klasik yang
telaahannya bersifat makroskopik, dan IPA modern yang bersifat mikroskopik. Secara umum,
pengertian IPA bukan hanya ditinjau dari satu disiplin ilmu saja, namun IPA dapat dirinci lebih
lanjut mengenai berbagai disiplin ilmu
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui pengertian metode ilmiah
2. Mengetahui perkembangan ilmu pengetahuan alam
3. Mengetahui syarat ilmu pengetahuan alam
4. Mengetahui langkah-langkah metode ilmiah
5. Mengetahui pengertian ipa klasik dan ipa modern
.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Syarat-syarat Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan adalah seperangkat pengetahuan dan informasi yang telah dikaji manusia
dalam berbagai bidang. Suatu pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat untuk menjadi ilmu
pengetahuan. Poedjawijatna dalam buku Tahu dan Pengetahuan (2004) menerangkan bahwa
syarat-syarat sebagai ilmu pengetahuan harus memenuhi syarat-syarat yaitu obyektivitas,
metodologis, sistematis, dan universal. Berikut penjelasannya:
a. Ilmu pengetahuan harus obyektif
Ilmu pengetahuan harus memiliki obyek kajian yang tampak dari luar maupun dalam,
baik merupakan obyek material maupun obyek formal. Pengkajian ilmu pengatahuan juga harus
dilakukan dengan obyektif. Dilansir dari Stanford Encyclopedia of Philosophy, obyektivitas
ilmiah adalah pengungkapan gagasan ilmiah yang tidak dipengaruhi oleh perspektif tertantu baik
untuk kepentingan komunitas maupun kepentingan pribadi. Obyek ilmu pengetahuan harus
dikaji sebenar-benarnya sesuai dengan fakta yang berlaku tanpa adanya pendapat pribadi dari
subyek yang mengkaji obyek tersebut.
b. Ilmu pengetahuan memiliki metode Ilmu pengetahuan memiliki
Metode ilmiah dalam pengkajian obyeknya. Dilansir dari Nature, metode ilmiah adalah
suatu proses pengamatan yang mengarah pada suatu penjelasan hipotesis yang kemudian diuji
berulang-ulang untuk mencari kemungkinan penjelasan lainnya. Metode ilmiah membuat cara
atau jalan bagaimana untuk mengkaji suatu obyek. Sehingga metode ilmiah adalah suatu
kerangka penelitian dalam mencari kebenaran dan juga meminimalisasi kesalahan dalam
pengkajian obyek ilmu pengetahuan.
c. Ilmu pengetahuan tersusun secara sistematis Ilmu pengetahuan juga harus tersusun
secara sistematis.
Artinya berbagai pengetahuan dan informasi dalam suatu ilmu pengetahuan harus disusun
dengan teratur, saling tergantung satu-sama lain, rasional, juga logis. Di mana kebenaran suatu
pengetahuan dapat diuji dengan fakta dari pengetahuan yang lain. Ilmu pengetahuan tidak acak-
acakan, namun memiliki alur sistematis yang rasional sesuai dengan fakta-fakta yang terkumpu.
d. Ilmu pengetahuan bersifat universal
Hartono Kasmadi dan kawan-kawan dalam buku Filsafat Ilmu (1990) menyebutkan
bahwa ilmu bersifat universal artinya kebenaran yang diungkapkan ilmu tidak mengenai sesuatu
yang bersifat khusus, melainkan kebenaran tersebut berlaku umum. Misalnya ilmu fisika di
Indonesia akan sama dengan ilmu fisika yang berlaku di seluruh dunia. Artinya kebenaran dalam
ilmu fisika berlaku secara umum bagi siapa pun dan di mana pun. Misalkan nilai akar empat di
Indonesia sama dengan nilai akar empat di Afrika, artinya ilmu bersifat universal.
2.2 Metode Ilmiah dan Langkah-langkahnya
Metode ilmiah merupakan suatu prosedur atau cara pemecahan masalah dengan
menggunakan langkah-langkah yang telah tersusun secara sistematis. Langkah-Langkah Metode
Ilmiah ada 10 tahap dalam metode ilmiah, selengkapnya bisa kamu cek di bawah ini:
1. Identifikasi Masalah
Metode ilmiah dimulai dari mengidentifikasi masalah. Caranya, dengan mengamati
lingkungan di sekitar, atau juga bisa mengidentifikasi masalah melalui artikel maupun buku-
buku yang yang sering dibaca. Oleh karena itu, identifikasi masalah sangat penting sebelum
kamu melakukan penelitian.
2. Merumuskan Masalah
Saat kamu sudah mengidentifikasi masalah, selanjutnya adalah merumuskan masalah.
Rumusan masalah itu erat kaitannya sama tujuan yang ingin kamu capai dalam suatu penelitian.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat merumuskan masalah: Perumusan masalah berupa
kalimat pertanyaan yang ingin kamu jawab dalam penelitian. Rumusan masalah yang dibuat
harus dapat diuji (observasi) untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kalimat pertanyaan harus
jelas dan mudah dimengerti.
3. Mengkaji Literatur (Menyusun Teori Dasar)
Setelah memiliki rumusan masalah, selanjutnya harus menyusun dasar teori untuk
penelitian.Caranya bisa dengan mengkaji berbagai literatur, seperti membaca buku, menganalisis
penelitian terdahulu, atau membaca artikel/jurnal ilmiah tentang topik yang kamu teliti.
4. Membuat Hipotesis
Selanjutnya kamu bisa membuat hipotesis yaitu dugaan sementara atas rumusan masalah
penelitian. Hipotesis ini harus berdasarkan dasar teori yang sudah dipilih dan bersifat objektif
(terukur).
5. Menentukan Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan faktor yang menentukan validitas (kebenaran) hasil
penelitian yang dilakukan. Ada tiga jenis variabel, yaitu variabel terikat, variabel bebas, dan
variabel control.
6. Menetapkan Prosedur Kerja
Prosedur kerja merupakan langkah-langkah kerja yang terperinci dan runtut. Urutan
langkah kerja ini dibuat ringkas namun dapat menggambarkan secara tepat pekerjaan yang harus
dilakukan. Data tersebut akan memudahkan pelaksanaannya, langkah kerja sebaiknya dibuat
dalam bentuk diagram alir.
7. Menguji Hipotesis (Melakukan Eksperimen, Observasi, atau Survei)
Lalu, bagaimana kita mengetahui apakah hipotesis yang sudah kamu buat sudah benar
atau belum benar? Caranya dengan menguji hipotesis tersebut. Misalnya, melakukan eksperimen
di dalam laboratorium, observasi langsung, atau melakukan survei. Atau juga bisa menyiapkan
tabel data pengamatan sebelum melakukan eskperimen agar memudahkan untuk mencatat.
8. Mengolah dan Menganalisis Data
Data-data yang telah diperoleh dari uji hipotesis, dicatat dan diolah ke dalam bentuk
tabel, grafik atau diagram, sehingga mudah untuk dianalisis. Dalam mengolah dan menganalisis
data ini, selanjutnya harus menghubungkannya dengan dasar teori yang sudah dijadikan rujukan.
9. Membuat Kesimpulan
Hasil analisis data menghasilkan suatu pola atau kecenderungan. Pola ini dapat dijadikan
landasan untuk menarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan adalah suatu pernyataan yang
merangkum apa yang sudah dilakukan dalam kegiatan penelitian. Dalam menyusun suatu
kesimpulan, dan harus memutuskan apakah data yang dikumpulkan mendukung hipotesis atau
tidak. Selain itu, kalian juga harus mengulang suatu penelitian beberapa kali sebelum dapat
menarik suatu kesimpulan.
10. Mempublikasikan Hasil Penelitian
Setelah menyimpulkan hasil penelitian, baru bisa mempublikasikan apa yang sudah
temukan dalam bentuk tulisan berupa laporan ilmiah dan dipublikasikan dalam bentuk lisan
berupa presentasi dalam forum-forum ilmiah.
https://sites.google.com/site/blogilmupengetahuan/artikelpengetahuan/metodeilmiah
sebagaidasarilmupengetahuanalam
https://www.studocu.com/id/document/universitas-mulawarman/ilmu-alamiah-dasar/metode-
ilmiah-sebagai-dasar-ipa/33741471
https://bukankamenrider.wordpress.com/2013/08/23/perkembangan-ilmu-pengetahuan-alam/
https://www.kompas.com/skola/read/2021/10/08/143500569/syarat-syarat-sebagai-ilmu-
pengetahuan?page=all
https://www.ruangguru.com/blog/konsep-metode-ilmiah-pengertian-dan-langkah-langkah
http://jejooo.blogspot.com/2011/03/lahirnya-ilmu-pengetahuan-alam.html
http://kumpulanmakalah4.blogspot.com/2016/11/makalah-tentang-metode-ilmiah-sebagai.html