Anda di halaman 1dari 9

“MAKALAH METODOLOGI KEGIATAN”

Disusun Oleh:

NAMA : SANDARIA
NIM : 09120200172
KELAS : D1

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik,

dan hidayah- Nya sehingga kami bisa menyusun tugas Metodologi penelitian ini dengan baik serta

tepat waktu. Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Metodologi Kegiatan.

Mudah-mudahan makalah yang kami buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi

lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna

kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih.

Makassar,9 September 2022

SANDARIA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Penelitian merupakan segala kegiatan pengamatan, penelitian data dan informasi

secara tepat beserta usaha pembuktian secara intelegen ilmu yang obyektif, integratif,

sistemik dan holistik. Pelaksanaan penelitian yang orientasinya harus memanfaatkan kajian

lapangan, penelitian dan kajian pustaka, dengan lain perkataan indoor and outdoor study

(Bintarto, 1990: 3).

Tujuan adalah sesuatu yang ingin direalisasikan oleh sesorang, tujuan merupakan

objek atas suatu tindakan. Realisasikan masing-masing tujuan tambahan sehingga

membantu pencapaian tujuan yang secara hierarki langsung lebih tinggi. Dengan

demikian, hal itu akan memberikan kerangka tujuan yang benar-benar distukan dan

selaras bagi semua individu yang terikat dalam organisasi. Untuk mencapai tingkat

efektivitas yang maksimum, tujuan harus memiliki arti dan tepat pada waktunya bagi

individu. Pada umumnya, tujuan untuk penyelesaian pekerjaan pada hierarki bawah

harus dinyatakan dalam kesatuan yang dapat diukur.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud Metodologi Penelitian?

2. Apa yang dimaksud ilmu pengetahuan?

3. Sejarah perkembangan pemikiran rasional?

4. Perkembangan dan Klasifikasi ilmu pengetahuan?


BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah seperangkat aturan, kegiatan, dan prosedur yang digunakan oleh

para pelaku disiplin. Metodologi juga merupakan analisis teoritis metode atau metode. Penelitian

adalah penyelidikan yang sistematis untuk meningkatkan jumlah pengetahuan, juga merupakan

upaya sistematis dan terorganisir untuk menyelidiki masalah tertentu yang memerlukan jawaban.

Metodologi penelitian (research methods) adalah ilmu yang menerangkan bagaimana

sebaiknya dan seharusnya penelitian itu dilaksanakan. Jadi, metode penelitian akan datang

kemudian setelah seorang peneliti memahami secara benar-benar ilmu meneliti itu sendiri

(metodologi penelitian), yaitu bagaimana sebuah penelitian harus dilakukan agar memenuhi kaidah-

kaidah keilmiahan (scientifical reasoning).

Metodologi penelitian adalah cara atau teknik yang disusun secara teratur yang digunakan oleh

seorang peneliti untuk mengumpulkan data/informasi dalam melakukan penelitian yang disesuaikan

dengan subjek/objek yang diteliti.

2.2. Pengertian Ilmu Pengetahuan

ilmu pengetahuan adalah suatu usaha sistematis dengan metode ilmiah dalam pengembangan

dan penataan pengetahuan yang dibuktikan dengan penjelasan dan prediksi yang teruji sebagai

pemahaman manusia tentang alam semesta dan dunianya.

Ilmu Pengetahuan adalah sekumpulan informasi yang digali, ditata, dan dikembangkan secara

sistematis dengan menggunakan metodologi ilmiah untuk menerangkan dan/atau membuktikan

gejala alam dan/atau gejala kemasyarakatan didasarkan keyakinan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
lmu pengetahuan pada dasarnya lahir dan berkembang sebagai konsekuensi dariusaha-

usaha manusia baik untuk memahami realitas kehidupan dan alamsemesta maupununtuk

menyelesaikan permasalahan hidup yang dihadapi, serta mengembangkan danmelestarikan hasil

yang sudah dicapai oleh manusia sebelumnya. Usaha-usaha tersebutterakumulasi sedemikian

rupa sehingga membentuk tubuh ilmu pengetahuan yangmemiliki strukturnya sendiri.

Struktur tubuh ilmu pengetahuan bukan barang jadi, karenastruktur tersebut selalu berubah

seiring dengan perubahan manusia baik dalam mengindentifikasikan dirinya, memahami alam

semesta, maupun dalam cara merekaberpikir.Ilmu bukan merupakan suatu bangunan abadi,

karena ilmu sebenarnya merupakansesuatu yang tidak pernah selesai. Kendati ilmu didasarkan

pada kerangka obyektif,rasional, sistematis, logis, dan empiris, dalam perkembangannya ilmu tidak

mungkin lepasdari mekanisme keterbukaan terhadap koreksi. Dengan kata lain, kebenaran ilmu

bukanlahkebenaran mutlak. Itulah sebabnya manusia dituntut untuk selalu mencari alternatif-

alternatif pengembangan, baik yang menyangkut aspek metodologis, ontologis, aksiologis,maupun

epistemologisnya. Oleh karena itu setiap pengembangan ilmu yang dilahirkan,validitas dan

kebenarannya dapat dipertanggung jawabkan. Muncul persoalan bagaimana kelahiran,

perkembangan, klasifikasi ilmu, dan strategi pengembangan ilmu itu

2.3. Sejarah Perkembangan Pemikiran RAsional

Pemikiran rasional dalam Islam, lahir ketika persoalan-persoalan teologi yang diawali adanya

persoalan politik yang terjadi dalam pemerintahan Islam setelah Rasulullah wafat. Sebagai bukti

sejarah adalah peristiwa terbunuhnya Utsman bin Affan, khalifah ketiga, pada tahun 656 M, di

Madinah dalam pertentangan yang terjadi dengan tentara yang datang dari Mesir, selain membawa

masalah politik, juga menimbulkan masalah teologi dalam Islam.

Dalam bidang politik, peristiwa terbunuhnya Utsman bin Affan menimbulkan perpecahan

umat Islam menjadi dua golongan: Sunni dan Syi’ah. Perkembangan sejarah Islam bukan dalam
bidang politik saja tetapi juga dalam bidang agama dan pemikiran banyak dipengaruhi dan

ditentukan arahnya oleh pertentangan antara kedua golongan besar ini.

2.4 Perkembangan Dan Klasifikasi ilmu Pengetahuan

Perkembangan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini tidaklah berlangsung secara

mendadak, melainkan terjadi secara bertahap, evolutif. Oleh karena untuk memahamisejarah

perkembangan ilmu mau tidak mau harus melakukan pembagian atau klasifikasi.

secara periodik, karena setiap periode menampilkan ciri khas tertentu dalam perkembangan

ilmu pengetahuan. Perkembangan pemikiran secara teoritis senantiasa mengacu kepada

peradaban Yunani. Oleh karena itu periodisasi perkembangan ilmu disini dimulai dari peradaban

Yunani dan diakhiri pada zaman kontemporer.

1. Zaman Pra Yunani Kuno.Pada zaman ini ditandai oleh kemampuan :

a. Know howdalam kehidupan sehari-hari yang didasarkan pada pengalaman.

b. Pengetahuan yang berdasarkan pengalaman itu diterima sebagai fakta dengan

sikapreceptive mind, keterangan masih dihubungkan dengan kekuatan magis.

c. Kemampuan menemukan abjad dan sistem bilangan alam sudah

menampakkanperkembangan pemikiran manusia ke tingkat abstraksi.d. Kemampuan menulis,

berhitung, menyusun kalender yang didasarkan atas sintesaterhadap hasil abstraksi yang

dilakukan.e. Kemampuan meramalkan suatu peristiwa atas dasar peristiwa-peristiwa

sebelumnyayang pernah terjadi. (RizalMuntazir, 1996)

Klasifikasi atau penggolongan ilmu pengetahuan mengalami perkembangan atau

perubahan sesuai dengan semangat zaman. Ada beberapa pandangan yang terkait dengan

klasifikasi ilmu pengetahuan dari filsuf Auguste Comte, Karl Raimund Popper, Thomas SKhun

dan Habermas berbeda-beda, yakni:


a. Auguste Comte.Pada dasarnya penggolongan ilmu pengetahuan yang dikemukakan

Auguste Comtesejalan dengan sejarah ilmu pengetahuan itu sendiri, yang menunjukkan

bahwa gejala-gejaladalam ilmu pengetahuan yang paling umum akan tampil terlebih

dahulu. Kemudian disusuldengan gejala-gejala pengetahuan yang semakin lama semakin

rumit atau kompleks dansemakin konkret. Oleh karena dalam mengemukakan

penggolongan ilmu pengetahuan,Auguste Comte memulai dengan mengamati gejala-

gejala yang paling sederhana, yaitu gejala-gejala yang letaknya paling jauh dari suasana

kehidupan sehari-hari. Urutan dalam penggolongan ilmu pengetahuan Auguste Comte

sebagai berikut :

 ilmu pasti (matematika).

 Ilmu perbintangan(astronomi)

 Ilmu alam (fisika)d. Ilmu kimia.

 Ilmu hayat (fisiologi atau biologi)

 Fisika sosial (sosiologi

b. Karl Raimund Popper.Karl Raimund Popper mengemukakan bahwa sistem ilmu pengetahuan

manusia dapat dikelompokkan ke dalam tiga dunia(world),yaitu dunia 1, dunia 2, dan

dunia 3. Popper menyatakan bahwa dunia 1 merupakan kenyataan fisis dunia, sedang dunia

2 adalah kejadian dan kenyataan psikis dalam diri manusia, dan dunia 3 yaitu segala

hipotesa, hukum, dan teoriciptaan manusia dan hasil kerjasama antara dunia 1, dan

dunia 2, serta seluruh bidang kebudayaan, seni, matafisik, agama, dan lain sebagainya.

Menurut Popper dunia 3 itu hanyaada selama dihayati, yaitu dalam karya dan penelitian

ilmiah, dalam studi yang sedang berlangsung, membaca buku, dalam ilham yang sedang

mengalir dalam diri para seniman,dan penggemar seni yang mengandaikan adanya suatu

kerangka. Sesudah penghayatan itu, semuanya langsung ‘mengendap’ dalam bentuk fisik
alat-alat ilmiah, buku-buku, karya seni, dan lain sebagainya. Semua itu merupakan bagian

dari dunia1. Dalam pergaulan manusia dengan sisa dunia 3 dalam dunia 1 itu, maka dunia 2

lah yang membuat manusia bisa membangkitkan kembali dan mengembangkan dunia 3

tersebut
BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Dari ulasan di atas penulis bisa merumuskan sebagai berikut:

Penelitian merupakan segala kegiatan pengamatan, penelitian data dan informasi secara

tepat beserta usaha pembuktian secara intelegen ilmu yang obyektif, integratif, sistemik dan

holistik. Pelaksanaan penelitian yang orientasinya harus memanfaatkan kajian lapangan,

penelitian dan kajian pustaka, dengan lain perkataan indoor and outdoor study (Bintarto,

1990: 3).

Metodologi penelitian adalah cara atau teknik yang disusun secara teratur yang

digunakan oleh seorang peneliti untuk mengumpulkan data/informasi dalam melakukan

penelitian yang disesuaikan dengan subjek/objek yang diteliti

Ilmu Pengetahuan adalah sekumpulan informasi yang digali, ditata, dan dikembangkan

secara sistematis dengan menggunakan metodologi ilmiah untuk menerangkan dan/atau

membuktikan gejala alam dan/atau gejala kemasyarakatan didasarkan keyakinan kepada

Tuhan Yang Maha Esa.

Pemikiran rasional dalam Islam, lahir ketika persoalan-persoalan teologi yang diawali

adanya persoalan politik yang terjadi dalam pemerintahan Islam setelah Rasulullah wafat.

Sebagai bukti sejarah adalah peristiwa terbunuhnya Utsman bin Affan, khalifah ketiga,

pada tahun 656 M, di Madinah dalam pertentangan yang terjadi dengan tentara yang

datang dari Mesir, selain membawa masalah politik, juga menimbulkan masalah teologi

dalam Islam.

Anda mungkin juga menyukai