DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
40011320650045
Kelas B
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS DIPINEGORO
2022
REVIEW BUKU
METODE PENELITIAN KUANTITATIF
BAB 1
PENDAHULUAN
Secara historis, legenda religius pengajaran Tuhan terhadap Adam as. tentang nama-
nama berbagai benda dan makhluk, memperkuat keyakinan kita bahwa manusia pada
awalpenciptaannya tidak memiliki pengetahuan apa-apa.
Dari generasi ke generasi, pengetahuan yang diajarkan itu diturunkan sampai pada
generasi kita ini, bahkan akan kita wariskan kepada generasi sesudah kita. Pada fase lain,
manusia memperoleh pengetahuan dari pengalamannya hidup di bumi dan menggunakan
segala sesuatunya sesuai dengan yang ada di dalamnya. Manusia memperoleh pengetahuan
melalui dua fase, yaitu--fase pemberitahuan dan fase pengalaman--inilah asal-muasal dari
semua sistem pengetahuan manusia.
Sebagai produk berpikir, rasa ingin tahu tak kunjung henti merasuk jiwa manusia.
Setelah terpenuhi suatu kebutuhan ingin tahu, Dari hasil olah pikir di atas, manusia semakin
mengerti tentang diri dan dunianya. Ini berarti bahwa pengetahuan tidak saja meningkatkan
apresiasi manusia tentang apa yang dimaui, tetapi juga dengan serempak membuka mata
manusia lebar-lebar terhadap berbagai kekurangannya, karena ilmu pengetahuan bukan
jawaban satu-satunya terhadap dorongan keingintahuan manusia. Sebagai manusia yang
hanya diciptakan untuk mengabdi kepada pencipta-Nya, sesungguhnya harus dapat tampil di
tengah-tengah sisi pandang ilmu pengetahuan yang tak bertepi. Karena kebenaran tidak hanya
diperoleh dari ilmu pengetahuan, Masih ada yang lain; filsafat, seni, agama, dan sebagainya
adalah sejawat ilmu pengetahuan dalam menuju kebenaran.
Einstein mengatakan bahwa ilmu bukan satu-satunya untuk mencapai apa yang
dinamakan kebenaran itu. la juga mengatakan bahwa ilmu tanpa agama adalah buta, dan
agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Kesadaran Einstein terhadap relativitas kebenaran ilmu
pengetahuan ini, mempertegas pemahaman manusia terhadap janji Allah mengenai derajat
manusia, yaitu manusia berilmu, beramal, dan beriman. Penelitian ilmiah digunakan untuk
kebutuhan ilmu pengetahuan.
Selo Sumardjan menjelaskan perbedaan kedua kata di atas. Menurut beliau, biasanya
penyelidikan digunakan dalam istilah intelijen, yang dipakai pada kepolisian, sedangkan
penelitian kebanyakan digunakan dalam istilah keilmuan. Memang perbedaan itu ada
benarnya, karéna responden akan menjadi takut kepada peneliti seandainya dia tahu bahwa
peneliti sedang menyelidiki dirinya. keadaan menjadi lain seandainya responden tahu bahwa
seseorang sedang melakukan penelitian - paling tidak responden tidak keberatan - karena
biasanya kegiatan ini sering dilakukan oleh mahasiswa atau dosen. Suatu pengalaman yang
menarik, karena begitu dekatnya penelitian dengan masyarakat desa, maka ada beberapa
masyarakat desa yang menganalogkan semua program perguruan tinggi di pedesaan dengan
kegiatan penelitian.
1. The felt need, yaitu adanya suatu kebutuhan. Seseorang merasakan adanya, suatu
kebutuhan yang menggoda perasaannya
2. The problem, yaitu menetapkan masalah. Kebutuhan yang dirasakan pada tahap the
felt need di atas, selanjurnya diteruskan dengan merumuskan, menempatkan dan
membatasi permasalahan atau kebutuhan tersebut;
3. The hypothesis, yaitu menyusun hipotesis. Pengalaman-pengalaman seseorang
berguna untuk mencoba melakukan pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
4. Collection of Data as Avidance, yaitu merekam data untuk pembuktian.
BAB 2
PENGGUNAAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN
KUANTITATIF
Paradigma adalah cara pandang seseorang ilmuwan tentang sisi strategis yang paling
menentukan nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri. Paradigma berhubungan erat
dengan aliran-aliran dalam sebuah disiplin ilmu pengetahun, di mana aliran-aliran ini
memiliki pengikut-pengikut "fanatik" untuk memperjuangkan paradigma tersebut, saat.ini
terdapat tiga paradigma yang sangat menonjol yang secara sadar ataupun tidak, selalu
bersaing setiap saat. Ketiga paradigma itu adalah paradigma teori konvensional, paradigma
perspektif komunikasi, dan paradigma teknologi komunikasi. Paradigma teori konvensional
adalah kelompok ahli teori-teori komunikasi yang berpandangan bahwa komunikasi
berkembang berdasarkan teori-teori komunikasi lama seperti S-O-R, Jarum Hipodermik,
Agenda Setting, teori-teori media, dan sebagainya.
Ilmu sosial adalah ilmu yang paling canggih saat ini dalam khazanah ilmu pengetahuan
manusia. Dikatakan bahwa ilmu sosial adalah ilmu yang tidak memiliki jati diri, dapatlah
diterima, karena pada saat itu semua ilmuwan yang berjasa mengembangkan ilmu sosial
berasal dari ahli-ahli nilmu alam, sementara ilmu alam sendiri sudah berkembang pesat.
a. Langkah satu: berorientasi daftar bacaan. Ketika peneliti membaca artikel, buku, dan
lain-lain yang berkaitan dengan topik penelitiannya, peneliti dapat menulis sebuah
sinopsis singkat dan kritis untuk masing-masing literatur yang dibaca.
b. Langkah dua: organisasi tematik. Cari tema-tema umum dalam karya-karya yang dibaca
oleh peneliti dan mengatur karya ke dalam kategori tertentu. Biasanya, setiap bacaan
peneliti masukkan dalam tinjauan tertentu dan dapat dimasukkan ke dalam satu kategori
atau subtema dari tema utama.
c. Tahap ketiga: membaca lebih banyak. Berdasarkan pengetahuan yang peneliti dapatkan
dalam membaca, peneliti harus memiliki pemahaman yang lebih baik dari topik dan
literatur yang berkaitan dengannya.
d. Tahat empat: menulis bagian individu. Untuk setiap bagian tematik, gunakan penjelasan
konsep yang dibuat sendiri oleh peneliti untuk menulis bagian yang membahas artikel-
artikel relevan dengan tema itu.
a. Latar belakang. Dalam bagian pertama dapat diringkas, bagaimana mendapatkan kalimat
penting di dalam tujuan literatur,
b. Naskah. Daftar dokumen termasuk dalam kajian ini. Sebagai contoh: 31 naskah asli, satu
monograf, lima review, empat artikel populer, satu naskah.
c. Temuan. Tulis beberapa kalimat di sini untuk menguraikan temuan-temuan utama dari
dokumen yang peneliti tinjau.
d. Kesimpulan. Bagian ini merupakan ringkasan, peneliti hanya perlu satu atau dua kalimat.
e. Penelitian lebih lanjut. Tunjukkan apa yang peneliti pikirkan sekarang dan perlu
dilakukan.
f. Ringkasan tersebut kira-kira terdiri dari kurang dari 300 kata agar lebih ekonoris.
BAB III
KARAKTERISTIK PENELITIAN KUANTITATIF
Demi terpenuhinya kriteria-kriteria tersebut semua ilmu harus memiliki pandangan dunia
positivistik sebagai berikut: (1) Objektif. Teori-teori tentang semesta haruslah bebas nilai. (2)
Fenomenalisme. Ilmu pengetahuan hanya bicara tentang semesta yang teramati. Substansi
metafisis yang diandaikan berada di belakang gejala-gejala penampakan disingkirkan. (3)
Reduksionisme. Semesta direduksi menjadi fakta-fakta keras yang dapat diamati. (4)
Naturalisme. Alam semesta adalah objek-objek yang bergerak secara mekanis seperti
bekerjanya jam.
LINGKUP PENELITIAN
Luasan yang mengitari penelitian kuantitatif, sama dengan besaran ruang lingkup keilmuan
sosial, seperti sosiologi, politik, ekonomi, hukum, administrasi, komunikasi, dan sebagainya,
karena semua objek kemasyarakatan menjadi objek dan ruang lingkup penelitian kuantitatif.
Bahkan dalam kasus tertentu aspek-aspek penelitian kuantitatif menjangkau objek-objek
dunia materi dalam keilmuan eksakta.
Pada dasarnya penelitian sosial meletakkan diri pada lingkup hubungan antarberbagai
komponen dalam anatomi kehidupan sosial. Kesemuanya berarah pada penemuan regularitas
sosial sesuai konsep yang dihipotesiskan atau tidak dihipotesiskan dengan maksud
mengujinya.
FORMAT DESKRIPTIF
Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, mering-kaskan
berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang
menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke
permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. Pada
umumnya penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk menganalisis data
penelitiannya. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus dan
survei,sensus-pemairan, sehingga ada format deskriptif studi kasus atau format deskriptif
survei dan format sensus-pemairan.
FORMAT EKSPLANASI
Format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap
populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan
variabel yang lain. Karena itu penelitian eksplanasi menggunakan sampel dan hipotesis.
Untuk menguji hipotesis digunakan statistik inferensial. Beberapa pakar mengatakan format
eksplanasi digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori. Juga dikatakan
penelitian eksplanasi memiliki kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab-akibat
dari dua tau beberapa variabel dengan menggunakan analisis statistik inferensial itu
berdasarkan hukum probability.
PENELITIAN VERIFIKASI
Yang dimaksud dengan penelitian verifikasi dalam penelitian kuantitatif, adalah umpamanya
beberapa waktu yang lalu telah dilakukan penelitian tentang hubungan antara perilaku
sadisme di masyarakat dan penayangan berita, dan gambar-gambar kekerasan di media
televisi.
PENELITIAN CROSS-SECTIONAL
Sesuatu yang mungkin penting dan perlu mendapat perhatian karena walaupun objek
penelitian cross -sectional berbeda-beda (hal ini tidak sama dengan penelitian longitudinal),
yang perlu dingat bahwa seseorang atau kelompok, satu tahun yang akan datang mungkin ada
perbedaan.' Begitu pula, apabila dihubungkan dengan cara pengambilan data secara terus-
menerus, maka penelitian cross-sectional merupakan kompromi antara one-shot method
(menembak satu kali terhadap kasus) dan longitudinal method (menembak beberapa kali
terhadap kasus yang sama).
PENELITIAN SURVEI
penelitian kuantitatif survei, selain masuk dalam pengertian penelitian survei juga
dimaksudkan memiliki sifat pemairan, dan umumnya digunakan untuk menarik kesimpulan
sampel terhadap populasi sehingga dipastikan menggunakan hipotesis dan alat statistik dalam
analisis data.
PENELITIAN ASSESSMENT
Penelitian assessment berkembang menjadi bentuk penelitian yang unik dan menarik
khususnya pada penelitian proyek. Hal yang menonjol dari penelitian assessment adalah
keterlibatan peneliti mulai dari awal pelaksanaan proyek sampai proyek selesai dilaksanakan.
PENELITIAN EKSPOS-FAKTO
Apabila penelitian bertujuan mengekspos kejadian-kejadian yang sedang berlangsung maka
itu disebut penelitian ekspos-fakto.
PENELITIAN EKSPERIMEN
Apabila penelitian bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi atau yang
akan terjadi di antara variabel-variabel tertentu melalui upaya manipulasi atau pengontrolan
variabel-variabel tersebut atau hubungan di antara mereka, agar ditemukan hubungan,
pengaruh, atau perbedaan salah satu atau lebih variabel.
BAB IV
TOPIK DAN MASALAH PENELITIAN KUANTITATIF
PERTIMBANGAN OBJEKIF
pertimbangan objektif adalah pertimbangan berdasarkan kondisi masalah itu sendiri, layak
atau tidak layak suatu masalah diteliti yang didasarkan pada kualitas masalah dan dapatnya
masalah dikonseptualisasikan. Pada dasarnya peneliti melihat dan dapat
mempertimbangankan apakah suatu masala memiliki kualitas tertentu atau tidak untuk dapat
diteliti.
PERTIMBANGAN SUBJEKTIF
Pertimbangan subjektif adalah pertimbangan berkisar tentang kredibilitas peneliti (calon
peneliti) terhadap apa yang akan ditelitinya. Seperti juga pada pertimbangan objektif, maka
apabila pertanyaan-pertanyaan subjektif in telah dijawab dengan baik maka itu berarti secara
subjektif suatu masalah dapat dipilih sebagai masala penelitian.
PERTIMBANGAN LAIN PENTINGNYA SUATU MASALAH
Eksplorasi terhadap sumber-sumber inspirasi memungkinkan peneliti atau calon peneliti
memperoleh gagasan yang segar tentang topik dan masalah penelitian. Sebenarnya sumber
topik dan masalah penelitian kuantitatif bertebaran di mana-mana, terutama di lingkungan
peneliti sendiri. Eksplorasi terhadap sumber topik dan masalah penelitian in dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Gagasan-gagasan penelitian juga bisa dari kajian-kajian terhadap tori
yang ada, konsep-konsep yang ada ataupun juga hasil kajian terhadap beberapa kebijakan
publik pemerintah maupun swasta. Teori, konsep, dan kebijakan publik tersebut dikaji
berdasarkan implementasi terhadap kondisi empiris masyarakat saat ini, kemudian dilihat
mana unsur-unsur ketidak terpaduan yang muncul.
BAB V
KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN
KONSEP PENELITIAN
konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama. Misalnya dalam hal
mengonsepsi perilaku salah prosedur dalam birokrasi sebagai kategori dari fenomena
penyalahgunaan wewenang; kebiasaan membolos kerja sebagai kategori dari fenomena
ketidakdisiplinan; kebiasaan melakukan pencatatan terhadap pengeluaran harian keuangan
perusahaan sebagai kategori manajemen keuangan perusahaan yang baik. Konsep dibangun
dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. Karen
itu konsep memiliki tingkat generalisasi yang berbeda satu dengan lainnya, bila dilihat dari
kemungkinan dapat diukur atau tidak. Dalam mendesain konsep penelitian, yang terpenting
pula peneliti harus mendesain
VARIABEL KUANTITATIF
Agar variabel dapat diukur maka variabel harus dijelaskan ke dalam konsep operasional
variabel, untuk itu maka variabel harus dijelaskan parameter atau indikator- indikatornya.
Kalau peneliti mampu mengoperasionalkan konsep dengan baik, maka tidak sukar pula dalam
mengoperasionalkan variabel, dan selanjutnya tidak akan mengalami kesulitan dalam
mengoperasionalkan indikator variabel dan pengukuran.
HUBUNGAN-HUBUNGAN VARIABEL
Pada penelitian kuantitatif umumnya dijumpai (independent variable), variabel tergantung
(dependent variable) dan variabel penyela (intervening variable). Sedangkan varian variabel
seperti pada penelitian kebijakan publik tidak banyak dijumpai akan tetapi kompleksitas
modelnya bisa menjadi perhatian dalam pengembangan model variabel pada penelitian
kuantitatif lainnya yang lebih progresif.
HUBUNGAN SIMETRIS
Ada empat kelompok hubungan simetris yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
b. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
c. Kedua variabel berkaitan secara fungsional.
d. Kedua variabel mempunyai hubungan yang kebetulan semata.
HUBUNGAN ASIMETRIS
Hubungan asimetris terdiri dari enam tipe yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
BAB VI
HIPOTESIS PENELITIAN
MERANCANG HIPOTESIS
Dari performance-nya, dalam arti materi hipotesis, formulasi hipotesis haruslat-memenuhi
beberapa syarat sebagai berikut ini :
a. Hipotesis harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga konsekuensi mutlak yang lahir
darinya, tidak merupakan sesuatu yang berlawanan atau sesuatu yang inkonsistensi.
b. Sesuatu yang tidak penting dan tidak diujikan serta tidak diperlukan secara formal, tidak
perlu dimasukkan dalam formulasi hipotesis.
c. Hipotesis diajukan dengan kemungkinan pengujiannya. Hipotesis dibuat dengan suatu
kemungkinan bahwa hipotesis tersebut nantinya dapat diuji.
d. Hipotesis harus spesifik dan tidak menggunakan bahasa yang ambiguous.
e. Acuan empiris yang ditentukan secara tegas.
BAB VII
DESAIN, INSTRUMEN, DAN PENGUKURAN
PENGUKURAN
Pengukuran indikator variabel dalam penelitian kuantitatif lebih mudah karena pengukuran
lebih banyak ditentukan oleh peneliti dengan melihat kecenderungan data dan teknik analisis
data apa yang akan dipakai. Biasanya pengukuran kuantitatif menggunakan pengukuran
nominal, ordinal, rasio, dan interval.
BAB VIII
POPULASI PENELITIAN, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING
POPULASI PENELITIAN
populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan
sebagainya, sehingga objek-objek in dapat menjadi sumber data penelitian. Dilihat dari
kompleksizas objek populasi, maka populasi dapat dibedakan : populasi homogen dan
populasi heterogen.
SAMPEL PENELITIAN
Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian pada penelitian
tertentu dengan skala kecil, yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian,
ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan.
CLUSTER SAMPLING
Pada penelitian tersebut mengisyaratkan populasi dalam bentuk unit-unit khusus seperti
agama, golongan, suku, bangsa, atau dapat dikatakan populasi kita adalah populasi cluster,
maka penggunaan teknik cluster sampling adalah jawaban dari pertanyaan bagaimana kita
menarik sampel dari populasi seperti ini. Perlu menjadi perhatian bahwa cluster sampling
tidak memilih individu-individu sebagai anggota unit sampel, tetapi memillh rumpun-rumpun
populasi sebagai anggota unit populasi. Pendapat-pendapat tersebut bukanlah pendapat
pribadi dari individu yang tergabung dalam struktur cluster yang ada, tetapi merupakan
pendapat dari cluster itu sendiri.
BAB XI
DATA, SKALA, DAN METODE PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian kuantitatif, konsep fakta menuju pada sebuah peristiwa yang tidak dapat
dibawa pulang oleh peneliti. Fakta sesungguhnya adalah milk objek penelitian yang relatif
tidak dapat dipisahkan dari objek penelitian itu sendiri. Hal yang dapat dibawa pulang oleh
peneliti hanyalah data. Data dikonsepkan sebagai segala sesuatu yang hanya berhubungan
dengan keterangan tentang suatu fakta dan fakta tersebut ditemui oleh peneliti di lokasi
penelitian.
DATA KUANTITATIF
Data kuantitatif biasanya dapar dijelaskan dengan angka-angka. Data seperti ini biasanya
hasil tranformasi dari data kualitatif yang memiliki perbedaan berjenjang. Namun ada juga
data kuantitatif murni yang keberadaannya sudah dalam bentuk kuantitatif. Semua data
kuantitatif dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik, baik inferensial ataupun
non-inferensial.
DATA PRIMER
Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian
atau objek penelitian.
DATA SEKUNDER
Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang kita butuhkan. Data sekunder diperoleh dari sumber data sekunder,
vaitu sumber data kedua sesudah sumber data primer.
METODE ANGKET
Bentuk umum sebuah angket terdiri dari bagian pendahuluan berisikan petunjuk pengisian
angket, bagian identitas berisikan identitas responden seperti: nama, alamat, umur, pekerjaan,
jenis kelamin, status pribadi dan sebagainya, kemudian baru memasuki bagian isi angket.
METODE WAWANCARA
Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tapa menggunakan pedoman (guide)
wawancara. Materi wawancara yang baik memiliki: pembukaan, isi, dan penutup.
BENTUK-BENTUK WAWANCARA
WAWANCARA SISTEMATIK
Wawancara sistematik adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu
pewawancara mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan
kepada responden.
WAWANCARA TERARAH
Wawancara terarah dilaksanakan secara bebas, tetapi kebebasan ini tetap tidak terlepas dari
pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden dan telah dipersiapkan
sebelumnya oleh pewawancara.
BENTUK-BENTUK SUBJEK DAN OBJEK WAWANCARA
Apabila dilihat dari subjek dan objek wawancara maka metode ini dibagi menjadi beberapa
bentuk, yaitu:
a. Wawancara individu dengan individu, yaitu wawancara yang dilakukan antara seseorang
dan lainnya.
b. Wawancara individu dan kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan seseorang terhadap
suatu kelompok.
c. Wawancara kelompok dengan individu, yaitu sekelompok pewawancara mewawancarai
seseorang.
d. Wawancara kelompok dengan kelompok lainnya, yaitu dua kelompok yang saling
mewawancarai atau sekelompok pewawancara yang mewawancarai kelompok lainnya.
METODE OBSERVASI
Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hail
kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Di dalam pembahasan ini
kata observasi dan pengamatan di gunakan secara bergantian.
OBSERVASI LANGSUNG
Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang
diobservasikan, dalam arti bahwa pengamatan tidak menggunakan "'media-media transparan".
OBSERVASI BERSTRUKTUR
Peneliti telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang akan diamati, yang relevan dengan
masalah dan tujuan penelitian karena pada pengamatan, peneliti telah terlebih dulu
mempersiapkan materi pengamatan dan instrumen yang akan digunakan.
OBSERVASI EKSPERIMENTAL
Peneliti merasa perlu untuk mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian
rupa sehingga gejala tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan penelitian, serta dikendalikan
untuk menghindari dan mengurangi bahaya timbulnya faktor-faktor yang tidak diharapkan
memengaruhi situasi itu. Observasi yang dilakukan dalam keadaan seperti itu disebut
observasi eksperimental.
OBSERVASI PARTISIPASI
Observasi partisipasi yang dimaksud adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap
objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam sirkulasi
kehidupan objek pengamatan.
OBSERVASI KELOMPOK
Bentuk observasi lain yang sering digunakan pula adalah observasi kelompok. Observasi ini
dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
METODE DOKUMENTER
Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam
metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumenter adalah metode yang
digunakan untuk menelusuri data historis.
METODE EKSPERIMENTAL
Eksistensi eksperimentasi adalah meguji pengaruh dari media alat atau suatu kondisi terhadap
suatu gejala sosial.
BAB X
PELAKSANAAN DAN PENGUMPULAN DATA
SCHEDULE PENELITIAN
Biasanya penelitian kuantitatif memerhatikan schedule penelitian yang dibuat dalam bentuk
urutan waktu penelitian yang akan digunakan selama penelitian. Uraian tentang penggunaan
waktu penelitian ini dimaksud: (a) untuk perencanaan kerja peneliti sendiri; (b) untuk
menentukan alokasi dana yang dibutuhkan selama penelitian; (c) agar dapat diperkirakan
jumlah tenaga lapangan yang dibutuhkan; (d) mengatur hubungan kerja peneliti dengan pihak
kedua dan ketiga, terutama apabila pihak ini adalah lembaga donor.
PERSIAPAN ADMINISTRASI
Persiapan in dimaksud adalah persiapan administratif seperti persiapan surat-menyurat,
pengurusan izin penelitian (kalau dibutuhkan), pembuatan surat keputusan (pada penelitian
kelompok), penerbitan surat tugas, penggandaan, persiapan pertemuan-pertemuan, persiapan
pengujian tenaga, persiapan pembekalan alar-alat penelitian, persiapan coacing, dan
sebagainya.
LEMBAGA DONOR
Lembaga donor dapat dibagi menjadi dua, yaitu lembaga donor pemerintah dan lembaga
donor Non-Government Organization (NGO). Lembaga donor pemerintah adalah semua
instansi pemerintah baik departemen maupun nondepartemen di tingkat pusat maupun di
daerah, semuanya dapat menjadi lembaga donor bagi penelitian. Di tingkat departemen,
direktur jenderal dan sebagaimana terdapat banyak anggaran yang dapat mendonor berbagai
penelitian yang mereka prioritaskan. Khususnya di kantor Menristek, terdapat berbagai
proyek yang dapat mendonor penelitian seperti Riset Unggulan Terpadu (RUT), Riset
Unggulan Kemitraan (RUK), Riset Unggulan Kemasyarakatan (RUKK), dan sebagainya.
BAB XI
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA
BAB XII
STATISTIK UNTUK PENGOLAHAN HASIL PENELITIAN
DISTRIBUSI FREKUENSI
Untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi pada suatu data, peneliti dapat
menganalisis data penelitiannya dengan menggunakan teknik ini. Perhitungan data dengan
distribusi frekuensi in dapat dilakukan dengan menghitung frekuensi data tersebut kemudian
dipersentasekan.
TENDENSI SENTRAL
Data yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, mampu menampilkan suatu deskripsi
mum tentang data dengan menghadirkan seluruh satuan yang ada. Akan tetapi untuk
menunjukkan ciri tertentu yang merupakan kekhasan dari data tersebut, distribusi frekuensi
bukan cara yang dapat diharapkan. Untuk mendapatkan ciri khas tertentu dalam bentuk
sebuah nilai bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan tersebut, peneliti dapat
menggunakan teknik kecenderungan memusat (tendensi sentral). Ada tiga ukuran tendensi
sentral yang biasanya dipakai dalam penelitian-penelitian sosial yaitu rata-rata, median, dan
modus.
KUARTIL
Kuartil antara lain teknik distribusi data yang dianggap representatif dan sering digunakan
dalam analisis penelitian sosial. Kuartil dilambangkan dengan K1, K2, K3, yaitu titik yang
membagi keseluruhan data menjadi empat bagian yang sama besarnya.
TEORI PROBABILITAS
Tori probabilitas berangkat dari asumsi adanya kesamaan keberaturan pada ilmu-ilmu alam
yang juga terdapat dalam ilmu-ilmu sosial. Dalam suatu gejala sosial terdapatkemungkinan
kejadian yang sama apabila kejadian tersebut diulangi dalam intensitas yang sama pula.
BAB XIII
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
BAB XIV
LAPORAN PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH