Anda di halaman 1dari 22

TUGAS INDIVIDU

TUGAS REVIEW BUKU “ METODE PENELITIAN KUANTITATIF”


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metodelogi Riset Terapan
Tahun Ajaran 2022/2023

DOSEN PENGAMPU :

Dr. Drs. Mashudi, S.E, M.M.

DISUSUN OLEH :

Adiva Beryl Amaris

40011320650045

Kelas B

MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI LOGISTIK

SEKOLAH VOKASI

UNIVERSITAS DIPINEGORO

2022
REVIEW BUKU
METODE PENELITIAN KUANTITATIF

BAB 1
PENDAHULUAN

Secara historis, legenda religius pengajaran Tuhan terhadap Adam as. tentang nama-
nama berbagai benda dan makhluk, memperkuat keyakinan kita bahwa manusia pada
awalpenciptaannya tidak memiliki pengetahuan apa-apa.

Dari generasi ke generasi, pengetahuan yang diajarkan itu diturunkan sampai pada
generasi kita ini, bahkan akan kita wariskan kepada generasi sesudah kita. Pada fase lain,
manusia memperoleh pengetahuan dari pengalamannya hidup di bumi dan menggunakan
segala sesuatunya sesuai dengan yang ada di dalamnya. Manusia memperoleh pengetahuan
melalui dua fase, yaitu--fase pemberitahuan dan fase pengalaman--inilah asal-muasal dari
semua sistem pengetahuan manusia.

Sebagai produk berpikir, rasa ingin tahu tak kunjung henti merasuk jiwa manusia.
Setelah terpenuhi suatu kebutuhan ingin tahu, Dari hasil olah pikir di atas, manusia semakin
mengerti tentang diri dan dunianya. Ini berarti bahwa pengetahuan tidak saja meningkatkan
apresiasi manusia tentang apa yang dimaui, tetapi juga dengan serempak membuka mata
manusia lebar-lebar terhadap berbagai kekurangannya, karena ilmu pengetahuan bukan
jawaban satu-satunya terhadap dorongan keingintahuan manusia. Sebagai manusia yang
hanya diciptakan untuk mengabdi kepada pencipta-Nya, sesungguhnya harus dapat tampil di
tengah-tengah sisi pandang ilmu pengetahuan yang tak bertepi. Karena kebenaran tidak hanya
diperoleh dari ilmu pengetahuan, Masih ada yang lain; filsafat, seni, agama, dan sebagainya
adalah sejawat ilmu pengetahuan dalam menuju kebenaran.

Einstein mengatakan bahwa ilmu bukan satu-satunya untuk mencapai apa yang
dinamakan kebenaran itu. la juga mengatakan bahwa ilmu tanpa agama adalah buta, dan
agama tanpa ilmu adalah lumpuh. Kesadaran Einstein terhadap relativitas kebenaran ilmu
pengetahuan ini, mempertegas pemahaman manusia terhadap janji Allah mengenai derajat
manusia, yaitu manusia berilmu, beramal, dan beriman. Penelitian ilmiah digunakan untuk
kebutuhan ilmu pengetahuan.

Penelitian memiliki kemampuan untuk meng-upgrade ilmu pengetahuan yang


membuat up-to-date dan canggih dalam aplikasi serta setiap saat dibutuhkan masyarakat. titik
awal proses penelitian adalah ilmu pengetahuan itu sendiri, kemudian bergerak membentuk
galaksi pengetahuan dan kembali ke titik awal semula, yaitu ilmu pengetahuan. Proses
penelitian dan ilmu pengetahuan tidak sesederhana apa yang diceritakan di atas, karena harus
melalui tahapan berpikir ilmiah, yang mana seorang peneliti mulai berpikir deduktif, yaitu
mencoba berteori terhadap sebuah fakta atau fenomena-fenomena penelitian dan
penyelidikan berasal dari kata research.

Selo Sumardjan menjelaskan perbedaan kedua kata di atas. Menurut beliau, biasanya
penyelidikan digunakan dalam istilah intelijen, yang dipakai pada kepolisian, sedangkan
penelitian kebanyakan digunakan dalam istilah keilmuan. Memang perbedaan itu ada
benarnya, karéna responden akan menjadi takut kepada peneliti seandainya dia tahu bahwa
peneliti sedang menyelidiki dirinya. keadaan menjadi lain seandainya responden tahu bahwa
seseorang sedang melakukan penelitian - paling tidak responden tidak keberatan - karena
biasanya kegiatan ini sering dilakukan oleh mahasiswa atau dosen. Suatu pengalaman yang
menarik, karena begitu dekatnya penelitian dengan masyarakat desa, maka ada beberapa
masyarakat desa yang menganalogkan semua program perguruan tinggi di pedesaan dengan
kegiatan penelitian.

Ketidakpuasan masyarakat terhadap cara-cara unscientific, menyebabkan masyarakat


menggunakan cara berpikir deduktif, dan cara berpikir induktif. Proses berpikir refleksi ini
pernah diperkenalkan oleh John Dewey." la mengemukakan proses berpikir tersebut melalui
langkah-langkah berikut ini:

1. The felt need, yaitu adanya suatu kebutuhan. Seseorang merasakan adanya, suatu
kebutuhan yang menggoda perasaannya
2. The problem, yaitu menetapkan masalah. Kebutuhan yang dirasakan pada tahap the
felt need di atas, selanjurnya diteruskan dengan merumuskan, menempatkan dan
membatasi permasalahan atau kebutuhan tersebut;
3. The hypothesis, yaitu menyusun hipotesis. Pengalaman-pengalaman seseorang
berguna untuk mencoba melakukan pemecahan masalah yang sedang dihadapi.
4. Collection of Data as Avidance, yaitu merekam data untuk pembuktian.

BAB 2
PENGGUNAAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN
KUANTITATIF

Paradigma adalah cara pandang seseorang ilmuwan tentang sisi strategis yang paling
menentukan nilai sebuah disiplin ilmu pengetahuan itu sendiri. Paradigma berhubungan erat
dengan aliran-aliran dalam sebuah disiplin ilmu pengetahun, di mana aliran-aliran ini
memiliki pengikut-pengikut "fanatik" untuk memperjuangkan paradigma tersebut, saat.ini
terdapat tiga paradigma yang sangat menonjol yang secara sadar ataupun tidak, selalu
bersaing setiap saat. Ketiga paradigma itu adalah paradigma teori konvensional, paradigma
perspektif komunikasi, dan paradigma teknologi komunikasi. Paradigma teori konvensional
adalah kelompok ahli teori-teori komunikasi yang berpandangan bahwa komunikasi
berkembang berdasarkan teori-teori komunikasi lama seperti S-O-R, Jarum Hipodermik,
Agenda Setting, teori-teori media, dan sebagainya.

Pandangan tersebut melahirkan paradigma perspektif komunikasi, di mana paradigma ini


berkeyakinan bahwa setiap perspektif komunikasi selalu bersentuhan dengan segi kehidupan
sosial lainnya yang paling dominan di dalam masyarakat. Paradigma perspektif komunikasi
antara lain adalah sosiologi komunikasi, komunikasi antarbudaya, komunikasi politik,
komunikasi organisasi, komunikasi publik, semiotika komunikasi, dan sebagainya. Aktivitas
komunikasi terdiri dari manusia, media, dan aktivitasnya, maka dapat kita simpulkan bahwa
sepertiga lebih dari kajian komunikasi adalah kajian media. Secara empiris, media
komunikasi sendiri berkembang dengan sangat pesat, merupakan dialektika dari kebutuhan
manusia dalam konteks komunikasi itu sendiri. Ketiga paradigma ini kemudian berkembang
dalam disiplin ilmu komunikasi sebagai aliran-aliran yang melatarbelakangi berkembangnya
berbagai perspektif baru yang akan lahir dalam bidang ini.

Ilmu sosial adalah ilmu yang paling canggih saat ini dalam khazanah ilmu pengetahuan
manusia. Dikatakan bahwa ilmu sosial adalah ilmu yang tidak memiliki jati diri, dapatlah
diterima, karena pada saat itu semua ilmuwan yang berjasa mengembangkan ilmu sosial
berasal dari ahli-ahli nilmu alam, sementara ilmu alam sendiri sudah berkembang pesat.

Langkah langkah umum menulis Tinjauan Literatur :

a. Langkah satu: berorientasi daftar bacaan. Ketika peneliti membaca artikel, buku, dan
lain-lain yang berkaitan dengan topik penelitiannya, peneliti dapat menulis sebuah
sinopsis singkat dan kritis untuk masing-masing literatur yang dibaca.
b. Langkah dua: organisasi tematik. Cari tema-tema umum dalam karya-karya yang dibaca
oleh peneliti dan mengatur karya ke dalam kategori tertentu. Biasanya, setiap bacaan
peneliti masukkan dalam tinjauan tertentu dan dapat dimasukkan ke dalam satu kategori
atau subtema dari tema utama.
c. Tahap ketiga: membaca lebih banyak. Berdasarkan pengetahuan yang peneliti dapatkan
dalam membaca, peneliti harus memiliki pemahaman yang lebih baik dari topik dan
literatur yang berkaitan dengannya.
d. Tahat empat: menulis bagian individu. Untuk setiap bagian tematik, gunakan penjelasan
konsep yang dibuat sendiri oleh peneliti untuk menulis bagian yang membahas artikel-
artikel relevan dengan tema itu.

Bagaimana menulis Tinjauan Literatur :

a. Latar belakang. Dalam bagian pertama dapat diringkas, bagaimana mendapatkan kalimat
penting di dalam tujuan literatur,
b. Naskah. Daftar dokumen termasuk dalam kajian ini. Sebagai contoh: 31 naskah asli, satu
monograf, lima review, empat artikel populer, satu naskah.
c. Temuan. Tulis beberapa kalimat di sini untuk menguraikan temuan-temuan utama dari
dokumen yang peneliti tinjau.
d. Kesimpulan. Bagian ini merupakan ringkasan, peneliti hanya perlu satu atau dua kalimat.
e. Penelitian lebih lanjut. Tunjukkan apa yang peneliti pikirkan sekarang dan perlu
dilakukan.
f. Ringkasan tersebut kira-kira terdiri dari kurang dari 300 kata agar lebih ekonoris.

BAB III
KARAKTERISTIK PENELITIAN KUANTITATIF

Demi terpenuhinya kriteria-kriteria tersebut semua ilmu harus memiliki pandangan dunia
positivistik sebagai berikut: (1) Objektif. Teori-teori tentang semesta haruslah bebas nilai. (2)
Fenomenalisme. Ilmu pengetahuan hanya bicara tentang semesta yang teramati. Substansi
metafisis yang diandaikan berada di belakang gejala-gejala penampakan disingkirkan. (3)
Reduksionisme. Semesta direduksi menjadi fakta-fakta keras yang dapat diamati. (4)
Naturalisme. Alam semesta adalah objek-objek yang bergerak secara mekanis seperti
bekerjanya jam.

LINGKUP PENELITIAN
Luasan yang mengitari penelitian kuantitatif, sama dengan besaran ruang lingkup keilmuan
sosial, seperti sosiologi, politik, ekonomi, hukum, administrasi, komunikasi, dan sebagainya,
karena semua objek kemasyarakatan menjadi objek dan ruang lingkup penelitian kuantitatif.
Bahkan dalam kasus tertentu aspek-aspek penelitian kuantitatif menjangkau objek-objek
dunia materi dalam keilmuan eksakta.
Pada dasarnya penelitian sosial meletakkan diri pada lingkup hubungan antarberbagai
komponen dalam anatomi kehidupan sosial. Kesemuanya berarah pada penemuan regularitas
sosial sesuai konsep yang dihipotesiskan atau tidak dihipotesiskan dengan maksud
mengujinya.

FORMAT PENELITIAN KUANTITATIF


Format penelitian kuantitatif dalam ilmu sosial tergantung pada permasalahan dan tujuan
penelitian itu sendiri. Ada dua format penelitian kuantitatif berdasarkan paradigma dominan
dalam metodologi penelitian kuantitatif, yaitu format deskriptif dan format eksplanasi.

FORMAT DESKRIPTIF
Penelitian kuantitatif dengan format deskriptif bertujuan untuk menjelaskan, mering-kaskan
berbagai kondisi, berbagai situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang
menjadi objek penelitian itu berdasarkan apa yang terjadi. Kemudian mengangkat ke
permukaan karakter atau gambaran tentang kondisi, situasi, ataupun variabel tersebut. Pada
umumnya penelitian ini menggunakan statistik deskriptif untuk menganalisis data
penelitiannya. Format deskriptif ini dapat dilakukan pada penelitian studi kasus dan
survei,sensus-pemairan, sehingga ada format deskriptif studi kasus atau format deskriptif
survei dan format sensus-pemairan.

FORMAT EKSPLANASI
Format eksplanasi dimaksud untuk menjelaskan suatu generalisasi sampel terhadap
populasinya atau menjelaskan hubungan, perbedaan atau pengaruh satu variabel dengan
variabel yang lain. Karena itu penelitian eksplanasi menggunakan sampel dan hipotesis.
Untuk menguji hipotesis digunakan statistik inferensial. Beberapa pakar mengatakan format
eksplanasi digunakan untuk mengembangkan dan menyempurnakan teori. Juga dikatakan
penelitian eksplanasi memiliki kredibilitas untuk mengukur, menguji hubungan sebab-akibat
dari dua tau beberapa variabel dengan menggunakan analisis statistik inferensial itu
berdasarkan hukum probability.

Format korelasional adalah jenis format penelitian non-eksperimental di mana peneliti


mengukur dua variabel dan menilai hubungan statistik antara mereka tapa pengaruh dari
variabel asing. Koefisien korelasi menunjukkan korelasi antara dua variabel (Koefisien
korelasi adalah ukuran statistik yang menghitung kekuatan hubungan antara dua variabel),
nilai yang diukur antara - 1 dan + 1. Ketika koefisien korelasi mendekati + 1, ada korelasi
positif antara kedua variabel. Jika nilainya relatif terhadap -1, ada korelasi negatif antara
kedua variabel. Ketika nilainya mendekati nol, maka tidak ada hubungan antara kedua
variabel tersebut

RAGAM MENURUT TUJUAN PENELITIAN EKSPLORASI


Penelitian semacam ini dinamakan penelitian eksploratif karena masalah yang diteliti adalah
permasalahan yang belum pernah dijejaki, belum pernah diteliti orang lain, begitu pula objek
penelitian adalah wilayah yang masih baru untuk hal yang akan diteliti tersebut, sehingga
walaupun dalam keadaan yang sangat miskin informasi, atau keadaan yang masih "tertutup"
informasi, peneliti eksplorasi tetap berusaha menemukan atau mengungkap permasalahan
yang sedang dibutuhkan atau akan diteliti tersebut.
PENELITIAN PENGEMBANGAN
Penelitian pengembangan adalah penelitian yang ditujukan untuk mengembangkan temuan-
temuan penelitian atau teori-teori sebelumnya, baik untuk keperluan ilmu murni maupun ilmu
terapan dan sebagainya. Misalnya, pada penelitian sebelumnya telah ditemukan, ada
pengaruh antara variabel politik terhadap variabel moneter, maka perlu dikembangkan untuk
memahami apakah variabel moneter ini dipengaruhi oleh variabel politik secara merata di
setiap negara, atau pada negara-negara dengan karakteristik tertentu saja,

PENELITIAN VERIFIKASI
Yang dimaksud dengan penelitian verifikasi dalam penelitian kuantitatif, adalah umpamanya
beberapa waktu yang lalu telah dilakukan penelitian tentang hubungan antara perilaku
sadisme di masyarakat dan penayangan berita, dan gambar-gambar kekerasan di media
televisi.

RAGAM MENURUT PENDEKATAN PENELITIAN LONGITUDINAL


Longitudinal adalah penelitian yang memerlukan waktu yang lama serta tenaga dan biaya
yang banyak selama penelitian dilakukan, sehingga kebanyakan peneliti menganggap
penelitian ini kurang efisien.

PENELITIAN CROSS-SECTIONAL
Sesuatu yang mungkin penting dan perlu mendapat perhatian karena walaupun objek
penelitian cross -sectional berbeda-beda (hal ini tidak sama dengan penelitian longitudinal),
yang perlu dingat bahwa seseorang atau kelompok, satu tahun yang akan datang mungkin ada
perbedaan.' Begitu pula, apabila dihubungkan dengan cara pengambilan data secara terus-
menerus, maka penelitian cross-sectional merupakan kompromi antara one-shot method
(menembak satu kali terhadap kasus) dan longitudinal method (menembak beberapa kali
terhadap kasus yang sama).

PENELITIAN SURVEI
penelitian kuantitatif survei, selain masuk dalam pengertian penelitian survei juga
dimaksudkan memiliki sifat pemairan, dan umumnya digunakan untuk menarik kesimpulan
sampel terhadap populasi sehingga dipastikan menggunakan hipotesis dan alat statistik dalam
analisis data.

PENELITIAN ASSESSMENT
Penelitian assessment berkembang menjadi bentuk penelitian yang unik dan menarik
khususnya pada penelitian proyek. Hal yang menonjol dari penelitian assessment adalah
keterlibatan peneliti mulai dari awal pelaksanaan proyek sampai proyek selesai dilaksanakan.

PENELITIAN AKSI (ACTION RESEARCH)


Action Research lebih mengutamakan fokus pendekatannya pada hal-hal yang praktis.
Kadang ada kebingungan untuk membedakan penelitian aksi dengan penelitian evaluatif.
Namun kedua penelitian itu dapat dibedakan secara prinsipil di mana penelitian evaluasi
hanya dilakukan pada tengah atau akhir proyek, tetapi penelitian aksi dilakukan sepanjang
proyek dengan keterlibatan peneliti yang signifikan, peneliti terus-menerus mencari
kelemahan-kelemahan untuk suatu penyempurnaan, dengan menekankan proses trial and
error sebagai metode utama dalam penelitian tersebut.
RAGAM MENURUT TEMPAT PENELITIAN:
RISET PERPUSTAKAAN (LIBRARY RESEARCH)
Penelitian dapat pula dilakukan di perpustakaan, penelitian yang dilakukan di perpustakaan
ini mengambil setting perpustakaan sebagai tempat penelitian dengan objek penelitiannya
adalah bahan-bahan kepustakaan. Dengan demikian penelitian ini hanya mengambil
perpustakaan sebagai kancah penelitiannya. Peneliti berhadapan dengan berbagai macam
literatur sesuai tujuan dan masalah yang akan dan sedang diteliti. Penelitian kepustakaan ini
menghasilkan kesimpulan tentang kecenderungan sebuah teori digunakan dari waktu ke
waktu, perkembangan sebuah paradigma, dan pendekatan ilmu pengetahuan tertentu.

PENELITIAN LABORATORIUM (LABORATORY RESEARCH)


Penelitian laboratoris pada ilmu sosial, menggunakan objek-objek manusia sebagai sasaran
penelitian dan laboratorium ilmu sosial memiliki substansi yang relatif berbeda dengan ilmu
alam, di mana manusia tetap dilihat tidak saja sebagai objek penelitian, akan tetapi juga
dilihat sebagai subjek penelitian. Karena itu rekayasa-rekayasa manusia di dalam
laboratorium bukan terletak pada material manusia, namun pada hubungan-hubungan sosial
manusia.

PENELITIAN KANCAH (FIELD RESEARCH)


Umumnya dalam ilmu-ilmu sosial kita kenal penelitian kancah yaitu penelitian yang paling
sering dilaksanakan pada berbagai cabang ilmu pengetahuan, khususnya ilmu sosial. Kancah
adalah juga masyarakat yang dimaksud sebagai laboratorium "raksasa" yang penuh dengan
seribu satu fenomena dan masalah yang tak kunjung habisnya. Semakin kompleks kancah,
semakin banyak pula fenomena dan masalah yang dapat dipelajari darinya.

RAGAM MENURUT PEMAKAIAN PENELITIAN MURNI (PURE RESEARCH)


Disebut dengan penelitian murni karena penelitian ini dimaksudkan sebagai upaya untuk
mengembangkan teori tertentu dalam konteks keilmuan. Pure research dimaksud pula sebagai
sebuah penggolongan penelitian untuk mengembangkan salah satu cabang ilmu pengetahuan
dan hasil penelitiannya tidak dimaksud untuk diaplikasikan di masyarakat,

PENELITIAN TERAPAN (APPLIED RESEARCH)


Disebut penelitian terapan karena penelitian ini digunakan untuk mengaplikasikan teori di
masyarakat, karena itu penelitian terapan adalah penelitian yang langsung dapat
dimanfaatkan oleh masyarakat.

RAGAM MENURUT BIDANG ILMU


metodologi penelitian sesuai dengan bidang ilmu itu disebabkan, karena objck atau ruang
lingkup setiap ilmu pengetahuan berbeda-beda dengan demikian maka penggolongan metode
penelitian juga dikhususkan sesuai dengan objek dan ruang lingkup ilmu tersebut.

RAGAM MENURUT TARAF PENELITIAN


Penelitian ini pula umumnya menggunakan sampel penelitian untuk dilakukan generalisasi
terhadap populasi. Dalam khazanah metodologi penelitian di Indonesia dan di berbagai
masyarakat perguruan tinggi di dunia, ragam penelitian kuantitatif ini adalah salah satu dari
paradigma metodologi yang paling banyak dianut di samping paradigma metodologi
kualitatif.
RAGAM MENURUT TERJADINYA VARIABEL PENELITIAN HISTORIS
Proses penelitian ini menggunakan kaidah dan prosedur penelusuran merenakan, genatois,
dan mensinterpretasikan kejadian- kojadian masa latu uran, peenenaikan, generalisast yang
bertujuan untuk menjelaskan masa latu (itu sendir), juga mene link, di ar secara terbatas
berguna untuk mengantisipasi hal-hal yang akan datang masa. carla na pada tren.-tren historis
yang pernah terjadi.

PENELITIAN EKSPOS-FAKTO
Apabila penelitian bertujuan mengekspos kejadian-kejadian yang sedang berlangsung maka
itu disebut penelitian ekspos-fakto.

PENELITIAN EKSPERIMEN
Apabila penelitian bertujuan meramalkan dan menjelaskan hal-hal yang terjadi atau yang
akan terjadi di antara variabel-variabel tertentu melalui upaya manipulasi atau pengontrolan
variabel-variabel tersebut atau hubungan di antara mereka, agar ditemukan hubungan,
pengaruh, atau perbedaan salah satu atau lebih variabel.

PROSES PENELITIAN KUANTITATIF


Penelitian kuantitatif dimulai dengan kegiatan menjajaki permasalahan yang akan menjadi
pusat perhatian peneliti. Kemudian peneliti mendefinisi serta memformulasikan masalah
penelitian dengan jelas dan sehingga mudah dimengerti. Setelah masalah penelitian
diformulasikan, maka didesain rancangan penelitian yaitu desain model. Desain inilah yang
nantinya menuntun pelaksanaan penelitian secara keseluruhan mulai dari awal sampai akhir
penelitian.

BAB IV
TOPIK DAN MASALAH PENELITIAN KUANTITATIF

MEMILIH TOPIK DAN MASALAH PENELITIAN


Topik dan masalah dalam penelitian kuantitatif sering dibedakan satu dan lainnya. Topik
dipandang sebagai kerangka bear masalah, sedangkan masalah adalah bagian-bagian dalam
topik itu. Topik yang bagus akan melahirkan masalah yang bagus, dan masalah yang bagus
akan menghasilkan judul-judul penelitian yang menarik.

PERTIMBANGAN OBJEKIF
pertimbangan objektif adalah pertimbangan berdasarkan kondisi masalah itu sendiri, layak
atau tidak layak suatu masalah diteliti yang didasarkan pada kualitas masalah dan dapatnya
masalah dikonseptualisasikan. Pada dasarnya peneliti melihat dan dapat
mempertimbangankan apakah suatu masala memiliki kualitas tertentu atau tidak untuk dapat
diteliti.

PERTIMBANGAN SUBJEKTIF
Pertimbangan subjektif adalah pertimbangan berkisar tentang kredibilitas peneliti (calon
peneliti) terhadap apa yang akan ditelitinya. Seperti juga pada pertimbangan objektif, maka
apabila pertanyaan-pertanyaan subjektif in telah dijawab dengan baik maka itu berarti secara
subjektif suatu masalah dapat dipilih sebagai masala penelitian.
PERTIMBANGAN LAIN PENTINGNYA SUATU MASALAH
Eksplorasi terhadap sumber-sumber inspirasi memungkinkan peneliti atau calon peneliti
memperoleh gagasan yang segar tentang topik dan masalah penelitian. Sebenarnya sumber
topik dan masalah penelitian kuantitatif bertebaran di mana-mana, terutama di lingkungan
peneliti sendiri. Eksplorasi terhadap sumber topik dan masalah penelitian in dapat dilakukan
dengan berbagai cara. Gagasan-gagasan penelitian juga bisa dari kajian-kajian terhadap tori
yang ada, konsep-konsep yang ada ataupun juga hasil kajian terhadap beberapa kebijakan
publik pemerintah maupun swasta. Teori, konsep, dan kebijakan publik tersebut dikaji
berdasarkan implementasi terhadap kondisi empiris masyarakat saat ini, kemudian dilihat
mana unsur-unsur ketidak terpaduan yang muncul.

PERNYATAAN MASALAH (THE PROBLEM STATEMENT)


Peranyataan masalah adalah suatu pernyataan tentang research problem atau permasalah apa
yang sedang menjadi pertimbangan penting yang akan diteliti. Pernyataan masalah ini adalah
fokus dari semua masalah di dalam penelitian ini. Pernyataan masalah harus mengandung
beberapa kesenjangan (gap) yang terjadi yaitu kesenjangan empiris, kesenjangan teoretis, dan
kesenjangan metodologis.

PERTANYAAN PENELITIAN (RESEARCH QUESTION)


Pertanyaan penelitian (research question) merupakan sebuah pertanyaan lanjutan dari
research problem atau problem statement yang telah di buat. Biasanya riset problem di
jelaskan di latar bekang masalah, sedangkan research question di jelaskan pada rumusan
masalah.

BAB V
KONSEP DAN VARIABEL PENELITIAN

KONSEP PENELITIAN
konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama. Misalnya dalam hal
mengonsepsi perilaku salah prosedur dalam birokrasi sebagai kategori dari fenomena
penyalahgunaan wewenang; kebiasaan membolos kerja sebagai kategori dari fenomena
ketidakdisiplinan; kebiasaan melakukan pencatatan terhadap pengeluaran harian keuangan
perusahaan sebagai kategori manajemen keuangan perusahaan yang baik. Konsep dibangun
dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti. Karen
itu konsep memiliki tingkat generalisasi yang berbeda satu dengan lainnya, bila dilihat dari
kemungkinan dapat diukur atau tidak. Dalam mendesain konsep penelitian, yang terpenting
pula peneliti harus mendesain

konsep interaksi antarvariabel-variabel penelitiannya. arena itu peneliti harus menentukan


pilihan sebenarnya dari interaksi antarvariabel-variabel penelitian itu. Untuk penjelasan ini
umpamanya peneliti menentukan penelitian harusnya menguji hubungan, menguji pengaruh,
menguji perbedaan atau hanya mengidentifikasi permasalahan. konseptualisasi dalam
penelitian kuantitatif hanya dapat dilakukan setelah peneliti membaca tori yang akan
digunakan dalam penelitian ini, baik grand theory, middle theory atau application theory.

VARIABEL KUANTITATIF
Agar variabel dapat diukur maka variabel harus dijelaskan ke dalam konsep operasional
variabel, untuk itu maka variabel harus dijelaskan parameter atau indikator- indikatornya.
Kalau peneliti mampu mengoperasionalkan konsep dengan baik, maka tidak sukar pula dalam
mengoperasionalkan variabel, dan selanjutnya tidak akan mengalami kesulitan dalam
mengoperasionalkan indikator variabel dan pengukuran.

JENIS PENGUKUR VARIABEL


Variabel dapat dikelompokkan menurut empat bentuk pengukuran sebagai berikut:

a. Variabel Nominal, yaitu variabel yang ditetapkan berdasarkan atas penggolongan.


Variabel ini bersifat diskrit (bijaksana) dan saling pilih (mutually exclusive) antara kategori
yang satu dan kategori yang lain.
b. Variabel Ordional, yaitu variabel yang dibentuk berdasarkan atas jenjang dalam atribur
tertentu: jenjang tertinggi dan terendah sesungguhnya ditetapkan menurut kesepakatan.
c. Variabel Interval, yaitu variabel yang dibangun dari pengukuran.
d. Variabel Ratio, yaitu variabel yang memiliki permulaan angka nol mutlak.

BENTUK DAN RAGAM VARIABEL CONTOH UNTUK PENELITIAN KEBIJAKAN


PUBLIK
Variabel bebas adalah variabel yang menentukan arah atau perubahan tertentu pada variabel
tergantung, sementara variabel bebas berada pada posisi yang lepas dari "pengaruh" variabel
tergantung. Dengan demikian variabel tergantung adalah variabel yang "dipengaruhi" oleh
variabel bebas.

HUBUNGAN-HUBUNGAN VARIABEL
Pada penelitian kuantitatif umumnya dijumpai (independent variable), variabel tergantung
(dependent variable) dan variabel penyela (intervening variable). Sedangkan varian variabel
seperti pada penelitian kebijakan publik tidak banyak dijumpai akan tetapi kompleksitas
modelnya bisa menjadi perhatian dalam pengembangan model variabel pada penelitian
kuantitatif lainnya yang lebih progresif.

HUBUNGAN SIMETRIS
Ada empat kelompok hubungan simetris yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai
berikut :
a. Kedua variabel merupakan indikator sebuah konsep yang sama.
b. Kedua variabel merupakan akibat dari faktor yang sama.
c. Kedua variabel berkaitan secara fungsional.
d. Kedua variabel mempunyai hubungan yang kebetulan semata.

HUBUNGAN TIMBAL BALIK


Hubungan timbal balik antara variabel-variabel penelitian berbeda dengan hubungan sebab-
akibat (kausalitas) dalam sebuah penelitian. Hubungan timbal balik disini maksudnya, suatu
variabel dapat menjadi sebab sekaligus juga dapat menjadi akibat dan bukan dimaksud
perubahan variabel tertentu diakibatkan oleh variabel yang lain.

HUBUNGAN ASIMETRIS
Hubungan asimetris terdiri dari enam tipe yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

HUBUNGAN ANTARA STIMULUS DAN RESPONS


Hubungan ini adalah bagian dari hubungan sebab akibat, yang biasanya dilakukan oleh ahli-
ahli penelitian kuantitatif dari berbagai disiplin ilmu-ilmu alam dan ilmu-ilmu sosial.
HUBUNGAN ANTARA DISPOSISI DAN RESPONS
Yang dimaksudkan dengan disposisi di sini adalah kecenderungan dalam menunjukkan
respons tertentu dalam posisi atau situasi tertentu pula.

HUBUNGAN ANTARA CIRI INDIVIDU DAN DISPOSISI


Yang dimaksud dengan ciri pribadi adalah sifat-sifat pribadi atau individu yang kemungkinan
tidak berubah, walaupun dipengaruhi oleh lingkungannya.

HUBUNGAN ANTARA PREKONDISI YANG PERLU DENGAN AKIBAT


TERTENTU
Suatu variabel akan muncul dengan syarat variabel yang lain harus dimunculkan lebih dulu.

HUBUNGAN YANG IMANEN ANTARA DUA VARIABEL


Pada kasus hubungan in dimaksud, variabel tertentu memiliki hubungan yang imanen dengan
variabel yang lain, perubahan variabel tertentu akan dikuti pula dengan perubahan variabel
yang lain.

HUBUNGAN ANTARA VARIABEL TUJUAN DAN VARIABEL CARA


Umumnya tujuan dan cara dapat ditemui pada satu keinginan orang, tetapi tidak jarang pula
tujuan dan cara berada pada kondisi yang berbeda pula.

BAB VI
HIPOTESIS PENELITIAN

PENGERTIAN HIPOTESIS PENELITIAN


Penggunaan hipotesis dalam penelitian karena hipotesis sesungguhnya bar sekadar jawaban
sementara terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan. Dengan hipotesis, penelitian
menjadi jelas arah pengujiannya dengan kata lain hipotesis membimbing peneliti dalam
melaksanakan penelitian di lapangan baik sebagai objek pengujian maupun dalam
pengumpulan data. Studi-studi eksploratif kebanyakan juga digunakan sebagai sumber
inspirasi hipotesis yang akan dibangun, tetapi karena tempatnya di lapangan, maka kurang
menjadi kebiasaan orang menggunakannya secara baik.

MERANCANG HIPOTESIS
Dari performance-nya, dalam arti materi hipotesis, formulasi hipotesis haruslat-memenuhi
beberapa syarat sebagai berikut ini :
a. Hipotesis harus dirumuskan sedemikian rupa sehingga konsekuensi mutlak yang lahir
darinya, tidak merupakan sesuatu yang berlawanan atau sesuatu yang inkonsistensi.
b. Sesuatu yang tidak penting dan tidak diujikan serta tidak diperlukan secara formal, tidak
perlu dimasukkan dalam formulasi hipotesis.
c. Hipotesis diajukan dengan kemungkinan pengujiannya. Hipotesis dibuat dengan suatu
kemungkinan bahwa hipotesis tersebut nantinya dapat diuji.
d. Hipotesis harus spesifik dan tidak menggunakan bahasa yang ambiguous.
e. Acuan empiris yang ditentukan secara tegas.

BERBAGAI BENTUK HIPOTESIS


Jacob Vredenbregt membedakan hipotesis dalam tiga jenis, yaitu hipotesis universal,
hipotesis eksistensial, dan hipotesis probabilitas.
HIPOTESIS NOL (HO)
Hipotesis nol juga sering disebut dengan hipotesis statistik yaitu hipotesis yang diuji dengan
statistik.

HIPOTESIS ALTERNATIF (HA)


Hipotesis alternatif dapat langsung dirumuskan apabila ternyata pada suatu penelitian,
hipotesis nol ditolak.

HIPOTESIS KERJA (HK)


Dimaksud dengan hipotesis kerja (Hk) adalah hipotesis spesifik yang dibangun berdasarkan
masalah-masalah khusus yang akan diuji. cara yang dapat dilakukan oleh peneliti kuantitatif
dalam mengurangi kesulitan mereka membangun hipotesis mayor :
a. Buatlah daftar masalah beserta hubungannya satu dengan yang lainnya.
b. Buatlah jenis informasi yang Anda butuhkan untuk menjelaskan suatu masalah tertentu.
c. Daftarlah variabel-variabel penting yang diperkirakan akan membantu dalam
menganalisis problem tertentu.
d. Daftarlah institusi sosial, ekonomi, atau politik, dan sebagainya.
e. Buatlah daftar isu-isu teoretis dan pilihlah di antara isu tersebut yang paling relevan.

PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN


Pada penelitian kuantitatif, pengujian hipotesis dilakukan dengan pengujian statistik sehingga
relatif mendekati suatu kebenaran yang "diharapkan". Dengan demikian, orang lebih mudah
menerima suatu penjelasan pengujian, sampai sejauh mana hipotesis penelitian diterima atau
ditolak.

PENGGUNAAN HIPOTESIS DALAM PENELITIAN KUANTITATIF


Penggunaan hipotesis dalam penelitian kuantitatif digunakan selain sebagai ciri khas dari
penelitian kuantitatif dengan menggunakan statistik inferensial, sebenarnya penggunaan
hipotesis ini juga menunjukkan penelitian tertentu menggunakan sampel penelitian.

BAB VII
DESAIN, INSTRUMEN, DAN PENGUKURAN

PROPOSAL DAN DESAIN PENELITIAN


Perbedaan proposal penelitian dengan desain penelitian, tidak begitu tajam dan pada dasarnya
bersifat gradual. Karena itu, perbedaan yang bersifat demikian terkadang orang menyamakan
proposal penelitian dengan desain penelitian. Perbedaan materi proposal penelitian dengan
desain penelitian hanyalah karena proposal penelitian dibuat dalam rangka mencari sponsor -
terutama masalah anggaran, sedangkan desain penelitian dibuat sebagai rancangan, format,
pedoman, aturan main atau acuan penelitian yang akan dikerjakan. Dalam proposal-proposal
penelitian selalu memuat format-format umm yang didalamnya terdapat hal-hal antara lain:
a. Pendahuluan dan pertanyaan-pertanyaan umum tentang topik yang akan diteliti.
b. Hubungan penelitian dengan permasalahan tersebut.
c. Tinjauan pustaka yang relevan.
d. Desain penelitian tau metode-metode penelitian.

DESAIN PENELITIAN KUANTITATIF


Pada rancangan desain penelitian kuantitatif dimulai dengan secara teknis membicara-kan
masing-masing bagian konstruksi desain penelitian seperti: judul penelitian; latar belakang
masalah; rumusan masalah; tujuan penelitian; manfaat penelitian; tinjauan pustaka; hipotesis;
konsep-konsep penelitian; penentuan variabel dan indikator variabel; pengukuran; sumber
data; metode pengumpulan data; rancangan analisis; dan metode analisis data.

INSTRUMEN PENELITIAN KUANTITATIF


Instrumen ini dimaksud sebagai perangkat lunak dari seluruh rangkaian proses pengumpulan
data penelitian di lapangan. Pertama, instrumen penelitian menempati posisi teramat penting
dalam hal bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk memperoleh data di lapangan.
Kedua, instrumen penelitian adalah bagian paling rumit dari keseluruhan proses penelitian.
Ketiga, bahwa pada dasarnya instrumen penelitian kuantitatif memiliki dua fungi yaitu
sebagai substitusi dan sebagai suplemen.

PENGUKURAN
Pengukuran indikator variabel dalam penelitian kuantitatif lebih mudah karena pengukuran
lebih banyak ditentukan oleh peneliti dengan melihat kecenderungan data dan teknik analisis
data apa yang akan dipakai. Biasanya pengukuran kuantitatif menggunakan pengukuran
nominal, ordinal, rasio, dan interval.

BAB VIII
POPULASI PENELITIAN, SAMPEL, DAN TEKNIK SAMPLING

POPULASI PENELITIAN
populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat
berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan
sebagainya, sehingga objek-objek in dapat menjadi sumber data penelitian. Dilihat dari
kompleksizas objek populasi, maka populasi dapat dibedakan : populasi homogen dan
populasi heterogen.

SAMPEL PENELITIAN
Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian pada penelitian
tertentu dengan skala kecil, yang hanya memerlukan beberapa orang sebagai objek penelitian,
ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang dilakukan.

BEBERAPA METODE SAMPLING


Metode sampling adalah pembicaraan bagaimana menata berbagai teknik dalam penarikan
atau pengambilan sampel penelitian, bagaimana kita merancang tata cara pengambilan
sampel agar menjadi sampel yang representatif.

CLUSTER SAMPLING
Pada penelitian tersebut mengisyaratkan populasi dalam bentuk unit-unit khusus seperti
agama, golongan, suku, bangsa, atau dapat dikatakan populasi kita adalah populasi cluster,
maka penggunaan teknik cluster sampling adalah jawaban dari pertanyaan bagaimana kita
menarik sampel dari populasi seperti ini. Perlu menjadi perhatian bahwa cluster sampling
tidak memilih individu-individu sebagai anggota unit sampel, tetapi memillh rumpun-rumpun
populasi sebagai anggota unit populasi. Pendapat-pendapat tersebut bukanlah pendapat
pribadi dari individu yang tergabung dalam struktur cluster yang ada, tetapi merupakan
pendapat dari cluster itu sendiri.
BAB XI
DATA, SKALA, DAN METODE PENGUMPULAN DATA

Dalam penelitian kuantitatif, konsep fakta menuju pada sebuah peristiwa yang tidak dapat
dibawa pulang oleh peneliti. Fakta sesungguhnya adalah milk objek penelitian yang relatif
tidak dapat dipisahkan dari objek penelitian itu sendiri. Hal yang dapat dibawa pulang oleh
peneliti hanyalah data. Data dikonsepkan sebagai segala sesuatu yang hanya berhubungan
dengan keterangan tentang suatu fakta dan fakta tersebut ditemui oleh peneliti di lokasi
penelitian.

DATA KUANTITATIF
Data kuantitatif biasanya dapar dijelaskan dengan angka-angka. Data seperti ini biasanya
hasil tranformasi dari data kualitatif yang memiliki perbedaan berjenjang. Namun ada juga
data kuantitatif murni yang keberadaannya sudah dalam bentuk kuantitatif. Semua data
kuantitatif dapat dianalisis dengan menggunakan analisis statistik, baik inferensial ataupun
non-inferensial.

DATA PRIMER
Data primer adalah yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi penelitian
atau objek penelitian.

DATA SEKUNDER
Data dan sumber data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber
sekunder dari data yang kita butuhkan. Data sekunder diperoleh dari sumber data sekunder,
vaitu sumber data kedua sesudah sumber data primer.

RAGAM METODE PENGUMPULAN DATA

METODE ANGKET
Bentuk umum sebuah angket terdiri dari bagian pendahuluan berisikan petunjuk pengisian
angket, bagian identitas berisikan identitas responden seperti: nama, alamat, umur, pekerjaan,
jenis kelamin, status pribadi dan sebagainya, kemudian baru memasuki bagian isi angket.

METODE WAWANCARA
Wawancara atau interview adalah sebuah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan
responden atau orang yang diwawancarai, dengan atau tapa menggunakan pedoman (guide)
wawancara. Materi wawancara yang baik memiliki: pembukaan, isi, dan penutup.

BENTUK-BENTUK WAWANCARA

WAWANCARA SISTEMATIK
Wawancara sistematik adalah wawancara yang dilakukan dengan terlebih dahulu
pewawancara mempersiapkan pedoman (guide) tertulis tentang apa yang hendak ditanyakan
kepada responden.

WAWANCARA TERARAH
Wawancara terarah dilaksanakan secara bebas, tetapi kebebasan ini tetap tidak terlepas dari
pokok permasalahan yang akan ditanyakan kepada responden dan telah dipersiapkan
sebelumnya oleh pewawancara.
BENTUK-BENTUK SUBJEK DAN OBJEK WAWANCARA

Apabila dilihat dari subjek dan objek wawancara maka metode ini dibagi menjadi beberapa
bentuk, yaitu:
a. Wawancara individu dengan individu, yaitu wawancara yang dilakukan antara seseorang
dan lainnya.
b. Wawancara individu dan kelompok, yaitu wawancara yang dilakukan seseorang terhadap
suatu kelompok.
c. Wawancara kelompok dengan individu, yaitu sekelompok pewawancara mewawancarai
seseorang.
d. Wawancara kelompok dengan kelompok lainnya, yaitu dua kelompok yang saling
mewawancarai atau sekelompok pewawancara yang mewawancarai kelompok lainnya.

METODE OBSERVASI
Observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan pengamatannya melalui hail
kerja pancaindra mata serta dibantu dengan pancaindra lainnya. Di dalam pembahasan ini
kata observasi dan pengamatan di gunakan secara bergantian.

OBSERVASI LANGSUNG
Observasi langsung adalah pengamatan yang dilakukan secara langsung pada objek yang
diobservasikan, dalam arti bahwa pengamatan tidak menggunakan "'media-media transparan".

OBSERVASI BERSTRUKTUR
Peneliti telah mengetahui aspek atau aktivitas apa yang akan diamati, yang relevan dengan
masalah dan tujuan penelitian karena pada pengamatan, peneliti telah terlebih dulu
mempersiapkan materi pengamatan dan instrumen yang akan digunakan.

OBSERVASI TIDAK BERSTRUKTUR


Observasi tidak berstruktur dimaksud, observasi dilakukan tapa menggunakan guide
observasi. Dengan demikian pada observasi ini, pengamat harus mampu secara pribadi
mengembangkan daya pengamatannya dalam mengamati suatu objek.

OBSERVASI EKSPERIMENTAL
Peneliti merasa perlu untuk mengendalikan unsur-unsur penting dalam situasi sedemikian
rupa sehingga gejala tersebut dapat diatur sesuai dengan tujuan penelitian, serta dikendalikan
untuk menghindari dan mengurangi bahaya timbulnya faktor-faktor yang tidak diharapkan
memengaruhi situasi itu. Observasi yang dilakukan dalam keadaan seperti itu disebut
observasi eksperimental.

OBSERVASI PARTISIPASI
Observasi partisipasi yang dimaksud adalah pengumpulan data melalui observasi terhadap
objek pengamatan dengan langsung hidup bersama, merasakan serta berada dalam sirkulasi
kehidupan objek pengamatan.

OBSERVASI KELOMPOK
Bentuk observasi lain yang sering digunakan pula adalah observasi kelompok. Observasi ini
dilakukan secara berkelompok terhadap suatu atau beberapa objek sekaligus.
METODE DOKUMENTER
Metode dokumenter adalah salah satu metode pengumpulan data yang digunakan dalam
metodologi penelitian sosial. Pada intinya metode dokumenter adalah metode yang
digunakan untuk menelusuri data historis.

METODE EKSPERIMENTAL
Eksistensi eksperimentasi adalah meguji pengaruh dari media alat atau suatu kondisi terhadap
suatu gejala sosial.

METODE PENELUSURAN DATA ONLINE


Metode penelusuran data online yang dimaksud adalah rata cara melakukan penelusuran data
melalui media online seperti internet atau media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas
online, sehingga memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data--informasi online yang
berupa data maupun informasi tori, secepat atau semudah mungkin dan dapat
dipertanggungjawabkan secara akademis.

BAB X
PELAKSANAAN DAN PENGUMPULAN DATA

SCHEDULE PENELITIAN
Biasanya penelitian kuantitatif memerhatikan schedule penelitian yang dibuat dalam bentuk
urutan waktu penelitian yang akan digunakan selama penelitian. Uraian tentang penggunaan
waktu penelitian ini dimaksud: (a) untuk perencanaan kerja peneliti sendiri; (b) untuk
menentukan alokasi dana yang dibutuhkan selama penelitian; (c) agar dapat diperkirakan
jumlah tenaga lapangan yang dibutuhkan; (d) mengatur hubungan kerja peneliti dengan pihak
kedua dan ketiga, terutama apabila pihak ini adalah lembaga donor.

PERSIAPAN ADMINISTRASI
Persiapan in dimaksud adalah persiapan administratif seperti persiapan surat-menyurat,
pengurusan izin penelitian (kalau dibutuhkan), pembuatan surat keputusan (pada penelitian
kelompok), penerbitan surat tugas, penggandaan, persiapan pertemuan-pertemuan, persiapan
pengujian tenaga, persiapan pembekalan alar-alat penelitian, persiapan coacing, dan
sebagainya.

ORGANISASI TIM PENELITI


Sama halnya dengan kegiatan-kegiatan lainnya, organisasi peneliti yang baik seharusnya
menggunakan unsur pimpinan, unsur pembantu pimpinan, dan unsur anggota. Pada penelitian
tertentu peneliti membutuhkan konsultan, maka biasanya konsultan juga dimasukkan ke
dalam struktur organisasi peneliti.

PENYUSUNAN ANGGARAN PENELITIAN


Bagi penelitian individual, penyusunan anggaran penelitian tidak mutlak membutuh-kan
karena semua pengeluaran dana langsung dikoordinasi sendiri dan dibiayai sendiri.

LEMBAGA DONOR
Lembaga donor dapat dibagi menjadi dua, yaitu lembaga donor pemerintah dan lembaga
donor Non-Government Organization (NGO). Lembaga donor pemerintah adalah semua
instansi pemerintah baik departemen maupun nondepartemen di tingkat pusat maupun di
daerah, semuanya dapat menjadi lembaga donor bagi penelitian. Di tingkat departemen,
direktur jenderal dan sebagaimana terdapat banyak anggaran yang dapat mendonor berbagai
penelitian yang mereka prioritaskan. Khususnya di kantor Menristek, terdapat berbagai
proyek yang dapat mendonor penelitian seperti Riset Unggulan Terpadu (RUT), Riset
Unggulan Kemitraan (RUK), Riset Unggulan Kemasyarakatan (RUKK), dan sebagainya.

UJI COBA DAN REVISI INSTRUMEN PENELITIAN


Pelaksanaan uii coba instrumen sama saja dengan pelaksanaan penelitian sebenarnya. Hanya
saja pelaksanaan uji coba instrumen lebih bersifat simulasi. Oleh karena itu, "sampe!" uii
coba instrumen adalah orang-orang yang memiliki kemiripan yang sepadan dengan sampel
penelitian sebenarnya, walaupun bear jumlahnya tidak mesti sama. Instrumen penelitian
kemudian disebarkan kepada mereka. Kala instrumen observasi dan dokumentasi, maka
penelitian sendirilah yang menggunakan instrumen tersebut pada "sampe!" uji cobanya.

FIELD WORKERS DAN TENAGA ASISTEN


Ketika satu kegiatan penelitian memutuskan menggunakan field worker dan asistensi,
persoalan lain kemudian muncul, yaitu menyangkut kredibilitas, motivasi serta kejujuran
field worker itu sendiri mengingat mereka datang dari mana saja. Hal ini perlu diangkat ke
permukaan dalam subbab ini, mengingat walaupun status field worker dan tenaga asistensi
adalah tenaga "kasaran" pada proyek penelitian, tetapi peranan mereka amat penting dalam
penelitian, karena merekalah yang berhadapan langsung dengan responden dan melalui
mereka pula peneliti memperoleh data penelitian. Ini artinya, apa pun bentuk suatu data, valid
atau invalid suatu data bergantung pada bagaimana field worker melaksanakan tugas mereka.

MENGAMBIL DATA DI LAPANGAN


Persoalan yang tidak kalah penting lainnya adalah penggunaan waktu yang tepat di lapangan,
sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan. Hal ini menjadi perlu diperhatikan karena
menyangkut kebutuhan logistik dan jadwal penelitian yang sudah ditetapkan. Tidak jarang
pula jadwal pengumpulan data tidak dapat dipatuhi, menyebabkan jadwal pengolahan data
dan pembuatan laporan menjadi terganggu.

BAB XI
PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA

KOMPUTER UNTUK PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA


Penggunaan komputer pada penelitian, terutama penelitian sosial, lebih banyak dibantu oleh
tersedianya software sip pakai yang berhubungan dengan statistika. Telah disadari bahwa
statistika memegang peranan penting dalam analisis data. Walaupun demikian, peranan
statistika tidak lebih dari sekadar alat penelitian (a set tools). Sebagai alat analisis data,
beberapa rumus pengolahan data statistika relah dibuat dalam program-program siap pakai
yang tersimpan pada floppy disk maupun harddisk, seperti antara lain Dynastat, Microstat,
SPSS, AMOS, dan sebagainya. Biasanya pada setiap program siap pakai tersebut, telah
tersedia berbagai bentuk alat pengolahan data statistik, baik itu statistik deskriptif maupun
inferensial.

PERAN STATISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL


Peran statistik dalam ilmu-ilmu sosial terutama untuk menganalisis gejala-gejala sosial
memiliki arti yang sangat vital. Dalam mendeskripsikan gejala-gejala, ilmu sosial
membutuhkan statistik deskriptif (descriptive statistic). Statistik ini amat berguna untuk
mengilustrasikan atau mendeskripsikan berbagai gejala berdasarkan keadaan apa adanya dari
gejala itu sendiri, tapa perlu mempertanyakan mengapa gejala tersebut terjadi.

PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA MENYIAPKAN DATA


Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data dilaksanakan. Pada
penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum dilaksanakan dengan melalui tahap
memeriksa (editing), proses pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating).

BAB XII
STATISTIK UNTUK PENGOLAHAN HASIL PENELITIAN

MENGOLAH DAN MENGANALISIS DATA


Pengolahan hasil penelitian dengan statistik deskriptif digunakan pada penelitian kuantitatif
deskriptif, yaitu penelitian kuantitatif yang bertujuan hanya menggambarkan keadaan gejala
sosial apa adanya, tapa melihat hubungan-hubungan yang ada. Sedangkan pengolahan data
penelitian dengan statistik inferensial digunakan pada penelitian eksplanasi yang bertujuan
tidak saja mendeskripsikan keadaan gejala sosial yang tampak, tetapi lebih jauh lag ingin
melihat hubungan-hubungan kausalitas antara gejala-gejala tersebut.

TEKNIK STATISTIK DESKRIPTIF

DISTRIBUSI FREKUENSI
Untuk mengetahui bagaimana distribusi frekuensi pada suatu data, peneliti dapat
menganalisis data penelitiannya dengan menggunakan teknik ini. Perhitungan data dengan
distribusi frekuensi in dapat dilakukan dengan menghitung frekuensi data tersebut kemudian
dipersentasekan.

TENDENSI SENTRAL
Data yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, mampu menampilkan suatu deskripsi
mum tentang data dengan menghadirkan seluruh satuan yang ada. Akan tetapi untuk
menunjukkan ciri tertentu yang merupakan kekhasan dari data tersebut, distribusi frekuensi
bukan cara yang dapat diharapkan. Untuk mendapatkan ciri khas tertentu dalam bentuk
sebuah nilai bilangan yang merupakan ciri khas dari bilangan tersebut, peneliti dapat
menggunakan teknik kecenderungan memusat (tendensi sentral). Ada tiga ukuran tendensi
sentral yang biasanya dipakai dalam penelitian-penelitian sosial yaitu rata-rata, median, dan
modus.

DISTRIBUSI KUARTIL, DESIL DAN PERSENTIL

KUARTIL
Kuartil antara lain teknik distribusi data yang dianggap representatif dan sering digunakan
dalam analisis penelitian sosial. Kuartil dilambangkan dengan K1, K2, K3, yaitu titik yang
membagi keseluruhan data menjadi empat bagian yang sama besarnya.

DESIL DAN PERSENTIL


Desil memiliki persamaan dengan median dan kuartil, sebagaimana sudah kita jelaskan di
atas. Namun apabila median mendistribusi frekuensi menjadi dua, sedangkan kuartil menjadi
empat, maka desil membagi sepuluh.
RATA-RATA DEVIASI
Rata-rata Deviasi adalah alat statistik yang digunakan untuk menganalisis variabilitas suatu
gejala dengan menghitung rata-rata dari deviasi yang terjadi dalam suatu distribusi dengan
mengambil nilai-nilai yang positif.

STANDAR DEVIASI DAN RATA-RATA DEVIASI


Standar deviasi adalah alat statistik yang digunakan untuk mendeskripsikan variabelitas
dalam suatu distribusi maupun variabilitas beberapa distribusi.

TEKNIK STATISTIK INFERENSIAL

TEORI PROBABILITAS
Tori probabilitas berangkat dari asumsi adanya kesamaan keberaturan pada ilmu-ilmu alam
yang juga terdapat dalam ilmu-ilmu sosial. Dalam suatu gejala sosial terdapatkemungkinan
kejadian yang sama apabila kejadian tersebut diulangi dalam intensitas yang sama pula.

TARAF SIGNIFIKAN DAN TARAF KEPERCAYAAN (SIGNIFICANCE AND


CONFIDENCE LEVEL)
Taraf signifikan atau significance level adalah kesediaan dan keberanian peneliti untuk secara
maksimal mengambil risiko kesalahan dalam menguji hipotesis. Peneliti berkesimpulan
menolak hipotesis, padahal sesungguhnya hipotesis itu benar, sehingga kesimpulan tersebut
adalah kesimpulan yang ditolak.

NILAI KOEFISIEN KORELASI (COEFFICIENT OF CORRELATION)


Istilah koefisien korelasi dikenal sebagai nilai hubungan atau korelasi antara dua atau lebih
variabel yang diteliti. Nilai koefisien korelasi sebagaimana juga taraf signifikansi digunakan
sebagai pedoman untuk menentukan suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak dalam suatu
penelitian.

PENGGUNAAN RUMUS-RUMUS STATISTIK INFERENSIAL DALAM


PENGUJIAN HIPOTESIS
Seperti yang pernah disampaikan sebelumnya bahwa hipotesis terdiri dart: (1) Hipotesis
perbedaan yaitu terdiri dari hipotesis perbedaan sifat dan kemampuan serta hipotesis
perbedaan jumlah atau frekuensi. (2) Hipotesis hubungan, (3) Hipotesis korelast.

BAB XIII
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Pembahasan hasil penelitian dimaksud agar peneliti mengkonstruksi sebuah pengetahuan


melalui cara-cara berpikir deduktif-induktif dan induktif-deduktif. Cara seperti in lebih tepat
disebut melakukan analisis dialektika dengan dasar metode penjelasan reflectif thinking.
Materi-materi penting dalam pembahasan dan diskusi hasil penelitian adalah (1) temuan hasil
penelitian, (2) teori yang digunakan dalam penelitian, (3) hasil penelitian orang lain, (4)
gagasan-gagasan orang lain yang diketahui, (5) pendapat-pendapat pribadi peneliti, (6)
bahan-bahan sekunder lainnya. Derrida ketika membahas kata geist (spirit) menghabiskan
300 halaman lebih, sehingga tak masuk akal apabila peneliti pada suatu penelitian hanya
membuat tiga halaman untuk bagian pembahasan, padahal ia tahu lebih banyak sedangkan
terlalu sedikit yang ia tulis. Bisa hal tersebut terjadi karena, (1) peneliti tidak benar benar
paham bahwa pembahasan adalah bagian penting dari suatu penelitian, (2) peneliti enggan
membuat kesimpulan-kesimpulan yang berani dan spektakuler, (3) peneliti tidak terbiasa
membuat sebuah tulisan yang dapat mengkonstruksi sebuah pengetahuan baru atau bahkan
mengkritik pengetahuan yang sudah ada, (4) peneliti kurang memiliki materi yang diperlukan
dalam pembahasan.

BAB XIV
LAPORAN PENELITIAN DAN PENULISAN KARYA ILMIAH

POKOK-POKOK PENTING LAPORAN PENELITIAN


Langkah paling akhir dari penelitian kuantitatif adalah membuat laporan penelitian. Laporan
penelitian adalah suatu proses panjang atau pendek dari suatu penelitian atau tahapan
penelitian tertentu yang merupakan deskripsi sementara ataupun terakhir yang disusun secara
sistematis, objektif, ilmiah, dan dilaksanakan tepat pada waktunya. Laporan penelitian
menjadi semakin penting karena "'benda" ini akan menjadi peninggalan tertulis dari suatu
penelitian yang telah dilaksanakan. Sering kali peneliti melupakan betapa pentingnya tahapan
terakhir ini, karena disengaja ataupun tidak memahami konsep dan makna dari laporan itu
sendiri, tentu dengan maksud-maksud tertentu pula.

KEPADA SIAPA LAPORAN PENELITIAN DISAMPAIKAN


Sebagai sesuatu yang bernilai ilmiah, maka laporan penelitian juga tidak mustahil dibaca oleh
pihak lain yang membutuhkan laporan penelitian tersebut untuk kepentingan penelitian yang
hampir sama, pelaksanaan suatu program, membuat laporan, penulisan karya ilmiah dan
sebagainya. Menurut Carol H. Weiss, ada beberapa kemungkinan calon pemakai laporan
penelitian, seperti:
a. Organisasi pemberi dana (pemerintah, swasta, dan lain-lain).
b. Lembaga Nasional (pemerintah maupun swasta).
c. Lembaga lokal.
d. Direktur Proyek Khusus.
e. Staf pelaksana.
f. Pelanggan/klien suatu program.
g. Para ahli dalam suatu disiplin ilmu atau profesi.'
h. Konsultan.
i. Politikus.
j. LSM/LPSM.
k. Pendidik.
l. dan sebagainya.

ISI DAN BENTUK PENULISAN LAPORAN ILMIAH


Salah satu bentuk dan isi laporan penulisan laporan ilmiah kualitatif, misalnya, telah
dicontohkan oleh Body dan Westfall sebagai berikut :
a. Halaman judul.
Halaman ini menunjukkan subjek, waktu, untuk siapa laporan ilmiah harus disampaikan dan
siapa pembuat laporan ilmiah.
b. Daftar isi.
Daftar isi ini diperlukan untuk menjelaskan berbagai bagian dari suatu laporan ilmiah yang
panjang. Selain daftar isi juga daftar grafik dan tabel.
c. Kata pengantar (introduction).
Pada bagian ini dicantumkan latar belakang masalah, penting, dan luasnya masalah.
d. Perumusan masalah (statement of objectives).
Disebutkan dalam bagian in keseluruhan dan luas masalah yang dicakup dalam penulisan
ilmiah dan perlu juga dikemukakan persoalan secara menyeluruh yang ada hubungannya
dengan permasalahan yang lebih luas.
e. Metodologi (methodology).
f. Batasan-batasan (limitations).
Dicatat dalam bagian in mengenai batasan waktu, biaya, keadaan populasi, jumlah sampel,
responden dan sebagainya.
g. Hasil-hasil (Findings).
Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan berpikir ilmiah hendaklah ditulis pada bagian ini
dalam bentuk grafik, tabel, dan sebagainya.
h. Kesimpulan dan rekomendasi (Conclusions and Recommendations).
Kesimpulan berpikir ilmiah ditulis di sini serta rekomendasi dibuat dengan benar-benar
menguasai masalah yang dihadapi sebelum dimasukkan ke dalam bagian ini.
i. Apendiks (Appendix).
Digunakan untuk menemparkan bahan-bahan laporan yang kurang tepat kalau dimasukkan
pada bagian laporan lainnya seperti tabel-tabel yang terlalu terperinci, daftar pertanyaan, dan
sebagainya.

KELEMAHAN DALAM MEMBUAT LAPORAN ILMIAH


Beberapa kelemahan dalam membuat penulisan laporan ilmiah seperti yang dikemukakan
oleh John W. Best sebagai berikut:
a. Rumusan masalah laporan ilmiah dikemukakan secara amat luas.
b. Ada kecenderungan penulis menggunakan sumber-sumber data sekunder.
c. Penulis sering terpancing pada umber informasi yang tidak akurat.
d. Penulis menggunakan analisis yang tidak logis.
e. Pengungkapan kecenderungan atau pendapat pribadi.
f. Gaya penulisan laporan yang tidak bagus; tumpul dan polos.
g. Penggunaan tata aturan penulisan yang salah atau tidak konsisten.

HAL-HAL PENTING DALAM PEMBUATAN LAPORAN

ASPEK MANUSIA DALAM PEMBUATAN LAPORAN


Sayangnya analisis kuantitatif hanya dapat menganalisis hipotesis-hipotesis secara baik
apabila fakta dan data yang melandasi induksi itu sungguh-sungguh benar, tepat, dan teliti.
Hal ini hanya pada masyarakat yang telah maju, sedangkan pada masyarakat yang belum
maju seperti Indonesia, banyak orang belum dapat mencatat tepat penghasilan dan
pengeluaran mereka tiap hari, sedangkan sistem sensus yang ada mash dalam taraf
perkembangan. Oleh karena itu, seorang peneliti masyarakat mengalami kesulitan dalam
mengumpulkan data dan fakta yang benar, tepat, dan teliti. Oleh karena itu, pada kasus
penelitian semacam ini seorang peneliti sangat membutuhkan bantuan dari data kualitatif
yang diperoleh orang peneliti dari wawancara intensif maupun observasi partisipasi.

MENYIAPKAN LAPORAN YANG BAIK


Peneliti harus menyiapkan catatan-catatan lapangan; pencatatan terhadap sumber-sumber
informasi; serta menyiapkan catatan-catatan tersebut secara baik dan kronologis.

LAPORAN PENELITIAN MAHASISWA


Kecenderungan yang muncul dibanyak mahasiswa Indonesia bahwa membuat laporan
penelitian (skripsi dan tesis, kecuali disertasi) tapa melalui penelitian-penelitian yang
sistematis. Hal ini terjadi karena: (1) mahasiswa tidak atau kurang memahami metodologi
penelitian, (2) mahasiswa kurang meminati ilmu pengetahuan sebagaimana persyaratan orang
berkecimpung dalam dunia intelektual.

Anda mungkin juga menyukai